• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 652011009 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 652011009 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RESTRUKTURISASI BUAH DUWET (Syzygiumcumini) SEBAGAI INOVASI PENGOLAHAN BUAH TROPIS

JAVA PLUM FRUIT (Syzygiumcumini) RESTRUCTURING AS INNOVATIVE

PROCESSING OF TROPICAL FRUIT

Oleh Driana Herawati

NIM : 652011009

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains (Kimia)

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iii

(7)
(8)

1

Restrukturisasi Buah Duwet (Syzygium cumini) Sebagai Inovasi Pengolahan Buah Tropis

(Java Plum Fruit (Syzygium cumini) Restructuring As Innovative Processing Of Tropical Fruit)

Driana Herawati*, Dr. Ir. Lydia Ninan Lestario M.S**, dan Silvia Andini S.Si, M.Sc** *

Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika **

Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jln. Diponegoro no 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah-Indonesia [email protected]

ABSTRACT

The aim of this study was to produce the best formulation to make restructured java plum fruit. Fresh java plum fruit puree was mixed with several concentrations of calcium alginate (1%, 2%, 3% and 4%) and CaCl2 (0,75%; 1%). Restructured fruit

products were evaluated for total anthocyanin content, antioxidant activity, texture, pH, and sensory properties.

The result of this study showed that 1% of alginate and 1% of CaCl2 gave restructured

java plum fruit with the highest anthocyanin content 171,61mg/100g (DW) and antioxidant activity 75,79%. The overall organoleptic test showed that restructured fruit with alginate 1% and CaCl2 1% or 0,75% received the highest score by 20 panelist of

3,75.

(9)

PENDAHULUAN

Mengkonsumsi berbagai jenis makanan, seperti makanan instan dan makanan berlemak tinggi, serta rutinitas yang tidak diimbangi olahraga, dapat memicu berbagai macam penyakit degeneratif, di antaranya hipertensi, jantung koroner, dan stroke. Sayangnya, gaya hidup modern pada masa kini membuat sebagian besar orang tidak sempat mengkonsumsi sayur dan buah dalam menu diet sehari-hari, padahal sayur dan buah-buahan mengandung banyak vitamin dan antioksidan.

Antioksidan adalah senyawa alami yang banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran tertentu yang dapat mencegah oksidasi atau dapat menetralisir radikal bebas sehingga mampu melindungi sel-sel manusia dari kerusakan oksidatif dan dapat mengurangi risiko terhadap oksidasi LDL yang memicu penyakit jantung koroner (Candra, 2011). Buah duwet (Syzygium cumini) merupakan buah tropis Indonesia yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi, besar kemungkinan hal ini disebabkan

oleh pigmen ungu dalam buah tersebut yang dikenal dengan nama antosianin (Lestario dkk, 2005b).

(10)

3

Tabel 1. Kandungan gizi buah duwet per 100 g *

Zat Gizi Kandungan

Buah duwet segar kurang diminati bila dikonsumsi secara langsung, karena memiliki rasa yang manis, asam dan sepat. Untuk itu dilakukan inovasi pengolahan buah duwet dengan cara restrukturisasi agar lebih diminati, mudah disimpan dan mudah dibawa.

Restrukturisasi adalah suatu proses fisik dan kimia untuk membentuk kembali suatu bahan makanan dengan bantuan bahan pengikat sehingga bisa diperoleh produk yang memiliki bentuk, ukuran, tekstur, kenampakan, dan citarasa yang memenuhi keinginan konsumennya (Kaletunc dkk., 1990; Nussinovitsch dkk., 1991; Mancini and McHugh, 2000 dalam Utama dan Raharjo, 2002). Restrukturisasi merupakan cara pengolahan dengan sistem gel sebagai bahan pengikat yang terbentuk secara kimiawi (non-termal) dengan menggunakan kombinasi alginat dengan ion kalsium (Utama dan Raharjo, 2002). Penggunaan teknik restrukturisasi secara non-termal pada buah-buahan tropis belum banyak dilakukan. Produk ini dapat mengandung hingga 99% buah dan sangat bergizi. Selain itu, restrukturisasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya, bisa disimpan 5-7 hari, nilai gizi relatif tetap, rasa menyerupai buah aslinya dan kerusakan zat gizi akibat pengolahan pada suhu tinggi dapat diminimalisir (tidak terjadi).

(11)

klorida 1%. Pada tahun yang berbeda, Utama dan Raharjo (2006) menggunakan alginat 10 gram dalam 578,5 gram bubur buah atau sekitar 2%. Sedangkan Betani (2014) menggunakan alginat dan variasi kalsium klorida untuk restrukturisasi sirsak, dan didapatkan hasil yang terbaik pada kadar 0,75%.

TUJUAN

1. Menghasilkan restrukturisasi buah duwet ditinjau dari pengaruh penambahan berbagai konsentrasi alginat dan CaCl2 terhadap aktivitas antioksidan, kandungan antosianin serta uji organoleptik.

2. Menentukan formulasi terbaik dari hasil pengukuran kadar antosianin, aktivitas antioksidan dan uji organoleptik.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 hingga Januari 2015 di Laboratorium Kimia Pangan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Bahan dan Piranti

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, asam klorida 0,5%, kalsium klorida (Merck, Jerman), 1,1-diphenyl-2-pycrylhydrazil (Sigma, USA), dan alginat (teknis). Bahan lain yang digunakan adalah buah duwet, yang diperoleh dari pasar Blauran, Salatiga, gula dan garam dapur yang diperoleh dari pasar swalayan di Salatiga.

(12)

5

Penyiapan Ekstrak Buah (Lestario dkk, 2005b yang dimodifikasi)

Satu gram buah duwet yang telah dihaluskan atau duwet hasil restrukturisasi dimaserasi dalam 10 mL metanol-HCl 0,5% (v/v), pada suhu 4oC selama semalam, kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas saring. Ampas yang masih berwarna keunguan diekstrak lagi dengan 1x10 dan 1x5 mL metanol-HCl 0,5% (v/v) selama masing-masing 30 menit, filtrat disatukan, dan volume ditepatkan menjadi 25 mL.

Restrukturisasi Bubur Buah (Utama dan Raharjo, 2006 yang dimodifikasi)

Restrukturisasi buah duwet dilakukan dengan menggunakan variasi alginat dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, pada masing-masing alginat ditambahkan CaCl2 dengan konsentrasi 0,75% dan 1%. Alginat (1%; 2%; 3%; 4%) ditambahkan ke dalam bubur buah duwet (50 gram) lalu dihomogenkan dengan mixer pada putaran 484 rpm selama 5 menit. Kemudian, masih tetap pada putaran 484 rpm, ditambahkan garam dapur dan

gula dengan jumlah tertentu sesuai selera. Pencampuran dilakukan selama 1 menit. Setelah itu kalsium klorida (0,75%; 1%) dalam bentuk larutan dimasukkan ke dalam

campuran yang masih dalam kondisi dimixer pada putaran 484 rpm selama 15 detik. Kemudian, campuran dimasukkan ke wadah-wadah plastik berdiameter 5 cm. Wadah ditutup lalu disimpan pada suhu 4oC selama 18-20 jam lalu dilakukan analisa kadar antosianin, aktivitas antioksidan, pengukuran pH, kadar air dan uji organoleptik dengan 20 panelis.

Aktivitas Antioksidan (Metode Penangkapan Radikal Bebas DPPH) (Amarowicz

et all., 2000 dalam Lestario dkk, 2005a)

(13)

 

% {1( )}100%

Pengukuran Kadar Antosianin (Prior et all., 1998 dan Lestario, 2005a)

Pengukuran kadar antosianin dilakukan terhadap buah duwet hasil restrukturisasi dengan metode perbedaan pH. 0,2 mL ekstrak buah hasil restrukturisasi ditambah dengan 2,8 mL buffer pH 1 dan pH 4,5, kemudian diukur absorbansinya pada 510 nm dan 700 nm. Metode yang sama digunakan untuk mengukur kadar antosianin buah duwet segar. Konsentrasi antosianin dihitung mengikuti Hukum Lambert-Beer:

A = ε b c

di mana, A = [(A510-A700)pH1 – (A510– A700)pH4,5]

ε = koefisien ekstingsi molar sianidin-3-glukosida, yaitu 29.600 L mol-1 cm-1 b = lebar kuvet, yaitu 1 cm.

c = konsentrasi antosianin (mol/L)

Uji Organoleptik (Soekarto, 1985)

Uji organoleptik meliputi warna, rasa, aroma, tekstur dan keseluruhan dari buah hasil restrukturisasi dilakukan dengan uji kesukaan atau uji hedonik, dengan 20 panelis. Skala hedonik yang dipakai adalah 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak suka, 4 = suka, 5 = sangat suka.

Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter (Hanna Instrument 9812).

Kadar Air

Kadar air diukur dengan menggunakan moisture analyzer (Ohaus, MB25)

Analisis Data

(14)

7

Sebagai faktor pertama adalah konsentrasi alginat yang terdiri 4 aras, yaitu 1%, 2%, 3% dan 4%, sedangkan sebagai faktor kedua adalah kalsium klorida yaitu 0,75% dan 1%,. Sebagai kelompok adalah waktu pembuatan. Pengujian antar rataan perlakuan dilakukan dengan uji BNJ dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel and Torrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Antosianin

Kadar antosianin dari restrukturisasi buah duwet dengan berbagai konsentrasi alginat dan CaCl2 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kadar antosianin (mg/g) restrukturisasi buah duwet hasil interaksi berbagai konsentrasi alginat dan CaCl2

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal.

(15)

berada di dalam produk, dan masih ikut terkonsumsi, hanya tidak terekstrak dalam pengukuran kadar antosianin. Sehingga manfaat antosianin masih bisa diperoleh tubuh.

Bila dibandingkan antar konsentrasi CaCl2, kadar antosianin pada buah hasil restrukturisasi yang diberi CaCl2 0,75% tidak berbeda dibandingkan produk yang diberi CaCl2 1%, terjadi pada semua konsentrasi alginat 1% sampai 4%. Kemungkinan hal ini karena konsentrasi CaCl2 yang diteliti (0,75% dan 1%) belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar antosianin.

Kadar antosianin buah duwet hasil restrukturisasi berkisar antara 1,13 – 1,72 mg/g (BK). Jika dibandingkan dengan kadar antosianin buah duwet segar yaitu 5,36 mg/g (BK) kadar antosianin buah hasil restrukturisasi menurun setelah mengalami perlakuan pengolahan buah segar menjadi produk restrukturisasi.

Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan dari restrukturisasi buah duwet dengan berbagai konsentrasi alginat dan CaCl2 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Aktivitas antioksidan (%) restrukturisasi buah duwet hasil interaksi berbagai konsentrasi alginat dan CaCl2

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal.

Bila dibandingkan antar konsentrasi alginat pada CaCl2 0,75% aktivitas antioksidan

(16)

9

mengalami penurunan. Namun penurunan ini tidak sebanyak pada penurunan antosianin, aktivitas antioksidan yang tidak mengalami penurunan secara drastis ini dikarenakan masih ada senyawa lain dalam buah duwet yang berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan, yaitu flavonoid (Faria dkk., 2010), tanin (Zang dan Lin, 2009), polifenol (Lestario dkk, 2005b).

Bila dibandingkan antar konsentrasi CaCl2 0,75% dan 1% pada tiap konsentrasi alginat 1% sampai 4%, aktivitas antioksidan sama. Penambahan kadar CaCl2 dengan konsentrasi 0,75% dan 1% tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan buah duwet hasil restrukturisasi berkisar antara 70,2758% – 75,7921%. Buah duwet hasil restrukturisasi memiliki aktivitas antioksidan yang tidak berbeda jauh dengan buah duwet segar tanpa pengolahan yaitu sebesar 77,88%. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan dengan cara restrukturisasi tidak

merusak aktivitas antioksidan dari buah duwet.

Tekstur Hasil Restrurisasi Buah Duwet

Tekstur bubur buah hasil restrukturisasi dapat dilihat pada Gambar 1.

(17)

Keterangan:

A (Alginat 1%, CaCl2 1%): lunak; berair; bila wadah diputar, gel masih bisa bergerak (Kadar Air 68,25%)

B (Alginat 2%, CaCl2 1%): sedikit keras; sedikit berair; bila wadah diputar, gel masih bisa sedikit bergerak (Kadar Air 66,50%)

C (Alginat 3%, CaCl2 1%): agak keras; air sangat sedikit; bila wadah diputar, gel sudah tidak bergerak (Kadar Air 58,45%)

D (Alginat 4%, CaCl2 1%): keras; tidak berair, bila wadah diputar, gel sudah tidak bergerak (Kadar Air 52,17%)

E (Alginat 1%, CaCl2 0,75%): lunak; berair; bila wadah diputar, gel masih bisa bergerak (Kadar Air 64,29%)

F (Alginat 2%, CaCl2 0,75%): sedikit keras; sedikit berair; bila wadah diputar, gel

masih bisa sedikit bergerak (Kadar Air 59,05%)

G (Alginat 3%, CaCl2 0,75%): agak keras; air sangat sedikit; bila wadah diputar, gel sudah tidak bergerak (Kadar Air 54,55%)

H (Alginat 4%, CaCl2 0,75%): keras; tidak berair, bila wadah diputar, gel sudah tidak bergerak (Kadar Air 51,44%)

(18)

11

firm struktur gel yang dihasilkan dan semakin banyak air yang dapat terperangkap

dalam struktur gel tersebut.

(a) -Guluronat-Guluronat- (b) -Guluronat-Manuronat- (c)

-Marnuronat-Manuronat-Gambar 2. Struktur Alginat (Chaplin, 2014)

Gambar 3. Egg Box dari Koordinasi Blok G-G Alginat dan Ion Ca2+ (Yamdech, 2012)

pH Duwet Hasil Restrukturisasi

Kadar CaCl2 Kadar Alginat

1% 2% 3% 4%

0,75% 3,58±0,204 3,58±0,204 3,60±0,196 3,56±0,188

(19)

pH dari setiap hasil restrukturisasi buah duwet sama, yaitu memiliki pH asam berkisar antara 3,56 – 3,60. Hal ini disebabkan bubur buah duwet yang digunakan dalam restrukturisasi beratnya sama untuk setiap perlakuan (50g). Selain itu, alginat dan CaCl2 yang ditambahkan tidak berpengaruh terhadap pH restrukturisasi buah. Oleh sebab itu, pH hasil restrukturisasi relatif sama dengan pH buah duwet segar, yaitu 3,6.

Uji Organoleptik

Hasil uji organoleptik restrukturisasi buah duwet terhadap parameter warna disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Organoleptik warna restrukturisasi buah duwet berdasarkan konsentrasi alginat dan CaCl2

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal. Skor : 1: Sangat tidak suka; 2: Tidak suka; 3: Agak suka; 4: Suka; 5: Sangat suka.

(20)

13

Bila dibandingkan antar konsentrasi CaCl2, penambahan konsentrasi CaCl2 0,75% dan 1% pada berbagai konsentrasi alginat, tidak mempengaruhi kesukaan panelis terhadap restrukturisasi buah duwet. Hasil penilaian 20 panelis menunjukkan bahwa restrukturisasi buah berkisar antara 3,40 - 3,85 (agak suka).

Hasil uji organoleptik restrukturisasi buah duwet terhadap parameter rasa disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Organoleptik rasa restrukturisasi buah duwet berdasarkan konsetrasi aginat dan CaCl2

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal. Skor : 1: Sangat tidak suka; 2: Tidak suka; 3: Agak suka; 4: Suka; 5: Sangat suka.

Rasa timbul akibat adanya rangsangan kimiawi yang dapat diterima oleh indera pencecap atau lidah. Rasa adalah faktor yang mempengaruhi penerimaan produk pangan. Tingkat rasa produk restrukturisasi buah dipengaruhi oleh penggunaan buah duwet, gula, garam, alginat dan kalsium klorida. Hasil uji organoleptik terhadap rasa bertujuan untuk mengetahui tingkat respon dari panelis mengenai kesukaannya terhadap restrukturisasi buah yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan.

Bila dibandingkan antar konsentrasi alginat, hasil uji organoleptik rasa yang

(21)

Diduga rasa asam, manis dan sepat dari buah terjerap oleh alginat dan yang paling menonjol adalah rasa dari alginatnya sendiri yang menyebabkan kurang disukai panelis.

Bila dibandingkan antar perlakuan CaCl2, pada konsentrasi CaCl2 0,75% dan 1% tidak mempengaruhi kesukaan panelis terhadap rasa yang dihasilkan dari restrukturisasi buah duwet. Hasil penilaian 20 panelis terhadap rasa hasil restrukturisasi menunjukkan bahwa restrukturisasi buah yang diperoleh dari semua perlakuan memberikan skor 2,60 - 3,95 (tidak suka dan agak suka).

Hasil uji organoleptik restrukturisasi buah duwet terhadap parameter aroma disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Organoleptik aroma restrukturisasi buah duwet berdasarkan kadar alginat dan CaCl2

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal. Skor : 1: Sangat tidak suka; 2: Tidak suka; 3: Agak suka; 4: Suka; 5: Sangat suka.

Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium oleh syaraf-syaraf olfaktori yang berbeda dalam rongga hidung ketika makanan masuk ke dalam mulut (Winarno, 2004), selain itu aroma juga diamati oleh panelis melalui penciuman dengan hidung. Hasil uji organoleptik terhadap aroma bertujuan untuk

(22)

15

Hasil uji organoleptik restrukturisasi buah duwet terhadap parameter tekstur disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Organoleptik tekstur restrukturisasi buah duwet berdasarkan konsentrasi alginat dan CaCl2

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal. Skor : 1: Sangat tidak suka; 2: Tidak suka; 3: Agak suka; 4: Suka; 5: Sangat suka.

Tekstur memiliki pengaruh penting terhadap produk restrukturisasi buah dari tingkat kekenyalan, kekerasan, kelunakan, dan sebagainya. Bila dibandingkan antar perlakuan alginat pada CaCl2 0,75% dan 1%, menunjukkan bahwa pada konsentrasi alginat 1% dan konsentrasi CaCl2 0,75% lebih disukai dibandingkan konsentrasi alginat 2%, 3% dan 4%. Berdasarkan hasil pengamatan obyektif terhadap hasil restrukturisasi buah duwet, semakin besar konsentrasi alginat yang digunakan maka teksturnya semakin padat (kesat), tidak berair, baik pada CaCl2 0,75% maupun 1%.

Bila dibandingkan antar konsentrasi CaCl2, konsentrasi CaCl2 0,75% menghasilkan tekstur yang lebih berair dibandingkan CaCl2 1% (Gambar 1). Namun rupanya perbedaan ini tidak mempengaruhi kesukaan panelis yang memberikan penilaian tidak

berbeda pada setiap perlakuan.

Hasil penilaian 20 memberikan skor 3,15 - 3,60 (agak suka). Panelis cenderung lebih menyukai tekstur yang kenyal dan sedikit berair pada alginate 1%.

(23)

Tabel 9. Organoleptik keseluruhan restrukturisasi buah duwet berdasarkan Kadar Alginat dan CaCl2

Kadar CaCl2 Kadar Alginat

1% 2% 3% 4%

0,75% 3,750±0,29 (a) 3,650±0,26 (a) 3,200±0,18 (a) 2,950±0,12 (a)

(c) (b) (a) (a)

1% 3,750±0,29 (a) 3,600±0,22 (a) 3,200±0,13 (a) 2,950±0,12 (a)

(c) (b) (a) (a)

W = 0,477 W = 0,362

Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah bawahnya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah horizontal, sedang angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama di sebelah kanannya menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna dalam arah vertikal. Skor : 1: Sangat tidak suka; 2: Tidak suka; 3: Agak suka; 4: Suka; 5: Sangat suka.

Gambar 4. Diagram laba-laba uji organoleptik restrukturisasi buah duwet

Secara keseluruhan dari segi warna, rasa aroma dan tekstur dari restrukturisasi buah duwet, yang paling disukai adalah yang memiliki konsentrasi alginat 1%. Hal ini berlaku untuk kedua konsentrasi CaCl2 baik pada CaCl2 0,75% maupun 1%. Konsentrasi CaCl2 yang relatif sedikit tidak mempengaruhi kesukaan panelis terhadap restrukturisasi buah, sedangkan konsentrasi alginat yang semakin tinggi menyebabkan skor yang diberikan panelis makin berkurang. Seperti yang terlihat pada tabel yang menunjukkan besarnya skor yang diberikan panelis yaitu 2,95 – 3,75.

(24)

17

1% dan CaCl2 1% lebih disukai panelis; dari segi rasa, perlakuan dengan konsentrasi alginat 1% dan CaCl2 0,75% yang lebih disukai panelis; dari segi aroma dan tekstur, penilaian panelis hampir sama, terlihat dari tidak ada garis yang menjorok keluar; dari penilaian secara keseluruhan, panelis memberikan skor yang relatif sama terhadap penambahan konsentrasi alginat 1% dan 2% baik menggunakan CaCl2 0,75% maupun 1%.

Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa restrukturisasi dapat digunakan sebagai salah satu cara pengolahan sekaligus pengawetan buah tropis, sehingga produk tersebut lebih mudah untuk didistribusikan atau dipasarkan dengan rasa yang mirip dengan buah asli dan dapat disimpan selama ±7 hari pada suhu dingin 100C.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan :

1. Alginat memiliki pengaruh terhadap antosianin, aktivitas antioksidan dan uji organoleptik. Sedangkan CaCl2 dengan konsentrasi yang diteliti (1% dan 0,75%), belum memberikan pengaruh yang nyata.

2. Formulasi yang terbaik dari hasil pengukuran kadar antosianin, aktivitas antioksidan dan uji organoleptik dengan perbandingan alginat 1% dan CaCl2 1%.

SARAN

1. Perlu dilakukan perbandingan konsentrasi CaCl2 yang lebih besar untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap restukturisasi buah.

2. Bila diperlukan uji keawetan, untuk mengetahui berapa lama masa simpan dari buah hasil restrukturisasi.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Betani, E. 2014. Restrukturisasi Buah Sirsak (Annona muricata Linn) Dengan Variasi Jenis dan Jumlah Penambahan Garam Kalsium. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian; Universitas Jember. Jember.

Candra, A. 2011. Mengenal Lebih Jauh Antioksidan. http://health.kompas.com. [14 September 2014].

Chaplin, M. 2014. Alginate. http://www1.lsbu.ac.uk. [10 April 2015].

Faria, F.A., M.C. Marques dan A.Z. Mercadante. 2010. Identification of Bioactive Compounds from Jambolao (Syzygium cumini) and Antioxidant Capacity Evaluation in Different pH Conditions. Food Chemistry Journal 126 (2011): 1571-1578.

Kahkonen, M.P., J. Heinamaki., V Ollilainen, and Marina Heinonen. 2003. Berry Anthocyanins: Isolation, Identification and Antioxidant Activities. Journal of the Science of Food and Agriculture 83:1403–1411

Lestario, N.L., Hastuti, P., Raharjo, S., dan Tranggono. 2005a. Sifat Antioksidatif Ekstrak Buah Duwet (Syzygium cumini). Agritech 25 (1) : 24-31.

Lestario, N.L., Suparmo., Raharjo, S., dan Tranggono. 2005b. Perubahan Aktivitas Antioksidan, Kadar Antosianin dan Polifenol Pada Beberapa Tingkat Kemasakan Buah Duwet (Syzygiumcumini). Agritech 25 (4) : 169-172.

Prior, R.L., Cao, G., Martin, A., Soffic, E., McEwen, J., O’Brien, C.,Lischner, N., Ehlenfeldt, M., Kalt, W., Krewer, G., Mainland, C.M. 1998. Antioxidant Capacity as Influenced by Total Phenolic and Anthocyanin Content, Maturity and Variety of Vaccinium species. J. Agric. Food Chem. 46: 2686-2693

Santos, T.D., Albarelli, J. Q., Beppu M. M., and Meireles M. A. A. 2011. Stabilization of Anthocyanin Extract from Jabuticaba Skins by Encapsulation Using Supercritical CO2 as Solvent. Food Research International 50 (2013) : 617-624. Sellimi, S., Islem, Y., Hanen, B.A., Hana, M., Veronique, M., Marguerite, R., Mostefa,

D., Tahar, M., Mohamed, H., Moncef, N. 2014. Structural, Physicochemical and Antioxidant Properties of Sodium Alginate Isolated from a Tunisian Brown Seaweed. International Journal of Biological Macromolecules 72 (2015) 1358– 1367

Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bharatara Karya Aksara, Jakarta.

(26)

19

Utama, Z dan Raharjo, S. 2002. Sifat-Sifat Fisik dan Sensoris Produk Buah Hasil Restrukturisasi Non-Termal Selama Penyimpanan Dingin. Agritech 13 (1): 11-19. Utama, Z dan Raharjo, S. 2006. Formulasi Untuk Memperbaiki Flavor Bubur Buah

Alpukat (Persea americana Mill.) Hasil Restrukturisasi. Agritech 26 (2): 88-93. Verheij, E.W.M dan Coronel, R. E. 1992. Plant Reseources of South-East Asia 2 :

Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation, Bogor Indonesia.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yamdech, R., Aramwit, P., dan Kanokpanont, S. 2012. Stability of Anthocyanin in Mulberry Fruits Extract Adsorbed on Calcium Alginate Beads. International Conference Chulalongkorn University, Bangkok Thailand.

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi buah duwet per 100 g *
Tabel 2. Kadar antosianin (mg/g) restrukturisasi buah duwet hasil interaksi
Tabel 3. Aktivitas antioksidan (%) restrukturisasi buah duwet hasil interaksi
Gambar 1. Restrukturisasi Buah Duwet
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan nilai 79% dapat dilihat pada tabel kriteria penilaian bahwa responden sangat setuju bahwa sistem informasi yang di kembangkan membantu untuk

Apabila data dari hasil penelitian di atas dilihat secara keseluruhan, maka terlihat bahwa data hasil penelitian yang dilakukan terhadap produk PCP berbagai

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek partisipasi pada pra siklus nilai yang tertinggi adalah aspek menjawab pertanyaan dengan 100%. Aspek

Rata-rata nilai retensi warna (%) antosianin antosianin ekstrak kulit buah duwet yang dikopigmentasi dengan asam ferulik pada berbagai tingkatan suhu.. Rata-rata nilai retensi

Article history: Buah duwet (Syzygium cumini L.) memiliki senyawa antosianin dengan beberapa efek farmakologi. Kadar antosianin ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya

Pengaruh pH terhadap stabilitas larutan ekstrak pekat pigmen antosianin buah senduduk dapat dilihat pada Tabel 1 dan penampakan pigmen antosianin pada berbagai pH dapat

Ada beberapa hal positif yang dapat dilihat dari penggunaan gadget yaitu: mempermudah menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, memberikan berbagai macam informasi diseluruh

Grafik Penyerapan Logam Cd(II) Oleh Adsorben Resin Ca-Alginat- EDTA Pada Berbagai Konsentrasi Na-alginat dengan larutan CaCl 2 0,1 M. dan massa EDTA 0.75 g terhadap