• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 7, No. 6, November 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 7, No. 6, November 2019"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

929

Peran Pengawas Sekolah Dalam Meningkatkan Keterampilan Guru

Bertanya dan Memberikan Penguatan Dalam Proses Pembelajaran

Melalui Bimbingan Di SD Binaan Kota Lhokseumawe

Nurambiah

Pengawas Sekolah SD Kota Lhokseumawe Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pengawas sekolah dalam meningkatkan keterampilan guru bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran melalui bimbingan di SD binaan Kota Lhokseumawe tahun 2019. Penelitian ini dilaksanakan tempat peneliti bertugas yaitu di SD binaan kota Lhokseumawe pada tahun 2019 yaitu: SDN 11 Muara Dua, SDN 9 Banda Sakti, SDN 18 Banda Sakti, SDN 4 Muara Satu, SDS Sukma Bangsa, SD Alquran Ar-Raudhah, dan SD IT Al-Mukhlisin pada semester genap tahun 2019. Subjek penelitian adalah guru-guru binaan peneliti yang berada di sekolah binaan Kota Lhokseumawe yaitu sebanyak 25 orang guru. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dalam bentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus dimana masing-masing siklus memiliki 4 tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi keterampilan bertanya dan memberi penguatan guru. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan persentase jumlah guru yang tuntas pada keterampilan bertanya siklus I adalah 60% dan pada siklus II adalah 92%. Persentase jumlah guru yang tuntas pada keterampilan memberi penguatan siklus I adalah 68% dan pada siklus II adalah 96%. Sehingga dapat disimpulkan melalui bimbingan pengawas sekolah dapat meningkatkan keterampilan guru bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran di SD binaan Kota Lhokseumawe tahun 2019.

Kata kunci: Pengawas Sekolah, Keterampilan Bertanya, Penguatan

PENDAHULUAN

Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat didalamnya baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan serta mutu menejemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih baik.

(2)

930

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa, 2006: 4). Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3). Serta tujuan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Supardi, 2014: 145). Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang melandasi jenjang menengah. Pendidikan dasar berbentuk Seklah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau sederajat, hal ini terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang pendidikan dasar. Menurut Fauzan (2012:1) Pendidikan di SD dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi diri sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Peranan guru terhadap keberhasilan pendidikan sangatlah dominan. Hal ini tampak pada sebagian rincian tugas dan tanggung jawab para guru dalam pelaksanaan pendidikan. Merujuk pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen disebutkan “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dari pengertian tersebut guru adalah pendidik profesional dengan banyak tugas yang diembannya, tidak hanya mendidik. Akan tetapi juga mengajar sampai dengan tahap mengevaluasi siswanya. Dewasa ini banyak kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam upaya mencari sosok guru yang baik dan memiliki kemampuan yang berkompeten. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, maka kualitas guru harus dioptimalkan. Hal ini sejalan dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru, standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Kompetensi yang dimiliki guru harus diseimbangkan pula dengan keterampilan dasar mengajar guru. Sanjaya (2011:32) yang mengutarakan keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

(3)

931 Keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola pembelajaran secara lebih efektif. Turney (dalam Anitah, 2009:7.2) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar, yaitu: (1) bertanya; (2) memberi penguatan; (3) mengadakan variasi; (4) menjelaskan; (5) membuka dan menutup pelajaran; (6) membimbing diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui keterampilan dasar mengajar guru merupakan kemampuan dan keahlian dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang kondusif, efektif, dan efisien. Dari keterampilan yang harus dimiliki guru, diantaranya adalah kemampuan bertanya dan memberikan penguatan. Keterampilan bertanya, bagi seseorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, manakala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Untuk itu dalam setiap proses pembelajaran bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Karena respons yang diberikan siswa dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.

Keterampilan memberikan penguatan terhadap siswa menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan karena dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Reinforcement diberikan pada siswa dengan tujuan utama agar frekuensi tingkah laku positif siswa dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan teori belajar skinner yang menyatakan bahwa tingkah laku peserta didik dapat dikondisikan dengan memberi penguatan (reinforcement) Suryabrata (2010: 217).

Berdasarkan hasil observasi peneliti selama bertugas menjadi pengawas di SD binaan Kota Lhokseumawe, ternyata sebagian besar guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran (teacher center) yaitu proses pembelajaran yang tidak banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran hanya guru yang berperan aktif, ditambah lagi dengan keterampilan bertanya dan pemberian penguatan yang kurang tepat. Guru masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan pertanyaan yang memancing siswa untuk menjawab atau memancing siswa untuk memberikan tanggapan dari pertanyaa yang guru berikan. Selain itu, siswa kurang memperhatikan pertanyaan yang di ajukan oleh guru, guru juga kurang dapat mendorong agar siswa berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, masih banyak siswa yang tidak aktif bertanya dan menjawab pertanyaan langsung dari guru, padahal dengan menjawab pertanyaan dari guru maka akan dapat mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Kemudian

(4)

932

dalam memberi penguatan pada siswa cenderung penguatan verbal yang sering dilakukan. Penguatan non verbal masih kurang, seperti mimik wajah, pemberian simbol atau benda. Selain itu guru cenderung memberi penguatan kepada siswa yang pandai saja. Sehingga terkadang menimbulkan kecemburuan antar siswa yang berakibat kurang antusiasnya siswa yang kemampuannya rata-rata menengah ke bawah untuk mengikuti pembelajaran.

Melihat fakta di atas, peneliti sebagai pengawas sekolah mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan bimbingan terhadap guru-guru tersebut, dengan tujuan dapat memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kekhilafannya dalam pelaksanaan tugas serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru sehingga dapat dicegah kesalahan dan penyimpangan yang lebih jauh. Berdasarkan permasalahan ini, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Peran Pengawas Sekolah Dalam Meningkatkan Keterampilan Guru Bertanya Dan Memberikan Penguatan Dalam Proses Pembelajaran Melalui Bimbingan Di SD Binaan Kota Lhokseumawe Tahun 2019”.

METODE PENELITIAN

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini adalah di tempat peneliti bertugas yaitu di SD binaan kota Lhokseumawe pada tahun 2019 yaitu: SDN 11 Muara Dua, SDN 9 Banda Sakti, SDN 18 Banda Sakti, SDN 4 Muara Satu, SDS Sukma Bangsa, SD Alquran Ar-Raudhah, dan SD IT Al-Mukhlisin pada semester genap tahun 2019 yaitu pada bulan Februari sampai dengan April 2019. Subjek penelitian adalah guru-guru binaan peneliti yang berada di sekolah binaan Kota Lhokseumawe berjumlah 25 orang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebagai salah satu bentuk dari penelitian kualitatif dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran melalui bimbingan pengawas sekolah di SD binaan Kota Lhokseumawe. Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2006:97), alur penelitian itu terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi selama kegiatan bimbingan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu untuk mengolah data hasil observasi keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran di SD binaan Kota Lhokseumawe dengan menggunakan persentase (%)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran (teacher center) yaitu proses pembelajaran yang tidak banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran hanya guru yang berperan aktif, ditambah lagi dengan keterampilan bertanya dan pemberian penguatan yang kurang tepat. Guru masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan pertanyaan yang memancing siswa untuk menjawab atau memancing siswa untuk memberikan tanggapan dari pertanyaan yang guru berikan. Selain itu, siswa kurang memperhatikan pertanyaan yang di

(5)

933 ajukan oleh guru, guru juga kurang dapat mendorong agar siswa berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, masih banyak siswa yang tidak aktif bertanya dan menjawab pertanyaan langsung dari guru, padahal dengan menjawab pertanyaan dari guru maka akan dapat mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Kemudian dalam memberi penguatan pada siswa cenderung penguatan verbal yang sering dilakukan. Penguatan non verbal masih kurang, seperti mimik wajah, pemberian simbol atau benda. Selain itu guru cenderung memberi penguatan kepada siswa yang pandai saja. Sehingga terkadang menimbulkan kecemburuan antar siswa yang berakibat kurang antusiasnya siswa yang kemampuannya rata-rata menengah ke bawah untuk mengikuti pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan ini peneliti mencoba melakukan bimbingan terhadap guru-guru. Bimbing yang diberikan berupa keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Bimbingan yang di berikan juga berguna untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kekhilafan guru dalam pelaksanaan tugas serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru.

Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Hasil Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat perencanaan yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian. Perencanaan yang dipersiapkan peneliti adalah menetapkan jadwal pelaksanaan bimbingan dan tempatnya. Peneliti juga menentukan waktu pelaksanan observasi terhadap guru-guru dalam proses pembelajaran guna menilai keterampilan guru bertanya dan memberikan penguatan. Perencanaan selanjutnya peneliti membuat lembar observasi keterampilan guru bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Lembar observasi ini diperlukan untuk mengukur keterampilan guru dalam bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Kemudian peneliti juga mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian dan observasi. Perencanaan ini peneliti lakukan dengan sebaik mungkin untuk memudahkan pelaksanaan penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakannya sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Setelah semua guru hadir dalam ruangan, barulah peneliti melaksanakan bimbingan terhadap guru-guru dengan memberikan materi tentang keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya kegiatan bimbingan dilakukan dalam bentuk diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang sama. Dalam kesempatan ini peneliti memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk bertanya mengenai keterampilan bertanya dan memberikan penguatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Sebagian guru mengajukan pertanyaan dan menuliskan apa-apa yang dipahaminya. Namun, beberapa pertanyaaan yang diajukan guru tidak berkenaan dengan materi yang disampaikan peneliti. Sehingga peneliti memberikan penjelasan dan tetap memberikan respon positif. Setelah kegiatan diskusi selesai, peneliti memotivasi para guru untuk dapat melaksanakan keterampilan

(6)

934

bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran dengan benar. Motivasi yang diberikan peneliti disertakan dengan dengan memberikan contoh nyata yang ada di lingkungan sekolah. Sehingga para guru dengan mudah dapat memahaminya. Di akhir pertemuan, peneliti mengucapkan salam dan pertemuan berakhir.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti melakukan observasi (pengamatan) terhadap keterampilan bertanya dan memberikan penguatan guru dalam proses pembelajaran. Observasi ini peneliti lakukan ketika guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam melaksanakan observasi, peneliti hanya melakukan pengamatan tanpa memberikan komentar terhadap guru. Karena dapat mengganggu proses pembelajaran dan menghargai guru di depan siswa. Peneliti memberikan penilaian terhadap apa yang peneliti lihat dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di lembar pengamatan. Penilaian yang dilakukan peneliti adalah objektif. Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti meninggalkan ruangan kelas. kegiatan observasi ini berlangsung sampai semua guru yang menjadi subjek dalam penilitian ini di observasi oleh peneliti. Hasil observasi peneliti pada siklus pertama terhadap keteramilan bertanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siklus I

No Nama Indikator Total % Ket

1 2 3 4 5 1 Guru 1 4 4 4 4 4 20 80% Baik 2 Guru 2 3 3 3 4 3 16 64% Cukup 3 Guru 3 4 4 4 4 4 20 80% Baik 4 Guru 4 3 3 4 3 4 17 68% Cukup 5 Guru 5 5 4 3 4 4 20 80% Baik 6 Guru 6 4 4 5 4 4 21 84% Baik 7 Guru 7 4 3 3 4 3 17 68% Cukup 8 Guru 8 3 4 3 3 2 15 60% Kurang 9 Guru 9 5 4 4 4 3 20 80% Baik 10 Guru 10 4 4 3 2 3 16 64% Cukup 11 Guru 11 4 5 4 3 4 20 80% Baik 12 Guru 12 4 4 4 4 4 20 80% Baik 13 Guru 13 3 4 3 3 3 16 64% Cukup 14 Guru 14 4 4 4 4 4 20 80% Baik 15 Guru 15 4 4 3 2 3 16 64% Cukup 16 Guru 16 4 4 4 5 4 21 84% Baik 17 Guru 17 4 5 4 4 4 21 84% Baik 18 Guru 18 4 4 4 4 4 20 80% Baik 19 Guru 19 5 4 4 3 4 20 80% Baik 20 Guru 20 3 4 3 3 3 16 64% Cukup 21 Guru 21 4 3 3 2 3 15 60% Kurang 22 Guru 22 5 3 4 4 4 20 80% Baik 23 Guru 23 4 5 4 4 3 20 80% Baik

(7)

935

24 Guru 24 4 5 4 4 4 21 84% Baik

25 Guru 25 3 3 4 3 3 16 64% Cukup

Jumlah 453 1812%

Persentase jumlah guru yang tuntas 60%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwasanya ada 15 orang guru yang sudah melaksana keterampilan bertanya dengan baik. Selebihnya masih berada pada katagori cukup dan kurang. Dari tabel juga diketahui bahwasanya persentase jumlah guru yang tuntas adalah 60%. Persentase yang didapat belum memenuhi indikator penelitian. Dilihat dari indikator diketahui dalam bertanya, kejelasan pertanyaan yang disampaikan guru dan kejelasan hubungan antara pertanyaan guru dengan masalah yang dibicarakan sudah dilaksanakan sebagian guru dengan baik, namun belu sempurna. Sedangkan untuk keterampilan menyampaikan pertanyaan secara merata ke siswa, sebagian guru masih memiliki kekurangan. Guru hanya mengajukan pertanyaan kepada siswa tertentu saja dan pertanyaan yang diajukan tidak dilayangkan untuk keseluruh kelas terlebih dahulu. Untuk indikator pemberian waktu berpikir siswa setelah guru memberikan pertanyaan, sebagian guru telah melaksanakannya dengan baik, namun kebanyakan guru masih belum melaksanakannya dikarenakan kelalaian guru dalam mengkondisikan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil observasi peneliti terhadap keterampilan guru memberikan penguatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Observasi Keterampilan Memberikan Penguatan Siklus I No Nama

Indikator

Tota

l % Ket

Penguatan Verbal Penguatan Non Verbal

1 2 1 2 3 4 5 1 Guru 1 4 4 4 4 4 4 4 28 80% Baik 2 Guru 2 4 3 4 4 3 4 4 26 74,3% Cukup 3 Guru 3 4 4 4 4 4 4 4 28 80% Baik 4 Guru 4 4 4 4 4 4 4 4 28 80% Baik 5 Guru 5 5 4 4 4 4 4 3 28 80% Baik 6 Guru 6 5 4 5 4 4 4 4 30 85,7% Baik 7 Guru 7 4 4 4 4 4 3 4 27 77,1% Cukup 8 Guru 8 4 4 4 4 4 4 4 28 80% Baik 9 Guru 9 4 4 5 4 3 5 4 29 82,9% Baik 10 Guru 10 4 4 4 4 3 4 4 27 77,1% Cukup 11 Guru 11 4 5 5 4 4 4 5 31 88,6% Baik 12 Guru 12 4 4 5 4 4 5 4 30 85,7% Baik 13 Guru 13 3 4 4 4 3 4 4 26 74,3% Cukup 14 Guru 14 4 5 5 4 4 4 4 30 85,7% Baik 15 Guru 15 4 4 4 2 3 4 4 25 71,4% Cukup 16 Guru 16 5 4 5 4 5 4 4 31 88,6% Baik 17 Guru 17 4 5 5 4 3 4 3 28 80% Baik

(8)

936 18 Guru 18 5 4 5 3 4 4 4 29 82,9% Baik 19 Guru 19 5 4 5 4 4 3 3 28 80% Baik 20 Guru 20 4 4 4 4 3 4 4 27 77,1% Cukup 21 Guru 21 5 4 4 4 4 4 4 29 82,9 Baik 22 Guru 22 4 4 5 4 4 4 4 29 82,9 Baik 23 Guru 23 3 4 4 3 4 4 3 25 71,4 Cukup 24 Guru 24 4 4 3 4 4 4 4 27 77,1 Cukup 25 Guru 25 5 4 4 4 3 5 4 29 82,9 Baik Jumlah 703 2009

Persentase jumlah guru yang tuntas 68%

Berdasarkan tabel diketahui sudah 17 orang guru berada pada katagori baik. Selebihnya berada pada katagori cukup. Dalam melaksanakan pembelajaran para guru sudah melaksanakan keterampilan memberi penguatan, namun masih memiliki kekurangan. Khususnya pada memberi penguatan dengan cara mendekati siswa dan dengan sentuhan. Kemudian juga pada memberikan hadiah yang relevan dan rasional. Persentase jumlah guru yang tuntas adalah 68%. Berdasarkan indikator penelitian diketahui bahwasanya hasil ini belum memenuhi indikator penelitian.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Analisilis yang dilakukan peneliti berupa mengulas dan menjelaskan segala tahapan dalam siklus. Hasil observasi yang didapat diketahui para guru masih memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya adalah keterampilan guru dalam bertanya yaitu mengenai kejelasan pertanyaan dan hubungan antara pertanyaan dengan masalah yang dibicarakan serta pertanyaan yang tidak dilayangkan untuk keseluruh kelas terlebih dahulu. Kekurangan lainnya adalah pada keterampilan memberi penguatan, guru tidak memberi penguatan dengan mendekati siswa dan dengan sentuhan serta memberikan hadiah yang relevan dan rasional. Kekurangan ini terjadi karena kelalaian guru dalam mengkondisikan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa yang yang belum aktif. Berdasarkan hasil observasi yang didapat, dapat disimpulkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan belum memenuhi indikator penelitian. Kemudian peneliti harus melakukan beberapa perbaikan terhadap pelaksanaan penelitian selanjutnya yaitu: (1) memberikan hasil observasi yang telah didapat para guru agar mereka mengetahui kekurangan yang mereka miliki, (2) peneliti harus memberikan penegasan kepada guru, terutama bagi guru yang masih memiliki kekurangan, dan (3) memberikan motivasi kepada guru.

Deskripsi Hasil Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini peneliti melanjutkan perencanaan dari siklus sebelumnya. Peneliti menetapkan kembali jadwal pelaksanaan bimnbing dan tempatnya. Kemudian peneliti juga menetapkan kembali waktu pelaksanaan observasi terhadap guru-guru dalam proses pembelajaran guna menilai keterampilan guru-guru bertanya dan memberikan penguatan. Untuk lembar observasi, peneliti telah membuatnya pada siklus

(9)

937 pertama, sehingga peneliti tinggal mempersiapkannya. Selanjutnya peneliti juga mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian dan observasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II, di awal pertemuan peneliti memberikan hasil pengamatan siklus pertama yang telah dilaksanakan kepada guru-guru agar mereka mengetahui kekurangan yang harus mereka perbaiki. Selanjutnya peneliti melaksanakan bimbingan terhadap guru-guru mengenai keterampilan bertanya dan memberi penguatan. Kegiatan selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan para guru dan berdiskusi mengenai kekurangan yang guru dalam keterampilan bertanya dan memberikan penguatan proses pembelajaran. Kemudian peneliti juga memberikan motivasi kepada para guru agar guru memiliki motivasi melaksanakan keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam melaksanakan pembelajaran. Peneliti juga memberikan penegasan bagi guru-guru yang belum melaksanakan keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Penegasan yang dilakukan peneliti adalah dalam bentuk wewenang peneliti sebagai kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan di sekolah. Setelah kegiatan selesai peneliti mengakhirinya dengan mengucapkan salam. c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi siklus II, peneliti melakukan observasi seperti pada siklus pertama terhadap keterampilan bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan pengamatan kepada guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Peneliti mengamati keterampilan bertanya dan memberi penguatan yang dilakukan guru. Hasil pengamatan peneliti isikan pada lembar pengamatan. Pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II ada sedikit perbedaannya dengan siklus pertama. Pada siklus II ini peneliti lebih mudah dalam melakukan pengamatan, karena terlihat jelas peningkatan keterampilan guru, baik pada keterampilan bertanya maupun keterampilan memberi penguatan. Pada keterampilan bertanya, terlihat sangat jelas pertanyaan yang diajukan guru dan memiliki hubungan dengan materi pembelajaran. Pada keterampilan memberi penguatan, guru juga melaksanakannya dengan sempurna baik pada penguatan verbal maupun non verbal. Hasil observasi keterampilan guru dalam bertanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siklus II

No Nama Indikator Total % Ket

1 2 3 4 5

1 Guru 1 5 5 5 4 5 24 96% Baik Sekali

2 Guru 2 4 4 4 5 4 21 84% Baik

3 Guru 3 5 5 5 5 5 25 100% Baik Sekali

4 Guru 4 4 4 5 4 5 22 88% Baik

5 Guru 5 5 5 4 5 5 24 96% Baik Sekali

6 Guru 6 5 5 5 5 5 25 100% Baik Sekali

7 Guru 7 5 4 4 5 4 22 88% Baik

(10)

938

9 Guru 9 5 5 5 5 4 24 96% Baik Sekali

10 Guru 10 5 5 4 3 4 21 84% Baik

11 Guru 11 5 5 5 4 5 24 96% Baik Sekali

12 Guru 12 5 5 5 4 5 24 96% Baik Sekali

13 Guru 13 4 5 4 4 4 21 84% Baik

14 Guru 14 5 5 5 5 4 24 96% Baik Sekali

15 Guru 15 4 4 4 3 4 19 76% Cukup

16 Guru 16 5 5 5 5 5 25 100% Baik Sekali

17 Guru 17 5 5 4 5 5 24 96% Baik Sekali

18 Guru 18 5 5 4 5 5 24 96% Baik Sekali

19 Guru 19 5 5 5 4 5 24 96% Baik Sekali

20 Guru 20 4 5 4 4 4 21 84% Baik

21 Guru 21 5 4 3 3 4 20 76% Cukup

22 Guru 22 5 4 5 5 5 24 96% Baik Sekali

23 Guru 23 5 5 5 5 4 24 96% Baik Sekali

24 Guru 24 5 5 5 5 5 25 100% Baik Sekali

25 Guru 25 4 4 5 4 4 21 84% Baik

Jumlah 570 2280%

Persentase jumlah guru yang tuntas 92%

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata guru sudah berada pada katagori baik dan baik sekali. Persentase jumlah guru yang tuntas adalah 92%. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, persentase yang didapat sudah memenuhi bahkan melebihi nilai yang diharapkan. Persentase yang didapat ini terlihat dari aktivitas peneliti dalam melaksanakan keterampilan bertanya dan juga aktivitas siswa dalam pembelajaran yang telah aktif untuk memberikan respon (menjawab) pertanyaan yang diajukan peneliti maupun bertanya. Semua kekurangan pada siklus pertama sudah di perbaiki oleh peneliti. Hasil observasi peneliti terhadap keterampilan guru dalam memberikan penguatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Observasi Keterampilan Memberikan Penguatan Siklus II

No Nama

Indikator

Total % Ket

Penguatan

Verbal Penguatan Non Verbal

1 2 1 2 3 4 5

1 Guru 1 5 5 5 4 4 5 5 33 94,3% Baik Sekali

2 Guru 2 5 4 5 4 4 5 4 31 88,6% Baik

3 Guru 3 5 4 5 5 5 4 4 32 91,4% Baik Sekali

4 Guru 4 4 5 4 4 4 5 4 30 85,7% Baik

5 Guru 5 5 4 5 5 5 4 4 32 91,4% Baik Sekali

6 Guru 6 5 4 5 5 5 4 5 33 94,3% Baik Sekali

7 Guru 7 4 5 5 4 4 4 4 30 85,7% Baik

8 Guru 8 5 4 5 5 4 4 5 32 91,4% Baik Sekali

(11)

939

10 Guru 10 5 4 5 4 4 5 4 31 88,6% Baik

11 Guru 11 5 5 5 5 5 4 5 34 97,1% Baik Sekali

12 Guru 12 5 5 5 5 4 5 4 33 94,3% Baik Sekali

13 Guru 13 4 5 5 4 4 4 5 31 88,6% Baik

14 Guru 14 5 5 5 5 4 5 4 33 94,3% Baik Sekali

15 Guru 15 4 4 4 3 4 4 4 27 77,1% Cukup

16 Guru 16 5 5 5 5 5 4 4 33 94,3% Baik Sekali

17 Guru 17 5 5 5 4 4 4 4 31 88,6% Baik

18 Guru 18 5 4 5 5 4 4 4 31 88,6% Baik

19 Guru 19 5 4 5 5 4 4 4 31 88,6% Baik

20 Guru 20 5 5 4 4 4 4 4 30 85,7% Baik

21 Guru 21 5 5 5 4 4 5 4 32 91,4% Baik Sekali

22 Guru 22 5 5 4 5 4 5 5 33 94,3% Baik Sekali

23 Guru 23 4 4 4 4 4 4 4 27 80% Baik

24 Guru 24 5 4 5 4 4 5 5 32 91,4% Baik Sekali

25 Guru 25 5 4 4 4 5 4 4 30 85,7% Baik

Jumlah 786 2246%

Persentase jumlah guru yang tuntas 96%

Tabel di atas menunjukan sudah 24 orang guru berada pada katagori baik dan sangat baik. Hanya 1 orang guru yang mendapat katagori cukup. Persentase jumlah guru yang tuntas adalah 96%. Dari tabel juga dapat diketahui bahwa guru-guru telah memilik keterampilan dalam memberi penguatan. Memberi penguatan dengan cara mendekati siswa dan dengan sentuhan serta memberikan hadiah yang relevan dan rasiona merupakan kekurangan yang terdapat pada siklus pertama. Namun pada siklus II sudah dilaksanakan peneliti dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang didapat diketahui guru memiliki peningkatan keterampilan bertanya dan keterampilan mberi penguatan dibandingkan dengan siklus pertama. Kemudian dilihat dari indikator keberhasilan penelitian, persentase yang diperoleh sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi penelitian siklus II peneliti menganalisis tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Dari hasil observasi keterampilan bertanya dan memberi penguatan dapat diketahui bahwa keterampilan guru telah mengalami peningkatan. Kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran kekurangan pada keterampilan bertanya dan memberi penguatan yang terdapat pada siklus sebelumnya sudah diperbaiki. Persentase jumlah guru yang tuntas juga telah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi.

PENUTUP Simpulan

Hasil pelaksanaan penelitian melalui bimbingan pengawas sekolah dapat meningkatkan keterampilan guru bertanya dan memberi penguatan dalam proses

(12)

940

pembelajaran. Hal ini terlihat dari persentase jumlah guru yang tuntas setiap siklusnya mengalami peningkatan. Kemudian terlihat juga dari proses pembelajaran yang dilaksanakan, siswa aktif dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan. Sehingga dapat disimpulkan melalui bimbingan pengawas sekolah dapat meningkatkan keterampilan guru bertanya dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran di SD binaan Kota Lhokseumawe tahun 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Almanshur dan Ghony Djunaidi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar‐Ruzz Media.

Anitah W., Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Mendiknas. 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Mendiknas.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siklus I
Tabel 2. Hasil Observasi Keterampilan Memberikan Penguatan Siklus I  No  Nama
Tabel 3. Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siklus II
Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  rata-rata  guru  sudah  berada  pada  katagori  baik  dan  baik  sekali
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pada prinsipnya pendekatan keterampilan proses sangat diwarnai dengan prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran

Peneliti juga memberikan reward kepada guru-guru yang telah melaksanakan disiplin waktu kehadiran sekolah dan disiplin waktu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

Aktivitas bertanya memperoleh persentase 5% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM memperoleh persentase 5%.Pada Siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan

Alfie Mukarimah Sufa (2014:4) mengatakan pembelajaran tutor sebaya dilaksanakan secara berkelompok dengan teman sebaya, namun di dalam kelompok tersebut terdapat

Aktivitas Belajar Siswa merupakan Rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa pemahaman dan

Aktivitas guru saat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kombinasi model Example non Example, Number Heads Together (NHT), dan Talking Stick yang diterapkan

Aktivitas peserta didik dikatakan terlaksana dengan baik dan mendukung dalam melatihkan keterampilan berpikir kritis, jika persentase aktivitas yang relevan lebih besar

Pengaruh fundamental renang terhadap siswa kelas IV SD dalam pembelajaran renang dalam melakukan keterampilan gerak dasar renang melalui keterampilan meluncur dan tehnik