ANALISIS VEGETASI GULMA PADI SAWAH DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN DELI SERDANG
Oleh
Yolanda Novia Putri Lubis NIM 409220043 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
ANALISIS VEGETASI GULMA PADI SAWAH DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN DELI SERDANG
YOLANDA NOVIA PUTRI LUBIS
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangMasalah 1
1.2. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 2
1.3.Rumusan Masalah 2
1.4.Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Gulma 4
2.2. Kerugian Yang Ditimbulkan Oleh Gulma 5
2.2.1. Pengaruh Persaingan 5
2.2.2. Mengurangi Ketersediaan Unsur Hara 5
2.3.Klasifikasi Gulma 7
2.3.1.Berdasarkan Morfologi Gulma 7
2.3.2. Berdasarkan Siklus Hidup Gulma 7
2.3.3. Berdasarkan Habitat Tumbuhan Gulma 8
2.3.4. Perkembangbiakan Gulma 8
2.4. Tanaman Padi (Oryza sativa ) 9
2.5.Gulma Tanaman Padi 11
2.5.1. Cyperus difformis 11
2.5.2. Cyperus iria 12
2.5.3. Cyperus rotundus 13
2.5.4. Digitaria ciliaris 14
2.5.5. Digitaria sanguinalis 15
2.5.6. Echinochloa colona 15
2.5.7. Echinochloa crus-galli 16
2.5.8. Echinochloa glabrescens 17
2.5.9.Eleusine indica 18
2.5.10.Fimbristylis miliacea 19
viii
2.5.12.Ischaemum rugosum 20
2.5.13.Leptochloa chinensis 21
2.5.14.Monochoria vaginalis 22
2.5.15.Sphenoclea zeylanica 22
2.6. Faktor Fisika Lingkungan 23
2.7. Profil Kabupaten Deli Serdang 23
BAB III METODE PENELITIAN 24
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.2. Populasi dan Sampel 24
3.3. Teknik Pengambilan sampel 24
3.4.Teknik Pengumpulan Data 24
3.5. Metode Penelitian 25
3.5.1. Jenis dan Sumber Data 25
3.6.Pelaksanaan Penelitian 25
3.6.1. Alat dan Bahan 25
3.6.2. Prosedur Kerja 25
3.7.Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Jenis 26
3.8. Analisis Data 26
3.8.1. Keanekaragaman Jenis 26
3.8.2. Kelimpahan (kerepatan) Gulma 27
3.8.3. Frekuensi Kehadiran 27
3.8.4. Dominansi 27
3.8.5. Indeks Nilai Penting (INP) 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 28
4.1.1 Keanekaragaman dan Kelimpahan Gulma 28
4.1.2 Indeks Keanekaragaman Gulma 39
4.1.3 Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi relatif ( FR),
Dominansi Relatif (DR) dan Indeks Nilai Penting (INP) 40
4.2. Pembahasan Penelitian 44
4.2.1 Keanakaragaman Gulma 45
4.2.2 Kerapatan 45
4.2.3 Frekuensi 46
4.2.4 Dominansi 46
4.2.5 Indeks Nilai Penting 46
4.2.6 Faktor Lingkungan 47
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 49
5.2 Saran 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Padi (Oryza sativa ) 10
Gambar 2.2 Cyperus difformis 12
Gambar 2.3. Cyperus iria 13
Gambar 2.4. Cyperus rotundus 14
Gambar 2.5. Digitaria ciliaris 15
Gambar 2.6. Digitaria sanguinalis 15
Gambar 2.7. Echinochloa colona 16
Gambar 2.8. Echinochloa crus-galli 17
Gambar 2.9. Echinochloa glabrescens 17
Gambar 2.12. Eleusine indica 18
Gambar 2.11. Fimbristylis miliacea 19
Gambar 2.12. Ipomoea aquatica 20
Gambar 2.13. Ischaemum rugosum 21
Gambar 2.14. Leptochloa chinensis 22
Gambar 2.15. Monochoria vaginalis 22
Gambar 2.16. Sphenoclea zeylanica 23
Gambar 4.1 Cyperus iria 29
Gambar 4.2 Cyperus rotundus 30
Gambar 4.3. Digitaria ciliaris 31
Gambar 4.4. Digitaria setigera 31
Gambar 4.5. Echinochloa colona 32
Gambar 4.6. Echinochloa glabrescens 33
Gambar 4.7. Eleusine indica 34
Gambar 4.8. Fimbristylis miliacea 35
Gambar 4.9. Leersia hexandra 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN 1 52
LAMPIRAN 2 63
LAMPIRAN 3 66
LAMPIRAN 4 67
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga
ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin. Padi
merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak
karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya
dihasilkan oleh tanaman padi. Untuk mempertahankan keberlangsungan hidup,
manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dimana kebutuhan
primer yang paling utama adalah pangan atau makanan. Padi menjadi makanan
pokok tidak hanya di Indonesia melainkan di negara-negara di benua Asia lainnya
seperti India, Thailand, China, Vietnam, dan lain-lain. Tetapi ada beberapa
kendala yang muncul dalam produksi beras yang masih mengandalkan produksi
padi sawah. Salah satu faktor memberantas dalam usaha pengingkatan produksi
pertanian adalah hama, penyakit, dan gulma. Jika suatu tanaman padi terserang
hama dan penyakit serta gulma, maka harus sesegera mungkin melakukan
pemberantasan dan pengendalian (Djatmika dalam Sihombing, L., 2008).
Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu penghasil pasokan beras
yang cukup tinggi di Propinsi Sumatera Utara. Buktinya, beberapa kali Kabupaten
ini berhasil mencapai sebagai swasembada beras (Anonim dalam Sihombing L.,
2009).
Dalam 5 tahun terakhir (1996-2000) luas padi sawah di Sumatera Utara
mengalami kenaikan rata-rata 1,36 persen per tahun. Kenaikan yang paling besar
terjadi di Kabupaten Pematang Siantar (12,75%) dan sebaliknya Tapanuli Utara
merupakan kabupaten yang paling besar menurun luas panennya (6,92%). Dari 18
kabupaten yang ada, Deli Serdang merupakan kabupaten yang paling luas namun
jika dilihat dari panennya, diikuti oleh Kabupaten Langkat dan Kabupaten
Simalungun. Laju pertumbuhan luas areal panen, justru Simalungun yang paling
besar, kemudian Langkat dan Deli Serdang, yaitu masing-masing 3,80 persen,
2
Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil produksi tanaman di Indonesia. Gulma sebagai organisme
pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi dalam
peningkatan produksi padi di Indonesia. Penurunan hasil padi akibat gulma
berkisar 35 persen. Sedangkan pada padi gogo mengalami penurunan lebih besar
lagi yaitu sampai 30 sampai 80 persen (Soelin, 2011)
Gulma menimbulkan persaingan antara gulma itu sendiri dengan tanaman
disekitarnya. Persaingan terjadi apabila bahan faktor tumbuh yang diperlukan
tidak lagi mencukupi kebutuhan oleh tanaman-tanaman tersebut, karena gulma
sama dengan tanaman lainnya yang membutuhkan faktor tumbuh. Dimana faktor
tumbuh yang diperlukan adalah energi cahaya, H2O, CO2, O2, dan ruang.
Semakin dekat suatu gulma tumbuh dengan tanaman sekitarnya maka akan
semakin sulit untuk mengendalikan persaingannya(Suparyono, 1997).
Didalam persaingan ada yang dikatakan pesaing kuat dan pesaing lemah.
Pesaing kuat mampu mendapatkan faktor tumbuh dengan maksimal sedangkan
pada pesaing lemah mengalami sebaliknya (Pitoyo dalam Kastanja 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan mengkaji lebih
lanjut tentang Analisis vegetasi gulma padi sawah di tiga kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup dan batasan masalah penelitian ini jenis gulma apa yang
paling banyak dijumpai di daerah persawahan padi di Kabupaten Deli Serdang.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keanekaragaman gulma pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.
2. Bagaimana kerapatan gulma pada areal persawahan di Kabupaten Deli
Serdang.
3. Bagaimana frekuensi kehadiran besar pada areal persawahan di Kabupaten
3
4. Bagaimana dominansi gulma pada areal persawahan di Kabupaten Deli
Serdang.
5. Bagaimana indeks nilai penting gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keanekaragaman gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui kerapatan gulma pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui frekuensi kehadiran gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
4. Untuk mengetahui dominansi gulma pada areal persawahan di Kabupaten
Deli Serdang.
5. Untuk mengetahui indeks nilai penting gulma pada areal persawahan di
Kabupaten Deli Serdang.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Menjadi sumber referensi atau informasi tambahan bagi penduduk tentang
jenis gulma yang ada disekitar tanaman padi di Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebagai data dasar bagi Dinas dalam rangka mengidentifikasi populasi
gulma di areal pertanian.
3. Sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti lain yang melanjutkan
penelitian ini.
4. Sebagai informasi penting kepada para petani untuk mengetahui cara
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di tiga kecamatan,
Kabupaten Deli Serdang maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keanekaragaman di Kabupaten Deli Serdang termasuk keanekaragaman
yang rendah. Ditemukan ada 10 jenis gulma di Kabupaten Deli Serdang
yang masing-masing disetiap Kecamatan sebagai berikut : ada 9 jenis di
Kecamatan Tanjung Morawa yakni :Fimbristylis miliacea, Leptochloa
chinensis, Echinochloa colona, Cyperus iria, Digitaria setigera, Cyperus
rotundus, Eleushine indica, Digitaria ciliaris, Echinochloa glabrescens,
sedangkan pada Kecamatan Sunggal terdapat 7 gulma yakni: Fimbristylis
miliacea, Leptochloa chinensis, Echinochloa colona, Cyperus iria,
Digitaria setigera,Cyperus rotundus, Leersia hexandradan pada
Kecamatan Deli Tua terdapat 6 jenis gulma yakni : Fimbristylis miliacea,
Leptochloa chinensis, Echinochloa colona, Cyperus iria, Digitaria
setigera, Eleushine indica.
2. Dari kesepuluh jenis gulma yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa
di Kabupaten Deli Serdang kerapatan terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 69,00%, sedangkan kerapatan
terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total kelimpahan
hanya 0,77%.
3. Kabupaten Deli Serdang frekuensi kehadiran terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 24,00%, sedangkan frekuensi
kehadiran terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total
frekuensi hanya 2,50%.
4. Kabupaten Deli Serdang dominansi terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total 96,40%, sedangkan dominansi
terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total dominansi
50
5. Kabupaten Deli Serdang indeks nilai penting terbesar yaitu pada gulma
Fimbristylis miliacea dengan total sebesar 189,40 sedangkan indeks nilai
penting terendah yaitu pada gulma Leersia hexandra dengan total indeks
nilai penting hanya 3,30. Sehingga vegetasi gulma di Kabupaten Deli
Serdang merupakan type vegetasi cyperaceae.
1.2 Saran
Dari hasil penelitian ini disarankan sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih khusus mengkaji biologi
dan masing-masing perkembangan gulma.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang sama di berbagai daerah
yang berbeda yang masih di sekitar Deli Serdang.
3. Perlu dilakukan sosialisasi dan tindakan pengendalian dan pemusnahan
gulma di areal persawahan, karena gulma selain sebagai organism
pengganggu tanaman (OPT) gulma juga dapat menjadi tanaman inang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Direktori Padi Indonesia 2006, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.
Anonymous, (1986), Beberapa Gulma Penting pada Tanaman Pangan dan Cara Pengendaliannya, Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Jakarta.
Darwis, V., (2004), Peluang Peningkatan Pendapatan dan Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.
Holm, L. G, 1977, Some Characteristic of weed Problems in the World, Proc. West. Soc. Weed Sci., pp: 3-12.
IRRI, (1987), Gulma : Permasalahan Lapangan Tentang Padi di Daerah Tropika, Pustaka Desa. Jakarta.
Kastanja, A. Y., (2011), Identifikasi Jenis dan Dominansi Gulma Pada Pertanaman Padi Gogo, Jurnal Agroforestri, VI:1 : 40-46
Manurung, B.,Tarigan, R., Simatupang, Z., (2011), Panduan Teori Ekologi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.
Manurung, B., Sihombing, L., (2010). Ekologi Serangga Wereng (Hemiptera : Auchenorryncha) padaSinggang-Singgang Tanaman Padi di Kabupaten Deli Serdang-Sumatera Utara, Prosiding Seminar Nasional Biologi : Meningkatkan Peranan Biologi dalam Mewujudkan National Achievement with Global Reach : 405-413.
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI Press.
Sastroutomo, S., (1990), Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sihombing, L., (2010), Ekologi Serangga Wereng (Hemiptera : Auchenorryncha) padaSinggang-Singgang Tanaman Padi di Kabupaten Deli Serdang-Sumatera Utara, FMIPA Unimed, Medan.
Soelin, S., Syam, Z., Daud, M., (2010), Keanekaragaman Jenis Gulma Padi Sawah di Desa Rambah Baru Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu, Prosiding Seminar Nasional Biologi : Meningkatkan Peranan Biologi dalam Mewujudkan National Achievement with Global Reach: Hal 130-137.