• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Bab dua berisi tentang penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kata ganti orang, baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Mandarin. Kemudian berisi tentang konsep yang dipakai dalam penelitian ini, meliputi : pengertian analisis kontrastif, pengertian kata ganti, dan pengertian kata ganti orang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Selain itu bab ini juga diisi tentang landasan teori yang dipakai penulis untuk menganalisis kata ganti orang.

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitan terhadap aspek-aspek bahasa tentu sudah banyak diteliti oleh banyak orang. Begitu pun penelitian tentang kata ganti orang dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jepang serta bahasa Mandarin. Tetapi sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membandingkan kata ganti orang dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

Di Cina penelitian mengenai kata ganti orang sudah pernah dilakukan, diantaranya Lin Xiao Mei (2009:34-35) ri yu rencheng daimingci yu hanyu renchengdaici de duibi yu fanyi . Di dalam penelitiannya Lin Xiao Mei mengungkapkan jika kata ganti dalam bahasa Mandarin terbagi menjadi tiga jenis yaitu kata ganti penunjuk, kata ganti orang dan kata ganti penanya. Sedangkan dalam

(2)

bahasa Jepang kata ganti hanya terbagi dua yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk. Jadi kata ganti orang dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan yang besar baik dalam jenis kata ganti dan penggunaannya dalam kalimat.

Wang Chun Ling (2008:43-47) dalam penelitiannnya yang berjudul hanyu rencheng daici fushu xingshi de zonghe kaocha menerangkan bahwa kata ganti orang dalam bahasa Mandarin memiliki suatu bentuk untuk mengubah bentuk tunggal menjadi bentuk jamak yaitu dengan penambahan “men”.

Arie Yuanita (2006) dalam skripsinya yang berjudul Pronomina dalam Bahasa Pesisir Sibolga mengungkapkan bahwa pronomina dalam bahasa pesisir Sibolga memiliki persamaan dan perbedaan dengan pronomina dalam bahasa Indonesia. Ia juga mengungkapkan jika penutur bahasa juga harus memahami baik seluk beluk pronomina dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat pemakaian pronomina yang tidak sesuai dengan lingkungan antara pembicara dan lawan bicara yang bias mengakibatkan terganggunya komunikasi.

Marti S. Nababan (2010) dalam skripsinya yang berjudul Dieksis Persona dalam Bahasa Simalungun mengungkapkan jika kata ganti persona dalam bahasa simalungun terdiri atas tiga bagian yaitu kata ganti pronomina pertama, kata ganti pronomina kedua, dan kata ganti pronomina ketiga. Adapun perilaku dieksis persona dalam bahasa Simalungun ialah:

(3)

a. bentuk i- dalam bahasa Simalungun dapat diikuti persona ketiga yang tidak pronominal. Bentuk i- tidak dapat diikuti persona pertama dan kedua.

b. leksem persona tunggal dalam bahasa Simalungun dapat dirangkaikan dengan kata demonstratif ini dan itu. Sedangkan bentuk jamaknya tidak.

c. bentuk terikat persona dalam bahasa Simalungun dapat dirangkaikan dengan kata ini dan itu.

d. kata ganti persona dalam bahasa Simalungun tidak dapat direduplikasi.

Rensi Warni Haloho dalam skripsinya A Contrastive Analysis Of Possessive Pronouns In English And Simalungun Language tahun 2009 mengungkapkan sebagai hasil dari analisis kontrastif possessive pronoun dalam bahasa Inggris dan bahasa Simalungun ditemukan persamaan dan perbedaan. Dalam bahasa Inggris sebagai possessive adjective pronoun hanya digunakan jika ada nomina yang mengikutinya posisinya berada di awal atau di depan kata benda, sebagai possessive pronoun digunakan tanpa diikuti oleh romina, posisinya berada di akhir atau tanpa diikuti kata benda. Dalam bahasa Simalungun possessive pronoun memiliki posisi yang bervariasi yaitu di awal, di tengah dan di akhir. Bahasa Inggris membedakan gender sedangkan dalam bahasa Simalungun tidak membedakan gender. Dari penggambaran ini dapat dikatakan bahwa analisis kontrastif merupakan cakupan kajian perbandingan bahasa atau Comparative Linguitic.

(4)

2.2 Konsep

Konsep merupakan penjelasan tentang istilah-istilah dalam sebuah judul skripsi. Dalam konsep peneliti akan memaparkan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan kata ganti orang.

Pertama-tama penulis akan memaparkan tentang pengertian analisis kontrastif, pengertian kata ganti, dan pengertian kata ganti orang baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Mandarin.

2.2.1 Analisis Kontrastif

Kata contrastive adalah kata keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contrast. Dalam the American college dictionary terdapat penjelasan sebagai berikut:

“contrast : 1. To set in opposition in order to show unlikeness; compere by observing differences” 1. menempatkan dalam oposisi atau pertentangan atau dengan tujuan

memperlihatkan ketidaksamaan; memperbandingkan dengan jalan memperhatikan perbedaan-perbedaan.

Tarigan (19987:224) menyatakan bahwa linguistik kontrastif atau contrastive linguistic adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan-ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih.

Senada dengan Tarigan, Ridwan juga menyatakan jika linguistik kontrastif atau yang dalam bahasa asing disebut contrastive linguistic adalah sebuah cabang linguistik (ilmu bahasa) yang mengacu pada suatu kajian mengenai aspek-aspek

(5)

kebahasaan antara dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Bahasa-bahasa yang dibandingkan berada pada peringkat bahasa yang bersentuhan (language in contact).

Secara sepintas lalu mungkin dapat disamakan dengan linguistik komparatif. Memang terdapat persamaan dan perbedaan antara linguistik komparatif dengan linguistik kontrastif. Persamaan antara keduanya ialah bahwa dua-dua mengadakan perbandingan antara dua bahasa atau lebih.

Perbedaannya terletak pada penekanan. Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Sedangkan linguistik kontrastif hanya lebih meneliti perbedaan-perbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan-persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan.

Linguistik kontrastif sangat berguna dalam menentukan dan membangun bahan-bahan yang akan diajarkan dalam pengajaran bahasa asing.

Analisis kontrastif adalah kegiatan memperbandingkan struktur bahasa pertama B1 dan struktur bahasa kedua B2, untuk mengedintifikasi perbedaan kedua bahasa itu. Analisis kontrastif mempunyai langkah-langkah yang harus dituruti seperti membandingkan struktur B1 dan B2, memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan belajar, menyusun bahan pengajaran, dan mempersiapkan cara-cara menyampaikan bahan pengajaran.

(6)

Tujuan atau sasaran analisis kontrastif adalah untuk menemukan prinsip-prinsip kebahasaan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam tujuan-tujuan praktis khususnya bagi keperluan pengajaran, pembelajaran, dan penerjemahaan. Kegunaan dan tujuan praktis ini memberikan tekanan pada :

a. pengalihan atau peluncuran (transfer) , yang dapat diklasifikasikan atau mempunyai tipe-tipe seperti: (1) suatu proses bentuk-bentuk gramatikal dari sebuah bahasa ke bahasa lainnya, (2) suatu pengubahaan isyarat-isyarat ujaran ke medium berdeda seperti isyarat atau penanda grafemik dari system penulisan , dan (3) suatu proses pengalihan atau penyesuaiaan makna melalui makna melalui peminjaman atau penerjemahaan butur-butir leksikal;

b. gangguan (interference) bertujuan untuk menemukan gangguan-gangguan dari aspek-aspek dan kebiasaan dalam bahasa sumber (BS) atau bahasa ibu dengan mengalihkannya atau memindahkannya dalam merekignisi bahasa kedua (B2), bahasa sasaran, maupun bahasa asing. Gangguan ini dapat terjadi pada peringkat dan perangkat fonetik, fonemik, gramatikal, vokabuler maupun lainnya, demikian pula pada variasi dialektis, idiolektis, sosiolektis, dan lainnya.

c. kemiripan atau kesetaraan (equivalent) dimana dapat ditemukannya kata atau frase yang bermakna sama walaupun berbeda dalam bentuknya antara bahasa-bahasa yang dibandingkan.

(7)

2.2.2 Kata Ganti

Menurut Putrayasa (2008:96) kata ganti ialah kata-kata yang menunjuk, mengatakan atau menanyakan tentang sebuah substansi dan dengan demikian justru mengganti namanya. Senada dengan Putrayasa, kata ganti menurut Wijdono (2005: 124) yaitu kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain, berfungsi untuk menggantikan nomina.

Tetapi Suparto menerangkan bahwa kata ganti dalam bahasa Mandarin ialah kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan dan adverb (kata keterangan) (2003:147).

2.2.3 Kata Ganti Orang

Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, kata ganti dapat di kelompokkan kedalam tiga jenis, yaitu kata ganti orang, kata ganti tanya, dan kata ganti penunjuk. Kata ganti orang ialah kata yang mengacu pada orang atau benda, tapi tidak menyebutkan namanya. Selain itu, kata ganti orang juga dapat dinyatakan sebagai kata yang menyatakan atau mengungkapkan diri sendiri atau menggantikan orang lain. Dilihat dari perananya sebagai pelaku di dalam kalimat, kata ganti orang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1.kata ganti orang pertama, yaitu kata yang menggantikan diri orang yang berbicara. Yang termasuk kata ganti orang pertama ialah saya, aku, kami dan kita.

(8)

2.kata ganti orang kedua, yaitu kata yang menggantikan diri orang yang di ajak berbicara atau lawan bicara. Yang termasuk kata ganti orang kedua ialah kamu, engkau, anda dan kalian.

3.kata ganti orang ketiga, yaitu kata yang menggantikan diri orang yang dibicarakan. Yang termasuk kata ganti orang ketiga ini ialah ia, dia, mereka.

2.3 Landasan Teori

Landasan teori ialah teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah penelitian. Landasan teori ini juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, serta membantu dalam penyusunan instrument penelitian. Teori-teori yang digunakan tersebut bukan sekedar pendapat dari pengarang saja, melainkan teori yang sudah teruji kebenarannya (Ridwan, 2004:19).

Dalam penelitian ini, untuk membandingkan antara kata ganti orang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin digunakan teori analisis kontrastif sebagai teori untuk melihat persamaan dan perbedaan antara keduanya. Teori analisis kontrastif yang digunakan adalah teori analisis kontrastif yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan yang dimuat dalam bukunya yang berjudul “Pengajaran Analisis Kontrastif”.

(9)

dengan B1 dengan struktur bahasa kedua yang disebut dengan B2 untuk mengedintifikasi perbedaan-perbedaan diantara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan yang diperoleh dan dihasilkan melalui analisis kontrastif dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa, terlebih-lebih dalam belajar B2 (bahasa kedua).

Referensi

Dokumen terkait

Sastrawan (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Tutur Panugrahan Dalem Analisis Struktur dan Fungsi”, menguraikan tentang struktur yang membangun Tutur Panugrahan

Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan

Marpaung (2006) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolahan Bahasa Batak Toba Anak Usia 1 – 5 Tahun, menyimpulkan bahwa tahap-tahap perkembangan pemerolehan bahasa anak,

Polisemi sering juga diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, biasanya juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu (Chaer, 1989) seperti kata kepala dalam Bahasa Indonesia

Endang Rusyani (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Indonesia Anak Usia 2,5 Tahun (Studi Kasus Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini) menemukan

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa dari daftar kosa kata yang diteliti terdapat 74 kata yang memiliki variasi leksikal yang digunakan di tiga kecamatan di

Dapat disimpulkan dari pakar bahasa dalam Bahasa Indonesia bahwa kata konjungsi merupakan kata yang berfungsi sebagai kata penghubung baik dalam kalimat,klausa, frasa maupun

(1984:58) menyatakan bahwa morfem adalah satuan terkecil dari pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang bermakna