• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Sumatera Utara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penelitian mengenai eksponen digraf dwiwarna telah banyak dilakukan. Shader dan Suwilo (2003) adalah yang pertama sekali melakukan penelitian tersebut. Pada tahun 2002 , Wielandt ( Schneizer,H ) melakukan penelitian mengenai eksponen matrik tak negatif. Andaikan A adalah sebuah matriks tak negatif berordo n × n. Matriks tak negatif A dikatakan primitif jika dan hanya jika terdapat bilangan bulat positif k sehingga Ak bernilai positif dan bilangan bulat terkecil k disebut sebagai eksponen

dari A.

Selanjutnya Digraf D(A) adalah sejumlah titik yang terhubung dengan garis berarah (arc) pada setiap pasang titik (vi, vj) di D(A) jika dan hanya jika entri dari

matriks tak negatif A, yaitu ai,j > 0, untuk i, j = 1, 2, · · · , n. Digraf D(A) dikatakan

terhubung kuat jika untuk setiap pasang titik (vi, vj) di D(A) terdapat walk dari vi

ke vj dan dari vj ke videngan i, j = 1, 2, · · · , n. Suatu digraf D(A) dikatakan primitif

jika dan hanya jika terdapat bilangan bulat positif l sehingga untuk setiap pasangan titik (vi, vj) terdapat walk dengan panjang l, maka bilangan bulat terkecil l disebut

sebagai eksponen dari digraf D(A) yang dinotasikan sebagai exp(D) (Brualdi dan Ryser,1991). Eksponen titik dari digraph D(A) adalah jumlah walk dengan panjang minimum l0

yang menghubungkan titik vk, k = 1, 2, · · · , n ke setiap titik di D(A),

dinotasikan dengan expD(vk).

Pada tahun 1997, Fornasini dan Valcher mendefinisikan digraf dwiwarna seba-gai berikut. Digraf dwiwarna D(2) merupakan suatu digraf yang setiap arcnya diberi

(2)

dari vj ke vi, dengan m dan n masing-masing merupakan jumlah arc merah dan arc

biru, kemudian bilangan bulat positif terkecil dari m + n disebut sebagai eksponen digraf dwiwarna D(2) yang dinotasikan dengan exp

D(2) (Shader dan Suwilo,2003). Eksponen titik dari digraph dwiwarna D(2) adalah jumlah walk dengan panjang

minimum m0+ n0 yang menghubungkan titik vk, k = 1, 2, · · · , n ke setiap titik di D(2)

, untuk m0

dan n0

masing-masing adalah jumlah arc merah dan arc biru, dinotasikan dengan expD(2)(vk).

Pada tahun 2009 Gao dan Shao mulai memperkenalkan konsep eksponen lokal. Andaikan D(2)adalah sebuah digraf dwiwarna primitif. Eksponen titik keluar

dari digraf dwiwarna adalah bilangan bulat positif terkecil g + h sehingga terdapat (g, h)-walk untuk setiap pasang titik vk, k = 1, 2, · · · , n ke setiap titik di D(2),

dino-tasikan dengan expoutD(2)(vk) . Sedangkan eksponen titik masuk dari digraf

dwi-warna adalah bilangan bulat positif terkecil g0 + h0

sehingga terdapat (g0 , h0

)-walk untuk setiap titik di D(2) ke titik v

k di D(2), dinotasikan dengan expinD(2)(vk) .

Bai dan Shao (2007) melakukan penelitian menentukan eksponen dari kelas digraf dwiwarna dengan n-titik ganjil dengan batasan eksponen serta karakteristik ekstermal dari digraf dwiwarna D(2) yang primitif atas n-titik ganjil yang memiliki

dua cycle yakni n-cycle dan 1

2(n + 1)-cycle. Sedangkan penelitian kali ini meneruskan

penelitian yang dilakukan oleh Bai dan Shao untuk menentukan eksponen titik keluar dari digraf dwiwarna D(2).

1.2 Perumusan Masalah

Andaikan D(2) adalah digraf dwiwarna yang primitif atas n-titik ganjil. Kemudian,

mencari bagaimana pola dari eksponen titik keluar untuk setiap titik vk pada

(3)

1.3 Tinjauan Pustaka

Pada digraf dwiwarna, komponen terpenting dari sebuah walk ditentukan oleh jumlah busur merah dan busur biru. Sebuah (h, k)-walk adalah sebuah walk yang terdiri dari h buah busur berwarna merah dan k buah busur berwarna biru. Andaikan w adalah sebuah walk dari digraf dwiwarna, dengan r(w) adalah banyaknya busur berwarna merah dari w dan b(w) adalah banyaknya busur berwarna biru. Sehingga vektor   r(w) b(w) 

 disebut sebagai komposisi dari w.

Andaikan D(2) adalah sebuah digraf dwiwarna terhubung kuat dan C =

{c1, c2, ...., ct} adalah himpunan semua cycle di D(2). Sebuah matriks cycle dari D(2)

adalah sebuah matriks 2 × t dalam bentuk S =   r(c1) r(c2) ... r(ct) b(c1) b(c2) ... b(ct)  

setiap kolom ke-i dengan i = 1, 2, ..., t dari matriks tersebut adalah komposisi dari cycle ct. Fornansi Valcher (1997) memberikan karakteristik secara aljabar bagi

prim-itifitas digraf dwiwarna. Sebuah digraf dwiwarna terhubung kuat adalah primitif jika dan hanya jika pembagi persekutuan terbesar dari determinan submatriks 2 × 2 dari S adalah 1.

Andaikan D(2) merupakan digraf dwiwarna yang terdiri dari 2 cycle, sehingga

setiap walk pada D(2) dapat didekomposisi kedalam path pi,j dari titik vi ke setiap

titik vj dengan menggunakan sistem persamaan berikut

S   x1 x2  +   r(pi,j) b(pi,j)  =   g h ,   i, j = 1, 2, ..., n untuk memperoleh solusi bulat tak negatif x1, x2 ≥ 0.

Penelitian mengenai eksponen digraf dwiwarna dimulai oleh Shader dan Suwilo (2003). Pada penelitian tersebut Shader dan Suwilo (2003) memperlihatkan bahwa

(4)

2 2

Bai dan Shao (2007) melakukan penelitian menentukan eksponen dari kelas digraf dwiwarna dengan n-titik ganjil dengan batasan eksponen serta karakteristik ekstermal dari digraf dwiwarna D(2) yang primitif atas n-titik ganjil yang memiliki 2

cycle yakni n-cycle dan 12(n + 1)-cycle.

Gao dan Shao (2009) melakukan penelitian menentukan eksponen lokal keluar dari titik-titik pada digraf dwiwarna tipe Wiedlant. Gao dan Shao mendefinisikan eksponen lokal sebagai walk dengan komposisi sama yang berasal dari satu titik ter-tentu dan menuju kesemua titik lainnya. Suwilo (2011) menentukan eksponen lokal keluar dari titik-titik pada digraf ministrong ekstermal dwiwarna, sedangkan Syah-marani dan Suwilo (2012) menentukan eksponen lokal keluar dari digraf Hamilton dwiwarna dengan eksponen terbesar dan dengan eksponen terkecil.

Bai dan Shao membagi digraf dwiwarna D(2) berdasarkan warna arc yang terletak

pada arc v1 → v1

2(n+1) menjadi dua tipe yakni : 1. Tipe pertama, jika arc v1 → v1

2(n+1) berwarna biru maka batasan eksponen terletak pada [1

2(4n

2− n − 1), 4n2− 5n] .

2. Tipe kedua, jika arc v1 → v1

2(n+1) berwarna merah maka batasan eksponen terletak pada [1

2(4n

2− 3n + 1), 4n2 − 6n].

Penelitian kali ini bertujuan untuk menentukan bentuk umum eksponen titik keluar dari ekstermal digraf dwiwarna yang primitif atas n-titik ganjil dari tipe kedua dengan dua arc biru berturut-turut pada penelitian yang dilakukan oleh Bai dan Shao. Dalam hal ini terdapat dua karakter posisi arc biru berturut-turut yaitu :

(5)

Gambar 1.1 : Karakter Pertama D(2)

2. arc biru tepat berada pada posisi arc v1

2(n+1) → v12(n−1) dan arc v12(n+3) → v1

2(n+1)

Gambar 1.2 : Karakter Kedua D(2)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan bentuk umum eksponen titik keluar dari digraf dwiwarna yang primitif dengan n-titik ganjil dan dua arc biru berturut-turut berdasarkan warna arc.

(6)

Penelitian ini dilakukan untuk memperkaya literature dan menambah pengetahuan mengenai eksponen digraf dwiwarna dengan n-titik ganjil yang primitif.

Gambar

Gambar 1.1 : Karakter Pertama D (2)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perangkat dimana disimpan semua sistem dr suatu komp yg berfungsi utk komp itu bekerja3. Suatu alat yg berfungsi utk memproses suatu input yg menghasilkan output yg

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B7, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Operasi tersebut meliputi operasi perpindahan/transfer data, operasi aritmatika & logika, serta operasi pengendalian I/O device serta seluruh sumber daya

It can be concluded that:(1) the surface of Huangdao town and Jiaonan town is relatively stable, almost no settlement;(2) a large area of deformation happend

Implementasi CISC paralel untuk pertama kalinya, seperti 486 dari Intel, AMD, Cyrix, dan IBM telah mendukung setiap instruksi yang digunakan oleh prosesor-prosesor

Tujuan LTA memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manaj emen kebidanan

Sementara itu Max Weber sendiri juga menyatakan bahwa teori karakteristik birokrasi yang diungkapkannya hanya bersifat ideal artinya bahwa tidak semua karakterstik telah