• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI BPS TUTIK PURWANI SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI BPS TUTIK PURWANI SLEMAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

DI BPS TUTIK PURWANI SLEMAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta

Disusun oleh : Ma’rifah Hapsari

NPM : 1307035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

YOGYAKARTA 2010

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

DI BPS TUTIK PURWANI SLEMAN

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh Ma’rifah Hapsari

NPM: 1307035

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta Tanggal:...

Manyetujui:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Penguji I Sri Subiyatun, S.SiT., M.Kes ___________ ___________ Penguji II Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT ___________ ___________ Penguji III Alfie Ardiana Sari, S.SiT ___________ ___________

Mengesahkan,

Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta

Tri Sunarsih, S. ST., M.Kes. NIDN. 05.2403.8401

(3)

iv

INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

DI BPS TUTIK PURWANI SLEMAN Ma’rifah Hapsari1

, Ika Fitria Ayuningtyas 2, Alfie Ardiana Sari 3

Latar Belakang : Hasil pengamatan terhadap 10 orang suami ibu hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani Sleman (Register, 8 Maret 2010) diperoleh bahwa 3 dari 10 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke BPS Tutik Purwani Sleman didampingi oleh suami sedangkan 7 orang lainnya tidak didampingi oleh suaminya. Hal ini menunjukkan kurangnya tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan.

Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman.

Metode penelitian : Menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan di BPS Tutik Purwani Sleman pada 16 Juni – 10 Juli 2010. Subyek penelitian adalah semua suami ibu hamil trimester I yang periksa di BPS Tutik Purwani. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Alat pengumpul data adalah kuisioner berbentuk pernyataan tertutup. Uji statistik menggunakan spearman rank. Hasil penelitian : Secara keseluruhan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani Sleman adalah baik sebanyak 28 responden (93,3%). Dalam penjabaran berdasarkan subvariabel tingkat pengetahuan suami pada ibu hamil trimester I adalah baik sebanyak 28 responden (93,3%). Sedangkan subvariabel partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu

hamil trimester I juga baik sebanyak 19 responden (63,3%). Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami

dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung : 0,431  0,364 dan signifikan  : 0,018 < 0,05. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan meningkatkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan melalui tenaga kesehatan dengan KIE tentang asuhan kehamilan pada pihak suami secara berkesinambungan.

Kata Kunci : Pengetahuan suami, Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I.

Keterangan

1.

Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta.

2.

Dosen Pembimbing I.

3.

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program Diploma III Kebidanan STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengambil judul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, penulis mendapat bimbingan asuhan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin banyak terima kasih atas bimbingan, saran, bantuan dan dukungan baik moral maupun spiritual kepada : 1. Sri Werdati, SKM., M.Kes., selaku Ketua STIKES Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Tri Sunarsih, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta.

3. Sri Subiatun, S.SiT., M.Kes, selaku dosen penguji I dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

4. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT, selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan dorongan semangat, bimbingan serta materi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

5. Alfie Ardiana Sari, S.SiT, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan dorongan semangat, bimbingan serta materi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Bidan Tutik Purwani sekeluarga yang telah memberikan peneliti kesempatan untuk mengambil data di BPSnya, serta selalu memberikan dorongan dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

7. Ayah, bunda, kakak dan adik tercinta atas doa dan dukungan selama penulis menempuh DIII Kebidanan.

8. Suami-suami ibu hamil trimester I yang telah berpartisipasi aktif dalam penelitian ini. 9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan baik ide, tenaga,

maupaun waktu serta motivasi dan dukungan sepenuhnya.

10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran ke arah perbaikan penelitian ini.

(5)

viii

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Agustus 2010

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN INTISARI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7 E. Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ... 10

B. Kerangka Teori ... 34

C. Kerangka Konsep... 35

D. Hipotesa ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Hubungan Antara Variabel ... 38

E. Definisi Operasional... 38

F. Populasi dan Sampel... 40

G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 41

H. Jalannya Penelitian ... 46

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data... 47

BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan... 61

C. Keterbatasan Penelitian ... 66

(7)

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 67 B.Saran... 67 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah kematian ibu maternal menurut kabupaten provinsi DIY tahun 2007 ... 3

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuisioner tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di BPS Tutik Purwani Sleman ... 42

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuisioner partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani Sleman ... 42

Tabel 3.6 Interpretasi koefisien korelasi ... 50 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik umur ... 54 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik pendidikan ... 54 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik pekerjaan ... 55 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik umur kehamilan dalam minggu ... 55 Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik paritas kehamilan ... 56 Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik jumlah anak hidup ... 57 Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan

karakteristik sumber informasi ... 57 Tabel 4.8 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di

BPS Tutik Purwani Sleman ... 58 Tabel 4.9 Distribusi frekuensi partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil

trimester I di BPS Tutik Purwani Sleman ... 59 Tabel 4.10 Tabel silang hubungan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami

dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani Sleman... 59

(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 34 Gambar 2.2 Kerangka Konsep... 35 Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel... .. 38

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Schedule Penyusunan KTI Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat keterangan balasan Izin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Permohonan Pengisian Kuesioner

Lampiran 5. Informed Consent

Lampiran 6. Surat Izin penelitian di Bappeda

Lampiran 7. Surat balasan Izin penelitian di Bappeda Lampiran 8. Surat Izin penelitian di BPS Tutik Purwani

Lampiran 9. Surat balasan Izin penelitian di BPS Tutik Purwani Lampiran 10. Kuisioner.

Lampiran 11. Kunci Jawaban Lampiran 12. Analisa data

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang teguh, mandiri dan berkualitas. Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dimulai sedini mungkin sejak mulai kehamilan (Dinkes, 2009).

Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan ibu akan melahirkan secara normal, dalam keadaan sehat baik ibu maupun bayinya. Namun apabila proses kehamilan tidak dijaga dan proses persalinan tidak dikelola dengan baik, maka ibu dapat mengalami berbagai komplikasi selama kehamilan, persalinan, masa nifas, bahkan dapat menyebabkan kematian. Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau penanganannya (Manuaba, 2002:54).

Menurut UNICEF (United Nation For Children Fundation) di negara berkembang 80 persen kematian ibu dan perinatal terjadi di Rumah Sakit Rujukan.

(12)

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) adalah akibat kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain maka AKI di Indonesia adalah 15 kali Angka Kematian Ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada Thailand, dan 5 kali lebih tinggi daripada Filipina (Saifudin, 2002:68).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang (Winkjosastro, 2005). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, angka kematian ibu di Indonesia berkisar 248 per 100 ribu kelahiran sedangkan pada tahun 2008 di DIY, angka kematian Ibu mencapai 104/100.000 kelahiran. Departemen kesehatan telah menargetkan pengurangan angka kematian bayi dari 26,9 persen menjadi 26 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu berkurang dari 248 menjadi 206 per 100 ribu kelahiran yang telah dicapai pada tahun 2009. Sementara angka harapan hidup berkisar rata-rata 70,6 tahun (Depkes RI, 2009).

Kabupaten Sleman memiliki angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup sebesar 5,81 dibawah angka provinsi sebesar 19,92 dan angka nasional sebesar 26. Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup sebesar 69,31 dibawah angka provinsi sebesar 105 dan angka nasional sebesar 226 (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2008). Hal ini menunjukkan angka kematian ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta jauh lebih rendah daripada angka nasional, tetapi perlu diupayakan agar nilai tersebut diturunkan setiap tahunnya (Dinkes Yogyakarta, 2009).

(13)

3

Tabel 1.1 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten Provinsi D.I. Yogyakarta

Tahun 2007

Sumber : Profil Kab/Kota Tahun 2008 Keterangan :

- Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas.

- Angka kematian ibu maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi.

Rumus yang digunakan:

AKI =

Banyaknya kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tahun tertentu

X 100 000 Jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama

Sumber data : BPS (SP, SDKI, Supas, Kor Susenas), dan Departemen Kesehatan

Faktor yang menyebabkan tingginya AKI adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan paska persalinan, infeksi dan eklamsi (Saifudin, 2002). Faktor penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 40-60 %, preeklamsi dan eklampsi 20-30 %, infeksi 20-30 %. Perdarahan merupakan faktor terbesar penyebab tingginya AKI. Sedangkan penyebab tidak langsung yang mendasar adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri. Salah satunya adalah 53% ibu hamil menderita anemia, hamil atau bersalin terlalu muda dan tua umurnya, No

. Kabupaten

Jumlah Lahir Hidup

Jumlah Kematian Ibu Maternal Kematian Ibu Hamil Kematian Ibu Bersalin Kematian

Ibu Nifas Jumlah 1 2 3 4 5 Kota Bantul Kulon Progo Gunung Kidul Sleman 4,872 12,729 5,446 9,113 12,043 - 2 1 - - 3 2 4 7 - 1 2 1 - 11 4 6 6 7 11 Jumlah (Kab/Kota)) 44.203 3 16 15 34

(14)

terlalu banyak anaknya dan terlalu dekat jarak kehamilan/persalinannya dan terlambat mengetahui tanda bahaya dan memutuskan rujukan, terlambat merujuk karena masalah transportasi dan geografi, terlambat ditangani di tempat pelayanan karena tidak efektifnya pelayanan di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. Selain itu, masalah ketersediaan sumber daya manusia di daerah yang sulit, terpencil, ataupun berbahaya merupakan masalah besar yang klasik terdapat di Indonesia. Daerah terpencil kekurangan tenaga kesehatan yang penting seperti bidan (Dinkes Yogyakarta, 2009).

Umumnya kematian maternal dapat dicegah apabila ibu mendapat pertolongan tenaga kesehatan, tetapi pada kenyataannya ibu terlambat mendapatkan pertolongan karena tidak mengenali tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa, lamban mengambil keputusan mencari pertolongan, sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut “3 terlambat”. Ketidaktahuan bahaya itu sampai sekarang masih dialami oleh sebagian besar para suami. Ranson dan Yinger (2002) dari Population Reference Bureau (Amerika) dalam bukunya ”Making Motherhood Safer” mengutip ungkapan lelaki Indonesia yang istrinya meninggal saat melahirkan, karena sang suami tidak mengetahui bahwa istrinya dapat meninggal karena melahirkan (BKKBN, 2007).

Untuk mencegah hal tersebut maka perlu disosialisasikan suami siaga untuk menghindari “3 terlambat”. Keterlambatan seringkali berkonstribusi terhadap kematian ibu ketika terjadi komplikasi kehamilan. Tiga keterlambatan yang berisiko terhadap kematian ibu, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat ketempat pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapat pertolongan medis. Suami dan anggota

(15)

5

keluarga lainnya memegang peranan penting dalam mendapatkan pelayanan segera mungkin. Suami biasanya menjadi pemegang keputusan ketika kondisi istri dalam keadaan membutuhkan segera mungkin. Kematian ibu dapat dicegah bila suami dapat mengidentifikasi komplikasi-komplikasi potensial kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan, dan selalu siaga untuk mencari pertolongan jika hal itu terjadi (BKKBN, 2007).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Kurangnya pengetahuan suami akan menyebabkan rendahnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan. Hasil pengamatan terhadap 10 orang suami ibu hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani Sleman (Register, 8 Maret 2010) diperoleh bahwa 3 dari 10 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke BPS Tutik Purwani Sleman didampingi oleh suami sedangkan 7 orang lainnya tidak didampingi oleh suaminya. Hasil wawancara terhadap ibu hamil memperoleh hasil 7 dari 10 orang ibu hamil yang periksa mengatakan bahwa suaminya mau membantu pekerjaan di rumah tetapi tidak mau mengantar istri periksa karena sibuk atau mengatakan hal itu merupakan urusan perempuan. Berdasarkan latar belakang di atas menunjukkan kurangnya tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan. Atas dasar tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Suami dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman”.

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dibuat rumusan masalah yaitu: “Apakah ada hubungan pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada Ibu hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada Ibu hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di BPS Tutik Purwani, Sleman.

b. Mengetahui partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di BPS Tutik Purwani, Sleman.

c. Mengetahui keeratan hubungan pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada Ibu hamil Trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya bahan bacaan tentang kehamilan khususnya tentang manfaat partisipasi suami dalam asuhan kehamilan.

(17)

7

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang kehamilan dan manfaat partisipasi suami dalam asuhan kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil, dapat mendeteksi secara dini komplikasi-komplikasi selama kehamilan, dan untuk dapat digunakan sebagai bahan masukan.

b. Bagi Pihak Suami

Dengan adanya penelitian ini para suami yang mempunyai istri hamil dapat lebih memahami tentang pentingnya berpartisipasi dalam asuhan kehamilan untuk mendukung kelancaran kehamilan istrinya.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan dapat menambah koleksi buku-buku di perpustakaan STIKES A. Yani.

d. Bagi BPS

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan terhadap tenaga kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi suami dalam memberikan asuhan kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

Dari beberapa sumber yang telah dibaca oleh peneliti, ada beberapa judul yang hampir sama yaitu :

(18)

1. Rini (2003), dengan judul: “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Partisipatif terhadap Pengetahuan suami tentang pelayanan pemeriksaan Kehamilan dan Kehamilan Risiko Tinggi di Kabupaten Bantul”. Rancangan penelitian adalah Quasi experimental dengan pre-test dan post-rest control group design. Sampel dipilih melalui purposive sumpling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik subjek (umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas) pada kedua kelompok perlakuan dan kontrol. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada metode penelitian, sampel penelitian dan waktu penelitian.

2. Nursito (2006), dengan judul: “Hubungan antara Partisipasi Suami terhadap Kepatuhan Ibu Memeriksakan Kehamilannya, Analisis Data SDKI 2002-2003”. Rancangan penelitian ini menggunakan data sekunder dan penelitian lapangan dilakukan SDKI 2002/2003 di 26 propinsi. Rancangan penelitian adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan ibu memeriksakan kehamilannya berhubungan bermakna dengan enam faktor yang diteliti yaitu: partisipasi suami, umur ibu, tingkat pendidikan ibu, tenaga pemeriksa, tempat pemeriksaan kehamilan, dan daerah tempat tinggal ibu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada metode penelitian, sampel penelitian dan waktu penelitian.

3. Sari (2008), dengan judul: “Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Dukungan Sosial Suami dalam Asuhan Kehamilan di Puskesmas Jetis I Bantul Yogyakarta 2008”. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan cross sectional yang bersifat korelasional.

(19)

9

Pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Pengambilan data dengan kuisioner. Analisa data menggunakan Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persepsi dan sikap suami tentang asuhan kehamilan dengan dukungan sosial suami dalam asuhan kehamilan. Berarti semakin baik persepsi suami terhadap asuhan kehamilan maka semakin tinggi dukungan sosial suami dalam asuhan kehamilan. Dan semakin mendukung sikap suami terhadap asuhan kehamilan maka semakin tinggi dukungan sosial suami dalam asuhan kehamilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada metode penelitian, sampel penelitian dan waktu penelitian.

(20)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Bidan Praktek Swasta Tutik Purwani adalah salah satu bidan praktek swasta yang berada di daerah Plumbon, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. BPS Tutik Purwani berdiri dengan Visi Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, dan mempunyai Misi yaitu mengutamakan dan memberikan pelayanan yang optimal.

Bidan Praktek Swasta dalam prakteknya memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan yang utama antara lain pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, imunisasi bayi dan balita, dan konseling kesehatan reproduksi. Tenaga kesehatan di BPS Tutik Purwani berjumlah 5 orang, termasuk ibu Tutik Purwani sebagai kepala BPS Tutik Purwani, tiga orang bidan jaga dan seorang administran. BPS Tutik Purwani memiliki kerjasama dengan dokter umum dan dokter spesialis obsgyn. Fasilitas yang ada di BPS Tutik Purwani antara lain : ruang periksa dan ruang pelayanan USG, laboratorium, ruang bersalin, kamar pasien yang terdiri dari kelas biasa dan kelas VIP, ruang informasi dan pendaftaran, dan baby shop yang menjual alat dan perlengkapan ibu dan bayi.

(21)

51

2. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan Umur.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik umur.

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

1. 20-35 tahun 20 66,7

2. > 35 tahun 10 33,3 Jumlah 30 100,0 Sumber data : data primer 2010

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik umur, kelompok umur terbanyak yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 20 responden (66,7%) dan yang tersedikit pada kelompok umur >35 tahun sebanyak 10 responden (33,3%).

b. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik pendidikan.

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. SLTP 2 6,7

2. SLTA 20 66,7

3. DIPLOMA 2 6,7

4. S1 6 20,0

Jumlah 30 100,0 Sumber data : data primer 2010

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik pendidikan, kelompok pendidikan terbanyak diperoleh dari SLTA sebanyak 20 responden (66,7%) dan yang tersedikit

(22)

diperoleh dari SLTP dan Diploma masing-masing sebanyak 2 responden (6,7%).

c. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan Pekerjaan.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik pekerjaan.

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. PNS 10 33,3

2. Pegawai swasta 1 3,3

3. Wiraswasta 19 63,3

Jumlah 30 100,0 Sumber data : data primer 2010

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan, kelompok pekerjaan terbanyak yaitu wiraswasta sebanyak 19 responden (63,3%) dan yang tersedikit yaitu pegawai swasta sebanyak 1 responden (3,3%).

d. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan Umur Kehamilan Dalam Minggu.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik umur kehamilan dalam minggu

No. Umur kehamilan Frekuensi Persentase (%)

1. 6 2 6,7

2. 8 12 40,0

3. 10 6 20,0

4. 12 10 33,3

Jumlah. 30 100,0

Sumber data: data primer 2010

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik umur kehamilan dalam minggu, kelompok umur

(23)

53

kehamilan terbanyak yaitu umur 8 minggu sebanyak 12 responden (40,0%) dan yang tersedikit pada umur kehamilan 6 minggu yaitu sebanyak 2 responden (6,7%).

e. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan Paritas Kehamilan.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik paritas kehamilan.

No. Paritas kehamlan Frekuensi Persentase (%)

1. Primigravida 10 33,3

2. Multigravida 20 66,7

Jumlah. 30 100,0

Sumber data : data primer 2010

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik paritas kehamilan, kelompok terbanyak yaitu paritas kehamilan multigravida sebanyak 20 responden (66,7%) dan kelompok tersedikit yaitu kehamilan primigravida sebanyak 10 responden (33,3%).

f. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan Jumlah Anak Hidup.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik jumlah anak hidup

Sumber data : data primer 2010.

No. Jumlah anak hidup Frekuensi Persentase (%)

1. 1 10 33,3

2. 2 9 30,0

3. 3 1 3,3

(24)

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik jumlah anak hidup, kelompok jumlah anak hidup terbanyak yaitu 1 sebanyak 10 responden (33,3%) dan jumlah anak hidup tersedikit yaitu 3 sebanyak 1 responden (3,3%).

g. Karakteristik Responden di BPS Tutik Purwani Sleman Berdasarkan Sumber Informasi.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden di BPS Tutik Purwani berdasarkan karakteristik sumber informasi.

No. Sumber informasi Frekuensi Persentase (%)

1. Tenaga kesehatan 27 27,6

2. Televisi 16 16,3

3. Radio 12 12,2

4. Teman 18 18,4

5. Pengalaman 14 14,3

6. Media massa/surat kabar 11 11,2

Jumlah 98 100,0

Sumber data : data primer 2010

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik sumber informasi, kelompok sumber informasi terbanyak diperoleh dari tenaga kesehatan sebanyak 27 responden (27,6%) dan sumber informasi tersedikit diperoleh dari media massa atau surat kabar yaitu sebanyak 11 responden (11,2%).

3. Hasil Penelitian a. Analisa Univariat

1) Tingkat pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan di BPS Tutik Purwani, Sleman.

(25)

55

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan di BPS Tutik Purwani, Sleman.

Pengetahuan suami Frekuensi Persentase (%) Baik Sedang Kurang 28 2 0 93,3 6,7 0,0 Jumlah 30 100,0

Sumber data : data primer 2010

Dari tabel 4.8 menggambarkan bahwa dari 30 responden yang diteliti didapatkan kategori pengetahuan suami yang terbanyak pada kategori suami yang berpengetahuan baik 28 responden (93,3%), dan yang tersedikit pada kategori suami yang berpengetahuan kurang dengan 0 responden (0,0%).

2). Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman.

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman.

Partisipasi suami Frekuensi %

Baik Sedang Kurang 19 10 1 63,3 33,3 3,3 Jumlah 30 100,0

Sumber data : data primer 2010

Dari tabel 4.9 menggambarkan bahwa dari 30 responden yang diteliti didapatkan kategori partisipasi suami terbanyak pada kategori suami yang berpartisipasi baik dengan 19 responden (63,3%) dan yang tersedikit pada kategori suami yang berpartisipasi kurang dengan 1 responden (3,3%).

(26)

b. Analisa Bivariat

Hubungan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman.

Tabel 4.10

Tabel Silang hubungan pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I

di BPS Tutik Purwani Sleman

Pengetahuan suami Baik Sedang Kurang Jumlah

Hasil Partisipasi suami f % f % f % f % Baik Sedang Kurang 19 63,3 9 30,0 0 0,0 0 0,0 1 3,3 1 3,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 19 63,3 10 33,3 1 3,3 r hitung = 0,431  = 0,018 Jumlah 28 93,3 2 6,7 0 0,0 30 100,0

Sumber data : data primer 2010

Dari hasil tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan baik mempunyai partisipasi baik juga dalam memberikan asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Responden dengan tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan baik mempunyai partisipasi sedang dalam memberikan asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I sebanyak 9 responden (30,0%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan yang sedang mempunyai partisipasi sedang dalam memberikan asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I sebanyak 1 responden (3,3%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan yang sedang mempunyai partisipasi kurang dalam

(27)

57

memberikan asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I sebanyak 1 responden (3,3%).

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Spearman rank, diperoleh sebesar  = 0,018 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I. Nilai koefisien r hitung  r tabel (0,431  0,364) menunjukkan semakin tinggi tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan, maka partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I juga akan semakin baik.

B. PEMBAHASAN

1. Tingkat Pengetahuan Suami Tentang Asuhan Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan ternyata 28 responden (93.3%) dari 30 responden mempunyai pengetahuan yang baik. Hal ini disebabkan karena responden aktif mengikuti setiap kegiatan ibu hamil seperti periksa hamil, dan aktif bertanya pada petugas kesehatan mengenai perubahan-perubahan yang dialami istrinya, sehingga responden bertambah pengetahuannya. Hal ini disimpulkan dari jawaban kuisioner bagian C (variabel partisipasi) pada pernyataan no 1, 2, 3, dan 4 sebagian besar responden memilih jawaban selalu dan kadang-kadang.

(28)

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra diantaranya melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian informasi yang diberikan tenaga kesehatan sudah mampu meningkatkan pengetahuan responden. Dari hasil penelitian juga diperoleh data ternyata 2 responden (6,7%) memiliki pengetahuan sedang tentang asuhan kehamilan. Keadaan ini disebabkan tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan responden terhadap asuhan kehamilan yang masih sedang.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden yaitu 20 responden (66,7%) dengan tingkat pendidikan SLTA, 6 orang (20,0%) dengan tingkat pendidikan S1, 2 orang respoden (6,7%) dengan tingkat pendidikan SLTP dan DIPLOMA. Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pendidikan yang rendah biasanya mempengaruhi pengetahuan. Saifuddin (2002) juga mengatakan bahwa seseorang semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin tinggi tingkat pemahamannya tentang pelayanan kesehatan dan makin rendah tingkat pendidikan maka pemahaman semakin berkurang tentang pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, responden harus rajin mempelajari memahami dan menanyakan setiap pengalaman baru yang kurang dimengerti dan dipahami kepada orang yang dianggap bisa agar pengetahuannya bertambah.

Pengetahuan yang baik juga disebabkan oleh faktor umur. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 20 responden (66,7%) berusia

(29)

59

antara 20-35 tahun, 10 responden (33,3%) berumur 35 tahun. Menurut Nursalam (2003) semakin cukup umur maka seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Selain itu, data yang mendukung hal tersebut antara lain pengetahuan seseorang dilihat dari pengalaman, jumlah paritas ibu hamil, sumber informasi yang dimiliki. Adapun data yang mendukung hal tersebut antara lain 14 responden (14,3%) memperoleh sumber informasi berdasarkan pengalaman kehamilan istri sebelumnya, 20 responden (66,7%) memiliki istri hamil multigravida, 27 responden (27,6%) memperoleh informasi dari tenaga kesehatan, 18 responden (18,4%) dari teman, 16 responden (16,3%) memperoleh informasi dari televisi, 12 responden (12,2%) memperoleh informasi dari radio, 11 responden (11,2) memperoleh informasi dari media massa atau surat kabar. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan kesehatan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang tetapi dipengaruhi oleh faktor pendukung external yang secara langsung dapat mempengaruhi perubahan perilaku seperti sarana yang dimiliki, fasilitas lain yang tersedia atau alat-alat yang dibutuhkan serta dukungan positif yang diberikan orang lain untuk terjadinya perubahan perilaku artinya responden yang memiliki pengetahuan baik belum tentu perilakunya baik begitu juga sebaliknya. Dengan adanya tingkat pengetahuan yang baik diharapkan akan menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam menjamin pelayanan yang ada selama kehamilan (Depkes RI, 2001).

(30)

2. Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian tentang partisipasi suami dalam asuhan kehamilan ternyata 19 responden (63,3%) dalam katagori partisipasi baik. Selain itu dari hasil penelitian juga diperoleh data ternyata 27 responden (27,6%) memperoleh sumber informasi melalui tenaga kesehatan pada saat ikut mengantar istri periksa hamil. Adapun faktor lain yang mendasari hal tersebut adalah sudah meluasnya jaringan informasi tentang kehamilan, adanya pergeseran nilai / budaya dalam masyarakat tentang peran suami dan keluarga dalam kehamilan yang mendukung, kesadaran, sikap dan perilaku dan juga adanya evidence based practice asuhan sayang ibu dalam kehamilan serta telah tersedianya tenaga kesehatan yang profesional.

Lebih lanjut dikatakan bahwa partisipasi suami dalam asuhan kehamilan merupakan perwujudan kesetaraan dan keadilan gender dalam menunaikan tanggung jawab untuk membina keluarga yang berkualitas yang dipengaruhi oleh kesadaran, pengetahuan, sikap dan perilaku suami (BKKBN, 2001).

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalan Asuhan Kehamilan

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh, bahwa kelompok responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan yang baik mempunyai partisipasi yang baik yaitu sebanyak 28 responden (93,3%). Dari hasil penelitian diperoleh hasil responden dengan

(31)

61

tingkat pengetahuan baik cenderung lebih banyak yang mempunyai partisipasi baik yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Dari hasil penelitian Nurul, 2008 diperoleh hasil responden dengan tingkat pengetahuan baik cenderung lebih banyak yang mempunyai partisipasi baik yaitu sebanyak 14 orang (53,84%) lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan tingkat pengetahuan cukup yang berpartisipasi baik sebanyak 1 orang (20%). Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang. Secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (p = 0,029).

Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan kesehatan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku seeorang tetapi dipengaruhi oleh faktor pendukung external yang secara langsung dapat mempengaruhi perubahan perilaku seperti sarana yang dimiliki, fasilitas lain yang tersedia atau alat-alat yang dibutuhkan serta dukungan positif yang diberikan orang lain untuk terjadinya perubahan perilaku artinya responden yang memiliki pengetahuan baik belum tentu perilakunya baik begitu juga sebaliknya.

Secara statistik hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman (r hitung = 0,431). Hal ini satu pendapat dengan Notoatmodjo (2005) bahwa tingkat pengetahuan seseorang memiliki hubungan positif terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Pengetahuan

(32)

atau kognitif merupakan domain perilaku yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan. Perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan langgeng dibandingkan dengan tidak didasari oleh pengetahuan. Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dipengaruhi oleh faktor perolehan informasi yang berkaitan dengan masalah kehamilan, secara umum suami yang kurang memperoleh informasi kehamilan baik dari tenaga kesehatan maupun dari berbagai media informasi akan mempunyai partisipasi yang rendah dalam asuhan kehamilan (Cholil, 2004). Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan merupakan perwujudan kesetaraan dan keadilan gender dalam menunaikan tanggung jawab untuk membina keluarga yang berkualitas yang dipengaruhi oleh kesadaran, pengetahuan, sikap dan perilaku suami (BKKBN, 2001). Begitu pentingnya pengetahuan bagi tercapainya derajat kesehatan sehingga pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000 yang salah satu strateginya adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga dalam menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam menjamin pelayanan yang ada selama kehamilan (Depkes RI, 2001).

C. Keterbatasan

Dalam penelitian ini, peneliti merasakan adanya beberapa kelemahan yaitu : 1. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu kuesioner untuk 25 pertanyaan

(33)

63

menggunakan pertanyaan tertutup sehingga tidak memberikan kesempatan responden untuk menjawab sesuai kemampuan yang sebenarnya secara terbuka.

2. Terbatasnya subyek penelitian yaitu hanya pada suami ibu hamil trimester I, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan karena tidak memberikan kesempatan pada semua ibu hamil.

(34)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di BPS Tutik Purwani, Sleman sebagian besar termasuk dalam katagori baik sebanyak 28 orang (93,3%).

2. Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman sebagian besar termasuk dalam katagori baik sebanyak 19 orang (63,3%).

3. Hasil uji korelasi Spearman rank menunjukkan adanya hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman ditunjukkan dengan nilai r hitung : 0,431  0,364 dan signifikan

 : 0,018 < 0,05.

4. Keeratan hubungan antara pengetahuan suami dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester I di BPS Tutik Purwani, Sleman termasuk dalam kategori sedang.

B. Saran

Saran-saran yang peneliti berikan sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah :

(35)

65

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat pengetahuan dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan, misalnya faktor, sikap, perilaku, kesadaran, nilai atau budaya, sarana dan prasarana kesehatan, dan tenaga kesehatan. Disamping itu penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan area yang lebih luas, serta metode penelitian yang lebih lengkap dan bervariasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

2. Bagi Responden

Disarankan untuk mencari informasi khususnya tentang tingkat pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan melalui tenaga kesehatan, televisi, radio, teman, pengalaman dari orang lain, media massa atau surat kabar, dan sebagainya. Sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan tentang asuhan kehamilan dan partisipasi suami dapat tercapai dengan maksimal.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi mahasiswa untuk meningkatkan wawasan dan mempelajari lebih dalam lagi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan.

4. Bagi BPS Tutik Purwani

BPS Tutik Purwani sebaiknya membuat program dengan memberikan informasi dan konseling tentang kehamilan dan manfaat partisipasi suami dalam asuhan kehamilan secara berkesinambungan, serta melibatkan para suami dalam setiap asuhan kehamilan, baik ketika pemeriksaan maupun dalam kegiatan sehari-hari.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. 2009. Metode Penelitian Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

BKKBN. 2001. Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN.

BKKBN. 2007. Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduks Berwawasan Gender. Jakarta: BKKBN.

Cholil, Abdulah. 2004. Menekankan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Http:// www.gizi.net/ Akses tanggal 10 Maret 2010.

Depkes RI, 2001. Kelangsungan hidup Ibu Bayi dan Balita. Jakarta.

Departemen kesehatan RI. 2009. Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Pusdiknas.

Dinkes Propinsi DIY. 2009. Profil Kesehatan DIY. Dinas Kesehatan Propinsi DIY.

Hidayat, A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayatun, Nurul. 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan Di BPS Iwuk Weida A Pringsurat, Temanggung. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Http://www.indoskripsi.com/ Akses tanggal 10 Maret 2010.

Indrayanti, 2005. Hubungan Pengetahuan dan sikap Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Pustu Flamboyan Palangka Raya Kalimantan Tengah Yogyakarta : Karya Tulis Ilmiah Program D IV Bidan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Machfoeds, Ircham. 2005. Tekhnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan, Yogyakarta : Fitramaya.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Jakarta: EGC.

(37)

67

Mochtar, R. 2006. Obstetri Fisiologi. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: FKUI.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.

Nursito. 2006. Hubungan antara Partisipasi Suami terhadap Kepatuhan Ibu Memeriksakan Kehamilannya, Analisis Data SDKI 2002-2003. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Prawirohardjo, S. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. Pusdiknakes. 2003. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes

Rini. 2003. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Partisipatif terhadap Pengetahuan suami tentang pelayanan pemeriksaan Kehamilan dan Kehamilan Risiko Tinggi di Kabupaten Bantul. STIKES Respati Yogyakarta.

Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKR-POGI.

Puspitasari, Ervi. 2008. Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Dukungan Sosial Suami dalam Asuhan Kehamilan di Puskesmas Jetis I Bantul Yogyakarta 2008. STIKES Respati Yogyakarta.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Wiknjosaatro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.

Gambar

Tabel  1.1 Jumlah  Kematian  Ibu Maternal  Menurut  Kabupaten    Provinsi   D.I. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri Malang Nomor 73 Tahun 2012 tanggal 19 JanuariZO!2, dosen yang diberi tugas tambahan sebagai Ketua Program Studi Manajemen pendidikan

Berbagai masalah yang muncul dalam penjadwalan produksi pada perusahaan berupa kesalahan penjadwalan, alokasi mesin yang tidak optimal, banyaknya pesanan yang terlambat berakibat

Tabel 4.20 Tabel Model Basisdata Global Penjualan_barang_jadi 84 Tabel 4.21 Tabel Model Basisdata Global Penjualan_sales 84 Tabel 4.22 Tabel Model Basisdata

Merujuk pada pandangan tersebut maka jika mengaitkan dengan masyarakat nelayan miskin di Pangandaran ada kemungkinan bergesernya lapangan kerja utama masyarakat

Ada hubungan gaya hidup (pola makan dan aktivitas fisik) dengan kenaikan berta badan pada siswi MA Al Hidayah Purwareja Klampok, kabupaten Banjarnegara (p-value 0,021).. Kata

Sedangkan graf pada Gambar 2.2(b) merupakan graf tidak terhubung, karena tidak terdapat jalan yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya seperti v3 ke v4 , v2 ke v3

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian – penelitian yang bermanfaat bagi

• Indikasi: untuk pasien yang tidak dapat makan melalui mulut karena disfagia, postoperasi. mulut, gangguan kesadaran, tidak