i
KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR
Oleh
LUTFI ARIYANI A14204059
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ii RINGKASAN
KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI:
KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBER DAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR. (Dibawah bimbingan Sumardjo).
Salah satu kendala dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah adanya ‘kesenjangan komunikasi’ antara masyarakat pertanian, pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya. Untuk itu perlu dibangun media komunikasi yang efektif dalam rangka mengatasi kesenjangan komunikasi tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui ‘Radio Penyiaran’.
Radio Pertanian Ciawi atau yang lebih dikenal dengan RPC merupakan radio masyarakat pertanian yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan keseimbangan komunikasi antara pihak pengambil kebijakan dengan masyarakat melalui program siaran pertanian. Saat ini masyarakat ditantang untuk mampu menyukseskan sebuah program penting yaitu P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional). Program ini merupakan salah satu upaya Departemen Pertanian (Deptan) dalam memenuhi kebutuhan beras nasional yang terkoordinasi untuk membangun petani tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui upaya pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu. Desa Cibedug dan Cileungsi merupakan desa dengan komoditi padi sawah terbanyak di Kecamatan Ciawi, Bogor. Usahatani padi di kedua desa tersebut berpotensi untuk diterapkan sistem PTT untuk meningkatkan hasil pertanian padi.
RPC sebagai media komunikasi di bawah naungan Departemen Pertanian berperan untuk mengkomunikasikan atau menyiarkan program-program pertanian agar tersosialisasikan dengan baik kepada petani. Salah satu cara agar program siaran pertanian dapat menarik perhatian petani adalah dengan mengemas program tersebut dalam iklan layanan masyarakat yang dapat merangkum secara jelas, padat, berulang, dan dalam durasi yang singkat. Desa Cibedug dan Cileungsi merupakan desa percontohan penerapan sistem PTT oleh Pemda untuk Kecamatan Ciawi, Bogor. Namun, hanya beberapa petani yang menerapkannya, untuk itu RPC sebagai media komunikasi pertanian berperan dalam menyiarkan informasi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) kepada petani yang belum menerapkan sistem PTT.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis hubungan antara karakteristik individu, faktor materi siaran, faktor media massa radio, dan faktor lingkungan dengan keterdedahan oleh siaran radio, (2) Menganalisis keefektifan program iklan layanan masyarakat PTT pada siaran RPC. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survai dengan pendekatan kuantitatif yang didukung data-data kualitatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari data monografi Desa Cibedug dan Ciluengsi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dipilih dengan menggunakan teknik acak stratifikasi non proporsional berdasarkan penguasaan lahan. Informan terdiri dari penyuluh dan
iii
satu orang tokoh masyarakat. Teknik analisis menggunakan tabel frekuensi, tabulasi silang, uji statistik Chi-square dan uji korelasi Rank Spearman.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa karaktersitik individu yang berhubungan nyata negatif dengan keterdedahan oleh siaran radio adalah faktor umur dan motif mendengarkan radio serta mata pencaharian tambahan berhubungan nyata positif dengan frekuensi mendengarkan. Faktor materi siaran tidak ada yang berhubungan nyata dengan faktor lama mendengarkan radio dan frekuensi mendengarkan radio. Faktor media massa radio tidak ada yang berhubungan nyata dengan keterdedahan oleh siaran radio. Faktor lingkungan yang berhubungan nyata positif dengan frekuensi mendengarkan adalah faktor saran tetangga dan faktor sumber informasi lain PTT. Faktor keterdedahan oleh siaran radio yang berhubungan nyata positif dengan tingkat pengetahuan adalah faktor lama mendengarkan radio.
Program iklan layanan masyarakat sudah cukup efektif dilihat dari pengembangan tingkat pengetahuan petani yang tinggi dan sikap petani yang tinggi. Penguasaan petani terhadap fakta-fakta yang berhubungan dengan iklan layanan masyarakat PTT sudah cukup baik dan perasaan positif responden terhadap iklan layanan masyarakat PTT sudah baik.
iv
KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN
SUMBER DAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR
Oleh
LUTFI ARIYANI A14204059
SKRIPSI
Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
v
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh:
Nama : Lutfi Ariyani Nomor Pokok : A14204059
Judul : Keefektifan Program Siaran Radio Pertanian Ciawi: Kasus Iklan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor.
Dapat diterima sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS NIP. 131 476 602
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian
vi
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“KEEFEKTFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI:
KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBER DAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MAUPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN- BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Juli 2008 Lutfi Ariyani A14204059
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 November 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Mardiyono dan Ibu Kasmini. Penulis menamatkan pendidikannya di TK Trisula tahun 1992, SDN 06 Malaka Sari Jakarta tahun 1998, SMPN 139 Jakarta tahun 2001 dan SMUN 103 Jakarta tahun 2004. Kemudian pada tahun yang sama penulis diterima menjadi Mahasiswa IPB Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) melalui jalur SPMB.
Selama di kampus, penulis akif dalam beberapa organisasi kampus diantaranya Koran Kampus IPB periode 2006-2007, Buletin D’Green BEM Faperta IPB periode 2006-2007 dan beberapa kepanitian.
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji dan syukur terbesar hanya kepada ALLAH SWT atas segala nikmat dan anugerah yang tak terkira yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung, antara lain:
1. Seluruh petani di Desa Cibedug dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
2. Seluruh pihak Radio Pertanian Ciawi yang telah berkenan memberikan informasi dalam skripsi ini.
3. Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Dosen Pembimbing Studi Pustaka yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis
4. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS. sebagai Dosen penguji utama terima kasih atas saran dan masukannya.
5. Ratri Vitrianita, S.Sos, MSi. selaku Dosen penguji wakil departemen terima kasih atas saran dan masukannya.
6. Kedua Orangtuaku Bapak Mardiyono dan Ibu Kasmini, yang telah memberikan segalanya yang tak terhingga bagi anakmu ini dan kedua kakakku Kartini dan Kartika, serta keponakanku yang lucu, Alief. Hanya
ix
karya kecil ini yang baru dapat ku berikan untuk membuat Papa dan Mama tersenyum bangga.
7. Arie Slamiesa, atas dukungan dan semangatnya bagi penulis. Terima kasih sudah menjadi tempat curhat yang setia.
8. Sahabat-sahabatku Tyas, Icha, Eno teman seperjuangan di RPC, Arta, Nurina, Nani, Effi, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Terima kasih untuk Cidta yang selalu konsultasi bareng serta saling menyemangati dan berbagi informasi.
9. KPMers 41, selama empat tahun banyak hal menyenangkan yang kita lakukan bersama dan akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
10. Mbak Lia terima kasih atas bantuannya. Mbak Nisa dan Mbak Maria terima kasih atas bantuannya membuatkan surat-surat untuk penelitian dan hal lainnya.
11. Segala pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan Skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Keefektifan Program Siaran Radio Pertanian Ciawi:
Kasus Iklan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor” merupakan prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan masukan dan saran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam Skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan Skripsi ini.
Bogor, Juli 2008
Penulis
xi DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ... 5
II. PENDEKATAN TEORITIS ... 6
2.1. Tinjauan Pustaka ... 6
2.1.1. Definisi Komunikasi dan Komunikasi Massa... 6
2.2. Radio sebagai Media Komunikasi Massa ... 7
2.2.1. Karakteristik dan Keunggulan Radio... 7
2.2.2. Khalayak Radio... 10
2.2.3. Efek Komunikasi Massa ... 12
2.3. Radio sebagai Media Massa Komunikasi Pertanian ... 14
2.3.1. Program Iklan Layanan Masyarakat ... 15
2.3.2. Daya Tarik Iklan ... 15
2.3.3. Keefektifan Program Siaran Radio terhadap Khalayak 18 2.4. Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT)... 19
2.5. Kerangka Pemikiran... 22
2.6 Hipotesa Penelitian ... 23
2.7 Definisi Operasional ... 24
III. METODE PENELITIAN ... 30
3.1. Metode Penelitian ... 30
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
3.3. Teknik Pemilihan Responden ... 31
3.4. Metode Pengumpulan Data... 32
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 32
IV. GAMBARAN UMUM DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERDEDAHAN OLEH SIARAN RADIO…… ... 34
4.1 Gambaran Umum Lokasi ... 34
4.1.1 Kondisi Geografi... 34
xii
4.1.2 Kondisi Demografi... 36
4.1.3 Sarana dan Prasarana... 39
4.2 Profil RPC ... 41
4.2.1 Sejarah Perusahaan PT. Radio Pertanian Ciawi RPC ... 41
4.2.2 Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC-PPMKP) ... 44
4.2.3 Segmen dan Format Siaran RPC... 47
4.2.4 Program Acara ... 48
4.2.5 Kegiatan Off Air dan Produksi Layanan Masyarakat.. 49
4.2.6 Proses Penyampaian Materi Siaran... 49
4.2.7 Kelompok Pendengar RPC (Mitra RPC) ... 50
4.3 Karakteristik Responden ... 52
4.3.1 Jenis Kelamin... 52
4.3.2 Umur ... 52
4.3.3 Mata Pencaharian Lain... 53
4.3.4 Luas Lahan... 54
4.3.5 Tingkat Pendapatan Usahatani... 55
4.3.6 Tingkat Pendidikan ... 55
4.3.7 Motif Mendengarkan Radio ... 57
4.3.8 Kepemilikan Media Radio ... 58
4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Program Iklan Layanan Masyarakat PTT... 59
4.4.1 Faktor Materi Siaran ... 59
4.4.2 Faktor Media Massa Radio ... 61
4.4.3 Faktor Lingkungan... 63
V. ANALISIS KEEFEKTIFAN PROGRAM IKLAN PTT PADA SIARAN RPC ... 65
5.1. Keterdedahan oleh Siaran radio untuk Keefektifan Program Iklan Layanan Masyarakat PTT... 65
5.1.1 Lama Mendengarkan Radio ... 65
5.1.2 Frekuensi Mendengarkan Radio ... 66
5.1.3 Tempat Mendengarkan... 68
5.1.4 Tingkat Pengetahuan Petani... 69
5.1.5 Sikap Petani... 70
5.2. Hubungan Karakteristik Responden, Faktor Materi Siaran, Faktor Media Massa Radio, Faktor Lingkungan dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio... 71
5.2.1 Hubungan antara Jenis Kelamin, Mata Pencaharian Lain, dan Kepemilikan Media Radio dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio... 71
5.2.2 Hubungan antara Umur, Tingkat Pendapatan Usahatani, Tingkat Pendidikan, Motif Mendengarkan Radio dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio ... 74
5.2.3 Hubungan antara Faktor Materi Siaran dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio... 76
xiii
5.2.4 Hubungan antara Faktor Media Massa Radio dengan
Keterdedahan oleh Siaran Radio... 78
5.2.5 Hubungan antara Faktor Lingkungan dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio... 79
5.3 Hubungan Keterdedahan oleh Siaran Radio dengan Keefektifan Program Iklan Layanan Masyarakat PTT ... 80
5.4 Keefektifan Program Iklan Layanan Masyarakat PTT: Suatu Analisis ... 83
VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 85
6.1 Kesimpulan ... 85
6.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
LAMPIRAN... 92
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Tabel 1 Komponen Teknologi PTT dan Teknologi yang
di Rekomendasikan bagi Petani, di siarkan RPC tahun 2007 ...20 Tabel 2 Jumlah Responden Berdasarkan Strata Penguasaan Lahan
di Desa Cibedug dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi ...31 Tabel 3 Batas Wilayah Desa Cibedug dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi ...34 Tabel 4 Jarak Kantor Desa ke Ibu Kota Kecamatan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, dan Ibu Kota Negara, Desa Cibedug
dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi. ...35 Tabel 5 Sebaran Penggunaan Lahan di Desa Cibedug dan Cileungsi,
Kecamatan Ciawi………. 35 Tabel 6 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin Desa Cibedug dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi...36 Tabel 7 Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat
Desa Cibedug dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi……….. 37 Tabel 8 Sebaran Tingkat Pendidikan di Desa Cibedug dan Cileungsi,
Kecamatan Ciawi………... 38 Tabel 9 Sebaran Jenis Jalan di Desa Cibedug dan Cileungsi,
Kecamatan Ciawi... 39 Tabel 10 Sebaran Sarana Kepemilikan Media di Desa Cibedug
dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi ...40 Tabel 11 Sebaran Sarana/Prasarana Kesehatan di Desa Cibedug dan
Cileungsi, Kecamatan Ciawi...41 Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin di Desa Cibedug
dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008………....52
Tabel 13 Sebaran Responden Menurut Umur di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...53 Tabel 14 Sebaran Responden Menurut Mata Pencaharian Lain
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...53
xv
Tabel 15 Sebaran Responden Menurut Luas Lahan di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...54 Tabel 16 Sebaran Responden Menurut Status Kepemilikan Lahan
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...54 Tabel 17 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan Usahatani
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...55 Tabel 18 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...56 Tabel 19 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan Nonformal
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...56 Tabel 20 Sebaran Responden Menurut Tujuan Mendengarkan RPC
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...57 Tabel 21 Sebaran Responden Menurut Status Kepemilikan Media Radio di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...58 Tabel 22 Sebaran Responden Menurut Pemilihan Radio di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Tahun 2008...59 Tabel 23 Sebaran Responden Menurut Kesesuaian Durasi Siaran
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...59 Tabel 24 Sebaran Responden Menurut Sifat Materi Siaran
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...61 Tabel 25 Sebaran Responden Menurut Daya Tangkap Siaran
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...61 Tabel 26 Sebaran Responden Menurut Format Radio di Desa Cibedug
dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...62 Tabel 27 Sebaran Responden Menurut Hambatan Penyiaran
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...62 Tabel 28 Sebaran Responden Menurut Saran Keluarga di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...63 Tabel 29 Sebaran Responden Menurut Saran Tetangga
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...63 Tabel 30 Sebaran Responden Menurut Sumber Informasi Lain PTT
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...64
xvi
Tabel 31 Sebaran Responden Menurut Lama Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008………...65 Tabel 32 Sebaran Responden Menurut Frekuensi Mendengarkan Radio
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...66 Tabel 33 Sebaran Responden Menurut Jam Kerja Responden
di Desa Cibedug dan Desa Jauh, Kecamatan Ciawi, 2008 ...67 Tabel 34 Sebaran Responden Menurut Waktu Luang Responden
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008…...………..67 Tabel 35 Sebaran Responden Menurut Program Acara RPC yang
Paling Sering di Dengar di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...68 Tabel 36 Sebaran Responden Menurut Tempat Mendengarkan
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008…...………... 69 Tabel 37 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Petani
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...69 Tabel 38 Sebaran Responden Menurut Sikap Petani
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008…………...70 Tabel 39 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Lama Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...71 Tabel 40 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Frekuensi Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...71 Tabel 41 Sebaran Responden Menurut Mata Pencaharian Lain dan
Lama Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...72 Tabel 42 Sebaran Responden Menurut Mata Pencaharian Lain dan
Frekuensi Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...72
xvii
Tabel 43 Sebaran Responden Menurut Kepemilikan Media Radio dan Lama Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...73 Tabel 44 Sebaran Responden Menurut Kepemilikan Media Radio dan
Frekuensi Mendengarkan Radio di Desa Cibedug dan
Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008...74 Tabel 45 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Umur,
Luas Lahan, Tingkat Pendapatan Usahatani, dan Tingkat Pendidikan dengan Keterdedahan oleh
Siaran Radio di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008 ...74 Tabel 46 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Faktor Materi
Siaran dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio
di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008 ...77 Tabel 47 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara
Faktor Media Massa Radio dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008 ...78 Tabel 48 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara
Faktor Lingkungan dengan Keterdedahan oleh Siaran Radio di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi
Kecamatan Ciawi, 2008………. .. 79 Tabel 49 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Keterdedahan
oleh Siaran Radio dengan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Petani di Desa Cibedug dan Desa Cileungsi,
Kecamatan Ciawi, 2008 ...81
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran...22 Gambar 2. Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC-PPMKP)…46...
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran 1. Peta Wilayah Jangkauan dan Peta Wilayah Layanan
Siaran RPC...93
Lampiran 2. Kuesioner...94
Lampiran 3. Panduan Pertanyaan untuk Informan...100
Lampiran 4. Pembagian Waktu Tayang Program Siaran...101
Lampiran 5. Instrumen Pengumpulan Data...110
Lampiran 6. Jadwal Penyusunan Skripsi...111
xx BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian adalah peningkatan pemanfaatan secara kualitatif suatu tingkat tertentu melalui perbaikan tingkat pengetahuan atau pendalaman penghayatan tentang makna kehidupan dalam menghasilkan berbagai kebutuhan pokok sandang, pangan, dan lingkungan sehat (Jaringan Kebijakan Publik Indonesia, 2004). Prinsip yang melandasi pembangunan pertanian ini adalah pembangunan berkesinambungan yang mampu memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan dimana jumlah penduduk dan angka kemiskinannya lebih dominan.
Salah satu kendala dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah adanya ‘kesenjangan komunikasi’ antara masyarakat pertanian, pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya. Berdasarkan hal tersebut, perlu dibangun media komunikasi yang efektif dalam rangka mengatasi kesenjangan komunikasi tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui ‘Radio Penyiaran’. Menurut UU No. 32 tahun 2002, radio penyiaran adalah media komunikasi dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
Siaran radio dapat menyampaikan pesan secara serentak dengan kecepatan tinggi, dapat mengatasi ketidakmampuan baca tulis dan relatif lebih murah peralatannya bila dibandingkan dengan siaran televisi. Keunggulan-keunggulan ini yang
xxi
menjadi pertimbangan digunakannya siaran radio untuk menyampaikan pesan kepada masyarkat luas terutama yang tinggal di pedesaan.
Radio Pertanian Ciawi atau yang lebih dikenal dengan RPC merupakan radio masyarakat pertanian yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan keseimbangan komunikasi antara pihak pengambil kebijakan dengan masyarakat melalui program siaran pertanian1. Radio pertanian menyuguhkan materi yang bersinggungan dengan masalah pertanian, misalnya saja cara bercocok tanam yang tepat, cara mengendalikan hama yang tepat dan lain sebagainya. Radio pertanian juga menjadi pengganti bagi para penyuluh yang tidak dapat langsung terjun ke lapangan karena keterbatasan sumberdaya. Adanya radio pertanian memudahkan penyuluh atau bahkan para petani untuk bertukar pikiran tentang masalah pertanian yang sering dihadapi dalam mengelola usahatani (Wiraatmadja, 1977).
Saat ini masyarakat ditantang untuk mampu mensukseskan sebuah program penting, yaitu P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional). Program ini merupakan salah satu upaya Departemen Pertanian (Deptan) dalam memenuhi kebutuhan beras nasional yang terkoordinasi untuk membangun petani tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui upaya pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan PTT (www.litbang.deptan.go.id/berita/one/516/).
Desa Cibedug dan Cileungsi merupakan desa dengan komoditi pertanian padi terbanyak di wilayah Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Usahatani padi petani di kedua desa tersebut berpotensi untuk dikembangkan hasil
1 Radio Pertanian Ciawi. 2004. Proposal FRB KPI dan Pemerintah
xxii
pertaniannya dengan menerapkan sistem PTT. Namun, karena PTT merupakan paket teknologi baru yang belum dikenal petani, untuk itu diperlukan media komunikasi yang dapat menyebarkan informasi PTT kepada seluruh petani di Desa Cibedug dan Cileungsi.
RPC sebagai media komunikasi di bawah naungan Departemen Pertanian berperan untuk mengkomunikasikan atau menyiarkan program-program pertanian agar tersosialisasikan dengan baik kepada petani. Salah satu cara agar program siaran pertanian dapat menarik perhatian petani adalah dengan mengemas program tersebut dalam iklan layanan masyarakat yang dapat merangkum secara jelas, padat, berulang, dan dalam durasi yang singkat. Menurut UU No. 32 tahun 2002, iklan layanan masyarakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.
Komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Rakhmat, 2004). Komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: (1) Kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan, (2) Afektif, yakni perubahan pandangan komunikan karena hatinya tergerak akibat komunikasi, (3) Behavioral, yakni perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan (Effendy, 1986).
Penyaluran pesan melalui Radio Pertanian Ciawi tidak dapat dipungkiri sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi pada petani dan berperan
xxiii
dalam mengembangkan pengetahuan dan sikap petani. Hal ini sesuai dengan visi yang diusung RPC yaitu “menjadi suara hati masyarakat pertanian”.
1.2 Perumusan Masalah
Perubahan lingkungan yang sangat cepat, menuntut setiap individu, kelompok atau lembaga masyarakat maupun bangsa untuk menyesuaikan diri agar tetap dapat menunjukkan eksistensinya dalam arena kompetisi yang semakin ketat. Pada situasi demikian, peranan informasi dan komunikasi memegang peranan penting, tidak terkecuali bagi masyarakat pertanian, khususnya petani sebagai pelaku utama pembangunan sistem dan usaha agribisnis di tanah air.
Petani harus dengan mudah dapat memperoleh informasi agribisnis untuk semua sub-sistem mulai dari hulu sampai hilir dari berbagai sumber informasi yang dapat dipercaya, sehingga petani memperoleh dasar pertimbangan yang cukup untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan usahanya.
Radio sebagai media yang bersifat audio mampu menjangkau daerah pedalaman dan mampu memenuhi kebutuhan informasi para petani, terutama bagi petani yang buta huruf. Program siaran pertanian melalui radio diharapkan mampu menjadi sarana pengembangan tingkat pengetahuan dan sikap petani dalam mengelola usahataninya.
Berdasarkan gambaran permasalahan diatas, beberapa rumusan pertanyaan layak untuk digali melalui penelitian ini yaitu
1. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik individu, faktor materi siaran, faktor media massa radio, dan faktor lingkungan dengan keterdedahan oleh siaran radio?
xxiv
2. Sejauhmana keefektifan program iklan layanan masyarakat PTT pada siaran RPC?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu, faktor materi siaran, faktor media massa radio, dan faktor lingkungan dengan keterdedahan oleh siaran radio.
2. Menganalisis keefektifan program iklan layanan masyarakat PTT pada siaran RPC.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai upaya mengungkap kebiasaan petani mendengarkan radio dan dampaknya bagi pengetahuan dan sikap petani.
Penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pihak RPC selaku stasiun radio yang berbasis pertanian untuk meningkatkan kualitas penyiaran guna mencapai tujuan pembangunan sektor pertanian dan sebagai sumbangan dalam dunia penelitian untuk menggugah partisipasi dari segenap pihak yang memiliki kepedulian terhadap sektor pertanian.
xxv BAB II
PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi Komunikasi dan Komunikasi Massa
Menurut Book (Changara, 2006), komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) dan berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Sebuah komunikasi dilakukan karena ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi, yaitu informatif (memberikan informasi/berita), persuasif (membujuk), dan entertainment (menghibur).
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film (Rakhmat, 2004). Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut McQuail (1987), komunikasi massa adalah kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan menimbulkan respon seketika dari banyak orang secara serentak. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004):
1. Komunikator terlembagakan,
xxvi 2. Pesan bersifat umum,
3. Komunikannya anonim dan heterogen, 4. Media massa menimbulkan keserempakan,
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, 6. Komunikasi massa bersifat satu arah,
7. Stimulasi alat indera ’terbatas’, dan 8. Umpan balik tertunda (delayed)
2.2 Radio sebagai Media Komunikasi Massa 2.2.1 Karakteristik dan Keunggulan Radio
Komunikasi massa tidak lepas dari pengaruh media yang menjadi alat penyampai pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut Changara (2006), media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan sosial. Radio adalah media massa elektronik yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu. Artinya, siaran dari suatu media radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu).
Karakteristik radio dibandingkan dengan media lain yaitu (Habib, 1997):
1. Media radio adalah media audio yang menggunakan kata-kata dan suara dalam menyampaikan pesan dan informasi.
xxvii
2. Media radio menggunakan unsur-unsur dunia realita, seperti suara dalam menyampaikan informasi. Hal ini dapat memberikan pengalaman konkrit kepada pendengarnya.
3. Media radio menggunakan indera pendengaran dalam menerima pesan atau informasi, sehingga media ini digolongkan media audio.
4. Media radio merupakan media yang menyampaikan pesan dan informasi dengan kecepatan dan urutan penyajian yang bersifat kaku.
5. Media radio pada umumnya tidak memberikan kesempatan kepada pendengar untuk melakukan tindakan atau respon pada saat menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh media tersebut.
Radio memiliki keunggulan dibandingkan dengan media massa lain.
Beberapa keunggulan radio adalah (Effendy, 1992):
1. Informasi yang disampaikan melalui radio bisa disampaikan secara cepat.
Siaran radio memungkinkan untuk memberitakan peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi.
2. Murah, baik pengelola radio dan pendengar radio tidak butuh banyak biaya untuk menjalankan dan menikmati siaran radio. Pengelolaan peralatan stasiun radio relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya untuk membentuk sebuah media cetak dan televisi.
3. Mudah dipahami, untuk menikmati siaran radio tidak diperlukan kemampuan khusus. Misalnya, kemampuan untuk membaca.
4. Akrab, pada saat siaran seorang penyiar pada dasarnya melakukan percakapan dengan pendengar, dengan begitu maka suasana yang dijalin melalui radio
xxviii
akan membentuk suatu hubungan informal diantara stasiun radio dan pendengarnya.
5. Mudah dibawa, pesawat radio mudah untuk dibawa ke berbagai tempat.
6. Tidak perlu meluangkan waktu khusus, seorang pendengar radio dapat melakukan kegiatan lain selagi pendengar mendengarkan radio.
7. Interaktif, pada sebuah radio komunitas seorang warga komunitas bisa turut aktif bersiaran atau berdialog dengan penyiarnya melalui telepon.
Selain itu menurut Romli (2004), radio siaran memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
1. Cepat dan langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari koran atau TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak
2. Akrab. Radio siaran adalah alat yang akrab dengan pemiliknya.
3. Dekat. Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal communications).
4. Hangat. Paduan kata-kata, musik dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka.
5. Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar.
6. Tanpa batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA, (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) dan kelas sosial.
xxix
7. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga TV, radio jauh lebih murah.
8. Bisa mengulang. Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara tepat.
9. Fleksibel. Siaran radio dapat dinikmati sambil mengerjakan hal lain tanpa menggangu aktivitas yang lain seperti memasak, mengemudi, belajar dan membaca koran atau buku.
Kelebihan yang banyak dimiliki radio tetapi tetap memiliki kelemahan, informasinya yang selintas membuat informasi yang disampaikan sulit di ingat, dan karena siaran radio melalui pendengaran dan hanya sekali maka informasi tersebut tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya.
2.2.2 Khalayak Radio
Khalayak adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber (Changara, 2006). Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decorder atau komunikan.
Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Unsur khalayak tidak boleh diabaikan sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat. Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut tentang khalayak, yaitu aspek sosiodemografik, aspek profil psikologis dan aspek karakteristik perilaku khalayak.
xxx
Aspek sosiodemografik antara lain (Changara, 2006): (1) Jenis kelamin, (2) Usia, (3) Populasi, (4) Lokasi, (5) Tingkat pendidikan, (6) Bahasa, (7) Agama, (8) Pekerjaan, (9) Ideologi, (10) Pemilikan media. Aspek profil psikologis ialah memahami khalayak dari segi kejiwaan, yaitu (1) Emosi, (2) Bagaimana pendapat-pendapat mereka, (3) Adakah keinginan mereka yang perlu dipenuhi, (4) Adakah selama ini mereka menyimpan rasa kecewa, frustasi atau dendam. Aspek karakteristik perilaku khalayak, yaitu (1) Hobi, (2) Nilai dan norma, (3) Mobilitas sosial, (4) Perilaku komunikasi.
Masduki (2002) membagi pendengar radio dalam 4 kategori, yakni pendengar aktif, pasif, selektif dan spontan. Pendengar spontan adalah pendengar yang tanpa sengaja mendengar suatu siaran radio dan relatif mudah teralih perhatiannya pada hal lain. Pendengar pasif adalah pendengar yang sering mendengarkan suatu program radio tapi jarang melakukan interaksi dengan penyiar dan hanya mendengarkan siaran radio saja. Pendengar selektif adalah pendengar yang hanya memilih untuk mendengarkan program siaran tertentu yang memang diminati oleh pendengar baik dikarenakan kualitas program yang ditawarkan maupun karena tertarik terhadap penyiar yang bersiaran. Pendengar aktif adalah pendengar yang selalu mendengarkan siaran suatu stasiun radio dan mereka juga sering aktif berinteraksi dengan penyiar pada saat siaran berlangsung dengan mengirimkan SMS (Short Message Service) atau telepon ke stasiun radio yang bersangkutan.
Masduki (2002) menginformasikan bahwa terdapat empat komponen sosiologis yang dapat dipertimbangkan sebagai identitas khalayak, yaitu: (1) Berasal dari berbagai strata sosial (berbeda umur, tingkat pendidikan, jabatan,
xxxi
pendapatan, dan gaya hidup), (2) Merupakan kelompok anonim yang terdiri dari individu-individu yang tidak saling mengenal, (3) Karena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan untuk interaksi dan tukar pengalaman, (4) Tidak terorganisasi sehingga tidak mungkin digerakkan untuk kepentingan tertentu.
2.2.3 Efek Komunikasi Massa
Chaffee (Rakhmat, 2004) menyebutkan bahwa efek komunikasi massa mengakibatkan perubahan pada diri khalayak komunikasi massa, perubahan tersebut adalah perubahan kognitif, afektif dan konatif. Bloom dalam Notoatmodjo (1990), membagi perilaku ke dalam tiga kawasan, yaitu cognitive domain, affective domain dan pscychomotor domain.
Rakhmat (2004) menjelaskan bahwa efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan tranmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Menurut Kibler et. Al (Anggraeni, 2004), pengetahuan dapat didefinisikan sebagai ingatan mengenai sesuatu yang bersifat spesifik/umum;
ingatan mengenai metode atau proses; ingatan mengenai pola, susunan atau keadaan. Selanjutnya pengetahuan tersebut dikelompokkan secara hierarkhis ke dalam: (1) Pengetahuan yang bersifat spesifik, (2) Pengetahuan mengenani terminologi, (3) Pengetahuan mengenai fakta-fakta tertentu, (4) Pengetahuan mengenai cara-cara tertentu, (5) Pengetahuan mengenai kaidah, (6) Pengetahuan mengenai arah dan tujuan, (7) Pengetahuan mengenai klasifikasi dan kategori, (8) Pengetahuan mengenai kriteria, (9) Pengetahuan mengenai metode, (10)
xxxii
Pengetahuan mengenai pola, (11) Pengetahuan mengenai prinsip dan generalisasi, (12) Pengetahuan mengenai teori dan struktur.
Sudjono (1996), menyatakan bahwa pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide gejala, rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Menurut Supriyadi (Anggraeni, 2004), pengetahuan merupakan sekumpulan infomasi yang dipahami, yang diperoleh melalui proses belajar selama hidup dan dapat digunakan sewaktu- waktu sebagai alat penyesuaian diri sendiri maupun lingkungannya.
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci. Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan. Sikap menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), diartikan sebagai perasaan, cara berfikir dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen-komponen sikap adalah cara berfikir, perasaan dan kecenderungan untuk bertindak.
Akibat dari efek komunikasi massa adalah terjadinya perubahan pada diri khalayak komunikasi massa yaitu perubahan kognitif, afektif dan konatif. Respons pengetahuan merupakan penguasaan individu mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan informasi yang disampaikan. Respon sikap adalah perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang berhubungan dengan informasi yang disampaikan kepada khalayak.
xxxiii
2.3 Radio sebagai Media Massa Komunikasi Pertanian
Soekartawi (1988) menyatakan komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perseorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti. Definisi komunikasi bila dikaitkan dengan konteks pertanian adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu seperti yang sering dijumpai pada metode penyuluhan (Soekartawi, 1988).
Pada sejarah perkembangannya, komunikasi pertanian ini sering dipengaruhi dan dimonopoli oleh pihak pemberi pesan, sehingga model komunikasinya disebut dengan istilah model linier. Komunikasi dikatakan berhasil jika pemberi pesan (komunikator) dapat menyampaikan pesannya kepada sasarannya (komunikan). Pendapat ini sangat lemah, karena sasaran (komunikan) bukanlah kertas putih yang dengan mudah diberi warna atau gambar apapun oleh pemberi pesan (komunikator). Kenyataan ini menyebabkan dikembangkannya pendekatan baru dalam komunikasi, yaitu menjadi lebih bersifat dua arah, dimana mengartikan komunikasi dengan pertukaran suatu informasi yang bertujuan untuk mendapatkan kesamaan makna diantara peserta komunikasi baik komunikan maupun komunikator. Penyampaian informasi dikatakan berhasil kalau kedua belah pihak merasa diuntungkan, di satu pihak komunikator merasa yakin kalau pesan yang diberikan diserap oleh komunikan dan di pihak lain, komunikan merasa diuntungkan setelah mendapatkan pesan yang diberikan komunikator (Soekartawi, 1988).
xxxiv
Radio tampaknya merupakan alat komunikasi massa yang sesuai untuk mendidik para petani dari keterbelakangan teknologi dalam bidang pertanian.
Adapun alasan penggunaan media radio, yakni dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang sama, menumbuhkan pemikiran pada para pendengar tentang masalah yang sedang hangat dihadapi, dan menyebarluaskan informasi secara cepat dalam keadaan darurat. Cara yang dapat ditempuh untuk mencapainya adalah sebagai berikut (Wiraatmadja, 1977): (1) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di pedesaan, (2) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan siaran pedesaan, (3) tumbuhkan kegemaran untuk berkorespondensi dengan studio radio atau dengan dewan pembina siaran pedesaan guna mengemukakan keinginan, keperluan, dan pendapatnya, (4) penyuluh juga harus sering berhubungan dengan studio radio, (5) acara-acara yang menarik supaya diumumkan terlebih dahulu, (6) mengirimkan secara teratur berita, cerita, dan pandangan tentang hal-hal yang terjadi setempat kepada studio radio, (7) usahakan partisipasi dari orang-orang daerah yang berbakat untuk mengisi acara radio.
Manfaat metode dengan menggunakan radio ini adalah dapat menjangkau banyak orang dengan biaya rendah, penyebarluasan informasi tentang harga pasar dan panca usaha padi, dapat disajikan banyak topik dan banyak pengalaman orang-orang, obrolan para spesialis dapat memenuhi tujuan pendidikan, hiburan dapat pula disajikan sebagai selingan, dan orang-orang berbakat setempat mendapat kesempatan muncul di muka umum (Wiraatmadja, 1977).
xxxv 2.3.1 Program Iklan Layanan Masyarakat
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya (Changara, 2006). Menurut Bittner dan Arens (1992) secara teoritis umumnya iklan terdiri atas dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Jika terdapat jenis-jenis iklan yang lain, maka merupakan perluasan dari kedua jenis iklan tersebut. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang dan jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bertujuan memberikan informasi dan pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Menurut Bittner dan Arens (1992), faktor yang membedakan iklan dengan jenis pesan lain adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah iklan, yaitu informasinya yang persuasif, dimana pesan tersebut harus disampaikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik, keberadaannya direncanakan secara sengaja dan spesifik dengan sasaran yang beragam.
2.3.2 Daya Tarik Iklan
Menurut Bittner dan Arens (1992), iklan yang baik yaitu yang memiliki segi daya tarik. Daya tarik iklan dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.
Iklan radio dituntut untuk berdaya tarik karena iklan yang disampaikan hanya dalam bentuk audio atau suara sehingga diperlukan kreativitas untuk mendororng pendengar berimajinasi mengenai iklan tersebut.
xxxvi 1. Daya tarik pesan.
Daya tarik iklan terletak pada nilai kesederhanaan. Sebuah iklan terkadang begitu cerdiknya sehingga senantiasa di ingat. Kata sederhana merupakan kata ampuh untuk iklan radio, karena konsumen jarang sekali bersedia menyediakan waktu yang cukup lama untuk mendengarkan iklan.
Salah satu cara untuk menyampaikan pesan secara tepat adalah dengan menggunakan lagu-lagu, jingle, atau slogan-slogan singkat yang menarik. Slogan singkat biasanya dapat menjadi trend dikalangan masyarakat. Pada akhirnya jika seorang mengenal slogan suatu iklan, ia akan terdorong untuk mengingat dan mengidentifikasi iklan tersebut. Keterampilan dalam memainkan kata-kata terkesan unik dan memikat sehingga dapat memaksa para pendengar untuk berhenti sejenak dan merenungkan maknanya sehingga mereka terdorong untuk memberikan perhatian kepada produk iklan tersebut.
Faktor penting penyampaian pesan adalah suara. Suara pembaca atau pengisi iklan harus sesuai dengan karakter dan kondisi seseorang yang ingin digambarkan dalam suara tersebut.
2. Daya tarik kuantitas
Daya tarik kuantitas mengacu pada frekuensi dan jumlah dalam penyampaian pesan. Pesan iklan yang baik hendaknya disampaikan berulang- ulang, dan dengan pengulangan pesan tersebut akan menyebabkan pendengar terbiasa dan akan selalu mengingat pesannya.
3. Daya tarik aktualitas pesan
Aktualitas pesan mengacu pada penyampaian yang sifatnya: (1) sering terjadi, iklan-iklan sering menampilkan pesan bahwa suatu produk barang dan jasa
xxxvii
tertentu saat ini sedang dipergunakan secara meluas, (2) jarang terjadi, menawarkan produk tertentu dalam jangka waktu yang ditentukan, misalnya dengan penambahan bonus atau hadiah dengan jumlah yang terbatas sehingga jika terlambat maka tidak akan terdapat hadiah, (3) mempunyai hubungan yang erat dengan tempat dan waktu, iklan juga sering menawarkan hubungan kedekatan dari segi tempat.
2.3.3 Keefektifan Program Siaran Radio terhadap Khalayak
Keefektifan komunikasi adalah komunikasi yang memiliki tingkat fidelity tinggi dan noise rendah atau tidak ada. Ukuran keefektifan ini pada akhirnya ditujukan apabila penerima dapat menerima pesan sesuai dengan yang dimaksud oleh sumber, baik isi, materi maupun tujuan (Supari, 1998).
Menurut Effendi (1986), komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: (1) Kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan, (2) Afektif, yakni perubahan pandangan komunikan karena hatinya tergerak akibat komunikasi, (3) Behavioral, yakni perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan.
Komunikasi yang efektif paling tidak harus ditandai oleh sekurang- kurangnya lima hal, yaitu (1) pengertian, (2) kesenangan, (3) mempengaruhi sikap, (4) hubungan sosial yang baik, (5) tindakan. Hal senada pula dikemukakan oleh Tubbs dan Moss (Mutaqin, 1998), bahwa ukuran bagi komunikasi yang efektif adalah pengertian, suasana senang, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keefektifan komunikasi didekati unsur-unsur komunikasinya, yaitu frekuensi kunjungan,
xxxviii
ketepatan materi yang disampaikan, penggunaan media komunikasi dan keterampilan berkomunikasi (Rakhmat, 2004).
Komunikasi akan berjalan efektif, jika ketepatannya (fidelity) dapat ditingkatkan dan gangguannya (noise) dapat diperkecil. Hal ini harus terjadi baik pada sumber (komunikator), pesan, saluran maupun receiver komunikan sebagai unsur-unsur komunikasi (Berlo, 1960).
Pada konteks penelitian ini, komunikasi yang efektif adalah komunikan (petani) dapat memahami pesan sesuai dengan makna pesan yang dikirim oleh komunikator (penyiar radio) dan mempunyai persepsi yang sama dengan komunikator (penyiar radio). Komunikasi melalui radio dikatakan efektif jika siaran tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap komunikan atau audiennya.
2.4 Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT)
Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu atau lebih dikenal dengan PTT merupakan salah satu model atau pendekatan pengelolaan usahatani padi, dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi spesifik yang memberikan efek sinergis. PTT menggabungkan berbagai komponen usahatani terpilih yang serasi dan saling komplementer untuk mendapatkan hasil panen optimal dan kelestarian lingkungan.
Tujuan penerapan PTT adalah meningkatkan produktivitas, meningkatkan nilai ekonomi atau keuntungan usahatani padi melalui efisiensi penggunaan input, dan melestarikan sumberdaya lahan untuk keberlangsungan sistem produksi. Pelaksanaan PTT menggunakan pendekatan partisipasi petani
xxxix
secara aktif, dan dalam penerapan komponen teknologi PTT tersebut didasarkan pada kesepakatan dengan petani. Berikut ini adalah teknologi yang direkomendasikan dalam penerapan PTT.
Tabel 1. Komponen Teknologi PTT dan Teknologi yang di Rekomendasikan bagi Petani, di siarkan RPC tahun 2007
No Komponen Teknologi Teknologi yang di rekomendasikan bagi petani
1. Varietas
Padi Varietas Unggul Baru (VUB), Padi Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB), Padi Hibrida
2. Jarak Tanam 20 x 20 ; untuk varietas Fatmawati 20 x 15 cm 3. Jumlah benih (kg/ha) 15 kg
4. Perlakuan Benih Perendaman larutan garam dan Regent SC.
5. Umur bibit ; jml bibit/lubang
15-16 hari ;
1- 2 bibit/lubang tanam
6. Pemupukan
Dosis pupuk per ha : Pupuk Organik 2 ton/ha + 300 kg Urea + 75 kg SP 36 + 100 kg KCl, dengan cara pemupukan :
- Pupuk Organik diberikan seluruhnya pada saat pengolahan tanah
- Aplikasi Urea pertama 14 hst, selanjutnya berdasarkan warna daun.
- Pupuk SP-36 diberikan seluruhnya sebelum tanam benih (0 HST).
- Pupuk KCL diberikan dua kali, pada umur 21 dan 30 HST, masing masing 50 kg per ha.
7. Pengairan Berselang
8. Pengendalian gulma Menggunakan “gasrok” atau “landak”
Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/516/
2.5 Kerangka Pemikiran
Rakhmat (2004) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yakni faktor yang timbul dari dalam diri sendiri atau personal dan faktor yang datang dari luar individu. Adapun faktor personal pada dasarnya meliputi konsep karakteristik pendengar (umur, jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan) dan motif dasar manusia untuk dapat
xl
memenuhi kepuasan dan kebutuhannya. Mobilitas pendengar juga merupakan faktor personal yang akan mempengaruhi pola penggunaan media massa radio untuk melihat aktivitas yang dilakukan khalayak terutama pada saat sambil mendengarkan radio.
Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan audien sebanyak mungkin (Morissan, 2005). Beberapa cara agar materi dapat diterima, dimanfaatkan, dan diaplikasikan oleh petani maka materi hendaknya memiliki sifat diperlukan oleh masyarakat tani, sesuai dengan kemampuan sasaran, mengena pada perasaan, memberi keuntungan ekonomis, mengesankan, mendorong ke arah kegiatan dan dapat membujuk sasaran. Kesemuanya itu dirangkum menjadi kesesuaian durasi siaran dan sifat materi siaran sebagai variabel.
Radio memahami audiennya maka pengelola media penyiaran akan dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan, dan bagaimana mempertahankan audien dari media pesaing. Hal ini yang kemudian memunculkan format acara siaran yang diwujudkan dalam bentuk prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran akan dapat diterima masyarakat. Selain itu jarak jangkauan siaran juga akan mempengaruhi kualitas siaran mencakup jernih atau tidaknya program disiarkan yang akan berdampak pada efektif atau tidaknya pesan sampai pada pendengar.
Konsep karakteristik media massa radio ini terdiri dari variabel format radio dan jangkauan siaran.
xli
Gambar 1. Kerangka Analisis Keefektivan Program Siaran radio Pertanian Ciawi:
Kasus Program Iklan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor.
Keterangan : : berhubungan
Saran terhadap responden yang datang dari keluarga, tetangga juga turut mempengaruhi audien dalam mendengarkan siaran radio serta sumber informasi Y.2 Keefektifan
Program Iklan PTT
Y.2.1 Tingkat pengetahuan petani Y 2 2 Sik t i Y.1 Keterdedahan oleh
Siaran Radio
Y.1.1 Lama mendengarkan radio
Y.1.2 Frekuensi
mendengarkan radio Y 1 3 Tempat
X.1 Karakteristik Individu
X.1.1 Jenis Kelamin X.1.2 Umur
X.1.3 Mata pencaharian lain
X.1.4 Luas lahan X.1.5 Tingkat
pendapatan usahatani X.1.6 Tingkat
pendidikan X 1 7 Motif
X.2 Faktor Materi Siaran
X.2.1 Kesesuaian durasi siaran
X.4 Faktor lingkungan X.4.1 Saran keluarga X.4.2 Saran tetangga X 4 3 Sumber informasi X.3 Faktor Media
Massa Radio X.3.1 Daya tangkap siaran
X.3.2 Format radio
xlii
lain seperti penyuluh, media televisi atau majalah. Menurut Sari (2004), terpaan media (media exposure) adalah upaya untuk mencari data khalayak mengenai penggunaan media, baik frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan.
Berdasarkan keterdedahan masyarakat terhadap radio dapat dibedakan menjadi frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu), dan durasi penggunaan media.
Menurut Effendi (1986), komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: (1) Kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan, (2) Afektif, yakni perubahan pandangan komunikan karena hatinya tergerak akibat komunikasi, (3) Behavioral, yakni perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Sifat radio yang selintas dengar maka disini dampak siaran PTT yang diteliti dan dibatasi sampai pada perubahan tingkat pengetahuan dan sikap petani.
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran seperti yang tertera pada Gambar 1 serta masalah-masalah yang telah dikemukakan, maka disusun sebagai hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik individu yang meliputi jenis kelamin, umur, mata pencaharian lain, luas lahan, tingkat pendapatan usahatani, tingkat pendidikan, motif mendengarkan radio dan kepemilikan media radio berhubungan nyata dengan keterdedahan oleh siaran radio.
2. Faktor materi siaran yang meliputi kesesuaian durasi siaran dan sifat materi siaran berhubungan nyata dengan keterdedahan oleh siaran radio.
xliii
3. Faktor media massa radio yang meliputi daya tangkap siaran, format radio, dan hambatan penyiaran berhubungan nyata dengan keterdedahan oleh siaran radio.
4. Faktor lingkungan yang meliputi saran keluarga, saran tetangga, dan sumber informasi PTT berhubungan nyata dengan keterdedahan oleh siaran radio.
5. Keterdedahan oleh siaran radio berhubungan nyata dengan keefektifan program iklan PTT pada siaran Radio Pertanian Ciawi.
2.7 Definisi Operasional
Untuk mempertajam pengukuran dan analisis, maka variabel-variabel yang digunakan didefinisikan sebagai berikut:
X.1 Karakteristik individu adalah faktor-faktor internal dalam diri masing- masing individu petani yang dapat mempengaruhi petani dalam mendengarkan radio. Karakteristik individu merupakan skala nominal dan ordinal serta masing-masing variabel akan diberi kode.
X.1.1 Jenis kelamin adalah perbedaan seksual antara laki-laki dan perempuan didasarkan faktor biologis/fisik. Jenis kelamin diukur dengan skala nominal Kriteria pengukuran yang digunakan adalah
Laki-laki : kode 1 Perempuan : kode 2
X.1.2 Umur diukur dengan menghitung ulang jumlah tahun responden di ulang tahun terakhir pada saat penelitian berlangsung. Umur diukur dengan skala ordinal, berdasarkan rata-rata sebaran usia. Kategori umur dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni
xliv
<25 tahun tergolong muda : kode 1 25-49 tahun tergolong setengah baya : kode 2
>49 tahun tergolong tua : kode 3
X.1.3 Mata pencaharian lain adalah kegiatan mencari nafkah selain bertani yang dilakukan responden berdasarkan curahan waktu tertentu. Mata pencaharian lain diukur dengan skala nominal. Mata pencaharian lain digolongkan menjadi dua bagian yaitu
pertanian (peternak) : kode 1 dan,
non pertanian (PNS, wiraswasta, tukang ojek, dan kuli bangunan) : kode 2.
X.1.4 Luas lahan adalah besar bidang tanah yang digunakan oleh petani untuk melakukan usahatani dalam satuan hektar. Luas lahan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah
≤0,4 Ha termasuk dalam kepemilikan di bawah rata- rata : kode 1
>0,4 Ha termasuk dalam kepemilikan di atas rata-rata : kode 2
X.1.5 Tingkat pendapatan usahatani adalah jumlah nominal penghasilan dalam rupiah yang diperoleh responden dalam kegiatan usahatani rata-rata per musim tanam. Tingkat pendapatan usahatni diukur dengan skala ordinal.
Tingkat pendapatan dalam sekali panen per tahun dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.100.000, tergolong rendah : kode 1 Rp. 2.200.000 – Rp. 4.000.000, tergolong sedang : kode 2 Rp. 4.100.000 – Rp. 5.000.000, tergolong tinggi : kode 3
X.1.6 Tingkat pendidikan adalah lamanya jenjang dalam sekolah formal yang responden tempuh dari tingkat SD, SMP, SMA/STM/SMEA, Diploma,
xlv
dan Sarjana serta jenjang sekolah non formal berupa kursus. Tingkat pendidikan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah SD : kode 1, SLTP : kode 2, SLTA : kode 3, Diploma : kode 4, Sarjana: kode 5
X.1.7 Motif mendengarkan radio adalah tingkat kebutuhan yang akan dipenuhi melalui mendengarkan radio yang dirasakan oleh responden bisa berupa kebutuhan akan hiburan (kode 1), informasi (kode 2) maupun karena informasi dan hiburan (kode 3). Motif mendengarkan radio diukur dengan skala ordinal.
X.1.8 Kepemilikan media radio adalah status kepunyaan responden terhadap radio terbagi atas mempunyai (kode 1) atau tidak mempunyai (kode 2).
Kepemilikan media radio diukur dengan skala nominal.
X.2 Faktor materi siaran adalah ciri-ciri yang mengacu pada pesan dan diharapkan mengena pada sasaran.
X.2.1 Kesesuaian durasi siaran adalah skor ketepatan lamanya waktu pemutaran program dengan kondisi dan aktivitas responden. Kesesuaian durasi siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah sesuai (kode 4), agak sesuai (kode 3), kurang sesuai (kode 2), dan tidak sesuai (kode 1).
X.2.2 Sifat materi siaran adalah skor daya tarik topik materi. Sifat materi siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah baik (kode 4), agak baik (kode 3), kurang baik (kode 2), dan tidak baik (kode 1).
xlvi
X.3 Faktor media massa radio adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh radio.
X.3.1 Daya tangkap siaran adalah skor indeks kualitas siaran berdasarkan seberapa jauh jarak yang dapat dijangkau oleh stasiun radio. Daya tangkap siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah baik (kode 4), agak baik (kode 3), kurang baik (kode 2), tidak baik (kode 1).
X.3.2 Format radio adalah skor indeks kesesuaian pengemasan bentuk program yang dipilih oleh RPC dengan kondisi pendengar. Format radio diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah sesuai (kode 4), agak sesuai (kode 3), kurang sesuai (kode 2), dan tidak sesuai (kode 1)
X.3.3 Hambatan penyiaran adalah kendala dalam menyampaikan pesan atau informasi. Hambatan penyiaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah setuju (kode 4), agak setuju (kode 3), kurang setuju (kode 2), dan tidak setuju (kode1)
X.4 Faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi responden dalam mendengarkan iklan layanan masyarakat PTT.
X.4.1 Saran keluarga adalah anjuran yang diberikan kerabat dekat (istri, suami, anak, kakak, adik, saudara) terhadap responden dan mempengaruhi responden untuk mendengarkan iklan layanan masyarakat PTT. Saran keluarga diukur dengan skala ordinal. Kriteria yang digunakan adalah menyarankan (kode 4), agak menyarankan (kode 3), kurang menyarankan (kode 2), dan tidak menyarankan (kode 1).
xlvii
X.4.2 Saran tetangga adalah anjuran yang diberikan orang lain yang tempat tinggalnya berdekatan dengan responden dan mempengaruhi responden untuk mendengarkan iklan layanan masyarakat PTT. Dukungan tetangga diukur dengan skala ordinal. Kriteria yang digunakan adalah menyarankan (kode 4), agak menyarankan (kode 3), kurang menyarankan (kode 2), dan tidak menyarankan (kode 1).
X.4.3 Sumber informasi lain PTT adalah media yang menjadi acuan untuk mendapatkan informasi PTT selain dari radio. Sumber informasi lain PTT diukur dengan skala ordinal. Kriteria yang digunakan adalah menyarankan (kode 4), agak menyarankan (kode 3), kurang menyarankan (kode 2), dan tidak menyarankan (kode 1).
Y.1 Keterdedahan oleh siaran radio adalah kebutuhan responden untuk mendengar siaran radio.
Y.1.1 Lama mendengarkan ditunjukkan dengan waktu rata-rata responden mendengar radio dalam sehari. Kategori lama mendengarkan dikelompokkan menjadi tiga golongan, yakni rendah : 2-5 jam per hari (kode 1), sedang : 6-9 jam per hari (kode 2), dan tinggi : 10-14 jam per hari (kode 3).
Y.1.2 Frekuensi mendengarkan ditunjukkan dengan berapa kali dalam seminggu responden mendengarkan radio. Kategori frekuensi mendengarkan dikelompokkan menjadi tiga golongan, yakni rendah : 1-3 hari per minggu (kode 1), sedang : 4-6 hari per minggu (kode 2), dan tinggi : setiap hari (kode 3).
xlviii
Y.1.3 Tempat mendengarkan adalah ruang dimana responden mendengarkan iklan layanan masyarakat PTT, dibedakan menjadi selalu (kode 5), sering (kode 4), kadang-kadang (kode 3), jarang (kode 2) dan tidak pernah (kode 1).
Y.2 Keefektifan program radio adalah ketepatan proses komunikasi yang disiarkan oleh RPC sehingga terjadi persamaan makna antara petani dengan pihak RPC.
Y.2.1 Tingkat pengetahuan diukur berdasarkan penguasaan infomasi pada responden mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan iklan layanan masyarakat PTT. Tingkat pengetahuan yang diuji meliputi tujuan dari PTT, penggunaan pupuk organik, benih bersertifikat, bibit muda dan pengaturan tanam. Kriteria pengukuran yang digunakan digolongkan menjadi dua yaitu rendah (kode 1), sedang (kode 2), dan tinggi (kode 3).
Y.2.2 Sikap petani diukur berdasarkan cara berfikir, perasaan dan kecenderungan bertindak terhadap iklan layanan masyarakat PTT. Aspek sikap yang diuji meliputi: manfaat siaran PTT, pengaruh siaran dalam mengelola usaha pertanian, manfaat PTT dalam melestarikan sumberdaya lahan, manfaat PTT dalam meminimalkan penggunaan input pertanian. Kriteria pengukuran yang digunakan digolongkan menjadi dua yaitu rendah (kode 1), sedang (kode 2), dan tinggi (kode 3).
xlix BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, yakni penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Untuk memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti maka data kuantitatif yang ada didukung oleh informasi kualitatif yang diperoleh melalui wawancara bebas dan observasi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RPC (Radio Pertanian Ciawi) kawasan Puncak, Bogor. Tepatnya di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Jl.
Raya Puncak Km 11 Departemen Pertanian, Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan, sebagai berikut: (1) RPC merupakan stasiun radio yang sudah cukup lama berdiri sejak Februari 2004 sehingga telah memiliki pendengar setia, saluran RPC berada pada 95,3 FM. (2) RPC merupakan radio penyiaran yang bernuansakan pertanian dan pedesaan yang dikemas secara akrab, santai dan kekeluargaan. Desa yang menjadi sasaran penelitian ini adalah Desa Cibedug dan Desa Cileungsi, pemilihan kedua desa ini adalah untuk membandingkan kualitas tangkapan siaran RPC.
l
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret-April 2008 untuk penjajagan, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, pengolahan data dan pembuatan draft skripsi pada bulan Mei-Juli 2008.
3.3 Teknik Pemilihan Responden
Kerangka sampling yang digunakan adalah Mitra RPC yang bekerja sebagai petani padi sawah di Desa Cibedug dan Cileungsi. Pemilihan populasi dilakukan secara sengaja dengan alasan: (1) Lokasi Desa Cileungsi dan Cibedug merupakan kawasan lingkar RPC, (2) Masyarakat Desa Cileungsi dan Desa Cibedug kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani, yaitu masing-masing 26,8 persen dan 20,8 persen dan memiliki kelompok tani yang sudah ada sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengakses petani yang menjadi responden.
Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan secara acak distratifikasi (stratified random sampling) dengan jenis non proporsional pada unit analisis. Penstratifikasian didasarkan pada strata penguasaan lahan, masing- masing strata diambil 15 responden. Jumlah responden yang diteliti sebanyak minimal 30 orang pada masing-masing desa Jumlah ini diambil berdasarkan syarat yang dibutuhkan untuk analisis teknik korelasi (Singarimbun, 1989).
Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Strata Penguasaan Lahan di Desa Cibedug dan Cileungsi, Kecamatan Ciawi, 2008
Strata Desa Dekat
(Cibedug) Desa Jauh
(Cileungsi) Total
Strata atas 15 15 30
Strata bawah 15 15 30
Total 30 30 60
li 3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dalam wawancara tatap muka dengan responden, wawancara bebas terhadap pihak RPC, dan observasi yang diperoleh melalui pengamatan terhadap kondisi sekitar.
Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan karakteristik pendengar, materi siaran, media massa radio, dan karakteristik lingkungan yang berisikan variabel bebas (independent variable) dengan lambang (X). Pertanyaan yang berhubungan dengan keterdedahan pada siaran radio serta perubahan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap materi siaran yang keduanya merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dengan lambang (Y). Wawancara bebas digunakan untuk memperoleh informasi mengenai proses komunikasi dari pihak RPC serta tokoh masyarakat. Observasi merupakan pengamatan secara langsung peneliti terhadap kejadian langsung di lapangan yang dapat dijadikan informasi.
Selain data primer terdapat juga data sekunder berupa berkas dan arsip yang diperoleh dari pihak stasiun sebagai informasi tentang gambaran umum tempat penelitian untulk mendukung informasi yang diperoleh.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS, untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis tabel frekuensi, tabulasi silang, dan uji statistik non-parametrik.
lii
Pengumpulan data dengan skala minimal nominal menggunakan uji chi Square dan data dengan skala minimal ordinal diolah dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman. Hipotesis yang digunakan adalah Ho: tidak ada hubungan dan
H1: ada hubungan. Analisis data kualitatif tidak menggunakan model matematik, hanya terbatas pada teknik pengolahan data seperti membaca grafik, tabel, dan lain-lain, yang kemudian dilakukan penafsiran atau analisis.