• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Perusahaan Inti Sari Rasa merupakan unit usaha yang memproduksi kripik singkong dan sekaligus menjual produknya secara langsung ke beberapa toko. Selain itu, unit usaha ini juga menggunakan jasa saluran pemasaran berupa agen yang terletak di sekuruh Jawa Barat dari mulai toko kecil sampai toserba, diantaranya Lion Superindo dan Toserba Jogja di Bandung. Kondisi umum dari usaha industri kripik singkong adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan keuntungan yang besar sebagai tujuan dari setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya. Untuk menghasilkan tujuan tersebut maka perusahaan diharapkan dapat merumuskan strategi melalui penetapan misi dan visi perusahaan dengan mengenali kondisi lingkungan internal dan eksternalnya.

Perusahaan ini telah menjalankan usaha kripik singkong sejak tahun 1981, sudah 28 tahun dengan perkembangan yang stabil tetapi cenderung sangat peka terhadap seluruh problema bangsa yang kadang bermunculan secara mendadak dan kadang sulit untuk dikendalikan. Lokasi usaha PT. Inti Sari Rasa berada di Jl. Bukit Kencana No. 57 Jatimakmur Bekasi sekaligus menjadi rumah tinggal pemilik usaha yaitu Bp. Zainal Arifin di daerah perumahan masyarakat yang cukup padat dengan menempati areal seluas 1.000 m2. Kondisi lokasi rumah tinggal dan tempat usaha tersebut sudah menunjukkan tanda penuaan karena keterbatasan dana untuk mengadakan renovasi.

Berdasarkan pengamatan penulis selama mengadakan kunjungan ke lokasi diketahui bahwa manajemen yang diterapkan perusahaan masih bersifat sederhana karena seluruh kemampuan dan tanggungjawab perusahaan bertumpu pada Bp. Zainal Arifin sebagai pemilik perusahaan, walaupun perusahaan telah menempatkan beberapa manajer untuk posisi di bagian produksi, keuangan dan administrasi dan pemasaran. Perusahaan ini dipimpin oleh pemilik perusahaan.

Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh pimpinan, antara lain menetapkan kebijaksanaan seluruh aktivitas usaha, menetapkan harga jual

(2)

produk, dan menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan. Pimpinan juga turut melakukan pengawasan bagi mutu produk.

B. Struktur Organisasi dan Manajemen 1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di unit usaha PT. Inti Sari Rasa masih bersifat sederhana. Pemilik masih dominan berada dalam penentuan kebijakan perusahaan. Berdasarkan struktur organisasi (Swastha, et al, 1994), struktur organisasi PT. Inti Sari Rasa termasuk pada bentuk organisasi lini (line organization), dimana kekuasaan mengalir secara langsung dari pimpinan ke para manajer dan kemudian diteruskan kepada pegawai-pegawai di bawahnya. Bagan organisasi berikut adalah struktur organisasi perusahaan yang ditunjukan dengan bagan yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang (Gambar 5).

Gambar 5. Struktur organisasi PT. Inti Sari Rasa Pemilik/Direktur Perusahaan Pengadaan Bahan Manajer Keuangan dan Administrasi Manajer Pemasaran Jawa - Strep - Cebol Sukabumi - Prelek - Manggu - Gading Manajer Produksi Pengawas I Pengawas II Staf Keuangan Tenaga Pemasar Pegawai

(3)

Berdasarkan struktur organisasi di atas diketahui bahwa perusahaan telah melaksanakan pembagian tugas secara jelas tetapi dalam kenyataannya selama wawancara berlangsung setiap manajer dari perusahaan ini sangat tergantung pada pucuk pimpinannya. Adapun wewenang dan tanggungjawab masing-masing sebagai berikut :

a) Pucuk Pimpinan

1) Memimpin dan menjalankan wewenang perusahaan

2) Bersama-sama dengan manajer menetapkan haluan induk perusahaan 2) Melakukan fungsi manajemen tertinggi yang meliputi perencanaan,

pembuatan keputusan, pengarahan, pengkoordinasian, pengontrolan, penyempurnaan segenap aktivitas perusahaan.

4) Melakukan hubungan antar perusahaan

5) Memikul tanggungjawab lainnya secara bijaksana b) Manajer

1) Membantu pimpinan dalam menjalankan haluan induk perusahaan 2) Membantu pimpinan dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan

dengan memaknai cita-cita perusahaan dengan melaksanakan koordinasi dengan para staf.

3) Membuat laporan aktivitas sesuai dengan masing-masing tanggungjawabnya kepada pemimpin

c) Staf/Pengawas

1) Membantu manajer untuk mengimplementasikan haluan induk perusahaan.

2) Membantu manajer mencapai cita-cita perusahaan melalui proses kerjasama dengan para kepala Staf, karyawan, negosiasi, pengelolaan aktivitas sesuai dengan tanggungjawab masing-masing.

3) Membuat laporan aktivitas sesuai dengan masing-masing tanggung-jawabnya kepada manajer.

2. Manajemen

PT. Inti Sari Rasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam Industri Kripik Singkong yang bersifat tradisional karena dalam menjalankan usaha

(4)

perusahaan masih dilaksanakan secara manual dan seluruh tanggungjawab bertumpu pada pemilik usaha.

Tenaga kerja yang bekerja di perusahaan ini merupakan orang lama yang bekerja secara loyal dan memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan sehingga mampu menghasilkan produk kripik singkong yang cukup berkualitas dan memenuhi selera pasar. Tetapi seluruh aktivitas usaha sangat tergantung dari kemampuan manajerial dan pengetahuan dari yang bersangkutan selaku pemilik usaha.

Pengalokasian tenaga kerja sangat memperhitungkan jenis kelaminnnya karena seluruh karyawan yang direkrut perusahaan kebanyakan berjenis kelamin pria, kecuali untuk bagian packing. Hal ini disebabkan karena aktivitas perusahaan menuntut tenaga yang kuat, proses yang cepat, sementara itu lingkungan kerja yang ada tidak sesuai bagi pegawai wanita. Tingkat pendidikan pegawai perusahaan pada umumnya adalah tamatan SD, SLTP dan SMU dengan rentang usia pegawai berkisar antara 20-40 tahun. Selain itu, sebagian besar pengangkatan pegawai menggunakan sistem kekeluargaan dan pendekatan secara personal (personal approach), merupakan salah satu faktor yang menjamin loyalitas pegawai.

Tabel 5. Gambaran umum tenaga kerja

Bagian Jenis kelamin Jumlah (orang)

Produksi Laki-laki 9

Packing Perempuan 5

Pemasaran Laki-laki 13

Umum Laki-laki 8

Ketrampilan yang dimiliki seluruh karyawan diperoleh dari pelatihan yang dilaksanakan perusahaan dan pelaksanaan pekerjaan sejak pk. 07.30 – 18.00 WIB setiap hari dengan penyesuaian jadwal berdasarkan pesanan dari konsumen non reguler.

Keberadaan usaha kripik singkong sangat bergantung pada permodalan yang kuat. Peubah keuangan berkenaan dengan bagaimana unit usaha

(5)

mendapatkan modal usaha, menginvestasikan dalam usaha, menggunakannya untuk tujuan-tujuan unit usaha, termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraihnya. Selama ini untuk menjalankan usahanya perusahaan Inti Sari Rasa bergantung pada permodalan yang berasal dari Bank dimana perusahaan telah memperoleh pengucuran dana dari salah satu bank pemerintah sejak tahun 2000 sampai dengan saat ini.

Mengingat sistem manajemen yang masih sederhana karena perusahaan masih bersifat tradional, pencatatan keuangan pada unit usaha ini belum menerapkan sistem akuntansi, sehingga memberikan dampak yang lemah terhadap pengelolaan keuangan secara profesional yang seharusnya tidak terjadi karena pemasaran usaha ke beberapa perusahaan besar yang menerapkan sistem penjualan dengan konsinyasi atau kredit dengan jangka waktu 1 bulan sejak dikeluarkannya invoice.

C. Jenis dan Spesifikasi Produk 1. Bahan baku

Singkong merupakan produk pertanian yang cocok dijadikan unit bisnis karena manfaat yang diperoleh dari komoditi tersebut cukup banyak dan bermanfaat. Melihat pangsa pasar yang cukup menggiurkan atas bahan baku singkong, PT. Inti Sari Rasa mengambil bagian dalam manfaat komoditi singkong. Karena keripik singkong sangat banyak diminati oleh masyarakat umum. Perusahaan ini bergerak dibidang pengolahan, memanfaatkan singkong sebagai bahan baku utama dalam membuat produknya, yang kemudian diolah menjadi keripik singkong. Karena cara pengolahannya cukup mudah dan sederhana, namun memiliki proses yang cukup baik untuk dikembangkan. Ini terlihat dari begitu banyak perminatan masyarakat akan makanan ringan tersebut.

Untuk menghasilkan kripik singkong yang berkualitas maka perusahaan harus memperoleh bahan baku singkong dengan kualitas unggul. Selama ini perusahaan membeli singkong mentah di daerah Jawa Barat mulai dari Kabupaten Purwakarta, Subang, Sumedang, Tasikmalaya,

(6)

Ciamis, Garut, Sukabumi dan Cianjur. Selain lokasi yang tidak terlalu jauh, kualitas singkong yang dihasilkan di daerah tersebut dinilai cukup bagus. Selain bahan baku perusahaan juga membutuhkan bahan pembantu yaitu minyak goreng, garam bumbu dan bahan-bahan lainnya.

2. Proses dan kapasitas produksi

Proses produksi pembuatan kripik singkong melalui beberapa tahapan dengan tujuan untuk menghasilkan kripik singkong dengan cita rasa yang tinggi. Adapun proses produksi yang dilakukan yaitu singkong dikupas dan dicuci kemudian diiris, dikukus dan digoreng, setelah dingin dilakukan pengemasan. Proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran dan memilih ukuran singkong yang layak digunakan. Proses pengirisan dilakukan secara manual dengan jenis lurus dan bergelombang kemudian diberikan aroma rasa. Proses pengukusan dilakukan dengan tujuan untuk membuat kripik singkong tersebut menjadi empuk selanjutnya adalah proses penggorengan yang dilakukan 1 kali sesudah dikeringkan secara parsial.

Agar kripik singkong memiliki cita rasa yang beragam, maka diberikan aroma pedas, asin, manis atau asli singkong itu sendiri. Kecenderungan konsumen menurut survey menunjukkan bahwa sebagian responden lebih memilih keripik singkong dengan rasa singkong asli (54%) dari pada rasa singkong berbumbu (46%) dan rasa kripik singkong yang paling disukai adalah rasa asin sebanyak 56% (Tabel 6).

Tabel 6. Kriteria penilaian responden

Kriteria penilaian Frekuensi Persentase (%) Aroma yang disukai :

a. Rasa singkong asli b. Berbumbu

27 23

54 46 Rasa yang disukai :

a. Asin b. Manis c. Pedas d. Lainnya 28 6 12 4 56 12 24 8

(7)

Proses produksi pembuatan kripik singkong dapat dikatakan sangat sederhana. Mulai dari singkong mentah, selanjutnya dicuci yang kemudian dikupas lalu dipotong (sesuai selera dan kecenderungan konsumen). Agar sisa air yang masih ada pada potongan singkong, maka selanjutnya ditiriskan terlebih dahulu dan kemudian digoreng. Untuk mengurangi kandungan minyak yang masih menempel, hasil gorengan selanjutnya ditiriskan terlebih dahulu sebelum akhirnya dikemas dan kripik singkong siap didistribusikan Rendeman (susut) dari singkong mentah menjadi keripik singkong sebesar 40% dan perbandingan bahan baku dengan bahan penolong adalah 80:20. Secara lebih lengkap alur proses pembuatan kripik singkong dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Alur proses produksi keripik singkong SINGKONG PENCUCIAN PEMOTONGAN/ PENGIRISAN PENIRISAN SORTASI QUALITY CONTROL PENIRISAN PENCUCIAN PENGEPAKAN PENDISTRIBUSIAN PENGGUDANGAN PENGUPASAN PENGGUDANGAN PENGGORENG-AN PEMBUMBUAN PENIRISAN PENGUKUSAN

(8)

Kapasitas produksi bahan mentah singkong setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Tahun 2005, kapasitas produksi mencapai 465.838 kg per tahun, terus mengalami penurunan hingga 182.359 kg pada tahun 2008 (Tabel 7).

Tabel 7. Kapasitas produksi bahan mentah singkong per tahun

Tahun Produksi (kg) Harga (Rp)

2005 465.838 345.366.500

2006 346.245 341.645.800

2007 323.344 332.789.100

2008 182.359 186.551.800

Permasalahan dalam proses produksi masih terbatas pada bahan baku singkong yang terkadang tidak terpenuhi atau berkualitas rendah dan minyak tanah yang sulit ditemui dipasaran karena harga yang belum stabil atau mahal yang disebabkan karena subsidi telah ditiadakan pemerintah mengingat pemerintah mengadakan pengalokasian penjualan gas elpiji ukuran 3 kg sebagai bahan bakar pengganti dimana menurut penuturan pemilik perusahaan, penggunaan gas elpiji mempengaruhi cita rasa kripik singkong yang dihasilkan perusahaan dan biaya operasional yang harus dikeluarkan.

3. Jenis dan mutu produk

Produk keripik singkong termasuk jenis barang konsumsi yang dapat dikonsumsi sepanjang tahun dan memiliki daur pembelian yang singkat. Jenis produk yang dihasilkan PT. Inti Sari Rasa, yaitu singkong super rasa gurih, singkong keju rasa jagung bakar dan pedas manis, serta slondok rasa pedas.

Selama ini produksi keripik singkong di pasaran sudah cukup banyak dengan berbagai merk, namun dalam pengembangan usaha tersebut menggunakan konsep produk (product concept), karena hal tersebut merupakan faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha. Pada perusahaan ini mutu produksi menjadi andalan yang digunakan dalam menghadapi para pesaing. Mutu produk yang telah dihasilkan telah

(9)

mengacu pada standar SNI dan dirasakan sudah memberikan kepuasan konsumen. Selain itu, produk hasil olahan telah mendapat sertifikat halal dari LP POM MUI dengan No. 0110126400907, juga telah terdaftar di Departemen Kesehatan RI No. SP/025/601/09/90. Selain itu, untuk lebih mengenalkan produk kepada masyarakat umum, maka telah diberikan merk produk, dengan nama ”Dua Kelinci” (Gambar 7) dan telah terdaftar pada Departemen Kehakiman RI.

a. cover depan b. cover belakang

Gambar 7. Merek dagang dalam kemasan produk PT. Inti Sari Rasa

D. Karakteristik Konsumen

1. Karakteristik konsumen berdasarkan kelompok usia

Salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru adalah usia, baik produk maupun jasa. Perbedaan usia mengakibatkan perbedaan terhadap selera dan kesukaan terhadap produk. Seseorang yang berusia relatif muda, lebih cepat menerima sesuatu yang baru.

Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar konsumen berada pada usia antara 24 – 29 tahun dengan persentase 48% (Tabel 8), maka

(10)

sebagian besar konsumen unit usaha kripik singkong tergolong responden relatif muda yang selalu mempertimbangkan rasa, kepraktisan, selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan menyukai makanan kecil (jajanan).

Tabel 8. Sebaran persentase konsumen berdasarkan kelompok usia Kelompok Usia

(Tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%) 12 – 17 18 – 23 24 – 29 ≥ 30 6 9 24 11 12 18 48 22 Jumlah 50 100

2. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin

Pada penelitian ini jenis kelamin dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki dan perempuan (Tabel 9).

Tabel 9. Sebaran persentase konsumen berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Laki – laki Perempuan 27 23 54 46 Jumlah 50 100

Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar konsumen adalah laki-laki 54% dan 46% adalah perempuan. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan laki-laki yang lebih suka berkumpul bersama dalam melakukan kegiatan dibandingkan perempuan, selain itu laki-laki cenderung memiliki ego yang tinggi dalam pergaulan dengan lawan jenis dalam hal pengambilan keputusan pembelian.

3. Karakteristik konsumen berdasarkan alamat/domisili

Faktor demografi yang digunakan untuk menganalisis karakteristik konsumen salah satunya adalah peubah alamat tempat tinggal atau domisili, yang merupakan wilayah dimana responden menetap saat ini. Karena kajian ini merupakan studi kasus pada industri makanan ringan, maka responden yang dijadikan objek adalah konsumen yang berada di sekitar lokasi kajian.

(11)

4. Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendidikan

Latar Belakang pendidikan terakhir konsumen pada penelitian ini didominasi oleh tingkat atas (SLTA) sebesar 58% (Tabel 10). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya.

Tabel 10. Sebaran persentase konsumen berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

SLTP SLTA Akademi Sarjana Pascasarjana 9 29 3 7 2 18 58 6 14 4 Jumlah 50 100 E. Pemasaran

Dalam menganalisa suatu permasalahan perusahaan diperlukan informasi yang cukup tentang keadaan perusahaan tersebut. Menganalisa situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahannya. Menurut Boulton (1984), proses untuk melaksanakan analisis suatu kasus dapat dilihat pada diagram proses analisis kasus dimana kasus harus dijelaskan sehingga dapat diketahui permasalahan yang terjadi sehingga metode yang sesuai dan dapat menjawab seluruh permasalahan secara tepat dan efektif dapat dipergunakan melalui pemahaman secara keseluruhan informasi yang ada, yaitu (1) memahami secara detail semua informasi dan (2) melakukan analisa secara numerik.

Dalam menjalankan aktivitas usahanya suatu perusahaan harus memiliki seperangkat alat pemasaran yang akan dipergunakan untuk merealisasikan tujuannya dalam pasar sasaran yang disebut dengan nama bauran pemasaran. Adapun pemahaman arti dari bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 peubah yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi.

(12)

Suatu perusahaan akan memperoleh kehidupan dan perkembangan yang mengembirakan jika telah menjalankan bauran pemasaran secara tepat dan cepat maksudnya perusahaan selain harus mempertimbangkan analisa usaha dari segi lingkungan mikro tetap harus memperhatikan segi lingkungan makro yang memiliki pengaruh cukup signifikan untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri, sebagaimana penjelasan sebelumnya dimana perusahaan ini memiliki pengaruh yang lebih berat justru dari segi lingkungan makro yang telah merontokan sendi-sendi kehidupan perusahaan sehingga mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Kondisi tersebut memang berat terutama bagi pucuk pimpinan perusahaan yang merangkap sebagai pemiliki perusahaan untuk memikirkan langkah yang tepat untuk mengendalikan kondisi tersebut sehingga penurunan yang sempat terjadi akan mampu diperbaiki secara tepat dan cepat sehingga akan menghasilkan perbaikan yang sesuai bagi perusahaan melalui kerjasama dengan seluruh manajemen dan karyawan yang terlibat didalamnya.

Untuk memahami bauran pemasaran itu sendiri maka akan dijelaskan benang merah dari masing-masing intinya sebagaimana berikut ini :

1. Produk

Strategi produk adalah strategi yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan kemudian dipasarkan. Perencanaan strategi menduduki posisi yang sangat menentukan terhadap upaya mengatasi persaingan dengan perusahaan sejenis dalam skala kecil dan perusahaan sejenis yang berskala besar. Hal ini disebabkan karena produk merupakan suatu hal yang ditawarkan kepada konsumen sebagai pembeli dan diharapkan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Keputusan seorang pembeli yang lazim disebut dengan nama konsumen untuk menentukan jenis produk yang dibeli sangat ditentukan oleh beberapa aspek yaitu kualitas produk, manfaatnya dan kemampuan produk tersebut untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Tjiptono, 1995) Sementara itu strategi produk dari kripik singkong yang diproduksi perusahaan Inti Sari Rasa dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas produk.

(13)

a. Kualitas produk

Perusahaan Inti Sari Rasa cenderung memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan sebagai salah satu strategi yang dikedepankan oleh bauran pemasaran. Hal ini disebabkan karena kualitas adalah hal yang paling penting dan menentukan dari konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk dimana kualitas produk kripik singkong dapat dilihat dari segi kerenyahannya, ketebalannya, dan cita rasanya.

Produk yang dihasilkan perusahaan ini dinilai memiliki kualitas yang tinggi karena bahan baku kripik singkong dipilih dari singkong pilihan yang berkualitas baik dan ditunjang dengan bahan pembantu yang berkualitas baik berupa minyak goreng Barco, dan Minyak Tanah serta cara pengolahannya yang dilaksanakan dengan hati karena sistem pengirisan kripik singkong perusahaan ini dilaksanakan secara manual. b. Kuantitas produk

Produk kripik singkong yang dihasilkan perusahaan ini memiliki beragam ukuran mengingat pangsa pasar yang dibidik oleh perusahaan ini cukup beragam. Hal ini menunjukan kuantitas suatu produk memiliki peranan yang cukup penting dalam strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan, karena banyaknya ukuran produk yang dihasilkan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam penguasaan pasar. Kemampuan penguasaan pasar menjadi salah satu tujuan perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dicapai dengan terjaganya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk dalam memasuki pasaran dimana terjadi keseimbangan diantara ketiganya agar konsumen menperoleh yang diinginkannya.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan menyediakan produk dalam jumlah besar yang dapat dipesan konsumen untuk melaksanakan suatu acara tertentu. Hal ini tentu saja tidak akan mempengaruhi kualitas produk tetapi mempengaruhi dari segi harga penjualan karena perusahaan akan memberikan harga spesial sebagai suatu langkah jangka panjang untuk membina hubungan baik.

(14)

2. Harga

Perusahaan akan menetapkan suatu harga dalam proses penjualan produknya dimana penentuan harga dinilai sangat penting dalam memuluskan keberhasilan perusahaan. Pangsa pasar yang akan diraih perusahaan sangat bervariasi sehingga perusahaan harus mampu mementukan harga yang tepat sesuai dengan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan sehingga konsumen akan merasakan telah memperoleh pilihan yang tepat dalam membeli produk tersebut.

Disatu sisi suatu masyarakat akan menganggap harga sebagai faktor penentu untuk membeli suatu produk tetapi disisi lain pertimbangan utama masyarakat membeli produk dari segi kualitas produk itu sendiri tetapi disisi yang berbeda akan muncul masyarakat yang akan membeli suatu produk dengan pertimbangan dari segi kualitas dan harga, berkenaan dengan hal tersebut maka perusahaan harus mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat yang berbeda minimal memahaminya.

Penetapan harga jual dari produk kripik singkong ditentukan perusahan berdasarkan biaya produksi kripik singkong dan ditambah dengan margin keuntungan dengan tetap mempertimbangkan pangsa pasar yang akan dibidik. Unit usaha menetapkan harga singkong super ke tenaga pemasar Rp. 3.500 per kemasan dan tenaga pemasar dapat menaikan harga per 1,5 ons, untuk keripik singkong keju dengan harga Rp. 3.500, tenaga pemasar dapat menaikan harga per 1 onsnya ke konsumen dan slondok rasa pedas dihargai Rp 1.750/kemasan.

3. Distribusi

Langkah selanjutnya setelah suatu produk dihasilkan adalah melaksanakan proses distribusi sebagai suatu kegiatan agar produk dapat dinikmati oleh konsumen dalam waktu yang cepat dan tepat ke sasaran serta menjamin kontinuitas persediaan barang dagangan dipasaran.

Perusahaan Inti Sari Rasa sangat memperhatikan proses pendistribusian produk yang telah dihasilkannya, sehingga untuk mempercepat proses pendistribusian tersebut maka perusahaan telah

(15)

memiliki 13 tenaga Sales sebagai ujung tombak pengiriman produknya dan membuka peluang usaha agar produk yang telah dihasilkan selalu diterima dipasaran.

Dengan penempatan 13 Sales yang disebar ke seluruh Jabodetabek menunjukkan bahwa perusahaan terus berusaha meningkatkan pemasaran produk kripik singkongnya agar perputaran usaha berjalan dengan baik, selain itu perusahaan juga menerima pesanan secara grosiran jika konsumen membutuhkannya.

4. Promosi

Pada dasarnya agar pemasaran produknya berjalan sesuai dengan harapan sebuah perusahaan perlu melaksanakan promosi untuk memperkenalkan dan mengkomunikasikan produk suatu perusahaan dengan harapan konsumen akan membelinya sebagaimana pendapat Kotler (2000) bahwa promosi merupakan salah satu kegiatan dalam bauran pemasaran yang meliputi iklan, promosi penjualan secara langsung, penjualan secara personal dan hubungan masyarakat. Adapun langkah yang dilakukan untuk memperkenalkan suatu produknya adalah membuat proposal dan mendatangi secara langsung perusahaan retail, antara lain Carrefour dan agen-agen yang biasanya tersebar dipasar-pasar tradisional melalui para tenaga salesnya yang berupaya untuk melaksanakan promosi dengan cara menjalin kerjasama melalui penjualan dengan sistem konsinyasi sehingga para pengusaha tersebut tertarik dengan produk yang ditawarkannya.

Untuk menarik konsumennya tersebut yang kebanyakan merupakan para pedagang maka perusahaan telah membentuk image konsumen dengan membuat merek berupa gambar 2 Kelinci dengan tulisan ISR dan berlatar belakang hitam putih yang telah dipatenkan pada Departemen Kehakiman dengan No. D99-10073. Dengan adanya pembuatan Hak Paten tersebut maka pengusaha lain tidak dapat membuat kemasan dengan merek tersebut.

(16)

Sistem promosi yang dilaksanakan oleh perusahaan hanya terbatas pada penjualan dengan tenaga sales tersebut dan belum memiliki langkah konkrit lainnya misalnya seperti iklan baik di surat kabar, radio, maupun televisi yang disebabkan karena keterbatasan biaya promosi yang dinilai sangat besar. Padahal sebagai perusahaan kripik singkong yang telah menjalankan usaha sejak tahun 1981 seharusnya perusahaan tersebut telah menjadi leader untuk perusahaan kripik singkong sejenis yang masih bersifat tradisional bukannya jalan ditempat dan cenderung sensitif terhadap lingkungan mikro maupun makro. Pembenahan manajemen nampaknya sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang mendasari permasalahan perusahaan agar perusahaan semakin berkembang dan mampu bersaing.

F. Analisis Lingkungan Perusahaan dan Pesaing

Kondisi lingkungan internal harus menjadi perhatian perusahaan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga perusahaan memiliki motivasi untuk mengadakan perbaikan dan pengembangan usaha melalui perumusan strategi yang tepat dimasa yang akan datang, sementara kondisi lingkungan eksternal perusahaan cenderung mengalami perubahan yang sangat cepat dan berada diluar kendali perusahaan sehingga pihak perusahaan harus mampu membuat strategi yang dinamis yang mampu mengakomodir dan mengimbangi segala bentuk perubahan dan persaingan yang terjadi.

Untuk mengenali industri Kripik Singkong di PT. Inti Sari Rasa itu sendiri perlu diketahui visi dan misi dari perusahaan yang merupakan suatu Perusahaan yang menjadi wadah penciptaan lapangan pekerjaan karena mampu mempekerjakan cukup banyak tenaga kerja yang berada di lingkungan sekitar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, berbahan baku lokal, dan memiliki visi dan misi untuk menunjang perekonomian daerah.

Analisa lingkungan baik analisa lingkungan internal dan eksternal sangat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan.

(17)

Analisa Lingkungan Internal merupakan lingkungan yang berada didalam perusahaan tersebut yang memiliki dampak secara langsung terhadap kinerja perusahaan. Disini perlu pengidentifikasian terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang menyelimuti perusahaan yang meliputi faktor manajemen, produksi dan operasional, pemasaran, sumber daya manusia dan permodalan.

Dalam memasarkan produk kripik singkong, perusahaan tidak mengalami kesulitan karena perusahaan telah memiliki jaringan pemasaran yang luas dimana perusahaan memasukan barang dagangannya ke beberapa supermarket dan agen-agen kecil. Kemudahan penjualan barang dagangannya disebabkan karena perusahaan menjual kripik singkong dalam berbagai variasi demi memenuhi selera konsumen dan harga bersaing sesuai dengan mutu yang dihasilkan sehingga mampu mengakomodir permintaan masyarakat.

Poduksi yang dihasilkan oleh perusahaan kripik singkong berupa kripik singkong dengan beragam cita rasa antara lain kripik singkong rasa gurih/biasa, rasa spesial keju, rasa jagung bakar, dan rasa pedas manis dalam ukuran yang beragam yang berkisar antara 100 gr sampai dengan 200 gr. Beragam rasa dan ukuran kripik singkong yang ditawarkan kepada masyarakat akan memberikan kesempatan kepada konsumen sebagai pembeli untuk menentukan pilihannya sendiri sesuai dengan selera dan keinginannya dengan mendatangi secara langsung agen atau perusahaan retail/supermarket yang menjadi tempat distribusi akhirnya.

Selama ini perusahaan menempatkan ujung tombak pemasarannya pada toko-toko umum yang melaksanakan penjualan barang kelontong dan perusahaan retail besar/supermarket antara lain Carrefour. Hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan beberapa agen dan perusahaan retail besar tersebut dilaksanakan melalui para tenaga pemasarnya yang cukup andal karena telah berpengalaman dan bekerja cukup lama.

Adapun harga jual yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen berkisar antara Rp. 1.375 (100 gr) sampai Rp. 2.750 (200 gr). Mengingat perusahaan melaksanakan penjualan melalui tenaga pemasar, maka para

(18)

tenaga pemasar dapat melaksanakan kenaikan harga rata-rata sebesar Rp. 500 setiap bungkusnya sebagai kompensasi dalam rangka pemasaran produk kripik singkong.

Perkembangan nilai penjualan produk kripik singkong dinilai mengalami fluktuasi yang cukup tajam sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 11. Tingkat penjualan pada tahun 2005 senilai Rp. 1.994.402.007 mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi sebesar Rp. 1.673.686.675, pada tahun 2007 sedikit mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar Rp. 1.741.872.643, namun pada tahun 2008 turun secara tajam dengan nilai penjualan sebesar Rp. 1.397.552.250.

Tabel 11. Perkembangan nilai penjualan produk PT. Inti Sari Rasa Tahun Nilai penjualan (Rp.)

2005 1.994.402.007

2006 1.673.686.675

2007 1.741.872.643

2008 1.397.552.250

Adapun permasalahan yang mendasar dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha perusahaan tersebut menurut pendapat seluruh manajemen adalah pasar yang tidak menjanjikan yang disebabkan karena banyaknya perusahaan kecil yang bergerak dalam usaha sejenis tetapi memiliki keberanian untuk banting harga sehingga mengacaukan sistem perdagangan kripik singkong secara umum. Sementara PT. Inti Sari Rasa yang tetap mengedepankan kualitas terkendala dengan kondisi ekonomi secara global yang berdampak besar terhadap perekenomian negara Indonesia, dimana permasalahan umum yang berpengaruh adalah kelangkaan minyak tanah dan disubstitusi dengan gas elpiji 3 kg, kenaikan harga minyak goreng yang relatif mahal mengingat PT. Inti Sari Rasa selama ini mempergunakan minyak goreng kemasan sebagai bahan pembantu dalam menggoreng kripik singkong.

(19)

Penyesuaian penggunaan bahan pembantu tersebut telah diupayakan oleh perusahaan, tetapi sangat mempengaruhi cita rasa yang dihasilkan. Waktu penggorengan dan biaya produksi yang cenderung meningkat sehingga berdampak positif terhadap kenaikan harga sementara di lapangan para tenaga pemasar mengeluhkan kondisi persaingan ketat dengan perusahaan sejenis.

Karena proses produksi dalam industri keripik yang sederhana namun memiliki pangsa pasar yang cukup luas, mengakibatkan tingkat persaingan dengan perusahaan sejenis semakin tinggi. Selain adanya pesaing dari perusahaan skala kecil (home industry) yang menghasilkan produk tanpa merek di lingkungan sekitar, produk olahan singkong dari merk ternamapun yang saat ini banyak bermunculan menjadi pesaing yang tidak bisa dihindari, menyebabkan persaingan antar produk olahan singkong semakin tinggi. Produk-produk olahan keripik singkong yang memiliki merek dan menjadi pesaing utama PT. Inti Sari Rasa saat ini, diantaranya merek Qtela, Kusuka, Kaya Rasa, dan sebagainya. Produk-produk tersebut memiliki kemasan yang menarik, variasi rasa, serta memiliki program promosi yang baik, sehingga cepat dikenal masyarakat luas.

G. Perumusan Strategi

1. Matriks Internal Factor Evaluation dan External Factor Evaluation Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap faktor –faktor strategis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman eksternalnya.

a. Matriks IFE

Skor setiap faktor kunci pada matriks IFE dihasilkan dari perkalian antara bobot dan ratingnya. Faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah mutu produk dengan bobot sebesar 0,120 dan

(20)

rating 4,000 sehingga diperoleh skor 0,480 Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah kapasitas produksi yang masih cukup besar (0,440), variasi produk (0,431), pengalaman berusaha (0,431) dan loyalitas karyawan (0,276).

Kelemahan utama perusahaan ini adalah penetapan harga jual ke konsumen yang ditentukan oleh pemasar dengan bobot sebesar 0,070 dan rating 1,600 sehingga diperoleh skor 0,112, diikuti pencatatan keuangan masih sederhana (0,139) dan keterbatasan modal, yang masih mengandalkan pinjaman dari bank dengan skor 0,142. Selain itu, faktor kelemahan lain yang perlu mendapat perhatian adalah kurangnya promosi (0,176) dan tenaga pemasaran yang belum optimal (0,204). Secara lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Matriks IFE PT. Inti Sari Rasa

Faktor Internal Bobot

(a) Rating* (b) Skor (axb) Kekuatan : A. Mutu Produk B. Variasi produk C. Pengalaman berusaha

D. Kapasitas produksi cukup besar E. Loyalitas karyawan 0,120 0,113 0084 0,110 0,077 4,000 3,800 3,600 4,000 3,600 0,480 0,431 0,304 0,440 0,276 Kelemahan : F. Kurangnya Promosi

G. Pencatatan keuangan masih sederhana H. Tenaga pemasaran belum optimal I. Penetapan harga jual

J. Keterbatasan modal 0,110 0,087 0,128 0,070 0,101 1,600 1,600 1,600 1,600 1,400 0,176 0,139 0,204 0,112 0,142 Total 1,000 2,703

*) skala : - kekuatan (+) : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (di bawah rataan). - kelemahan (-) : 1 (sangat besar), 2 (besar), 3 (cukup), 4 (di bawah rataan).

Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor sebesar 2,703, nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan

(21)

memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal.

b. Matriks EFE

Sama halnya dengan matriks IFE, skor setiap faktor kunci pada matriks EFE dihasilkan dari perkalian antara bobot dan ratingnya. Kemudahan dalam proses produksi merupakan peluang utama dengan bobot 0,121 dan rating 3,800 sehingga diperoleh skor sebesar 0,458. Faktor peluang lain yang dapat mendukung perkembangan perusahaan adalah sumber daya alam (0,35), dimana sumber daya bahan baku yang tersedia mudah didapat.

Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama perusahaan adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,096 dan rating 1,400 sehingga diperoleh skor 0,134. Kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu akhir-akhir ini (skor 0,142) juga merupakan ancaman yang harus diwaspadai yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Secara lebih rinci analisa faktor strategi eksternal dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Matriks EFE PT. Inti Sari Rasa

Faktor Eksternal Bobot

(a) Rating* (b) Skor (axb) Peluang :

A. Sumber daya alam

B. Sosial budaya dan lingkungan C. Kemudahan proses produksi

D. Kekuatan tawar menawar dari konsumen E. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

0,093 0,081 0,121 0,084 0,102 3,800 3,400 3,800 3,400 3,200 0,352 0,277 0,458 0,285 0,325 Ancaman :

F. Keberadaan perusahaan sejenis G. Perusahaan pendatang baru H. Keberadaan produk sejenis I. Kebijakan Pemerintah J. Kondisi ekonomi dan politik

0,106 0,117 0,099 0,096 0,102 1,400 1,800 1,800 1,400 1,400 0,148 0,211 0,179 0,134 0,142 Total 1,000 2,511

*) skala : - peluang (+) : 4 (sangat besar), 3 (besar), 2 (cukup), 1 (di bawah rataan). - ancaman (-) : 1 (sangat besar), 2 (besar), 3 (cukup), 4 (di bawah rataan).

(22)

Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total skor sebesar 2,511. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh negatif eksternal.

2. Matriks IE

Penentuan posisi strategi matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai matriks EFE pada sumbu Y (David, 2006). Total nilai matriks IFE sebesar 2,703 dan nilai matriks EFE sebesar 2,511. Dengan demikian posisi PT. Inti Sari Rasa terletak pada sel V, yaitu pertumbuhan dan stabilitas. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi persaingan perusahaan yang berada pada sel V selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi perusahaan berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini.

Total Skor Faktor Strategi Internal

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 Tinggi I II III Menengah IV V VI T ot al S kor F akt or S tr at egi E ks te rna l

Rendah VII VIII IX

Gambar 8. Matriks IE PT. Inti Sari Rasa 3,0 2,0 1,0 1,0 (2,511) (2,703)

(23)

H. Analisis SWOT

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan suatu perusahaan dalam mengamati lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk mengidentifiksi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman suatu perusahaan melalui cara membedah secara mendalam seluruh aspek yang ada didalam perusahaan sehingga perusahaan dapat melakukan instropeksi diri. Identifikasi ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang mendasari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan tujuan agar perusahaan mampu mengatasi permasalahan yang muncul dan dapat menyikapi permasalahan melalui solusi yang tepat.

Lingkungan internal merupakan lingkungan dalam kendali perusahaan sementara analisa lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar perusahaan dan kadang-kadang tidak terjangkau secara implisit oleh perusahaan karena berubah sangat cepat tetapi sangat mempengaruhi strategi dan kebijakan yang harus diterapkan perusahaan. Disinilah pentingnya pengenalan kesempatan dan ancaman yang dapat dikelompokkan melalui pengamatan dari lingkungan mikro dan lingkungan makronya. Hasil identifikasi faktor strategi eksternal (peluang dan ancaman) akan dievaluasi sehingga menghasilkan alternatif strategi yang akan diterapkan.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dan kondisi eksternal perusahaan yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap pengembangan bisnis produk kripik selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menetapkan posisi perusahaan dengan menggunakan Matriks IE yang akan dipetakan posisi suatu perusahaan, selanjutnya hasil analisis tersebut digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bisnisnya ke dalam analisis matriks SWOT.

Analisa SWOT merupakan suatu analisa yang dinilai tepat dan mampu menghasilkan solusi yang tepat juga yang menjadi strategi perusahaan yang baru dan mendasari langkah perusahaan dalam menghadapi persaingan ketat baik dari perusahaan sejenis yang masih bersifat konvensional maupun

(24)

perusahaan sejenis yang berskala modern dengan cara memetakan profil perusahaan dengan mempergunakan matriks. Berikut ini dianalisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada unit bisnis PT. Inti Sari Rasa.

1. Kekuatan a. Mutu Produk

Pengamatan yang dilaksanakan adalah melihat produk yang dihasilkan perusahaan dimana perusahaan ini sangat perhatian terhadap mutu dari kripik singkong yang dihasilkan dan untuk mendukung kualitas produknya perusahaan telah mengacu pada persyaratan Standar Nasional Indonesia dengan No. SNI.01-4305-1996.

b. Variasi produk

Dalam memenuhi pangsa pasar yang dirasa masih luas serta keinginan konsumen yang menuntut keanekaragaman cita rasa produk kripik, maka PT. Inti Sari Rasa menciptakan variasi produk dengan cita rasa yang cukup beragam, seperti kripik singkong super, kripik singkong keju dan slondok rasa pedas. Ini dilakukan untuk meningkatkan persaingan yang semakin ketat antar sesama perusahaan sejenis.

c. Pengalaman usaha

Dengan pengalaman usaha selama 28 tahun, maka perusahaan ini dirasa cukup menikmati asam garamnya bisnis, telah melewati semua kondisi dalam bisnis perdagangan kripik sehingga diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang timbul.

d. Kapasitas produksi perusahaan

Kemampuan memproduksi perusahaan PT. Inti Sari Rasa saat ini cukup besar, dengan kapasitas mesin 50.000/kg per bulannya dan pangsa pasar masih cukup luas, diharapkan dalam setahun dapat mengolah sebanyak 600.000 kg bahan mentah singkong, sehingga dapat memanfaatkan peluang pasar yang masih terbuka.

(25)

e. Loyalitas karyawan

Lingkungan kerja perusahaan yang mengutamakan kerja keras dan rasa kekeluargaan yang erat, sehingga menjamin tingginya loyalitas karyawan.

2. Kelemahan

a. Kurangnya Promosi

Promosi merupakan ujung tombak dalam pemasaran produk, dengan kegiatan promosi produk dapat sampai ke konsumen, karena konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu bisnis bisa bertahan atau tidak. Promosi merupakan sebuah aktivitas menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Boyd, et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu perusahaan antara lain penggunaan iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. PT. Inti Sari Rasa sendiri dalam aktivitas promosi dirasa belum maksimal. Saat ini kegiatan promosi telah dilakukan hanya sebatas pada kemasan dari penjualan produk.

b. Pencatatan keuangan masih sederhana

Selama ini pencatatan keuangan yang berupa penerimaan dan pengeluaran belum menerapkan sistem akuntansi, sehingga tidak dapat dilakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan yang tepat.

c. Tenaga pemasaran belum optimal

Pengalokasian sumber daya pemasaran produk merupakan aspek strategi pemasaran yang paling penting agar produk dapat lebih cepat berkembang dan dikenal masyarakat luas. Tenaga pemasaran saat ini masih perlu memahami posisi perusahaan dalam pasar dan fokus bisnisnya, serta bagaimana mereka secara individual memberikan kontribusi kesuksesan dan pertumbuhannya. Untuk itu, pemilik

(26)

perusahaan harus mempertahankan perhatian tenaga pemasaran untuk tetap memperhatikan konsumen.

Staf pemasaran harus mampu membuat fungsi riset pasar, membuat dasar yang kuat untuk ide dan rencana pemasaran. Kegiatan riset rutin dan interaksi dengan peminat akan membentuk berbagai peluang. Interaksi antara staf pemasaran dengan konsumen sebenarnya bermakna sebuah proses penghantar pengetahuan dan pembelajaran. Konsumen memiliki berbagai cara untuk berhubungan dengan perusahaan sebagai usaha menyampaikan pendapat dan reaksi mereka.

Jika perhatian pada makna kompetisi, maka sebaiknya staf pemasaran tahu benar siapa pesaing utamanya dan apa yang dapat mereka perbuat. Manajemen perusahaan juga harus paham bagaimana penilaian para konsumen terhadap kompetisi itu.

d. Penetapan harga jual

Dalam menentapkan harga jual produk ke konsumen, Perusahaan PT. Inti Sari Rasa menyerahkan sepenuhnya kepada para tenaga pemasar. Dengan kondisi ini, harga jual produk ke konsumen akan bervariasi dan tidak terkontrol, karena setiap pemasar akan mematok harga yang dianggap mampu untuk meningkatkan penghasilan dari kenaikan harga dasarnya.

e. Keterbatasan modal

Selama ini permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman, sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

3. Peluang

a. Sumber Daya Alam

Mengingat bahan baku dari kripik singkong adalah singkong sebagai salah satu potensi alam yang dapat diperbaharui maka faktor sumber daya alam harus menjadi poin penting dalam mempertimbangkan perkembangan usahanya. Potensi kekayaan alam

(27)

negara Indonesia dinilai sangat besar tetapi potensi tersebut akan memiliki nilai lebih jika mampu mengolah sumber daya alam tersebut sebagai produk yang berkualitas dan berinovasi, artinya singkong tidak hanya berpotensi sebagai makanan rumahan tetapi mampu menjadi makanan olahan yang layak untuk dikonsumsi berbagai kalangan dengan variasi cita rasa yang beragam antara lain menjadi tepung tapioka, kue dan kripik singkong.

Hal ini menjadi peluang untuk memanfaatkan sumber yang ada dengan tujuan agar pembudidayaan singkong menjadi makanan yang dapat berorientasi ekspor.

b. Sosial budaya dan lingkungan

Faktor sosial budaya dan lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu produk karena didalamnya terkandung beragam selera yang terbentuk dari sikap, gaya hidup dan latar belakang kehidupan masyarakat. Perubahan gaya hidup masyarakat yang dipengaruhi lingkungan sekitar dan lingkungan global cenderung mempengaruhi kebutuhan konsumsi seseorang terhadap sandang dan pangan. Berkenaan dengan hal tersebut maka inovasi suatu produk sangat mempengaruhi kemampuan produk itu sendiri untuk terus berkembang.

c. Kemudahan proses produksi

Kemudahan dalam proses pengolahan kripik singkong dan banyaknya permintaan konsumen terhadap jenis makanan kripik singkong mendorong pertumbuhan pengusaha kripik singkong dimana telah berlaku hukum ekonomi yaitu banyaknya permintaan akan diimbangi dengan banyaknya penawaran.

d. Kekuatan tawar menawar dari konsumen

Banyaknya beragam rasa dan merk kripik mempengaruhi harga yang ditawarkan kepada konsumen yang memiliki kekuatan penawaran. Berdasarkan pengamatan di salah satu supermarket diketahui bahwa konsumen yang membeli kripik singkong memiliki kecenderungan untuk membeli kripik singkong yang memiliki kemasan menarik (64%),

(28)

serta berbahan dasar plastik (76%) sementara harga tidak menjadi masalah (Tabel 14). Ini berarti kekuatan tawar menawar konsumen tersebut harus menjadi pertimbangan agar perusahaan mampu mengatasi persaingan.

Tabel 14. Persentase kemasan yang disukai konsumen

Kriteria penilaian Frekuensi Persentase (%) Desain kemasan yang disukai :

a. Berwarna mencolok, menarik b. Biasa saja

32 18

64 36 Bahan kemasan yang disukai :

a. Plastik b. Karton c. Alumunium foil 38 - 12 76 24 e. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

Mengingat bahan baku untuk pembuatan kripik singkong adalah singkong yang merupakan bahan baku yang dapat diperbaharui, maka pengelolaan penanaman singkong membutuhkan perhatian khusus agar menghasilkan singkong yang berkualitas sehingga produk kripik singkong yang dibuat sebagai komoditi hilir memiliki kualitas yang baik.

4. Ancaman

a. Keberadaan perusahaan sejenis

Perusahaan yang bergerak dalam usaha kripik singkong cukup banyak, baik dikemas secara tradisional maupun modern dengan berbagai cita rasa. Kondisi ini menunjukan bahwa setiap perusahaan memiliki ciri khas sendiri dan menawarkan sesuatu yang berbeda kepada konsumen dalam menentukan pilihannya. Hal ini memberikan gambaran bahwa perusahaan harus mampu mengadakan inovasi baru agar dapat mengatasi persaingan tersebut.

b. Perusahaan pendatang baru

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, khususnya di sekitar daerah kajian diketahui bahwa perusahaan yang bergerak dalam perdagangan kripik singkong dalam tahun 2007 – 2008 saja terjadi

(29)

peningkatan cukup signifikan. Hal ini menunjukan bahwa usaha kripik singkong cukup diminati oleh masyarakat, baik pengolahannya yang bersifat tradisional maupun modern.

c. Keberadaan produk sejenis

Untuk menghasilkan produk dengan nama kripik, seorang pengusaha tidak hanya mempergunakan bahan baku singkong tetapi dapat mengolah dengan mempergunakan bahan baku kentang. Dimana kerenyahan dan kualitasnnya dinilai setara dengan kripik singkong sehingga memberikan penawaran yang berbeda kepada konsumen. Untuk itu, perusahaan dituntut lebih kreatif lagi dalam menghasilkan produk-produk bermutu agar tidak kalah dengan produk lain.

d. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah sangat mempengaruhi kinerja dari seluruh sektor ekonomi, walaupun tujuan dari kebijakan pemerintah tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah, diantaranya (a) penghapusan subsidi BBM telah menyebabkan harga BBM mempengaruhi harga penjualan minyak tanah sebagai salah satu komoditi minyak tanah yang utama, (b) peluncuran gas elpiji ukuran 3 Kg, sebagai produk unggulan pengganti minyak tanah, dimana kondisi tersebut sangat mempengaruhi perkembangan usaha, mengingat harga jual yang harus ditawarkan kepada konsumen secara otomatis mengalami perubahan dan kualitas kripik singkong sedikit mengalami perusahan rasa, (c) kebijakan lain yang harus menjadi bahan pertimbangan adalah kemudahan pengusaha kecil untuk memperoleh bantuan dari segi permodalan mengingat kebanyakan para pengusaha kecil belum memenuhi persyaratan penting, baik dari segi perizinan usaha maupun jaminan.

e. Kondisi ekonomi dan politik

Keadaan ekonomi negara turut mempengaruhi kinerja suatu industri mengingat faktor ekonomi suatu negara akan bercermin pada strategi dan langkah perusahaan karena kesehatan suatu industri turut

(30)

mempengaruhi kesehatan negara, hal ini berarti antara negara dan perusahaan terjadi hubungan yang saling bersinergi satu sama lain.

Kondisi perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh perekonomian global, hal ini disebabkan karena negara-negara di dunia, termasuk Indonesia banyak melakukan hubungan bisnis dengan negara besar di pasar keuangan maupun kegiatan ekspor dan impor. Pengaruh tersebut tidak memiliki implikasi secara langsung melainkan melalui imbasan dari sektor makro ke sektor mikro berupa harga kebutuhan pokok meningkat secara otomatis harga pembelian yang berpengaruh pada harga penjualan.

5. Matriks SWOT

Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil matrik IE, dimana posisi perusahaan terletak pada sel V, yaitu jaga dan pertahankan. Pencocokan faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi penetrasi pasar, diantaranya dengan cara menurunkan harga jual dengan tetap menjaga mutu dan variasi produk yang saat ini sudah ada, serta pengembangan produk dengan memodifikasi produk lama atau menciptakan produk baru yang dapat dipasarkan kepada pelanggan lama, dalam rangka memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada.

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE maka dapat disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.

(31)

Tabel 15. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (S) 1. Mutu Produk 2. Variasi produk 3. Pengalaman berusaha 4. Kapasitas produksi cukup besar 5. Loyalitas karyawan Kelemahan (W) 1. Kurangnya Promosi 2. Pencatatan keuangan masih sederhana 3. Tenaga pemasaran belum optimal 4. Penetapan harga jual 5. Keterbatasan modal Peluang (O)

1. Sumber daya alam 2. Sosial budaya dan

lingkungan

3. Kemudahan proses produksi

4. Kekuatan tawar menawar dari konsumen

5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

Strategi S-O a. Mempertahankan dan

meningkatkan mutu dalam rangka mem-pertahankan konsu-men yang ada (S1, S3; O3, O4)

b. Meningkatkan

produktivitas (S2, S3, S4; O1, O3, O4)

Strategi W-O a. Memperluas

jangkauan distribusi dan pemasaran (W1, W3; O2, O3, O4) b. Meningkatkan kualitas SDM Pemasaran (W3; O2, O4) c. Menerapkan sistem akuntansi dalam keuangan perusahaan (W2; O5) Ancaman (T) 1. Keberadaan perusahaan sejenis 2. Perusahaan pendatang baru 3. Keberadaan produk sejenis 4. Kebijakan Pemerintah 5. Kondisi ekonomi dan

politik

Strategi S-T a. Meningkatkan variasi

produk untuk meng-hadapi pendatang baru (S2, S3, S5; T1, T2, T3)

b. Meningkatkan citra produk dalam rangka menanamkan loyalitas konsumen (S1, S2, S3; T1, T2, T3,T5) Strategi W-T a. Meningkatkan kegiatan promosi dengan tujuan menjaring konsumen potensial (W1, W3; T1, T2, T3) b. Menetapkan harga jual yang terjangkau masyarakat (W4, W5; T3, T5)

Keterangan : - (Si:Oi) atau (Si:Ti) atau (Wi:Oi) atau Wi:Ti) menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan pilihan strategi - i = 1, 2, .... n

a. Strategi Kekuatan-Peluang (S-O)

1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu dalam rangka mempertahankan konsumen yang ada (didasarkan pada faktor internal kekuatan : S1, S3 dan faktor eksternal peluang : O3, O4)

Mutu merupakan aspek penting dalam pemasaran produk. Dengan pengalaman usaha yang sudah lama dan ketersediaan bahan baku, perusahaan dapat menghasilkan produk-produk bermutu dan lebih bervariasi. Dengan meningkatkan mutu produk, konsumen akan semakin loyal terhadap produk-produk yang dihasilkan.

(32)

2) Meningkatkan produktivitas (didasarkan pada faktor internal kekuatan : S2, S3 dan faktor eksternal peluang : O1, O3, O4)

Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dalam proses produksi kripik singkong ditambah dengan kemudahan dalam proses pengolahannya, memungkinkan perusahaan dapat menambah tingkat produksinya. Selain itu, kapasitas produksi perusahaan yang dimiliki perusahaan cukup besar, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih banyak lagi. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat, membanjiri produk-produk di pasar akan sangat efektif dalam memenangkan persaingan.

b. Strategi Kekuatan-Ancaman (S-T)

1) Meningkatkan variasi produk untuk menghadapi pendatang baru (didasarkan pada faktor internal kekuatan : S2, S3, S5 dan faktor eksternal ancaman T1, T2, T3)

Dimensi mutu dan keragaman adalah dimensi yang dinilai baik oleh pelanggan dan merupakan salah satu kekuatan utama dari aspek internal perusahaan, alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah mempertahankan mutu dan keragaman produk yang meliputi variasi dari jenis kripik yang ditawarkan.

Unit usaha dapat terus melakukan inovasi baru dan modifikasi sehingga pelanggan potensial memiliki keinginan untuk mencoba dan membeli produk tersebut. Alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk indikator keragaman dan variasi bentuk adalah mempertahankan atau menciptakan variasi kripik dalam berbagai bentuk dan rasa. Misalnya meluncurkan produk berukuran tebal namun renyah dengan harga murah untuk menarik pelanggan baru, perusahaan dapat meningkatkan posisi produk dan mencegah produk mengalami fase penurunan (decline) dalam daur hidupnya.

2) Meningkatkan citra produk dalam rangka menanamkan loyalitas konsumen (didasarkan pada faktor internal kekuatan : S1, S2, S3 dan faktor ekstenal ancaman : T1, T2, T3,T5)

Perusahaan yang bergerak dalam pengolahan kripik singkong cukup banyak, dengan kemudahan sumber bahan baku dan proses pengolahan

(33)

yang relatif mudah memungkinkan setiap orang mampu untuk menghasilkan produk sejenis. Untuk itu perlu ditanamkan kepada benak setiap konsumen akan brand image produk yang dihasilkan. Walaupun banyak perusahaan pendatang baru yang menghasilkan produk sejenis serta munculnya produk substitusi, bila citra produk sudah kuat maka konsumen tidak akan beralih. Terlebih produk Perusahaan PT. Inti Sari Rasa sudah memenuhi SNI, merupakan jaminan mutu akan produk yang dihasilkan.

c. Strategi Kelemahan-Peluang (W-O)

1) Memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran (didasarkan pada faktor internal kelemahan : W1, W3 dan faktor ekstenal peluang : O3, O4)

Untuk lebih mendekatkan diri ke pasar, pendistribusian hasil produksi harus lebih ditingkatkan. Untuk memperluas daerah pemasaran, jangkauan distribusi tidak hanya terfokus pada kota-kota besar saja yang selama dilakukan, namun dilakukan ke daerah-daerah pinggiran kota. Kekuatan tawar menawar dan konsumen menjadi modal untuk lebih memasarkan produk di pasar.

2) Meningkatkan kualitas SDM Pemasaran (didasarkan pada faktor internal kelemahan : W3 dan faktor ekstenal peluang :O2, O4)

SDM pemasaran perusahaan harus ditingkatkan sehingga menjadi staf pemasaran yang handal. Fokus pekerjaan untuk promosi sangat diperlukan sehingga tidak terpecah ke hal-hal lainnya, dalam hal ini harus ada staf pemasaran yang secara khusus menangani masalah kegiatan promosi.

Peningkatan kualitas staf pemasaran perlu dilakukan dengan cara mengikutsertakan dalam training dan seminar-seminar mengenai peningkatan kualitas diri.

3) Menerapkan sistem akuntansi dalam keuangan perusahaan (didasarkan pada faktor internal kelemahan : W3 dan faktor ekstenal peluang O2, O4)

Pencatatan keuangan yang baik sangat menentukan kondisi perusahaan dalam rangka pengajuan kredit ke lembaga keuangan, seperti bank. Saat ini sumber pendanaan perusahaan lebih banyak dari pinjaman

(34)

bank. Oleh karena itu sistem akuntansi dalam laporan keuangan harus sudah mulai diterapkan pada perusahaan dan bisa dilakukan secara bertahap, karena bila perusahaan sudah bankable, proses pengajuan kredit akan lebih mudah.

d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W-T)

1) Meningkatkan kegiatan promosi dengan tujuan menjaring konsumen potensial (didasarkan pada faktor internal kelemahan : W1, W3 dan faktor ekstenal ancaman : T1, T2, T3)

Perusahaan PT. Inti Sari Rasa merupakan perusahaan yang sudah lama berdiri, namun dalam perjalanannya, produk-produk yang dihasilkan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Untuk itu, diperlukan kegiatan promosi yang dapat mengenalkan produk sekaligus menarik minat masyarakat khususnya yang tertarik pada produk kripik. Bila memungkinkan dapat mengikuti kegiatan promosi yang diadakan departemen terkait juga mengadakan promosi sendiri dalam bentuk penyebaran brosur dan poster.

Promosi dalam bentuk iklan di media cetak dan elektronik dapat pula dilakukan, bila pendanaannya memadai, karena kegiatan tersebut sangat dibutuhkan mengingat setiap hari masyarakat tidak lepas dari kedua media tersebut sebagai sumber informasi dan hiburan, sehingga efektif untuk promosi dalam rangka penyebaran informasi produk.

2) Menetapkan harga jual yang terjangkau masyarakat (didasarkan pada faktor internal kelemahan : W1, W3 dan faktor ekstenal peluang : T1, T2, T3)

Harga jual produk ke agen ataupun ke konsumen saat ini ditetapkan oleh para pemasar, sehingga akan terjadi ketidakseragaman harga. karena sangat erat kaitannya dengan tingkat keuntungan dan komisi yang akan diraih para pemasar. Pimpinan perusahaan harus bisa memberikan tingkat harga yang dapat diberikan kepada konsumen, agar terjadi keseragaman harga di pasar.

Saat ini konsumen sudah lebih jeli dalam memilih produk di pasar. Sedikit saja perbedaan harga dengan merk lain, maka konsumen akan cepat beralih, ditambah lagi dengan adanya produk lain yang sejenis

(35)

dengan rasa dan mutu yang bersaing, kemungkinan menetapkan harga jual yang terjangkau masyarakat sangat penting dilakukan.

I. Penentuan Strategi Prioritas

Untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif serta menentukan strategi prioritas dilakukan dengan menggunakan matriks QSP (Tabel 16). Alternatif strategi tersebut dihasilkan berdasarkan dari analisis lingkungan internal dan eksternal, serta hasil pencocokan dari analisis matriks IE dan SWOT. Alternatif-alternatif strategi dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu dalam rangka mempertahankan konsumen yang ada.

2) Meningkatkan produktivitas.

3) Memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran. 4) Meningkatkan kualitas SDM Pemasaran.

5) Menerapkan sistem akuntansi dalam keuangan perusahaan. 6) Meningkatkan variasi produk untuk meng-hadapi pendatang baru. 7) Meningkatkan citra produk dalam rangka menanamkan loyalitas konsumen.

8) Meningkatkan kegiatan promosi dengan tujuan menjaring konsumen potensial.

9) Menetapkan harga jual yang terjangkau masyarakat.

Berdasarkan hasil perhitungan dalam matriks QSP (Lampiran 9), diperoleh strategi yang paling tepat untuk diimplementasikan adalah memperluas jangkauan distribusi dan pemasaran dengan total nilai daya tarik tertinggi diantara alternatif strategi lainnya sebesar 4,612. Untuk lebih jelas tentang urutan prioritas strategi dari hasil matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

(36)

Tabel 16. Urutan prioritas strategi dari matriks QSP pada PT. Inti Sari Rasa Alternatif strategi Total nilai daya

tarik *

Urutan prioritas Memperluas jangkauan distribusi dan

pemasaran.

4,612 1

Meningkatkan citra produk dalam rangka menanamkan loyalitas konsumen.

4,505 2

Meningkatkan variasi produk untuk menghadapi pendatang baru.

4,467 3

Meningkatkan produktivitas. 4,312 4

Menetapkan harga jual yang terjangkau masyarakat

4,235 5

Meningkatkan kegiatan promosi dengan tujuan menjaring konsumen potensial.

4,226 6

Mempertahankan dan meningkatkan mutu dalam rangka mempertahankan konsumen yang ada.

4,122 7

Meningkatkan kualitas SDM Pemasaran. 3,319 8 Menerapkan sistem akuntansi dalam keuangan

perusahaan.

2,914 9

*) Nilai daya tarik : 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = cukup menarik; 4 = amat menarik Total nilai daya tarik : hasil perkalian antara nilai daya tarik dengan bobot (pada matriks IFE/EFE)

J. Implementasi Strategi

Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, maka dapat ditetapkan beberapa alternatif strategi seperti yang terlihat dalam matriks SWOT. Dari beberapa alternatif strategi yang sudah diformulasikan, dengan matriks QSP didapatkan prioritas strategi yang dapat diterapkan sesuai posisi perusahaan.

Strategi tersebut dapat dicapai dengan cara penetrasi pasar, pengembangan produk yang sudah ada (mengembangkan produk baru untuk pasar lama) dan perluasan pasar (menjual produk lama di pasar baru), dengan tetap mengandalkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengatasi semua kelemahan dan mengantisipasi adanya ancaman yang berasal dari lingkungan perusahaan, dengan perincian sebagai berikut :

1) Strategi Penetrasi Pasar

Strategi ini mengarahkan sumber daya untuk mencapai pertumbuhan hanya pada satu produk dan di satu pasar, serta dengan satu teknologi

(37)

dominan. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, antara lain menarik pelanggan dari pesaing, dengan cara menurunkan harga namun tetap menjaga mutu, serta meningkatkan promosi.

2) Pengembangan produk dan pasar

Perlu dilakukan perubahan terhadap produk lama atau menciptakan produk baru. Strategi ini digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada. Strategi pengembangan produk didasarkan pada penetrasi pasar lama dengan melakukan modifikasi produk atau mengembangkan produk baru yang kaitannya jelas dengan lini produk yang sudah ada. Dalam hal ini, mutu produk secara bertahap dapat ditingkatkan melalui proses penggunaan bahan baku, proses produksi, penggunaan peralatan yang bermutu tinggi dan pemakaian mutu tenaga kerja (SDM) yang lebih baik.

Pengembangan pasar yang dimaksud adalah dengan penguasaaan pasar di pusat kota dan meningkatkan informasi pasar. Selain itu dapat dilakukan dengan memodifikasi produk di wilayah pasar dengan menambah saluran distribusi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain :

a. Membuka pasar pada daerah baru

b. Memikat segmen pasar lain dengan mengembangkan versi produk untuk memikat segmen lain, dengan cara menggunakan saluran distribusi lain.

c. Mengusahakan cara pemasaran alternatif untuk pengembangan pasar selain agen.

Gambar

Gambar 5.  Struktur organisasi PT. Inti Sari Rasa Pemilik/Direktur Perusahaan Pengadaan Bahan Manajer Keuangan dan Administrasi  Manajer  Pemasaran Jawa - Strep - Cebol Sukabumi - Prelek - Manggu - Gading Manajer Produksi Pengawas I Pengawas II Staf Keuang
Tabel 6.  Kriteria penilaian responden
Gambar 6. Alur proses produksi keripik singkong     SINGKONG    PENCUCIAN PEMOTONGAN/PENGIRISAN  PENIRISAN         SORTASI        QUALITY        CONTROL      PENIRISAN  PENCUCIAN  PENGEPAKAN PENDISTRIBUSIAN PENGGUDANGAN PENGUPASAN PENGGUDANGANPENGGORENG-AN
Gambar 7. Merek dagang dalam kemasan produk PT. Inti Sari Rasa
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Peneliti yang pernah dilakukan oleh Ody Adrian (2016) yang menggunkan metode KNN menerangkan bahwa aplikasi ini dapat mermberikan rekomendasi pemilihan laptop secara baik

Pestisida yang digolongkan berdasarkan cara penggunaannya dapat berupa Atraktan (zat kimia pembau sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap), Kemosterilan (zat

Adapun jenis kegiatan pada Bidang Sarana dan Prasarana yang telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

penelitian ini dikaji hipotesis yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

Jumlah tersebut terdiri saldo awal dengan jumlah barang 42 unit dengan nilai sebesar Rp 5.870.218.238 (lima milyar delapan ratus tujuh puluh juta dua ratus delapan belas ribu

Satu hal lagi pemikiran dari Lenin yang disimpulkan oleh Arif dan Prasetyo yaitu adanya Revolusi Permanen. Ketika kita berbicara mengenai revolusi sosialis, Lenin juga

Untuk mengetahui apakah seseorang sedang hamil bayi kembar atau tidak yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan rutin ke dokter, biasanya cara yang paling akurat

Lagu ciptaan Buy Akur yang berjudul “Keong Racun”, membuat peneliti tertarik untuk melakukan suatu studi pemaknaan terhadap lirik lagu “Keong Racun” karena beberapa hal,