• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PANYABUNGAN SELATAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PANYABUNGAN SELATAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 PANYABUNGAN SELATAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

NOPIKA RANDA LUBIS 108121028

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

NOPIKA RANDA LUBIS, NIM : 108121028, “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Menyontek Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku menyontek siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten Mandailing Natal.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten Mandailing Natal yang berjumlah 30 orang siswa. Adapun teknik pengambilan sampel data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 10 orang yang diambil sesuai dengan berdasarkan pada pertimbangan atau melalui karakteristik tertentu yaitu siswa yang sering berperilaku menyontek di kelas, baik di waktu ulangan, ujian dan membuat PR. Hasil penentuan sampel ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama guru BK yang sekaligus juga wali kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakanya pemberian layanan bimbingan kelompok (Pre-Test) Perkembangan perilaku menyontek siswa cenderung tinggi dengan rata-rata 91,8 dan setelah dilaksanakan pemberian layanan bimbingan kelompok (Post-Test) perkembangan perilaku menyontek siswa menjadi berkurang dengan rata-rata 61,7.

(5)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4 1. Pengertian Perilaku Menyontek ... 6

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyontek ... 7

3. Penyebab Menyontek ... 8

4. Penyebab Internal dan Eksternal Menyontek ... 10

B. Bimbingan Kelompok 1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 11

2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 13

3. Manfaat layanan bimbingan kelompok ... 14

3. Jenis-Jenis Bimbingan Kelompok ... 15

4. Tahap Kegiatan Bimbingan Kelompok ... 16

5. Karakteristik Bimbingan Kelompok ... 18

6. Asas bimbingan Kelompok ... 21

C. Hipotesis ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Operasional Variabel Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisi Data ... 26

(6)

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 30

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ... 30

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 32

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B.Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel. 1. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 25

Tabel. 2. Kisi-Kisi Angket Perilaku Menyontek ... 26

Tabel. 3. Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Data Perilaku Menyontek 33

(8)

Gambar .1. Pembagian Angket ... 64

Gambar .2. Anggota kelompok sedang Menjawab soal pre-test ... 64

Gambar. 3. PK Menjelaskan Kegiatan Bimbingan Kelompok ... 61

Gambar. 4. Memberi A Plus Kepada Siswa Yang Memberi Pendapat ... 61

Gambar. 5. PK Memberi Kesempatan Untuk Memberi Pendapat ... 79

Gambar. 6. Melakukan Permainan Volly Ball ... 79

Gambar. 7. PK Menanyakan Kesiapan Anggota Kelompok... 86

Gambar. 8 . ML Memberikan Pendapat ... 86

Gambar. 9. Anggota kelompok Sedang melakukan Permainan Anak kembar 93 Gambar. 10. Pk Menjelaskan Bahwa Kegiatan BKP Akan Berakhir ... 93

Gambar. 11. Salah Seorang AK Memberi Pendapat ... 100

Gambar. 12. AK Sedang Melaukan Permainan Merangkai Gambar ... 100

Gambar. 13. PK Sedang Membagi Kertas Untuk Permainan ... 107

Gambar. 14. Bersalaman Sambil Menyanyikan Lagu ... 107

Gambar. 15. Pembagian Angket Post-test... 108

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran . 1. Kisi-Kisi Angket Perilaku Menyontek ... 40

Lampiran. 2. Angket Perilaku Menyontek ... 41

Lampiran . 3. Wawancara Bimbingan Kelompok ... 43

Lampiran. 4. Tabel Validitas Instrumen Penelitian ... 44

Lampiran. 5. Perhitungan Validitas Soal ... 45

Lampiran. 6. Tabel Reliabilitas ... 47

Lampiran. 7. Perhitungan Reliabilitas ... 48

Lampiran. 8. Sebaran Data Penelitian Pre-Test ... 50

Lampiran. 9. Sebaran Data Penelitian Post-Test ... 51

Lampiran. 10.Tabulasi Data Penelitian ... 52

Lampiran. 11 Perhitungan Harga M dan SD Pre-Test ... 53

Lampiran. 12, Perhitungan Harga M dan Sd Post-Test ... 56

Lampiran. 13. Uji Normalitas Data Perilaku Menyontek ... 59

Lampiran. 14. Pegujian Homogenitas ... 61

Lampiran. 15. Pengujian Hipotesis ... 62

Lampiran. 16. Dokumentasi Pembagian Angket pre-test ... 64

Lampiran. 17. Satuan Layanan... 65

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional Indonesia saat ini memiliki tujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan. Tujuan tersebut tercantum dalam Undang-undang nomor 2 tahun

1989 bab 2 pasal 4 yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(2006), yang kemudian ditegaskan kembali dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia tahun 2005 nomor 19 tahun 2005 bab 2 pasal 4, mengenai tujuan standar

pendidikan nasional.

Secara singkat, pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia

yang berkualitas secara utuh, yaitu yang bermutu dalam seluruh dimensinya:

kepribadian, intelektual, dan kesehatannya.

Kenyataan bahwa sistem pendidikan Indonesia yang menggunakan nilai dari

tes atau evaluasi belajar terhadap materi yang diberikan sebelumnya untuk

menunjukkan kemajuan dan penguasaan ilmu anak didik, menyebabkan masyarakat

memandang prestasi belajar hanya dari pencapaian nilai yang tinggi, bukan pada

(11)

nilai yang tinggi. Tekanan yang dirasakan akan membuat siswa lebih berorientasi

pada nilai, bukan pada ilmu. Siswa dapat mempersepsi ujian sebagai alat untuk

menyusun peringkat dan dapat menyebabkan dirinya mengalami kegagalan, bukan

sebagai instrumen yang dapat menunjukkan kemajuan dalam proses belajar.

Menurut Uni(2007:1) “Kemungkinan mengalami kegagalan diangggap

sebagai ancaman dan merupakan stimulus yang tidak menyenangkan”. Ada berbagai

respon yang dilakukan siswa dalam menghadapi ancaman kegagalan, misalnya

mempelajari materi secara teratur atau berlatih mengerjakan soal-soal latihan yang

diberikan guru. Ada pula siswa yang memberikan respon menghindari ancaman

kegagalan tersebut dengan menyontek.

Menurut Dody (2012 : 3) mengatakan bahwa:

“Pendidikan karakter, yang dicanangkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional, menjadi seperti tidak bermakna. Hal ini dikarenakan perilaku menyontek telah menjadi benalu yang secara perlahan membunuh karakter siswa dan peserta didik. Dan sangat mungkin terjadi apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik, menyontek mampu menjadi pintu bagi terjadinya masalah yang lebih besar”.

Bukti menyontek telah menjadi benalu dalam pendidikan berkarakter dapat

dicermati dengan adanya berbagai pemberitaan di media massa yang mengungkap

perilaku menyontek pada saat ujian akhir nasional ataupun ujian akhir sekolah.

Kegiatan menyontek ada yang dilakukan secara tersistem atau secara individual.

Tidak sedikit pula siswa yang sedang melakukan menyontek tertangkap oleh kamera

para wartawan.

Perilaku menyontek adalah salah satu fenomena pendidikan yang sering

(12)

perhatian dalam wacana pendidikan di indonesia. Kurangnya perhatian mengenai

perilaku menyontek disebabkan karena kebanyakan orang menganggap masalah

menyontek sebagai sesuatu yang sifatnya sepele, padahal masalah menyontek

merupakan sesuatu yang sangat mendasar. dilakukan oleh pelakunya pada saat dia

mengikuti pendidikan, dan yang lebih mengerikan justru tindakan nyontek dilakukan

secara terencana antara siswa dengan guru, tenaga kependidikan atau pihak-pihak

lainnya yang berkepentingan dengan pendidikan, seperti yang terjadi pada saat Ujian

Nasional. Sedangkan menurut Ceppy (http://www.pikiran-rakyat.com) “perilaku

menyontek yang dilakukan siswa pada hakikatnya merupakan perbuatan

membohongi diri sendiri. Jika dibiarkan maka banyak pihak yang di rugikan, rekan

yang di contek tentunya dan telah terampas kemampuanya”.

Perilaku menyontek terjadi di hampir semua siswa di semua tingkatan usia. Di

buktikan dengan adanya penelitian oleh Kanfer & Duerfeldt (Dody, 2012:9) “yang

menekankan terjadinya perilaku menyontek di sekolah dasar”. Sementara itu

anderman, griessinger, & Westerfield(Dody,2012:9) “menemukan terjadinya

perilaku menyontek di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas”.

Sedangkan penelitian Badwin,dkk (dody,2012:9) “menemukan perilaku menyontek

terjadi di perguruan tinggi”.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “ Pengaruh

Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Menyontek Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun

(13)

B. Identifikasi Masalah

Bardasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan diatas, maka

identifikasi masalah adalah:

1. Banyak siswa yang menyontek disaat ujian berlangsung

2. Siswa tidak mematuhi peraturan di saat ujian berlangsung

3. Besarnya keinginan menyontek siswa.

4. Siswa kurang menyadari bahwa menyontek merugikan(membodohkan)

5. Siswa hanya mengejar nilai yang tinggi, bukan ilmunya

6. Kurangnya budaya malu menyontek di kalangan siswa

C. Batasan Masalah

Setelah permasalahan diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah

yang diteliti. Dengan perhitungan keterbatasan yang dimiliki peneliti hanya dibatasi

tentang pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku

menyontek siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten

Mandailing Natal Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

(14)

Perilaku Menyontek Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan

Kabupaten Mandailing Natal Tahun Ajaran 2011/2012?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku

menyontek siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten

Mandailing Natal.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin di peroleh dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah dapat dijadikan model untuk memberikan bimbingan pada

siswa yang memiliki masalah yang sama.

b. Bagi siswa yang mempunyai masalah menyontek, setelah mendapat

bimbingan ini menjadi lebih berkurang niat/keinginan untuk menyontek.

c. Bagi calon konselor untuk dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan

bimbingan di sekolah yang akan datang.

d. Bagi guru pembimbing disekolah dapat melakukan layanan bimbingan

dalam mengatasi masalah siswa.

(15)

Hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan bimbingan kelompok yang

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di bab IV,maka dapat

disimpulkan bahwa Ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap

perilaku menyontek siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Panyabungan Selatan Kabupaten

Panyabungan Selatan Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan perhitungan uji t (thitung =

31,35 > ttabel 1,83).

B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat disarankan

beberapa hal berikut ini :

1. Saran untuk Guru BK (Bimbingan Konseling)

Diharapkan agar guru BK memberikan layanan bimbingan kelompok

dengan lebih teratur dan sistematis untuk membantu siswa agar tidak lagi

menyontek disaat ujian, ulangan dan semua yang berhubungan dengan

akademik.

2. Saran untuk Guru Bidang Studi.

Agar lebih memperhatikan dan mengawasi siswa agar tidak menyontek lagi

dalam akademik.

(17)

Agar lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan

belajar mengajar yang akan membuat siswa lebih baik lagi.

4. Saran untuk Siswa

Mengingat ditemukannya bahwa bimbingan kelompok mempunyai

pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan kelompok

terhadap perilaku menyontek siswa untuk lebih terbuka tentang masalahnya

dan mengikuti bimbingan kelompok secara teratur dan serius, dan

menghindari perilaku menyontek.

5. Saran untuk Peneliti Lanjutan

Agar lebih memperhatikan masalah – masalah atau perilaku-perilaku

menyimpang yang dilakukan oleh siswa seperti perilaku menyontek,

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian pendidikan(Desain Emperikal dan PTK).Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Fakultas Ilmu pendidikan.2011. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu

pendidikan. Medan: Unimed.

Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok( Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

. 2004. Layanan L.1 – L.9. Padang: Unpad.

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Hartanto, Dody. 2012. Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Jakarta Barat: Indeks.

Nur, Bahdin. & Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Jakarta:Kencana.

Saleh, Samsubar. 2004. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit dan Percetakan) AMP YKPN

Sujana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi & Ketut.2002. Pengantar Pelaksanaan Program bimbingan dan Konseling

Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Tohirin.2007. Bimbingan Dan Konseling Di sekolah Menengah Dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yokyakarta: Media Abadi.

Setiyani, Uni. 2007. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Intensi Menyontek Pada Siswa SMA Negeri 2 Semarang

:http://eprints.undip.ac.id/10644/1/SKRIPSI.pdf ( Januari 2012) Ceppy. : http://www.pikiran-rakyat.com

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah, Indika Energy mengimplementasikan berbagai program yang sejalan dengan pilar keberlanjutan 3+1 yaitu pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan bagi Sentra Pasar Batik Danar Hadi Surakarta tentang apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

Dalam penelitian ini, terdapat dua proses adsorpsi, pertama adsorpsi asam askorbat dan kalium permanganat pada arang atau karbon aktif dan yang kedua adalah adsorpsi gas oksigen

Penelitian yang dilakukan oleh Hamdi (1999) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari tujuh rasio keuangan, yaitu asset turnover, current ratio, operating margin

Analisis kemiripan genetik menggunakan program PAUP versi 4b.10, menunjukkan bahwa tanaman klon kelapa sawit Tenera dari sumber eksplan ortet 10 sebagian besar memiliki

Penulisan Tugas Akhir tentang “ Strategi Pemasaran Ekspor Pada UD. Sumber Mulyo di Klaten “ bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran ek spor, hambatan strategi

Praise to Allah SWT the lord of the world, who has given mercy and blessing so that this thesis with a title THE DESIGN OF HOT MIXTURE THIN SURFACING CONTAINING ASBUTON

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam “S arana Aneka Jasa ” di Sukoharjo pada tahun 2009 sampai