• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewirausahaan III. Menilai peluang usaha bau. Maulida Khiatuddin. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kewirausahaan III. Menilai peluang usaha bau. Maulida Khiatuddin. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Kewirausahaan III

Menilai peluang usaha bau

Maulida Khiatuddin

10

Fasilkom Fikom Sistem informasi/ Penyiaran Kata Pengantar Pendahulan Penelitia Pemahasan Kesimplan Daftr Pustaka Akhiri Presentasi

(2)

Menilai peluang usaha baru

Ketika ditemukan suatu kesempatan besar untuk memulai sebuah bisnis, bagaimana

menilai kelayakannya? Atau bagaimana orang yang independen seperti investor potensial

atau bankir menilai peluang wirausahawan untuk berhasil?

• Investor profesional, seperti pemodal ventura, memiliki bakat untuk memilih calon

perusahaan wirausahawan yang menurut pandangan mereka akan berhasil.

(3)

Mengevaluasi peluang baru (lanj.)

Secara rata-rata, perusahaan pemula yang

dibiayai pemodal ventura memiliki peluang

empat dari lima untuk bertahan dalam 5 tahun

- lebih tinggi dari rata-rata populasi seluruh perusahaan pemula.

Sangat sedikit usaha – barangkali tidak lebih dari

satu dalam seribu – yang dianggap sebagai calon

yang pantas untuk tempat investasi oleh pemodal ventura profesional.

• Calon wirausahawan dapat belajar banyak

mengikuti proses evaluasi yang digunakan oleh investor profesional.

(4)

Mengevaluasi peluang baru (lanj.)

Ada tiga komponen penting untuk keberhasilan usaha baru

Kesempatan

Wirausahawan (tim manajemen, kalau itu calon

perusahaan yang sangat berpotensi)

Dan sumber daya yang diperlukan untuk

(5)

Mengevaluasi peluang baru (lanj.)

Di sekeliling tiga komponen tersebut banyak

faktor yang penuh dengan ketidak pastian, yang berpengaruh terhadap

keberhasilan perusahaan. Faktor-faktor itu

disebut juga gambar besar yang merupakan lingkungan makro perusahaan.

• Secara grafis hal tersebut dapat dilihat di halaman berikut yang merupakan dasar dari kerangka kerja yang digagas oleh Timmons.

(6)

Tiga komponen untuk

keberhasilan usaha

(7)

Mengevaluasi peluang baru (lanj.)

• Di tengah-tengah kerangka kerja tersebut adalah rencana usaha, yang merupakan

hasil perpaduan tiga komponen utama ke dalam rencana strategis yang lengkap

untuk peluncuran usaha baru.

• Bagian-bagian tersebut harus pas dalam waktu yang bersamaan (lihat gambar di atas).

(8)

Mengevaluasi peluang baru (lanj.)

Tidak ada gunanya memiliki ide peringkat

satu untuk usaha baru, bila perusahaan

hanya memiliki tim manajemen kelas dua.

Tidak ada gunanya ide dan tim

manajemen yang bagus tanpa adanya sumber daya yang memadai.

Peluang yang bagus harus sesuai dengan

tim kewirausahaan, sumber daya, struktur pembiayaan, dan gambaran besar

(9)

Peluang bagus memiliki kesesuaian yang

bagus dengan faktor pendukungnya

(10)

Penentu keberhasilan usaha

Di zaman global sekarang ini, dengan siklus hidup produk yang semakin singkat, dan

pertumbuhan ekonomi yang rendah dimana-mana, kandungan penting untuk

keberhasilan kewirausahaan adalah

wirausaha yang luar biasa, dengan tim manajemen kelas satu dan peluang pasar yang terbuka.

(11)

Penentu keberhasilan usaha (lanj)

• Sering dikatakan bahwa kewirausahaan sangat ditentukan oleh faktor

keberuntungan. Namun, tidak ada orang

yang menyatakan bahwa menjadi ilmiawan besar atau musisi hebat juga ditentukan

oleh faktor keberuntungan.

Tidak ada suatu faktor keberuntungan

yang lebih besar bagi wirausahawan untuk berhasil, dibandingkan dengan

keberhasilan dalam bidang-bidang yang lain.

(12)

Penentu keberhasilan usaha (lanj.)

Penentu keberhasilan dalam berwirausaha adalah mengenali kesempatan yang baik,

dan memiliki keahlian untuk mengubah

peluang tersebut menjadi usaha yang

tumbuh dan berkembang.

• Untuk melakukannya wirausahawan perlu

mempersiapkan diri.

• Dalam kewirausahaan, seperti juga dalam

profesi yang lain, keberuntungan adalah

(13)

Daftar kesempatan/peluang

Daftar berikut adalah faktor-faktor yang perlu

diperhatikan ketika ingin memasuki pasar atau industri. Keadaan dari faktor tersebut dapat

membuat kesempatan berusaha menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Pelanggan

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Dapat diidentifikasikan Sasaran pertama Sasaran kedua

Demografis Terdefinisi jelas dan

terfokus

Definisi kabur dan tidak terfokus

(14)

Daftar kesempatan/peluang (lanj.)

Kecenderungan

• Ukuran pasar

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Pasar makro Banyak dan konvergen Sedikit dan divergen

Sasaran pasar sda Sda

Jendela kesempatan Sedang terbuka Sedang tertutup

Struktur pasar Mencuat / terpecah Matang / menurun

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Seberapa banyak Sasaran utama Sasaran kedua

(15)

Daftar kesempatan/peluang (lanj.)

Pertumbuhan pasar

• Harga /frekuensi/ nilai

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Tingkat pertumbuhan 20% atau lebih Kurang dari 20%

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Harga Margin kotor > 40% Margin kotor < 40%

Frekuensi pembelian Sering dan berulang Satu kali

Nilai Tercermin secara penuh

dalam harga

Harga penembusan (rendah)

Biaya operasi Rendah dan variabel Besar dan tetap

Margin penghasilan neto > 10% < 10%

(16)

Daftar kesempatan/peluang (lanj.)

Distribusi /penyaluran

• Persaingan

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Dimana perusahaan berada dalam rantai nilai?

Margin tinggi, kekuatan besar

Margin rendah, kekuatan rendah

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Struktur pasar Mencuat/berkembang Matang

Jumlah pesaing langsung Sedikit Banyak

Jumlah pesaing tidak langsung

sda Sda

Jumlah barang subtitusi sda Sda

Pesaing tidak kelihatan Tidak mungkin Mungkin

(17)

Daftar kesempatan/peluang (lanj.)

Faktor-faktor kunci untuk keberhasilan

• Penjual

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Kedudukan relatif Kuat Lemah

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Kekuatan relatif Lemah Kuat

Margin kotor yang mereka kuasai dalam rantai nilai

(18)

Daftar kesempatan/peluang (lanj.)

Pemerintah

• Lingkungan global

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Peraturan Longgar Ketat

Pajak Rendah Tinggi

Kesempatan lebih baik Kesempatan lebih lemah

Pelanggan Tertarik dan dapat dicapai Tidak tertarik dan tidak

dapat dicapai

Pesaing Tidak ada atau lemah Ada dan kuat

(19)

Kesempatan dalam proses

kewirausahaan

Berdasarkan pertanda dari lingkungan,

wirausahawan melihat adanya kesempatan

untuk mendirikan usaha.

• Didukung oleh keahlian, kepribadian, dorongan untuk maju dan pengalaman, dia mengumpulkan informasi tentang pasar dan sumber daya untuk

menilai apakah kesempatan tersebut layak untuk diwujudkan dalam usaha.

Bila layak akan dilaksanakan, bila tidak akan

(20)
(21)

Pemilihan investasi

Ketika seorang penanam modal (investor) ingin menanam modal (berinvestasi) guna

memanfaatkan kesempatan yang terbuka di pasar, dia dapat melakukannya secara

langsung seperti yang dilakukan oleh seorang wirausahawan.

Dia membeli aset riil dan

mengoperasikan-nya untuk memperoleh pengembalian

(keuntungan/laba) dari modal yang

(22)

Pemilihan investasi (lanj.)

• Namun, ketika terjadi spesialisasi yang tinggi dalam pasar modal, penanam modal

dapat melakukan invastasi secara tidak langsung melalui berbagai perantara yang

berada antara aset riil dan penanam modal. • Perantara bertindak untuk memudahkan

penanam modal mencari tempat investasi,

dan bagi yang membutuhkan modal

misalnya perusahaan memudahkan mereka

(23)

Pemilihan investasi (lanj.)

Gambar berikut menunjukkan aliran kas

antara pasar modal dan aset riil dalam perusahaan.

Di pasar modal, penanam modal membeli

aset keuangan (tanda kepemilikan terhadap

perusahaan/ saham ) yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui perantara manajer

keuangan, sehingga terjadi aliran kas dari

penanam modal ke perusahaan (1), (lihat

(24)

Aliran modal dan kas dalam proses

investasi

(25)

Siklus usaha

• Secara umum

aliran kas berasal dari pemegang

saham dan

pemberi hutang.

• Kas tersebut

akhirnya kembali lagi kepada pihak-pihak tersebut, dan pemerintah.

(26)

Pemilihan investasi (lanj.)

Kas yang diterima tersebut, kemudian

diinvestasikan dalam aset riil sebagai alat

dan bahan operasi perusahaan (2);

Operasi perusahaan menciptakan aliran kas

yang dikelola oleh manajer keuangan (3);

Sebagian kas itu diinvestasikan lagi dalam

operasi perusahaan (4a);

Sebagian kas dikembalikan kepada penanam

modal sebagai imbalan dari modal yang telah

(27)

Pemilihan investasi (lanj.)

Bagi penanam modal, aliran kas yang mengalir ke

pihaknya merupakan suatu hal yang penting sebagai alasan mendasar mengapa dia

menanamkan modal dalam suatu perusahaan.

Berdasarkan kriteria ekonomis, dia akan memilih

suatu investasi yang mendatangkan aliran kas yang paling besar.

Perusahaan juga memilih investasi dengan kriteria

yang sama yaitu memilih suatu investasi dalam

aset riil yang mendatangkan tingkat

(28)

Pemilihan investasi (lanj.)

Bagi penanam modal, pilihan investasi banyak. Ada investasi yang menghasilkan pengembalian

modal yang pasti, misalnya deposito di bank,

obligasi (surat hutang) pemerintah, surat hutang perusahaan, dsb.

Namun, penanaman modal dalam saham

perusahaan mengandung ketidakpastian karena

aliran kas yang dihasil oleh aset riil perusahaan

tidak menentu, dan aliran kas dari perusahaan ke penanam modal juga tidak menentu.

(29)

Pemilihan investasi (lanj.)

Karena itu, bagi penanam modal yang

menghindari resiko, dia lebih cenderung memilih

suatu jenis investasi yang tingkat pengembalian

modalnya pasti, misalnya surat hutang pemerintah (karena pemerintah jarang gagal bayar) .

Penanam modal baru bersedia menanamkan

modalnya dalam saham atau membiayai modal perusahaan wirausahawan, bila tingkat

pengembalian modal yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut, lebih tinggi dari hasil yang diperoleh dari tingkat bunga surat hutang

(30)

Pemilihan investasi (lanj.)

Bila tingkat pengembalian dalam usaha lebih

rendah dari tingkat bunga surat hutang

pemerintah, investor yang menggunakan kriteria ekonomi akan lebih memilih untuk berinvestasi

dalam surat hutang pemerintah.

• Karena itu, tingkat bunga surat hutang pemerintah

sering digunakan sebagai patokan biaya kesempatan

dari modal (opportunity cost of capital) bagi

investasi dalam sektor-sektor lainnya. Artinya bila kita berinvestasi dalam suatu sektor, kesempatan untuk berinvestasi dalam surat hutang pemerintah, hilang . Itu adalah biaya (yaitu kesempatan yang hilang).

(31)

Pemilihan investasi (lanj.)

• Demikian juga, bagi perusahaan yang sedang mengembangkan usaha misalnya

merencanakan untuk meluncurkan beberapa jenis produk baru.

Kriteria yang digunakan sama yaitu, produk

mana yang mendatang pengembalian

modal paling tinggi, lebih tinggi dari hasil

investasi berpenghasilan tetap, misalnya

surat hutang pemerintah. Dengan memilih investasi tersebut, perusahaan dapat

(32)

Konsep Nilai Sekarang (Present Value)

Terdapat jeda waktu yang kadang-kadang cukup

lama (misalnya satu tahun atau lebih) antara

investasi yang ditanamkan dengan hasil yang akan diperoleh

Membandingkan nilai investasi sekarang misalnya

Rp 1 juta, dengan hasil yang akan diperoleh satu

tahun mendatang, misalnya Rp 1,2 juta, tidak relevan.

Karena, uang yang sekarang dimiliki dapat

langsung menghasilkan kas (misalnya

diinvestasikan dalam bentuk deposito atau surat hutang pemerintah, atau diputar dalam bentuk usaha ). Sementara uang yang akan diterima

(33)

Nilai sekarang (lanj.)

Karena itu untuk membandingkan investasi

yang hasilnya di masa mendatang, digunakan konsep nilai sekarang.

Nilai sekarang adalah kebalikan dari nilai

mendatang (Future Value, FV). Untuk Rp 1 juta

sekarang, FV satu tahun mendatang dengan

tingkat bunga 20% per tahun adalah Rp 1,2 juta. • Dengan tingkat bunga yang sama, maka nilai

sekarang PV (present value) dari Rp 1,2 juta di

tahun mendatang, adalah 1,2 X faktor diskonto = 1,2 X [1/(1,2)] = Rp 1. juta.

(34)

Nilai sekarang (lanj.)

Nilai yang diperkirakan akan diterima dimasa mendatang didiskontokan untuk memperoleh nilai sekarang.

Rumus nilai sekarang :

• C1 aliran kas di masa mendatang (periode 1).

r adalah tingkat diskonto atau biaya kesempatan dari

modal, yaitu tingkat pengembalian dari investasi yang

sebanding di pasar modal yang ditinggalkan, karena

melakukan investasi dalam usaha yang dijalankan sekarang (lihat contoh pada halaman sebelumnya).

(35)

Nilai sekarang (lanj.)

• Untuk menilai kelayakan sebuah investasi misalnya

meluncurkan produk baru, dsb., nilai sekarang dari aliran kas di masa depan dikurangi dengan jumlah investasi yang dikeluarkan sekarang. Sehingga

diperoleh Nilai Sekarang Netto (Net Present Value, NPV):

• NPV = PV - investasi yang diperlukan sekarang.

Misal: Anda adalah pengembang kecil yang

mendirikan rumah, yang ketika selesai dijual. Anda

(36)

Nilai sekarang (lanj.)

Biaya tanah, bahan bangunan dan tenaga

adalah Rp 350 juta. Waktu pengerjaan adalah satu tahun. Di tahun mendatang, rumah

tersebut akan dijual Rp 400 juta. Tingkat bunga surat hutang pemerintah adalah 7% per tahun.

NPV = PV - investasi yang diperlukan => C0 = - 350 jt

(37)

Nilai sekarang (lanj.)

PV = 400 jt / (1 + 0,07) = Rp 373,8 jt NPV = 373,8 - 350 = Rp 23,8 jt.

Karena NPV lebih besar dari nol (23,8 jt) , maka proyek pembangunan rumah tersebut layak

dilaksanakan, karena hasil dari kegiatan

tersebut lebih besar dari biaya. Atau dengan kata lain, kegiatan tersebut memberikan

(38)

Nilai sekarang (lanj.)

Bila menurut perhitungan, NPV ternyata

negatif, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan.

• Konsep nilai sekarang digunakan secara

meluas untuk menilai kelayakan usaha apa saja: pendirian pabrik baru, peluncuran

produk baru, pembelian saham, dsb.

• Anda dapat mempelajarinya dalam buku Manajemen Keuangan.

(39)

Portofolio usaha

• Ketika sebuah perusahaan mengembangkan dan

menjual berbagai jenis produk , perusahaan

mengalami transformasi menjadi perusahaan

multidivisi (multi-usaha). Setiap divisi usaha yang

otonom disebut pusat laba (profit centre).

• Setiap divisi memiliki pasar dan pesaing tersendiri,

sehingga disebut sebagai unit usaha strategis (SBU, strategic business unit). Perusahaan perlu

menjalankan strategi yang tersendiri untuk setiap usaha tersebut. Keseluruhan SBU yang dimiliki oleh perusahaan disebut portofolio usaha (divisi).

(40)

Portofolio usaha (lanj.)

• Usaha yang berjalan perlu dievaluasi secara

periodik untuk melihat apakah sebuah divisi

perlu diteruskan atau dihentikan.

Bila diteruskan, perusahaan perlu melakukan investasi baru atau mempertahankan aliran modal ke dalam divisi itu.

Bila dihentikan, aset divisi tersebut dijual

kepada pihak lain, sehingga perusahaan dapat

mengkonsentrasikan diri pada usaha (divisi) yang masih tersisa.

(41)

Portofolio usaha (lanj.)

• Untuk membantu perusahaan mengelola portofolio

usahanya, Boston Consulting Group (BCG,

perusahaan konsultan ternama) menggagas sebuat

matrik yang disebut Matrik Portofolio BCG (atau

disingkat Matriks BCG).

Dimensi horizontal menggambarkan posisi relatif pangsa pasar dimana pangsa pasar SBU

perusahaan dibagi dengan SBU pesaingnya yang paling utama (atau volume penjualan SBU

perusahaan dibagi dengan volume penjualan yang dilakukan oleh SBU pesaing utama), (lihat gambar berikut)

(42)
(43)

Portofolio usaha (lanj.)

Dimensi vertikal menggambarkan laju

pertumbuhan pasar / industri dimana SBU

beroperasi.

Lingkaran dalam gambar di atas merupakan

ukuran dari proporsi penjualan yang diciptakan oleh sebuah SBU terhadap keseluruhan penjualan perusahaan.

Sedangkan grafik potongan serabi (pie) dalam

lingkaran tersebut merupakan gambaran proporsi laba yang diciptakan oleh sebuah SBU terhadap

keseluruhan laba perusahaan (lihat lagi gambar di atas).

(44)

Portofolio usaha (lanj.)

Dalam dimensi horizontal, titik batas berada di angka 0,5, yaitu pangsa pasar SBU perusahaan

adalah setengah dari pangsa pasar yang dikuasai pesaing utama.

Sedangkan, dalam dimensi vertikal titik batas berada pada tingkat pertumbuhan pasar

/industri 0%.

Berdasarkan titik batas tersebut Matrik BCG

(45)

Portofolio usaha (lanj.)

Kuadran I dinamakan Tanda Tanya (Question

Mark) – SBU yang berada dalam kuadran ini

memiliki kedudukan pangsa pasar yang relatif kecil tetapi berada dalam industri yang tumbuh cepat. Umumnya, kebutuhan kas dari perusahaan ini

tinggi, dan menciptakan arus kas yang kecil.

Usaha ini disebut Tanda Tanya karena perusahaan

perlu mempertimbangkan apakah mengejar

strategi yang intensif seperti ( penembusan pasar, pengembangan pasar atau pengembangan

(46)

Portofolio usaha (lanj.)

Kuadran II dinamakan Bintang (Star). Usaha dalam

kuadran ini merupakan kesempatan terbaik organisasi dalam jangka panjang untuk

meningkatkan pertumbuhan dan laba.

• SBU atau divisi yang memiliki pangsa pasar yang

relatif besar dan berada dalam industri yang tumbuh cepat perlu mendapat suntikan investasi untuk

mempertahankan atau memperkuat posisi dominannya.

Strategi yang tepat untuk usaha dalam kuadran ini

adalah: integrasi vertikal ke belakang, ke depan,

dan integrasi horizontal; penembusan pasar;

(47)

Portofolio usaha (lanj.)

SBU atau divisi dalam kuadran III dinamakan

Sapi perah (Cash Cow). Divisi usaha yang berada

dalam kuadran ini memiliki pangsa pasar yang

relatif besar tetapi bersaing dalam industri

yang mengalami pertumbuhan rendah. Usaha

dalam kuadran ini menciptakan arus kas yang

lebih besar dari yang dibutuhkan, sehingga

diperah untuk digunakan dalam usaha lain.

• Kebanyakan divisi Sapi Perah sekarang adalah

(48)

Portofolio usaha (lanj.)

Sapi perah (lanj.)

• SBU sapi perah perlu dikelola untuk

memperkuat kedudukannya yang kuat selama mungkin.

Strategi yang cocok untuk SBU ini adalah pengembangan produk atau diversifikasi.

Namun, kalau SBU sapi perah melemah, strategi mundur atau penjualan aset

(49)

Portofolio usaha (lanj.)

Kuadran IV dinamakan Anjing (Dog). SBU

dalam kuadran Anjing memiliki pangsa pasar yang rendah dan berada dalam industri yang mengalami pertumbuhan rendah atau tidak mengalami pertumbuhan sama sekali.

• Karena mengalami kelemahan internal dan eksternal, SBU ini sering dilikuidasi, dijual

asetnya, atau dipangkas melalui strategi menarik diri.

(50)

Portofolio usaha (lanj.)

Ketika SBU menjadi Anjing, penarikan diri

adalah strategi yang terbaik untuk dijalankan, karena kebanyakan Anjing akan kembali

meloncat setelah pengurangan aset dan biaya yang ketat, untuk kembali menjadi divisi yang bertahan hidup dan

(51)

Manfaat Matriks BCG

• Kemanfaatan utama dari Matriks BCG adalah perhatiannya pada arus kas, karakteristik

investasi, dan kebutuhan setiap divisi dalam organisasi.

• Divisi dari kebanyakan perusahaan berevolusi

sepanjang waktu berlawanan arah dengan jarum jam: Anjing menjadi Tanda Tanya, Tanda Tanya menjadi Bintang, Bintang menjadi Sapi Perah, dan Sapi Perah menjadi Anjing.

Perusahaan berupaya mencapai portofolio divisi dalam kuadran Bintang.

(52)

Keterbatasan Matriks BCG

Keberhasilan strategi usaha menurut BCG ditentukan hanya oleh 2 faktor yaitu tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar.

Padahal dalam kenyataan, faktor penentu keberhasilan banyak sekali.

• Anjuran dari BCG hanya ada tiga keputusan yaitu : beli, jual dan mempertahankan

usaha. Tidak ada substansi kualitatif untuk membantu pengelolaan strategis perusahaan kecuali investasi /divestasi.

(53)

Keterbatasan (lanj.)

• Selain itu, model di atas juga tidak

menggambarkan sinergi antara berbagai SBU. Membuat keputusan yang hanya menyangkut dengan satu SBU saja dapat beresiko terhadap beberapa atau seluruh usaha.

Misal, sumber kompetensi inti dari perusahaan berasal dari SBU yang berkinerja buruk. Menjual atau

menghentikan SBU tersebut dapat melemahkan keunggulan bersaing perusahaan secara keseluruhan.

(54)

Matriks Kebijakan Terarah

Perusahaan Shell Chemicals juga membuat sebuah Matrik Kebijakan Terarah (Directional

Policy Matrix, DPM) yang mirip dengan

matriks BCG tetapi menggunakan lebih dari dua variabel yang disebut Faktor Kritis

Keberhasilan (Critical Success Faktor, CSF) dan dipadukan dalam 2 indeks yaitu : daya tarik pasar (market attractiveness) dan kekuatan usaha (business strength)

(55)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

produsen dan konsumen dalam proses produksi • Keragaman (heterogeneity/variability) jasa yang. diberikan pada saat yang berbeda oleh petugas

Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar itu biasa dikenal dengan sebutan prestasi rendah/kurang ( under achiever ).Anak ini tergolong memiliki IQ tinggi tetapi

a. Ketika para kompetitor dalam sebuah industri memiliki skala dan pangsa pasar yang kurang lebih setara. Dalam masa pertumbuhan pasar yang rendah, ketika product life

Divisi-divisi memiliki posisi pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Disebut cash cows karena divisi menghasilkan kas