Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 1 Perancangan Jaringan LTE (Long Term Evolution) Indoor di Gedung C Fakultas Teknik
Universitas Riau
Triyanti*, Febrizal**
*Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Email: andikatanjung7@gmail.com
ABSTRACT
This paper purposes LTE (Long Term Evolution) network design using indoor system in the area of Gedung C faculty of engineering, Universitas Riau. The design was involved several stages namely data analysis based on link budget and COST 231 Multiwall, network planning based on coverage (coverage planning), network planning base on capacity (capacity planning) and the final stage of desain to do simulation using the software RPS 5.4 (Radio Propagation Simulator). This simulation using two scenarios, the first using calculation coverage planning obtained 9 antenna and second scenario using calculation of capacity planning obtained 6 antenna. Base on simulation, the best scenario is capacity planning with obtained parameters of the Receive Signal Level (RSL) at -63.65 dBm, while the value of Signal Interface Ratio (SIR) obtained is 21.02 dB.
Keywords : LTE, Coverage, Capacity, Link Budget, RSL, SIR and COST 231 Multiwall
I. Pendahuluan
Jaringan seluler LTE (Long Term Evolution) merupakan jaringan yang mendukung kecepatan hingga 100 Mbps,dengan tujuan agar mampu menikmati layanan komunikasi yang cepat dan handal untuk dapat diakses dimanapun dan kapanpun.
Satu tempat yang potensial dalam penerapan jaringan LTE adalah Gedung C Fakultas Teknik, gedung ini merupakan gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar dengan banyak pengguna setiap hari digedung tersebut. Kondisi ini tidak mencukupi kebutuhan komunikasi jaringan di Gedung C.
Dalam permasalahan ini perlu dilakukan perancangan jaringan indoor digedung C agar mendapatkan jaringan yang lebih baik dan sesuai kebutuhan sehingga dapat menjadi acuan pada Gedung C jika akan dilakukan perancangan jaringan LTE indoor.
II. Dasar Teori
A. Teknologi Long Term Evolution (LTE) LTE merupakan suatu perkembangan dari jaringan sebelumnya yaitu dimulai dari teknologi GSM/EDGE, WCDMA dan HSDPA. Evolusi untuk LTE pertama adalah release 8 dengan technical standard seri 36.
Gambar 1. Evolusi 3GPP
B. Coverage dan Capacity Planning
Coverage planning untuk menentukan
jumlah antena terlebih dahulu menghitung
radius sel dengan perhitungan link budget dan
propagasi model propagasi COST 231
multiwall. Untuk menentukan luas area yang
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 2 tercakup femtocell dengan luas area cakupan
antena omnidirectional adalah 2,6 dB yaitu dengan rumus di bawah ini.
𝐿 = 2,6 𝑑
2Dari luas area untuk menentukan jumlah site antena menggunakan persamaan dibawah ini.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝐴𝑃 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙
Tujuan perhitungan capacity dilakukan untuk menentukan jumlah user yang dapat di cakup dalam satu sel dengan persamaan di bawah ini.
𝑃
𝑛= 𝑃
0(1 + 𝐺𝐹)
𝑛C. Perancangan jaringan Indoor
Suatu perancangan sistem dengan perangkat transceiver (pemancar dan penerima) yang dipasang di dalam gedung untuk melayani kebutuhan telekomunikasi di dalam gedung. Jaringan LTE indoor menggunakan konsep dasar antena/ access point femtocell. Femtocell menggunakan level daya rendah berfungsi untuk memperluas cakupan dan meningkatkan kapasitas.
D. Radio Link Budget
Perhitungan link budget untuk jaringan LTE indoor yang harus diperhatikan adalah :
1. Free space loss
L
P (FSL)= 32,45 + 20 log f
( MHZ)+ 20 log d
(KM)
2. EIRP
EIRP = P
tx+ G
tx- L
tx3. Receive Signal Level (RSL)
RSL = EIRP – L
Propagasi+ G
Rx- L
RxE. Model propagasi indoor
Jaringan indoor mempunyai beberapa model propagasi seperti one slope model, keenan motley dan COST 231 Multiwall.
Penelitian ini menggunakan model propagasi
COST 231 Multiwall, karena pada model propagasi ini seluruh dinding pada bidang transmitter dan receiver dipertimbangkan sedangkan untuk setiap properties materialnya juga diperhitungkan.
Persamaan model COST 231 multiwall :
LT = LFSL + LC + ∑𝑚𝑖=1𝑛𝑤𝑖 . 𝐿𝑤𝑖 + 𝑛𝑓[
𝑛𝑓+2 𝑛𝑓+1−𝑏]
𝐿𝑓 Keterangan :
LFSL : loss free space LC : constant loss Lwi : wall type loss (18 dB) Lw1 : L light wall
Lw2 : L heavy wall Lf : loss per floor
b : empirical parameter (0,46) M : number of wall type (18 dB)
Nf : number of floors crossed by the
path
F. Software Radiowave Propagation Simulator (RPS 5.4)
RPS merupakan program aplikasi desktop yang berfungsi untuk analisa propagasi gelombang radio yang mendukung perancangan indoor.
G. Alokasi Physicall Cell Indentity (PCI) PCI merupakan parameter yang digunakan untuk memberikan identitas tiap transmitter untuk mengirimkan informasi ke setiap pengguna sel tertentu, sehingga pengguna di sel lain tidak menganggu di sel tersebut yang memudahkan pengidentifikasian handover.
III. Metode Penelitian
A. Profil Gedung C Fakultas Teknik Tabel 1. Spesifikasi Gedung C
Gedung Luas Gedung (m2)
Tinggi gedung (m2)
Lantai 1 3157 5.1
Lantai 2 3157 5.1
Lantai 3 3157 5.1
Gedung C Fakultas Teknik mempunyai 3
lantai dengan luas setiap lantai sama dan tinggi
rata-rata adalah 5 m.
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 3 B. Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
C. Pengukuran di lapangan (walktest) Software dalam perancangan ini adalah G-nettrack lite dengan provider Telkomsel.
D. Perhitungan link budget
1. Free space loss
L
P (FSL)= 32,45 + 20 log (1800) + 20 log d
L
P (FSL)= 97,65 + 20 log d 2. EIRP
EIRP = P
tx+ G
tx- L
txEIRP = 23 + 0 – 3 EIRP = 20 3. RSL
RSL = EIRP – L
Propagasi+ G
Rx- L
RxRSL = -79.65 dBm
E. Perencanaan berdasarkan coverage Tabel 2. Indoor Loss Gedung C Perlantai
Jenis hambatan dB Jumlah Total (dB)
1 Kaca (glass) 0,8 20 16
2 Beton (Concrete) 3,4 11 37,4
3 Pintu Kayu (wood door)
4 12 48
Total Loss 101,4
Berdasarkan model propagasi COST 231 multiwall dengan mengabungkan free space loss dan rumus redaman indoor, maka indoor loss perlantainya adalah 101,4 dB di hitung :
LT multiwall model = LFSL + LC + ∑𝑚𝑖=1𝑛𝑤𝑖 . 𝐿𝑤𝑖 + 𝑛𝑓[
𝑛𝑓+2 𝑛𝑓+1−𝑏]
𝐿𝑓
−34,25 = 20 log 𝑑 𝑑 = 19,39 𝑚
Didapat radius antena indoor sebesar 19.39 m, maka luas cell antena omnidirectional adalah :
𝐿 = 2,6 𝑑
2𝐿 = 2,6 (19,39)
2𝐿 = 977,527 𝑚
2F. Perencanaan berdasarkan capacity Sel capacity diperkirakan untuk jumlah user pada tahun ke-5 dari perancangan, faktor pertumbuhan 24% dan di asumsikan pengguna perhari sekitar 60% dari jumlah user.
Perhitungan jumlah user pada tahun ke-5 adalah :
𝑃
𝑛= 𝑃
0(1 + 𝐺𝐹)
𝑛= 2017 (1 + 24%)
5= 5913
Total target user = 𝑃
𝑛× 𝐴 × 𝐵
= 5913 × 0,33 × 0,6 = 1171 Asumsi 40% dari total target user melakukan komunikasi yaitu
1171 × 40% = 468
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 4 IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil pengukuran di lapangan (walktest) Tabel 3. Hasil Walktest Pada Gedung C
No Lokasi RSCP
(dBm)
Throughput (Kbps)
1 Lantai 1 -87.00 143.13
2 Lantai 2 -85.25 235.77
3 Lantai 3 -93.04 216.89
Rata-rata -88.43 198.59
Hasil pengukuran walktest disesuaikan dengan standar RSCP 3GPP (≥-80) maka hasil tersebut belum memenuhi standar jadi perlu dilakukan perancangan.
B. Hasil Perhitungan
Jumlah perhitungan antena di dapat pada perhitungan coverage adalah :
a. Lantai 1 = 3 antena b. Lantai 2 = 3 antena c. Lantai 3 = 3 antena
Jumlah perhitungan antena di dapat pada perhitungan capacity adalah :
a. Lantai 1 = 2 antena b. Lantai 2 = 2 antena c. Lantai 3 = 2 antena
C. Analisis Simulasi Pada Radiowave Propagation Simulator
1. Skenario 1
Menggunakan 3 antena untuk setiap lantai dengan jumlah keseluruhan 9 antena yang ditempatkan dalam posisi segitiga dengan melekat pada dinding yang di pasang pada setiap lorong.
Gambar 3. Histogram Coverage Skenario 1
Pada grafik diatas menunjukkan hasil relative frequency terhadap beberapa
kemunculan berdasarkan cakupan coverage.
Gambar di atas dapat diartikan bahwa pengguna yang menerima level daya sinyal - 6.21 dB sebanyak 39 % dari total seluruhnya 100%.
Gambar 4. Histogram SIR Skenario 1
Gambar diatas menunjukkan hasil relative frequensi terhadap nilai signal to interference ratio, yang dapat diartikan bahwa sebanyak 38% user mendapat SIR sebesar 6.12 dB yang dalam kondisi normal.
2. Skenario 2
Skenario 2 menggunakan hasil perhitungan capacity dan jumlah 2 antena untuk perlantainya dimana peletakan antena sejajar dan melekat pada dinding.
Gambar 5. Histogram Coverage skenario 2
Gambar hasil histogram berdasarkan
coverage menunjukkan bahwa mean aalah -
10.17 dB dengan relatif frekuensi 0.43, dengan
demikian dapat diartikan bahwa sebanyak
43% user mendapatkan level daya sinyal -
10.17 dBm.
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 5 Gambar 6. Histogram SIR Skenario 2
Skenario 2 menampilkan hasil SIR, dimana sebanyak 43% user mendapatkan SIR sebesar 7.01 dB.
D. Hasil Akhir Simulasi
Tabel 4. Hasil Akhir Simulasi
Berdasarkan hasil RSL dan SIR pada tabel diatas maka nilai skenario 2 dari hasil perhitungan capacity merupakan nilai yang
paling baik dan yang cocok digunakan untuk perancangan indoor di Gedung C.
E. Alokasi PCI
Tabel 5. Alokasi PCI
Nomor Antena/FAP
Nomor PCI
Lantai 1 1 462
2 465
Lantai 2 3 468
4 471
Lantai 3 5 474
6 477