• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Nugroho, Yogyakarta)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHA

i

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PENGGAJIAN

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Nugroho, Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

oleh:

Revidona Mutiara Pamungkas NIM: 11 1334 023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Nugroho, Yogyakarta)

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PENGGAJIAN

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Nugroho, Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

oleh:

Revidona Mutiara Pamungkas NIM: 11 1334 023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

 Tuhan Yesus yang selalu menyertai setiap langkahku,

memberikan kesabaran dan kekuatan untuk tidak menyerah.

 Bapak, Mama, Kakek, dan Nenek yang selalu mendukung,

membantu, dan mendoakan yang terbaik bagiku.

 Kakakku Mella yang selalu memberikan masukan, dan

membimbingku.

 Diriku sendiri, terimakasih atas segala usaha yang telah

dikerahkan dalam pembuatan skripsi ini.

 Kesayanganku BUHS yang selalu sabar dan menjadi pendengar

yang baik ketika aku berkeluh kesah.

 Sahabat dan teman-temanku yang selalu meluangkan waktu

untuk refreshing bersama.

(6)

v

MOTO

“1 Petrus 3:10”

Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari

baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan

bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 September 2015 Penulis

(8)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Revidona Mutiara Pamungkas

Nomor Mahasiswa : 11 1334 023

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penggajian studi kasus pada Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 September 2015 Yang menyatakan

(9)

viii

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN

Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta

Revidona Mutiara Pamungkas Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal penggajian di Rumah Sakit Panti Nugroho. Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui efektivitas pengendalian internal penggajian. Jenis penelitian ini berupa studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner.

Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan antara teori dengan hasil temuan di lapangan (2) uji kepatuhan dengan menggunakan model stop-or-go sampling. Attribute yang digunakan dalam pengujian kepatuhan adalah (1) kelengkapan dokumen, (2) bernomor urut, (3) otorisasi, (4) kesesuaian dokumen.

Hasil penelitian ini adalah (1) sistem pengendalian internal penggajian, telah sesuai dengan teori dan disesuaikan dengan kondisi rumah sakit (2) hasil pengujian menunjukkan tingkat kesalahan pada number of occurance sama dengan 0 adalah 3 dari 60 sampel yang diuji, sehingga AUPL=DUPL yaitu sebesar 5%. Sistem pengendalian internal penggajian sudah efektif.

Kata kunci: sistem, sistem akuntansi, penggajian, sistem akuntansi penggajian, pemeriksaan, sistem pengendalian internal, attribute.

(10)

ix

AN EVALUATION ON INTERNAL CONTROL SYSTEM OF PAYROLL SYSTEM

A Case Study at Panti Nugroho Hospital Yogyakarta

Revidona Mutiara Pamungkas Sanata Dharma University

2015

This research aims to evaluate the internal control system of payroll system at Panti Nugroho Hospital. Based on the result of evaluation, the effectivity of internal control of payroll system can be perceived. The type of this research is a case study. The techniques of collecting the data were interview, observation, documentation, and questionnaire.

The data analysis techniques were: (1) analysis of descriptive-comparative by comparing the theory with the findings from the field (2) compliance test by applying stop-or-go sampling model. The attributes which were applied in compliance test were: (1) completeness of the documents (2) ordinal numbers (3) authorization (4) comformity documents.

The results of this research are: (1) the internal control system of payroll system has conformed with the theory and the condition of the hospital (2) the result of compliance test indicate at the level “number of occurance” is the same with 0 that is 3 out of 60 from the samples tested, so AUPL=DUPL that is 5%. The internal control system of payroll system has been effective.

Key words: system, accounting system, payroll system, accounting payroll system, auditing, internal control system, attribute.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penggajian” yang berstudi kasus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa selalu mendampingi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen pembimbing yang

(12)

xi

S.Pd., M.Pd., dan Bapak Drs. A. Joko Wicoyo, S.Pd., M.S. selaku dosen yang telah memberi masukan dalam penulisan skripsi.

5. Bapak dr. Tandean Arif Wibowo, MPH. selaku Direktur RS Panti Nugroho.

6. Bapak Tatang, Ibu Indah, Ibu Nani, Ibu Prima, dan Ibu Paulin selaku karyawan RS Panti Nugroho yang telah memberikan penjelasan dan data yang dibutuhkan penulis.

7. Bapak, Mama, Kakak, Nenek dan Kakek yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa.

8. Sahabat dan teman–temanku terima kasih atas dukungan dan waktu yang telah dihabiskan bersama.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 11 Agustus 2015 Penulis

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

HALAMAN KATA PENGANTAR... x

HALAMAN DAFTAR ISI ... xii

HALAMAN DAFTAR TABEL... xvii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xviii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

(14)

xiii A. Sistem ... 7 1. Definisi Sistem ... 7 2. Karakteristik Sistem ... 7 3. Klasifikasi Sistem... 9 B. Sistem Akuntansi ... 10

1. Definisi Sistem Akuntansi ... 10

2. Unsur Sistem Akuntansi ... 11

3. Elemen-elemen Sistem Akuntansi... 12

C. Penggajian... 13

D. Sistem Akuntansi Penggajian ... 14

1. Deskripsi Kegiatan ... 14

2. Fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penggajian... 14

3. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penggajian... 16

4. Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penggajian ... 21

5. Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penggajian... 23

E. Pemeriksaan/auditing ... 25

1. Definisi auditing... 25

2. Jenis-jenis auditing... 26

F. Sistem Pengendalian Internal... 26

(15)

xiv

3. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal Akuntansi

Penggajian... 28

G. Bagan Alir... 31

H. Pengujian Kepatuhan... 36

1. Pengujian Adanya Kepatuhan Terhadap Sistem Pengendalian Internal... 36

2. Pengujian Tingkat Kepatuhan Terhadap Sistem Pengendalian Internal... 37

I. Kerangka Berpikir... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Jenis Penelitian... 46

B. Objek Penelitian... 46

C. Data yang Dicari ... 46

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 47

1. Penentuan Jumlah Sampel ... 47

2. Teknik Pengambilan Sampel ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Wawancara... 49

2. Observasi ... 49

3. Dokumentasi ... 50

4. Kuesioner ... 50

(16)

xv

A. Sejarah ... 55

B. Falsafah, Visi dan Misi... 56

C. Lokasi ... 57

D. Struktur Organisasi... 59

E. Personalia... 69

F. Usaha dan Kegiatan Pelayanan... 72

G. Sistem Penggajian ... 73

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 75

A. Sistem Pengendalian Internal Penggajian di Rumah Sakit... 75

1. Deskripsi Kegiatan ... 75

2. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho ... 76

3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho ... 89

4. Catatan Akuntansi yag Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho ... 82

5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho ... 84

6. Bagan Alir Dokumen Sistem Akuntansi Penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho ... 86

7. Unsur Pengendalian Internal dalam Sistem Akuntansi Penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho ... 96

(17)

xvi

1. Menentukan attribute yang akan diperiksa... 106

2. Menentukan Populasi yang akan Diambil Sampelnya ... 107

3. Menentukan Besarnya Sampel... 107

4. Memilih Anggota Sampel... 112

5. Pemeriksaan attribute yang menunjukan efektivitas struktur pengendalian intern ... 112

6. Mengevaluasi pemeriksaan terhadap sampel... 117

BAB VI PENUTUP ... 119 A. Kesimpulan ... 119 B. Keterbatasan Penelitian ... 121 C. Saran... 121 DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN ... 124

(18)

xvii

Tabel 1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian ... 39 Tabel 2 Tabel stop-or-Go Decision... 40 Tabel 3 Attribute Sampling Table for Determining Stop-Or-Go Sample

size and Upper Precision Limit Population Accurance Rate

Based on Sample Results ... 41 Tabel 4 Tabel Ketenagakerjaan ... 69 Tabel 5 Tabel Pembagian Jam Kerja Karyawan... 71 Tabel 6 Perbandingan teori dan praktek mengenai fungsi-fungsi yang

terkait dalam sistem akuntansi penggajian yang telah

diterapkan ... 79 Tabel 7 Perbandingan teori dan praktek mengenai dokumen-dokumen

yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian RSPN ... 81 Tabel 8 Perbandingan teori dan praktek mengenai catatan akuntansi

yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian RSPN ... 83 Tabel 9 Perbandingan teori dan praktek mengenai jaringan prosedur

yang membentuk sistem akuntansi penggajian RSPN ... 85 Tabel 10 Hasil Kuesioner mengenai struktur organisasI RSPN... 97 Tabel 11 Hasil Kuesioner mengenai sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan... 99 Tabel 12 Hasil Kuesioner mengenai praktek yang sehat yang diterapkan

pada sistem akuntansi penggajian ... 102 Tabel 13 Hasil wawancara mengenai karyawan yang mutunya sesuai

dengan tanggung jawabnya... 104 Tabel 14 Hasil pemeriksaaan attribute atas 50 sampel pendahuluan ... 108 Tabel 15 Hasil pemeriksaan atribut dari dokumen pendukungnya... 113

(19)

xviii

Gambar 1 Daftar Hadir Karyawan... 17

Gambar 2 Kartu Jam Hadir Karyawan... 18

Gambar 3 Daftar Gaji... 18

Gambar 4 Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah ... 19

Gambar 5 Surat Pernyataan Gaji ... 20

Gambar 6 Bukti Kas Keluar ... 21

Gambar 7 Jurnal Umum... 21

Gambar 8 Kartu Biaya ... 22

Gambar 9 Kartu Penghasilan Karyawan... 23

Gambar 10 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penggajian... 32

Gambar 11 Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Nugroho... 59

(20)

xix

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan ... 125

Lampiran 2 Kuesioner ... 127

Lampiran 3 Surat Keputusan... 129

Lampiran 4 Daftar Hadir... 130

Lampiran 5 Daftar Lembur Karyawan ... 131

Lampiran 6 Daftar Gaji... 132

Lampiran 7 Surat Perintah Pengeluaran Kas ... 133

Lampiran 8 Kuitansi Intern... 134

Lampiran 9 Bukti Bank Keluar ... 135

Lampiran 10 Jurnal Umum ... 136

Lampiran 11 Buku Besar ... 137

Lampiran 12 Slip Gaji ... 138

Lampiran 13 Kuesioner yang telah diisi... 139

Lampiran 14`Pernyataan Telah Penelitian... 141

(21)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut dunia bisnis untuk lebih maju. Organisasi bisnis termasuk salah satu pihak yang merasakan kencangnya arus globalisasi dengan dampak positif dan negatif yang menyertainya. Pimpinan organisasi bisnis mempunyai kepentingan untuk mengetahui kinerja dan keadaan dalam organisasi bisnis yang dipimpinnya. Keadaan keuangan dan hasil yang telah dicapai merupakan salah satu informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Informasi yang menyajikan keadaan tersebut disebut akuntansi. Transaksi pada perusahaan yang terjadi setiap harinya sangat banyak dan beragam, sehingga dalam mengelola keuangannya harus menggunakan sistem yang sebaik mungkin. Jika sistem akuntansi tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi kelancaran dalam menjalankan, memajukan dan mengembangkan potensi organisasi bisnis yang sedang dijalankan. “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu” (Mulyadi, 2001:2).

“Sistem pengendalian internal terdiri dari berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan dibuat untuk mencapai tujuan yaitu, menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan,

(22)

dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pihak manajemen” (AICPA, 1987) dalam (Kampo, 2/21/2014: 1). Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh orang untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap orang dalam organisasi menjadi bagian dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengendalian internal.

Pengendalian internal yang digunakan suatu organisasi bisnis merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi bisnis tersebut. Keandalan, kepatuhan, serta efektivitas dan efisiensi operasi merupakan tujuan yang diharapkan tercapai agar laporan keuangan yang dihasilkan mampu memberikan keyakinan yang memadai bagi pihak manajemen. Adapun keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal yaitu kesalahan dalam pertimbangan, gangguan, kolusi, pengabaian oleh manajemen, dan biaya lawan manfaat. Menurut Munawir (1995:229), “Struktur pengendalian internal suatu perusahaan atau organisasi terdiri dari tiga unsur elemen yaitu: lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian”. Jika organisasi menerapkan semua aspek tersebut, maka besar kemungkinan pengendalian internal dapat dikatakan baik.

Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi bisnis dalam bidang jasa. Kegiatan utamanya didasarkan pada pelayanan terhadap seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan pengobatan, sehingga untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan sistem yang baik. Program pemerintah berupa BPJS yang diperuntukan bagi pasien kurang mampu, membuat Rumah Sakit mengalami hambatan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal tersebut membuat perlu

(23)

diadakannya suatu pengendalian terutama dalam sistem akuntansi untuk mengatur kinerja dan keuangan terkait dengan penggajian. “Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan” (Mulyadi, 2001:373). Dalam melakukan pengendalian internal penggajian dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan rancangan berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam sistem penggajian untuk membuktikan kebijakan dan prosedur tersebut sudah benar-benar dilaksanakan.

Suatu sistem pengendalian internal penggajian dikatakan efektif jika Desired Upper Precision Limit (DUPL) sama dengan atau lebih besar dibandingkan dengan Acceptable Upper Precision Limit (AUPL), sehingga harus terlebih dahulu melalui proses pengujian. Cara pengujian untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal dalam mencapai tujuan adalah dengan pengujian kepatuhan dan pengujian pengendalian. Untuk dapat membandingkan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima/Desired Upper Precision Limit (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai Acceptable Upper Precision Limit (AUPL), perlu diadakan evaluasi terhadap sistem pengedalian penggajian yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk membantu evaluasi pengendalian internal

(24)

penggajian di Rumah Sakit Panti Nugroho demi menunjang kelancaran kegiatan yang sedang dijalankan.

B. Batasan Masalah

Elemen pokok sistem pengendalian internal perusahaan meliputi struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, karyawan yang kompeten dan jujur, dan praktik yang sehat yang bertujuan untuk menjaga kekayaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian internal penggajian dimaksudkan untuk melaksanakan pengawasan atas kelengkapan, kesesuaian, dan pelaksanaan kegiatan penggajian untuk semua karyawan yang dibayar tetap bulanan. Dalam hal ini, penelitian dibatasi hanya pada sistem pengendalian internal penggajian dalam upaya menjaga kelancaran dalam menjalankan kegiatan usaha. Attribute yang digunakan adalah:

1) Kelengkapan dokumen

2) Penggunaan nomor urut tercetak

3) Adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang pada setiap dokumen 4) Kesesuaian informasi antara dokumen satu dengan yang lainnya

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah sistem pengendalian internal penggajian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Nugroho?

2. Apakah sistem pengendalian internal penggajian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Nugroho sudah efektif?

(25)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yang dilakukan oleh penulis yaitu:

1. Untuk mengetahui sistem pengendalian internal penggajian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Nugroho.

2. Untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian internal penggajian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Nugroho.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman penulis mengenai sistem pengendalian internal penggajian Rumah Sakit.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal penggajian. 3. Bagi Rumah Sakit Panti Nugroho

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan terkait dengan sistem pengendalian internal penggajian di Rumah Sakit Panti Nugroho.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

(26)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan dasar-dasar teoritis mengenai sistem, sistem akuntansi, penggajian, sistem akuntansi penggajian, pemeriksaan/auditing, dan sistem pengendalian internal yang berasal dari beberapa sumber yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta.

BAB V : PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan mengenai perbandingan antara teori dengan praktek dan unsur pengendalian internal sistem akuntansi penggajian yang dijalankan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil evaluasi dari penelitian mengenai sistem pengendalian internal penggajian.

(27)

7

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Definisi Sistem

“Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi” (Mulyadi, 2001:31).

Menurut Widjajanto (2001:2), ”Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, sistem adalah sekelompok unsur yang saling berhubungan, saling mempengaruhi dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem terdiri dari jaringan prosedur. Prosedur adalah urutan serangkaian kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang untuk menjamin transaksi perusahaan yang dilakukan secara seragam dan berulang-ulang. 2. Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (1999:3), ada delapan karakteristik sistem, yaitu sebagai berikut:

(28)

a. Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama untuk membentuk suatu kesatuan.

b. Batas sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan lainnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem itu sendiri.

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah segala sesuatu di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung sistem

Penghubung sistem adalah media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung dari satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan sistem (input)

Input adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan perawatan/maintenance input (energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi) dan masukan

(29)

sinyal/signal input (energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran).

f. Keluaran sistem (output)

Keluaran atau output merupakan sistem hasil dari energi yang diolah serta diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan keluaran yang tidak berguna.

g. Pengolah sistem

Setiap sistem memiliki suatu pengolah sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran sistem atau goal

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila sasaran atau tujuannya tercapai.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto (1999:6) terdapat empat pengklasifikasian sistem, yaitu sebagai berikut:

a. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang tampak secara fisik. b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi melalui proses alam, dan tidak dibuat manusia, sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang dirancang oleh manusia.

(30)

c. Sistem tertentu dan sistem tak tentu

Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan atau diprediksi. Sistem tak tentu adalah sistem yang mengandung unsur probabilitas, sehingga kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi.

d. Sistem tertutup dan sistem terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan serta tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya, bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar, sedangkan sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan serta terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem yang terbuka harus mempunyai pengendalian yang baik, sehingga sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa agar relatif tertutup, karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

B. Sistem Akuntansi

1. Definisi Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:3), “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

(31)

Pengertian lain dari sistem akuntansi, Munawir (1995:230) menyatakan sebagai berikut:

Sistem akuntansi adalah meliputi metode-metode dan catatan-catatan yang ditetapkan manajemen untuk mencatat dan melaporkan

transaksi dan kejadian dan untuk menyelenggarakan

pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi dan kejadian tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, sistem akuntansi adalah suatu kerangka kerja terpadu yang terdiri dari catatan-catatan dan prosedur untuk mengolah data yang berfungsi menyediakan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif bagi pengguna informasi tersebut.

2. Unsur Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001: 3), menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari beberapa unsur sistem akuntansi pokok, yaitu diantaranya:

a. Formulir

Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk merekam atau mencatat terjadinya transaksi. Formulir ini berupa secarik kertas yang merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam perusahaan, sehingga formulir merupakan alat untuk pengumpulan, pencatatan, dan pelaporan data transaksi.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, meringkas data keuangan, dan data lainnya. Setelah transaksi dicatat ke dalam jurnal kemudian

(32)

diklasifikasikan menurut sifat atau jenisnya. Proses selanjutnya, data transaksi diringkas dan diposting ke dalam buku besar.

c. Buku Besar

Buku besar adalah kumpulan dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

d. Buku Pembantu

Buku pembantu adalah suatu kelompok rekening yang merupakan rincian data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

e. Laporan

Hasil proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan keuangan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem informasi.

3. Elemen-elemen sistem akuntansi

Sistem akuntansi terdiri dari subsistem yang saling berkaitan atau terdiri dari prosedur-prosedur yang berhubungan. Sistem akuntansi terdiri dari (Baridwan, 1991:5):

(33)

a. Sistem akuntansi utama

Sistem akuntansi utama terdiri dari klasifikasi rekening riil dan nominal, buku besar, jurnal dan bukti transaksi.

b. Sistem penjualan dan penerimaan uang

Sistem ini terdiri dari order penjualan, perintah pengiriman, pembuatan faktur (penagihan), distribusi penjualan, piutang, penerimaan uang serta pengawasan kredit.

c. Sistem pembelian dan pengeluaran uang

Sistem ini terdiri dari order pembelian dan laporan penerimaan barang, distribusi pembelian dan biaya, utang, prosedur pengeluaran uang.

d. Sistem pencatatan waktu dan penggajian

Sistem ini terdiri dari personalia, pencatatan waktu, penggajian, distribusi gaji.

e. Sistem produksi dan biaya produksi

Sistem ini terdiri dari order produksi, pengawasan persediaan dan akuntansi biaya.

C. Penggajian

Menurut Mulyadi (2001:373), “Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya

(34)

gaji dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan.”

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggajian dimaksudkan untuk melaksanakan penghitungan, pembayaran, dan pencatatan gaji bagi karyawan yang dibayar tetap pada setiap bulananya.

D. Sistem Akuntansi Penggajian

1. Deskripsi Kegiatan

Sistem akuntansi penggajian melibatkan fungsi kepegawaian, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi. Fungsi kepegawaian bertanggung jawab dalam penggangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan tarif gaji, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan, penghentian karyawan dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta penghitungan gaji karyawan. Fungsi keuangan bertanggung jawab atas pelaksanaan pembayaran gaji serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan. Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan distribusi biaya tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja.

2. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penggajian a. Fungsi kepegawaian

Fungsi kepegawaian dalam sistem akuntansi penggajian bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memustuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan

(35)

tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.

b. Fungsi pencatat waktu

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian internal yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji.

c. Fungsi pembuat daftar gaji

Fungsi pembuat daftar gaji bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji kepada karyawan. d. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi mempunyai peran sebagai pencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya utang gaji karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian berada di tangan:

(36)

Bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang bertanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji seperti yang tercantum dalam biaya gaji. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayar gaji untuk membayarkan gaji kepada karyawan seperti yang tercantum dalam daftar gaji tersebut.

2) Bagian kartu biaya

Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang bertanggung jawab untuk mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan kartu jam kerja (untuk tenaga kerja langsung pabrik).

3) Bagian jurnal

Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya gaji dalam jurnal umum.

e. Fungsi keuangan

Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. 3. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian yaitu diantaranya sebagai berikut:

a. Dokumen pendukung perubahan gaji

Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, misalnya surat-surat

(37)

keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan, dan sebagainya. Tembusan dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji untuk kepentingan pembuatan daftar gaji.

b. Kartu jam hadir

Dokumen kartu jam hadir ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.

Gambar 1: Daftar Hadir Karyawan Sumber: Mulyadi (2001:375)

(38)

Gambar 2: Kartu Jam Hadir Karyawan Sumber: Mulyadi (2001:376) c. Daftar gaji

Dokumen daftar gaji ini berisi jumlah gaji bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dan sebagainya.

Gambar 3: Daftar Gaji Sumber: Mulyadi (2001:378)

(39)

d. Rekap daftar gaji

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji.

Gambar 4: Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah Sumber: Mulyadi (2001:380)

e. Surat pernyataan gaji

Dokumen surat pernyataan gaji ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan dengan pembuatan daftar gaji atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.

(40)

Gambar 5: Surat Pernyataan Gaji Sumber: Mulyadi (2001:381)

f. Amplop gaji

Uang gaji karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji. Halaman muka amplop gaji setiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor indentifikasi karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu. g. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji.

(41)

Gambar 6: Bukti Kas Keluar Sumber: Mulyadi (2001:309) 4. Catatan Akuntansi yang Digunakan

a. Jurnal umum

Jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam perusahaan atau organisasi bisnis.

Gambar 7: Jurnal Umum Sumber: Mulyadi (2001:102)

(42)

b. Kartu biaya

Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan atau organisasi. Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial.

Gambar 8: Kartu Biaya Sumber: Mulyadi (2001:123) c. Kartu penghasilan karyawan

Kartu penghasilan karyawan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongannya yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam kartu penghasilan karyawan ini dipakai sebagai dasar penghitungan PPh Pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan. Selain itu, tanda terima gaji karyawan dengan ditandatanganinya kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan dengan demikian setiap karyawan hanya mengetahui gajinya sendiri,

(43)

sehingga rahasia penghasilan karyawan tertentu tidak diketahui oleh karyawan lain.

Gambar 9: Kartu Penghasilan Karyawan Sumber: Mulyadi (2001:383)

5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penggajian a. Prosedur pencatatan waktu hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan gaji karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh, atau harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka. Selain itu, daftar hadir juga digunakan untuk menentukan apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam jam biasa atau jam lembur, sehingga

(44)

dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan menerima gaji saja atau menerima tunjangan lembur (biasanya bertarif di atas tarif gaji biasa).

b. Prosedur pembuatan daftar gaji

Prosedur ini, data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai pemotongan PPh pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuat daftar gaji atas dasar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan. Potongan PPh pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji.

c. Prosedur distribusi biaya gaji

Dalam prosedur distribusi biaya gaji ini, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja yang dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.

d. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Dalam prosedur ini, bagian utang yang menerbitkan bukti kas keluar. Setelah melakukan verifikasi terhadap informasi yang tercantum dalam daftar gaji. Bukti kas keluar harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.

(45)

e. Prosedur pembayaran gaji

Dalam pembayaran gaji ini melibatkan fungsi akuntansi dan keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak, pembagian amplop gaji biasanya dilakukan oleh juru bayar (pay master). Pembayaran gaji dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji kepada karyawan.

E. Pemeriksaan/auditing

1. Definisi auditing

Menurut Jusup (2001:11), “Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah kegiatan untuk mengevaluasi bukti-bukti mengenai kejadian dan tindakan ekonomi yang dilakukan perusahaan dan kemudian hasilnya diinformasikan kepada pihak yang berkepentingan.

(46)

2. Jenis-jenis auditing

Jusup (2001:15), mengemukakan bahwa ada tiga jenis audit yaitu: 1. Audit laporan keuangan

Audit ini dilakukan untuk menentukan laporan keuangan sebagai keseluruhan, yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa, dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria pada umumnya yang digunakan merupakan peraturan akuntansi berlaku umum.

2. Audit kesesuaian

Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

3. Audit operasional

Pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

F. Sistem Pengendalian Internal

1. Definisi Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2001:163), “Sistem pengendalian internal merupakan sistem yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran, yang dikoordinasikan untuk menjaga kelayakan organisasi,

(47)

mengecek dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Definisi pengendalian internal tersebut menekankan pada tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

“Sistem pegendalian internal bukan dimaksudkan untuk menghilangkan semua kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyelewengan, tetapi sistem pegendalian internal yang kuat dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan kemudian diatasi dengan cepat” (Nugroho, 2002:138).

2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Mulyadi (2001:163), mengemukakan bahwa ada empat tujuan sistem pengendalian internal, yaitu:

a. Menjaga kekayaan organisasi atau perusahaan

Apabila harta atau kekayaan perusahaan dilindungi dengan pengendalian internal yang baik dan memadai, maka kekayaan perusahaan akan aman dari penyelewengan atau pencurian.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Pengendalian internal itu dirancang untuk memberikan jaminan dalam proses pengolahan data akuntansi yang akan menghasilkan laporan keuangan yang teliti dan handal.

c. Mendorong efisiensi

Pengendalian internal itu bertujuan untuk mencegah duplikasi usaha yang seharusnya tidak perlu dilakukan atau pemborosan dalam

(48)

kegiatan bisnis perusahaan, serta untuk mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Pengendalian internal itu ditujukan untuk memberi jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.

3. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal Akuntansi Penggajian

Menurut Mulyadi (2001:386), menyatakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian internal akuntansi penggajian adalah sebagai berikut: a. Organisasi

Unsur pokok sistem pengendalian internal dari sistem akuntansi penggajian adalah fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi keuangan dan fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. Dalam merancang organisasi sistem akuntansi penggajian, pembagian tanggung jawab fungsional didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

1) Fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi pembayaran gaji. Fungsi personalia bertanggung jawab atas tersedianya berbagai informasi operasi, seperti nama karyawan, jumlah karyawan, pangkat, jumlah tanggungan keluarga, dan berbagai tarif kesejahteraan karyawan. Informasi operasi ini dipakai sebagai dasar untuk menghasilkan informasi akuntansi berupa gaji yang disajikan dalam daftar gaji, yang selanjutnya digunakan untuk dasar pembayaran gaji pada karyawan. Fungsi

(49)

akuntansi harus dipisah dari fungsi penyimpanan. Fungsi pembuat daftar gaji merupakan fungsi akuntansi, yang bertanggung jawab atas perhitungan penghasilan setiap karyawan. Hasil penghitungan penghasilan karyawan didasarkan pada berbagai surat keputusan yang diterbitkan oleh fungsi kepegawaian dan dituangkan dalam daftar gaji. Dengan dipisahkannya fungsi tersebut, hasil penghitungan gaji yang dilakukan oleh fungsi pembuat daftar gaji dicek ketelitiannya dan keandalannya oleh fungsi keuangan, sebelum gaji dibayarkan kepada karyawan yang berhak.

2) Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. Waktu hadir merupakan waktu yang dipakai sebagai salah satu dasar untuk penghitungan gaji karyawan. Ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat menentukan ketelitian dan keandalan data gaji setiap karyawan. Untuk menjamin keandalan data waktu hadir karyawan, pencatatan waktu hadir tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

Setiap kejadian pada karyawan, hanya akan terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang berwenang. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

(50)

1) Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama.

2) Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan.

3) Setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

4) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu. 5) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen

karyawan yang bersangkutan.

6) Daftar gaji harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

7) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

8) Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan.

c. Praktik yang sehat

Praktik yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan, melaksanakan tugas sesuai dengan wewenangnya serta prosedur yang telah ditetapkan serta karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Berikut ini adalah praktik sehat yang diterapkan dalam sistem akuntansi penggajian:

(51)

1) Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.

2) Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.

3) Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi keuangan sebelum dilakukan pembayaran.

4) Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.

5) Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji.

Menurut Mulyadi (2001: 171), untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, cara yang dapat ditempuh agar mendapat karyawan yang mutunya sesuai dengan tangung jawabnya adalah dengan menyeleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, dan pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.

G. Bagan Alir

Bagan alir (Flow Chart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) dalam program atau prosedur sistem. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi. Bagan ini merupakan suatu bagan yang menggambarkan aliran data dan proses pada suatu sistem dalam mengolah

(52)

data, serta merupakan model yang menunjukkan aliran data melalui sistem. Menurut Mulyadi (2001:60), “Bagan yang melukiskan aliran pengolahan data dalam suatu sistem informasi disebut dengan bagan alir data (data flow diagram), dan bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu sistem informasi disebut dengan bagan alir dokumen (document flowchart)”. Berikut adalah bagan alir dokumen (document flowchart) yang terkait dengan sistem akuntansi penggajian:

Gambar 10: Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: (Mulyadi, 1990:392)

(53)

1. Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, dicatat oleh bagian utang kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar.

Gambar 10 (Lanjutan): Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: (Mulyadi, 1990:393)

(54)

Gambar 10 (Lanjutan): Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: (Mulyadi, 1990:394)

2. Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusikan biaya gaji ke dalam jurnal umum.

(55)

Gambar 10 (Lanjutan): Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: (Mulyadi, 1990:395)

3. Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap ”lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek.

4. Tahap keempat. Berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekap daftar gaji, bagian kartu biaya mencatat biaya tenaga kerja ke dalam buku pembantu (kartu biaya). Kartu biaya ini berisi rekening pembantu yang merinci rekening-rekening kontrol: biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.

(56)

H. Pengujian Kepatuhan

Pengujian kepatuhan atau pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dalam mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi bisnis. Tujuan dari pengujian kepatuhan adalah untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa prosedur pengendalian telah diterapkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh setiap karyawan. Untuk menguji kepatuhan terhadap sistem pengendalian internal, dapat dilakukan dengan dua macam pengujian (Mulyadi 2002:198):

1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap sistem pengendalian internal. Pengujian ada tidaknya kepatuhan terhadap pelaksanaan pengendalian internal, dapat dilakukan dengan dua macam pengujian:

a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu. Dalam pengujian ini, pemeriksa melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian internal dalam pelaksanaan suatu transaksi tertentu, sejak transaksi tersebut dimulai sampai selesai. b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah

dicatat. Pemeriksa melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pengendalian internal suatu transaksi sejak awal sampai dengan selesai, melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan akuntansi.

(57)

2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap sistem pengendalian internal.

Memeriksa keseluruhan atau sebagian bukti sebagai sampel atas terjadinya suatu transaksi merupakan cara yang dilakukan dalam pengujian tingkat kepatuhan. Pengujian efektivitas terhadap sistem pengendalian internal dapat dilakukan dengan menggunakan tiga model yaitu dengan menggunakan attribute sampling (Mulyadi 1990:125):

1. Fixed-Sample-Size Attribute Sampling

Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan dalam melakukan pengujian kepatuhan yang diperkirakan akan menjumpai beberapa kesalahan atau penyimpangan. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal.

b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. c. Menentukan besarnya sampel.

d. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi.

e. Memeriksa attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian internal.

(58)

2. Stop-Or-Go Sampling

Model Stop-Or-Go Sampling ini juga disebut sebagai decision attribute. Model ini digunakan jika mempunyai keyakinan bahwa tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Berikut ini adalah prosedur pengambilan sampel dalam menggunakan Stop-Or-Go Sampling:

a. Menentukan Desired Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat keandalan (R%).

Apabila kepercayaan terhadap pengendalian internal cukup besar, akuntan disarankan untuk tidak menggunakan keandalan (R%) kurang dari 95% dan Desired Upper Precision Limit (DUPL) lebih dari 5%. DUPL adalah tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima, sedangkan tingkat keandalan (R%) adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektifitas struktur pengendalian internal.

b. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk

pengujian kepatuhan untuk menentukan sampel pertama yang harus diambil.

(59)

Tabel 1. Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian

Acceptable Upper Precision Limit

Sample Size Based on Confidence levels 90% 95% 97,5% 10% 24 30 37 9% 27 34 42 8% 30 38 47 7% 35 43 53 6% 40 50 62 5% 48 60 74 4% 60 75 93 3% 80 100 124 2% 120 150 185 1% 240 300 370 Sumber: Mulyadi (2002:265)

c. Membuat Tabel Stop-or-go-decision.

Setelah ditentukan besarnya sampel minimum maka dibuat tabel stop-or-go decision. Dalam tabel stop-or-go decision tersebut pemeriksa akan mengambil sampel sampai 4 kali. Umumnya dalam merancang tabel stop-or-go decision pemeriksa jarang merencanakan pengambilan sampel lebih dari 3 kali.

(60)

Tabel 2. tabel stop-or-Go Decision Langkah ke-Besarnya sampel kumulatif yang digunakan Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan Lanjutkan ke langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan Lanjutkan ke langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar 1 60 0 1 4 2 96 1 2 4 3 126 2 3 4 4 156 3 4 4

5 Gunakan Fixed-Sample-Size Attribute Sampling Sumber: Mulyadi (2002:266)

(61)

Tabel 3. Attribute Sampling Table for Determining Stop-Or-Go Sample size and Upper Precision Limit Population Accurance Rate Based on Sample Results

Number of Occurance Confidence Levels 90% 95% 97,5% 0 2.4 3.0 3.7 1 3.9 4.8 5.6 2 5.4 6.3 7.3 3 6.7 7.8 8.8 4 8.0 9.2 10.3 - - - -- - - -51 61.5 64.5 67.0 Sumber: Mulyadi (2002:268)

Langkah 1. Tentukan besarnya sampel minimum dengan menggunakan tabel 1. Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan, maka pengambilan sampel dihentikan, dan mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal yang diperiksa adalah efektif dengan dasar DUPL = AUPL dengan rumus:

Confidence level factor at desire reability

AUPL = for ocurance observed

(62)

Menurut tabel 3 confidence level factor pada R% = 95% dan tingkat kesalahan sama dengan 0 adalah 3, oleh karena itu AUPL = 3/60 = 5%. Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, DUPL = AUPL, dapat disimpulkan jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel sama dengan kesalahan 0, maka sistem pengendalian internal adalah efektif, karena AUPL tidak melebihi DUPL.

Langkah 2. Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan pada anggota sampel sama dengan 1, maka confidence level factor pada R% = 95 adalah sebesar 4.8 (tabel 3) maka AUPL = 4.8/60 = 8%, melebihi DUPL yang ditetapkan. Oleh karena AUPL > DUPL, maka perlu mengambil sampel tambahan dengan rumus:

Confidence level factor at desired reability

Sample size = For occurance observed

Desired Upper Precision Limit (DUPL) Besarnya sampel dihitung sebagai berikut: 4,8/5% = 96. Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Jika AUPL = DUPL, pengambilan sampel dihentikan.

Langkah 3. Jika dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah ke-2 ditemukan 2 kesalahan atau penyimpangan, maka AUPL = 6,3/96 = 6,6%, maka mengambil

(63)

sampel tambahan yang besarnya = 6.3/5% = 126, sehingga pada langkah ke-3 jumlah sampel kumulatif menjadi 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan, maka AUPL = 6,3/126 = 5%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif dan pengambilan sampel dihentikan apabila AUPL = DUPL. Tetapi bila ditemukan 3 kesalahan, maka AUPL menjadi 6,19% (7,8/126). Dalam keadaan ini akuntan memerlukan tambahan sampel sebanyak 156 (7,8/5%) dan pindah ke langkah ke-4. Langkah 4. Jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya dijumpai 3 penyimpangan atau kesalahan, maka AUPL = 7,8/156 = 5%. Dengan demikian jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya terdapat 3 kesalahan, maka akan mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif dan pengambilan sampel dihentikan karena AUPL = DUPL. Tetapi jika dari 156 anggota sampel tersebut ditemukan 4 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 5,9% (9,2/156) dapat digunakan alternatif model lain, yaitu fixed sample-size attribute sampling.

d. Mengevaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.

Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara membandingkan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai

(64)

(AUPL). Jika AUPL ≤ DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif. Namun, jika AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah tidak efektif.

3. Discovery Sampling

Model Discovery Sampling digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan sangat rendah atau mendekati nol persen. Model ini dipakai untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari elemen pengendalian internal dan ketidakberesan yang lain. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. Menentukan attribute yang akan diperiksa

b. Menentukan populasi dan besarnya populasi yang akan diambil sampelnya.

c. Menentukan tingkat keandalan.

d. Menentukan desired upper precision limit (DUPL). e. Menentukan besarnya sampel.

f. Memeriksa attribute sample.

g. Mengevaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel.

I. Kerangka Berpikir

Efektivitas sistem pengendalian internal tidak akan tercapai jika para karyawan tidak melakukan semua prosedur dan sistem yang telah ditentukan perusahaan. “Sistem pengendalian internal terdiri dari berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan dibuat untuk mencapai

(65)

tujuan yaitu, menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur keseuaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pihak manajemen” (AICPA, 1987) dalam (Kampo, 2/21/2014: 1). Rumah Sakit adalah salah satu organisasi bisnis yang berfokus pada pelayanan. Banyak hal yang dapat membuat kegiatan utama Rumah Sakit terhambat, salah satunya akibat aktivitas penggajian yang tidak sesuai dengan keahliannya. “Penggajian digunakan untuk melaksanakan penghitungan, pembayaran, dan pencatatan gaji bagi karyawan yang dibayar tetap bulanan.” (Mulyadi, 2002:285). Dalam suatu pemeriksaan sebelumnya tentang “Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penggajian” (Sekartari, 2013), ditemukan bahwa sistem akuntansi penggajian yang dilaksanakan oleh Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang telah sesuai dengan landasan teori. Disamping itu, kekurangan yang masih dimiliki adalah arsip-arsip dokumen yang berkaitan dengan penggajian tidak disusun rapi dan urut, bagan alir perlu diperbaiki agar rapi dan mudah dipahami, daftar gaji diotorisasi oleh kepala seksi perbendaharaan agar lebih valid, dan pihak karyawan harus mengerti dan memahami struktur organisasi mengenai pergantian fungsi. Sedangkan, pengujian yang dilakukan mengenai pengendalian internal atas sistem penggajian telah efektif. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud melakukan pemeriksaan guna membantu dalam proses evaluasi sistem pengendalian internal penggajian di Rumah Sakit. Hasil yang diperoleh pemeriksa hanya akan ditujukan ke Rumah Sakit Panti Nugroho.

(66)

46

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. “Studi kasus adalah penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan” (Indriantoro, 2002:26). Hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh peneliti hanya ditujukan untuk Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Objek Penelitian

1. Obyek Penelitian : Sistem Pengendalian Internal Penggajian

2. Subjek penelitian : Sub seksi personalia, sub seksi akuntansi, sub seksi keuangan, dan kepala seksi administrasi umum dan keuangan.

3. Tempat Penelitian : Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta 4. Waktu Penelitian : 4 Mei – 8 Agustus 2015

C. Data yang dicari

1. Sejarah berdiri Rumah Sakit Panti Nugroho 2. Visi, Misi, Falsafah Rumah Sakit Panti Nugroho 3. Struktur Organisasi

4. Kepegawaian/Personalia

(67)

6. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho

7. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho

8. Dokumen pendukung yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho

9. Jaringan prosedur sistem akuntansi penggajian Rumah Sakit Panti Nugroho

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang diteliti berupa dokumen-dokumen yang digunakan sebagai tanda bukti dalam sistem pengendalian internal penggajian. Sampel yang diteliti adalah dokumen-dokumen pendukung yang digunakan dalam sistem pengendalian internal penggajian. Menentukan jumlah sampel dan pengambilannya adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Jumlah Sampel

Dalam hal ini peneliti tidak mempunyai pengalaman mengenai besarnya tingkat kesalahan dalam populasi, sehingga dapat mengambil 50 lembar dokumen pendukung sebagai penelitian pendahuluan. Selanjutnya, penentuan jumlah sampel dapat menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian dalam menentukan sampel pertama yang harus diambil.

(68)

Tabel 1. Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian Acceptable Upper

Precision Limit

Sample Size Based on Confidence levels

90% 95% 97,5% 10% 24 30 37 9% 27 34 42 8% 30 38 47 7% 35 43 53 6% 40 50 62 5% 48 60 74 4% 60 75 93 3% 80 100 124 2% 120 150 185 1% 240 300 370 Sumber: Mulyadi (2002:265) 2. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memilih terlebih dahulu, dengan demikian setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan atau diambil sebagai sampel. Metode pemilihan sampel yang akan digunakan adalah pemilihan sampel dengan program komputer, yaitu Microsoft Excel. Penentuan dilakukan secara acak atau random, menggunaan fungsi RAND() dalam Microsoft Excel. Untuk menghasilkan angka random, dilakukan dengan menuliskan fungsi =INT(RAND()*(a+1)) di salah satu sel. Jika banyak angka random yang dibuat banyak, maka disalinkan sebanyak sel yang

(69)

dikehendaki (Jogiyanto, 2004:77) dalam (Sari, 2012:61). Langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengambil anggota sampel dengan rumus =INT(RAND()*a+1) menggunakan Microsoft Excel, misalnya mengambil contoh a=1234 (jumlah populasi) kemudian diketik di salah satu sel.

b. Menarik ujung sel ke arah bawah sebanyak sampel yang akan diambil

c. Membuat blok di seluruh sel yang akan diambil sebagai sampel dan copy ke kolom yang lain, kemudian klik kanan pilih Paste Special, dan pilih Paste Special Values.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dan lisan mengenai hal yang berhubungan dengan sistem penggajian.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh subyek penelitian yang berhubungan dengan penggajian di Rumah Sakit Panti Nugroho.

=INT(RAND( )*(a+1)) =INT(RAND( )*(1234+1))

(70)

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat dokumen, catatan, dan formulir yang digunakan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan operasionalnya yang berkaitan langsung dengan akuntansi penggajian di Rumah Sakit Panti Nugroho.

4. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan secara tertulis, kemudian dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan tersebut, peneliti mengharapkan mendapat data mengenai sistem pengendalian internal dalam sistem akuntansi penggajian.

F. Teknik Analisis Data

1. ”Sistem Pengendalian Internal Penggajian yang Telah Dilaksanakan

di Rumah Sakit Panti Nugroho”.

Untuk menjawab bagaimana sistem pengendalian internal penggajian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Nugroho adalah dengan menggunakan langkah-langkah yaitu sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan sistem akuntansi penggajian yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Panti Nugroho dan membandingkan hasil temuan lapangan dengan teori sistem akuntansi penggajian. Komponen-komponen yang dibandingkan meliputi:

1) Deskripsi kegiatan pokok yang dilakukan dalam sistem akuntasi penggajian

Gambar

Gambar 2: Kartu Jam Hadir Karyawan Sumber: Mulyadi (2001:376) c. Daftar gaji
Gambar 4: Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah Sumber: Mulyadi (2001:380)
Gambar 6: Bukti Kas Keluar Sumber: Mulyadi (2001:309) 4. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Gambar 10: Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: (Mulyadi, 1990:392)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Denagan aneka makanan dan minuman yang enak dan segar dengan harga yang bias dicapai oleh semua golongan masyarakat sehingga hal tersebutlah yang menyebabkan ketertarikan saya

Fasilitas yang disediakan oleh penulis dalam perancangan ini adalah kapel sebagai tempat berdoa baik bagi komunitas maupun masyarakat sekitar, biara dengan desain interior

Kata hasud berasal dari berasal dari bahasa arab ‘’hasadun’’,yang berarti dengki,benci.dengki adalah suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan

[r]

“ STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SUBJECTIVE WELLBEING PADA LANSIA PENDERITA PENYAKIT KRONIS YANG MENGIKUTI PROLANIS DI PUSKESMAS ‘X’ KOTA BANDUNG “. Universitas Kristen

[r]

Konselor :”Sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita dapat Bapak simpulkan bahwa Anda mempunyai kesulitan untuk berkomunikasi dalam belajar oleh karena itu mulai besok anda

Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik