Dokumen ini ditandatangani secara elektronik melalui Aplikasi TNDE menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE. (1/2)
*ttd*
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5201590 (Hunting)
Nomor : KS.02.03/2.1/WB-19/3639/2021 07 Oktober 2021
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Revisi Kedua Rancangan Tim Koordinasi Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19
Yth. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sehubungan dengan surat kami sebelumnya nomor KS.02.03/2.1/WB-19/3308/2021 tanggal 17 September 2021, bersama ini kami sampaikan revisi kedua rancangan awal Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Koordinasi Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 (terlampir), tambahan terkait dengan penerima hibah DFAT-Bank Dunia Trust Fund Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 . Mohon untuk dapat Saudara tindak lanjuti sesuai tugas dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran,
Tembusan :
1. Sekretaris Jenderal
Bayu Teja Muliawan NIP 196706051993031002
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
6. Sekretaris Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan SDM Kesehatan 7. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
8. Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri
9. Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara 10. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat 11. Kepala Pusat Krisis Kesehatan
12. Kepala Pusat Data dan Informasi
13. Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan 14. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
15. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan 16. Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan
17. Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan 18. Direktur Gizi Masyarakat
19. Direktur Kesehatan Keluarga 20. Direktur Kesehatan Lingkungan
21. Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 22. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
23. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik melalui Aplikasi TNDE menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE. (2/2)
24. Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
25. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan 26. Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
27. Koordinator APBN I 28. Koordinator APBN II 29. Koordinator APBN III
Rancangan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK. / / /2021
TENTANG
TIM KOORDINASI PENYELENGGARAAN PROGRAM ADDITIONAL FINANCING INDONESIA EMERGENCY RESPONSE TO CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah berdampak terhadap aspek ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat;
b. bahwa sebagai upaya penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dilaksanakan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response To Corona Virus Disease (COVID-19) melalui penguatan kesiapsiagaan dan kegiatan respons di bawah Program Induk dan untuk membantu memastikan penyebaran vaksin yang efektif di Indonesia melalui penguatan sistem vaksinasi yang ditingkatkan;
c. bahwa agar Program Additional Financing Indonesia Emergency Response To Corona Virus Disease (COVID-19) terlaksana dengan baik, perlu dibentuk tim koordinasi;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236);
9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan Dan Penganggaran Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056);
12. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
13. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 94);
14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 503);
16. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
17. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 227) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 66);
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Penyakit yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/4638/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
Memperhatikan : 1. Naskah Perjanjian Pinjaman Bank Dunia:
Additional Financing for Indonesia Emergency Response to COVID-19 Program (IBRD Loan 9263-ID) yang ditandatangani pada tanggal 25 Juni 2021;
2. Naskah Perjanjian Pinjaman Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB): Additional Financing for Indonesia Emergency Response to COVID-19 Program (No. ………. )*;
3. Naskah Perjanjian Pinjaman KfW: Additional Financing for Indonesia Emergency Response to COVID-19 Program (No. ………. );*
4. Naskah Perjanjian Hibah DFAT-Bank Dunia Trust Fund : Additional Financing for Indonesia Emergency Response to COVID-19 Program (No.
………. )*;
5. Surat Menteri Keuangan melalui surat nomor S- 783\MK.08\2021 tanggal 31 Agustus 2021 tentang Letter of Assignment BPKP sebagai Independent Verification Agency (IVA).
* agreement belum ditandatangani
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG TIM KOORDINASI PENYELENGGARAAN PROGRAM ADDITIONAL FINANCING INDONESIA EMERGENCY RESPONSE TO CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).
KESATU : Menetapkan Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang selanjutnya disebut Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 dengan susunan keanggotaan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA : Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas:
1. Pembina, bertugas memberikan arahan kebijakan dan pandangan mengenai pelaksanaan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19;
2. Ketua Umum, bertugas:
a. menyelenggarakan dan melakukan evaluasi pelaksanaan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
b. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Pembina.
3. Steering Committee (SC), bertugas memberikan masukan pertimbangan terhadap pelaksanaan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 kepada Pembina dan Ketua Umum;
4. Technical Committee
a. Ketua Technical Committee bertugas:
1) melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan dan capaian DLIs serta rencana aksi (Program Action Plan/PAP) Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19;
2) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum.
b. Sekretaris Technical Committee, bertugas membantu Ketua Technical Committee dalam menyelenggarakan dan melakukan monitoring evaluasi capaian DLIs dalam pelaksanaan kegiatan.
c. Anggota
1) Penanggung jawab dan Pelaksana (Disbursement Linked Indicators) DLIs, bertugas:
a) Penanggung jawab DLIs:
(1) melaksanakan penyiapan koordinasi dan bahan kompilasi penyusunan perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan rancangan program (Program Design) dan capaian DLIs serta Kegiatan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 dari para anggota dan pihak di luar technical committee yang relevan dengan penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19.
(2) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada ketua technical committee.
b) Pelaksana DLIs, bertugas:
(1) Melaksanakan penyusunan perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan rancangan program (program design) dan capaian DLIs penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 yang relevan dengan kegiatannya masing-masing pada rancangan penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19, yaitu:
(a) DLIs 1, bertugas mengupayakan langkah-langkah tambahan khusus untuk mendukung dan memberikan kompensasi bagi para professional kesehatan dalam rangka penambahan beban kerja dan resiko terkait
COVID-19 yang
diimplementasikan.
(b) DLIs 3 bertugas, meningkatkan kapasitas untuk pasien yang menjalani isolasi dan memerlukan perawatan medis.
(c) DLIs 4 bertugas, memastikan penyiapan fasilitas kesehatan untuk tanggap darurat.
(d) DLIs 7 bertugas, memastikan kapasitas pemeriksaan tes konfirmasi COVID-19 per hari terpasang dan terjamin kualitasnya.
(e) DL1s 9 bertugas, menyusun dan melaksanakan strategi komunikasi mengenai COVID- 19 berdasarkan pengalaman dan pembelajaran.
(f) DLIs 11 bertugas, memastikan penilaian dan perencanaan tindakan untuk mengatasi kesenjangan dalam rantai pasokan dan logistik untuk memelihara rantai dingin untuk penyimpanan dan distribusi vaksin COVID-19.
(g) DLIs 12 bertugas, memastikan pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan dampak yang tidak diinginkan dari tanggap COVID pada layanan Kesehatan esensial non-COVID.
(h) DLIs 13 bertugas, memastikan prioritas dan distribusi vaksin didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan sebelumnya secara adil dan obyektif.
(i) DLIs 14 bertugas, memastikan sistem farmakovigilans diterapkan untuk melaporkan
kejadian ikutan yang terkait dengan vaksin COVID-19 secara tepat waktu.
(2) berkoordinasi dan melaporkan perkembangan pelaksanaan rancangan program (Program Design) kepada penanggung jawab DLIs.
2) Penanggung jawab Program Action Plan (PAP), bertugas:
a) melaksanakan penyusunan perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan PAP Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID- 19 yang relevan dengan tugas pokok fungsi masing-masing pada rancangan kegiatan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID- 19;
b) melaporkan perkembangan pelaksanaan PAP kepada ketua Technical Committee.
c) membuat dan menerapkan protokol pendaftaran bottom-up untuk melengkapi Sistem Satu Data Vaksinasi COVID-19 dari tingkat terendah pemerintah, termasuk jalur bagi individu untuk melaporkan kelayakan mereka jika dikecualikan meskipun kelayakan mereka karena penyebab seperti ketidakcocokan tempat tinggal, tidak adanya Nomor Induk Kependudukan (NIK), jarak fisik, dan alasan lainnya.
Memulai dialog dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk
pengembangan mekanisme pendaftaran vaksin inklusif bagi individu tanpa NIK.
Memastikan akses dan alokasi penerima manfaat Program secara adil, merata, dan inklusif, dengan mempertimbangkan kebutuhan individu atau kelompok yang, karena keadaan tertentu, vulnerable atau rentan, sejalan dengan WHO SAGE Values Framework for the Allocation and Prioritization of COVID-19 Vaccination.
d) mengembangkan dan
mengimplementasikan strategi sumber daya manusia yang sejalan dengan Pedoman Sementara WHO tentang Kebijakan dan Manajemen Tenaga Kerja Kesehatan dalam Konteks Respons Pandemi COVID-19 untuk memastikan ketersediaan sumber daya manusia untuk vaksinasi COVID-19 dan layanan kesehatan penting non-COVID-19 di daerah tertinggal dan kurang terlayani di seluruh program.
e) meningkatkan Strategi Komunikasi yang ada sejalan dengan Pedoman WHO tentang Rencana tindak lanjut Komunikasi Risiko dan Keterlibatan Masyarakat (RCCE) dalam Kesiapsiagaan dan Respons COVID-19, dan Agenda WHO untuk vaksinasi yang aman dengan mengelola respons komunikasi vaksinasi melalui:
(1) mengembangkan pesan inklusif dan strategi penjangkauan untuk
kelompok populasi yang menghadapi hambatan untuk mengakses informasi kelompok populasi terpinggirkan;
(2) menyebarluaskan informasi mengenai rencana vaksinasi termasuk prioritisasi, proses pendaftaran bottom-up, mekanisme umpan balik keluhan; Membentuk permintaan dan menggunakan pendekatan persuasif, dengan menekankan manfaat vaksinasi dan mengatasi misinformasi;
(3) inklusif dan keterlibatan pemangku kepentingan yang berkelanjutan (4) memantau penerimaan/keraguan
vaksin, informasi yang salah, dan implementasi intervensi non- farmasi.
f) mengembangkan dan
mengimplementasikan saluran informasi seperti dasbor publik di mana publik dapat memantau alokasi subnasional vaksin dan jumlah orang yang divaksinasi dengan informasi tentang cara melaporkan kesalahan pengelolaan vaksin di seluruh Program.
g) meningkatan langkah-langkah farmakovigillance COVID-19 yang meliputi pengawasan bottom-up untuk kejadian ikutan pasca imuisasi (KIPI) dan pengaduan keluhan, Peningkatan kapasitas yang relevan untuk
administrator vaksin pada komunikasi dan penanganan KIPI yang relevan dan prosedur yang berlaku untuk respons KIPI, termasuk perawatan medis dan kompensasi.
h) meningkatkan mekanisme umpan balik dan Keluhan yang ada melalui Hotline untuk COVID-19 (119) dan HALO KEMKES dan langkah-langkah peningkatan termasuk menggabungkan pelaporan farmakovigilance secara bottom-up, sinkronisasi dengan beberapa saluran FGRM di dalam dan di luar Kementerian Kesehatan untuk memungkinkan pemantauan, pelacakan, tindak lanjut, dan penyelesaian sistematis. Mekanisme pengaduan akan dipublikasikan, dipelihara, dan dioperasikan untuk menerima dan memfasilitasi penyelesaian perhatian dan keluhan terkait Program, segera dan dengan efektif, dengan cara transparan yang sesuai secara budaya dan mudah diakses oleh semua pihak, tanpa biaya dan tanpa retribusi, termasuk kekhawatiran dan keluhan yang diajukan secara anonim.
i) mengembangkan pedoman untuk melindungi privasi dan kerahasiaan data (yaitu Smart Checking, perjanjian non- disclosure, pakta integritas untuk administrator data) sejalan dengan
praktik yang baik dalam pengelolaan data pribadi.
j) mengadakan/ memperbaharui penilaian cepat pada kapasitas/pelaksanaan saat ini di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksin untuk mengelola limbah medis dan volume limbah yang dihasilkan selama kampanye vaksinasi.
k) memperbarui dan menerapkan protokol untuk memastikan bahwa penanganan, penyimpanan, transportasi, dan penanganan vaksin (termasuk, manajemen rantai dingin ultra) dilakukan dengan cara yang aman, dan mengelola dan membuang limbah vaksinasi secara memadai sesuai Pedoman WHO tentang Manajemen Limbah yang Aman dari Palayanan Kesehatan dan Petunjuk Teknis WHO terkait air, sanitasi, higieni, dan manajemen limbah COVID-19.
l) mengadakan pelatihan bagi tenaga kesehatan, dinas lingkungan, dinas kesehatan terkait manajemen limbah vaksin COVID-19 sejalan dengan Petunjuk Teknis WHO tentang Manajemen Limbah yang Aman dari Palayanan Kesehatan dan WHO Technical brief terkait air, sanitasi, higieni, dan manajemen limbah COVID-19.
m) melakukan kaji kebutuhan dan pengadaan Alat Pelindung Diri tambahan
yang dibutuhkan untuk program vaksinasi COVID-19 sejalan dengan Pedoman WHO tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri yang Rasional untuk COVID-19.
n) memperbarui dan menerapkan protokol langkah-langkah kesehatan dan keselamatan kerja selama kegiatan vaksinasi (termasuk pencegahan dan pengendalian infeksi dan alat pelindung diri) dan manajemen tenaga kerja (termasuk kondisi kerja) sejalan dengan prinsip dan pedoman WHO tentang Infection prevention and control (IPC) principles and procedures for COVID-19 vaccination activities.
o) memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan yang terlibat dalam program vaksinasi, termasuk tentang pengelolaan vaksin yang aman sesuai pedoman termasuk Langkah-langkah Pengendalian dan Pencegahan Infeksi selama vaksinasi dan penggunaan APD sejalan dengan prinsip dan pedoman WHO tentang Infection prevention and control (IPC) principles and procedures for COVID-19 vaccination activities.
p) Memantau langkah aplikasi pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas yang memberikan pelayanan vaksin COVID-19 dan kepatuhan terhadap penanganan pengelolaan limbah vaksin, termasuk pelatihan yang diperlukan untuk fasilitas
pemberian vaksin sejalan dengan pedoman WHO berikut: Safe Management of Wastes from Healthcare Activities, Technical Brief on Water, Sanitation, Hygiene and Waste Management for COVID-19, and Infection Prevention and Control (IPC) Principles and Procedures for COVID-19 Vaccination Activities.
q) mengeluarkan surat edaran untuk memastikan respectful environment dalam vaksinasi COVID-19 kepada pemerintah daerah, disertai media yang relevan untuk penyampaian pesan kepada publik (yaitu, pamflet, poster, dll.) yang berisi saluran pengaduan yang dapat diakses oleh publik jika terjadi pelanggaran dan/atau keluhan.
r) menginformasikan kepada Bank Dunia dan AIIB tentang kegiatan audit internal yang dilakukan terhadap Program dan memperbarui status tindak lanjut atas temuan audit, termasuk penyampaian temuan audit internal kepada auditor eksternal.
s) Segera menginformasikan kepada Bank Dunia tentang semua dugaan/pengaduan yang dapat dipercaya dan terakit indikasi kecurangan dan korupsi lainnya sehubungan dengan Program, bersama dengan investigasi dan tindakan lain yang direncanakan untuk dilakukan.
t) mewajibkan Pokja UKPBJ / Pejabat Pengadaan / PPK untuk memeriksa daftar
cekal Bank Dunia (www.worldbank.org/debarr) dan AIIB (https://www.aiib.org/en/about-
aiib/who-we-are/debarment-
list/index.html) & daftar penangguhan sementara dan mencatat verifikasi dalam laporan evaluasi penawaran sebelum pemberian kontrak;
u) memonitor proses verifikasi klaim pasien COVID-19.
3) Penanggung jawab pencairan, bertugas:
a) membuat rencana pencairan pinjaman dengan berkoodinasi dengan anggota Technical Committee lainnya.
b) melakukan penarikan pinjaman
c) melaporkan nilai pinjaman yang ditarik kepada Ketua Technical Committee.
4) Tim Sekretariat Pinjaman bertugas:
a) mengurus administrasi dan membantu Technical Committee dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya; dan
b) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Technical Committee.
5) Stakeholder terkait lainnya
Perwakilan Pemerintah Pusat lintas Program dan Sektor.
5. Grant Recipient
a. Ketua Grant Recipient, bertugas:
1) melaksanakan koordinasi perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan hibah Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19;
2) melakukan koordinasi dengan Ketua Technical Committee dalam melaksanakan kegiatan hibah Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19;
3) melakukan pencatatan hibah Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19;
4) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum.
b. Sekretaris Grant Recipient, bertugas membantu Ketua Grant Recipient dalam melakukan koordinasi perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan hibah Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19.
c. Anggota Grant Recipient, bertugas:
1) melaksanakan penyusunan, perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan hibah Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 di lingkungannya;
2) melaporkan perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan hibah Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 di lingkungannya kepada Ketua Grant Recipient.
d. Tim Sekretariat Grant Recipient, bertugas:
1) memberikan asistensi manajemen dan teknis kepada Ketua Grant Recipient dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya;
2) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Grant Recipient.
6. Independent Verification Agent, bertugas:
melakukan verifikasi capaian DLIs kegiatan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19
KETIGA : Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggung jawab dan wajib memberikan laporan secara berkala setiap 6 bulan kepada Menteri.
KEEMPAT : Segala pembiayaan yang timbul dalam pengangkatan Tim Koordinasi Penyelenggaraan Program Additional Financing Indonesia Emergency Response to COVID-19 dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal.
KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
BUDI G. SADIKIN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM ADDITIONAL FINANCING INDONESIA EMERGENCY RESPONSE TO CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
ANGGOTA TIM PENYELENGGARA
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM ADDITIONAL FINANCING INDONESIA EMERGENCY RESPONSE TO CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
1. Pembina : Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2. Ketua Umum : Sekretaris Jenderal
3. Steering Committee (SC)
a. Ketua : Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit b. Sekretaris : Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
c. Anggota : 1. Inspektur Jenderal
2. Kepala Badan PPSDM Kesehatan
3. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
4. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
5. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan 6. Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang
Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan 7. Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang
Pendanaan Pembangunan
8. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan 9. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko,
Kementerian Keuangan
10. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
11. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan
4. Technical Committee
a. Ketua : Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
b. Wakil : 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat 4. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
c. Sekretaris : Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri d. Anggota:
1) Penanggung jawab DLIs dan Pelaksana DLIs a) DLIs I:
(1) Koordinator : Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan
(2) Anggota : 1. Dr. Mawari Edy, M Epid. (Koordinator Kelompok Substansi Program dan Informasi Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan)
2. Sugiharto, SKM, MM, MKM (Koordinator Kelompok Substansi Keuangan dan BMN, Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan) b) DLIs 3:
(1) Ketua : Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan (2) Anggota : 1. Dr. dr. Yout Savithri, MARS (Koordinator
Kelompok Substansi Pengelolaan Rujukan dan Pemantauan Rumah Sakit, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan) 2. dr. Asral Hasan, MPH (Koordinator Kelompok Substansi Pelayanan Gawat Darurat, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
c) DLIs 4
(1) Ketua : Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan (2) Anggota : 1. Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. dr. Andry Chandra, MARS (Koordinator Kelompok Substansi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan)
3. dr. Asral Hasan, MPH (Koordinator Kelompok Substansi Pelayanan Gawat Darurat, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
d) DLIs 7:
(1) Ketua : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (2) Anggota : 1. Dr. Nelis Imaningsih, M.Sc (Koordinator
Kelompok Substansi Teknologi Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
2. drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes (Koordinator Kelompok Substansi Surveilans, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan)
3. dr. Endang Budi Hastuti (Koordinator Kelompok Substansi Infeksi Emerging, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan)
e) DLIs 9:
(1) Ketua : Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
(2) Anggota : 1. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
2. Aji Muhawarman, ST, MKM (Koordinator Kelompok Substansi Opini Publik, Produksi Komunikasi, dan Peliputan, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)
f) DLIs 11:
(1) Ketua : Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan (2) Anggota : dr. Iqbal Djakaria (Koordinator Kelompok Substansi Imunisasi, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan)
g) DLIs 12:
(1) Ketua : Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
(2) Anggota : 1. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
2. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
3. Direktur Kesehatan Keluarga 4. Direktur Gizi Masyarkat
5. Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan 6. Kepala Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan
7. Sekretaris Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
8. dr. Tiffany Tiara Pakasi (Koordinator Kelompok Substansi Tuberkulosis, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung)
9. dr. Iqbal Djakaria (Koordinator Kelompok Substansi Imunisasi, Direktorat Surveilans dan karantina Kesehatan) 10. dr. Monika Saraswati Sitepu, M. Sc.
(Koordinator Kelompok Subtansi Puskesmas, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
11. dr. Nida Rohmawati, MPH (Koordinator Kelompok Substansi Kesehatan Maternal dan Neonatal, Direktorat Kesehatan Keluarga)
12. Mahmud Fauzi, SKM, M. Kes (Koordinator Kelompok Substansi Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat)
13. Nusli Imansyah, SKM, M. Kes (Koordinator Substansi Pengembangan Pelatihan)
h) DLIs 13:
(1) Ketua : Direktur Surveilans Karantina Kesehatan (2) Anggota : 1. dr. Iqbal Djakaria (Koordinator Kelompok
Substansi Imunisasi, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan)
2. dr. Dyan Sawitri (Sub. Koordinator Kelompok Sub. Substansi Imunisasi Dasar)
i) DLIs 14:
(1) Ketua : Direktur Surveilans Karantina Kesehatan (2) Anggota : 1. dr. Iqbal Djakaria (Koordinator Kelompok
Substansi Imunisasi, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan)
2. dr. Indri Oktaria Sukmaputri, MPH (Sub.
Koordinator Kelompok Sub. Substansi Imunisasi Lanjutan dan Khusus)
2) Penanggung jawab Program Action Plan (PAP), a) Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan b) Kepala Pusat Data dan Informasi
c) Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
d) Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan e) Sekretaris Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
f) Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat g) Kepala Pusat Krisis Kesehatan
h) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat i) Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
j) Direktur Kesehatan Lingkungan
k) Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan l) Sekretaris Inspektorat Jenderal
m) Inspektur Investigasi
n) Kepala Biro Keuangan dan BMN
o) Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
3) Penanggung jawab pencairan
a) Direktur Pinjaman dan Hibah, Kementerian Keuangan b) Direktur Pengelolaan Kas Negara, Kementerian Keuangan c) Direktur Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen
6) Stakeholder terkait lainnya
a) Direktur Sistem Penganggaran, Kementerian Keuangan b) Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral, Kementerian
PPN/Bappenas
c) Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas
d) Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan yang terkait
7) Tim Sekretariat
a) Ketua : dr. Risca Ardhyaningtyas, MPH (Analis Anggaran Muda-Koordinator Substansi APBN di lingkungan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Biro Perencanaan dan Anggaran)
b) Wakil : (1) Zan Susilo Wahyu Mutaqin, SKM, M. Kes (Analis Anggaran Madya-Koordinator Kelompok Substansi APBN di Lingkungan Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Biro Perencanaan dan Anggaran) (2) dr. Susiyo Luchito (Perencana Ahli Madya- Koordinator Kelompok Substansi APBN di Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Biro Perencanaan dan Anggaran)
c) Sekretaris : Budi Perdana, S. Kom, MM, MPH (Perencana Ahli Muda- Sub. Koordinator Kelompok Sub.
Substansi Perencanaan APBN di Lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Biro Perencanaan dan Anggaran)
d) Anggota : (1) Handry Mulyawan, SKM, MPH (Analis Anggaran Muda-Sub Koordinator Kelompok Sub. Substansi Evaluasi dan Pelaporan Bagian Koordinator Kelompok Substansi APBN di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Biro Perencanaan dan Anggaran) (2) dr. Levi Dhynianti (Perencana Ahli Muda-Sub
Koordinator Kelompok Substansi APBN di Lingkungan Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Biro Perencanaan dan Anggaran) (3) Okta Iskandaria, SE, MPH (Perencana Ahli
Muda-Sub Koordinator Kelompok Sub.
Substansi Evaluasi dan Pelaporan APBN di Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Biro Perencanaan dan Anggaran).
e) Tenaga Monitoring dan Evaluasi f) Tenaga Administrasi
5. Grant Recipient:
a. Ketua : Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b. Sekretaris: Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan c. Anggota :
1) Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran;
2) Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
3) Direktur Pelayanan Kesehatan Primer;
4) Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan;
5) Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan.
d. Tim Sekteraiat Hibah : 1) Sekretaris Eksekutif;
2) Tenaga Keuangan;
3) Tenaga Administrasi;
4) Tenaga Pengadaan.
6. Independent Verification Agent (IVA)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
BUDI G. SADIKIN
PEMBINA
(MENTERI KESEHATAN)
KETUA UMUM (SEKERTARIS JENDERAL)
TECHNICAL COMMITTEE Ketua: Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
Sekretaris: Sesditjen Yankes, Sesditjen P2P, Sesditjen Kesmas Anggota:
• Penanggung jawab DLR: Sesbadan PPSDMK, Dir SKK, Dir PKR, Puslitbang BTDK, Dir Promkes, Rokom, Dir P2PML, Dir Gizi, Dir Kesga (beserta Koordinator)
• Penanggung jawab PAP: Dir SKK, Pusdatin, Dir Kesling, PKK, Dir PKR, Dir Promkes, Ka Rokom, Sesitjen, Ka Rokeu.
• Penanggung jawab pencairan pinjaman: Dit Pinjaman dan Hibah, Dit PKN, Dit EAS
• Tim Sekretariat Pinjaman AF:
Ketua: Koor APBN I; Wakil: Koor APBN II, Koor APBN III; Sekretaris: Sub Koor Perencanaan APBN I; Anggota: Sub Koor Evapor APBN I, APBN II, APBN III; Tenaga monev; Tenaga admin
• Stakeholder terkait lainnya:
Perwakilan Pemerintah Pusat: Dit KGM Bappenas, Dit Pendanaan Multilateral Bappenas, Dit Sistem penganggaran Kemenkeu, Dit Fasyankes
STEERING COMMITTEE:
Ketua: Dirjen P2P Sekretaris: Dirjen Yankes
Anggota: Itjen, Kabadan PPSDM;
Dirjen Kesmas;
Dirjen Farmalkes;
Deputi bidang PMK Bappennas; Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu; Dirjen PPR Kemenkeu
INDEPENDENT VERIFICATION AGENT (IVA)
Grant Recipient:
Ketua: Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sekretaris: PADK Anggota:
Ka Roren Dir Promkes Dir PKR Dir PKP Dir MAY
Tim Sekretariat Hibah AF:
Sekretaris Eksekutif;
Tenaga keuangan;
Tenaga admin;
Tenaga pengadaan.
: Garis Komando : Garis Koordinasi
BAGAN STRUKTUR TIM KOORDINASI PENYELENGGARAAN PROGRAM ADDITIONAL FINANCING INDONESIA EMERGENCY RESPONSE TO CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)