• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA DI KELAS IV SD SWASTA ANDREAS T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA DI KELAS IV SD SWASTA ANDREAS T.A 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DENGAN TANPA ALAT

PERAGA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULATDI KELAS VII SMP

NEGERI 34 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Rahmi Mawaddah NIM 081244110018

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi

ini berjudul, “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS) Menggunakan Alat Peraga dengan Tanpa Alat Peraga Pada Sub Pokok

Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas VII SMP Negeri

34 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIMED.

Pada kesempatan ini, dengan rasa rendah hati dan tulus penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pada Bapak Rektor

UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai

pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA

UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari,

M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan juga selaku dosen

pembimbing akademik peneliti, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika. Ucapak terimakasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Asmin,

M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, pengarahan serta saran-saran kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini. Bapak Drs. S. Siahaan, M.Pd, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd dan

Bapak Drs. M. Manullang, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

banyak saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini. dan kepada seluruh

Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Terima kasih juga kepada Ibu Lesma Naibaho, S.Pd selaku Kepala

Sekolah SMP Negeri 34 serta Bapak Jaya Dwipa Tarigan, S.Pd selaku WKS yang

telah banyak membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. Ibu Siti Romandang

Bulan, S.Pd dan Ibu Arta Napitupulu, S.Pd selaku guru matematika, para Staf

(3)

v

Teristimewa ucapan terimakasih dan hormat yang setulus-tulusnya kepada

Ibunda tercinta (Dahliana) dan Ayahanda tersayang (Abd. Rasyid) yang telah

memberikan dukungan moril dan materil serta berkat doa Ayahanda dan Ibunda

penulis dapat menjadi Sarjana Pendidikan. Kakak dan abang tersayang

Muhammad Nasib, Muhammad Syafiq, Nurfadhila, Zulaifatul Husna, dan Husni

Bunayya serta suami saya Andi Majid yang telah banyak memberi dukungan demi

kesuksesan penulisan skripsi ini. Ibu dan Bapak kos serta teman-teman satu kos

yang selalu siap membantu terutama teman satu kamar Fitri Nandayani yang telah

banyak membantu. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman

seperjuangan khususnya Suci, Hotma, Wiwit, Sastri, Nining, Rahmi Daulay, Putri

serta teman-teman Matematika 2008 semua khususnya Dik A.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2012

Penulis

Rahmi Mawaddah

(4)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 8

2.1.1 Model Pembelajaran 8

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.3 Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 13

2.1.4 Media Pendidikan Matematika 16

2.1.5 Alat Peraga 18

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share dengan

Menggunakan Alat Peraga Pada Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Bulat 19

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Tanpa

Menggunakan Alat Peraga Pada Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Bulat 26

(5)

vii

2.1.9 Hasil Belajar 30

2.1.10 Tes Hasil Belajar 33

2.2 Pembahasan Materi 35

2.2.1 Bilangan Bulat 35

2.2.2 Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Bulat 36

2.2.3 Sifat-sifat Penjumlahan Pada Bilangan Bulat 36

2.2.4 Operasi Pengurangan Pada Bilangan Bulat 38

2.3 Teori Belajar Yang Mendukung 39

2.4 Kerangka Konseptual 40

2.5 Hipotesis 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 42

3.2.1 Populasi 42

3.2.2 Sampel 42

3.3 Variabel Penelitian 42

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 43

3.5 Prosedur Penelitian 44

3.5.1 Tahap Persiapan 44

3.5.2 Tahap Pelaksanaan 45

3.5.3 Penilaian 46

3.6 Instrumen Pengumpul Data 47

3.6.1 Tes 47

3.6.1.1 Validitas Tes 47

3.6.1.2 Reliabilitas Tes 47

3.6.1.3 Tingkat Kesukaran Tes 48

3.6.1.4 Daya Pembeda Tes 49

3.7 Teknik Analisis Data 50

3.7.1 Menghitung rata-rata skor 50

3.7.2 Menghitung standard deviasi 51

(6)

viii

3.7.4 Uji Homogenitas 52

3.7.5 Uji Hipotesis 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 53

4.1.1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53

4.1.2. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 56

4.2.1. Uji Normalitas 56

4.2.2. Uji Homogenitas 57

4.2.3. Uji Hipotesis 57

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 61

5.1. Simpulan 61

5.2. Saran 61

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 12

Tabel 2.2Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 15

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share dengan

Menggunakan Alat Peraga Pada Penjumlahan 20

Tabel 2.4 langkah-langkah pembelajaran kooperatif think-pair-share dengan

menggunakan alat peraga pada pengurangan bilangan bulat 23

Tabel 2.5 langkah-langkah pembelajaran kooperatif think-pair-share tanpa

menggunakan alat peraga pada penjumlahan bilangan bulat 26

Tabel 2.6 langkah-langkah pembelajaran kooperatif think-pair-share tanpa

menggunakan alat peraga pada pengurangan bilangan bulat 28

Tabel 2.7 Penjumlahan bilangan bulat 36

Tabel 3.1 Pretest-postest Control Group Design 44

Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 49

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 50

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53

Tabel 4.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Lillifors 57

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data 57

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Garis Bilangan 19

Gambar 2.2 Garis Bilangan 20

Gambar 2.3 Penjumlahan Bilangan Bulat 21

Gambar 2.4 Penjumlahan Bilangan Bulat 21

Gambar 2.5 Penjumlahan Bilangan Bulat 21

Gambar 2.6 Penjumlahan Bilangan Bulat 22

Gambar 2.7 Pengurangan Bilangan Bulat 24

Gambar 2.8 Pengurangan Bilangan Bulat 24

Gambar 2.9 Pengurangan Bilangan Bulat 25

Gambar 2.10 Pengurangan Bilangan Bulat 25

Gambar 2.11 Letak Bilangan Bulat Pada Garis Bilangan 36

Gambar 2.12 Invers bilangan bulat 38

Bagan 3.1. Prosedur penelitian 46

Gambar 4.1. Diagram Batang untuk Pretes Kelas Ekperimen 54

Gambar 4.2. Diagram Batang untuk Pretes Kelas Kontrol 54

Gambar 4.3. Diagram Batang Untuk Postes Kelas Eksperimen 55

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS dengan

Alat Peraga ( RPP I) 65

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS dengan

Alat Peraga ( RPP II) 78

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS tanpa

Alat Peraga ( RPP I) 91

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS tanpa

Alat Peraga ( RPP II) 101

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 112

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 115

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal 118

Lampiran 8 Soal Pre-Test 119

Lampiran 9 Soal Post-Test 121

Lampiran 10 Jawaban Pre-Test 123

Lampiran 11 Jawaban Post-Test 124

Lampiran 12 Perhitungan Mencari Uji Validitas Tes 125

Lampiran 13

Lampiran 14 Perhitungan Reabilitas Tes 128

Lampiran 15 Tabel Perhitungan Reabilitas Tes 129

Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 130

Lampiran 17 Tabel Tingkat Kesukaran Soal 131

Lampiran 18 Perhitungan Daya Beda Soal 132

Lampiran 19 Analisis Daya Beda Butir Soal 133

Lampiran 20 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

Data Kelas Eksperimen 134

Lampiran 21 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 135

Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

(10)

xii

Lampiran 23 Data Pertes dan Postes Siswa Kelas Kontrol 137

Lampiran 24 Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians

Peningkatan (Selisih Postes dan Pretes) Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol 138

Lampiran 25 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 140

Lampiran 26 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Kontrol 141

Lampiran 27 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 142

Lampiran 28 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 144

Lampiran 29 Uji Homogenitas 146

Lampiran 30 Perhitungan Uji Hipotesis 148

Lampiran 31 Pembuatan Distribusi Frekuensi 150

Lampiran 32 Lembar Validitas Soal Oleh Ahli 154

Lampiran 33 Nama-nama Validator 160

Lampiran 34 Tabel Harga Kritik dari r- Product Moment 161

Lampiran 35 Nilai Kritis Distribusi F 162

Lampiran 36 Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors 165

Lampiran 37 Tabel Wilayah di Bawah Kurva Normal 166

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep,

dan operasi serta prinsip. Oleh karena itu matematika sangat penting untuk dipelajari.

Kesemua objek matematika harus dipahami secara benar oleh siswa, karena materi

tertentu dalam matematika bisa merupakan prasyarat untuk menguasai materi

matematika yang lain, bahkan untuk pelajaran yang lain seperti fisika, keuangan dan

lain-lain. Selain itu matematika juga berperan dalam membentuk kepribadian dan

keterampilan. Seperti halnya yang dikatakan oleh R. Soedjadi (2000: 7) :

“Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula unutk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatikan pada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika”.

Sementara itu pendidikan matematika di Indonesia masih memperhatinkan.

Hal itu disebabkan banyaknya masalah yang dihadapai dalam pembelajaran

matematika. Ki Supriyoko

(2006,http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-Pelajar-Indonesia) menyatakan bahwa :

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa

diantaranya adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

Hal ini disebabkan siswa menganggap pelajaran matematika merupakan mata

pelajaran yang sulit dan sebagian dari mereka ada yang membencinya. Ridha

(http://www.duniaguru.com, 2007) yang mengatakan:

(12)

2

matematika di antaranya karena adanya image yang mengganggu pikiran sebagian besar siswa kita, yaitu matematika dianggap pelajaran yang super rumit, rajanya pelajaran studi dan jelimat sehingga berjumpa dengan pelajaran matematika seperti bertemu dengan hantu yang menyeramkan”. Hal ini mengakibatkan siswa kurang antusias menerima pembelajaran

matematika, mereka lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu mengungkapkan

ide-ide atau pun masalah–masalah yang dihadapi atas soal yang diberikan guru.

Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal–soal tersebut.

Berdasarkan hasil survei terhadap 75 siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan

58,7 % menyukai matematika tetapi 52 % diantaranya menyatakan metematika

merupakan mata pelajaran yang sulit (keterangan soal dan pilihan jawaban angket

terlampir). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 April 2012

terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 34

Medan, Ibu Siti Romandang Bulan,S.Pd, mengatakan bahwa siswa tidak menyukai

pelajaran matematika disebabkan karena pengetahuan dasar siswa masih kurang dan

tidak memahami konsep sehingga siswa merasa matematika adalah pelajaran yang

sulit. Selain itu, Ibu Siti Romandang Bulan,S.Pd menyatakan bahwa ketidaksukaan

siswa pada pelajaran matematika biasanya disebabkan karena siswa tidak paham

tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa merasa materi tersebut adalah materi

yang sulit.

Selain itu, penyebab masalah itu dapat bersumber dari guru. M. Nurul Hajar

(2008,http://h4j4r.multiply.com/jurnal/item/39/RMEsuatu_InovasidalamPendidikan

MatematikadiIndonesia?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem) menyatakan

bahwa:

(13)

3

Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan

matematika di sekolah terutama terhadap hasil belajar siswa tidak terlepas dari proses

pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Guru harus

bisa merencanakan suatu pembelajaran matematika yang menarik, efektif, dan

bermakna. Sebagian guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar,

yakni mengajar dengan metode ceramah dan mengharap siswa duduk, dengar, catat,

dan hafal.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil

belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap guru pernah

menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya

siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk membahas soal-soal yang diberikan

guru. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2010:56) menyatakan bahwa dalam belajar

kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki

tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Beberapa ahli

menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami

konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Penerapan model kooperatif ini

didukung oleh teori Vygotsky.

Roger (dalam Miftahul huda, 2011: 29) menyatakan bahwa:

Cooperatif learning is group leaning activity organized in such a way that laerning is based on the socially structured change of information between learners in group in wich aech learner is held accountable for his or her own learning and is motivated to increas the learning of others.”

Hanya saja kekurangan dari model pembelajaran kooperatif terjadi jika

anggota dalam satu kelompok terlalu besar jumlahnya. Soejadi (dalam Isjoni,

2009:78) mengemukakan bahwa jumlah anggota dalam suatu kelompok apabila

(14)

4

anggotanya. Untuk mengatasi masalah ini maka Frang Lyman dan koleganya di

Universitas Maryland mengembangkan suatu jenis pembelajaran kooperatif yaitu tipe

Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi. Tipe Think-Pair-Share

(TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa dan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola

diskusi kelas, dimana anggota dalam satu kelompok jumlahnya sangat kecil yaitu 2-3

orang.. Anita lie (2010; 57) menyatakan bahwa :

“Teknik belajar mengajar TPS dikembangkan oleh Frank Lyman sebagai struktur pembelajran kooperatif learning. Teknik ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipai siswa”

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share sudah pernah diteliti

sebelumnya, antara lain oleh: Nur Shadrina (2010) dan Dewi Suryani Purba (2011).

Berdasarkan hasil penelitiannya, kedua peneliti tersebut menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Dalam pembelajaran, guru matematika di SMP Negeri SMP Negeri 34

Medan telah mulai menggalakkan model pembelajaran kooperatif, salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang pernah digunakan adalah tipe Think-Pair-Share (TPS).

Beberapa materi yang pernah diajarkan dengan menggunakan tipe Think-Pair-Share

antara lain materi Sudut dan Garis Sejajar. Dalam wawancara tersebut, Ibu Siti

Romandang Bulan (salah seorang guru matematika kelas VII SMP Negeri 34 Medan)

menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sudah

cukup baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasil belajar siswa

semakin meningkat jika didukung juga dengan alat peraga.

Dalam pelajaran matematika siswa kelas VII mengalami beberapa kesulitan

pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dari wawancara terhadap

Guru Matematika Kelas VII SMP 34 Medan terungkap bahwa siswa mengalami

(15)

5

beberapa hal, antara lain siswa tidak mengerti mengenai penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat negatif, (misalnya, -8 – (-2)= -6), penjumlahan bilangan

positif dengan bialangan negatif, (misalnya 8 – (-2) = 10), siswa tidak tahu

bagaimana penerapannya dalam bentuk konkrit dan pemahaman terhadap materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah sehingga hasil belajar

rendah. Dalam pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

Guru Matematika SMP Negeri 34 Medan belum pernah menggunakan alat peraga.

Selain metode pembelajaran, penggunaan alat peraga sangat diperlukan

dalam menjelaskan dan menanamkan konsep pembelajaran matematika karena

dengan alat peraga dimungkinkan dapat membantu siswa berpikir abstrak dan dapat

manemukan dan memahami konsep. Seperti halnya dikatakan oleh Estiningsih

(dalam Widyantini, 2009;3)

“Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu memahami arti dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.”

Tujuan utama dari penggunaan alat peraga ini adalah agar siswa tidak hanya

memahami konsep tetapi dapat menemukan sendiri konsep dan membantu siswa

berpikir abstrak karena salah satu sifat matematika adalah bersifat abstrak khususnya

pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Seperti yang ditekanakan

Bruner bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan,

atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan.Salah satu

alat peraga yang dapat digunakan adalah garis bilangan. Alat peraga garis bilangan

dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi pelajaran

akan mudah dimengerti. Garis bilangan terbuat karton sehingga mudah dibuat

Berdasarkan keterangan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

(16)

6

(TPS) Menggunakan Alat Peraga dengan Tanpa Alat Peraga Pada Sub Pokok

Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas VII SMP Negeri 34

Medan Tahun Ajaran 2012/2013”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya minat siswa di SMP Negeri 34 Medan terhadap matematika dan

menganggap bahwa matematika mata pelajaran yang sulit.

2. Guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar

3. Rendahnya pemahaman konsep siswa mengenai materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan alat peraga

belum pernah diterapkan dalam mengajarkan materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan.

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah

pada:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan alat peraga

belum pernah diterapkan dalam mengajarkan materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

Apakah Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan

alat peraga garis bilangan dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi

(17)

7

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan Tahun

Ajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share (TPS) dengan alat peraga garis bilangan dapat memberikan hasil belajar yang

lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa alat peraga garis bilangan dalam mengajarkan

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan Tahun

Ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi Siswa, diharapkan dapat membantu dalam memahami pembelajaran

matematika dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya

pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Bagi Guru Sekolah, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai alat

peraga yang dapat diterapkan dalam menyajikan suatu materi.

3. Bagi Sekolah, akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan

untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

4. Bagi Peneliti, dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru untuk

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

matematika, khususnya pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

5. Bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang

(18)

6111161

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka diambil simpulan sebagai berikut:

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan alat

peraga garis bilangan dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan tanpa alat peraga garis bilangan dalam mengajarkan materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP N 34 Medan T.A.

2012/2013.

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan antara lain:

1. Bagi siswa, disarankan siswa memanfaatkan alat peraga garis bilangan ini jika mengalami kesulitan dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga hasil belajar untuk materi tersebut dapat meningkat.

2. Bagi guru sekolah, disarankan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu menggunakan model Think-Pair-Share dengan alat peraga.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat meminta bantuan guru atau teman supaya dapat lebih mudah mengawasi siswa sehingga lebih mudah untuk membimbing kelompok kerja siswa.

(19)

63

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2010), Pengertian Belajar Menurut Ahli,

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ (diakses pada Maret 2012)

Arifin, Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Arikunto, Suharsimi, (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Arsyad, Azhar, (1996), Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta

Hajar, M.Nurul, 2011, RME: suatu Inovasi dalam Pendidikan Matematika di

Indonesia,

http://h4j4r.multiply.com/journal/item/39/RME_suatu_Inovasi_dalam_Pen didikanMatematika_di_Indonesia?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal% 2Fitem (diakses pada januari 2012)

Huda, Miftahul, (2011), Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Junaidi, Wawan, (2011), Hasil Belajar.

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/hasil-belajar.html (diakses padan maret 2012)

Kisupriyoko, (2006), Prestasi Pelajar Indonesia,

http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-Pelajar-Indonesia (diakses pada bulan Januari 2012)

Krisna, (2009), Pengertian Dan Ciri-ciri Pembelajaran.

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/ (diakses pada bulan maret 2012)

Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning: Memperaktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, P.T Grasindo, Jakarta

(20)

64

Panjaitan, B, (2008), Teori Bilangan, Universitas Negeri Medan, Medan

Pujiati, (2004), Pemnggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika

SMP, Departemen pendidikan nasional Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan menengah Pusat pengembangan penataran guru (PPPG) Matematika, Yogyakarta

Soedjadi, R, (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstatasi

Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Direktoray Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Surabaya

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sudrajat, Akhmad, (2008), Media Pembelajaran,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/ (diakses pada Maret 2012)

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D, Alfabeta, Bandung

Suprijono, agus, 2010, Cooperatif Learning : Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Tampomas, Hussein, (2006), Matemtika Plus SMP Kelas VII Semester Pertama, Yudhistira, Jakarta Timur

TH.Widyantini dan Sigit TG, (2010), Pemanfaatan Alat Peraga dalam

Pembelajaran Matematika SMP Diklat SMP Jenjang Dasar, Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, Yogyakarta

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Widyantini, (2009), Pemanfaatan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika

SMP Diklat SMP Jenjang Dasar, Departemen Pendidikan Nasional

(21)

65

dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, Yogyakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

Referensi

Dokumen terkait

1) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kota Subulussalam 2) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Bener Meriah 3) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Simeulue 4) Ketua Pokja

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Propaganda Amerika Serikat Terhadap Korea Utara Melalui Film The Interview.. 1.2

Tiga ratus enam puluh drajat artinya satu lingkaran penuh// Bila fotografer pada umumnya memajang karyanya di dalam bingkai datar/ sosok lelaki Jauhari lain//

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPENMELALUI PENDEKATAN SAINTIFIKDENGAN MEDIA GAMBAR DAN TEKNIK TRANSFORMASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan uji fisik yang dilakukan di saluran gelombang 2-D pada Laboratorium dengan membuat beberapa konfigurasi model screen layer