• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA POWERPOINT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA POWERPOINT"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH ULUL AZMI

A1C118068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI 2022

(2)

i

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA POWERPOINT INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI IKATAN KIMIA DIKELAS X IPA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Kimia

OLEH ULUL AZMI

A1C118068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI 2022

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia PowerPoint Interaktif Berbasis Web Pada Materi Ikatan Kimia Dikelas X IPA“. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia, yang disusun oleh Ulul Azmi, Nomor Induk Mahasiswa A1C118068 telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Jambi, 6 Desember 2022 Pembimbing I

Drs. Abu Bakar, M.Pd.

NIP. 196701061993031002

Jambi, Desember 2022

Dra. Fatria Dewi, M.Pd NIP. 196006081986092002

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia PowerPoint Interaktif Berbasis Web Pada Materi Ikatan Kimia Dikelas X IPA” yang disusun oleh Ulul Azmi, NIM A1C118068 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 Desember 2022.

Tim Penguji Ketua : Drs. Abu Bakar, M.Pd

Sekretaris : Dra. Fatria Dewi, M. Pd Anggota : 1. Drs. Fuldiaratman, M. Pd 2. Afrida, S. Si., M.Si 3. Aulia Sanova, S.T., M.Pd

Ketua Tim Penguji Sekretaris Tim Penguji

Drs. Abu Bakar, M.Pd. Dra. Fatria Dewi, M.Pd.

NIP. 196701061993031002 NIP 196006081986092002

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP

Universitas Jambi

Aulia Sanova, S.T., M.Pd.

NIP 198208032008012015

(5)

iv MOTTO

“Apa yang terjadi hari ini adalah bagian dari masa lalu, dan bagaimana masa depan dibentuk tergantung pada hari ini menjalaninya”

“Berjuang tak mesti berisik, mengajar tak mesti berlari, dan didengar tak mesti berteriak. Berjuanglah dengan cara elegan, diam dan tenang setenang air

dipermukaan”

“Kekuatan do’a itu sangat mampu mengubah segalanya, mungkin tidak sekarang, akan tetapi dimasa mendatang kamu akan menikmati doa yang selalu kamu

mulai”

“Jangan menyia-nyiakan waktumu hanya untuk dunia semata yang tidak akan ada habisnya, tetapi manfaatkanlah waktumu dengan sebaik-baiknya karna waktu

lebih berharga daripada emas”

(Fitriani)

“Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung didalam benda besar bernama dunia ini, tetapi pasanglah

pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa”

(Imam Al-ghazali)

Kupersembahkan skripsi ini untuk ayahanda tersayang Derani dan ibunda tercinta Sa’ada dengan perjuangan kerasnya telah mengantar aku untuk meraih ilmu.

Semoga aku dapat menjadi orang yang lebih baik. Terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan untuk anakmu ini dalam menggapai cita-cita.

(6)

v

HALAMAN PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ulul Azmi

NIM : A1C118068

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi dicabut gelar dan ditarik ijazah.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Jambi, Desember 2022 Yang membuat pernyataan,

Ulul Azmi A1C118068

(7)

vi

Web pada Materi Ikatan Kimia di Kelas X IPA : Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing : (I) Drs. Abu Bakar, M.Pd., (II) Dra. Fatria Dewi, M.Pd.

Kata kunci : PowerPoint Interaktif, Web, Ikatan Kimia

Perkembangan IPTEK pada saat ini semakin pesat dari waktu ke waktu.

Kemajuan ini sangat berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar disekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Pada masa sekarang dunia pendidikan memasuki era dunia media atau dunia teknologi, dimana kegiatan pembelajaran menuntut akan dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan pemakaian media pembelajaran yang membangun peserta didik. Salah satu faktor yang dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu media pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengembangan, kelayakan serta penilaian guru dan respon siswa terhadap multimedia PowerPoint interaktif bebasis web pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.

Proses pengembangan produk dalam penelitian ini mengikuti tahapan dalam model pengembangan Lee & Owens yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar wawancara, dan angket. Hasil pengembangan produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Setelah itu media dinilai oleh guru serta dilakukan uji coba pada kelompo kecil. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif (komentar dan saran) dan analisis data kuantitatif (respon siswa).

Berdasarkan hasil data penelitian dapat diketahui bahwa multimedia PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia mendapat hasil dari penelitian ini diperoleh rerata skor dari ahli materi dan ahli media masing-masing sebesar 4,2 dan 4,6 yang termasuk kategori sangat layak. Selanjutnya berdasarkan hasil penilaian oleh guru kimia terhadap multimedia PowerPooint intraktif berbasis web pada materi ikatan kimia diperoleh rerata skor sebesar 4,67 yang termasuk dalam kategori sangat layak. dan dari hasil angket respon siswa diperoleh skor 86,11 % dimana produk yang dikembangkan sangat baik untuk digunakan dan dijadikan media pembelajaran yang diujicobakan pada kelompok kecil berjumlah 12 orang siswa.

Berdasarkan proses pengembangan dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa multimedia PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia layak digunakan secara teoritis dan praktis dalam akses serta penggunaannya dan dapat membantu pemahaman konsep siswa secara mandiri.

(8)

vii

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Multimedia PowerPoint interaktif Berbasis Web Pada Materi Ikatan Kimia Dikelas X IPA” dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat akademik guna memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak-pihak yang turut berkontribusi, maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Abu Bakar, M.Pd sebagai pembimbing I, yang telah menyediakan waktu dan memberikan bimbingan dengan sangat baik sehingga dapat membantu penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Fatria Dewi, M.Pd sebagai pembimbing II, yang telah menyempatkan waktu, arahan, dan masukan yang baik dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Drs. Fuldiaratman, M.Pd., Ibu Afrida, S.Si. M.Si,. dan Ibu Aulia Sanova, S.T., M.Pd., selaku penguji pada sidang skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan memberikan saran bagi penulis.

4. Ibu Minarni, S.Pd., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan arahan selama perkuliahan.

5. Ibu Aulia Sanova, S.T., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidi kan Universitas Jambi.

(9)

6. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga selama penulis melaksanakan perkuliahan S1 program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi.

8. Teristimewa untuk Bapak Darani dan Ibu Sa’ada selaku orang tua dari penulis dan keluarga serta kakak-kakak tersayang yang telah memberikan banyak dorongan motovasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Zaenal Ekarosa, S.Pd, M.Pd. selaku kepala sekolah dari SMAN 8 Muaro Jambi dan Ibu Nuryana, S.Pd. selaku guru mata pelajaran kimia SMAN 8 Muaro Jambi yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

10. Dan kepada teman-teman Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2018 yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaiaan skripsi ini.

Demikianlah, Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jambi, 4 Desember 2022

Penulis

(10)

x HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 6

1.3.Batasan Masalah ... 6

1.4.Tujuan Pengembangan ... 6

1.5.Spesifikasi Produk ... 7

1.6.Manfaat Pengembangan ... 8

1.7.Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

2.1.Teori Belajar Konstruktivisme ... 10

2.2.Media Pembelajaran ... 11

2.2.1. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 12

2.2.2. Fungsi Media Pembelajaran ... 15

2.2.3. Manfaat Media Pembelajaran ... 17

2.2.4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 19

2.2.5. Prinsip Media Pembelajaran ... 21

2.2.6. Pengertian Multimedia Pembelajaran ... 21

2.3.PowerPoint Interaktif ... 22

2.4.Web ... 26

2.5. Model Pengembangan ... 27

(11)

2.6.Pendekatan TPACK ... 30

2.7.Materi Ikatan Kimia ... 31

2.8.Penelitian Relevan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1.Model Pengembangan ... 39

3.2.Prosedur Pengembangan ... 40

3.2.1. Analisis (Analysis) ... 40

3.2.2. Desain (Design)... 42

3.2.3. Pengembangan (Development) ... 47

3.2.4. Implementasi (Implementation) ... 47

3.2.5. Evaluasi (Evaluation) ... 47

3.3.Uji Coba Produk ... 48

3.3.1. Desain Uji Coba ... 48

3.3.2. Subjek Uji Coba ... 48

3.4.Jenis Data ... 48

3.5.Instrument Pengumpulan Data ... 49

3.5.1. Lembar Wawancara Guru ... 49

3.5.2. Angket ... 50

3.6.Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Pengembangan Media ... 57

4.1.1 Tahap Analisis (Analysis) ... 57

4.1.2 Tahap Desain (Design)... 65

4.1.3 Tahap Pengembangan (Development) ... 69

4.1.4 Tahap Implementasi (Implementation) ... 84

4.1.5 Tahap Evaluasi (Evaluation) ... 89

4.2 Pembahasan ... 90

BAB V PENUTUP ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 106

(12)

xii

2. 2 Aplikasi Microsoft PowerPoint ... 23

2. 3 slide PowerPoint ... 24

2. 4 Format WordArt Style... 24

2. 5 Grup Animation dalam PowerPoint ... 24

2. 6 Format Background ... 25

2. 7 Grup Insert Images ... 25

2. 8 Grup Insert Media ... 25

2. 9 Hyperlink ... 26

2. 10 Diagram model pengembangan multimedia Lee & Owens (2004) ... 28

2. 11komponen pendekatan TPACK... 31

2. 12 Struktur Lewis pada senyawa NaCl ... 33

2. 13Struktur Lewis Atom C dan Struktur Lewis Atom H ... 35

2. 14 Struktur Lewis CH4 ... 36

2. 15 Rangkap satu, dua, dan tiga pada Ikatan Kovalen ... 36

3. 1 Tahapan ADDIE yang dikembangkan oleh Lee & Owens ... 40

3. 2 Flowchart Pengembangan PowerPoint interaktif ... 46

4. 1 Flowchart pengembangan PowerPoint interaktif………68

4. 2 Storyboard PowerPoint interaktif ... 69

4. 3 Gambar Halaman Pembuka... 70

4. 4 Tampilan Petunjuk Penggunaan ... 70

4. 5 Tampilan Halaman Menu Utama ... 71

4. 6 Tampilan KI dan KD ... 71

4. 7 Tampilan Halaman Indikator dan Tujuan Pembelajaran ... 72

4. 8 Tampilan Halaman Materi ... 72

4. 9 Tampilan Halaman Video Percobaan... 73

4. 10 Tampilan Halaman Contoh Soal ... 73

4. 11 Tampilan Halaman Evaluasi ... 74

4. 12 Tampilan Halaman Profil Pengembang ... 74

4. 13 Indikator dan Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi ... 78

4. 14 Indikator dan Tujuan Pembelajaran Setelah Revisi ... 78

4. 15 Peta Konsep Materi Sebelum Revisi ... 79

4. 16 Peta Konsep Materi Setelah Revisi ... 79

4. 17 Ikatan Ion Sebelum Revisi ... 82

4. 18 Ikatan Ion Setelah revisi ... 83

4. 19 Animasi Bergerak sebelum revisi ... 83

4. 20 Animasi Bergerak Setelah Revisi... 84

4. 21 Implementasi Produk Terhadap Subjek Uji Coba ... 86

(13)

xiii

3. 1 Kisi-kisi pedoman wawancara ... 49

3. 2 Kisi-kisi instrument kebutuhan siswa ... 50

3. 3 Kisi-kisi angket validsi ahli media ... 51

3. 4 Kisi-kisi validasi ahli materi ... 52

3. 5 Kisi-kisi angket penilaiaan guru... 53

3. 6 Kisi-kisi angket repon siswa ... 54

3. 7 Skor dan kriteria respon siswa ... 56

4. 1 Analisis Hasil Wawancara Guru………..……….………..57

4. 2 Hasil angket kebutuhan siswa terhadap materi. ... 60

4. 3 Hasil Angket Karakteristik Siswa ... 61

4. 4 Hasil Wawancara guru untuk media pembelajaran ... 62

4. 5 Silabus kimia ... 63

4. 6 Hasil Validasi Materi Pertama ... 75

4. 7 Hasil Validasi Materi setelah revisi ... 77

4. 8 Hasil Validasi Media Pertama ... 80

4. 9 Hasil Validasi Media setelah Revisi ... 81

4. 10 Hasil Instrumen Tanggapan dan Penilaian guru ... 84

4. 11 Data Respon Siswa ... 87

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar wawancara guru ... 106

2. Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 111

3. Storyboard ... 117

4. Lembar validasi ahli ... 119

5. Lembar validasi media ... 121

6. Surat permohonan izin penelitian... 123

7. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian... 124

8. Lembar penilaian guru ... 125

9. Lembar respon siswa ... 127

10. Hasil instrumen respon siswa ... 131

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dan merupakan pondasi hidup yang harus dibangun dengan sebaik mungkin. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan adanya tujuan dari undang-undang ini diharapkan pendidikan mampu menjadi bagian penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, dengan meningkatnya sumber daya manusia tentu saja hal ini dapat menjadikan sebuah negara menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Perkembangan IPTEK pada saat ini semakin pesat dari waktu ke waktu.

Kemajuan ini sangat berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar disekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Pada masa sekarang dunia pendidikan memasuki era dunia media atau dunia teknologi, dimana kegiatan pembelajaran menuntut akan dikuranginya metode konvennsional dan diganti dengan pemakaian media pembelajaran yang membangun peserta didik. Jika mengacu pada perkembangan kurikulum saat ini, peserta didik tidak hanya sebagai penerima pesan atau informasi tetapi juga sebagai penyampai pesan sehingga terbentuklah komunikasi dengan dua arah atau bahkan lebih. Dalam kondisi ini, media dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas pencapaian dari suatu

(16)

pembelajaran agar proses pembelajaran menarik, tidak monoton dan tidak membosankan. Oleh karena itu, media sangat berperan penting dimasa sekarang dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran lebih bervariasi dan tidak membosankan.

Pendekatan TPACK merupakan pembelajaran yang menggunakan penerapan dari gabungan dari sistem pendidikan yang mengedepankan teknologi dan konten tertentu dalam pembelajaran. Pendekatan ini merupakan pembelajaran yang memadukan antara materi, pendagogi dan materi. Dalam TPACK, pengetahuan guru untuk memadukan antara teknologi dalam pembelajaran agar membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Integrasi teknologi dianggap sebagai sebagai komponen pengajaran yang terkait erat dan termasuk juga dalam pedagogi, konten dan knowledge (PCK).

Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam Kurikulum 2013 yaitu pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia merupakan cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang struktur, sifat, susunan maupun perubahan suatu materi. Kimia juga dapat ditemukan dikehidupan sehari hari khususnya pada materi ikatan kimia, seperti plastik, alat kosmetik, bahan mkanan dan lain-lain, hal tersebut merupakan contoh yang mengandung ikatan kovalen maupun ion. Pada materi ikatan kimia ini mempunyai bagian bagiian yang cenderung mempunyai tingkat kesulitan, sehingga siswa ditekankan untuk berpikir kritis dalam memahami materi ini.

Salah satu faktor yang dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan serta menambah pengetahuan dari pembelajaran. Selain itu, media juga bisa membuat pembelajaran menjadi lebih

(17)

jelas, menarik, efisien dan interaktif. Demikian pula, media pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar dari siswa, baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan hasil wawancara yang memuat dari analisis kebutuhan, materi, siswa, tujuan dan analisi teknologi dengan salah satu guru kimia di SMA Negeri 8 Muaro Jambi diketahui bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia terutama pada materi ikatan kimia kurang baik atau antusias siswa dalam belajar kimia sangat kurang. Hal ini dikarenakan bahwa masih terdapat peserta didik yang merasa kesulitan dan kurangnya motivasip0eserta didik dalam mempelajari materi ini sehingga mereka merasa bahwa materi yang diajarkan itu sulit, dari hasil angket analisis kerakteristik siswa sebanyak 55,6% peserta didik merasa kesulitan dalam mempelajari materi kimia khususnya materi ikatan kimia . pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pembelajaran daring yang hanya menggunakan metode ceramah dengan menggunakan aplikasi zoom dimana keterbatassan sarana dan prasarana yang tersedia disekolah sehingga antusias dan kemauan siswa dalam pembelajaran sangat kurang. ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam belajar kimia khususnya pada materi ikatan kimia seperti kemauan atau antusias siswa yang masih tergolong sangat kurang, pengaruh dari lingkungan dimana sekolah terletak masih didaerah perkampungan sehinggah masih banyak menggunakan metode konvensional, dan keaktifan siswa dalam memahami materi yang sulit, dimana siswa hanya menerima materi dari guru tanpa ada respon sehingga pembelajaran terkesan pasif dan kurang optimal. Selain itu dalam penyampaian pelajaran kimia guru Selama proses pembelajaran sudah pernah menggunakan media pembelajaran dengan bantuan software PowerPoint tetapi

(18)

jarang digunakan, hal ini dilakukan menyesuaikan dengan sarana dan prasarana di sekolah. Tujuan dari pengembangan PowerPoint interaktif yang dikembangkan yaitu agar peserta didik dapat lebih antusias dan memahami terkait materi pembelajaran dan motivasi dalam belajar khususnya pada materi ikatan kimia.

Hal ini sesuai dengan angket analisis kebutuhan yang dilakukan pada peserta didik, dari 9 orang siswa yang menyatakan kesulitan atau tidak dalam mata pelajaran kimia khususnya pada materi ikatan kimia terdapat 55,6% suara yang menyatakan setuju dan ada 44,4% yang menjawab kurang setuju. Keterkaitan kebutuhan penggunaan media dalam pembelajaran kimia menjadi tolak ukur penelitian ini, dari peserta didik yang dilakukan analisis kebutuhan ada 22,2%

mengatakan sangat setuju, 55,5% mengakatan setuju, dan 22,2% lainnya mengatakan kurang setuju.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam proses belajar. Media pembelajaran berupa PowerPoint interaktif dapat meningkatkan minat belajar peserta didik untuk tercapainya konsep kimia pada peserta didik dimana mereka berinteraksi dengan materi yang ada didalam media dan mengoperasikannya dengan berinteraksi dengan tombol tombol point yang dibuat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahim et al., (2019), mengenai pengembangan media interaktif PowerPoint pada materi hukum dasar kimia yang menunjukkan bahwa media yang dikembangkan memiliki nilai kevalidan dan keefektifan yang baik. Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Manuaba, (2021), mengenai pengembangan media pembelajaran PowerPoint interaktif pada mata pelajaran IPA yang menunjukkan bahwa media

(19)

yang dikembangkan peneliti memiliki presentase kevalidan yang tinggi dan layak digunakan.

Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia melalui pengembangan media pembelajaran berbasis Web dengan menggunakan jaringan internet guna mempermudah proses pembelajaran..

Salah satu aplikasi yang banyak digunakan untuk membuat media pembelajaran yang relatif mudah adalah Microsoft PowerPoint. Media pembelajaran PowerPoint dengan menggunakan basis web akan mempermudah peserta didik dalam proses belajar dimana peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimanapun sehingga peserta didik lebih leluasa dan mandiri dalam belajar. Penggunaan web dapat diterapkan dengan pengembangan PowerPoint interaktif. Pada penggunaannya guru maupun peserta didik dapat menjadikan pembelajaran lebih interaktif, menarik, efesien waktu dan efesien lokasi. Selain itu kelebihan penggunaan web ini apat diakses bagi siapa saja yang mau belajar terutama peserta didik. Dengan tampilan yang menarik PowerPoint interaktif akan menjadikan peserta didik dapat lebih bersemangat dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan tampilan dan fiture yang di berikan pada media yang dikembangkan akan terlihat mirip dengan kebiasaan peserta didik SMA, yaitu melakukan browsing di internet.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengambil judul

“Pengembangan Multimedia PowerPoint Interaktif Berbasis Web pada Materi Ikatan Kimia Kelas X IPA” Penelitian ini bermaksud agar pembelajaran lebih menarik dan peserta didik lebih mudah untuk memahami konsep kimia dengan di kombinasikan meggunakan teknologi.

(20)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti, seba gai berikut :

1. Bagaimana prosedur pengembangan PowerPoint interaktif berbasis web dalam membantu pemahaman konsep siswa?

2. Bagaimana kelayakan PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia yang dikembangkan ?

3. Bagaimana penilaian guru dan respon siswa terhadap PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia ?

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terlaksana dengan terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Uji coba produk dilakukan dikelas X IPA SMAN 8 Muaro Jambi.

2. Pengembangan PowerPoint interaktif pelaksanaannya hanya sebatas uji coba produk kelompok kecil.

3. Model pengembanagan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Lee & Owens.

1.4. Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara pengembangan PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia.

2. Untuk mengetahui kelayakan PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.

(21)

3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian guru dan respon siswa terhadap PowerPoint interaktif berbasis web pada materi ikatan kimia.

1.5. Spesifikasi Produk

ProdukSpesifikasi produk merupakan penjelasan yang memuat elemen- elemen berupa tema, teks standar serta gambar, yang nantinya akan digunakan dalam mengembangkan produk. Spesifikasi produk pada pengembangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Materi yang akan dirancang pada pengembangan media ini adalah materi ikatan kimia.

2. Produk digunakan secara mandiri oleh siswa dan bisa diakses sesuai keinginan pengguna (diluar jadwal pembelajaran sekolah).

3. Konten yang digunakan pada produk pengembangan media ini berupa konten gambar, animasi, video, dan teks.

4. Produk yang dihasilkan berbentuk PowerPoint interaktif berbasis web yang didalamnya terdiri dari halaman pembuka, halaman menu, materi, video percobaan, contoh soal, evaluasi, dan profil pengembang.

5. Produk dibuat menggunakan software Microsoft PowerPoint 2019 yang dikonversi ke HTML5 untuk memperoleh website yang digunakan melalui smartphone (Android/IOS) dan laptop/ komputer.

6. PowerPoint interaktif yang dikembangkan berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, video, dan evaluasi yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.

(22)

1.6. Manfaat Pengembangan

Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya antara lain sebagai berikut : 1. Bagi siswa, mempermudah memahami konsep materi ikatan kimia,

memanfaatkan PowerPoint sebagai sarana belajar mandiri.

2. Bagi guru, membantu dalam proses belajar mengajar pada materi ikatan kimia.

3. Bagi sekolah, memberikan kontribusi yang baik khususnya dapat dijadikan acuan untuk pengembangan media pembelajaran lainnya.

4. Bagi peneliti, mengetahui kelayakan PowerPoint interaktif berbasis web dan mengetahui penilaian ahli media, ahli materi, respon siswa dan guru terhadap media serta memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepannya.

1.7. Definisi Operasional

Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan adalah suatu rancangan untuk mengembangkan sesuatu hal yang sebelumnya sudah ada agar lebih inovatif dan berdaya guna tinggi

2. PowerPoint interaktif adalah salah satu program Microsoft Office yang menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.

3. Materi Ikatan Kimia yang tergolong abstrak yang mencakup teori-teori yang harus dipahami oleh siswa diantaranya tentang terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen serta pergerakan elektron pada ikatan logam. Pada teori tersebut menuntut siswa untuk memahami akan materi dan juga difasilitasi guru dalam

(23)

menjelaskan penggambaran sisi mikroskopik dan memberikan contoh-contoh yang terdapat didalam kehidupan.

4. Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya menggunakan protocol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak dengan yang disebut browser yang menggunnakan jaringan internet untuk mengaksesnya.

(24)

10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

Belajar merupakan proses mental yang dilakukan secara langsung sehingga menyebabkan munculnya perubahan atas dirinya menuju lebih baik. Hal itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan. Adapun salah satu teori belajar yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu teori belajar konstruktivisme yang juga merupakan salah satu teori belajar yang paling menonjol pada penelitian ini.

Hakikat pembelajaran menurut teori Konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk melakukan proses secara aktif membangun konsep baru, baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong peserta didik menintegrasikan pengalamannya menjadi pengetahuan yang bermakna. Agar peserta didik memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan kebebasan dan sikap untuk belajar. Teori belajar yang mencerminkan peserta didik memiliki kebebasan artinya peserta didik dapat memanfaatkan teknik belajar apa pun asal tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.

Teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan peserta didik dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh pendidik.

Dengan kata lain, peserta didik lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi (Abdjul, 2019).

Dengan penerapan teori belajar kontruktivisme pada media pembelajaran yang dikembangkan kelak nantinya juga akan dapat meningkatkan pemahaman konsep

(25)

siswa terhadap materi kimia khususnya pada materi ikatan kimia dan juga akan meningkatkan hasil belajar walaupun tidak seintensif dibimbing oleh guru secara langsung tetapi siswa juga bisa belajar dengan mandiri.

2.2. Media Pembelajaran

Secara etimolois, media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang artinya “tengah, perantara, atau pengantar”.

Media digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada sipenerima pesan. Media pembelajaran merupakan segala bentuk yang dapat menyampaikan atau memberikan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar yang efektif dan efisien (Asyhar, 2012).

Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau perangkat keras dan unsur yang dibawanya. Dengan demikian, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah dari peralatan itu sendiri, tetapi informasi atau pesan yang dibawa oleh media tersebut. Media pembelajara merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, karena dapat membantu guru dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik maupun sebaliknya, dan media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan memperlancar efisiensi pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan baik(Dina &

ZE, 2021).

Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

(26)

pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar. Media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, mendorong siswa menulis, berbicara dan berimajinasi semakin terangsang. Degan demikian, melalui media pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta terjalin hubungan baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat berperanuntuk mengatasi kebosanan dalam belajar di kelas (Tafonao, 2018).

2.2.1. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Asyhar (2012), media pembelajaran dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media audio-visual dan multimedia. Dari jenis media tersebut diantaranya :

1. Media Visiual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Beberapa media visual diantaranya media cetak seperti buku, jurnal, modul, gambar dan poster

2. Media Audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan melibatkan indera pendengaran peserta didik. Media audio yang pada umumnya digunakan seperti CD player, radio dan tape recorder.

3. Media Audio-visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan dan pendengaran. Beberapa contoh dari media ini seperti film, vidio, program TV, dan lain-lain.

(27)

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan kedalam proses belajar. Multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dam audio.

Menurut Rahma (2019), Media pembelajaran memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda. Secara umum, media bercirikan tiga pokok unsur, yaitu suara, visual dan gerak. Menurut Rudi Bretas, ada 7 tujuh klasifikasi media, yaitu:

1. Media audio visual gerak, seperti film suara, pita video, film, dan tv.

2. Media audio visual diam, perti film rangkai suara, halaman suara.

3. Audio semi gerak seperti tulisan jauh bersuara.

4. Media visual bergerak, seperti film bisu.

5. Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.

6. Media audio seperti radio, telepon, dan pita video.

7. Media cetak, seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.

Dari penjelasan diatas, maka jenis-jenis media pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Media Visual Diam

Media visual diam adalah Media cetakan dan grafis. Didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi kepenerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti disebut “media grafis”. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya, macam-macam media grafis adalah gambar/foto, diagram, bagan, poster, media cetak, buku.

(28)

b. Media Display

Media display merupakan media yang dalam menyampaikan suatu informasi atau pesan secara visual semenarik mungkin dan komunikatif agar mudah dipahami. Adapun yang termasuk kedalam media display ini seperti grafik, poster, bulletin board dan lain sebagainya, hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Papan Tulis/ White Board

Salah satu media penyajian untuk proses belajar mengajar adalah “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian tulisan- tulisan, sket-sket gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik, dan dapat berkesan bagi peserta didik yang akan menerimannya.

2. Papan Flanel

Papan Flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali.

3. Flip Chart

Peta/flip chart adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.

c. Gambar Mati yang Diproyeksikan

Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan akan

(29)

menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa.yang dimaksud gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna hitam maupun putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa didalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen).

Pada dasarnya OPH/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar.

Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.

2.2.2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran sejatinya sudah menjadi bagian yang dapat memberikan pengalaman yang bermakna pada proses pembelajaran. Secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai pembawa informasi dari sumber(guru) menuju penerima(siswa).

Gambar 2. 1 Fungsi Media Pembelajaran

Dalam kegiatan ini interaksi antara siswa dan lingkungan, fungsi media dapat dikatahui berdasarkan adanya kelebihan media kdan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran (Daryanto,2013).

GURU MEDIA PESAN SISWA

(30)

Menurut Kemp & Dayton dalam Hasan et al., (2021), menyatakan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya. Fungsi pertama, memotivasi minat atau tindakan. Media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para peserta didik untuk bertindak.

Fungsi kedua, menyajikan informasi. Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok peserta didik. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Fungsi ketiga, tujuan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi untuk tujuan belajar di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara sistematis jika dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan pembelajaran yang efektif. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan peserta didik secara personal.

Menurut, S.Gerlach dan P Ely dalam Jennah (2009),menjelaskan bahwa fungsi media dalam pembelajaran dapat:

1. Bersifat Fiksatif

Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan kemudian menampilkan suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini suatu obyek dan kejadian dapat digambar,dipotret, direkam, difilmkan kemuadian hasilnya dapat

(31)

disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali, atau ditampilkan kembali.

2. Bersifat Manipulatif

Menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan manipulasi sesuai keperluan, misalnya dirubah : ukurannya, benda yang besar dapat dikecilkan benda yang kecil dapat dibesarkan, kecepatannya, warnanya, serta dapat juga diulang-ulang penyaiiannya, sehingga semuannya dapat diatur untuk dibawa keruangan kelas.

3. Bersifat Distributif

Dengan menggunakan media dapat menjangkau sasaran yang lebih luas atau media mampu menjangkau audien yang besar lumlahnya dalam satu kali penyalian secara serempak. Misalnya siaran televisi, radio, dan surat kabar.

2.2.3. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Midun dalam Asyhar (2012), beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan dikelas seperti buku,foto-foto dan narasumber sehingga peserta didik memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing.

2. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab.

3. Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada pesera didik 4. Menyajikan sesuatu yang sulit ditiadakan, dikunjunngi atau dilihat oleh peserta

didik

(32)

5. Memberikan innformasi yang akurat dan terbaru

6. Menambar kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat peserta didik atas materi yang diberikan

7. Dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya sehingga berdifat kreatif dan inovatif.

8. Media pembelajaran juga dapat memecahkan masalah pendidikan.

Menurut Rahma (2019), dalam proses belajar mengajar, media memiliki banyak sekali manfaatnya. Seperti yang dijelaskan Ensiklopedia of educational research dalam Hamalik menjelaskan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar konkret dalam berpikir untuk mengurangi verbalisme 2. Memperbesar fokus atau perhatian siswa dalam proses belajar mengajar 3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar siswa

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu terutama melalui gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain.

8. Membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Menurut Ekayani (2017), manfaat penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :

(33)

1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

2. Menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai kapal laut, pesawat udaara, candi, dsb.

3. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah dan lain-lain.

2.2.4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2013), ada empat landasan penggunaan media pembelajaran yaitu landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris.

1. Landasan Filosofis

Dengan menggunakan berbagai jenis media hasil teknologi baru didalam kelas, maka akan berakibat, proses pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Jika guru menganggap peserta didik sebagai anak manusia yang memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, prosess pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunaan pendekatan humanis.

2. Landasan Psikologis

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Oleh karena itu, dalam pemilihan media, disamping

(34)

memperhatikan kompleksitas dan keunikan dari proses belajar, untuk memahami makna presepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

3. Landasaan Teknologis

Teknologi pembeljaran merupakan teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar.

Teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dapat dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta kombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.

4. Landasan Empiris

Terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karateristik belajar peserta didik dalam menentukan hasil belajar peserta didik. Artinya peserta didik akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karateristik tipe atau gaya belajarnya.

Peserta didik yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara peserta didik yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara,

(35)

atau ceramah pengajar. Akan lebih tepat dan menguntungkan peserta didik dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio visual. Berdasarkan landasan rasional empms tersebut maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan pengajar, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karateristik pembelajar, karateristik materi pelajaran, dan karateristik media itu sendiri.

2.2.5. Prinsip Media Pembelajaran

Menurut Asyhar (2012), agar media pembelajaran dapat digunakan untuk pembelajaran siswa dengan maksimal, maka ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan di dalam media, di antaranya :

1. media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

3. media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.

4. media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi.

5. media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoprasikannya.

2.2.6. Pengertian Multimedia Pembelajaran

Secara umum multimedia dapat didefinisikan sebagai gabungan atau kombinasi antara teks, gambar, animasi, suara dan video. Menurut Mayer dalam penelitiannya yang berjudul “Incorporating Motivation into Multimedia Learning”, pembelajaran multimedia meliputi kata dan gambar dan termasuk belajar melalui buku teks yang mengandung teks dan ilustrasi, pembelajaran dasar komputer yang mengandung animasi serta narasi dan slide presentasi tatap muka yang mengandung

(36)

grafik dan kata-kata yang diucapkan. Sedangkan menurut Wiyana, Umar, & Usman dalam Dewi et al., (2018), Multimedia adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses belajar yang menarik dan dapat membuat suatu konsep belajar yang tepat.

Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai indera dalam proses pembelajaran, jenis media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata, sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi.

2.3. PowerPoint Interaktif

PowerPoint interaktif merupakan salah satu media kategori multimedia.

Multimedia merupakan kombinasi dari beberapa fitur diantaranya, grafik, audio, video dan animasi. Salah satu penyebab munculnya media pembelajaran berbasis multimedia interakif adalah kurangnya komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran sehingga membuat peserta didik mudah bosan. Berdasarkan pemaparan tersebut, media pembelajaran interaktif merupakan media yang dapat digunakan pada pembelajaran di abad-21, karena media interaktif memanfaatkan perkembangan teknologi (Syavira, 2021).

PowerPoint interaktif adalah salah satu program Microsoft Office yang menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Powerpoint terbukti secara signifikan

(37)

meningkatkan pembelajaran siswa dikelas dan menghasilkan nilai yang lebih baik.

Siswa melihat manfaat dari Powerpoint interaktif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa penerapan powerpoint interaktif dapat mempengaruhi motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa.

Adapun alasan penulis memilih powerpoint sebagai media pembelajaran dengan beberapa alasan diantaranya: (1) Aplikasi PowerPoint dalam perangkat komputer atau sejenisnya dan mudah mengaplikasikannya, (2) Memudahkan guru dalam membuat desain multimedia interaktif sehingga guru bisa lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajarannya meskipun kemampuan IT-nya tidak menonjol, (3) Banyak fitur-fitur yang tersedia dalam PowerPoint diantaranya desain template yang beragam, animasi yang menarik, hyperlink yang menarik dan interaktif sehingga siswa bisa lebih menikmati proses pembelajaran, (Ariyanti et al., 2020).

Adapun Langkah lalngkah dalam pembuatan PowerPoint interaktif yaitu sebagai berikut :

1. Membuka program Microsoft Office PowerPoint 2019

Gambar 2. 2 Aplikasi Microsoft PowerPoint

(38)

Gambar 2.2 slide PowerPoint

2. Menuliskan teks pada setiap slide sesuai naskah yang dibuat

Gambar 2. 3 slide PowerPoint

3. Memberi warna teks, disesuaikan dengan tingkat keterbacaan, kekontrasan, dan komposisi.

Gambar 2. 4 Format WordArt Style

4. Membuat animasi teks, berupa efek gerakan pada teks atau gambar

Gambar 2. 5 Grup Animation dalam PowerPoint

(39)

5. Memberi background sesuai materi

Gambar 2. 6 Format Background

6. Memasukkan gambar/foto dan animasi dengan teknik insert

Gambar 2. 7 Grup Insert Images

7. Memasukkan video dengan teknik insert

Gambar 2. 8 Grup Insert Media

(40)

8. Membuat hyperlink

Gambar 2. 9 Hyperlink

2.4. Web

Menurut Pontoh dan Lumenta dalam Sitinjak et al., (2020), “website adalah sering juga disebut web, dapat diartikan suatu kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, baik itu yang bersifat statis maupun yang dinamis, yang dimana membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berkaitan dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman atau hyperlink”. web merupakan layanan yang dapat oleh pemakai komputer terhubung ke internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser.

Website merupakan sebuah media informasi yang ada di internet.Website tidak hanya dapat digunakan untuk penyebaran infomasi saja melainkan bisa digunakan untuk membuat toko online. Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman webadalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan

(41)

informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar (Trimarsiah & Arafat, 2017).

Penggunaan web sebagai media pembelajaran memberikan beberapa keuntungan yaitu: 1) siswa dapat melakukan belajar mandiri sehingga dapat me- ningkatkan dan memperluas pengetahuan, 2) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab siswa tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas yang lain, misalnya mengamati dan mencoba, dan 3) media pembelajaran berbasis web menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran (Setyadi & Qohar, 2017).

2.5. Model Pengembangan

Penelitian pengembangan ini menggunakan model penelitian dan pengembangan yang diadaptasi dari model ADDIE yaitu model pengembangan oleh Lee & Owens (2004). Di jelaskan oleh Rorita et al., (2018), model ini digunakan karena sesuai untuk diterapkan pada penelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis mobile learning maupun web dengan tahap-tahap yang sesuai. Tahapan-tahapan tersebut meliputi :

(42)

Gambar 2. 10 Diagram model pengembangan multimedia Lee & Owens (2004)

Berdasarkan gambar diatas mengenai model pengembangan multimedia yang dikemukakan Lee dan Owens dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Tahap Analisis

Tahap analisis merupakan awal penelitian yang digunakan untuk mencari masalah dan solusi yang dibutuhkan. Terdapat dua langkah kegiatan pada tahap analisis. Langkah pertama yaitu need assesment dan langkah kedua yaitu frontend analysis. Need assessment yaitu cara sistematis menentukan permasalahan antara situasi yang sebenarnya dengan situasi yang diinginkan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara dan observasi oleh peneliti terhadap guru dan siswa.

Frontend Analysis merupakan tahap menentukan solusi yang diperlukan untuk mangatasi masalah dengan menganalisis kebutuhan melalui data dan informasi yang sudah dikumpulkan (Lee & Owens, 2004). Berikut adalah jenis analisis awal dan akhir yaitu, (1) analisis audiens, (2) analisis teknologi, (3) analisis situasi, (4) analisis tugas, (5) analisis kejadian kritis, (6) analisis isu, (7) analisis tujuan, (8) analisis media, (9) analisis data, (10) analisis biaya.

(43)

2. Tahap Desain

Tahap desain merupakan tahap perencanaan mengenai media yang dikembangkan. Menurut Lee & Owens (2004) terdapat beberapa langkah yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:

a. Menentukan jadwal pengembangan, b. Menentukan tim proyek,

c. Menentukan spesifikasi media, d. Menentukan struktur konten,

e. Kontrol konfigurasi terhadap rencana proyek 3. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan yaitu membangun multimedia dengan memasukkan materi yang sudah disiapkan. Pengembang menggunakan PowerPoint untuk membangun program multimedia interaktif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengembangan antara lain:

a. Membuat kerangka,

b. Mengembangkan elemen-elemen media, c. Melakukan review dan merevisi produk.

4. Tahap Implementasi

Tahap implementasi dilakukan setelah melewati tahap-tahap di atas. Pada tahap ini multimedia interaktif sudah dinyatakan siap digunakan dan direvisi kembali apabila pada tahap selanjutnya masih ditemukan kekurangan pada produk yang sudah dikembangkan.

(44)

5. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ditujukan untuk pencapaian produk yang dikembangkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Beberapa langkah pada tahap evaluasi antara lain:

a. Menentukan tujuan dari evaluasi

b. Menyusun dan merencanakan strategi evaluasi c. Mengukur validitas

d. Pengembangan instrumen

e. Mengumpulkan dan analisis data.

2.6. Pendekatan TPACK

Technological Pedagocal Content Knowledge disingkat TPACK (sebelumnya disingkat TPCK) merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk menggabungkan teknologi dalam pembelajaran. Kerangka pengetahuan ini berasal dari konstruk Shulman tentang Pedagogical Content Knowledge (PCK). Shulman berpendapat bahwa mempersiapkan guru atau calon guru dengan keterampilan pedagogi umum dan pengetahuan materi pelajaran, secara terpisah kurang memadai, Sebagai gantinya adalah diperlukan dasar pengajaran yang berada pada keterkaitan antara konten materi pelajaran dan pedagogi (Rahayu, 2017).

Menurut Suyamto et al., (2020), pendekatan TPACK merupakan kombinasi dari pengetahuan dan ketrampilan yang menyeluruh dalam hal materi, dan pedagogi yang dipadukan dalam perkembangan teknologi. TPACK dianggap sebagai kerangka kerja berpotensi yang dapat memberikan arah baru bagi guru dalam memecahkan masalah terkait dengan mengunakan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam kegiatan belajar mengajar di ruang kelas.

(45)

TPACK adalah dasar dari mengajar efektif dengan teknologi, memerlukan pemahaman tentang representasi dari konsep-konsep yang menggunakan teknologi, teknik pedagogis yang menggunakan teknologi dalam cara yang kontruktif untuk mengajarkan materi, pengetahuan tentang apa yang membuat konsep sulit atau mudah untuk belajar dan bagaimana teknologi dapat membantu memperbaiki beberapa masalah yang dihadapi.

Adapun komponen dari pendekatan ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 2. 11 komponen pendekatan TPACK

Sesuai yang terlihat pada gambar di atas secara keseluruhan terdapat tujuh domain pengetahuan pada TPACK framework yang meliputi 1) Content Knowledge (CK), 2) Pedagogical Knowledge (PK), 3) Technological Knowledge (TK), 4) Pedagogical Content Knowledge (PCK), 5) Technological Content Knowledge (TCK), 6) Technological Pedagogical Knowledge (TPK), dan 7) Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) (Rahmadi, 2019).

2.7. Materi Ikatan Kimia

Ikatan kimia merupakan interaksi antar atom-atom yang berikatan sehingga terbentuk suatu molekul, Ikatan kimia menggambarkan cara atom-atom bergabung

(46)

membentuk molekul, senyawa atau ion. Ikatan kimia merupakan daya tarik- menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu.

Ikatan antar atom dapat terjadi karena ada interaksi elektron antara atom yang satu dengan yang lain sehingga terbentuk suatu molekul, senyawa atau gugusan atom. untuk mencapai kestabilan, atom-atom unsur saling mengadakan ikatan yang disebut Ikatan kimia. Pembentukan ikatan kimia dapat terjadi berdasarkan serah terima atau pemasangan electron, bergantung pada jenis unsur yang berikatan.

Atom-atom unsur memiliki kecenderungan ingin stabil seperti gas mulia terdekat yang memiliki susunan 8e pada kulit terluar (oktet), kecuali helium dengan 2 e- pada kulit terluar (duplet). Kecenderungan melepaskan elektron terjadi pada unsur logam yang mempunuai energi ionisasi relatif kecil, atom unsur logam cenderung melepas elektron valensinya membentuk ion +X dengan X nomor golongan utama, Atom-atom melepaskan elektron agar electron valensinya menjadi 8 (oktet) atau agar electron valensinya menjadi 2 (duplet), seperti gas mulia. Atom yang melepas electron dari golongan IA dan IIA sedangkan atom yang menangkap electron dari golongan IVA,VA,VIA,VIIA. Atom IA mempunyai electron valensi 1 maka akan melepas 1 electron dan membentuk ion +1 begitupun dengan atom IIA yang memiliki electron valensi +2 dimana ia melepas 2 electron dan membentuk ion +2.

Pencapaian kestabilan dengan menangkap elektron dilakukan oleh unsur non logam karena mempunyai afinitas elektron atau kelektronegatifan yang relatif besar (bersifat elektronegatif). Atom-atom menyerap/mengikat electron supaya

(47)

memiliki elektron valensi 8 (oktet) atau 2(duplet) seperti gas mulia (gas inert/

golongan VIIIA) dan membentuk suatu unsur yang stabil.

Pada ikatan kimia elektron valensi berperan pada pembentukan ikatan antar atom dalam membentuk senyawa. Sehingga sifat kimia unsur banyak ditentukan oleh elektron valensinya. elektron valensi pada suatu atom digambarkan dengan lambang titik (.) atau silang kecil (x) disebut struktur lewis. Atom-atom unsur memiliki kecenderungan ingin stabil seperti gas mulia terdekat yang memiliki susunan 8e pada kulit terluar (oktet), kecuali helium dengan 2e- pada kulit terluar (duplet).

1. Ikatan Ion

Pada ikatan ionik, terjadimya suatu fenomena yakni transfer elektron dari satu elektron ke elektron lainnya. Dengan berpindahnya elektron, maka atom yang kehilangan elektron menajdi bermuatan positif sedangkan atom yang mendapat elektron menjadi bermuatan negatif. Contohnya pada garam dapur dimana senyawa kimia yang terdapat pada garam dapur adalah natrium klorida dengan rumus kimia NaCl dengan wujud padat, namun mudah rapuh. Pada garam dapur ini juga memiliki titik didih yang tinggi. Dari uraian ini timbul suatu pertanyaan bahwa mengapa garam dapur memiliki sifat demikian???.

Gambar 2. 12 Struktur Lewis pada senyawa NaCl

(48)

Atom Na dan Cl berikatan dengan serah terima elektron. Atom Na memiliki konfigurasi elektron ( 2 8 1 ) dimana elektron valensinya adalah 1. Konfigurasi elektron dari Cl adalah (2 8 7) dimana elektron valensinya 7. Pada keadaan netral, atom Na dan Cl memiliki jumlah elektron serta proton yang ama banyak. Untuk atom Na memiliki jumlah protonya 11 dan 11 elektron, sedangkan pada atom Cl memiliki jumlah proton 17 dan elektronnya 17. Dapat diketahui bahwa pada keadaan ini, atom Na dan Cl tidak stabil. Pada dasarnya di kaidah Oktet menyatakan bahwa untuk mencapai kestabilan, atom Na harus melepas satu elektron dan atomm Cl membutuhkan 11 elektron. Pada atom Na bermuatan positif karena jumlah elektron lebih sedikit dibandingkan jumlah proton. Sedangkan pada atom Cl, terdapat muatan negatif karena jumlah elektron lebih banyak dari pada jumlah proton. Dengan begitu, atom Na dan Cl dapat mencapai suatu kestabilan karena adanya serah terima elektron dimana atom Na menyerahkan 1 elektron ke atom Cl sehingga Cl menerima 1 elektron dari atom Na.

Na 2 8 1 Na+ 2 8

Cl 2 8 7 Cl- 2 8 8

Karena pada muatan dari masing-masing atom berbeda, ion Na+ dan ion Cl- akan saling berinteraksi denan adanya gaya tarik menarik yang dinamakan interaksi elekrostatik yang berlangsung secara terus menerus. Ikatan kimia yang terbentuk dengan suatu cara serah dan terima elektron seperti pada pembentukan NaCl dinamakan ikatan ion dan senyawa yang terbentuk dari ikatan ion ini disebut dengan senyawa ion.

(49)

2. Ikatan Kovalen

Sejenis dari ikatan kimia yang memiliki sifat berupa pasangan dari elektron yang saling terbagi diantara atom-atom yang berikatan dimana stabilitas dari tarikan dan tolakan yang terbentuk dari atom-atom ketika menggunakan suatu elektron secara bersamaan dinamakan ikatan kovalen. Contoh pada ikatan kovalen ini adalah bahan bakar berupa gas metana (CH4). Dari rumus kimianya, gas metana ini tersusun dari 1 atom C dan 4 atom H. Dari sedikit penjelasan menimbulkan suatu pertanyaan yakni bagaimana 1 atom C mengikat 4 atom H?.

Pada atom C dan H berikatan dengan cara pemakaian elektron bersama dan membentuk suatu ikatan kovalen tunggal. Maksudnya pada atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4 dengan valensinya 4. Sedangkan pada atom H konfigurasinya adalah 1 sehingga elektron valensinya adalah 1.

Struktur Lewis atom C Struktur Lewis atom H

Gambar 2. 13Struktur Lewis Atom C dan Struktur Lewis Atom H

Untuk mencapai kestabilannya, pada atom C cenderung menerima 4 elektron sedangkan atom H menerima 1 elektron. Kemudian atom C dan atom H berikatan dengan cara pemakain bersama-sama elektron sehingga 1 atom pada C mengikat 4 atom pada H.

(50)

Gambar 2. 14 Struktur Lewis CH4

Ikatan yang mana terbentuk dari pemakaian elektron bersama dinamakan dengan ikatan kovalen. Sedangkan senyawa yang terbentuk dinamakan senyawa kovalen. Pada ikatan kovalen terbentuk antara atom yang non logam dengan atom non logam lainnya. Jenis jenis ikatan kovalen dapat dilihat dari struktur lewis pada ikatan kimia CH4 diatas dimana elektron yang digunakan secara bersama-sama pada setiap pasang atom C dan atom H ada 2 elektron. Pada struktur lewis dapat digunakan untuk meningkatkan jenis ikatan antar atom. Pada jenis ikatannya yang terbentuk tergantung pada jumlah yang digunakan secara bersamaan. Jika 2 elektron jenis ikatan yang terjadi adalah ikatan tunggal. Apabila digunakan 4 elektron, maka jenis ikatannya adalah ikatan rangkap dua dan jika digunakan 6 elektron maka dinamakan ikatan rangkap tiga. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka senyawa CH4 dapat dilihat pada gambar berikut.\

Gambar 2. 15 Rangkap satu, dua, dan tiga pada Ikatan Kovalen

(51)

2.8. Penelitian Relevan

Dalam bidang Pendidikan, saat ini telah banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran yang telah mendukung dan meningkatkan poses pembelajaran dan pemahaman siswa menjadi lebih baik.

Adapun beberapa contoh penelitian yang relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan penulis.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mutrafi, (2021), dengan judul

“Desain dan Uji Coba Media Pembelajaran Kimia Interaktif Berbasis Power Point Menggunakan Aplikasi Microsoft Office PowerPoint 2016 pada Materi laju Reaksi” bahwa media yang digunakan berupa Miccrosoft PowerPoint sangat baik dan layak digunakan dengan hasil penelitian dari validasi oleh validator ahli media dengan kriteria Sangat Baik dan Validasi ahli materi mendapatkan kriteria Sangat Baik juga sedangkan uji praktikalitas mendapatkan kriteria Sangat Praktis.

Penelitian lain yang dilakukan Rahim et al., (2019), dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Powerpoint Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X SMA/MA” menjelaskan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikembangkan media pembelajaran interaktif powerpoint pada materi hukum dasar kimia kelas X SMA/MA sesuai dengan siklus inkuiri terbimbing menurut Moog yang diawali tahap orientasi, mengeksplorasi model berupa gambar, animasi, video maupun tabel dengan diiringi pertanyaan-pertanyaan menuntun untuk membentuk konsep, tahap aplikasi sebagai latihan dan menyimpulkan konsep dalam tahap penutup. Media yang dikembangkan memiliki kategori kevalidan tinggi dan kepraktisan sangat tinggi.

(52)

Penelitian yang dilakukan oleh Pramesti et al., (2021), dengan judul “Media Pembelajaran Daring Berbasis PowerPoint Dengan Fungsi Hyperlink”

menjelaskan media yang dia kembangkan memiliki kualifikasi yang dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti sehingga media yang dikembangkan layak untuk digunakan dengan kevalidan yang tinggi dalam proses pembelajaran.

Dari data peneilitian di atas, didapatkan kesimpulan bahwa pengembangan PowerPoint berbasis web, mendapat kriteria layak untuk dikembangkan dan diujicobakan. Pengembangan PowerPoint interaktif berbasis web akan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik untuk tercapainya konsep kimia pada peserta didik, sehingga inovasi dalam belajar yang tetap mengutamakan pemahaman konsep kimia pada peserta didik menjadi bagian penting agar pembelajaran menjadi lebih efektif. Pada penelitian ini juga menggunakan pendekatan TPACK yang akan mendukung proses belajar menjadi lebih baik yang mengkombinasikan antara teknologi, materi dan pedagogi dalam pembelajaran kimia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran dan pengujian bahan organik pada contoh tanah masing- masing tipe kerapatan kanopi dan tipe pengukuran menunjukkan bahwa kandungan rata-rata

Untuk kasus yang terjadi dikabupaten Bandung para pelaku hanya mendapat teguran serta peringatan dari pihak terkait untuk tidak menggunakan areal hutan dengan tidak bijaksana, hal

Pada resistensi semi terbuka dilakukan dengan protes kepada pengurus, melakukan sindirian kepada pelaku pelanggaran, tidak menghiraukan saat diberi teguran, dan ikut

Analisis kajian yang dijalankan adalah analisis faktor-faktor yang menyebabkan pengurusan projek pembinaan tidak mengikut spesifikasi kerja oleh Pejabat Daerah Johor Bahru

[3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan pengaduan Pengadu adalah terkait dengan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu yang dilakukan oleh Para Teradu; [3.2]

Konsep ini memiliki tujuan “keselaran” antara pengguna dengan lingkungan, baik dalam lingkup makrokosmos maupun mikrokosmos yang akan diterapkan ke dalam area

Setelah kita lingkari yang salah, jangan lupa diwarnai yaa supaya kita tahu mana gambar yang tidak tepat ada dikamar!. Pintar semua bisa menemukan 9 gambar salahnya

Kantong kolekte persembahan kebaktian hari Minggu diedarkan seperti biasa, namun disiapkan tempat khusus persembahan Unduh-unduh dalam bentuk uang bagi Warga Jemaat