• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERT PADA REMAJA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERT PADA REMAJA SKRIPSI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN

TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERT

PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Nama : ASTI PALUPI NIM : 999114099

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Serahkanlah segala kekuatiranmu

kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu

(5)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERT PADA REMAJA.

Asti Palupi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan tipe kepribadian ekstravert pada remaja. Subyek penelitian ini berjumlah 100 remaja, berusia 16-18 tahun, siswa SMU Padmawijaya tahun ajaran 2007/2008. Pengumpulan data menggunakan Skala Harga Diri yang diadaptasi dari Self Esteem Inventory dari Coopersmith (1967) dan skala tipe kepribadian yang disusun sendiri oleh peneliti. Realibilitas dari dua skala dengan menggunakan pengujian realibilitas koefisien Alpha Cronbach. Nilai koefisien alpha untuk skala harga diri sebesar 0,9369 dan untuk skala tipe kepribadian sebesar 0,9580.

Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson yang menghasilkan rxysebesar 0,462 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,05)

(9)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN SELF ESTEEM WITH EXTRAVERT PERSONALITY TYPE IN THE ADOLESCENTS

Asti Palupi Psychology Faculty Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research was to find out the correlation between self esteem with extravert personality type in the adolescents. The subject were 100 the adolescent, aged 16-18 years old that were registered as students of Padmawijaya Senior High School 2007-2008 school year. The data gathering was done by using Self Esteem Scale that was adapted from Self Esteem Inventory by Coopersmith (1967) and Personality Type Scale that was made by the writer. The reliability of those two scale was 0,9369 and for the Personality Type was 0,9580.

The data were analyzed by using Pearson’s Product Moment correlation technique which gave result value of rxy 0,462 with probability 0,000 (p < 0,05).

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang harus ditempuh penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Satu (S-1) pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak. Drs. H. Wahyudi, M.Si, sekalu Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu. A Tanti Arini, S.Psi., M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberi masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Mbak Nanik, Mas Gandung dan pak Gi di Sekretariat Fakultas Psikologi, serta mas Muji dan Mas doni di Laboratorium dan Ruang Baca Fakultas Psikologi atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

(11)

6. Pak Yanto dan Bu Tutik, atas dukungan dan doanya.

7. DFB, Thanks untuk support-nya, you’ll always be in my heart.

8. Start Comp dan Warna Comp, yang selalu bersedia membantu penulis. 9. Yuyun, Della yang memberi masukan-masukan.

10. Weny, Novita, Enny …… tempat curahan hati penulis. Makasih ya kalian mau mendengar keluh kesah-ku.

11. Teman-teman angkatan 99, Tessa, Rani, Ana, Tony, Uni, Dian, Marmili … kita bisa lulus bareng ya … he…..he.

12. Sodara-sodara dan teman-teman yang telah memberi doa, inspirasi dan dukungan untuk penulis. Terima kaish…terima kasih…terima kasih.

Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penul;isan skripsi ini masih terdapat berbagai kekurangan. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat berguna bagi ilmu psikologi.

Yogyakarta, 05 Desember 2007 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto... iv

Halaman Persembahan ... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DASAR TEORI ... 7

A. Harga Diri ... 7

1. Pengertian Harga Diri ... 7

(13)

3. Ciri-ciri Harga Diri ... 11

B. Remaja... 14

1. Pengertian Remaja ... 14

2. Batasan Usia Remaja ... 15

3. Harga Diri Remaja ... 16

4. Perkembangan Kepribadian Remaja ... 18

C. Tipe Kepribadian Ekstravert dan Introvert ... 21

1. Kepribadian ... 21

2. Tipe Kepribadian ... 23

a) Tipe Kepribadian Ekstravert ... 23

b) Tipe Kepribadian Introvert ... 25

D. Hubungan Antara Harga diri dengan Tipe Kepribadian Ekstravert pada Remaja ... 31

E. Hipotesis ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Definisi Operasional ... 36

D. Subyek Penelitian ... 37

E. Metode Pengumpulan Data ... 37

F. Validitas dan Reliabilitas ... 43

1. Validitas... 43

(14)

2. Reliabilitas ... 45

G. Analisis data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Pelaksanaan Penelitian ... 47

B. Analisis Data ... 47

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Linieritas ... 48

3. Uji Hipotesis ... 48

C. Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

Daftar Pustaka ... 54

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Spesifikasi Item Skala Tipe Kepribadian (sebelum uji coba)... 39

Tabel 2. Jawaban Skor Skala Harga Diri ... 42

Tabel 3. Spesifikasi Item Skala Harga Diri (sebelum uji coba)... 42

Tabel 4. Spesifikasi Item Skala Harga Diri (setelah uji coba) ... 44

Tabel 5. Spesifikasi Item Skala Tipe Kepribadian (setelah uji coba) ... 45

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 48

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Skala Uji Coba (Skala Harga Diri)... 56

Lampiran B. Skala Uji Coba (Skala Tipe Kepribadian) ... 57

Lampiran C. Skor Data Uji Coba (Harga Diri) ... 58

Lampiran D. Reliabilitas Item Uji Coba (Harga Diri) ... 59

Lampiran E. Skor Data Uji coba (Tipe Kepribadian) ... 60

Lampiran F. Reliabilitas Item Uji Coba (Tipe Kepribadian) ... 61

Lampiran G. Skala Penelitian (Skala Harga Diri) ... 62

Lampiran H. Skala Penelitian (Skala Tipe Kepribadian) ... 63

Lampiran I. Skor Data Penelitian (Harga Diri) ... 64

Lampiran J. Skor Data Penelitian (Tipe Kepribadian) ... 65

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Sejak dilahirkan, individu tumbuh dan berkembang. Dalam perkembangannya, individu selalu belajar untuk berperilaku yang sesuai dengan dirinya dan dirasanya nyaman. Perilaku individu menunjukkan ekspresi, emosi, mempunyai motif dan aspirasi yang berbeda dengan orang lain. Perilaku individu tersebut, tumbuh secara bertahap dan cenderung tetap yang menyebabkan terbentuknya dorongan-dorongan khas pada individu. Hal tersebut akan membentuk kepribadian yang khas pada individu.

Menurut pandangan Allport (dalam Hall and Lindzey, 1993) Kepribadian merupakan bagian dari individu yang paling mewakili dirinya meliputi apa yang paling khas dan paling karakteristik dalam diri orang tersebut. Bisa dikatakan bahwa kepribadian individu memberi kesan yang paling menonjol yang ditunjukkan individu terhadap orang lain.

(18)

Eysenck (dalam Lawrence, 1996) mengatakan bahwa orang yang ekstravert cenderung agresif, mudah menyesuaikan diri, optimis, aktif, mudah bergaul, banyak bicara, responsif, lincah, mempunyai jiwa pemimpin, mempunyai banyak teman, suka bergurau, jujur, mandiri dan mampu bekerjasama. Orang introvert mempunyai sifat pendiam, tak ramah, suka menyendiri, mudah cemas, gelisah, kaku, sederhana, menjauhkan diri dan tidak dapat bekerjasama.

Kepribadian pada remaja terbentuk secara bertahap di dalam perkembangannya, sehingga remaja membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk perkembangan hidupnya. Dalam pengalaman bergaul dengan orang lain, ucapan-ucapan dan perlakuan-perlakuan orang lain sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Remaja yang mendapat kasih sayang dan perhatian yang baik dari orang lain akan membuatnya menjadi dewasa dan mempunyai rasa kepercayaan diri yang tinggi. Remaja yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang lain dapat menghambat perkembangan kepribadiannya.

(19)

proses pemenuhan kebutuhan harga diri tersebut, remaja banyak belajar dari lingkungan sosial dan sekitarnya.

Pengalaman dalam bergaul dengan lingkungan di luar rumah akan mengembangkan gambaran diri remaja baik dari segi fisik maupun psikis, yaitu melalui respon/sikap orang lain terhadap dirinya, misalnya bagaimana orang lain memperlakukan dirinya, apa yang dikatakan orang lain terhadap dirinya. Perlakuan itulah yang kemudian menyebabkan remaja berpikir dan bersikap tentang dirinya. Bila orang lain mengatakan atau memperlakukan remaja tersebut dengan baik maka dia akan percaya diri dan bisa menerima dirinya dengan baik. Remaja tersebut merasa bahwa dirinya berharga. Apabila orang lain mengatakan atau memperlakukan remaja tersebut dengan tidak baik maka dia akan merasa rendah diri dan merasa tidak berharga.

Bila orang memiliki penilaian yang baik terhadap dirinya, ia akan tampak bahagia, sehat dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang menimbulkan stres. Jika orang memiliki penilaian negatif terhadap dirinya, seringkali tampak cemas, depresi dan pesimis (Brehm dan Kassin, 1989).

(20)

Remaja dapat mengetahui tingkah laku bagaimana yang dapat mendatangkan kepuasan dan dapat diterima orang lain, melalui pengalaman bergaulnya. Bila lingkungan menyenangkan dan tingkah laku remaja individu diterima, maka dia semakin percaya diri dan menghargai dirinya. Bila remaja memperoleh rasa harga diri yang mantap (positif), akan dapat menjadikan remaja tersebut penuh rasa percaya diri dan membuatnya cepat matang dan dewasa. Remaja bisa memperoleh harga diri yang mantap dari adanya sanjungan, penghargaan dari orang lain terhadap diri remaja tersebut. Hal itu menyebabkan remaja mempunyai kepribadian yang cenderung ekstravert dimana dia akan membuka diri pada lingkungan karena dia optimis, aktif, mempunyai jiwa pemimpin, percaya diri. Bila lingkungan tidak memberikan pengalaman yang menyenangkan, misalnya remaja hanya menerima ejekan atau celaan dari orang lain, dapat menimbulkan rasa kecewa terhadap dirinya sendiri karena dia tidak mampu memenuhi tuntutan dari lingkungan atau kelompoknya. Bila remaja tidak memperoleh rasa harga diri yang mantap (negatif), mereka menjadi sangat canggung, sangat ragu-ragu dalam bertindak, hal itu dapat menimbulkan hilangnya rasa percaya diri dalam remaja. Remaja tersebut akan mempunyai kepribadian yang tingkat ekstravertnya rendah sebab dia menjadi tertutup terhadap lingkungan karena dia pasif danpesimis.

(21)

lingkungan. Maka remaja tersebut semakin percaya diri dan menghargai dirinya, dia akan terbuka pada lingkungan dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dengan kemantapan harga diri yang dimiliki remaja tersebut maka dia memiliki kepribadian yang ekstravert yaitu percaya diri, optimis dan aktif, hatinya terbuka, mudah bergaul dan hubungannya dengan orang lain lancar. Seorang remaja yang mempunyai harga diri rendah cenderung bersifat tergantung, pesimis, kurang percaya diri sehingga sering menemui kesulitan dalam berhubungan sosial. Bila kemantapan rasa harga diri pada remaja tidak terpenuhi maka dia akan menutup diri sebab dia merasa bahwa lingkungan kurang baik menerimanya. Remaja tersebut akan mempunyai kepribadian yang tingkat ekstravertnya rendah yaitu jiwanya tertutup, sukar bergaul, kurang dapat menarik hati orang lain.

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara harga diri dengan tipe kepribadian ekstravert pada remaja?

C. Tujuan Penelitian

(22)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi kepribadian, psikologi sosial dan psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis - Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, penulis memperoleh banyak manfaat diantaranya dapat menerapkan teori metodologi penelitian yang telah diperoleh dari perkuliahan ke dalam penelitian yang akan dilakukan sehingga dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan memperluas wawasan.

- Bagi Remaja

(23)

BAB II DASAR TEORI

A Harga Diri

1 Pengertian Harga Diri

Harga diri dipandang sebagai suatu kebutuhan yang cukup penting dalam kehidupan manusia karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Berbagai definisi mengenai harga diri telah banyak dikemukakan oleh para ahli Coopersmith ( 1967 ) mengartikan harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang terdekat di lingkungannya dan dari sejumlah penghargaa, penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima oleh individu.

Maslow (dalam Hall dan Lindzey, 1993) mengatakan bahwa harga diri merupakan kebutuhan manusia yang berada pada level ke empat yaitu terpenuhinya kebutuhan fisik, rasa aman dan cinta kasih.

(24)

merupakan dimensi global dan merupakan suatu karakteristik yang relatif lama dan tidak mudah berubah dari situasi satu ke situasi yang lain. (Brehm dan Kassin, 1989).

Klas dan Hodge (1978) mengemukakan bahwa harga diri merupakan persepsi diri individu terhadap rasa keberhargaannya, dimana proses tersebut diperoleh atas hasil interaksi dengan lingkungan serta penghargaan, penerimaan dan perlakuan orang lain terhadap individu. Harga diri adalah penghargaan atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Thomas (dalam Adi, 1994) Harga diri dapat menimbulkan rasa percaya diri, tetapi juga bisa menyebabkan rendah diri.

Kepuasaan terhadap terpenuhinya kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan percaya diri, kuat, stabil, merasa berguna dan diperlukan oleh orang lain (Koswara, 1991). Kegagalan untuk memenuhi harga diri menyebabkan perasaan inferior, lemah dan keadaan tidak berdaya. Ini sesuai dengan pendapat Maslow (dalam Globe, 1987) yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri, lebih mampu menjalani kegiatannya dengan berhasil. jika harga dirinya kurang maka ia akan diliputi rasa rendah diri, rasa tidak berdaya dan selanjutnya putus asa.

(25)

tidak mudah diubah dari situasi satu ke situasi yang lain, dimana harga diri dapat menimbulkan rasa percaya diri tetapi juga menimbulkan rasa rendah diri.

Setiap individu memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni (1) Harga diri yang meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kecukupan,ketidak tergantungan, kebebasan (2) Penghargaan dari orang lain yang meliputi prestise, pengakuan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan. Seseorang yang memilki cukup harga diri akan lebih percaya diri, lebih mampu menjalani kegiatannya dengan berhasil sebaliknya jika harga dirinya kurang maka ia akan diliputi rasa redah diri, rasa tidak berdaya dan putus asa.

2 Sumber Pembentukan Harga Diri

Harga diri muncul pada awal-awal kehidupan dan terus berkembang selama seseorang merasakan perilaku orang lain yang berarti. Hanayanthi (2003) mengatakan ada 4 kriteria yang membangun kesuksesan individu yang menjadi sumber pembentukan harga diri yang merupakan adaptasi dari Coopersmith (1967):

a. Keberartian

(26)

maka tingkat harga diri dapat menjadi lebih baik. Tetapi bila ada penolakan atau ketidakpedulian lingkungan akan menyebabkan tingkat harga diri semakin buruk.

b. Kekuatan

Kekuatan berkaitan dengan kemampuan individu untuk mempengaruhi orang lain dan juga bagaimana individu dapat mengontrol atau mengendalikan orang lain disamping mengendalikan diri sendiri dalam lingkup lingkungan sosial. Bila individu dapat mempengaruhi orang lain, dapat mengendalikan baik orang lain maupun diri sendiri dengan baik, maka hal tersebut mendorong terbentuknya harga diri positif dan harga diri tinggi demikian juga sebaliknya. Kekuatan juga dikaitkan dengan inisiatif. Pada umumnya orang yang mempunyai kekuatan yang tinggi akan mempunyai initiatif yang tinggi demikian juga sebaliknya.

c. Kebajikan

(27)

d. Kemampuan

Kemampuan yaitu keberhasilan dalam mengenali serta menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi yang terjadi dalam lingkungan baik dari segi fisik, psikologis maupun sosial. Dari segi fisik individu mampu mengenali dan menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang mulai menurun atau berubah. Dari segi psikologis individu mampu mencapai apa yang diinginkan serta mampu hidup mandiri. Dari segi sosial dimana individu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baik keluarga atau masyarakat.

3 Ciri-ciri Harga Diri yang Tinggi, Sedang dan Rendah

Harga diri sebagai suatu penilaian memiliki taraf yang berbeda-beda. Penggolongan harga diri dibagi menjadi tiga taraf harga diri tinggi, sedang, rendah. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Ciri-ciri Harga Diri Tinggi

(28)

Maslow (dalam Goble, 1987) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki harga diri tinggi lebih percaya diri serta lebih mampu maka juga lebih produktif. Hartono (1997) mengemukakan bahwa seseorang yang mempunyai harga diri tinggi mempunyai rasa percaya diri untuk bereksperimen, kreatif, sehingga kecakapan dan kemampuannya berkembang, individu itu juga memiliki kemauan yang lebih besar untuk menempuh resiko dan mencoba hal-hal baru.

b. Ciri-ciri Harga Diri Sedang

Menurut Coopersmith (1967) individu yang memiliki harga diri sedang ciri-cirinya hampir sama dengan yang memiliki harga diri yang tinggi dengan memandang dirinya lebih baik dari kebanyakan orang tetapi tidak sebaik orang lain yang dipandangnya hebat, dan mereka cenderung tergantung pada penerimaan sosial apakah lingkungan menerima keberadaannya atau tidak.

c. Ciri-ciri Harga Diri Rendah

(29)

antar pribadi, kurang dapat menerima kritik, sering melamun, dan mudah tersinggung.

Dikemukakan lebih lanjut oleh Berne dan Savary (1988) bahwa individu yang merasa rendah diri biasanya memiliki suatu gambaran diri yang negatif dan hanya sedikit mengenal dirinya sehingga menghalangi kemampuan mereka untuk menjalin hubungan, merasa terancam, merasa tidak berhasil, mengalami pertalian yang erat dengan dunia, memperlihatkan keyakinan dirinya mengatasi rasa takut serta emosi yang kuat dan menyatakan cinta kasih pada orang lain. Individu ini sering menyembunyikan perasaan-perasaan tersebut dibalik sikap memerintah dan perilaku agresif sedangkan Maslow (dalam Goble, 1987) mengemukakan bahwa seseorang dengan harga dirinya rendah maka ia akan diliputi tidak berdaya yang selanjutnya dapat menimbulkan rasa putus asa dan tingkah laku motorik.

(30)

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja atau adolesence adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Masa remaja ini berada diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Bukan termasuk golongan anak, tetapi juga bukan termasuk golongan orang dewasa (Monks, 1999). Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak (Monks 1999). Hurlock (1973) mengatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi dari saat seorang individu mulai dewasa secara seksual hingga individu tersebut mencapai kedewasaan yang sah. Remaja adalah periode transisi ketika seorang individu berubah secara fisik dan psikologis dari seorang anak menjadi seorang dewasa.

Erikson (dalam Gunarsa dan Gunarsa, 1986) melihat remaja berdasarkan sudut pandang psikologis dan menghubungkan dengan perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut. Masa remaja merupakan masa terbentuknya suatu perasaan baru mengenai identitas. Mencakup didalamnya cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Secara hakiki individu tetap sama walaupun telah mengalami berbagai macam perubahan.

(31)

terutama dalam penempatan dirinya di lingkungan sosial karena dia tidak lagi dapat dianggap sebagai anak-anak tetapi belum dapat diperlakukan sebagai orang dewasa.

2. Batasan Usia Remaja

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun sebagai usia remaja yang ditetapkan pada tahun 1985 (Sarwono, 1988). Sementara itu, Hurlock (1991) mengatakan bahwa masa remaja berlangsung kira-kira dari 13-16 / 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari 16/17-18 tahun yaitu usia matang secara hukum. Gunarsa dan Gunarsa (1986) memberi batasan antara usia 12 – 24 tahun sebagai usia remaja.

Batasan remaja untuk Indonesia adalah diantara kurun usia 11-24 tahun dan belum menikah, hal itu dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan berikut (Sarwono, 1988) :

1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda sex sekunder mulai tampak.

(32)

3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jika seperti tercapainya identitas diri, tercapainya puncak perkembangan kognitif/moral.

4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu batas akhir bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua dan belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa. Dengan kata lain, orang-orang yang sampai usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologik masih dapat digolongkan sebagai remaja.

5) Seseorang yang telah menikah pada usia berapapun sudah dianggap dan sudah diperlakukan sebagai orang dewasa secara penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat atau keluarga.

Usia remaja pertengahan menurut Konopka (dalam Sjabadhyni dan Alfarani, 2001) 15-18 tahun. Usia ini dipilih sebagai batasan usia subjek penelitian karena pada usia ini perkembangan seorang remaja mulai mencapai tahap akhir yaitu masa kematangan emosional dan pada masa ini remaja berusaha untuk mengenali jati dirinya sehingga remaja cenderung memperhatikan dirinya dan harga dirinya.

3. Harga Diri Remaja

(33)

(Fuhrmann, 1990). Terutama pada masa remaja, pembentukan harga diri sedang berada pada tahap yang krisis karena pada masa ini remaja mulai memiliki kebutuhan untuk mencari jati dirinya dan mencapai kepercayaan dirinya dan hal ini dapat dicapai dengan harga diri. Harga diri memegang peran yang sangat penting dalam tingkah laku remaja dalam usahanya memenuhi kebutuhan psikologisnya. Kebutuhan akan harga diri pada remaja dilihat melalui sudut pandang orang lain sehingga harga diri kemudian menjai evaluasi individu atas semua yang dia harapkan (Fuhrmann, 1990).

Rasa harga diri yang tinggi merupakan salah satu sumber daya paling berharga yang dimiliki oleh seseorang individu (Clemens & Bean, 1995). Dapat dikatakan bahwa anak remaja dengan harga tinggi akan belajar dengan lebih efektif, mengembangkan hubungan yang lebih bermakna, lebih mampu memanfaatkan kesempatan dan bekerja secara produktif dan mandiri.

Seorang remaja yang meninggalkan tahap ini dengan rasa harga diri yang berkembang kuat, ia akan memasuki masa dewasa dengan dibekali pondasi kuat yang diperlukannya untuk menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan.

(34)

2003). Demikian pula yang disebutkan oleh Mecca (dalam Setyaningish, 1992) bahwa penerimaan terhadap diri tersebut juga akan menghasilkan suatu model dalam kepribadian yaitu untuk membentuk dan mengembangkan rasa percaya diri.

4. Perkembangan Kepribadian Remaja

Proses perkembangan kepribadian merupakan hal yang harus terjadi karena dalam proses pematangan kepribadiannya, remaja sedikit demi sedikit memunculkan sifat-sifat yang sebenarnya. Remaja adalah masa perubahan drastis dari keadaan tergantung pada orang lain pada kanak-kanak menuju pada keadaan mandiri pada masa dewasa. Masa remaja merupakan masa penyempurnaan dari perkembangan pada tahap-tahap sebelumnya. Remaja berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan budayanya. Kepribadiannya dibentuk oleh gagasan-gagasan, kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan norma-norma yang diajarkan pada remaja tersebut.

(35)

harga diri. Dengan harga diri yang baik maka remaja dapat mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan remaja bisa menerima diri sendiri serta orang lain. Akan tetapi bila remaja mempunyai harga diri yang rendah, dia akan mengalami krisis kepercayaan diri.

Kepribadian remaja dapat dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan remaja secara umum, sama saja dengan kebutuhan yang dimiliki oleh kelompok orang dimanapun dia berada. Remaja mempunyai kebutuhan primer, misalnya makan, minum, tidur dan lain-lain. Remaja juga mempunyai kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan akan dihargai kebutuhan akan pujian, kebutuhan akan menghasilkan dan lain-lain. Kebutuhan-kebutuhan itu berkaitan dengan psikologis-sosiologis yang mendorong remaja untuk bertingkah laku dan mempunyai kepribadian yang khas. Garrison (dalam Mappiare, 1982) mencatat 7 kebutuhan remaja: 1) Kebutuhan akan kasih sayang

Maslow (dalam Globe, 1987) menemukan bahwa tanpa cinta dan kasih sayang, pertumbuhan dan perkembangan kemampuan individu akan terhambat.

2) Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok

(36)

kelompoknya baik dari penampilan maupun prestasi agar dirinya bisa diterima oleh kelompoknya.

3) Kebutuhan untuk berdiri sendiri

Hal itu sangat penting ketika remaja dituntut untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan.

4) Kebutuhan untuk berprestasi

Remaja selalu berusaha untuk berprestasi agar dia mempunyai arti dan peranan penting dalam masyarakat atau kelompoknya.

5) Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain

Dengan adanya pengakuan dari orang lain, remaja akan merasa berarti dalam hidupnya.

6) Kebutuhan untuk dihargai

Remaja yang mendapat penghargaan atau dihargai orang lain, akan lebih percaya diri dan sehat.

7) Kebutuhan memperoleh falsafah hidup

Untuk mendapatkan ketetapan dan kepastian, remaja membutuhkan beberapa petunjuk yang akan memberikannya dasar dan ukuran dalam membuat keputusan.

(37)

yang cenderung ekstravert, yaitu dengan ciri-ciri : remaja tersebut suka berpetualang, percaya diri, jujur, menarik, ramah, mudah bergaul, riang dan suka bicara.

Jika kebutuhan remaja tidak terpenuhi dengan baik, maka tidak ada kepuasan dalam hidupnya, dia dapat frustasi serta terlambat dalam pertumbuhan dalam perkembangan sikap positif terhadap lingkungan masyarakat dan dirinya sehingga dia menjadi remaja yang merasa tidak berarti dalam hidup. Hal ini akan mengakibatkan remaja mempunyai kepribadian yang cenderung introvert, dengan ciri-ciri : remaja tersebut pendiam, menahan diri, pemalu, tidak suka bergaul, tidak berdaya dan penyendiri.

C. Tipe Kepribadian Ekstravert dan Introvert 1. Kepribadian

(38)

Allport (dalam Hall and Gardner, 1993) mengemukakan definisi kepribadian yaitu organisasi dinamik dalam diri individu atau sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Allport kemudian menjabarkan definisinya ke dalam beberapa bagian yaitu : (1). Kepribadian tidak hanya kumpulan dari potongan-potongan, namun kepribadian merupakan suatu organisasi (2). Kepribadian tidak pasif, kepribadian aktif dan merupakan proses (3). Kepribadian merupakan suatu konsep psikologis (4). Kepribadian adalah kekuatan penyebab kepribadian membantu menunjukkan bagaimana orang berhubungan dengan dunia luar (5). Kepribadian selalu ada setiap saat dan umumnya konsisten (6). Kepribadian diperlihatkan tidak hanya dalam satu cara, namun banyak cara yaitu bisa dalam perilaku, pikiran dan perasaan.

Sullivan (dalam Hall and Lindzey, 1993) mengemukakan bahwa kepribadian adalah pola yang relatif menetap dari situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang menjadi ciri kehidupan manusia. Sullivan juga menegaskan bahwa kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses yang terjadi dalam serangkaian medan antar pribadi.

(39)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik dalam diri individu yang menunjukkan keunikannya, bisa ditemukan dalam perilaku, pikiran dan perasaan individu dimana hal itu bersifat menetap dan stabil yang terjadi sepanjang hidup.

2. Tipe Kepribadian

Jung (dalam Hall and Lindzey, 1993) menyatakan seluruh aspek kepribadian yang ada pada diri individu saling berinteraksi,saling bergantung dan berpusat pada diri. Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian, yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. a) Tipe Kepribadian Ekstravert

(40)

Jung (dalam Eysenck, 1969) mengemukakan bahwa orang berkepribadian ekstravert muncul sebagai seseorang yang berorientasi ke dunia luar dan pada aspek jasmani. Orang berkepribadian ekstravert mudah menyesuaikan diri dengan masyarakat, mudah berteman dan percaya pada orang lain.Dia mudah berubah, menyukai sesuatu yang baru, orang baru dan kesan baru. Orang berkepribadian ekstravert ini suka bereksperimen, senang dengan materi dan keras hati. Dia orang yang periang, bebas dan berkuasa. Emosinya mudah timbul tapi tidak mendalam sehingga dia tidak mengacuhkan hubungan kekeluargaan.

Jung menganggap bahwa orang yang berkepribadian ekstravert perlu mengatur kognisi dan perilaku mereka agar sesuai dengan tuntutan sosial dan mereka dapat sukses dalam bergaul.

Ciri khas orang yang berkepribadian ekstravert, yaitu :

(41)

mengungkapkan perasaannya, dia tidak dapat dipercaya dan cepat emosi (Eysenck dan Eysenck, 1969).

Ciri khas remaja yang berkepribadian ekstravert :

Mereka mudah bersosialisasi, tertarik pada semua hal baik yang positif maupun negatif. Sebagian dari mereka suka mendengarkan radio atau menonton TV sebagai suara yang menemani ketika mereka melakukan sesuatu. Remaja ekstravert butuh masukan dari luar. Mereka menyukai organisasi kelompok, perkumpulan komunitas dan pesta. Mereka aktif dan biasanya digambarkan sebagai orang yang pintar mencapai sesuatu.Mereka kreatif, produktif dan kompeten. Mereka mempunyai hubungan yang baik dengan dunia luar, optimis dan antusias walaupun seringkali semangat mereka bertahan tidak lama demikian juga hubungan mereka dengan orang lain. Kelemahan remaja ekstravert terdapat pada kecenderungan mereka menjadi dangkal dan kerergantungan mereka mendapat kesan yang baik. Remaja ekstravert tidak menyukai kesendirian.(O’Connor, 1985)

b) Tipe Kepribadian Introvert

(42)

tindakan-tindakannya yang ditentukan oleh faktor subyektif (Suryabrata, 1995).

Orang introvert cenderung mempunyai konsep diri yang negatif karena kurang percaya pada kemampuan sendiri, kurang percaya diri serta menghindari komunikasi dengan orang luar. Ia takut orang akan mengejeknya. Dalam situasi komunikasi, ia akan lebih banyak diam. Ciri-ciri orang introvert : tertutup, merasa sendiri, sensitif, penyesuaian dengan dunia luar dirinya kurang baik, sukar bergaul.

Orang dengan karakteristik introvert menarik diri dan mempertimbangkan serta mencari tanggapan yang sesuai dalam menghadapi perubahan situasi (Keating, 1987). Orang introvert akan mengalami gangguan atau hambatan dalam komunikasi interpersonal. Individu dengan karakteristik introvert suka menyendiri dan sering kali mengabaikan fakta eksternal yang penting. Orang introvert (Eysenck 1969) berorientasi pada dunia dalam dirina dan pada aspek rohani dan intelektual. Dia cenderung penyendiri dan pemalu. Orang berkepribadian introvert tidak suka bersosialisasi dengan masyarakat tapi dia dapat melakukan kegiatan sosial dengan cukup baik tanpa kegelisahan

Ciri khas orang yang bertipe kepribadian introvert, yaitu :

(43)

yang teratur dengan baik. Dia menyimpan perasaannya, mengontrol diri, jarang berkelakuan agresif, tidak mudah emosi. Dia dapat dipercaya, pesimis, dan patuh pada etika. (Eysenck&Eysenck, 1969) Ciri khas remaja yang berkepribadian introvert :

Tidak suka terlibat dalam masyarakat dan merasa sendirian. Mereka cenderung sensitif dan tampil bodoh/lucu. Mereka kadang terlihat tidak dapat belajar bersikap dalam situasi sosial, kaku, kadang bertingkah laku tidak tepat, hal ini karena mereka tidak pasti dan hati-hati. Dalam organisasi atau kemasyarakatan mereka cenderung mengabaikan. Mereka cenderung pesimis, pengkritikdan mudah putus asa. Remaja introvert sering memiliki pengetahuan yang tidak biasa, kemungkinan karena mereka menjadi terbaik ketika sendiri dan saat membaca. Remaja introvert tidak suka mengikuti trend, cenderung menunjukkan kemandirian dalam penilaian, kadang mengabaikan fakta luar yang penting. Kelemahan pada remaja yang bertipe kepribadian introvert yaitu mereka kurang terlibat dengan orang lain resikonya adalah kehilangan hubungan dengan semua dunia luar dan jauh dari orang lain.(O’Connor,1985)

(44)

Menurut teori Eysenck, remaja dengan tipe kepribadian ekstravert akan memberikan reaksi yang cenderung berbeda dari remaja dengan tipe kepribadian introvert terhadap suatu lingkungan sosial yang serupa. Karakteristik ekstravert dan karakteristik introvert saling berlawanan tetapi biasanya salah satu diantaranya dominan dan sadar, sedangkan yang lain kurang dominan dan tidak sadar. Jung menegaskan bahwa tidak ada individu yang murni ekstravert atau murni introvert. Setiap individu memiliki kedua karakteristik ini dalam dirinya. Kedua sifat ini bervariasi secara kompleks. Seperangkat karakteristik selalu dominan (sadar) dan yang lain terepresikan (tidak sadar). Apabila ego bersifat ekstravert dalam relasinya dengan dunia maka ketidaksadaran pribadinya akan memiliki karakteristik introvert (Hall dan Lindzey, 1993).

Jung membagi fungsi jiwa ke dalam pikiran, perasaan, pengindra dan intuisi. Pikiran dan perasaan bersifat rasional artinya pertimbangan dilakukan berdasar pengalaman pribadinya dan akal sehat. pengindra merupakan pengalaman individu atas fenomena yang dialaminya tanpa melakukan evaluasi. Intuisi lebih bersifat irrasional karena meliputi perekamam pasif, tanpa evaluasi atau interpretasi pengalaman (Budiraharjo, 1997).

(45)

a. Tipe pemikirekstravert(The Extraverted Thinking Type)

Tipe ini berorientasi pada pemikiran yang objektif didalam kehidupan mereka. Mereka cenderung dapat mengekspresikan perasaan dan juga ide-idenya. Tipe ini memiliki pemikiran yang logis, analitis, kritis tapi cenderung tidak memiliki pendirian yang tetap. Namun mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan tercermin di dalam perilakunya.

b. Tipe pemikirintrovert(The Introverted Thinking Type)

Tipe ini berorientasi pada pemikiran yang subjektif, di mana individu yang bertipe ini lebih mengarah pada dirinya sendiri. Individu ini cenderung menjadi logis, impersonal, kritis, bahkan tidak pernah berubah pada pendiriannya. Namun tipe ini memiliki kesulitan di dalam menjalin hubungan pribadinya seperti tidak ramah, cenderung tidak menghargai orang lain dan hanya menghargai dirinya sendiri.

c. Tipe perasaekstravert (The Extraverted Feeling Type)

(46)

terhadap orang lain. Di dalam pekerjaannya tipe ini dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan senang bekerjasama dengan orang lain.

d. Tipe perasaintrovert (The Introverted Feeling Type)

Tipe ini cenderung untuk menyembunyikan perasaan mereka, sehingga individu yang bertipe ini sangat pendiam dan seringkali menunjukkan pribadi yang melankolis atau depresi. Tipe perasa

introvert merupakan individu yang idealis karena selalu mengukur suatu hal sesuai dengan diri mereka sendiri dan mereka mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan dunia luar.

e. Tipe pengindraekstravert (The Extroverted Sensing Type)

Tipe ini berorientasi pada realitas dan menjauhi pemikiran dan refleksi diri. Individu yang bertipe ini senang dengan pengalaman yang merupakan sesuatu yang baru. Mereka sangat menyukai travelling, memiliki nilai seni yang tinggi dan juga perubahan-perubahan yang baru di dalam lingkungan.

f. Tipe pengindraintrovert (The Introverted Sensing Type)

(47)

termasuk individu yang memiliki perhatian secara sistematis dan merupakan individu yang senang bekerja keras.

g. Tipe pengintuitisiekstravert (The Extraverted Intuitive Type)

Tipe ini cenderung tidak berhati-hati, tidak stabil dan selalu berubah-ubah untuk mencari situasi yang baru. Tipe ini juga tidak menyukai adanya rutinitas karena membuat dirinya menjadi cepat bosan. Tetapi individu yang bertipe ini kaya akan imajinasi, inisiatif, dan implusif. Individu yang bertipe ini akan senang melakukan pekerjaan seperti organisasi, karena mereka dapat mencari dan mengungkapkan inspirasinya dengan baik.

h. Tipe pengintuitisi introvert(The Introverted Intuitive Type)

Tipe ini memiliki intensitas intuitif yang tinggi, maka orang yang bertipe ini terpisah dari realitas yang terjadi diluar dirinya. Individu yang bertipe ini sangat misterius, tetapi memiliki pandangan yang luas. Mereka juga cenderung sulit untuk dipahami dan mereka mengalami kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif karena pemikiran dan perasaannya selalu direpresikan.

D. Hubungan Antara Harga Diri dengan Tipe Kepribadian Ekstravert pada Remaja

(48)

berada pada tahap yang krisis karena pada masa ini remaja mulai memiliki kebutuhan untuk mencari jati diri. Kebutuhan akan harga diri pada remaja dilihat melalui sudut pandang orang lain sehingga harga diri menjadi evaluasi remaja atas semua yang dia harapkan. Pada masa remaja penerimaan dan penolakan baik dari teman sebaya dan lingkungan sekitar menjadi tolak ukur bagi remaja untuk mengevaluasi dirinya, apakah dirinya berhasil atau tidak dalam menjalani atau memenuhi harapan kelompok sebagai gambaran ideal mereka.

(49)

Rasa harga diri yang dimiliki remaja mempengaruhi tipe kepribadiannya. Remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih percaya diri, melihat diri sebagai orang yang berhasil, kreatif dan produktif. Mereka mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal itu dapat membentuk tipe kepribadian remaja yang ekstravert dimana remaja tersebut percaya diri, mudah bergaul, kompeten, aktif dan produktif. Sedangkan remaja yang memiliki harga diri rendah akan merasa rendah diri, konsep dirinya negatif, pesimis. Remaja ini sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal itu dapat membentuk tipe kepribadian remaja yang tingkat ekstravertnya rendah di mana remaja tersebut kurang percaya diri, mudah putus asa dan sukar bergaul.

Maslow (dalam Globe, 1987) menekankan bahwa terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri pada remaja menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat dan rasa mampu maka harga dirinya tinggi dan mempunyai tipe kepribadian ekstravert, mereka optimis, produktif, aktif dan kompeten, mereka mudah bersosialisasi, mempunyai banyak teman. Maslow (dalam Globe, 1987) juga menekankan tidak terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri menyebabkan remaja mengalami rasa rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah dan rasa tidak berguna dan remaja tersebut mempunyai tipe kepribadian tingkat ekstravertnya rendah karena mereka pesimis, sukar bergaul, konsep dirinya negatif dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

(50)

diri biasanya mempunyai rasa percaya diri, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan melihat diri sebagai orang yang berhasil, dimana hal tersebut menunjukkan tipe kepribadian ekstravert yang percaya diri,kompeten dan mudah bergaul maka mereka dapat membina hubungan yang sehat dengan orang lain. Remaja yang mempunyai harga diri rendah biasanya kurang percaya diri, mempunyai gambaran diri yang negatif, sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan, merasa rendah diri sehingga menghalangi kemampuan individu untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut menunjukkan tipe kepribadian tingkat ekstravertnya rendah, mereka yang kurang percaya diri, mudah putus asa dan sukar bergaul.

E. Hipotesis

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana peneliti ingin mencari hubungan antara harga diri dengan tipe kepribadian ekstravert pada remaja.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi obyek penelitian atau faktor-faktor yang memainkan peran dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian (Suryabrata, 1998). Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan adalah :

1) Variabel Tergantung

Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002). Variabel inilah yang nantinya akan menjadi pusat persoalan dalam penelitian. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian ekstravert/introvert.

2) Variabel Bebas

(52)

variabel bebas ini adalah variabel yang mempengaruhi variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah harga diri remaja.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur variabel dengan kata lain penegasan arti dari konstruk atau variabel yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya. (Kerlinger, 2000). 1. Tipe Kepribadian Ekstravert/Introvert

Tipe kepribadian adalah keunikan pribadi atau karakter yang dimiliki individu berdasarkan kecenderungan dasar dalam menyalurkan perhatian, tenaga dan seluruh kemampuannya.

Tipe kepribadian diungkapkan melalui skala tipe kepribadian. Skor total pada skala tipe kepribadian menunjukkan tipe kepribadian yang dimiliki remaja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh berarti semakin ekstravert. Semakin rendah skor total yang diperoleh berarti semakin rendah tingkat ekstravertnya.

2. Harga Diri

Harga diri adalah persepsi individu terhadap rasa keberhagaannya, dimana proses tersebut diperoleh atas hasil interaksi dengan lingkungan serta penghargaan, penerimaan, cinta dan perlakuan orang lain terhadap individu.

(53)

tinggi skor total yang diperoleh berarti semakin tinggi harga diri pada remaja. Semakin rendah skor total yang diperoleh berarti semakin rendah harga diri pada remaja.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah siswa kelas III SMU Padmawijaya Klaten tahun ajaran 2007/2008 sejumlah 100 orang. Alasan dipilihnya siswa kelas III SMU Padmawijaya sebagai subyek penelitian karena siswa kelas III SMU Padmawijaya tahun ajaran 2007/2008 adalah remaja yang memiliki batasan usia 16-18 tahun, dimana remaja memiliki kebutuhan harga diri yaitu untuk menghargai dan dihargai oleh orang lain.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode skala menurut Azwar (2003) metode skala menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan secara langsung dan terarah. Skala tersebut diberikan kepada subyek penelitian dan subyek tersebut diminta untuk memberi jawaban atau pendapatnya atas pernyataan tersebut.

1. Skala Tipe Kepribadian a) Penyusunan Item

(54)

skala ini meliputi aspek-aspek penting yang digunakan untuk mengungkap tipe kepribadian. Aspek-aspek tersebut adalah :

1) Keramahan bergaul - ramah

- mempunyai daya tarik interpersonal

- mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru 2) Aktivitas

- terlibat dalam kegiatan di lingkungan sekitar - terlibat dalam organisasi

3) Espressiveness

- mudah mengekspresikan diri, spontan

- mampu mengungkapkan ide atau perasaan pada orang lain 4) Kemampuan berkomunikasi.

- membuka pembicaraan dengan orang lain - mampu untuk bekerja sama

(55)

pernyataan tersebut dan jawaban tidak memberi gambaran bahwa responden tidak sesuai dengan pernyataan tersebut.

b) Pemberian Skor

Seluruh pernyataan dalam kuesioner tipe kepribaian ini terbagi dalam dua bagian pernyataan yang favorabel dan unfavorabel untuk pernyataan favorabel jawaban YA mendapat skor 1 dan jawaban TIDAK mendapat skor 0. Untuk pernyataan yang unfavorabel jawaban YA mendapat skor 0 dan jawaban TIDAK mendapat skor 1.

Skor total pada skala ini menunjukkan tipe kepribadian yang dimiliki remaja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh berarti remaja tersebut semakin ekstravert. Semakin rendah skor total yang diperoleh berarti semakin rendah tingkat ekstravertnya.

Tabel 1

Spesifikasi Nomor Aitem Skala Tipe Kepribaian (sebelum uji coba)

(56)

2. Skala Harga Diri a) Penyusunan Item

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adaptasi skala harga diri skala self esteem dari Coopersmith (1967). Butir-butir pernyataan dalam skala ini meliputi aspek-aspek penting yang digunakan dalam mengungkapkan tingkat harga diri. Aspek-aspek tersebut adalah :

1) Kekuatan

- kemampuan untuk mempengaruhi orang lain - kemampuan untuk mengontrol orang lain - kemampuan untuk mengontrol diri sendiri 2) Keberartian

- penerimaan orang lain terhadap individu - penghargaan yang diperoleh individu

- perhatian yang diperoleh individu dari orang lain - kasih sayang yang diperoleh individu dari orang lain.

3) Kebajikan (ketaatan pada moral, etika, spiritual yang berlaku dalam masyarakat)

- mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang lain

(57)

4) Kemampuan - fisik

- psikologis : * merasa telah mencapai apa yang diinginkan * kemampuan untuk mandiri

- sosial (mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baik keluarga ataupun masyarakat).

Skala yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat harga diri remaja berjumlah 60 item pernyataan. Kuesioner ini adalah kuesioner langsung tertutup yakni kuesioner yang disertai dengan pernyataan dan pilihan yang dinilai paling sesuai dengan dirinya. Skala harga diri ini disusun dengan menggunakan metode Summated Rating dari Likert dengan menyediakan Lima Alternatif jawaban, yaitu “sangat setuju (SS)”, “setuju (S)”, “ragu-ragu (R)”, “tidak setuju (TS)”, “sangat tidak setuju (STS)”.

Pernyataan-pernyataan itu ituangkan dalam bentuk item favorable dan unfavorable. Item-item favorabel adalah item yang isinya mendukung, memihak dan menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur. Item-item unfavorabel adalah item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur. b) Pemberian Skor

(58)

sampai satu sedangkan aitem unfavorable bergerak dari satu sampai lima. Untuk lebih jelas, lihat tabel.

Tabel 2

Skor jawaban skala tingkat harga diri

Pernyataan

Skor total pada skala menunjukkan tinggi rendahnya harga diri pada remaja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, berarti semakin tinggi harga diri pada remaja. Semakin rendah skor total yang diperoleh berarti semakin rendah harga diri pada remaja.

Tabel 3

Spesifikasi Nomor Aitem Skala Harga Diri (Sebelum Uji Coba)

(59)

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Artinya sejauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang dirancang untuk mengukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.

Validitas yang digunakan dalam alat ukur ini penelitian ini adalah validitas isi yang menunjuk pada sejauh mana item-item dalam alat ukur “mencakup keseluruhan kawasan” isi obyek yang hendak diukur yang akan diperoleh melalui analisis rasional dan profesional judgement

(Aswar, 1999).

 Analisis Aitem

Analisis aitem dilakukan dengan cara menghitung korelasi aitem total (rit) dengan menggunakan batasan rit= 0,30. Berarti aitem

dengan nilai rit > 0,30 dianggap baik atau layak. Sedangkan aitem

dengan nilai rit < 0,30 dianggap gugur. Batasan 0,30 digunakan

karena dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi digunakan harga koefisien korelasi yang minimun = 0,30 (Azwar, 1995).

Pengujian kesahihan menghasilkan ritterendah 0,1428 sampai

(60)

aitem gugur yaitu nomor 4, 7, 40, 43, 45, 46, 55, 59 dan sisanya sebanyak 52 aitem yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Hal aitem yang layak dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4

Spesifikasi Item Skala Harga Diri (Setelah Uji Coba)

No Aspek Aitem Favorabel Aitem Unfavorabel Jumlah 1.

Adapun skala tipe kepribadian, menghasilkan rit terendah

0,1068 sampai dengan rit tertinggi 7,945. Dari 60 item skala tipe

(61)

Tabel 5

Spesifikasi Nomor Aitem Skala Tipe Kepribaian (setelah uji coba) No Aspek Aitem Favorabel Aitem Unfavorabel Jumlah

1.

Reliabilitas adalah keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi yaitu sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1996). Reliabilitas hasil pengukuran dalam penelitian ini akan dilihat dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal, dimana hanya memerlukan satu kali pengukuran (single trial administration) menghindari pemilihan yang mungkin timbul dalam pendekatan reliabilitas tes ulang kepada sekelompok subyek peneliti (Azwar, 1999).

Uji reliabilitas ini dilakukan dengan melalui prosedur koefisien alpha () dari Cronbach terhadap bentuk skala aitem dengan menggunakanSPSS 13.0.

(62)

0,9580. Nilai reliabilitas ini termasuk dalam kategori tingkat baik karena mendekati nilai 1 (satu).

G. Analisis Data

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian berlangsung pada hari Selasa tanggal 18 September 2007 di SMU Padmawijaya Klaten. Dalam penelitian tersebut peneliti mendapatkan data sebanyak 100 remaja, yang berasal dari kelas III IPA 1,2,3.

B. ANALISIS DATA

Uji asumsi diperlukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi meliputi dua hal, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

1. Uji Normalitas

Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (uji K-S) dengan program SPSS 13.00. Uji K-S ini membandingkan fungsi distribusi kumulatif observasi untuk variabel dengan distribusi teoritis yang telah ditentukan (Andi, 1994).

(64)

Tabel 6

Rangkuman Hasil Uji Normalitas

V N K-S Taraf Sign

Uji linieritas dilakukan untuk melihat apakah garis lurus antar variabel X dan Y adalah linear. Hasil perhitungan nilai Fhitung= 32,259 dan

nilai Ftabel 5% = 0,164. Hal tersebut menunjukkan hubungan antara kedua

variabel tersebut linear dan signifikan (Fhitung> Ftabel)

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah hubungan positif antara harga diri dengan tipe kepribadian ekstravert pada remaja. Untuk uji hipotesis dilakukan dengan menggunakana teknik korelasi Product Moment dari Pearson, maka setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel 7

Rangkuman Hasil Uji Hipotesis

V N r r2 p

X Y

(65)

Pada tabel terlihat bahwa koefisien korelasi (r) untuk variabel harga diri dan tipe kepribadian sebesar 0,462 Jadi hasil korelasi (r) uji signifikansi dilakukan dengan tes 1 ekor (one-tailed) karena hipotesis dari penelitian ini adalah hipotesis berarah yang mana arah hubungan antara variabel x dan variabel y adalah adalah positif (Sugiyono, 1994). Jadi hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu ada hubungan positif antara harga diri dengan tipe kepribadian ekstravert pada remaja. Artinya semakin tinggi harga diri yang dimiliki remaja maka tipe kepribadiannya semakin ekstravert. Sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki remaja maka semakin rendah tingkat ekstravertnya.

Koefisien determinasi yang diperoleh dari kuadrat koefisien korelasi (r2) adalah sebesar 0,213. Hasil tersebut berarti bahwa variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variabel harga diri memberikan sumbangan efektif terhadap variabel tergantung yaitu variabel tipe kepribadian sebesar 21,3 % sedangakan 78,7% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.

C. PEMBAHASAN

(66)

remaja. Karena harga diri berperan dalam proses berpikir, emosi, nilai-nilai, cita-cita serta tujuan yang hendak dicapai (Branden dalam Handayani, 2000). Oleh karena itu mempunyai harga diri yang baik akanlah sangat penting dalam diri remaja. Remaja yang mempunyai harga diri yang tinggi akan cenderung optimis dalam meraih cita-cita dan mereka lebih percaya diri. Sebaliknya. banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh remaja yang mempunyai harga diri rendah, sebab mreka cenderung bersifat tergantung dan kurang percaya diri sehingga sering menemui kesulitan dalam berhubungan sosial dan optimis dalam menghadapi suatuaa permasalahan.

Dari analisis data dalam uji hipotesis yang dilakukan tampak dalam koefisien korelasi antara harga diri dan tipe kepribadian sebesar 0,462 Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara harga diri dan tipe kepribadian. Artinya, semakin tinggi harga diri yang dimiliki remaja maka tipe kepribadiannya semakin ekstravert. Sebaliknya semakin rendah harga diri yang dimiliki remaja maka semakin rendah tingkat ekstravertnya. Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa remaja yang mempunyai harga diri tinggi akan memiliki tipe kepribadian ekstravert. Demikian pula untuk remaja yang mempunyai harga diri rendah maka tingkat ekstravertnya rendah.

(67)

memiliki kemauan yang lebih besar untuk menempuh resiko dan mencoba hal-hal baru.

Remaja yang mempunyai harga diri rendah maka tingkat ekstravertnya rendah mempunyai ciri-ciri kurang percaya diri, sensitif, dan kurang berhasil dalam menjalin hubungan antar pribadi.

(68)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson hipotesis penelitian ini diterima yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan tipe kepribadian ekstravert pada remaja.

(69)

B. SARAN

1. Bagi Remaja

Untuk remaja dengan harga diri tinggi supaya mempertahankan tipe kepribadian ekstravert yang percaya diri, kreatif dan mudah bergaul. Untuk remaja dengan harga diri rendah supaya lebih meningkatkan hal-hal positif yaitu suka introspeksi dan mampu mengontrol emosi, serta menekan hal-hal negatifnya yaitu yang sensitif, pesimis dan mudah putus asa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. Drs (2000).Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. Drs (2003).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Branden, N (1987)How To Raise Your Self Esteem, New York : Pentice Hall. Clemes, H (1995) Bagaimana Meningkatkan Harga Diri Remaja. Jakarta : Bina

Rupa Aksara

Connor, Peter. O (1985)Understanding Jung Undersanding Your Self. New York : Paulist Press.

Coopersmith, S (1967)The Antescendem of Self Esteem, San Fransisco : Freeman and Company.

Coopersmith, S (1968) Studies in Self Esteem, San Fransisco : Scientific American.

Eysenck and Eysenck (1969) Personality Structure and Measurement, London : Western Printing.

Globe, Frank G (1987) Mazhab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Kanisius : Yogyakarta

Gunarsa, SD (1991)Psikologi Remaja. Jakarta, BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, SD (1995) Psikologi Perkembangan Anak and Remaja, Jakarta, BPK Gunung Mulia.

Hall, CS and Lindzey, G (1970) Theories of Personality, John Wiley Sons, Inv : New York.

Hurlock, EB (1990) Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Mappiare. A (1982)Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional

Monks, FJ Knoers, AMP (1987) Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

(71)

Nina S.J (2005) Hubungan Antara Self Esteem dengan Motivasi Kerja pada Karyawan PT Astra International Tbk-HONDA Yogyakarta (tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Pervin, Lawrence. A (1996) Personality Theory and Research. New York. John

Wiley and Sons Inc.

Sukmarani, (2001) Korelasi Antara Tipe Kepribadian Ekstravert (Introvert dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja di SMU Pangudi Luhur Van Lith Muntilan (tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma.

Suryabrata, S (1995)Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tetra Roos Kumalasari, (2003) Hubungan Antara Harga Diri dengan Motivasi

(72)

LAMPIRAN A. SKALA UJI COBA

(73)

SKALA HARGA DIRI

Isilah identitas diri Anda :

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : Petunjuk Pengisian :

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban saudara pada lembar jawaban bagi setiap pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda silang (X) di bawah pilihan :

SS apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan.

S apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan.

E apabila pernyataan tersebut Sesuai atau Tidak Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan.

TS apabila pernyataan tersebutTidak Sesuaidengan keadaan yang saudara rasakan.

STS apabila pernyataan tersebutSangat Tidak Sesuaidengan keadaan yang saudara rasakan.

No Pernyataan SS S E TS STS

1. Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya 2. Saya senang karena teman-teman menghargai

saya

3. Orang tua saya tidak menyayangi saya

4. Sudah beberapa kali saya merasa ingin meninggalkan rumah

(74)

6. Orang tua saya tidak mengharapkan kehadiran saya di tengah mereka.

7. Saya merasa kehidupan saya kacau. 8. Saya mudah jengkel bila berada di rumah 9. Orang tua saya memberi solusi ketika saya

mempunyai masalah

10. Teman-teman saya tidak peduli dengan kehadiran saya

11. Saya senang karena orang tua saya gembira ketika saya berkumpul dengan mereka.

12. Saya merasa cukup bahagia.

13. Orang tua saya tidak memahami saya

14. Saya tidak merasa takut untuk berbicara mengenai segala hal

15. Orang tua saya sering minta pendapat saya mengenai segala hal.

16. Saya tidak mudah cemas bila memikirkan sesuatu.

17. Saya merasa teman-teman sering memaksa saya untuk melakukan sesuatu yang tidak saya sukai 18. Saya merasa tidak bisa diandalkan

19. Saya tidak mampu menasehati adik saya yang bandel

20. Saya mampu menguasai diri saya sendiri

21. Saya tahu kelemahan dan kelebihan diri saya sendiri

22. Teman-teman saya tidak mau mendengarkan pendapat saya

(75)

24. Teman-teman saya melakukan apa yang saya sarankan

25. Saya seringkali menyesal atas apa yang telah saya kerjakan.

26. Saya meremehkan diri saya sendiri

27. Saya membayangkan diri saya sebagai orang lain

28. Saya merasa serba salah bila bersama-sama dengan orang lain

29. Saya mengatakan hal yang benar

30. Saya tidak pernah terlambat pulang ke rumah agar tidak dimarahi orang tua

31. Saya kurang aktif dalam menjalankan ibadah agama

32. Saya bersikap sopan pada orang yang lebih tua. 33. Saya berbuat hal yang baik

34. Saya bermain bersama teman-teman sampai larut malam

35. Perilaku saya mengganggu kenyamanan orang lain

36. Saya disenangi orang lain

37. Teman-teman merasa senang dengan kehadiran saya di tengah mereka

38. Saya terlibat aktif dalam kerja bakti kampung. 39. Saya melanggar aturan-aturan yang telah

ditentukan

40. Saya dihukum karena membolos pada jam pelajaran tertentu

(76)

42. Saya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

43. Saya bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. 44. Saya mengerjakan sesuatu dengan

sebaik-baiknya menurut kemampuan saya

45. Sangat menyenangkan menjadi orang seperti saya

46. Saya bangga dengan prestasi yang telah saya raih.

47. Saya mudah mengeluh

48. Saya tidak mudah bergaul dengan orang lain 49. Saya tidak mampu mengerjakan sesuatu tanpa

bantuan orang lain

50. Saya merasa tidak percaya diri karena penampilan saya kurang meyakinkan

51. Saya tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

52. Saya termasuk orang yang mandiri

53. Saya menerima keadaan diri saya seperti apa adanya

54. Saya berbesar hati karena orang tua saya memuji hasil kerja saya.

55. Saya senang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar saya.

56. Saya tidak mematuhi aturan yang ditentukan oleh orang tua saya

(77)

58. Saya dapat merasakan bahwa teman-teman menyayangi saya

59. Saya tidak bisa meraih prestasi seperti yang saya inginkan.

(78)

Lampiran B. Skala Uji Coba

(79)

SKALA TIPE KEPRIBADIAN

Petunjuk Pengisian :

Baca dan pahamilah setiap pernyataan berikut kemudian nyatakan apakah isi pernyataan itu sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) di bawah pilihan YA atau TIDAK yang disediakan.

No Pernyataan Ya Tidak

1. Mudah bagi saya untuk membina hubungan dengan orang lain.

2. Saya merasa santai dan rileks ketika berbicara dengan orang lain

3. Saya menyukai percakapan hanya dengan teman-teman dekat saja

4. Saya malas mengerjakan sesuatu bersama orang yang belum saya kenal dengan baik.

5. Saya tidak menyukai kesendirian

6. Apabila bertemu dengan teman-teman, saya menyapa mereka

7. Saya mudah tersinggung dengan kata-kata kasar.

8. Saya sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru 9. Saya senang bergurau dengan teman-teman

10. Saya senang mendapat teman baru

11. Saya termasuk orang yang ingin tahu tentang cara berteman dengan baik

12. Saya tidak mudah bergaul

13. Saya menjadi tidak tenang ketika berada di tengah orang banyak dan rasanya lebih baik menyendiri

(80)

15. Saya tertarik mengikuti lomba tari tambang yang diadakan di sekolah

16. Saya senang mengikuti berbagai macam kursus 17. Saya selalu terlibat aktif dalam kegiatan karang taruna 18. Pada saat liburan, saya lebih suka beristirahat tanpa

melakukan kegiatan

19. Bagi saya, mengikuti kerja bakti dengan tetangga-tetangga terasa melelahkan

20. Saya senang terlibat dalam kepanitiaan sebuah acara

21. Saya memilih untuk berdiam diri ketika saya sedang menghadapi masalah

22. Saya lebih senang membaca daripada terlibat pembicaraan dengan orang lain.

23. Saya tertarik mengikuti kegiatan OSIS di sekolah 24. Saya termasuk aktif ketika sedang diskusi kelompok. 25. Saya senang pergi jalan-jalan bersama teman-teman 26. Saya tidak akan terlibat dalam perkelahian antar pelajar 27. Bagi saya sulit untuk menikmati pesta dan keramaian 28. Saya termasuk orang hati-hati sebelum bertindak

29. Orang-orang baru dalam lingkungan saya membuat saya tidak mudah bergerak

30. Saya tidak bisa menunjukkan potensi saya yang sebenarnya jika bekerja dalam kelompok

31. Saya adalah orang yang sabar dan dapat mengendalikan emosi dengan baik

32. Saya gampang berubah pikiran

33. Saya sering takut sehingga saya tidak dapat tidur

34. Apabila ada orang yang berteriak pada saya maka saya juga membalas berteriak

(81)

36. Saya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi-emosi saya.

37. Saya tidak sabar ketika menghadapi orang yang menjengkelkan saya

38. Saya segera minta maaf apabila telah melukai orang lain 39. Saya menjadi gemetar ketika marah & takut

40. Tangan saya sering berkeringat apabila saya sedang cemas 41. Saya tidak mengalami kesulitan untuk berbicara dengan

teman baru.

42. Saya tidak mengalami kesulitan untuk berbicara dengan teman baru

43. Saat bicara dengan siapapun, saya mudah memunculkan topik pembicaraan

44. Apabila saya bicara, teman saya menjadi bingung dengan apa yang saya katakan

45. Saya kurang percaya diri

46. Saat bicara dengan teman, saya khawatir kalau saya salah bicara

47. Saya mempunyai banyak teman

48. Saya mempunyai hubungan yang baik dengan teman saya 49. Saya tidak merasa gugup untuk memulai berbicara dengan

siapapun

50. Saya merasa gugup karena harus ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok

51. Saya sulit untuk meyakinkan pendapat saya pada orang lain 52. Saya sering grogi menjalin komunikasi dengan orang lain 53. Saya senang apabila terlibat pembicaraan dengan orang lain 54. Saya termasuk orang yang lebih dulu mengajak berkenalan

dengan orang lain

(82)

56. Saya termasuk orang yang percaya diri

57. Saya tidak mempunyai rencana apaun untuk mengisi liburan sekolah

58. Saya merasakan kegembiraan yang berlebihan.

59. Kadang saya merasa gembira, kadang merasa sedih tanpa alasan yang jelas.

(83)

Lampiran C. Skor Data Uji Coba

(84)

No item 1 item 2 item 3 item 4 item 5 item 6 item 7 item 8 item 9 item 10 item 11 item 12 item 13 item 14

(85)

item 15 item

(86)
(87)
(88)

Lampiran D. Reliabilitas Item Uji Coba

(89)

No. Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15

(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)

Gambar

Tabel 1
Tabel 3Spesifikasi Nomor Aitem Skala Harga Diri (Sebelum Uji Coba)
Tabel 4Spesifikasi Item Skala Harga Diri (Setelah Uji Coba)
Tabel 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Partai politik yang dibentuk akan menyiapkan kader yang faham dengan Islam serta mau berjuang demi Islam, kader-kader ini dibentuk dengan pendidikan pengajian rutin mingguan

Masa telah berubah dan sudah saatnya kerja nyata dengan pencitraan itu dipisahkan, dalam tanda arti bila selama ini kita terpaku pada status

Hal tersebut menyebabkan penurunan konsumsi, sehingga pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan A dan menurun kembali seiring dengan bertambah

Bahasa C merupakan bahasa pemrograman yang bersifat portable, yaitu suatu program yang dibuat dengan bahasa C pada suatu komputer akan dapat dijalankan pada komputer lain

Berdasarkan hasil pengamatan visual di lapangan ditemukan gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga hama yang berada pada bagian daun dari tanaman famili myrtaceae jambu

This thesis report entitled “Conceptual design of mini LNG supply chain for power plants in West Borneo” is submitted to fulfill one of the requirem ents in

Jenis daun yang juga ditemukan pada Rhoeo discolor adalah Hipsofil (hypsophyllum) atau brachte yakni daun yang terletak pada dasar perbungaan dengan ukuran dan

Lebih dari itu, Islam Nusantara merupakan momen politik, kekuasaan, ideologi, dimana Harian Kompas dan Jawa Pos menampilkannya dengan sikap yang berbeda.. Rumusan maslahnya