• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun Oleh: HERLINA FAUZIANI

A220090165

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar

Herlina Fauziani, A 220090165, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2013, xiii dan 88 halaman ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya mengentaskan kemiskinan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar, untuk mendeskripsikan Program-program Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar, untuk mendeskripsikan kendala pelaksanaan upaya pengentasan kemiskinan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen yang berupa foto-foto mengenai pelaksanaan program BKM Makmur Bersama. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu Triangulasi teknik pengumpulan data dan Triangulasi sumber data. Sedangkan dalam menganalisis data dengan menerapkan teknik analisis interaktif melalui Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Upaya mengentaskan kemiskinan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar dilaksanakan melalui program-program BKM melalui UPK, UPL dan UPS, Kendala pelaksanaan Anggota BKM Makmur Bersama banyak yang tidak aktif dalam rapat BKM Makmur Bersama maupun dalam kegiatan BKM Makmur Bersama dan ada beberapa anggota BKM Makmur Bersama yang mengundurkan diri dari keanggotaan BKM Makmur Bersama, hanya beberapa aanggota BKM Makmur Bersama saja yang bekerja secara optimal, beberapa anggota BKM Makmur Bersama bekerja semaunya sendiri, pencairan dana yang dilakukan secara bertahap mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tersendar-sendat, terjadi kekisruhan internal BKM dan minimnya swadaya dari masyarakat.

.

(5)

PENDAHULUAN

Masalah kemiskinan sekarang ini masih merupakan penyakit kronis, terutama di Negara-negara berkembang. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sebagian besar pendudukanya bermata pencaharian di bidang agrarais. Walaupun tanah Indonesia subur, namun tingkat pendapatan tidak begitu besar. Mayoritas penduduk yang bekerja di bidang pertanian berada di bawah garis kemiskinan.

Soetrisno Loekman (1997:30-31) menyatakan bahwa tahun 1993 bagi sejarah pembangunan Indonesia merupakan tahun yang sangat bersejarah karena pada tahun tersebut untuk pertama kali secara terbuka pemerintah menyatakan bahwa masih cukup banyak anak bangsa Indonesia yang masih harus hidup dibawah garis kemiskinan, dan secara terbuka pula pemerintah menyatakan keinginannya untuk lebih serius menangani masalah itu. Menjelang akhir Pelita V, ketika semula telah dicanangkan bahwa pembangunan Indonesia telah siap memasuki tahap tinggal landas, tiba-tiba pemerintah memperoleh data perihal jumlah anak bangsa yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Jumlah 27 juta anak bangsa yang masih hidup di bawah garis kemiskinan merupakan jumlah yang tidak sedikit, walaupun diakui bahwa jumlah itu relative kecil apabila dibandingkan dengan jumlah orang miskin ketika Orde Baru mulai upaya pembangunannya. Data tentang jumlah orang miskin tersebut memeng kemudian menimbulan suatu kejutan yang luar biasa dikalangan apparat pemerintah yang terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang selama ini merasa segala-galanya yang menyangkut pembangunan di Indonesia berjala dengan sempurna. Keterkejutan para perencana dan pelaksana pembangunan dapat kita amati dari reaksi mereka ketika pemerintah mengumumkan peta kemiskinan jumlah desa pada masing-masing provinsi di seluruh Indonesia yang dianggap sebagai desa miskin.

(6)

menyelenggarakan hidupnya secara layak dan tidak berdaya menghadapi tantangan pembangunan yang terjadi.

Salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan adalah dengan dibentuknya BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat). Menurut PNPM Mandiri P2KP (2007:I), BKM merupakan Nama generik dari suatu lembaga pimpinan kolektif masyarakat warga di tingkat Kalurahan/desa, yang diprakarsai atau dikelola secara mandiri oleh masyarakat warga dalam upaya memenuhi kebutuhan/kepentingan bersama, memecahkan persoalan bersama dan menyatakan kepedulian bersama, dengan berbasis pada nilai-nilai luhur kemanusiaan (ikhlas, jujur, adil).

BKM (Badan keswadayaan masyarakat) adalah lembaga di bawah naungan PMPN Mandiri Perkotaan, yang mempunyai tujuan untuk membangun masyarakat pedesaan di berbagai segi bidang yang bertujuan untuk pembangunan desa dan memberdayakan masyarakat desa atau mengentaskan kemiskinan.

Wilayah Kalurahan Bolong merupakan daerah yang cukup subur. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian dibidang pertanian dengan ekonomi lemah. Sehingga kehidupan ekonomi kurang berkembang secara signifikan. Untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat di Kalurahan Bolong Kecamatan karanganyar Kabupaten Karanganyar, maka penulis memberikan judul dalam penelitian ini “Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar”.

METODE PENELITIAN

(7)

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Strategi penelitian adalah studi kasus tunggal terpancang. Menurut Bungin (2008:31), “Studi kasus adalah sebuah jenis penelitian yang cukup bahkan sangat popular di kalangan ilmuwan sosial hingga dewasa ini”.

Dikatakan tunggal karena objek penelitian hanya berfokus pada Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar, dan dikatakan terpancang karena dalam penelitian ini sasaran dan tujuan penelitian ini hanya meneliti kegiatan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar yang meliputi:

1. Profil keluarga miskin di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

2. Upaya mengentaskan keluarga miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

3. Kendala pelaksanaan dalam mengentaskan keluarga miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

Menurut Arikunto (2010:172), “Subjek merupakan sumber data, darimana suatu data penelitian itu diperoleh”. Subjek dari penelitian ini adalah anggota BKM Makmur Bersama dan masyarakat di Kalurahan Bolong Kecamatan Karangayar Kabupaten Karanganyar.

Menurut Sugiyono (2010:215), “Objek penelitian yaitu yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya”. Objek dari penelitian ini adalah kegiatan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama.

1. Informan atau narasumber dalam penelitian

a. Koordinator BKM Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karangayar Kabupaten Karanganyar.

(8)

c. Masyarakat di Kalurahan Bolong Kecamatan Karangayar Kabupaten Karanganyar

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat penelitian adalah di Kalurahan Bolong Kecamatan Karangayar Kabupaten Karanganyar.

Teknik Pengumpulan Data:

a. Wawancara. Menurut Nasution (2000:113), “Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.

Dalam penelitian ini melaksanakan teknik wawancara dengan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi kepada koordinator BKM Makmur Bersama, anggota BKM Makmur Bersama dan masyarakat di Kalurahan Bolong Kecamatan Karangayar Kabupaten Karanganyar, teknik ini digunakan untuk mengungkap data mengenai kegiatan BKM Makmur Bersama.

b. Observasi. Menurut Jogihanto (2008:89), “Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara mengamati terhadap sumber data yang berupa kegiatan, peristiwa, benda, perilaku, lokasi, dan lain-lain.

(9)

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif. Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1992:15-19) adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data. 2. Reduksi data. 3. Penyajian data. 4. Penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografi Kalurahan Bolong

Ditinjau dari letak geografis kegiatan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama terletak di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar yang memiliki luas wilayah 332,3965 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kalurahan Jantiharjo, sebelah Selatan berbatasan dengan Kalurahan Jumantono, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Matesih.

2. Keadaan Penduduk Kalurahan Bolong

a. Jumlah penduduk Kalurahan Bolong. Jumlah KK di Kalurahan Bolong 1.266 KK dan jumlah penduduk Kalurahan Bolong 4.208 jiwa.

b. Kondisi sosial masyarakat Kalurahan Bolong. Kondisi sosial masyarakat Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar meliputi sistem kepercayaan dan sistem kemasyarakatan.

c. Potensi Kalurahan Bolong. Potensi Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karangayar meliputi potensi potensi bidang budaya dan potensi bidang alam.

3. Program Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama sebagai Upaya Mengentaskan Kemiskinan.

(10)

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Profil Keluarga Miskin di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar

a. Tidak Ada Modal Usaha. b. Rumah Tidak Layak Huni.

c. Tidak Ada Fasilitas Buang Air Besar/Jamban. d. Sarana Prasarana Tidak Memadai.

2. Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama

a. Memberi bantuan modal usaha: Bantuan Peralatan dan Pengembangan Usaha Warmis.

b. Membangun rumah tidak layak huni: Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) c. Membangun fasilitas buang air besar/jamban: Kegiatan Sosial Jamban. d. Membangun sarana prasarana: Talud, Jalan Beton, Jembatan, Pembangunan

Kandang Komunal.

Dari beberapa program BKM Makmur Bersama yang telah terlaksana di Kalurahan Bolong Kecamatan karanganyar Kabupaten Karanganyar ini dapat membantu warga miskin di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar untuk membantu mengentaskan kemiskinan melalui program kerjanya yang dirasa cukup berhasil membantu warga miskin di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanaganyar.

3. Kendala pelaksanaan upaya mengentaskan keluarga miskan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama

a. Anggota BKM Makmur Bersama banyak yang tidak aktif dalam rapat BKM Makmur Bersama maupun dalam kegiatan BKM Makmur Bersama dan ada beberapa anggota BKM Makmur Bersama yang mengundurkan diri dari keanggotaan BKM Makmur Bersama.

b. Hanya beberapa aanggota BKM Makmur Bersama saja yang bekerja secara optimal.

(11)

d. pencairan dana yang dilakukan secara bertahap mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tersendar-sendat, terjadi kekisruhan internal BKM dan minimnya swadaya dari masyarakat

Solusi untuk anggota BKM Makmur Bersama yang tersisa dan masih akif harus bekerja semaksimal mungkin untuk menjalankan program BKM Makmur Bersama di Kelurahan Bolong Kecamatan Karaganyar Kabupaten Karaganyar, pencairan dana harus tepat waktu, dan masyarakat di Kelurahan Bolong Kecamatan Karaganyar Kabupaten Karaganyar yang mampu membantu keluarga yang tidak mampu agar keluarga miskin dapat terbantu.

SIMPULAN

1. Profil keluarga miskin di Kelurahan Bolong Kecamatan Karnganyar Kabupaten Karanganyar adalah tidak mempunyai modal usaha, rumah tidak layak huni, tidak ada fasilitas buang air besar/jamban, dan sarana prasarana kurang memadai.

2. Upaya mengentaskan keluarga miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar yang dilakukan melalui program-program BKM telah terlaksana, yaitu: Bantuan Peralatan dan Pengambangan Usaha Warmis, Pembangunan RTLH, Kegiatan Sosial Jamban, Talud Jalan, Jalan Beton, Jembatan, dan Pembangunan Kandang Komunal.

3. Kendala pelaksanaan upaya mengentaskan keluarga miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Bersama di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar adalah:

a. Anggota BKM Makmur Bersama banyak yang tidak aktif dalam rapat BKM Makmur Bersama maupun dalam kegiatan BKM Makmur Bersama dan ada beberapa anggota BKM Makmur Bersama yang mengundurkan diri dari keanggotaan BKM Makmur Bersama.

(12)

c. Beberapa anggota BKM Makmur Bersama bekerja semaunya sendiri d. pencairan dana yang dilakukan secara bertahap mengakibatkan pelaksanaan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2008. Analisis data penelitian kualitataif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Miles, Mathew B. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber tentang Metode-metode Baru). Jakarta: UIP.

Nasution. 2000. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. PNPM Mandiri Perkotaan. 2011. Modul Kegiatan Pelatihan Dasar BKM dan

UP-UP: Departemen Pekerjaan Umum.

PNPM Mandiri P2KP. 2007. Membangun BKM: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya.

Soetrisno, Loekman. 1997. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD adalah strategi dan kebijakan SKPD untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras dengan strategi dan

Dengan demikian, hasil observasi kelompok eksperimen yang aktif dalam pembelajaran, hasil prestasi belajar yang juga lebih tinggi dari kelompok eksperimen,

tersebut sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini yakni memberi pemahaman kepada warga setempat mengenai adaptasi kebiasaan baru yang disertai dengan donasi alat

Berdasarkan hal tersebut terdapat lima tipe identitas kolektif, yaitu (1) identitas kolektif juru kampanye terdiri dari identitas aktivis lingkungan, identitas Greenpeace

Dalam konteks gerakan sosial, pembentukan karakter atau identitas merupakan bagian dari collective action frame (Gamson dikutip Yanto, 2002) menghasilkan

Sedangkan pada siklus II rata-rata nilai post- test siswa 88,72 dengan presentase keberhasilan sebesar 95,12% yaitu dari 41 siswa terdapat 2 siswa yang belum

Tentu saja tidak dengan cara memaksa maupun menuntut, namun lebih pada berbagai arahan dan dukungan yang membuat anak merasa nyaman berkegiatan..

Kalsinasi juga menghilangkan zat-zat yang tidak dibutuhkan seperti H2O, air kristal (dalam bentuk OH) dan gas (CO2). Kalsinasi merupakan perlakuan panas terhadap campuran serbuk