• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang,"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

53 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian

PT Momenta Agrikultura adalah salah satu perusahaan pemasok paprika. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Kayuambon mempunyai luas wilayah sebesar 180,210 ha/m2. Jumlah penduduk di Desa Kayuambon berjumlah 7.892 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 435/km2.

Desa Kayuambon berada pada ketinggian 1200 m di atas permukaan laut dengan kondisi suhu rata-rata 180-200 C. Perusahaan tersebut berada dikawasan yang cukup strategis karena letaknya tidak jauh dari sentra paprika yang berada di Kecamatan Cisarua, sehingga proses distribusi paprika mudah dilakukan dan ditunjang dengan iklim dan suhu yang sesuai, sehingga membuat paprika tetap terjaga kesegarannya. Perusahaan tersebut memasok paprika untuk hotel, restoran, supermarket, dan ekspor.

PT Momenta Agrikultura bekerjasama dengan tiga petani pemasok paprika, yaitu kelompok tani Dewa Family, Sampurna Jaya, serta Pak Haji Said. Sentra produksi paprika miliki ketiga pemasok tersebut berlokasi di Desa Pasirlangu dan Desa Tugu Mukti Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Cisarua terletak pada ketinggian 1500 m di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 200-250 C. Curah hujan rata-rata 1500 mm dengan topografi bergelombang dan berbukit. Kecamatan Cisarua sangat cocok untuk

(2)

dijadikan tempat budidaya paprika karena kisaran temperatur optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan paprika antara 210-250 C.

Hampir keseluruhan lahan di Kecamatan Cisarua merupakan tanah kering yang subur, ditunjang iklim dan ketinggian wilayah kecamatan tersebut, sehingga sangat potensial ditanami paprika. Topografi wilayah yang berbukit tetapi memiliki areal lahan datar yang cukup luas menjadi dasar bagi pertumbuhan yang baik untuk paprika yang diusahakan di dalam greenhouse.

4.1.1 Lokasi Perusahaan

Lokasi PT Momenta Agrikultura kebun Kayuambon berada di Jalan Kayuambon No.1 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut cukup strategis karena terletak tidak jauh dari jalan raya sehingga dalam pengangkutan bahan baku, sarana produksi pertanian, pemasaran hasil pertanian, dan transportasi bagi tenaga kerjanya cukup mudah untuk dijangkau. PT Momenta Agrikultura memiliki lahan seluas 1,5 ha, yang dibagi kedalam kebun produksi sendiri seluas 1 ha dan 0,5 ha digunakan untuk kegiatan produksi dan fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk karyawan.

4.1.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 4.1.2.1 Sejarah Perusahaan

PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 28 Agustus 1998 dengan Amazing Farm sebagai merek dagang dari sayuran aeroponik. Amazing Farm merupakan rumah kaca komersial pertama yang menggunakan teknologi aeroponik di Indonesia. Bentuk perusahaan tersebut adalah Persereoan Terbatas,

(3)

dengan direktur utama Bapak Ir.Danny K. Rusli. Awalnya perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan finance tersebut mulai melakukan kegiatan budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik agar tetap bertahan.

Keputusan untuk memilih berusaha dibidang agribisnis karena Indonesia merupakan negara agraris dan usaha agribisnis dinilai relatif mampu bertahan pada saat terjadi krisis moneter. Selain itu, usaha agribisnis merupakan usaha yang yang tidak terlalu berimbas pada fluktuaasi dolar. Pilihan tersebut juga didasarkan pada latar belakang Pak Danny sebagai Insinyur Pertanian dari Universitas Padjadjaran.

Kebun pertama PT Momenta Agrikultura pada tahun 1998 berlokasi di Desa Kayuambon dengan luas lahan sekitar 3000 m2. Tahun 2000 melakukan perluasan ke Kampung Pojok, Desa Cikahuripan dengan luas lahan 1,5 Ha. Delapan tahun kemudian pada tahun 2008 melakukan pengembangan kebun lagi seluas 7 Ha di Dusun Cisaroni, Desa Cikahuripan dan 1,5 Ha di Desa Kayuambon.

Awalnya perusahaan tersebut menjual sayuran aeroponik berupa jenis-jenis selada dan sayuran cina seperti caisim, kailan, pakcoy, dan lain-lain. Namun, jika hanya produk aeroponik saja yang diperdagangkan, maka biaya operasionalnya sangat tinggi. Jaringan networking yang dimiliki perusahaan sudah luas, sehingga memanfaatkan hal tersebut untuk menutupi biaya distribusi yang tinggi. Selain itu, perusahaan juga mengoptimalkan kapasitas truk dengan jenis komoditas lainnya yang didapat dari kerjasama dengan petani mitra. Oleh karena

(4)

itu pihak perusahaan mencari alternatif dengan membeli beberapa produk dari mitra atau disebut trading product.

4.1.2.2 Sejarah Perusahaan Dalam Memasok Paprika

PT Momenta Agrikultura juga melakukan penjualan paprika disamping bisnis utamanya sebagai perusahaan pemasok sayuran aeroponik dan hidroponik. Awalnya paprika dipasok untuk pasar lokal, karena kapasitasnya tidak banyak sehingga hanya mendapatkan pasokan dari petani sekitar Lembang. Tahun 2004, PT Momenta Agrikultura memperluas pasar paprika sampai ekspor ke Singapura. Hal tersebut terjadi karena ada kesempatan untuk bekerjasama dengan perusahaan Agri Indo yang berlokasi di Lombok, yaitu perusahaan perkebunan besar yang memproduksi paprika. Perusahaan Agri Indo memproduksi paprika dengan

jumlah besar tetapi menghadapi kendala dalam hal pemasaran, sehingga PT Momenta Agrikultura mencoba mencari solusi untuk mulai melakukan ekspor

paprika pada tahun 2004.

Tahun 2004 – 2007, PT Momenta Agrikultura bisa mengekspor 40 – 50 ton paprika per bulan. Awal tahun 2008, produksi paprika milik Agri Indo mulai menurun karena tanaman paprika terkena hama penyakit. Mengantisipasi hal tersebut, PT Momenta Agrikultura mencari alternatif lain dengan membuat kebun paprika sendiri di Desa Cikahuripan pada tahun 2008. Tahun 2009 perusahaan Agri Indo ditutup, sehingga PT Momenta Agrikultura menjalin kerjasama dengan beberapa petani paprika di sekitar Lembang untuk memenuhi kebutuhan paprika.

Tahun 2010 kebun paprika di Desa Cikahuripan ditutup karena banyak hama thrips yang menyerang, sehingga PT Momenta Agrikultura memutuskan

(5)

untuk merotasi kebun paprika dengan melon dan tomat. Setelah kebun paprika ditutup, pasokan paprika hanya mengandalkan kerjasama dari petani mitra. Awalnya pemasok paprika ke PT Momenta Agrikultura ada banyak, namun seiring berjalannya waktu yang terlihat cukup konsisten dan bertanggung jawab hanya ada tiga pemasok, yaitu Kelompok Tani Dewa Family, Kelompok Tani Sampurna Jaya, dan petani Pak Haji Said.

Pertengahan tahun 2011 sampai awal tahun 2012, produksi paprika menurun drastis karena iklim yang ekstrim serta banyak hama penyakit yang menyerang paprika. Akibatnya pasokan ke PT Momenta Agrikultura pun sangat kurang. Jumlah produk terbatas serta harga tinggi, menyebabkan PT Momenta Agrikultura sementara menghentikan kegiatan ekspor pada Maret 2012 dan hanya memasok paprika untuk pasar lokal.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

PT Momenta Agrikultura memiliki visi, yaitu menjadi perusahaan hortikultura terbesar di Indonesia dengan menyediakan sayuran yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan pola hidup masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Misi PT Momenta Agrikultura adalah berkomitmen menyediakan produk-produk sayuran dan buah-buahan yang sehat dengan kualitas yang tinggi, sehingga menjadikan konsumen memiliki gaya hidup untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, serta memperkenalkan sistem budidaya hidroponik dan aeroponik bagi masyarakat yang ingin memulai usaha di dalam bidang pertanian hidroponik dan aeroponik.

(6)

Realisasi yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan visi dan misi adalah memproduksi sayuran dan buah-buahan yang berkualitas tinggi tanpa penggunanaan pestisida dan dengan menggunakan teknologi seperti green house, serta teknik penanaman dengan cara aeroponik dan hidroponik. Perusahaan tersebut sangat mengedepankan kualitas produknya, bahkan produk yang diminta dari petani mitra pun rata-rata produk yang memiliki grade A. Visi dan misi yang sudah tercapai sampai sekarang sekitar 70%, karena saat ini sudah banyak masyarakat yang menyadari dan perduli akan buah dan sayuran yang sehat.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi menunjukan wewenang serta tanggung jawab pada masing-masing bagian dalam organisasi PT Momenta Agrikultura. Jabatan tertinggi di dalam struktur organisasi PT Momenta Agrikultura dipegang oleh direktur utama yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi, selain itu direktur utama juga memiliki fungsi sebagai

penasehat dalam perusahaan. Gambar 7 menunjukan struktur organisasi PT Momenta Agrikultura.

(7)

Sumber : PT Momenta Agrikultura, 2010

Gambar 7. Struktur Organisasi PT Momenta Agrikultura

Struktur organisasi tersebut menjelaskan suatu garis koordinasi masing-masing departemen, sehingga jelas terlihat tugas dari masing-masing-masing-masing departemen. Berikut merupakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing jabatan:

1. Direktur Utama, memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengambilan keputusan tertinggi dalam menentukan kebijakan dan rencana perusahaan. Selain itu, direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat perusahaan. 2. Direktur Operasional, memiliki tanggung jawab dalam mengawasi dan

mengontrol seluruh kegiatan perusahaan.

3. Manajer Keuangan, memiliki tanggung jawab untuk mengelola keuangan yang masuk dan keluar dari perusahaan.

Direktur Utama Manajer Keuangan Direktur Operasional Manajer Akuntansi Manajer Pengadaan dan Produksi Manajer Kebun Manajer Pengadaan Jawa Barat Supervisor Distribusi Supervisor Produksi

(8)

4. Manajer Akuntansi, memiliki tanggung jawab dalam mengatur kegiatan administrasi perusahaan.

5. Manajer Pengadaan dan Produksi membawahi manajer kebun dan manajer resourced Jawa Barat, memiliki tanggung jawab mengawasi dan mengontrol produksi kebun dan mitra.

6. Manajer Pengadaan Jawa Barat memiliki tanggung jawab dalam pengembangan bisnis dan pencari peluang bisnis diluar produksi aeroponik dengan menjalin kemitraan.

7. Manajer Kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi sehari-hari.

8. Supervisor Produksi, memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi kegiatan produksi kebun agar dapat memenuhi target produksi, serta dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajer produksi.

9. Supervisor Distribusi, memiliki tanggung jawab dalam mengamankan proses panen sampai dengan pasca panen, mempersiapkan barang yang akan dikirim sesuai dengan permintaan, serta mengatur pemasaran dan pendistribusian produk ke pasar atau konsumen.

4.2 Pelaku-Pelaku dalam Rantai Pengadaan Paprika 4.2.1 Pemasok

Pemasok paprika disebut juga petani mitra dari PT Momenta Agrikultura. Petani mitra merupakan pelaku rantai yang melakukan kegiatan budidaya paprika dari mulai pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, dan penjualan hasil. Petani

(9)

mitra merupakan awal dari rantai pasokan paprika pada PT Momenta Agrikultura. Pemasok memegang peranan penting dalam menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik.

Karakteristik petani paprika berbeda dengan petani pada umumnya. Rata-rata petani paprika adalah petani yang memiliki modal besar dan berpendidikan cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan modal pendirian kebun paprika cukup mahal karena tanaman tersebut merupakan tanaman yang membutuhkan naungan seperti green house. Paprika merupakan sayuran yang hanya tumbuh baik di dataran tinggi. Paprika merupakan sayuran eksklusif maka pada proses produksinya selain memerlukan biaya yang tinggi juga membutuhkan penanganan yang baik, karena proses budidayanya cukup sulit. Tabel 12 adalah mitra PT Momenta Agrikultura dalam rantai pengadaan paprika.

Tabel 12. Pemasok Paprika PT Momenta Agrikultura sampai April 2012

No. Mitra Alamat Tahun Kemitraan

1 Kelompok Tani Dewa Family

Pasirlangu, Cisarua 2002 2 Kelompok Tani

Sampurna Jaya

Pasirlangu, Cisarua 2006

3 Pak Haji Said Tugu Mukti, Cisarua 2004

Sumber : PT Momenta Agrikultura 2012

Kelompok Tani Dewa Family

Kelompok tani Dewa Family berlokasi di Jalan Pasirlangu, Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Ketua kelompok tani tersebut bernama Bapak Deden Wahyu (Bapak Dewa). Awalnya Bapak Deden merupakan seorang petani paprika perorangan, namun karena permintaan paprika yang semakin banyak sehingga Bapak Deden membentuk kelompok tani dengan jumlah anggota 20 orang yang rata-rata adalah saudara dari Bapak Deden sendiri,

(10)

maka kelompok tani tersebut dinamakan Dewa Family. Pak Deden mulai mengusahakan paprika sejak tahun 1996 dan sampai sekarang kelompok tani Dewa Family telah memiliki 50 green house (GH). Permodalan dan pengadaan saprotan dikelola dengan baik di dalam kelompok tani tersebut.

Dewa Family mempunyai dua pasar dalam penjualan paprikanya, pasar ekspor dan pasar lokal. Dewa Family bekerjasama dengan eksportir PT Alamanda Sejati Utama untuk menjangkau pasar ekspor. Ritel dan distributor yang bekerjasama dengan Dewa Family untuk pasar lokal adalah Amazing Farm (PT Momenta Agrikultura), KemFarm, Saung Mirwan, Bimandiri, dan YanFruit. Dewa Family juga bekerjasama dengan beberapa restoran terkemuka dalam memasok paprika, diantaranya Pizza Hut, Hoka-Hoka Bento, dan Pizza Dominos, sedangkan pasar tradisional yang dipasok dari Dewa Family antara lain pasar Caringin, Lembang, Kramat Djati, dan pasar Semarang.

Dewa Family merupakan pemasok tetap PT Momenta Agrikultura. Dewa Family sudah bermitra dengan PT Momenta Agrikultura sejak tahun 2002. Permintaan paprika dari PT Momenta Agrikultura terhadap Dewa Family dilakukan seminggu tiga kali, yaitu pada hari senin, rabu, jumat dengan rata-rata kuantitas yang dipenuhi yaitu 2-3 kw/minggu. Dewa Family selalu berusaha memenuhi target permintaan dari PT Momenta Agrikultura. Namun sejak akhir 2011 sampai awal 2012 Dewa Family terkadang tidak bisa memenuhi permintaan paprika sesuai target dikarenakan kendala cuaca yang ekstrim serta banyaknya hama penyakit, sehingga produksi pun menurun dan hanya memasok seadanya.

Harga jual paprika yang ditetapkan oleh Dewa Family disesuaikan dengan harga di pasaran. Harga paprika pada kondisi normal berkisar antara Rp 8000,00 –

(11)

Rp18.000,00/kg. Namun pada cuaca ekstrim seperti sekarang yang mengakibatkan produksi paprika menurun dan pasokan sulit, sehingga harga paprika bisa sampai Rp 30.000,00/kg. Dewa Family menjual paprika dengan harga Rp 15.000,00/kg untuk paprika hijau, Rp 25.000,00/kg untuk paprika merah, dan Rp 28.000,00/kg untuk paprika kuning (Maret, 2012).

Kerjasama yang dilakukan antara PT Momenta Agrikultura dengan Dewa Family adalah kerjasama untuk pasar lokal, sehingga kuantitas yang diminta tidak terlalu banyak. Sifat transaksi yang diberlakukan oleh Dewa Family bersifat fleksibel sehingga masih bisa dilakukan negosiasi harga, saat harga pasaran naik harga yang ditetapkan Dewa Family pun ikut naik dan sebaliknya saat harga pasaran turun, harga yang ditetapkan oleh Dewa Family juga ikut turun. Berbeda untuk ekspor dan restoran, karena untuk ekspor dan restoran diberlakukan kontrak dan mematok adanya batas minimum pengiriman, serta harga yang ditetapkan sudah sesuai kontrak dan bersifat tetap, sehingga apabila harga pasaran sedang naik atau turun harga untuk ekspor dan restoran akan tetap.

Proses pemesanan paprika yang dilakukan dari PT Momenta Agrikultura kepada Dewa Family yaitu melalui telepon, kemudian kesanggupan Dewa Family untuk memenuhi permintaan, jika sudah terjadi kesepakatan maka paprika akan dikirim hari itu juga. Pembayaran yang dilakukan berupa sistem piutang, yaitu pada saat jatuh tempo pembayaran, maka pihak pembeli akan mentransfer biaya pembelian melalui rekening bank. Biasanya pembayaran yang dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura kepada Dewa Family berlangsung 2 minggu setelah pengiriman barang.

(12)

Kriteria kualitas yang diminta oleh PT Momenta Agrikultura adalah grade A untuk ekspor maupun lokal. Kriteria yang diminta yaitu tingkat kematangan sudah 90-100%, bentuk blocky, kulit buah mulus dengan berat rata-rata 300g. Pemanenan paprika oleh Dewa Family dilakukan setiap hari pada pagi hari. Proses pasca panen sampai distribusi dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Skema Proses Pasca Panen Sampai Pengiriman Paprika ke PT Momenta Agrikultura

Kelompok Tani Sampurna Jaya

Pemasok yang kedua yaitu Kelompok Tani Sampurna Jaya, kelompok tani tersebut berlokasi di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Kelompok Tani Sampurna Jaya diketuai oleh Bapak Hendi Rohendi (Pak Nendi). Anggota dari kelompok tani tersebut sudah mencapai 30 orang petani paprika.

Tanaman paprika yang dimiliki kelompok tani Sampurna Jaya berjumlah kurang lebih 80.000 pohon yang terbagi ke dalam beberapa green house. Kapasitas produksi dari Sampurna Jaya saat ini sekitar 500kg/hari. Proses pengiriman paprika dari Kelompok Tani Sampurna Jaya ke PT Momenta Agrikultura sama dengan yang dilakukan oleh Dewa Family.

Panen Dimasukkan kedalam plastik Dikumpulkan di Gudang Sortasi & Grading Pengepakan PT Momenta Agrikultura (gudang Kayuambon) Penimbangan dan pencatatan akhir Penimbangan dan pencatatan awal

(13)

Sampurna Jaya merupakan pemasok tetap PT Momenta Agrikultura dan sudah bermitra sejak tahun 2006. Permintaan paprika dari PT Momenta Agrikultura terhadap Sampurna Jaya dilakukan seminggu tiga kali, yaitu pada hari

senin, rabu, jumat dengan rata-rata kuantitas yang diminta yaitu sampai 1 ton/minggu. Namun beberapa bulan terakhir karena produksi paprika menurun

dan harga yang tinggi, sehingga Sampurna Jaya hanya memasok sekitar 50-100 kg/minggu. Bahkan jika barang sedang sangat kurang Sampurna Jaya

tidak mengirim paprika ke PT Momenta Agrikultura, karena menurut Pak Nendi kualitas yang diminta terlalu tinggi yaitu grade A sementara hasil produksi sedang tidak baik. Selain itu pembayaran dari perusahaan cukup lama yaitu satu bulan setelah barang dikirim sehingga mengakibatkan Sampurna Jaya sulit memutar cash flow, jadi Sampurna Jaya lebih memilih menjual paprika ke pasar lokal langsung.

Harga jual paprika yang ditetapkan oleh Sampurna Jaya disesuaikan dengan harga di pasaran. Sejak akhir 2011 sampai sekarang harga paprika sangat

berfluktuasi, namun rata-rata harga yang ditetapkan Sampurna Jaya (Maret, 2012) Rp 14.000,00/kg untuk paprika hijau, Rp 20.000,00/kg untuk paprika merah, dan

Rp 25.000,00/kg untuk paprika kuning.

Pembayaran yang dilakukan PT Momenta Agrikultura terhadap Sampurna Jaya paling cepat 2 minggu dan paling lambat 1 bulan setelah pengiriman. Selain memasok ke PT Momenta Agrikultura, Sampurna Jaya juga memasok ke pasar buah, dan pengumpul di Lembang.

(14)

Pak Haji Said

PT Momenta Agrikultura juga menjalin kemitraan dengan Pak Haji Said, yaitu petani paprika perorangan dalam memasok komoditas paprika. Kebun paprika milik Pak Haji Said terletak di Kampung Tugu Mukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung.

Awalnya Pak Haji Said hanya mengusahakan sayuran lahan terbuka, kemudian tertarik untuk mencoba menanam tanaman dengan menggunakan green house (GH). Pak Haji Said ingin membandingkan hasil antara tanaman dengan lahan terbuka dan dengan menggunakan green house. Faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada lahan terbuka, apabila cuaca sedang buruk maka hasil pertanian pun akan buruk. Sementara jika menggunakan GH faktor cuaca dapat ditekan, tetapi ternyata tidak menekan faktor hama dan penyakit. Keputusan untuk menanam paprika pun juga awalnya hanya mencoba-coba, disamping faktor pasaran paprika saat ini sudah banyak dan mudah.

Kerjasama antara PT Momenta Agrikultura dengan Pak Haji Said sudah berlangsung sejak tahun 2004, namun dalam memasok komoditas tomat TW. Tahun 2010 Pak Haji Said mulai mengusahakan paprika dengan binaan dan pengawasan pihak perusahaan. Bentuk binaan dari perusahaan hanya berupa pengaturan pola tanam paprika. Mulanya Pak Haji Said mencoba menawarkan paprika kepada perusahaan dan pihak perusahaan menerima tawaran tersebut, sehingga akhirnya beliau mendirikan green house untuk paprika dengan kapasitas 12.000 pohon paprika dibawah pengawasan pihak perusahaan. Pak Haji Said

(15)

hanya memperkerjakan tiga orang tenaga kerja untuk mengurus 12.000 tanaman paprika tersebut.

Rata-rata kapasitas produksinya adalah 1-1,5 ton per panen. Pemanenan paprika tidak menentu, tergantung dari permintaan pembeli. Pengiriman paprika ke PT Momenta Agrikultura dilakukan 1-2 kali dalam satu minggu dengan rata-rata kuantitas yang diminta yaitu 1 ton/minggu. Proses pasca panen yang dilakukan yaitu dipanen dipagi hari kemudian disortir dan dimasukkan ke dalam kantong plastik atau kontainer, kemudian ditimbang dan langsung dikirim ke pihak pembeli.

Harga yang ditetapkan Pak Haji Said disesuaikan dengan harga pasaran dengan rata-rata Rp 25.000,00/kg untuk paprika merah, Rp 15.000,00/kg untuk paprika hijau, dan Rp 30.000,00/kg untuk paprika kuning (April, 2012). Selain ke PT Momenta Agrikultura, Pak Haji Said menjual paprikanya ke pengumpul dan PT Indofood dengan perantara orang lain. Benih paprika yang didapat berasal dari toko-toko pertanian sekitar Lembang. Kualitas yang diminta PT Momenta Agrikultura terhadap Pak Haji Said yaitu kualitas grade A dan B.

Kerjasama antara PT Momenta Agrikultura dan Pak Haji Said juga tidak disertai perjanjian secara tertulis (kontrak), baik dalam jumlah pengiriman paprika maupun harga. Kemitraan yang dijalin pun hanya sebatas kemitraan pola dagang umum, yaitu perusahaan memasarkan hasil produksi petani atau petani memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pembayaran yang dilakukan PT Momenta Agrikultura terhadap Pak Haji Said dibayar secara tunai langsung, misalnya hari ini paprika dikirim ke perusahaan kemudian hari berikutnya sudah dilakukan pembayaran dengan ditransfer.

(16)

4.2.2 PT Momenta Agrikultura

PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bertindak sebagai pemasok dalam rantai pasokan paprika. PT Momenta Agrikultura menyalurkan paprika ke supermarket-supermarket besar, hotel, dan restoran yang berada di wilayah Jakarta dan Bandung serta melakukan ekspor ke Singapura. Permintaan paprika dari pasar lokal kurang lebih 3–4 kwintal per minggunya. Jumlah tersebut bisa berubah-ubah tergantung ketersediaan paprika dan kebutuhan dari konsumen. Persentase pemenuhan kebutuhan paprika untuk hotel dan restoran sebesar 15% dan selebihnya sebesar 85% untuk memenuhi kebutuhan supermarket. Pengiriman paprika ke supermarket dilakukan setiap hari. Sementara untuk ekspor permintaan bisa mencapai 5 ton/minggu, namun perusahaan belum bisa memenuhinya dan hanya memasang target 2,5 ton/minggu.

Perbedaan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya terletak pada kualitas produk yang diproduksinya. Berdasarkan visi perusahaan, kualitas menjadi hal yang penting sehingga perusahaan tidak bisa sembarangan dalam membeli paprika dari pemasok lain. Sebagian besar produk yang dipasok ke perusahaan adalah yang berkualitas A dengan kriteria seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Kriteria Paprika Kualitas A yang Dipasok ke PT Momenta Agrikultura

Karakteristik Paprika Penjelasan

Tangkau Buah Lengkap/tidak rusak

Kulit Buah Mulus (ekspor), boleh ada sedikit goresan thrips (pasar lokal)

Bentuk buah Sempurna/segiempat

Ukuran Sedang

Warna Merah, kuning, hijau

Kandungan residu Minimal/tidak berbahan aktif dophos. Tingkat kematangan 90-100% tekstur padat dan keras

(17)

Pasokan paprika PT Momenta Agrikultura ditujukan untuk supermarket, hotel, restoran, dan ekspor. Pemenuhannya didapatkan dari Kelompok Tani Dewa Family dan Kelompok Tani Sampurna Jaya yang berlokasi di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, serta Pak Haji Said yang berlokasi di Desa Tugu Mukti, Kecamatan Cisarua. Skema dari pengiriman paprika dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Skema Pengiriman Paprika dari Pemasok ke PT MomentaAgrikultura

Harga jual disesuaikan dengan harga pasar. Harga standar paprika dalam keadaan stabil berkisar antara Rp 7.000,00 – Rp 12.000,00 per kg untuk pasar lokal. Harga standar ekspor berkisar antara Rp 13.000,00 – Rp 14.000,00 per kg. Harga tersebut berlaku pada saat jumlah paprika sedang berlimpah dipasaran. Namun jika kondisi seperti saat ini yaitu produksi paprika sedang menurun dikarenakan iklim dan hama penyakit sehingga jumlah dipasaran menjadi sedikit, harga jual paprika bisa mencapai Rp 30.000,00 – Rp 50.000,00 per kg (Maret, 2012).

Paprika segera dikirim ke perusahan setelah melalui proses penanganan pasca panen seperti penimbangan, sortir dan grading, serta pengepakan oleh pemasok kemudian langsung dikirimkan ke PT Momenta Agrikultura kebun

Kelompok Tani Sampurna Jaya

(20%-40%)

Petani Paprika Pak Haji Said (50%-70%) Kelompok Tani Dewa

Family (10%-20%) PT Momenta Agrikultura Proses sortir & Grading

(18)

Kayuambon. Paprika disortir kembali setelah sampai di gudang packing house dan dilakukan reject apabila ada paprika yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Paprika yang sudah di sortir di Kayuambon kemudian dikirimkan ke bagian packing house yang berada di BSD, Tangerang untuk dikemas dengan wrapping atau curah. Setelah sejumlah proses tersebut dilewati, paprika siap didistribusikan ke supermarket, hotel, dan restoran yang tertera di PO. Skema pengiriman paprika tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Skema Pengiriman Paprika

4.3 Kemitraan

Kegiatan memilih pemasok bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit apabila pemasok yang dimaksud adalah pemasok kunci (Pujawan, 2010). Awalnya jumlah pemasok paprika di PT Momenta Agrikultura ada sekitar 6-7 pemasok paprika. Pemilihan pemasok paprika di PT Momenta Agrikultura

PT Momenta Agrikultura gudang BSD Tangerang Pemasok 1 PT Momenta Agrikultura gudang Kayuambon Pemasok 3 Pemasok 2 Proses sortir dan grading Proses sortir dan grading Supermarket, Hotel, Restoran Proses packing Jika ada reject

(19)

tidak melalui proses evaluasi awal terlebih dahulu. Petani pemasok yang mengetahui bahwa PT Momenta Agrikultura memasok paprika ke supermarket banyak yang menawarkan produknya untuk dipasok ke perusahaan tersebut.

Pola kemitraan yang dilakukan antara PT Momenta Agrikultura dengan petani mitra Dewa Family, Sampurna Jaya, dan Pak Haji Said adalah pola dagang umum dengan bentuk perjanjian secara lisan berdasarkan sistem kepercayaan. Pola dagang umum yaitu pola hubungan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra (Hafsah, 1999).

Perjanjian yang dilakukan hanya sebatas perjanjian lisan di awal yaitu pihak perusahaan memberi informasi kepada pemasok tentang target pasar yang dimiliki, kemudian pemasok menyanggupi tentang kebutuhan paprika yang diminta perusahaan, setelah itu terjadi kesepakatan kerjasama. Bentuk perjanjian antara PT Momenta Agrikultura dengan pemasok paprika antara lain:

 Pihak pemasok berupaya untuk memenuhi kuantitas sesuai pesanan kepada pihak perusahaan dengan frekuensi pengiriman 1-3 kali dalam satu minggu.  Pihak pemasok bertanggung jawab atas pengiriman barang hingga tiba di

perusahaan.

 Spesifikasi kualitas paprika yang dipasok oleh pihak pemasok harus yang memenuhi standar grad A dan tidak memiliki kandungan yang berbahan aktif dophos.

(20)

 Harga yang disepakati, yang harus dibayar oleh pihak perusahaan disesuaikan dengan harga pasar.

 Pihak perusahaan berkewajiban melakukan pembayaran paling lambat 2-4 minggu setelah barang dikirim oleh pihak pemasok untuk kelompok tani. Berbeda dengan Pak Haji Said, pembayaran dilakukan langsung setelah barang dikirim.

Perjanjian-perjanjian di atas bersifat fleksibel, tidak ada kewajiban yang terlalu mengikat dalam kerjasama tersebut. Petani juga biasanya tidak mau adanya keterikatan dengan perusahaan karena produksi pertanian tidak menentu. Keterikatan kerjasama dengan kontrak tertulis membuat petani merasa terbebani karena biasanya pada kontrak tertulis mematok volume pengiriman dan harga tetap. Produk pertanian sangat tergantung pada cuaca, apabila cuaca buruk, produksi menurun, sehingga petani tidak dapat memenuhi kuota sesuai kontrak. Selain itu, harga komoditas pertanian sangat fluktuatif sehingga petani lebih memilih tidak ingin terikat kontrak untuk kemitraan pola dagang umum.

Berdasarkan beberapa perjanjian di atas, realisasi kemitraan yang terjadi saat ini masih kurang sesuai dengan perjanjian di awal. Ketidaksesuaian tersebut antara lain:

 Kuantitas paprika yang dipenuhi oleh pemasok kurang sesuai dari target permintaan perusahaan. Misalnya, perusahaan membutuhkan paprika 5 kw tetapi pemasok hanya bisa menyanggupi 3 kw. Menurut Pak Nendi, ketua dari kelompok tani Sampurna Jaya, hal tersebut terjadi karena persediaan paprika kurang dikarenakan produksi paprika menurun akibat cuaca dan hama

(21)

penyakit, sehingga pasokan ke perusahaan kurang dan tidak bisa memenuhi kuantitas yang diharapkan. Menurunnya produksi pun berakibat pada ketidakrutinan distribusi ke perusahaan.

Spesifikasi kualitas paprika yang diminta di awal haruslah grade A dan tidak mengandung bahan aktif dophos. Namun, dalam pelaksanaannya petani juga tidak bisa seratus persen memenuhi perjanjian tersebut. Menurut Pak Deden, ketua poktan Dewa Family, hal tersebut terjadi akibat anomali cuaca dan hama penyakit, sehingga kualitas paprika menurun. Penggunaan pestisida jenis methamidophos pun ternyata juga ditemukan pada beberapa anggota kelompok tani Dewa Family dan Sampurna Jaya. Menurut Pak Nendi, hal tersebut terjadi karena hama yang menyerang sudah sangat banyak, dan tidak mempan dibasmi dengan pestisida biasa, sehingga akhirnya menggunakan methamidophos, agar petani tetap bisa panen dan tidak mengalami kerugian. Kurangnya produksi dan kualitas yang sangat baik pun membuat perusahaan juga menurunkan standar kualitasnya dengan menerima paprika grade B.  Bentuk perjanjian yang tidak sesuai lainnya adalah perjanjian pembayaran

oleh pihak perusahaan dengan tepat waktu. Menurut Pak Nendi, pembayaran yang dilakukan perusahaan sangat lama bahkan bisa lebih dari satu bulan setelah barang diterima. Hal tersebut diklarifikasi oleh Pak Eri selaku manajer sourcing perusahaan, biasanya keterlambatan pembayaran terjadi untuk permintaan dalam jumlah yang besar, karena pembayaran dari supermarket/ pihak eksportir lama, sehingga mengakibatkan pembayaran ke pemasok pun

(22)

lama. Namun, untuk permintaan dan pembayaran dalam jumlah kecil perusahaan selalu berusaha memenuhi pembayaran dengan tepat waktu.

Ketidaksesuaian realisasi kemitraan tersebut membuat loyalitas pemasok dan perusahaan berkurang. Misalnya, seperti ketika harga suatu komoditas tinggi pihak petani tidak menjual kepada perusahaan, melainkan menjual kepada pihak lain yang dianggap lebih menguntungkan. Begitu juga perusahaan akan mengurangi jumlah PO kepada pemasok yang dianggap kurang konsisten.

Menghadapi situasi tersebut, maka dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan loyalitas petani terhadap perusahaan sehingga konsistensi pasokan paprika dapat terjaga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu perusahaan sebaiknya menjaga loyalitas petani dengan memperhatikan proses pembayaran agar tepat waktu. Perusahaan juga sebaiknya melakukan kontrol budidaya secara kontinyu serta mengupayakan bimbingan teknis terhadap petani agar menghasilkan output yang sesuai dengan spesifikasi perusahaan.

Kerjasama antara pemasok dan perusahaan tidak terlepas dari manfaat-manfaat yang diperoleh. Bagi perusahaan manfaat-manfaat yang diperoleh adalah bisa dengan cepat dan mudah mendapatkan produk daripada harus melakukan budidaya sendiri. Bagi para pemasok manfaat yang diperoleh dengan adanya kemitraan dengan perusahaan adalah sebagai berikut:

 Petani pemasok mendapat jaminan pasar, sehingga petani tidak sulit mencari pasar saat panen sedang berlimpah.

 Bermitra dengan perusaan pemasok bisa cepat memperoleh keuntungan. Jika petani pemasok memasarkan langsung ke ritel modern proses pembayarannya

(23)

sangat lama daripada perusahaan pemasok, sehingga petani sulit memutar aliran kas. Sementara pembayaran dari perusahaan pemasok bisa lebih cepat, tergantung dari kesepakatan di awal.

 Bermitra dengan perusahaan pemasok bisa menambah pengetahuan dalam proses budidaya yang baik, pemilihan benih yang baik, dan informasi pasar.

Berdasarkan bentuk kemitraan antara PT Momenta Agrikultura dan pemasoknya secara lebih sederhana dapat dilihat pada Tabel 14 berikut (Maret - April 2012).

Tabel 14. Komponen Kemitraan antara PT Momenta Agrikultura dengan Pemasok Paprika

No Komponen Kemitraan

Mitra

Dewa Family Sampurna Jaya Pak Haji Said 1 Volume 2-3 kw/minggu 1kw-1ton/

minggu 1 ton/minggu 2 Persentase pengiriman  Lokal = 100%  Ekspor = -  Lokal = 90%  Ekspor = 10%  Lokal = 10%  Ekspor = 90% 3 Kualitas Grade A, tetapi

beberapa ditemukan mengandung pestisida methamidophos Grade A, tetapi beberapa ditemukan mengandung pestisida methamidophos Grade A-B 4 Harga jual Rp 15.000,00 – Rp 28.000,00 Rp 14.000,00 – Rp 25.000,00 Rp 15.000,00 – Rp 30.000,00 5 Pembayaran Tempo 2-4 minggu Tempo 2-4 minggu Tunai langsung 6 Bentuk Kemitraan Pola Dagang Umum dengan Perjanjian lisan Pola Dagang Umum dengan Perjanjian lisan Pola Dagang Umum dengan Perjanjian lisan 7 Lamanya kemitraan

10 tahun 6 tahun 8 tahun

Berdasarkan tabel di atas, volume pengiriman yang paling besar adalah pemasok Pak Haji Said, karena Pak Haji Said merupakan pemasok binaan PT Momenta Agrikultura, sehingga sebagian besar produknya di pasok ke perusahaan. Pak Haji Said juga dibina untuk pasar ekspor sehingga kualitas

(24)

produknya paling baik diantara pemasok lainnya. Kualitas B pun dapat diterima perusahaan untuk menambah kuantitas pasar lokal. Harga jual yang diberlakukan pemasok hampir sama, tetapi saat ini harga yang berlaku untuk paprika sangat fluktuatif sehingga sulit menentukan harga jual yang stabil. Namun, pada tabel di atas Pak Haji Said memiliki harga jual yang paling tinggi diantara yang lain karena proses penanganan budidayanya lebih sulit karena tidak menggunakan pestisida yang berbahan aktif dophos.

Sistem pembayaran oleh perusahaan terhadap Dewa Family dan Sampurna Jaya berbeda dengan Pak Haji Said. Hal tersebut karena Dewa Family dan Sampurna Jaya adalah kelompok tani, sehingga pengaturan aliran kas dan pengadaan saprotan dapat diurus oleh kepengurusan kelompok tani tersebut dan merupakan kesepakatan bersama di awal perjanjian. Sementara Pak Haji Said adalah petani perorangan dan merupakan pemasok binaan perusahaan sehingga pembayaran yang dilakukan adalah langsung setelah barang dikirimkan. Bentuk kemitraan perusahaan dengan ketiga pemasok tersebut adalah pola dagang umum dengan perjanjian secara lisan. Lamanya umur kemitraan mencerminkan tingkat keloyalitasan pemasok terhadap perusahaan. Dewa Family memiliki umur kemitraan terlama diantara yang lain sehingga dapat terlihat dari kontinuitas pengirimannya yang konsisten, meskipun produk sedikit Dewa Family tetap berusaha mengirim paprika dengan jumlah seadanya.

4.4 Merancang Hubungan Dengan Pemasok

Hubungan dengan pemasok bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek. Manajemen hubungan pemasok

(25)

merupakan proses yang menentukan bagaimana suatu perusahaan berinteraksi dengan para pemasoknya. Salah satu yang menjadi tugas penting bagian pengadaan adalah menciptakan hubungan yang proporsional dengan pemasok. Hubungan yang proporsional adalah hubungan yang secara tepat mencerminkan kepentingan strategis tiap-tiap pemasok.

Menurut Pujawan (2010), ada dua faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan dengan pemasok. Pertama adalah tingkat kepentingan strategis item yang dibeli bagi perusahaaan. Faktor kedua adalah tingkat kesulitan mengelola pembelian item tersebut. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, semakin banyak diperlukan intervensi dari manajemen. Terdapat empat klasifikasi pemasok, yaitu bottleneck suppliers, critical strategic suppliers, non-critical strategic suppliers, dan leverage suppliers.

Paprika merupakan salah satu komoditas yang diklasifikasikan sebagai critical strategic suppliers bagi PT Momenta Agrikultura. Paprika adalah komoditas yang strategis karena pemenuhannya sangat penting atau strategis bagi perusahaan. Subtitusi komoditas tersebut sulit atau tidak bisa digantikan karena produk pertanian tersebut sudah memiliki pasar tersendiri baik ekspor maupun lokal. Jika pemasok tidak bisa memenuhi permintaan sesuai target, maka perusahaan akan menerima berapa saja kuantitas yang dimiliki pemasok dan didistribusikan ke supermarket-supermarket secara rata. Klasifikasi paprika tersebut didasarkan pada faktor-faktor dalam merancang hubungan dengan pemasok paprika pada PT Momenta Agrikultura yang dapat dilihat pada Tabel 15. Penilaian tersebut didapatkan dengan melakukan wawancara terhadap manajer sourcing dan staf packing house mengenai faktor-faktor tingkat kepentingan

(26)

strategis paprika di PT Momenta Agrikultura dan tingkat kesulitan pembelian paprika.

Tabel 15. Faktor-faktor dalam Merancang Hubungan Dengan Pemasok Paprika Pada PT Momenta Agrikultura

No. Faktor-Faktor Tingkat Kepentingan Strategis Dan Tingkat Kesulitan Pembelian Item

Besar Kecil 1 Kontribusi item tersebut terhadap kegiatan perusahaaan √

2 Nilai pembelian dalam setahun √

3 Image / brand name dari pemasok

4 Resiko ketidaktersediaan item yang bersangkutan √

5 Kompleksitas dan keunikan item √

6 Kemampuan pemasok dalam memenuhi permintaan √

7 Ketidakpastian (ketersediaan, kualitas, harga, waktu pengiriman).

Paprika merupakan produk dengan nilai transaksi yang cukup besar di PT Momenta Agrikultura, kebutuhan paprika per minggunya bisa mencapai 2,5 ton untuk ekspor dan 0,5-1 ton untuk kebutuhan pasar lokal. Sebenarnya permintaan paprika bisa mencapai 5 ton, namun karena ketersediaan barangnya memang kurang dan sangat tergantung oleh cuaca dan banyaknya hama penyakit maka produksinya pun fluktuatif. Walaupun petani di Indonesia sudah banyak yang mengusahakan paprika, namun petani yang benar-benar memperhatikan keamanan produksinya masih sedikit, sehingga tidak masuk kualifikasi untuk ekspor.

Ketidaktersediaan pasokan paprika bisa mengakibatkan masalah serius bagi kelangsungan perusahaan. Jika pasokan paprika tidak lancar maka stok di perusahaan juga kurang sehingga tidak bisa mengirim ke supermarket dengan kontinyu dan jika hal tersebut sering berlangsung maka biasanya perusahaan tidak akan dianggap lagi oleh eksportir atau ritel modern, dari mulai menurunkan jumlah PO sampai memutuskan kerjasama. Sebaliknya apabila perusahaan selalu

(27)

kontinyu dalam memasok paprika kepada buyer maka perusahaan bisa menjadi perusahaan pemasok andalan bagi buyer.

Ketidaktersediaan paprika akan membuat perusahaan mengalami kerugian, karena komoditas tersebut sudah memiliki pasar tersendiri. Menurut Bapak Erijanto selaku Manajer Sourcing PT Momenta Agrikultura, perusahaan yang sudah tidak dipercaya lagi oleh pembeli akan kesulitan untuk memulai pasokan dengan kapasitas yang optimal, karena untuk memasok dengan jumlah yang optimal memerlukan waktu yang lama dan prosesnya berlangsung sedikit demi sedikit. Jika keadaannya seperti tersebut, maka perusahaan akan kalah saing dengan perusahaan lain yang sejenis karena perusahaan pembeli tidak hanya memiliki satu pemasok saja.

Tingkat kesulitan mengelola pembelian paprika juga dinilai cukup sulit, karena produksinya yang fluktuatif dan tergantung pada cuaca dan hama penyakit. Paprika merupakan sayuran yang hanya tumbuh baik di dataran tinggi, karena sayuran tersebut adalah sayuran eksklusif maka proses produksinya memerlukan biaya yang cukup tinggi karena harus menggunakan green house dan penanganan yang baik.

Kemampuan pemasok dalam memenuhi permintaan juga cukup sulit, karena standar paprika yang dminta oleh PT Momenta Agrikultura cukup tinggi yaitu paprika dengan grade A baik untuk ekspor maupun lokal. Tidak banyak petani paprika yang sanggup untuk memenuhi permintaan tersebut karena untuk mencapai produksi yang optimal dan terhindar dari serangan hama penyakit banyak petani yang menggunakan pestisida yang dilarang, yaitu yang berbahan aktif dophos bahkan ada yang menggunakan melebihi batas ambang yang tidak

(28)

dianjurkan dan tentu saja tidak masuk untuk kualifikasi ekspor. Begitu juga untuk pasar lokal berdasarkan visi PT Momenta Agrikultura untuk mengahasilkan sayuran dan buah yang berkualitas maka perusahaan tersebut sangat menjaga kualitas produknya.

Berdasarkan klasifikasi paprika yang diperoleh yaitu sebagai critical strategic suppliers, maka seharusnya dibutuhkan hubungan jangka panjang yang membutuhkan investasi bersama dari pihak perusahaan maupun pemasok. Investasi dilakukan agar pemasok bisa memasok barang dengan kualitas yang lebih baik dengan pengiriman yang lebih tepat waktu. Pemasok dalam kelompok klasifikasi tersebut, kriteria pemilihan dan penilaiannya lebih ditekankan pada potensi kerjasama dan perbaikan jangka panjang.

4.5 Pembelian

Proses pembelian merupakan salah satu tugas dari manajemen pengadaan dan pekerjaan yang paling rutin dilakukan oleh bagian pengadaan. Proses pembelian paprika di PT Momenta Agrikultura dilakukan secara rutin yaitu seminggu tiga kali pada hari senin, rabu, dan jumat. Proses pembelian rutin biasanya berlaku untuk item-item yang pemasoknya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara pemasok dengan perusahaan dan kebutuhannya berulang (Pujawan, 2010). Langkah-langkah pembelian paprika yang dilakukan PT Momenta Agrikultura dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

(29)

Pemasok Bagian Pengadaan Gudang Marketing Keuangan Mengirim konfirmasi bisa tidaknya pesanan dipenuhi. Jika bisa, dikirim sesuai persetujuan Membuat PO dan mengirim ke pemasok. Mengirim copy ke gudang,

user, dan keuangan

Merima barang dan melakukan pengecekan bersama bagian kualitas dan packing house Membuat permintaan pembelian berdasarkan PO dan

observasi pasar dan mengirim ke bagian

pengadaan

Melakukan pembayaran

Gambar 11. Langkah - Langkah Pembelian Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura

Peramalan pemesanan paprika berdasarkan permintaan PO dari konsumen dan observasi pasar yang dilakukan oleh bagian marketing. Setiap hari senin semua bagian di PT Momenta Agrikultura melakukan rapat untuk membahas mengenai prediksi berapa banyak keperluan barang yang diminta pasar dan berapa banyak barang yang dimiliki bagian pengadaan. Bagian pengadaan khusunya untuk barang trading memprediksi banyaknya barang berdasarkan dari potensi barang yang ada di sekitar daerah Lembang, Bandung.

Terdapat tiga aliran yang harus dikelola pada proses pengadaan dalam rantai pasokan komoditas paprika, yaitu:

1. Aliran Informasi

Aliran informasi yang dilakukan adalah komunikasi dua arah yang dapat terjadi dari hulu ke hilir maupun dari hilir ke hulu dalam rantai komoditas paprika.

(30)

Informasi didapat dari permintaan PO toko dan observasi pasar mengenai jumlah permintaan dan harga oleh bagian marketing. Jika permintaan paprika diprediksi akan meningkat dan harganya tinggi, maka bagian pengadaan berusaha mencari persediaan barang dari pemasok-pemasok yang ada di sekitar daerah Lembang dan observasi potensi barang yang ada di Lembang. Sementara jika potensi paprika yang ada di Lembang banyak dan banyak tawaran dari pemasok maka bagian marketing yang berusaha mencari pasar untuk paprika tersebut. Informasi yang didapat dari bagian pengadaan juga tidak terlepas dari informasi yang diberikan pemasok.

Informasi harga juga sangat penting dan menentukan jumlah permintaan dan ketersediaan barang itu sendiri. Jika harga suatu produk mahal maka ketersediaan produk tersebut jumlahnya sedikit, sebaliknya apabila harga suatu produk turun maka jumlah ketersediannya sangat banyak. Tekonologi yang digunakan PT Momenta Agrikultura untuk bekerjasama dengan para mitranya hanya dengan menggunakan pesawat telepon. Jika manajer pengadaan ingin melakukan proses pembelian, beliau hanya tinggal menelpon mitra dan melakukan order sesuai target, setelah mitra menyetujui kesanggupan permintaan maka barang akan dikirim secepatnya. Aliran informasi yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Aliran Informasi Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura

Observasi pasar dan permintaan PO dari

supermarket

Bagian marketing Bagian pengadaan Pemasok

Observasi potensi barang di sekitar

Lembang PO dari toko

(31)

Bagian marketing melakukan peramalan permintaan berdasarkan dari PO toko dan observasi pasar kemudian disampaikan kepada bagian pengadaan dan disampaikan ke pemasok. Sementara bagian pengadaan melakukan peramalan prediksi ketersediaan barang berdasarkan dari informasi pemasok dan observasi potensi barang yang ada di Lembang, kemudian disampaikan pada bagian marketing dan selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan.

Aliran informasi tersebut sudah cukup efektif dan efisien karena terjadi secara dua arah, yaitu dari hulu ke hilir dan sebaliknya. Keefektifan aliran informasi tersebut diperkuat dengan observasi pasar oleh bagian marketing dan observasi potensi barang oleh bagian pengadaan sehingga efisiensi aliran informasi pada rantai pasok paprika tersebut sudah baik.

2. Aliran Barang

Aliran barang yang terjadi adalah dari mitra pemasok masuk ke gudang pengepakan perusahaan untuk dilakukan sortasi, grading, dan pengemasan lalu dikirimkan ke toko sesuai dengan jumlah masing-masing pemesanan dari toko. Aliran barang tersebut terjadi dari hulu ke hilir.

Pengadaan paprika di PT Momenta Agrikultura bekerjasama dengan dua kelompok tani, dan seorang petani mitra. Pengadaan paprika perlu diperhatikan dalam pemilihan benih dan proses budidayanya. Pemilihan benih harus berorientasi pada permintaan pasar agar produk yang dihasilkan disukai konsumen. Proses budidayanya juga harus diawasi mulai sejak tanam, karena terkadang banyak petani yang curang dengan menggunakan pestisida yang dilarang.

(32)

Pemanenan paprika oleh pemasok dilakukan pada pagi hari, kemudian diantarkan ke gudang untuk di sortasi dan grading, kemudian di pack dalam kontainer atau dengan menggunakan plastik. Setelah paprika dikemas oleh pemasok paprika didistribusikan ke gudang milik PT Momenta Agrikultura yang berada di Kayuambon pada pukul empat atau lima sore, jika ada reject, paprika yang di reject akan dikembalikan hari itu juga sekaligus dengan pemberian BTB (Bukti Terima Barang) yang dititipkan kepada supir. Kemudian paprika dikirim ke gudang PT Momenta Agrikultura yang berada di BSD pada malam harinya untuk proses packing. Setelah melalui proses packing yaitu di wrapping atau curah, paprika siap diantarkan ke supermarket, hotel, dan restoran serta ekspor. Skema aliran barang yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13. Aliran Barang Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura Aliran barang pada rantai pasok paprika tersebut sudah efektif dan efisien dilihat dari aliran yang terjadi yaitu dari produsen ke konsumen. Waktu pengiriman barang dari ketiga pemasok yaitu pengiriman barang oleh pemasok ke perusahaan dilakukan pada sore hari dan pengiriman dari perusahaan di Lembang ke BSD dilakukan pada malam hari, sehingga kesegeran produk tetap terjaga sampai ke tangan konsumen. Aliran produk tersebut harus dipantau melalui penggunaan teknologi informasi untuk memberikan kepastian dalam kelancaran aliran paprika. Hotel & Restau rant Super market, ekspor PT Momenta Agrikultura BSD Pemasok

Pemasok PT Momenta Agrikultura Kayuambon Pemasok

(33)

3. Aliran Uang

Aliran uang yang terjadi adalah dari hilir ke hulu, yaitu dari pasar ritel modern kepada perusahaan kemudian kepada mitra pemasok. Aliran uang terjadi dari pembayaran toko masuk ke perusahaan dan dari perusahaan mengalir kepada para mitra pemasok paprika yang bekerjasama dengan perusahaan.

Sistem pembayaran dari pemasok ke perusahaan dan dari perusahaan ke toko adalah pembayaran dengan tempo yaitu setelah terjadi transaksi pembelian dibutuhkan waktu untuk melakukan pembayaran. Pembayaran dari perusahaan kepada pemasok dilakukan paling cepat dua minggu dan paling lama satu bulan untuk mitra kelompok tani, dan pembayaran langsung untuk petani perorangan. Apabila jumlah paprika yang diminta banyak maka biasanya pembayarannya pun sedikit lama, tetapi jika jumlah paprika yang diminta sedikit maka pembayarannya pun bisa lebih cepat. Sementara pembayaran yang dilakukan dari toko ke perusahaan dilakukan satu bulan setelah pengiriman barang dan dengan pembelian sistem “putus”, yaitu sayuran dan paprika yang tidak dibeli konsumen menjadi tanggungan pihak toko.

Penetapan harga paprika yang dibeli perusahaan tergantung pada harga kesepakatan di awal. Kesepakatan antara perusahaan dengan kelompok tani Dewa Family, Sampurna Jaya, dan Pak Haji Said adalah harga mengikuti harga pasaran. Apabila harga paprika sedang naik maka harga untuk perusahaan juga ikut naik, dan sebaliknya apabila harga paprika sedang turun maka harga untuk perusahaan pun turun. Skema aliran uang yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 14.

(34)

Gambar 14. Aliran Uang Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura Pada aliran uang dalam rantai pasok paprika tersebut sudah efektif karena terjadi dari hilir ke hulu, namun efisiensinya kurang baik, karena dilihat dari jangka jangka waktu pembayaran dari ritel modern terhadap perusahaan pemasok adalah satu bulan. Sementara jangka waktu pembayaran dari perusahaan pemasok ke petani pemasok adalah 2-4 minggu. Hal tersebut berarti perusahaan pemasok harus mengeluarkan biaya investasi terlebih dahulu untuk membayar petani pemasok, karena petani membutuhkan dana yang cepat untuk proses produksi agar keberlangsungan pasokan kepada mitra dapat terjadi secara kontinyu.

4.6 Mengevaluasi Kinerja Pemasok dengan metode ANP

Evaluasi pemasok dilakukan dengan mengumpulkan persepsi dari bagian pengadaan dan bagian pengepakan yang mengetahui mengenai kualitas, kuantitas, dan kontinuitas paprika yang dikirimkan mitra, serta lolyalitas mitra terhadap perusahaan. Evaluasi kinerja pemasok akan memudahkan perusahaan untuk menentukan strategi mengahadapi persaingan dalam meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan loyalitas berdasarkan dari pemilihan pemasok yang dapat dijadikan pemasok utama untuk jangka panjang.

Pemasok PT Momenta

Agrikultura

Supermarket, Ekspor, Hotel &

Restaurant

Tempo 2-4 minggu

Tempo 1 bulan

(35)

Sampai saat ini tidak pernah dilakukan evaluasi kinerja pemasok dalam pemilihan pemasok utama oleh PT Momenta Agrikultura. Evaluasi yang dilakukan hanya bersifat seleksi alam, yaitu hanya pemasok-pemasok yang cukup konsisten dan bertanggung jawab yang dijadikan pemasok-pemasok utama.

Penetapan struktur model diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer pengadaan PT Momenta Agrikultura yang bertujuan untuk mengevaluasi pemasok dan memilih pemasok yang berpotensi besar terhadap perusahaan. Kriteria yang ditetapkan diambil berdasarkan wawancara, literature, dan observasi di lapangan, yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan loyalitas.

4.6.1 Konstruksi Model Jaringan

Model pemilihan pemasok pada perusahaan PT Momenta Agrikultura yang optimal dapat dievaluasi dengan kriteria kualitas produk, kuantitas pengiriman produk, kontinuitas pengiriman produk, dan loyalitas pemasok terhadap perusahaan yang akan menentukan alternatif pemasok mana yang akan dijadikan pemasok utama. Adanya hubungan ketergantungan antar sesama kriteria dalam level yang sama menunjukkan adanya saling pengaruh antar kriteria-kriteria tersebut.

Kriteria kualitas penting karena kinerja dari pemasok akan sangat mempengaruhi kualitas dari produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan dan menjadikan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan. Kriteria kuantitas dipilih untuk menilai kinerja pemasok dalam memenuhi jumlah kebutuhan yang diminta perusahaan. Kriteria kontinuitas dipilih karena adanya ketidakpastian dari permintaan toko sehingga dibutuhkan pasokan yang kontinyu. Kriteria loyalitas

(36)

dipilih untuk menilai loyalitas atau kesetiaan pemasok terhadap perusahaan ketika harga paprika sedang tinggi maupun rendah.

Terdapat tiga level yang membangun struktur jaringan, yaitu : Level 1: Fokus / tujuan

Memilih pemasok yang dapat dijadikan sebagai pemasok utama. Level 2: Kriteria / faktor penentu strategi pemilihan pemasok

a. Kemampuan pemasok dalam menyediakan paprika yang bermutu baik dan penggunaan pestisida yang aman (kualitas paprika).

b. Kemampuan pemasok dalam pemenuhan jumlah kebutuhan perusahaan (kuantitas paprika).

c. Kemampuan pemasok dalam menyediakan paprika dengan kontinyu (kontinuitas pengiriman paprika).

d. Loyalitas pemasok dalam mengirimkan paprika ke perusahaan (loyalitas pemasok).

Level 3: Alternatif pemilihan pemasok adalah pemasok yang masih menjalin kemitraan dan rutin melakukan pengiriman sampai pada bulan April 2012 menurut perusahaan, yaitu Kelompok Tani Dewa Family sebagai pemasok 1, Kelompok Tani Sampurna Jaya sebagai pemasok 2, Pak Haji Said sebagai pemasok 3. Penggunaan simbol tersebut dipakai untuk memudahkan penamaan. Konstruksi model dalam permasalahan ini dapat dilihat pada Gambar 15.

(37)

Gambar 15. Model ANP Pemilihan Pemasok Paprika di PT Momenta Agrikultura

Pemodelan struktur jaringan dapat juga dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Super Decisions, konstruksi model dapat dilihat pada Gambar 16. Perangkat lunak Super Decisions digunakan untuk pengambilan keputusan dengan ketergantungan dan umpan balik yang merupakan implementasi dari ANP.

Gambar 16. Konstruksi Model ANP Pemilihan Pemasok Paprika di PT Momenta Agrikultura dengan Super Decisions

Strategi Pemilihan Pemasok

Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas

Pemasok 1 Pemasok 1 Pemasok 1

Tujuan: Pemilihan Pemasok Kriteria:  Kualitas  Kuantitas  Kontinuitas  Loyalitas Alternatif:  Pemasok 1  Pemasok 2  Pemasok 3

(38)

4.6.2 Matriks Perbandingan Berpasangan

Rangakaian perbandingan berpasangan dibutuhkan untuk mendapatkan preferensi dari berbagai komponen yang diambil oleh pengambil keputusan dalam membandingkan dua komponen pada suatu waktu dengan mengacu pada kriteria pada level yang lebih tinggi. Pengambil keputusan pada penelitian ini terdiri dari tiga orang responden, yaitu manajer resourced, supervisor lapangan, dan staf packing house. Matriks perbandingan berpasangan pada kasus ini dibagi menjadi empat kelompok matriks berdasar kriteria kontrolnya, yaitu:

 Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria dengan kontrol tujuan.  Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria dengan kontrol salah satu

kriteria mencakup empat matriks.

 Matriks perbandingan berpasangan antar kriteria dengan kontrol salah satu alternatif, mencakup tiga matriks.

 Matriks perbandingan berpasangan antar alternatif dengan kontrol salah satu kriteria, mencakup empat matriks.

Terdapat 12 matriks perbandingan berpasangan untuk masing-masing responden. Salah satu contoh matriks perbandingan berpasangan untuk perbandingan antar kriteria dengan kontrol tujuan dari salah satu responden dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria dengan Kontrol Tujuan

Pemilihan pemasok Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas

Kualitas 1 3* 3 7

Kuantitas 1/3 1 2 5

Kontinuitas 1/3 ½ 1 4

(39)

Perbandingan di diagonal diberi angka satu seluruhnya, hal tersebut dikarenakan membandingkan untuk hal yang sama. Bagian atas atau kanan dari diagonal tersebut merupakan hasil berpasangan atau pemberian bobot dengan membandingkan antar kriteria sedangkan untuk bagian kiri atau bawah dari diagonal tersebut merupakan nilai kebalikan dari nilai bagian atas atau kanan tersebut. Tanda * mempunyai arti bahwa antara kualitas (3) dan kuantitas (1), yang sedikit lebih penting adalah kualitas. Tanda ** mempunyai arti bahwa antara loyalitas (1) dan kontinuitas (4), yang lebih penting adalah kontinuitas.

Pengambilan keputusan pada penelitian ini diberikan kepada tiga orang pengambil keputusan. Rata-rata dari pertimbangan ketiganya diperoleh dengan menggunakan rata-rata geometrik. Matriks-matriks perbandingan berpasangan yang sejenis dari semua responden dirata-rata sehingga diperoleh 12 jenis matriks rata-rata. Salah satu contoh matriks rata-rata dari matriks perbandingan berpasangan antar kriteria terhadap kontrol tujuan dapat dilihat pada Tabel 17. Matriks perbandingan berpasangan masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 3 dan matriks hasil rata-ratanya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 17. Matriks Rata-rata Antar Kriteria dengan Kontrol Tujuan

Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas

Kualitas 1 1,8171 3,5569 7,0000

Kuantitas 0,5503 1 2,6207 5,0000

Kontinuitas 0,2811 0,3816 1 4,3088

Loyalitas 0,1428 0,2000 0,2321 1

Matriks hasil rata-rata yang telah diperoleh, kemudian digunakan untuk menghitung vektor eigen (eigenvector) atau vektor prioritas sebagai bobot prioritas matriks dan nilai eigen (eigenvalue) maksimum untuk menghitung rasio

(40)

konsistensi (Consistency Ratio). Contoh vektor prioritas untuk matriks rata-rata antar kriteria dengan kontrol tujuan, dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Vektor Prioritas Matriks Antar Kriteria dengan Kontrol Tujuan

Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas Vektor Prioritas

Kualitas 1 1,8171 3,5569 7,0000 0.486740

Kuantitas 0,5503 1 2,6207 5,0000 0.307909

Kontinuitas 0,2811 0,3816 1 4,3088 0.155857

Loyalitas 0,1428 0,2000 0,2321 1 0.049495

Matriks perbandingan berpasangan dan vektor prioritas rata-rata untuk pertimbangan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Perhitungan konsistensi rasio untuk matriks rata-rata antar kriteria dengan kontrol tujuan tersebut memberikan hasil sebesar 0,0339, yang lebih kecil dari nilai yang ditentukan yaitu sebesar 0,1, sehingga dapat dikatakan matriks tersebut mempunyai rasio konsistensi yang layak. Salah satu contoh perhitungan rasio konsistensi untuk matriks perbandingan kriteria dengan kontrol tujuan dari rata-rata responden adalah sebagai berikut.

λmax = 4,09153

CI = dengan RI = 0,90 CR = 0,0339

Perhitungan rasio konsistensi dari matriks perbandingan rata-rata dilakukan untuk menguji apakah pertimbangan yang diberikan oleh pengambil keputusan konsisten atau tidak. Hasil perhitungan rasio konsistensi untuk matriks rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 4. Semua rasio konsistensi yang diperoleh layak karena mempunyai nilai di bawah 0,1.

(41)

4.6.3 Pembentukan Supermatriks

Perhitungan vektor prioritas yang telah dilakukan kemudian digunakan untuk menyusun supermatriks. Nilai-nilai yang terdapat dalam supermatriks merupakan bobot kepentingan relatif dari perbandingan berpasangan yang terkait. Menurut Meade, L, dan Sarkis, J (2002) dalam Darmi Setyaningsih (2005), nilai nol dalam supermatriks menunjukkan tidak adanya hubungan, yang juga ditunjukkan dengan tidak adanya hubungan garis dalam model. Supermatriks awal rata-rata dapat dilihat pada Tabel 19.

Tahap selanjutnya dalam evaluasi supermatriks adalah menentukan bobot kepentingan relatif akhir dari tiap alternatif atau disebut supermatriks terbobot. Supermatriks awal yang telah dibuat kemudian dinormalisasikan dengan matriks cluster agar menjadi stokastik sehingga diperoleh supermatriks terbobot. Jumlah tiap kolom dalam supermatriks terbobot adalah 1. Hasil perhitungan normalisasi supermatriks awal menjadi supermatriks terbobot dapat dilihat pada Tabel 20. Langkah selanjutnya adalah menentukan supermatriks limit dengan memangkatkan supermatriks ke suatu angka yang besar sampai stabilitas bobot terjadi, yaitu nilai-nilai dalam supermatriks tidak berubah ketika dikalikan dengan dirinya sendiri. Hasil supermatriks limit dapat dilihat pada Tabel 21.

(42)

Tabel 19. Perhitungan Supermatriks Awal (Unweighted Super Matrix) dengan Perangkat Lunak Super Decisions Cluster

Node Labels

Alternatif Kriteria Tujuan

Dewa Family Sampurna Jaya Pak Haji Said

Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas Pemilihan Pemasok Alternatif Dewa Family 0.000000 0.000000 0.000000 0.099120 0.083912 0.752958 0.542470 0.000000

Sampurna Jaya 0.000000 0.000000 0.000000 0.160288 0.209056 0.104534 0.062389 0.000000 Pak Haji Said 0.000000 0.000000 0.000000 0.740529 0.707032 0.142508 0.395141 0.000000 Kriteria Kualitas 0.051534 0.296166 0.566392 0.000000 0.238152 0.095723 0.090640 0.486740 Kuantitas 0.134545 0.537005 0.203841 0.665274 0.000000 0.286377 0.241801 0.307909 Kontinuitas 0.441272 0.106880 0.078906 0.248534 0.109660 0.000000 0.667559 0.155857 Loyalitas 0.372649 0.059949 0.150861 0.086191 0.652189 0.617900 0.000000 0.049495 Tujuan Pemilihan Pemasok 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

Tabel 20. Supermatriks Terbobot (Weighted Super Matrix) dengan Perangkat Lunak Super Decisions

Cluster Node Labels

Alternatif Kriteria Tujuan

Dewa Family Sampurna Jaya Pak Haji Said

Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas Pemilihan Pemasok Alternatif Dewa Family 0.000000 0.000000 0.000000 0.049560 0.041956 0.376479 0.271235 0.000000

Sampurna Jaya 0.000000 0.000000 0.000000 0.080144 0.104528 0.052267 0.031195 0.000000 Pak Haji Said 0.000000 0.000000 0.000000 0.370296 0.353516 0.071254 0.197571 0.000000 Kriteria Kualitas 0.051534 0.296166 0.566392 0.000000 0.119076 0.047862 0.045320 0.486740 Kuantitas 0.134545 0.537005 0.203841 0.332637 0.000000 0.143188 0.120900 0.307909 Kontinuitas 0.441272 0.106880 0.078906 0.124267 0.054830 0.000000 0.333770 0.155857 Loyalitas 0.372649 0.059949 0.150861 0.043096 0.326094 0.308950 0.000000 0.049495 Tujuan Pemilihan Pemasok 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

(43)

Tabel 21. Supermatriks Akhir (Limit Super Matrix) dengan Perangkat Lunak Super Decisions Cluster

Node Labels

Alternatif Kriteria Tujuan

Dewa Family Sampurna Jaya Pak Haji Said

Kualitas Kuantitas Kontinuitas Loyalitas Pemilihan Pemasok Alternatif Dewa Family 0.126387 0.126387 0.126387 0.126387 0.126387 0.126387 0.126387 0.126387

Sampurna Jaya 0.043885 0.043885 0.043885 0.043885 0.043885 0.043885 0.043885 0.043885 Pak Haji Said 0.163062 0.163062 0.163062 0.163062 0.163062 0.163062 0.163062 0.163062 Kriteria Kualitas 0.148242 0.148242 0.148242 0.148242 0.148242 0.148242 0.148242 0.148242 Kuantitas 0.169003 0.169003 0.169003 0.169003 0.169003 0.169003 0.169003 0.169003 Kontinuitas 0.163180 0.163180 0.163180 0.163180 0.163180 0.163180 0.163180 0.163180 Loyalitas 0.186242 0.186242 0.186242 0.186242 0.186242 0.186242 0.186242 0.186242 Tujuan Pemilihan Pemasok 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

(44)

4.6.4 Pemilihan Alternatif

Hasil akhir dari supermatriks limit, diperoleh nilai untuk semua elemen pada network. Alternatif pemilihan pemasok pada PT Momenta Agrikultura yang optimal dapat dilihat pada kolom pemilihan pemasok baris alternatif pemasok 1, pemasok 2, dan pemasok 3 dalam supermatriks limit.

Tabel 22. Bobot Nilai Limit Alternatif

Alternatif Nilai Limit Nilai Bobot (%)

Pemasok 1 0,126387 37,92%

Pemasok 2 0,043885 13,16%

Pemasok 3 0,163062 48,92%

Jumlah 0,333334 100,00%

Hasil keputusan pada Tabel 22 diatas diperoleh dengan memberi bobot nilai limit elemen-elemen pada cluster alternatif. Perhitungan nilai bobot diperoleh dengan cara membagi nilai limit dengan jumlah nilai limit alternatif dan mengalikannya dengan 100%. Jadi diperoleh urutan prioritas pemasok paprika yang optimal sesuai dengan faktor kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan loyalitas terhadap perusahaan PT Momenta Agrikultura, sebagai berikut:

1. Pemasok 1 sebesar 37,92% 2. Pemasok 2 sebesar 13,16% 3. Pemasok 3 sebesar 48,92%

Hasil yang sama juga diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Super Decisions, hasil akhir dari alternatif dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Sintesis Keseluruhan Prioritas untuk Alternatif

Name Ideals normals Raw

Pemasok 1 0.775085 0.379160 0.126387

Pemasok 2 0.269131 0.131655 0.043885

(45)

Alternatif strategi pemilihan pemasok yang dipilih adalah alternatif strategi yang mempunyai nilai akhir paling besar. Hasil dari rata-rata responden, pemasok 1 atau Dewa Family 37,92%, pemasok 2 atau Sampurna Jaya 13,16%, dan pemasok 3 atau Pak Haji Said memberikan nilai akhir sebesar 48,92%. Hasil dari sintesis keseluruhan prioritas pada alternatif yang diperoleh tersebut, dapat diketahui bahwa alternatif strategi pemilihan pemasok yang dipilih untuk

dijadikan pemasok utama komoditas paprika adalah pemasok 3 atau Pak Haji Said.

4.7 Strategi Peningkatan Konsistensi Pasokan Paprika

Berdasarkan hasil pemilihan pemasok dengan menggunakan metode ANP, strategi pemilihan pemasok yang diprioritaskan adalah Pak Haji Said sebagai pemasok utama paprika, yang memiliki bobot yang lebih besar dibanding dengan alternatif Dewa Family, dan Sampurna Jaya. Kriteria loyalitas mempunyai bobot yang paling besar dibanding kriteria-kriteria lain, yaitu sebesar 27,94%, yang dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Persentasi Keseluruhan Model Pemilihan Pemasok

Nama Normalized by cluster Limiting

Dewa Family 0.37916 0.126387

Sampurna Jaya 0.13165 0.043885

Pak Haji Said 0.48919 0.163062

Kualitas 0.22236 0.148242

Kuantitas 0.25350 0.169003

Kontinuitas 0.24477 0.163180

Loyalitas 0.27939 0.186242

Pemilihan Pemasok 0.00000 0.000000

Berdasarkan hasil normalisasi cluster pada tabel di atas, dapat terlihat nilai untuk masing-masing kriteria hasil perbandingan berpasangan. Bobot kriteria yang dipilih hampir sama pentingnya bagi perusahaan, namun kriteria loyalitas

Gambar

Gambar 7. Struktur Organisasi PT Momenta Agrikultura
Tabel 12. Pemasok Paprika PT Momenta Agrikultura sampai April 2012
Gambar 8. Skema Proses Pasca Panen Sampai Pengiriman Paprika ke                  PT Momenta Agrikultura
Tabel 13. Kriteria Paprika Kualitas A yang Dipasok ke PT Momenta Agrikultura  Karakteristik Paprika  Penjelasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah utama yang perlu diperhatikan perusahaan didalam menggunakan metode EOQ adalah apakah pemasok bahan baku kotoran sapi dan ayam secara konsisten karena

Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria konsumsi RAM diatas menunjukkan bahwa UC Browser merupakan alternatif yang paling penting dalam pemilihan web browser pada

Alasan pengguna Inez karena kualitas produk yang baik sesuai dengan hasil survey untuk prioritas utama responden dalam memilih produk kosmetik.. Tabel Demografi Responden

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa secara parsial kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap produk “The

Koefisien Regresi Variabel Kualitas Produk (X 2 ) sebesar 0,438; artinya jika variabel kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen, artinya bila

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara harga

Manajemen kualitas dalam Islam tidak berarti hanya memproduksi produk berkualitas agar konsumen merasa puas, tapi lebih dari itu mencakup keseluruhan aspek kualitas

Dari penjelasan Bapak Agoes Boedjono selaku Manager Corporate Brand PT Pertamina, mengenai langkah yang dijalankan PT Pertamina dalam mempertahankan citra