SEMINAR TUGAS AKHIR
APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK
SEBAGAI SENSOR pH
APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK
SEBAGAI SENSOR pH
SEBAGAI SENSOR pH
SEBAGAI SENSOR pH
PENDAHULUAN
¾ Selama dua dekade terakhir, pembangunan aplikasi sensor, p g p
kimia dan biosensor tumbuh dengan pesat. Di antara semua sensor, sensor pH telah menerima banyak perhatian karenap y p pentingnya pengukuran pH di berbagai penelitian ilmu pengetahuan dan aplikasi praktis.
¾ Dengan menggunakan prinsip kerja fiber optik maka dapat dirangkai suatu sensor pH secara optik melalui elektroda kaca dirangkai suatu sensor pH secara optik melalui elektroda kaca untuk pengukuran pH. Rangkaian ini dapat memberikan ber‐ bagai kelebihan antara lain kekebalan terhadap gangguan bagai kelebihan antara lain kekebalan terhadap gangguan listrik, kelayakan dari miniaturisasi, dimungkinkannya penga‐ matan jarak jauh maupun melakukan pengukuran vivo.
TUJUAN
J
¾ Untuk melakukan tinjauan fiber optik sebagai sensor pH dengan metode sensor pH khusus jenis sensor pH serat optik submikron.
BATASAN MASALAH
¾ Sampel yang digunakan sebagai acuan sensor pH adalah larutan HCl M k H d l N OH M k H b
HCl 1 M untuk pH asam dan larutan NaOH 1 M untuk pH basa. ¾ Menggunakan LED merah.
¾ M k fib tik lti d ti FD 6
¾ Menggunakan fiber optik multimode tipe FD‐620‐10.
DASAR TEORI
Cahaya
¾ Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari gelombang medan listrik E dan gelombang medan magnet H yang
Cahaya
gelombang medan listrik E dan gelombang medan magnet H yang saling tegak lurus dan selalu pada arah transversal terhadap arah rambatnya.
rambatnya.
Serat Optik
¾ Serat optik merupakan saluran transmisi cahaya yaitu sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
DASAR TEORI
cont’2
Keuntungan Penggunaan Serat Optik
¾ Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang.
Keuntungan Penggunaan Serat Optik
¾ Imun kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
gangguan gelombang radio.
¾ Tidak bersifat sebagai penghantar (tidak ada energi listrik dan percikan api).
¾ Tidak berkarat ¾ Tidak berkarat
DASAR TEORI
cont’4
4
Sensor pH
¾ Salah satu contoh sensor kimia yang cukup poluler dan
i kit k di l b t i d l h H b ik
Sensor pH
sering kita gunakan di laboratorium adalah sensor pH, baik yang berupa kertas lakmus atau kertas pH maupun pH
meter.
¾ pH meter adalah pengukuran pH secara potensiometri. Sistem pengukuran dalam pH meter berisi elektroda kerja
untuk pH dan elektroda refrensi. Perbedaan potensial
antara 2 elektroda tersebut sebagai fungsi dari pH dalam larutan yang diukur. Oleh karenanya larutan yang diukur harus bersifat elektrolit.
DASAR TEORI
cont’55
Sensor Kimia Serat Optik
Sensor
kimia
serat
optik
(fiber
optic
chemical
Sensor Kimia Serat Optik
sensors/FOCS) menawarkan beberapa kelebihan diban‐
dingkan dengan jenis sensor lainnya. Diantaranya adalah
ukurannya yang kecil dan ringan serta tahan terhadap
gangguan elektromagnetik. Hal ini karena serat optik
sensor dapat terbuat dari gelas sehingga kuat dan tahan
terhadap temperatur tinggi, vibrasi, goncangan dan dapat
p
p
gg
g
g
p
digunakan pada lingkungan yang berbahaya sekalipun.
DASAR TEORI
cont’6
S
h
Sensor pH Khusus
Kebanyakan
sensor
pH
optik
dikembangkan
Kebanyakan
sensor
pH
optik
dikembangkan
didasarkan pada indikator pH disubstrat padat, dan
fabrikasi dalam bentuk membran atau lapisan film
fabrikasi dalam bentuk membran atau lapisan film
tipis pada padat transparan. Sebagian besar sensor pH
fib
tik dib
t d
l
i
fil
ti i l
fiber optik dibuat dengan lapisan film tipis langsung
menuju lapisan inti fiber.
DASAR TEORI
cont’77
H A
B
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia
pH Asam Basa
yang sangat penting dalam kehidupan sehari‐hari.
Berkaitan
dengan
sifat
asam
Basa,
larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat
asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa
,
,
memiliki sifat‐sifat yang berbeda, sehingga kita bisa
menentukan sifat suatu larutan
DASAR TEORI
cont’8
F
d
k
¾ Fotodetektor yang baik memiliki kepekaan atau
Fotodetektor
¾ Fotodetektor yang baik memiliki kepekaan atau
respon yang tinggi, waktu respon yang cepat,
noise dari detektor yang rendah dan karakteristik
noise dari detektor yang rendah dan karakteristik
dari performasi yang tidak mudah dipengaruhi oleh
k
di i li
k
Waktu & Tempat Penelitian serta
Persiapan Sampel
Persiapan Sampel
Waktu
Bulan April – Juni 2011, dengan temperatur ruang ±28◦C (diusahakan tetap selama penelitian dilakukan).
Laboratorium Optik dan Laboratorium Spektrokopis Jurusan Fisika FMIPA –
Tempat
ITS, SurabayaPersiapan Sampel
Larutan HClV
1. M
1= V
2. M
2 Larutan NaOHPERSIAPAN dan SET UP ALAT
Persiapan Alat
p
‐ Power Supply ‐ Avometer ‐ pH Meter
Fotodetektor
‐ Sumber Cahaya (LED) ‐ Serat Optik
‐ Fotodetektor ‐ Kaca Tipis ‐ Kaca Mika
PERSIAPAN dan SET UP ALAT
cont’2
Set Up Alat
1. Power Suplly
2. LED
4. Kaca (tempat sampel)
7. Laptop
6. Multimeter 3. Fiber Optik
PENGAMBILAN DAN ANALISA
DATA
DATA
¾ Serat Optik yang digunakan berdiameter core 125 µm sebagai ¾ Serat Optik yang digunakan berdiameter core 125 µm sebagai konektor pada percobaan ini merupakan Serat Optik jenis
multimode tipe FD‐620‐10 multimode tipe FD 620 10.
ANALISA DATA
cont’2
Perhitungan
Perhitungan
Dari hasil data percobaan pengukuran tegangan dengan k t d H kh did t hit l menggunakan metode sensor pH khusus, didapat perhitungan slope dengan menggunakan persamaan regresi linier :
i
i
a
bX
Y
ˆ
=
+
a
=
y
−
b
x
(
y
)(
x
)
x
y
i i∑
i∑
i∑
−
(
x
)
n
b
2∑
∑
∑
=
∑
PEMBAHASAN
¾ Sampel asam HCl yang kita uji dibuat dari campuran larutan HCl ¾ Sampel asam HCl yang kita uji, dibuat dari campuran larutan HCl dengan aquades, untuk mendapatkan HCl 1 M dan demikian pula untuk mendapatkan sampel basa NaOH 1 M.
mendapatkan sampel basa NaOH 1 M.
¾ Sebelum sampel diuji, sampel diukur nilai pH masing‐masing sampel terlebih dahulu dengan menggunakan pH meter
terlebih dahulu dengan menggunakan pH meter.
¾ Sumber cahaya yang dipakai menggunakan LED merah dengan variasi tegangan input yang diberikan pada masing‐masing sampel adalah 1,7 Volt, 1,8 Volt, dan 1,9 Volt.
¾ Dari hasil data yang diperoleh, dengan menggunakan regresi linier dapat dihitung nilai slope (kemiringan) tegangan output fotodioda terhadap tegangan input LED dan tegangan output fotodioda terhadap nilai pH.
PEMBAHASAN
cont’33
9
Grafik Tegangan Output terhadap Nilai pH
y = ‐0,6364x + 10,688 7 8 (mV) Input 1,7 Volt Input 1,8 Volt y = ‐0,5553x + 8,6656 y = ‐0,5037x + 7,2109 4 5 6 gan Output Input 1,9 Volt Linear (Input 1,7 Volt) y 0,5037x + 7,2109 2 3 Te ga n g Linear (Input 1,8 Volt) Linear (Input 1,9 Volt) 1
PEMBAHASAN
cont’4
4
14
Grafik Tegangan Output terhadap Tegangan Input
y = ‐11 09x + 30 48 10 12 (mV) Tanpa Menggunakan Sampel y = 11.09x + 30.48 y = ‐14.73x + 33.11 6 8 a n Output Menggunakan Sampel HCl y = ‐10.09x + 20.80 0 2 4 Te g a n g a Menggunakan Sampel NaOH 0 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 Tegangan input (V)
KESIMPULAN
¾ Nilai pH yang dinyatakan sebagai nilai tegangan output fotodioda ¾ Nilai pH yang dinyatakan sebagai nilai tegangan output fotodioda
berbanding terbalik dengan nilai tegangan input LED, .
¾ Al i i l bih k d lih b h l k
¾ Alat ini lebih peka pada asam, terlihat bahwa slope untuk asam (sampel HCl) lebih besar dari pada slope untuk basa (sampel NaOH)
NaOH).
¾ Alat ini juga telah bekerja dengan baik, karena perubahan tegangan
i t d t diik ti li l h t t t
input dapat diikuti secara linear oleh tegangan outputnya.
¾ Nilai slope pada hasil percobaan ini bukan angka mutlak (angka yang sebenarnya). Sehingga hasil tegangan output yang didapat itu tergantung pada tegangan input yang diberikan.
SARAN
¾ Alat dimodifikasi terhadap penempatan sampel, tempat sampel dapat didesain seperti laci. Supaya tidak terjadi ketidaksinkronan pada sampel dan serat optik pemancar tidak bergeser dari tempat semula.
¾LED dan serat optik ditaruh dalam pipa, sehingga cahaya LED dapat masuk ke dalam serat optik secara maksimal.
¾ Untuk percobaan selanjutnya menggunakan konsentrasi sampel yang berbeda
¾ Gunakan variasi pH sampel lebih dari 2, semakin banyak variasi pHp p , y p semakin banyak data yang diperoleh.
¾ Untuk normalisasi alat digunakan sampel yang memiliki nilai pH ¾ Untuk normalisasi alat, digunakan sampel yang memiliki nilai pH