BAB III
PELAKSANAAN KERJA MAGANG 1.1 Kedudukan dan Koordinasi
Pelaksanaan kerja magang dilakukan di PT Tiga Elora Nusantara (Fabelio) yang berlokasi di Jl. Barito II No.56, Jakarta. Pada kesempatan pelaksanaan kerja magang penulis di tempatkan di divisi Finance pada bagian Account Payable di bawah bimbingan Bapak Chuan Yang Lim selaku president of finance dan Ibu Erla selaku Account Payable Supervisor. Selama praktik kerja magang, tugas diberikan oleh Ibu Anisa Mulyasari yang diawasi oleh Bapak Sonny sebagai Head of Account Payable, Wahyu Saputro sebagai Finance Manager, dan Bapak Eka Prasetyo sebagai Vice President of Finance.
Berikut terdapat gambaran jelas mengenai kedudukan Finance Division PT Tiga Elora Nusantara (Fabelio) :
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Berikut merupakan rincian pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa posisi pada divisi Finance di PT Tiga Elora Nusantara (Fabelio).
1. President of Finance
Pada posisi ini ditempati oleh Bapak Chuan Yang Lim, dimana bertugas untuk melakukan pengawasan dan memastikan divisi Finance berjalan dengan baik dan menjaga keuangan perusahaan. Selain itu beliau juga bertanggung jawab terhadap aktivitas pendanaan (funding) untuk pengembangan bisnis PT Tiga Elora Nusantara (Fabelio) dan juga mengelola risiko keuangan perusahaan.
Kemudian beliau juga turut serta dalam perencanaan strategi bersama Chief Executive Officer (CFO) dalam pengembangan bisnis PT Tiga Elora Nusantara.
2. Vice President of Finance
Pada posisi ini ditempati oleh Bapak Eka Prasetyo yang bertugas untuk menyalurkan koordinasi President of Finance kepada Finance Manager.
Selain itu beliau juga berperan sebagai support untuk President of Finance, maka dari itu tugas dari Vice President of Finance menyerupai tugas dari President of Finance. Kemudian dari pada itu, beliau juga bertanggung jawab terhadap pelaporan pajak perusahaan.
3. Finance Manager
Pada posisi ini ditempati oleh Bapak Wahyu Saputro, dimana bertugas untuk membuat forecast keuangan perusahaan, melakukan pengawasan Account Receivable tim dan Account Payable tim, melakukan persetujuan payment perusahaan, dan membuat laporan keuangan perusahaan.
4. Account Receivable
Pada posisi ini ditempati oleh Bapak Octavianus Kent sebagai Head of Account Receivable dan Maya Nurhikmah sebagai Account Receivable Staff.
Bertugas untuk melakukan penagihan setiap showroom, penagihan konsumen yang membeli produk di Fabelio, pembukuan, dan bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan uang masuk ke perusahaan.
5. Account Payable
Pada posisi ini ditempati oleh Bapak Sonny sebagai Head of Account Payable, Ibu Erla sebagai Account Payable Supervisor, Ibu Anisa sebagai Account Payable Staff, dan penulis sebagai Account Payable Internship. Bertugas untuk melakukan pembayaran kepada supplier, melakukan pembukuan, dan bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan uang keluar perusahaan.
1.2 Tugas yang dilakukan
Dalam menjalani program kerja magang penulis melakukan berbagai tugas dengan divisi finance maupun dengan divisi yang lain. Tugas tersebut antara lain :
Tabel 3.1
Tabel Jenis Pekerjaan Magang
No Jenis Pekerjaan Divisi Koordinator
1 Pembuatan cashbook Finance Anisa (A/P Staff) 2 Posting transaksi seluruh
pengeluaran perusahaan dari cashbook ke dalam Oracle Netsuite
Finance Anisa (A/P Staff), dan Wahyu (Finance Manager) 3 Membuat surat pembayaran (cek
atau giro) ke supplier atau pembayaran biaya
reimbursement
Finance Erla (A/P
Supervisor), dan Wahyu (Finance Manager) 4 Update stock di Oracle Netsuite Finance, dan
supply team
Anisa (A/P Staff)
5 Merapikan file-file yang berhubungan dengan pembayaran perusahaan
Finance Anisa (A/P Staff)
6 Melakukan penyocokkan antara data pengeluaran pada balance sheet Oracle Netsuite dengan rekening koran (dana keluar)
Finance Anisa (A/P Staff), dan Wahyu (Finance Manager) 7 Melakukan pembayaran pajak
melalui e-Billing pajak
Finance Eka (VP
Finance)
3.2.1 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang
a. Pembuatan Cashbook
Penulis dipercaya oleh perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap cashbook pengeluaran perusahaan yang berupa spreadsheet. Cashbook tersebut berfungsi sebagai catatan seluruh pengeluaran kas dari seluruh divisi yang ada di perusahaan seperti payment supplier, reimbursement, salary expense, rent expense, bank transfer, dan pengeluaran yang lainnya. Terdapat proses dalam pembuatan cashbook pengeluaran, antara lain :
1. Mempersiapkan template dari cashbook, terdiri dari beberapa kolom yang berisikan :
• References, berisi referensi transaksi pengeluaran yang terdiri dari penjelasan transaksi, bulan dan tahun transaksi, dan urutan transaksi. Berikut contoh, “EXP/KRI/JUNE/2019/002”.
• Date, berisi penjelasan mengenai tanggal terjadinya transaksi.
Berikut contoh, “3-Jun-2019”.
• Name, berisi mengenai nama perusahaan atau vendor terkait suatu transaksi. Berikut contoh, “PT Mitra Usaha Indonesia”.
• Description, berisi mengenai deskripsi secara jelas dan singkat suatu transaksi. Berikut contoh, “Payment supplier TAP – due may 29 20%”.
• Detail transaction, berisi mengenai detail transaksi. Berikut contoh, “Fullpayment PO-KRW-1745”.
• Netsuite account, berisi mengenai nama akun pada Oracle Netsuite. Berikut contoh, “Inventory-Furniture”.
• Vat in, berisi mengenai detail besaran pajak yang ditanggung.
Berikut contoh, “PPN_ID:Z-ID” untuk zero tax.
• Account number, beriisi mengenai nomor akun yang terikat dengan Netsuite account. Berikut contoh, “116001” untuk inventory-furniture.
• Team tracking, berisi mengenai team mana yang terlibat dalam suatu transaksi. Berikut contoh, “HR, Finance, and GA”,
“Operation”, “Supply”, dan lainnya.
• Location, berisi mengenai penjelasan lokasi transaksi. Berikut contoh, “Head Office”, “Warehouse”, dan “Showroom”.
• Amount, berisi mengenai jumlah transaksi pengeluaran dan detail bank.
• Netsuite import, berisi mengenai penggolongan transaksi di dalam Oracle Nestuite saat penginputan. Berikut contoh,
a) Non Inventory Bill, merupakan transaksi yang jenis produk yang jumlahnya tidak di lacak, dan untuk penggunaan perusahaan atau produk khusus yang dibeli untuk sebuah proyek.
b) Inventory Bill, merupakan persediaan barang atau kegiatan yang menyediakan stok bahan baku sebagai kelancaran proses pemenuhan pelanggan.
c) Write Check, merupakan transaksi yang berhubungan dengan biaya bank.
d) Transfer Funds, merupakan transaksi transfer atau pemindahan dana dari satu tempat ke tempat lainnya.
e) Journal Entry, merupakan transaksi yang sulit untuk digolongkan sehingga perlu adanya jurnal pada transaksi tersebut.
f) Employee Expense, merupakan transaksi pengeluaran setiap karyawan.
2. Mengisi setiap detail kolom sesuai dengan bukti transaksi pengeluaran yang ada.
3. Mencocokkan angka cashbook yang telah dibuat dengan rekening koran (dana keluar) pada setiap bank.
4. Melakukan approval cashbook kepada Finance Manager untuk didistribusikan dan dilakukan penginputan ke dalam Oracle Netsuite.
b. Posting transaksi pengeluaran ke dalam sistem Oracle Netsuite
Dalam melakukan posting transaksi dari cashbook ke dalam sistem Oracle Netsuite memilki langkah yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing jenis transaksi. Berikut langkah penginputan ke dalam sistem Oracle Netsuite untuk masing-masing transaksi yang telah di buat di cashbook, antara lain :
• Payable Expense Non Inventory Bill
Payable Expense Non Inventory Bill, merupakan bagian dari non-trade payable perusahaan yang dimana merupakan utang atau biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan utama bisnis perusahaan (inventory), namun non-trade payable ini dapat berupa fixed asset perusahaan seperti equipment perusahaan dan juga dapat berupa beban perusahaan. Berikut terdapat cara dalam mencatatkan Payable Expense Non Inventory Bill :
1. Login ke Oracle Netsuite
2. Pilih transactions “Payable”, kemudian pilih “Enter Bills”
3. Kemudian akan muncul tampilan “Bill” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.2 Bill Payable Expense Non Inventory Bill
4. Untuk section “Primary Information” pada kolom reference no, isi dengan references yang ada di cashbook seperti contoh
“EXP/KRI/2019/FEB/150”. Pada kolom vendor, pilih vendor sesuai dengan nama vendor yang ada di cashbook pada kolom name seperti contoh “000183 PT SWAPRO INTERNATIONAL”. Pada kolom account , isi dengan “Account Payable Non Trade Payable”. Pada kolom date, isi dengan date yang ada pada cashbook seperti contoh
“2019-2-15”. Kemudian pada kolom memo, isi dengan detail transactions yang ada di cashbook seperti contoh “Payment Salary Driver”.
5. Untuk section “Classification” pada kolom department isi dengan team tracking yang ada di cashbook seperti contoh “Operation”. Pada
PT Tiga Elora Nusantara. Kemudian pada kolom location, isi dengan location yang ada di cashbook seperti contoh “10.Karawaci Warehouse”.
6. Untuk section “Expense and Items” isi dengan account number, amount, vat in/tax code, dan description yang ada di cashbook maka akan tertera total expense yang akan berdampak pada Account Payable (Liabilities) dan Net Income (Equity) di Balance Sheet perusahaan.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.3 Balance Sheet Sebelum Dilakukan Non Inventory Bill Pada awalnya Account Payable Non Trade perusahaan memiliki nominal saldo Rp 13,081,551,204.40 setelah dilakukannya proses Bill (Non Trade Inventory Bill) berupa “Payment Salary Driver” sebesar Rp 26,783,814 yang dibayarkan secara kredit/utang maka akan menyebabkan bertambahnya nominal saldo pada Account Payable Non Trade menjadi Rp 13,108,335,018.40. Karena payment salary driver merupakan expense perusahaan yang dimana bukan merupakan aset bagi perusahaan maka akun tersebut akan menambah expense perusahaan pada income statement yang berdampak pada net income perusahaan yang dimana akan mempengaruhi akun pada
driver yang merupakan beban bagi perusahaan akan mengurangi net income di Balance Sheet perusahaan yang pada awalnya memiliki nominal saldo -Rp 7,296,927,652 menjadi -Rp 7,323,711,466 dikarenakan penambahan beban payment salary driver sebesar Rp 26,783,814.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.4 Balance Sheet Setelah Dilakukan Non Inventory Bill Gambar 3.4 menjelaskan bahwa terdapat penambahan nominal saldo pada Account Payable Non Trade (Liabilities) yang semula sebesar Rp 13,081,551,204.40 menjadi Rp 13,108,335,018.40, dan penambahan beban pada Net Income (Equity) yang semula sebesar -Rp 7,296,927,652 menjadi -Rp 7,323,711,466. Hal ini dikarenakan adanya proses Bill (Non Trade Inventory Bill) berupa “Payment Salary Driver” sebesar Rp 26,783,814 yang dibayarkan secara kredit/utang. Kemudian setelah dilakukannya proses Bill pada transaksi terkait contoh, terdapat beberapa langkah selanjutnya untuk dilakukannya penyimpanan transaksi tersebut dan dilakukannya pembayaran pada transaksi sesuai dengan nominal transaksi yang telah dibuat. Berikut terdapat beberapa lanjutan langkah-langkah yang harus diselesaikan :
7. Setelah seluruh section sudah dilengkapi, kemudian klik “Save” dan klik “Make payment”.
8. Akan muncul tampilan “Bill Payment” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.5 Bill Payment Payable Expense Non Inventory Bill
9. Untuk section “Primary Information” pada kolom account isi dengan nama Bank yang digunakan untuk membayar pengeluaran seperti contoh menggunakan salah satu bank perusahaan dengan nomor rekening “5242889797”. Pada kolom payee, isi dengan name yang ada di cashbook seperti contoh “000183 PT SWAPRO INTERNATIONAL”. Pada kolom check, isi dengan nomor referensi yang merupakan nomor urutan transaksi sesuai dengean cashbook seperti pada contoh yaitu “150”. Kemudian tidak lupa untuk melakukan pengisian pada tanggal transaksi dan memo transaksi.
10. Untuk section “Classification” sama seperti langkah sebelumnya pada saat melakukan “Bill” yaitu dengan memasukkan department, class, dan location dari transaksi.
11. Untuk section “Apply”, centang transaksi yang sudah di buat sebelumnya pada tampilan “Bill”.
12. Klik “Save”.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.6 Balance Sheet Sebelum Dilakukan Non Inventory Bill Payment
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.7 Balance Sheet Setelah Dilakukan Non Inventory Bill Payment
Ketika dilakukan Bill Payment atau pembayaran (pelunasan) utang pada proses Bill (Non Trade Inventory Bill) berupa “Payment Salary Driver” sebesar Rp 26,783,814 maka akan mempengaruhi nominal saldo Account Payable Non Trade yang semula sebesar Rp 13,108,335,018.4 menjadi Rp 13,081,551,204.40. Namun hal ini juga akan mempengaruhi akun Cash and Cash Equivalent (Current Asset) perusahaan, karena proses payment/pelunasan ini membutuhkan cash perusahaan sehingga akan mengurangi saldo cash perusahaan yang semula memiliki nominal saldo sebesar Rp 4,502,828,987 menjadi Rp 4,476,045,164. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan proses Bill dan Bill Payment (Non Inventory Bill) “Payment Salary Driver” maka akan mempengaruhi Balance Sheet perusahaan yaitu nominal saldo akun Account Payable perusahaan khususnya akun Non Trade Payable (Liabilities) perusahaan, Net Income (Equity) perusahaan, dan Cash (Current Asset) perusahaan. Namun hal ini akan berbeda jika dilakukannya Bill dan Bill Payment pada pembelian Fixed Asset perusahaan seperti equipment, computer, dan yang termasuk di dalam fixed asset perusahaan. Jika terdapat Bill dan Bill Payment pada fixed asset perusahaan maka akan mempengaruhi akun yang tergolong ke dalam Fixed Asset perusahaan, Account Payable perusahaan khususnya akun Non Trade Payable (Liabilities), dan Cash (Current Asset) perusahaan ketika dilakukan pelunasan terhadap pembelian fixed asset.
• Payable Expense Inventory
Expense Inventory Bill termasuk ke dalam trade payable perusahaan yang dimana merupakan utang yang berhubungan dengan kegiatan operasional utama perusahaan. Inventory Bill ini dianggap sebagai asset perusahaan yang tercatat di dalam balance sheet yang menambah nominal current asset berupa inventory. Berikut terdapat cara dalam melakukan pencatatan Payable Expense Inventory :
1. Login ke Oracle Netsuite
2. Melakukan pencarian purchase order pada kolom “Search” dengan memasukkan nomor purchase order yang terdapat di dalam payment request seperti contoh PO-KRW-2643, PO-KRW-2195, dan lain-lain.
3. Kemudian klik “Bill” dan akan muncul tampilan “Bill” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.8 Bill Payable Expense Inventory Bill
4. Untuk section “Primary Information” pada kolom reference no, isi dengan invoice number yang ada di payment request seperti contoh yaitu “INV7879248”. Pada kolom vendor, pilih vendor sesuai dengan nama vendor yang ada di payment request seperti contoh yaitu
“000105 SOVAA”. Pada kolom account , isi dengan account payable trade payable. Pada kolom date, isi dengan date yang ada pada payment request untuk barang terkait seperti contoh yaitu “2019-1- 9”. Kemudian pada kolom memo, isi dengan detail transactions yang ada di payment request yang berupa nomor purchase order seperti contoh yaitu “PO-KRW-2643”.
5. Untuk section “Classification” pada kolom department isi dengan team tracking yang ada di cashbook seperti contoh yaitu deparment supply. Pada kolom class, isi dengan nama cashbook PT Kayu Raya
Indonesia atau PT Tiga Elora Nusantara. Kemudian pada kolom location, isi dengan location yang ada di cashbook seperti contoh yaitu “Head Office”.
6. Untuk section “Items” isi dengan sku code, quantity, inventory detail, rate, amount, dan tax code sesuai dengan payment request.
7. Untuk section “Expense” isi dengan account number, amount, vat in/tax code, dan description yang ada di cashbook. Pada tahap
“Payable Expense Inventory Bill” untuk section expense biasanya digunakan untuk biaya pengiriman atau transportasi.
8. Setelah seluruh section sudah dilengkapi dengan total pengeluaran Rp 16,470,000, kemudian klik “Save”, dan klik “Make payment”.
Ketika Bill Payable Expense Inventory dilakukan memiliki arti bahwa perusahaan melakukan order atau pemesanan kepada supplier terkait dengan barang yang dipesan sesuai dengan barang yang terdaftar pada “PO-KRW-2643”. Dimana pada tahap ini perusahaan telah memiliki utang atau kewajiban kepada supplier untuk membayar barang sesuai dengan pemesanan, dan akan berdampak pada nominal saldo Account Payable Trade Payable. Selain itu juga akan mempengaruhi nominal saldo Inventory perusahaan pada Balance Sheet.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.10 Balance Sheet Setelah Dilakukan Inventory Bill
Pemesanan produk kepada supplier sebesar Rp 16,470,000 yang tergolong ke dalam inventory perusahaan pada bulan Januari 2019 ini akan mempengaruhi nominal saldo akun inventory (Current Asset) perusahaan Rp 12,540,737,799 menjadi Rp 12,557,207,779. Kemudian karena perusahaan melakukan pembayaran secara kredit atau dapat diartikan perusahaan memiliki utang kepada supplier maka akan mempengaruhi akun Account Payable Trade (Liabilities) perusahaan yaitu dengan nominal saldo Rp 19,798,319,645 menjadi Rp 19,814,789,645. Kemudian terdapat langkah selanjutnya untuk dilakukannya pembayaran terhadap Purchase Order yang telah di Bill pada sistem dan telah disimpan, berikut langkah tersebut :
9. Akan muncul tampilan “Bill Payment” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.11 Bill Payment Payable Expense Inventory Bill
10. Untuk section “Primary Information” pada kolom A/P account isi dengan “account payable : trade payable”. Pada kolom account isi dengan nama Bank yang digunakan untuk membayar pengeluaran.
Pada kolom payee, isi dengan name yang ada di cashbook seperti contoh yaitu “000105 SOVAA”. Pada kolom check, isi dengan nomor referensi. Kemudian untuk kolom date dan memo mengikuti tanggal payment pada cashbook seperti contoh yaitu “2019-2-4”.
11. Untuk section “Classification” sama seperti langkah sebelumnya ketika melakukan Bill yaitu memasukkan department, class, dan location.
12. Untuk section “Apply”, centang transaksi Purchase Order yang telah dilakukan pembayaran. Pada tahap ini perusahaan dapat melunasi utang untuk beberapa Purchase Order sekaligus dengan syarat supplier yang sama.
13. Klik “Save”.
Diketahui perusahaan melakukan pelunasan utang pembelian produk yang dipesan terhadap supplier Sovaa sebesar Rp 57,470,000. Hal ini akan mempengaruhi akun Account Payable Trade (Liabilities) dan Cash (Current Asset) pada balance sheet perusahaan pada bulan Februari karena pelunasan terjadi di bulan Februari.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.12 Balance Sheet Sebelum dan Sesudah Dilakukan Inventory Bill Payment
Ketika terjadi Bill Payment atau pelunasan pemesanan produk perusahaan kepada supplier maka hal ini akan menyebabkan berkurangnya Cash And Cash Equivalent (Current Asset) perusahaan dengan nominal saldo awal sebesar Rp 4,476,045,164 menjadi Rp 4,418,575,164 setelah terjadi pelunasan sebesar Rp 57,470,000. Selain itu juga akan menyebabkan berkurangnya utang perusahaan pada Account Payable Trade (Liabilities) karena perusahaan telah melakukan pelunasan terhadap utangnya yaitu dengan nominal saldo awal sebesar Rp 19,622,326,806.60 menjadi Rp 19,564,856,806.60.
• Transfer Funds Bill
1. Login ke Oracle Netsuite
2. Pilih transactions “Bank”, kemudian pilih “Transfer funds”.
3. Kemudian akan muncul tampilan “Transfer” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.13 Transfer
4. Pada kolom transfer, isi dengan references yang ada di cashbook seperti contoh TRF/KRI/2019/FEB/238. Pada kolom from account, isi dengan akun asal dari transfer transaksi terkait, sedangkan pada
kolom to account isi dengan akun tujuan dari transfer transaksi terkait.
Pada kolom date, isi dengan date yang ada di cashbook.
5. Pada kolom amount, isi nominal jumlah transfer transaksi sesuai dengan cashbook seperti contoh Rp 5,000,000. Kemudian untuk memo, department, class, dan location di sesuaikan dengan keterangan yang ada pada cashbook.
6. Klik “Save”.
7. Kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini yang menunjukkan bahwa transaksi sudah selesai,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.14 Transfer Confirmation
• Write Check Bill
1. Login ke Oracle Netsuite
2. Pilih transactions “Bank”, kemudian pilih “Write checks”.
3. Kemudian akan muncul tampilan “Check” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.15 Check
4. Untuk section “Primary Information” pada kolom account, isi dengan kode bank terjadinya suatu transaksi sesuai dengan cashbook. Pada kolom payee, isi dengan nama bank. Pada kolom date, isi dengan date atau tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan cashbook. Kemudian untuk kolom check di isi dengan references yang terdapat di cashbook, dan memo di isi dengan “Bank Fees” beserta nomor transaksi.
5. Untuk section “Classification” pada kolom department isi dengan team tracking yang ada di cashbook. Pada kolom class, isi dengan nama cashbook PT Kayu Raya Indonesia atau PT Tiga Elora Nusantara. Kemudian pada kolom location, isi dengan location yang ada di cashbook.
6. Untuk section “Expense and Items” isi dengan account number, amount, vat in/tax code, dan description yang ada di cashbook.
7. Setelah seluruh section sudah dilengkapi, kemudian klik “Save”
8. Akan muncul tampilan “Check Confirmation” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.16 Check Confirmation
9. Transaksi write check bill berhasil di bill ke dalam Oracle Netsuite.
• Employee Expense Bill 1. Login ke Oracle Netsuite
2. Pilih transactions “Employees”, kemudian pilih “Enter expense report”.
3. Kemudian akan muncul tampilan “Expense Report” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.17 Expense Report
4. Untuk section “Primary Information” pada kolom exp rept, isi dengan references yang ada di cashbook seperti contoh yaitu
“EXP/KRI/2019/FEB/263”. Pada kolom employee, isi dengan nama employee yang bersangkutan dengan transaksi pengeluaran seperti contoh yaitu “E-00217 Sonny A Soebandi”. Pada kolom account, isi dengan account payable non trade payable. Pada kolom purpose, isi dengan detail transaction yang ada di cashbook misal
“Reimbursement Sonny Feb 2019”. Kemudian untuk date, isi dengan date yang ada di cashbook.
5. Untuk section “Classification” pada setiap kolomnya di isi dengan data sesuai dengan cashbook yaitu seperti department, class, dan location.
6. Untuk section “Expenses” di isi dengan date, category (kategori
exchange rate, amount, tax code, dan memo. Seperti contoh expense yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 490,880.
7. Klik “Save” untuk menyimpan transaksi employee expenses.
8. Kemudian klik “Bill Payment”, dan akan muncul tampilan dari “Bill Payment” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.18 Bill Payment Expense Report
9. Melengkapi seluruh section yang ada sesuai dengan cashbook,
kemudian klik “Save” untuk menyelesaikan input employee expense bill.
• Journal Entries
1. Login ke Oracle Netsuite
2. Pilih transactions “Financial”, kemudian pilih “Make Journal”.
3. Kemudian akan muncul tampilan “Journal” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.19 Journal
4. Pada section “Primary Information” mengisi entry no, date, posting period, dan memo.
5. Pada section “Lines” mengisi penjurnalan akuntansi seperti pada umumnya. Seperti pada contoh yaitu Advance And Prepayment : Prepaid Others pada Cash On Bank : BCA Expense sebesar Rp 65,000,000.
6. Klik “Save” dan kemudian klik “Approve”.
• Refund Authorization (Refund produk)
1. Mencari nomor order pada menu “Search” pada Oracle Netsuite 2. Kemudian akan muncul tampilan “Credit Memo” seperti ini,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.20 Credit Memo
3. Untuk section “Primary Information” pada kolom credit, isi dengan nomor credit yang secara otomatis terisi. Pada kolom customer, isi dengan nama customer yang membeli produk yang ingin di lakukan refund. Kemudian untuk kolom memo, di isi dengan nomor order pembelian produk.
4. Untuk section “Sales Information” pada kolom order di isi dengan nomor order pembelian produk.
5. Untuk section “Classification” mengisi kolom department, class, dan location.
6. Untuk section “Items” seluruh data dicocokkan dengan data yang ada di Magento yang merupakan database dari penjualan produk, detail potongan harga (discount), dan data dari konsumen.
7. Kemudian setealah semua data disamakan dengan cashbook dan Magento langkah selanjutnya adalah klik “Save”. Data refund akan secara otomatis tersimpan di dalam sistem Oracle Netsuite.
c. Pembuatan surat pembayaran
Penulis di percaya oleh divisi Finance untuk membantu dalam pembuatan surat pembayaran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Dalam melakukan pembayaran utang kepada supplier, perusahaan menggunakan giro karena untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Giro merupakan suatu alat bayar (surat perintah) dari nasabah untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening nasabah ke rekening yang dituju, dimana giro tidak dapat diuangkan sehingga dengan menggunakan giro pembayaran kepada supplier di rasa cukup aman karena pembayaran kepada supplier memiliki nominal yang besar. Kemudian cek digunakan perusahaan untuk membayar uang reimbursement divisi maupun perorangan yang memiliki nominal yang cukup besar, sedangkan untuk reimbursement dengan nominal yang cukup kecil menggunakan petty cash.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.21 Forecast Payment
Dalam membuat surat pembayaran penulis mengacu kepada forecast payment yang telah dibuat oleh manager. Seperti contoh pada Gambar 2.1 terdapat forecast payment yang harus dibayarkan pada tanggal 7 November
2019 dengan total Rp 481,905,937 yang terdiri dari beberapa payment yaitu seperti payment showroom bandung timur, petty cash, rent booth, dan sebagainya. Selain itu dalam melakukan payment, penulis selalu mengkonfirmasi kepada manager atau supervisor apakah payment menggunakan giro atau cek.
d. Update stock di Oracle Netsuite
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.22 Flow Chart Update Stock in Oracle Netsuite
Pada pekerjaan ini penulis dipercaya untuk melakukan update stock bill yang diperlukannya kerja sama dengan supply team untuk update stock order dan warehouse team untuk update stock received. Dalam workflow pertama team supply melakukan purchase order/request goods kepada supplier,
kemudian setelah itu supplier akan mengirimkan goods ke warehouse untuk diterima oleh warehouse team. Secara bersamaan supply team juga mengirimkan payment request kepada team finance bagian account payable untuk dilakukan pembayaran dengan sistem 80/20 pada hari Selasa dan Jumat oleh Ibu Erla setelah melalui pengecekan oleh Bapak Wahyu selaku Finance Manager dan mendapatkan persetujuan dari Bapak Marshall selaku CEO dan Bapak Chuan selaku Finance President. Kedua, warehouse team melakukan update stock received, supply team melakukan update stock order, dan team finance AP melakukan update stock bill sesuai dengan cashbook. Ketiga, stock yang telah di update akan di simpan data-datanya di dalam Oracle Netsuite.
e. Merapikan file-file yang berhubungan dengan pembayaran perusahaan Pada pekerjaan ini, penulis merapikan file-file yang berupa dokumen- dokumen pembayaran seperti pembayaran reimbursement, purchase request, dan yang lainnya ke dalam bindex untuk di filling. Saat proses filling dokumen-dokumen tersebut diberikan nomor urut sesuai dengan nomor references yang ada pada cashbook, dengan pemberian nomor pada setiap dokumen akan mempermudah melakukan tracking bukti transaksi ketika dibutuhkan.
f. Melakukan penyocokkan antara data pengeluaran pada balance sheet Oracle Netsuite dengan rekening koran (dana keluar)
Penulis diberikan pekerjaan untuk mencocokkan data balance sheet Oracle Netsuite dengan rekening koran pada setiap bank, dimana nominal dan tanggal transaksi yang tercantum pada data di balance sheet Oracle Netsuite harus sama dengan rekening koran. Kemudian di dalam rekening koran juga terdapat pembayaran utang kepada supplier yaitu setiap hari Selasa dan Jumat.
g. Melakukan pembayaran pajak melalui e-Billing pajak
Pada pekerjaan ini, penulis membantu dalam melakukan pembayaran pajak melalui e-Billing pajak yang telah disediakan oleh Direktoran Jendral Pajak (DJP). Dalam melakukan pembayaran pajak tersebut, penulis diberikan
data oleh Bapak Eka sebagai VP Finance yang diperlukan dalam melakukan pembayaran. Berikut contoh tampilan dari e-Billing,
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.23 Tampilan e-Billing Pajak
Dalam melakukan pembayaran pajak melalui e-billing pajak hal yang harus dilakukan adalah dengan mengisi kolom yang terdapat di dalam form e- billing. Berikut contoh pengisian kolom tersebut :
• NPWP : 76.406.266.7-411.000
• Nama : KAYU RAYA INDONESIA
• Alamat : IMAM BONJOL BARU KM 2.58 RT 001 RW 004
• Kota : KOTA TANGERANG
• Jenis Pajak : 411121-PPh Pasal 21
• Jenis Setoran : 100-Masa PPh Pasal 21
• Masa Pajak : Juli s/d Juli
• Tahun Pajak : 2019
• Jumlah Setor : Rp 45.689.565
• Terbilang : Empat Puluh Lima Juta Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus Enam Puluh Lima Rupiah
• Uraian : Pembayaran PPh 21 Masa Juli 2019 oleh PT KAYU RAYA INDONESIA
Setelah kolom form pada e-billing pajak telah di isi dan di konfirmasi, maka akan mendapatkan kode billing sebagai bukti telah melakukan pembayara pajak,
3.3. Kendala yang Ditemukan
Selama pelaksanaan praktik kerja magang ±15 minggu, membutuhkan beberapa penyesuaian serta pembelajaran hal-hal baru. Namun terdapat beberapa kendala atau permasalahan saat pelaksanaan praktik kerja magang, berikut beberapa kendala yang ditemukan :
1. Sistem yang masih baru
Pada saat melakukan praktik kerja magang, sistem yang digunakan yaitu Oracle Netsuite. Penulis diberikan perkenalan job description oleh Ibu Erla selaku Finance Supervisor dan Ibu Anisa selaku mentor tentang sistem Oracle Netsuite. Namun ketika pelaksanaan praktik kerja magang penulis mengalami kebingungan karena sistem Oracle Netsuite masih tergolong baru sekitar satu tahun sehingga membutuhkan improvement dan perbaikan terus menerus. Hal ini menyebabkan penulis sedikit terhambat dalam melakukan billing dan tracking pengeluaran di dalam
sistem Oracle Netsuite dan sistem ini belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP), sehingga penulis harus bertanya kepada rekan-rekan lainnya untuk memastikan pekerjaan dilakukan dengan benar dan tepat.
Kemudian ketika penulis masuk sebagai karyawan magang, masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan dari periode-periode sebelumnya sehingga penulis harus mengejar pekerjaan yang tertinggal tersebut.
2. Purchase order yang tidak sesuai dengan invoice
Pada saat melakukan praktik kerja magang, penulis menemukan kendala yaitu nominal purchase order yang terdapat di Oracle Netsuite tidak sesuai dengan bukti invoice. Hal ini dikarenakan terjadinya kesalahan pencetakan invoice dengan pemberian harga di Oracle Netsuite oleh supply team. Kemudian terdapat beberapa invoice yang tidak memiliki nomor purchase order sehingga menghambat penulis untuk melakukan update stock bill ke dalam Oracle Netsuite dan memerlukan konfirmasi ulang mengenai nomor purchase order oleh supply team. Selain itu masih terdapat kesalahan penginputan item received dengan item bill, dimana item bill lebih banyak daripada item received memiliki arti bahwa barang yang dibayarkan lebih banyak daripada barang yang diterima di warehouse.
3. Kode barang yang tidak sesuai dengan invoice
Pada saat melakukan billing ke dalam sisetem Oracle Netsuite terdapat kode barang atau SKU yang tidak sesuai dengan invoice yang diberikan.
Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam melakukan update stock bill dan menimbulkan risiko kesalahan dalam tracking item untuk warehouse team.
4. Terdapat purchase order yang closed dan rejected
Pada saat melakukan billing ke dalam sistem Oracle Netsuite terdapat purchase order yang closed maupun rejected karena kesalahan dari supply team. Hal ini menghambat dan membingungkan penulis ketika melalkukan billing ke sistem Oracle Netsuite.
5. Tidak adanya akses ke dalam Oracle Netsuite
Pada saat melakukan praktik kerja magang untuk melakukan Login ke dalam sistem Oracle Netsuite diperlukannya ID dan Password, namun penulis dan beberapa rekan team tidak diberikan ID dan Password masing- masing sehingga dalam melakukan billing diperlukan saling meminjam ID dan Password.
1.3.1 Analisis laporan laba rugi perusahaan
Laporan laba rugi merupakan salah satu jenis atau bentuk dari laporan keuangan. Laporan laba rugi menunjukkan perolehan perusahaan atau penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Selama melakukan praktik kerja magang, penulis menemukan bahwa terdapat pembengkakan pada komponen biaya penyusun laporan laba rugi yang mengakibatkan penurunan pertumbuhan Net Profit Margin kuartal tiga 2018-2019.
Tabel 3.2
Tabel Laporan Laba Rugi 2018 - 2019
2018
Q1 Q2 Q3
Sales Rp14,279,616,223 Rp15,858,458,024 Rp21,514,531,897 Purchases Rp12,017,504,175 Rp12,664,513,955 Rp18,852,796,336 Gross Profit Rp2,262,112,048 Rp3,193,944,069 Rp2,661,735,561 Overheads Rp13,949,942,517 Rp22,973,290,490 Rp15,777,936,285 Operating
Profit -Rp11,687,830,469 -Rp19,779,346,421 -Rp13,116,200,724 Other Income Rp23,641,026 Rp126,899,600 Rp2,199,148 Other
Expenses -Rp631,680,863 -Rp705,691,341 -Rp484,135,841 Net
Profit/(Loss) -Rp12,295,870,306 -Rp20,358,138,162 -Rp13,598,137,417 Net Profit
Margin -86% -128% -63%
2019
Q1 Q2 Q3
Sales Rp36,510,311,568 Rp40,763,044,996 Rp58,431,855,939 Purchases Rp31,900,280,343 Rp31,002,844,299 Rp50,490,837,692 Gross Profit Rp4,610,031,225 Rp9,760,200,697 Rp7,941,018,247 Overheads Rp12,877,852,446 Rp14,213,603,962 Rp24,415,050,040 Operating
Profit -Rp8,267,821,221 -Rp4,453,403,265 -Rp16,474,031,793 Other Income Rp6,589,268 Rp3,977,413 Rp37,415,991 Other
Expenses -Rp12,949,250 -Rp473,076,804 -Rp233,100,328 Net
Profit/(Loss) -Rp8,274,181,203 -Rp4,922,502,656 -Rp16,669,716,130 Net Profit
Margin -23% -12% -29%
Growth 2018-2019
Q1 Q2 Q3
Sales 155.68% 157.04% 171.59%
Purchases 165.45% 144.80% 167.82%
Gross Profit 103.79% 205.58% 198.34%
Overheads -7.69% -38.13% 54.74%
Operating Profit 29.26% 77.48% -25.60%
Other Income -72.13% -96.87% 1601.39%
Other Expenses 97.95% 32.96% 51.85%
Net Profit/(Loss) 32.71% 75.82% -22.59%
Net Profit
Margin 74% 91% 55%
(sumber : data diolah, PT Tiga Elora Nusantara)
Tabel di atas menunjukkan analisis komparatif Laporan Laba Rugi perusahaan per kuartal tahun 2018 dan 2019. Sales perusahaan kuartal satu 2019 mengalami peningkatan sebesar 155,68% dibandingkan dengan kuartal satu 2018, hal ini juga diikuti oleh peningkatan yang terjadi pada kuartal dua dan kuartal tiga tahun 2019 jika dibandingkan dengan kuartal dua dan kuartal tiga tahun 2018, peningkatan tersebut sebesar 157,04%
dan 171,59%. Namun hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan Net Profit Margin pada kuartal tiga 2018-2019, Net Profit Margin pada kuartal ini mengalami penurunan yaitu hanya menyentuh angka 55% jika dibandingkan dengan kuartal dua 2018-2019 yang mengalami peningkatan sebesar 91% dan kuartal satu 2018-2019 sebesar 74%.
Penurunan ini disebabkan oleh biaya overheads perusahaan yang terlalu besar yaitu Rp 24.415.050.040 pada kuartal tiga 2019 dibandingkan dengan kuartal tiga 2018 yang hanya mencapai Rp 15.777.936.285 sehingga jika dipresentasekan mengalami peningkatan sebesar 54,74%.
Peningkatan beban overheads pada kuartal tiga 2019 ini disebabkan oleh pengeluaran transpotasi dan entertainment karyawan, renovation cost, dan showroom rental, karena pada kuartal tiga 2019 perusahaan membuka lima showroom baru di Bandung, Gading Serpong, Depok, Bogor, dan
1.3.2 Analisis Account Payable pada Balance Sheet
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.24 Contoh Balance Sheet Perusahaan
Balance sheet atau neraca saldo merupakan jenis laporan keuangan yang menunjukkan kepemilikan perusahaan (asset), utang perusahaan (liabilities), dan modal perusahaan (equity). Account Payable perusahaan PT Tiga Elora Nusantara terbagi menjadi dua yaitu Trade dan Non-Trade. Account Payable Trade merupakan utang perusahaan yang terjadi ketika adanya transaksi Payable Expense Inventory Bill berupa pembelian inventory perusahaan yang tergolong ke dalam current asset. Sedangkan Account Payable Non-Trade merupakan utang perusahaan yang terjadi ketika adanya transaksi Payable Expense Non Inventory Bill berupa pembelian equipment, dan computer perusahaan yang tergolong ke dalam fixed asset perusahaan.
sumber : internal, PT Tiga Elora Nusantara
Gambar 3.25 Contoh Transaksi Non Inventory Bill
Pada gambar di atas terdapat transaksi Payable Expense Non Inventory Bill yang tergolong ke dalam equipment (pembelian laptop) khususnya akun fixed asset pada balance sheet perusahaan. Ketika dilakukan pencatatan/posting transaksi Non Inventory Bill maka akan mempengaruhi saldo Account Payable Non Trade karena perusahaan dalam melakukan pembelian equipment tersebut secara utang. Sedangkan untuk transaksi Payable Expense Inventory Bill akan mempengaruhi Inventory yang tergolong ke dalam current asset yang dibiayai oleh account payable trade pada liabilities perusahaan.
Penulis menemukan kejanggalan di dalam struktur pembayaran fixed asset perusahaan yang berupa equipment maupun computer, dalam hal ini perusahaan melakukan pembiayaan terhadap fixed asset dengan menggunakan account payable khususnya account payable non trade yang seharusnya pembiayaan terhadap fixed asset dilakukan dengan menggunakan long term liabilities perusahaan karena fixed asset dengan account payable
umur relatif panjang, sedangkan account payable (current liabilities) digunakan untuk melakukan pembiayaan pada current asset yang memiliki umur relatif pendek atau kurang dari satu tahun (Ross et al., 2012). Dengan dilakukan pembiayaan yang kurang tepat tersebut akan menyebabkan nilai current ratio (pembagian antara current asset dengan current liabilities) perusahaan menjadi 0.71 (Rp 68,067,457,052/Rp 96,021,227,950) yang berarti bahwa perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Jika Non Trade Payable dikeluarkan (tidak terjadi kesalahan pencatatan) maka current ratio menjadi 0.82 (Rp 68,067,457,052/Rp 82,939,676,746) berarti current ratio perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk melunasi utang jangka pendeknya.
1.4 Solusi atas Kendala yang Ditemukan
Kendala yang timbul selama praktik kerja magang selama ±15 minggu harus dihadapi dengan alternatif solusi. Dalam mencari solusi, penulis selalu bertanya kepada pembimbing agar mengetahui solusi tersebut tepat atau tidak. Solusi dari beberapa kedala yang dihadapi antara lain :
1. Sistem yang masih baru
Sistem yang baru diterapkan tidak hanya menjadi kendala bagi penulis sebagai karyawan magang, namun juga menjadi kendala bagi seluruh team Account Payable dan juga divisi Finance. Pekerjaan yang tidak terselesaikan dengan cepat maka akan menyebabkan masalah dalam closing per bulan, karena closing tidak dapat dilakukan jika seluruh transaksi dimasukkan ke dalam Oracle Netsuite. Bapak Wahyu sebagai Finance Manager mengambil inisiatif untuk melakukan meeting dengan divisi Finance termasuk AP team yang membicarakan mengenai kendala- kendala yang dialami. Setelah itu Bapak Wahyu melakukan koordinasi ulang atau menyamaka pola kerja dengan setiap anggota di divisi Finance agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Setelah itu Bapak Wahyu mengusulkan untuk dilakukannya overtime pada hari Sabtu untuk
sebelumnya. Setelah dua bulan praktik kerja magang dilakukan oleh penulis, sistem sudah teratur dan tidak ada pekerjaan yang menumpuk.
2. Purchase order yang tidak sesuai dengan invoice
Pada saat melakukan praktik kerja magang penulis menemukan purchase order yang tidak sesuai dengan invoice, sehingga penulis menyerahkan purchase order yang tidak sesuai kepada supplier team untuk diperbaiki.
Penulis juga melaporkan kejadian ini kepada Bapak Sonny selaku Head of AP, kemudian Bapak Sonny melakukan meeting dengan supply team dikarenakan banyak sekali error yang dilakukan. Pada akhirnya supply team yang bertanggung jawab dalam melakukan penginputan update stock bill, sehingga AP team hanya melakukan “make payment” dimana lebih mempercepat AP team yang berdampak pada efisiensi melakukan closing laporan keuangan per bulannya.
3. Kode barang yang tidak sesuai dengan invoice
Dalam kendala ini penulis melaporkan kejadian ini kepada Bapak Sonny selaku Head of AP dan menunjukkan kode barang yang tidak sesuai dengan invoice tersebut kepada supply team untuk diperbaiki, kemudian supply team kembali mengirimkan invoice yang sudah diperbaiki. Pada kendala ini Bapak Sonny turun tangan untuk melakukan koordinasi dengan supply team agar supply team yang melakukan penginputan kode barang sekaligus melakukan billing ke dalam sistem Oracle Netsuite, sehingga AP team lebih mudah dalam melakukan payment dan tidak adanya miss communication dengan supply team dan warehouse team.
4. Terdapat purchase order yang closed dan rejected
Pada saat melakukan prakik kerja magang, penulis menemukan purchase order yang closed dan rejected dimana purchase order tersebut tidak bisa
kendala tersebut kepada Ibu Anniisa selaku Finance Staff. Akhirnya penulis menemukan solusi bahwa purchase order tersebut dapat di input ke dalam sistem dengan melakukan journal entry.
5. Tidak adanya akses ke dalam Oracle Netsuite
Keterbatasan dalam melakukan login ke dalam sistem Oracle Netsuite merupakan kendala yang harus diperhatikan, karena jika tidak bisa mengakses sistem Oracle Netsuite maka tidak bisa melakukan billing maupun closing laporan keuangan bahkan tidak bisa mengakses data-data transaksi lainnya. Maka dari itu Bapak Wahyu selaku Finance Manager dan Bapak Eka selaku Vice President of Finance melakukan meeting dengan pihak Oracle Netsuite untuk melakukan pembukaan akun baru yang diperuntukkan untuk setiap karyawan. Dengan dibukakannya akun baru proses melakukan billing dan payment lebih cepat dari yang sebelumnya sehingga pekerjaan cepat terselesaikan dan tidak menumpuk.
3.4.1 Analisis Laporan Laba Rugi
Peningkatan overhead expense yang dikarenakan oleh renovation cost dan showroom rental yang berakibat pada penurunan pertumbuhan Net Profit Margin dan penurunan Net Profit, tidak bisa dihindari karena di salah satu sisi perusahaan ingin melebarkan bisnis atau market share untuk menjangkau konsumen sehingga diperlukannya showroom baru. Solusi yang dapat digunakan dalam memperbaiki Laporan Laba Rugi perusahaan adalah dengan dilakukannya efisiensi pada biaya-biaya yang timbul seperti biaya reimbursement untuk entertainment, accommodation, dan lain sebagainya, juga dilakukannya alokasi beban-beban yang tidak produktif ke dalam beban yang produktif, dengan begitu overhead expense akan dapat ditekan. Kemudian selain itu dengan asumsi meningkatkan sales perusahaan minimal 52% dari kuartal sebelumnya dengan asumsi biaya sama. Berikut contoh asumsi jika kuartal tiga 2019 mengalami
Tabel 3.3
Tabel Laporan Laba Rugi Asumsi 2018 - 2019
2018
Q1 Q2 Q3
Sales Rp14,279,616,223 Rp15,858,458,024 Rp21,514,531,897 Purchases Rp12,017,504,175 Rp12,664,513,955 Rp18,852,796,336 Gross Profit Rp2,262,112,048 Rp3,193,944,069 Rp2,661,735,561 Overheads Rp13,949,942,517 Rp22,973,290,490 Rp15,777,936,285 Operating Profit -Rp11,687,830,469 -Rp19,779,346,421 -Rp13,116,200,724 Other Income Rp23,641,026 Rp126,899,600 Rp2,199,148 Other Expenses -Rp631,680,863 -Rp705,691,341 -Rp484,135,841 Net Profit/(Loss) -Rp12,295,870,306 -Rp20,358,138,162 -Rp13,598,137,417 Net Profit
Margin -86% -128% -63%
2019
Q1 Q2 Q3
Sales Rp36,510,311,568 Rp40,763,044,996 Rp61,937,767,295 Purchases Rp31,900,280,343 Rp31,002,844,299 Rp50,490,837,692 Gross Profit Rp4,610,031,225 Rp9,760,200,697 Rp11,446,929,603.3 Overheads Rp12,877,852,446 Rp14,213,603,962 Rp24,415,050,040 Operating
Profit -Rp8,267,821,221 -Rp4,453,403,265 -Rp12,968,120,436.7 Other Income Rp6,589,268 Rp3,977,413 Rp37,415,991 Other Expenses -Rp12,949,250 -Rp473,076,804 -Rp233,100,328 Net
Profit/(Loss) -Rp8,274,181,203 -Rp4,922,502,656 -Rp13,163,804,773.7 Net Profit
Margin -23% -12% -21%
Growth 2018-2019
Q1 Q2 Q3
Sales 155.68% 157.04% 187.89%
Purchases 165.45% 144.80% 167.82%
Gross Profit 103.79% 205.58% 198.34%
Overheads -7.69% -38.13% 54.74%
Operating Profit 29.26% 77.48% -25.60%
Other Income -72.13% -96.87% 1601.39%
Other Expenses 97.95% 32.96% 51.85%
Net Profit/(Loss) 32.71% 75.82% 3.19%
Net Profit Margin 74% 91% 66%
(sumber : data diolah, PT Tiga Elora Nusantara)
Dengan meningkatnya sales pada kuartal tiga 2019 sebesar minimal 52% dari kuartal dua 2019, maka hal ini akan berdampak baik pada pertumbuhan Net Profit dan Net Profit Margin kuartal tiga 2018- 2019 karena dengan kenaikan minimal 52% dari sales mampu membawa pertumbuhan Net Profit dan Net Profit Margin kuartal tiga 2018-2019 ke presentase yang positif. Hal ini akan lebih baik lagi jika dilakukannya efisiensi pada overhead expense.
3.4.2 Analisis Account Payable pada Balance Sheet
Dari kendala yang ditemukan yaitu terjadinya kejanggalan atau kesalahan dalam melakukan penggolongan pembiayaan fixed asset (equipment) dengan menggunakan account payable khususnya account payable non trade, penulis memiliki solusi untuk diterapkan perusahaan.
Menurut Ross et al., (2012) dalam melakukan pembiayaan sebaiknya current asset dipasangkan dengan current liabilities karena current asset dan current liabilities memiliki umur yang sama (kurang dari satu tahun) yang memiliki arti bahwa current liabilities dapat dibayar dengan menggunakan current asset perusahaan, begitu juga dengan fixed asset perusahaan yang dipasangkan dengan long term liabilities karena
memiliki nilai umur yang panjang dan tidak likuid. Dengan dilakukan penggolongan pembiayaan secara tepat berdasarkan karakteristik masing- masing akun, diharapkan perusahaan tidak mengalami pembengkakan pada account payable (current liabilities) yang mana akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendek tersebut.