• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia, Hal itu karena pendidikan bisa menjadi investasi untuk kehidupan dimasa mendatang. Menurut (Depdiknas, 2003) tentang sistem pendidikan nasional pada Bab I Pasal I Ayat I menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia agar menjadi lebih baik yaitu dengan melakukan inovasi dalam dunia pendidikan seperti e-learning atau pembelajaran daring yang saat ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Dunia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19. oleh karenanya sekolah dan tenaga pendidik harus mampu mengambil langkah-langkah strategis dalam melakukan pembelajaran yang efektif dan efisien didalam pandemi Covid-19.

Aji, Wayu & Dewi (2020) Menyatakan bahwa terjadinya pandemi Covid -19 di indonesia memberikan dampak pada masyarakat dan berbagai bidang salah satunya pada bidang pendidikan, diantara langka yang telah diambil pemerintah untuk mengurangi resiko penularan virus corona di bidang pendidikan yaitu dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan para siswa melakukan pembelajaran secara daring di rumah masing-masing. Melalui pembelajaran virtual atau pembelajaran daring, Sebuah pembelajaran tidak terbatasi oleh ruang dan waktu.

Interaksi antara guru dan siswa berlangsung kapanpun dan dimanapun. dengan menggunakan beberapa aplikasi yang bisa dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh, namun dalam penerapanya pembelajaran daring sering terjadi beberapa kendala seperti siswa yang masih kurang dalam mengusai materi sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan kognitif yang dimilikinya serta masih banyak siswa kurang aktif pada saat proses pembelajaran daring berlangsung (Syaifudin,2020).

(2)

Pengalaman para peneliti dalam proses Penilaian Kinerja Guru (PKG) menyatakan bahwa pembelajaran saat ini masih ada yang menggunakan Metode belajar dimana siswa menjadi pasif seperti pemberian tugas, dan guru mengajar dengan metode ceramah, sehingga cenderung membosankan dan menghambat perkembangan kemampuan kognitif siswa dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran (Wibowo, 2016). Penelitian Manalu, Irawati, & Rahman, (2019) Menyebutkan bahwa masih banyak menemukan beberapa masalah pada kegiatan pembelajaran IPA dikelas VIII SMPN Kota Bengkulu. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah aktivitas guru masih sangat dominan dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik yang kurang tertarik dengan pembelajaran IPA biologi karena dianggap sulit dan banyak hafalan. Permasalahan ini membuat proses pembelajaran menjadi kurang aktif. Kurangnya aktivitas belajar dalam suatu proses pembelajaran ini akan mempengaruhi kemampuan kognitif siswa.

Tuntutan kurikulum 2013 mewajibkan guru untuk mendorong adanya partisipasi aktif dari Siswa, Semakin banyak aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa, maka akan semakin tinggi kemampuan kognitif yang akan diperolehnya. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi suatu perubahan dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Perubahan tersebut digunakan sebagai salah satu indikasi terselenggaranya proses pembelajaran dengan baik dan tepat (Rostikawati,2018), Suatu perbaikan dalam pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, dalam proses perbaikan tersebut harus terencana, terlaksana, dan ternilai. Hal ini agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan efektif. Widyaningrum, (2016) Menyatakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila guru dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Oleh sebab itu penerapan dari suatu model ataupun metode pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka perlu diterapkannya suatu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan kemampuan kognitif siswa, model pembelajaran yang diterapkan harus dapat memotivasi dan menjadikan siswa berperan aktif agar terdapat perubahan pada siswa dan mencapai tujuan yang diharapkan dalam kegiatan belajar (Rozi, Harmoko, & Teresa, 2018).

(3)

Model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) Merupakan salah satu model pembelajaran berbasis konservasi. Terciptanya model pembelajaran ini adalah sebagai jawaban atas berbagai permasalahan dalam pembelajaran lingkungan di sekolah yang ada di Indonesia (Sukarsono,2020). Masalah terbesar dalam salah satu implementasi pada saat pembelajaran lingkungan adalah masih rendahnya kemampuan guru dalam mengintegrasikan baik konsep maupun prinsip lingkungan menjadi materi pembelajaran. Karakteristik pembelajaran model CBL memungkinkan untuk membantu guru dan siswa dalam menggali nilai, sikap serta prilaku yang Pro lingkungan yang menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih kondusif (Sukarsono,2020). model pembelajaran CBL ini menggunakan pendekatan Saintifik yang menuntun siswa agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar melalui pengembangan konsep dan kegiatan secara nyata yang dilakukan dalam Kehidupan.

Kelebihan dari model pembelajaran CBL adalah mendorong siswa memilki sikap dan ketrampilan kognitif yang dibutuhkan melalui materi pelajaran, serta menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan mengatasi permasalahan lingkungan dari hal kecil misalnya permasalahan yang ada di sekitar sekolah. Diharapkan nantinya siswa mampu mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan dirinya sendiri atau lingkungannya serta aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) menggunakan sistem daring terhadap aktivitas belajar dan kemampuan kognitif Siswa Tingkat sekolah menegah pertama di Kota Malang”.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) menggunakan sistem daring terhadap aktivitas belajar Siswa tingkat sekolah menengah pertama di Kota Malang?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) menggunakan sistem daring terhadap kemampuan kognitif siswa tingkat sekolah menengah pertama di Kota Malang?

(4)

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah yang ada, maka Tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) menggunakan sistem daring terhadap aktivitas belajar siswa tingkat sekolah menengah pertama di Kota Malang. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran

Conservation Based Learning (CBL) menggunakan sistem daring terhadap kemampuan kognitif siswa tingkat sekolah menengah pertama di Kota Malang.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian quasi experiment pendidikan ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun manfaat secara praktis.

1.4.1 Secara teoritis:

Penelitian quasi experiment ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu baru di dunia pendidikan yang digunakan sebagai salah satu referensi khususnya dalam mengetahui aktivitas belajar dan kemampuan kognitif dari pembelajaran daring dengan menggunakan model pembelajaran CBL.

1.4.2 Secara praktis: 1.4.2.1 Bagi guru:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran guru sebagai fasilitator yang baik, memberi wawasan dan keterampilan dalam pembelajaran. serta dapat menjadikan model CBL yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) sebagai model pembelajaran yang alternatif untuk pembelajaran yang lebih menarik, aktif dan kreatif untuk digunakan di dalam masa pandemi ini.

1.4.2.2 Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring sehingga lebih aktif belajar dan juga dapat mengantarkan siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan kognitif pada siswa saat proses belajar dan mempermudah dalam menyerap pembelajaran IPA.

(5)

1.5 Batasan Penelitian

1. Penelitian dilakukan di SMPN 14 Malang, SMPN 27 Malang Dan MTs Muhammadiyah 1 Malang pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

2. Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

1.6 Definisi Istilah

1. Model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL)

Model pembelajaran CBL adalah model pembelajaran yang beriorentasi ke konservasi dan menanamkan nilai nilai penting yang mengubah perilaku siswa lebih beriorentasi ramah terhadap lingkungan. (Sukarsono,2019)

2. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik secara fisik maupun Non-fisik yang dilakukan oleh pembelajar dalam situasi belajar mengajar. (Oemar Hamalik ,2012) Indikator aktivitas belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah (aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mental, aktivitas motor, aktivitas menulis, aktivitas mendengarkan dan aktivitas emosional)

3. Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif merupakan keterampilan berbasis otak yang diperlukan untuk melakukan tugas apapun dari yang sederhana hingga yang paling kompleks (Basri, Hasan2018). Indikator kemampuan kognitif yang digunakan dalam penelitian ini adalah (C1=mengingat C2=menjelaskan C3=mengaplikasikan C4=menganalisis C5=mengevaluasi C6 =membuat) 4. Pembelajaran daring

Pembelajaran daring adalah pemanfaat jaringan internet dalam proses pembelajaran sistem daring juga dilakukan tanpa tatap muka secara langsung tetapi dilakukan secara online (Isman,2016)

Referensi

Dokumen terkait

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

20 Tahun 2003, BAB I Pasal 1 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Menurut UU Sistem Pendidikan No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1, definisi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan pada Bab I, pasal 1, ayat 15 menyatakan lembaga penjaminan mutu pendidikan yang selanjutnya disebut

Mengacu pada Undang-Undang tersebut dalam bab I pasal 1 poin 1, sudah jelas bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional (2003: 3), pasal 1 yang menyatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar