• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN FUNGSI GARANTUNG, SALAH SATU ALAT MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN DAN FUNGSI GARANTUNG, SALAH SATU ALAT MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN FUNGSI GARANTUNG,

SALAH SATU ALAT MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SINTONG R.B. PASARIBU

NIM. 208342043

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

SINTONG R.B. PASARIBU. NIM. 208342043. Pembuatan dan Fungsi

Garantung, Salah Satu Alat Musik Tradisional Batak Toba. Program

Pendidikan Seni Musik. Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa Dan Seni Universsitas Negeri Medan.

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses pembuatan Garantung, cara memproduksi bunyi Garantung, dan sistem pelarasan bunyi Garantung. Dimana alat musik ini merupakan salah satu peninggalan leluhur dari nenek moyang masyarakat Toba yang sampai sekarang masih digunakan pada acara adat masyarakat Toba.

Dalam penelitian ini didukung oleh teori-teori yang bertujuan agar hasil dari studi kepustakaan yang saling berhubungan (relevan) terhadap pokok permasalahan yang hendak diteliti, yaitu: defenisi pembuatan, defenisi alat musik, defenisi alat musik tradisional, dan fungsi alat musik tradisional batak toba.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara, dan studi kepustakaan yaitu dilakukan langsung terhadap pembuatan Garantung, masyarakat, dan penatua adat. Metode ini digunakan untuk menjelaskan sampai sekecil-kecilnya tentang pembuatan Garantung.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya yang begitu besar mengasihi hidup penulis dan yang senantiasa melindungi, meberikan berkat, kemurahan hati kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pembuatan Dan Fungsi Garantung, Salah Satu Alat Musik Tradisional

Batak Toba”. Dan penulis juga mengucap syukur atas kasih-Nya sehingga dapat

menyelesaikan perkuliaahan hingga tingkat akhir.

Skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penulisan, tata bahasa maupun dari penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan. Namun berkat Doa, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik juga

sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang selalu sabar dan rendah hati dalam membimbing penulis serta memberi arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Panji Suroso, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik yang juga sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II.

5. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Anthon Hutagaol sebagai Kepala Desa Hutagaol Sihujur, Bapak Manambat Panjaitan, Uda Matondang, masyarakat Desa Hutagaol Sihujur, dan pemerintah setempat.

7. Paduan Suara Solfeggio Choir UNIMED yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

8. Kedua orang tua yang tercinta Pelda R. Pasaribu dan M. Sormin, S.Pd. terima kasih atas doa, kesabaran, kestiaan, perhatian, dukungan dan pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada skripsi. Tuhan memberkati.

(8)

iii

10.Marlinda Krisandari Setiyawati Br. Regar yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tuhan memberkati.

11.Eri yohanes Saragih, Daniel Manalu, Maryono Bakara, Adi Siregar, Poniton Silalahi, Parasian Sitanggang, Paima Marbun, Veri Gulo, dan teman-teman saya stambuk 2008 seluruhnya yang tidak dapat saya sebut satu per satu. Terima kasih untuk kebersamaanny selama perkuliahan. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013 Penulis,

(9)

iv

3. Definisi Alat Musik Tradisional ... 11

4. Fungsi Alat Musik Tradisional Batak Toba ... 14

B. Kerangka Konseptual ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

1. Letak Geografis ... 26

2. Topografi ... 28

3. Iklim ... 29

B. Pembuatan Garantung Toba ... 29

(10)

v

2. Alat yang Digunakan... 32

3. Proses Pembuatan Garantung Toba ... 35

4. Hasil ... 43

C. Cara Memproduksi Bunyi Garantung... 44

1. Mengetam Kayu Sitarak ... 44

2. Sifat Kekeringan Kayu ... 45

3. Menggantung Kepingan Garantung ... 45

4. Memukul Kepingan Garantung ... 45

D. Sistem Pelarasan Bunyi Garantung Toba ... 46

E. Fungsi Garantung Dalam Ansambel Uning-Uningan Toba ... 47

1. Ansambel Toba ... 47

2. Garantung Dan Fungsinya... 49

BAB V PENUTUP ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Silaen ... 26

Gambar 4.2 Kayu sitarak ... 32

Gambar 4.13 Pemukul garantung... 35

Gambar 4.14 Tahap pembuatan kepingan garantung ... 37

Gambar 4.15 Merapikan bentuk dan membersihkan kepingan garantung ... 37

Gambar 4.16 Mengukur panjang kepinganga garantung ... 38

Gambar 4.17 Proses pemotongan kepingan garantung ... 38

Gambar 4.18 Hasil kasar kepingan garantung ... 38

Gambar 4.19 Pengukuran untuk membuat lobang pada kepingan garantung ... 39

Gambar 4.20 Proses mengebor kepingan garantung ... 40

Gambar 4.21 Proses pemasangan tali... 41

Gambar 4.22 Tahap akhir pembuatan kepingan garantung ... 41

Gambar 4.23 Pembuatan bak garantung ... 43

Gambar 4.24 Posisi memegang pemukul dan cara memukul garantung ... 46

Gambar 4.25 Sarune Etek ... 48

Gambar 4.26 Hasapi Ende... 48

Gambar 4.27 Hasapi Doal ... 48

Gambar 4.28 Garantung ... 48

(12)

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Topografi ketinggian diatas permukaan laut menurut Desa/

(13)

viii

Daftar Lampiran

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara terdapat berbagai jenis Suku, salah satunya adalah Suku Batak. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku dari lima kelompok suku Batak lainnya, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Setiap etnis di Sumatera Utara mempunyai budaya dan kesenian yang berbeda dengan etnis lainnya. Demikian juga halnya dengam etnis Toba, masyarakat Toba mempunyai kebudayaan yang secara turun-temurun diwariskan dari nenek moyangnya, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah kesenian. Kesenian dalam masyarakat Toba sangat banyak diantaranya seni rupa, seni tari, seni ukir/seni pahat dan seni musik. Didalam tulisan ini penulis terfokus pada seni musiknya saja, khususnya alat musik Garantung.

Di daerah kota Medan khususnya sudah banyak menetap masyarakat Toba. Masyarakat Toba yang mendiami kota Medan diantaranya adalah daerah Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Padang Bulan, dan lain-lain. Hal ini ditandai dengan adanya tempat ibadah masyarakat Toba yaitu Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Toba) dan yang paling penting yaitu bangunan Wisma sebagai tempat diadakannya kegiatan-kegiatan Adat suku Batak Toba.

Acara adat tersebut tidak lepas dari pengiring musik yang disebut dengan Gondang. Gondang yang diwariskan secara turun-temurun hingga saat ini salah

(15)

2

satunya adalah Uning-uningan. M. Hutasoit dalam bukunya, Ende Batak dohot Uning-uningan mengatakan, perkataan uning-uningan berasal dari dua kata un

dan ing. Un berarti suara yang rendah (bongor) dan ing berarti suara yang tinggi (sihil). Dengan demikian, pengertian uning-uningan berarti, suara bongor dan sihil yang bersahut-sahutan. Ada beberapa jenis alat musik yang dipakai dalam

uning-uningan, antara lain aerophone (alat musik yang ditiup) terdiri dari sarune na met-met, sulim, sordam, tulila, tataloat, salung dan alongalong. Jenis

chordophone (alat musik yang dipetik) terdiri dari hasapi, tanggetong atau mengmong dan sidideng. Jenis idiophone (alat musik yang dipukul) terdiri dari

garantung, saga-saga, jenggong, dan hesek. Kemudian jenis membranophone

(alat musik yang terbuat dari kulit binatang) terdiri dari gardap.

Namun penulis sangat menyayangkan kekayaan alat musik tradisional Batak tersebut semakin tidak dikenal seiring dengan perkembangan zaman. Sebuah kutipan, yang diambil dari artikel berjudul “Ajak Generasi Muda

Selamatkan Budaya Batak” di www.suarapembaharuan.com, menyatakan: “Seni

(16)

3

Selain itu peristiwa Malaysia mengklaim tari Tortor dan Puluan Gondang Sambilan sebagai miliknya telah mendesak sekelompok orang Batak untuk semakin agresif mengajak generasi muda Batak untuk mencintai budaya mereka. Ketik Berita, sebuah website berita online, mengikuti acara Pagelaran Seni Budaya Pemuda Batak yang diadakan oleh Forum Intelektual Muda Batak Indonesia (FORTIBI) pada tanggal 30 Agustus lalu dengan visi dan misi mengajak para generasi Muda Batak khususnya jangan malu mengaku sebagai Suku Batak dimanapun berada.

Dalam kenyataannya, penulis juga melihat bahwa di tanah Batak sendiri upacara adat batak baik pernikahan maupun upacara adat kematian sudah tidak lagi menggunakan ansambel gondang toba itu sendiri secara murni sepenuhnya. Disamping itu penulis juga melihat keberadaan musik toba yang sudah semakin hilang, khususnya alat musik Garantung. Dibandingkan dengan kurangnya pengetahuan generasi muda Batak dalam menggunakan Garantung, ketidaktahuan mereka dalam pembuatan alat musik ini masih lebih parah.

Itulah sebabnya Penulis ingin melalui penelitian ini Garantung bisa semakin dikenal oleh masyarakat, khususnya orang Batak. Penulis juga ingin menyadarkan para masyarakat toba untuk dapat mengetahui alat-alat musik gondang mereka sendiri sehingga dapat menutup kemungkinan bangsa lain untuk mengklaim musik toba khususnya alat musik toba itu sendiri. Dengan demikian warisan musik toba ini dapat dijaga kelestarian dan keutuhannya.

(17)

4

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keberadaan (eksistensi) alat musik Garantung pada masyarakat toba?

2. Bagaimana kedudukan alat musik Garantung dalam ensambel gondang uning-uningan?

3. Bagaimana proses pembuatan Garantung pada masyarakat toba? 4. Bagaimana teknik pembuatan Garantung pada masyarakat toba? 5. Bagaimana cara memproduksi bunyi Garantung?

6. Bagaimana cara memakai Garantung? 7. Bagaimana teknik permainan Garantung?

8. Apakah fungsi Garantung dalam ansambel uning-uningan pada masyarakat toba?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis, maka penulis mengadakan batasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, yakni dengan pendapat Surakhmad (1982: 31) yang menyatakan bahwa “sebuah masalah yang

(18)

5

Berdasarkan pendapat diatas untuk menghindari pembahasan yang lebih luas, masalah dalam penelitian ini dibatasi yakni:

1. Bagaimana proses pembuatan Garantung pada masyarakat toba? 2. Bagaimana cara memproduksi bunyi Garantung?

3. Bagaimana sistem pelarasan bunyi Garantung?

4. Apakah fungsi Garantung dalam ansambel uning-uningan pada masyarakat toba?

D. Perumusan Masalah

Menurut Arikunto (2006: 24), “Apabila telah diperoleh informasi yang

cukup dari studi pendahuluan/studi eksploratoris, maka masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Agar peneliti dapat melaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan siapa”. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan: “Pembuatan dan fungsi garantung, sebagai salah satu alat musik

tradisional Batak Toba”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu berorientasi kepada tujuan karena dengan mengetahui tujuan arah dari penelitian itu maka akan lebih jelas. Hal ini sependapat dengan S. Margono (1997: 103) yang menyatakan bahwa “penelitian

(19)

6

kemudian mengingatkan daya nalar untuk mencari jawaban permasalahan itu melalui penelitian”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan proses pembuatan Garantung pada masyarakat toba. 2. Mendeskripsikan cara memproduksi bunyi Garantung.

3. Mendeskripsikan sistem pelarasan bunyi Garantung.

4. Mengetahui fungsi Garantung dalam ansambel uning-uningan pada masyarakat toba.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi dalam megembangkan kegiatan penelitian selanjutnya.

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk: 1. Prodi. Seni Musik

(20)

7

2. Pemerintah setempat

Untuk mengetahui seberapa pentingnya alat musik tradisional batak toba. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengemban visi dan misi kebudayaan khususnya dibidang musik tradisional, khususya kepada masyarakat Toba. Sebagai upaya melestarikan musik tradisional daerah sebagai bagian dari budaya Nasional.

3. Penikmat seni

Sebagai wawasan baru dan semangat baru untuk eksis dalam menggeluti seni tradisional, dan berusaha melestarikan serta mempertahankan seni budaya Nusantara. Secara tidak langsung, penulis menunjukkan cara pembuatan alat musik tradisional Batak Toba di Provinsi Sumatera Utara yaitu Garantung.

4. Pembaca

(21)

8

5. Peneliti

(22)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hutagaol Sihujur adalah salah satu desa yang ada di tanah Batak Toba Provinsi Sumatera Utara tepatnya berada di Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir, juga sebagai salah satu daerah tempat pengerajin garantung toba. Kehidupan sehari-hari masyarakatnya yaitu dengan bertani, berkebun, dan beternak.

2. Kepingan garantung masing-masing memiliki ketebalan yang berbeda yang dibentuk dengan cara diketam dan bahan utama pembuatan alat musik ini yaitu kayu Sitarak serta pengerjaannya dibantu dengan alat yang biasa digunakan dalam petukangan.

3. Garantung merupakan alat musik tradisional Toba yang dimainkan dengan cara dipukul dimana sudah jarang ditemukan orang yang ahli dalam membuat alat musik tersebut.

4. Fungsi garantung dalam ansambel uning-uningan pada masyarak toba sesuai dengan fungsinya untuk memainkan melodi pada reportoar lagu adalah garantung memiliki fungsi sebagai pembawa melodi.

(23)

51

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Masyarakat Batak Toba hendaknya mempertahankan nilai-nilai tradisi yang sudah ada sejak dulu demi mengabadikannya.

2. Seorang pengerajin harus meregenerasikan dengan mengajarkan tata cara pembuatan Garantung tersebut demi menjaga kelestarian budaya Toba.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengundang minat masyarakat untuk lebih meghargai dan mencintai kebudayaan yang ditinggalkan oleh leluhur kita. Dan alangkah baiknya ikut berpartisipasi melestarikan kebudayaan tersebut.

4. Penulis sangat mengharapkan dukungan berbagai instansi terkait agar ikut peduli terhadap tradisi-tradisi budaya batak Toba demi melestarikannya. Misalnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan kesenian dimana bisa menarik minat para generasi muda khususnya masyarakat Toba untuk lebih mencintai budaya dan tradisinya.

Gambar

Grafik 4.1 Topografi ketinggian diatas permukaan laut menurut Desa/

Referensi

Dokumen terkait

Adanya hubungan positif antara persepsi kerja beretika Islam dengan disiplin kerja guru, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhaimin (2004) bahwa

Banyuasin Laporan Kegiatan Harian Manggala Agni Daops Banyuasin* Hari/ Tanggal : Kamis/ 16 Maret 2017.. Early

Setiap orang yang memasukkan kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan ke dalam wilayah Republik Indonesia, membuat, merakit, atau memodifikasi kendaraan

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Atribut ACCOUNTABLE (A) merupakan posisi dimana stakeholder terkait merupakan pihak yang berwenang atau memiliki kekuasaan tertinggi terhadap berbagai aset terkait

user memiliki sertifikat dan sertifikat tersebut valid maka user dapat masuk ke dalam halaman sistem e-procurement untuk melihat transaksi dan rmelakukan pendaftaran lelang yang

BAGIAN PATOLOGI KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN BAGIAN PATOLOGI KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN. UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012 UNIVERSITAS SEBELAS

JIKA BEKISTING DIANGKUR SISI SEBELAH DALAM BETON DENGAN MENGUNAKAN SLING YANG BEKERJA SEBAGAI GAYA TARIK,AKAN TIMBUL AKSI UPLIFT PADA BEKISTING. A= BEKISTING B=