• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang Tahun 2016)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ANDIKA WISNU

NIM 11112224

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

(6)

vi

1. Keluargaku tercinta, yang tanpanya penulis bukanlah apa-apa. Orang

tuaku, Bapak Arjunaka, Ibu Sri Rochmini, serta kedua adikku Krisna

Mukti dan Abimanyu Aditya Saputra.

2. Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dimana penulis

dibesarkan di situ, untuk para pendekar, kader, dan siswa, terutama

untuk Pak Samirin, yang membimbing dan melatih penulis menjadi

seperti sekarang ini. Yang penulis anggap seperti orang tua sendiri.

3. Teman-teman se-angkatan, yaitu PAI 2012 yang senantiasa menghiasi

rutinitas di kampus menjadi menyenangkan, terutama sekali keluarga

besar PAI kelas G 2012, yang sudah seperti keluarga sendiri, yang

banyak sekali menghabiskan waktu bersama semasa perkuliahan.

4. SMP N 1 Tengaran, kepala sekolah beserta jajarannya, lalu para

adik-adik siswa-siswi yang baik sekali pada kakak-kakak PPL IAIN Salatiga

2015. Dan juga untuk teman-teman penulis selama PPL, mas adi, mas

esa, mas khamim, mas zen, mas ari, mbak ida, mbak lisna, mbak

herlina, mbak inayah, dan mbak novi.

5.

Seluruh warga Dusun Bulusari, Desa Bawang, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Magelang dan seluruh Teman-teman penulis selama KKN di

sana, mas dedi, mas willy, mbak ani, mbak dini, mbak farida, mbak

(7)

vii

serta selalu mengingat akan kuasa Allah yang begitu luas akan segala sesuatu,

yang atas ridhanya, penulis telah dimudahkan segala urusannya untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan

Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi

Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Tahun 2016)”.

Selain sebagai tugas wajib untuk memperoleh gelar sarjana, skripsi ini

dibuat dengan tujuan dapat menjadi jalan alternatif untuk menanamkan peserta

didik sebuah karakter yang terpuji sebagai jawaban atas krisis moral, serta

degradasi mental yang sedang melanda bangsa indonesia sekarang ini. Harapan

penulis bahwa pencak silat sebagai budaya asli indonesia dapat berperan serta

memajukan dan memproduksi sumber daya manusia yang berbudi luhur.

Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN

Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK.

(8)

viii menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga Besar SMP N 1 Tengaran, atas kesediannya untuk penulis

melakukan penelitian disana serta banyak membantu penulis dalam

mengumpulkan data selama proses penelitian.

7. Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran.

Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah membantu penulis

sebaik-baiknya kebaikan, yaitu surga atas mereka.

Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini, penulis

sendiri pun juga mengakui sebagai permohonan maaf yang mendalam, kritik

dan saran sangatlah masih penulis butuhkan untuk kedepannya.

Salatiga, 1 Juni 2016

Penulis

Andika Wisnu

(9)

ix

ABSTRAK

Wisnu, Andika. 2016. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Tahun 2016). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S. Ag, M. Phil.

Kata kunci: pendidikan karakter, ekstrakurikuler tapak suci.

Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan, bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Tahun 2016, Kabupaten Semarang. Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang mana penelitian ini metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam dan terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para key informan, sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan trianggulasi.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penegasan Istilah ... 8

F. Metode Penelitian... 14

G. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II LANDASAN TEORI ... 22

A. Internalisasi ... 22

B. Nilai ... 27

C. Karakter ... 27

D. Ekstrakurikuler ... 31

E. Tapak Suci Putera Muhammadiyah ... 35

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 41

A. Gambaran Umum Sekolah ... 41

B. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran ... 50

C. Penyajian Data ... 51

BAB IV PEMBAHASAN ... 67

A. Analisis Data ... 67

B. Pengecekan Keabsahan Data... 73

BAB V PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(11)

xi

Tabel 2.Struktur Pengurus Ekstrakulikuler Tapak Suci ... 51

Tabel 3. Sarana dan Prasarana Ekstrakurikuler Tapak Suci ... 51

Tabel 4. Indikator Perilaku dan Ter-Internalisasinya Nilai ... 52

Tabel 5 Penyajian Data Karakter Religius. ... 64

Tabel 6. Penyajian Data Karakter Jujur ... 64

Table 7. Penyajian Data Karakter Disiplin ... 65

Table 8. Penyajian Data Karakter Mandiri ... 65

Table 9. Penyajian Data Karakter Rendah Hati ... 65

Table 10. Penyajian Data Karakter Kerja Keras ... 66

Table 11. Penyajian Data Karakter Tanggung Jawab ... 66

Table 12. Catatan Lapangan Wakasekbid Kesiswaan... 73

Table 13. Catatan Lapangan Pelatih... 73

Table 14. Catatan Lapangan Peserta Didik ... 74

Table 15. Catatan Lapangan Observasi ... 75

(12)

xii

Gambar 3. Penutup Latihan Pelatih Memberi Penjelasan Materi, Nasihat, Motivasi

dan Ditutup dengan Berdoa ... 77

Gambar 4. Pelatih Mencontohkan Tendangan, Peserta Didik Memperhatikan dan

(13)

1

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam rangka peserta didik mengembangkan potensi dirinya,

banyak sekali cara yang dapat dipakai guna hal tersebut dapat terwujud,

baik yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar (intrakurikuler),

ataupun melalui kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar

(ekstrakurikuler) yang ada pada setiap lembaga pendidikan.

Pemerintah pun sejak tahun 2010 yang lalu mencanangkan

Pendidikan Karakter guna meminimalisir permasalahan yang mungkin

timbul di masa yang akan datang. Keresahan-keresahan akan kepribadian

ataupun moral yang dimiliki oleh peserta didik yang timbul karena

ketidaksesuaian penerapan pendidikan, melahirkan “Pendidikan Karakter”

sebagai salah satu alternatif solusi untuk memperbaiki mental calon-calon

penerus bangsa yakni peserta didik.

Muhammadiyah sendiri sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi

(14)

menghindarkan diri dari pemikiran masalah-masalah nasional

yang menyangkut kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara (Majelis

Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah, 2010: 249).

Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah secara tegas

menyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai

akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Quran dan

Sunnah (Hambali, 2011: 46-47).

Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, Muhammadiyah memiliki

banyak sekali organisasi otonom, salah satunya bernama Tapak Suci

Putera Muhammadiyah yang menjadi bagian sangat penting dalam usaha

amar makruf nahi munkar yang menyangkut masyarakat, bangsa, dan

negara.

Tapak Suci Putera Muhammadiyah memberikan andil yang cukup

besar dalam gerak langkah kemajuan persyarikatan. Dari mulai menjadi

sebuah perguruan seni bela diri, hingga melebur masuk ke dalam setiap

lingkup lapisan masyarakat hingga dunia pendidikan dengan menjadi

sebuah ekstrakulikuler ataupun UKM baik di sekolah dan perguruan tinggi

yang berada dibawah naungan Muhammadiyah ataupun tidak.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah para peserta didik diajarkan

ilmu Pencak Silat serta nilai-nilai Agama Islam yang bersih dari syirik dan

menyesatkan, semuanya itu dikarenakan demi mendapatkan kebahagiaan

(15)

Tapak Suci Putera Muhammadiyah biasanya menjadi bagian dari

sekolah-sekolah Muhammadiyah dan menjadi bagian dari ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dalam pendidikan karakter juga mendapat tempat

yang cukup diperhitungkan. Adanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

juga dapat terjadi pembentukan karakter, termasuk dalam Tapak Suci

Putera Muhammadiyah.

Namun dalam hal ini, Tapak Suci Putera Muhammadiyah menjadi

bagian dari sebuah sekolah yang bukan dibawah naungan Muhammadiyah,

yaitu SMP N 1 Tengaran yang mayoritas peserta didik nya adalah dari

kalangan menengah kebawah dimana banyak sekali “anak desa” dengan

latar belakang yang bermacam macam.

Ada satu hal yang menurut penulis menarik, bahwa jarang sekali

peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat

Tapak Suci Putera Muhammadiyah melanggar aturan-aturan yang ada,

sebagaimana pengamatan yang dilakukan penulis ketika PPP (Praktikum

Pengembangan Profesi) IAIN Salatiga tahun 2015 yang sekaligus pada

waktu itu juga diberi amanah mengabdi selama PPP (Praktikum

Pengembangan Profesi) di sekolah tersebut sebagai pelatih ekstrakurikuler

Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Sentuhan pencak silat yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan,

yang dimulai dari tingkat dasar akan sangat membantu dalam

pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkepribadian luhur,

(16)

Begitu pula dengan Johansyah Lubis, yang mengatakan gerak

dasar pencak silat merupakan gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan

terkendali yang memiliki aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental,

spiritual, beladiri, olah raga dan seni budaya (Lubis, 2004: 7).

Pada perkembangan selanjutnya, pencak silat bisa dijadikan sarana

dan materi pendidikan untuk membentuk manusia-manusia yang mampu

melaksanakan perbuatan dan tindakan yang bermanfaat dalam rangka

menjalin keamanan dan kesejahteraan bersama. Pencak silat merupakan

hasil budi daya manusia yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan

kesejahteraan bersama, pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan

dan peradaban manusia yang diajarkan kepada warga masyarakat yang

meminatinya (Oetojo, 2000: 2).

Pencak silat juga membangun dan mengembangkan kepribadian

dan karakter mulia seseorang dengan adanya ajaran kerohanian, dengan ini

diharapkan bisa mewujudkan keselarasan dan keseimbangan antara diri

individu dengan alam sekitarnya (Naharsari, 2008: 10).

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan pencak silat tidak lagi

bersifat keterampilan saja, melainkan juga untuk membentuk kualitas

manusia kaitannya hubungan manusia dengan manusia, ataupun manusia

dengan Tuhan-nya. peran vital agama disini sangatlah penting dalam

rangka membentuk karakter manusia-manusia yang taat, dengan iman

(17)

Putera Muhammadiyah “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat,

Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah”.

Di sinilah peran guru/pelatih dituntut mampu mentransfer cara

berfikir, bersikap, dan bertindak dengan mendasarkan pada etika moral

yang baik. Ucapan guru, kedisiplinan guru, kasih sayang guru, dan petuah

baik dari guru akan diperhatikan dan ditiru oleh para siswa. Keteladanan

guru/pelatih akan menjadi pondasi dasar dalam pembentukan karakter

anak didiknya (Zuchdi, 2011: 35).

Karena kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah memberikan warna baru dalam pembentukkan sikap atau

mental peserta didik, terlebih setelah melihat latar belakang peserta didik.

Pembentukan sikap ini dapat dilihat dari perbedaan perilaku peserta didik

yang mengikuti kegiatan tersebut.

Adanya kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera

Muhammadiyah SMPN 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang. sebagai salah satu cara dalam menanamkan pendidikan karakter

terhadap peserta didik. Penanaman karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah dinilai

menjadi media alternatif yang efektif karena dapat mengembangkan

potensi yang terdapat dalam diri peserta didik.

Dari beberapa uraian tersebut, penulis merasa perlu melakukan

penilitian lebih mendalam mengenai Tapak Suci Putera Muhammadiyah di

(18)

yang kita sebut dengan karakter. Penulis berusaha meneliti “Internalisasi

Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah” yang merupakan studi kasus di SMP N 1 Tengaran,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang menjadi pembahasan, di antaranya:

1. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui kegiatan

ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1

Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016?

2. Bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1

Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016?

3. Faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai

karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten SemarangTahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan

melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di

SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun

(19)

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter

melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di

SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun

2016.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menghambat proses

internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak

Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.

D. Manfaat Penilitian

1. Manfaat Teoretis

Memberi kontribusi ilmiah terhadap referensi ilmu pendidikan,

khususnya dalam pendidikan karakter yang diinternalisasikan dalam

kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Lalu menunjukkan bahwa ilmu

beladiri pencak silat tidak hanya untuk melatih kekuatan fisik semata

tetapi juga kekuatan mental spiritual sehingga tercipta pribadi-pribadi

yang tangguh.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan

kontribusi kepada pengajar dan atau para pelatih-pelatih Tapak Suci

Putera Muhammadiyah pada khususnya, lalu pelatih-pelatih dari

perguruan Pencak Silat lainnya sebagai alternatif pilihan dalam melatih

(20)

karakter dalam setiap mata pelajaran dan atau kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler lainnya.

Bagi peneliti, penelitian ini sangat penting karena berangkat dari

alasan pemilihan judul tersebut, yang menjadi keingintahuan peneliti

yang juga sebagai seorang pelatih sekaligus pesilat yang dibesarkan

dari Tapak Suci akan terjawab. Dan bagi kita semua peneliti berharap

mampu memberi solusi terhadap dunia pendidikan dalam membentuk

pribadi-pribadi yang tangguh khususnya pada generasi muda.

E. Penegasan Istilah

1. Internalisasi nilai-nilai

Internalisasi dapat diartikan sebagai penghayatan, proses falsafah

negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penataran,

dan sebagainya. penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai

sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin

atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Depdiknas,

2002: 439).

Dalam pengertian yang lain, Internalisasi (internalization) diartikan

sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku,

pendapat, dan seterusnya di dalam kepribadian (Chaplin, 2005: 256).

Reber, sebagaimana dikutip Mulyasa mengartikan internalisasi

sebagai menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam bahasa

psikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik dan

(21)

Pengertian di atas mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang

diperoleh harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap.

Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam diri seseorang.

Jadi masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada pendidikan

agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan, pada pendidikan

pra-sekolah, pendidikan pra-sekolah, pendidikan latihan dan lain-lain.

kaitannya dengan nilai, pengertian-pengertian yang diajukan oleh

beberapa ahli tersebut pada dasarnya memiliki inti sari yang sama.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa internalisasi

merupakan sebuah proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang

sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan prilaku yang

ditampakkan dalam kehidupan sehari hari (menyatu dengan pribadi).

Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang memang

dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku. Berikut ini adalah

tahapan dariinternalisasi yaitu:

a. Tahap Transformasi Nilai

Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang

kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara

pendidik dan peserta didik (Muhaimin, 1996: 153).

Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan

pengetahuan dari guru/pelatih ke muridnya. Nilai-nilai yang

(22)

pengetahuan ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak

kuat.

b. Tahap Transaksi Nilai

Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui

komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik

yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses interaksi

(Muhaimin, 1996: 153).

Dengan adanya transaksi nilai pendidik dapat memberikan

pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai yang telah ia

jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai

dengan dirinya.

c. Tahap Tran-Internalisasi

Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada

tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi

juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi

kepribadian yang berperan aktif (Muhaimin, 1996: 153).

Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan

sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan yang ia berikan

kepada peserta didik. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan

siswa untuk meniru apa yang menjadi sikap mental dan

(23)

2. Pendidikan Karakter

Menurut UU Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang artinya

mengukir (Munir, 2010: 2).

Kata karakter juga diambil dari bahasa Inggris character. Sebuah

pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri

seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan disebut sebagai

karakter (Munir, 2010: 3).

Menurut Doni Koesoema A., memahami bahwa karakter sama

dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau

karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang

bersumber dari pembentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya

keluarga pada masa kecil juga bawaan sejak lahir (Munir, 2010: 5).

Islam mempunyai tiga nilai utama atau nilai yang dijadikan

pilar dalam pendidikan karakter dalam Islam, yaitu akhlak, adab,dan

keteladanan. Akhlak merujuk kepada tugas dan tanggung jawab selain

syari’ah dan ajaran Islam secara umum. Adab merujuk kepada sikap

(24)

keteladanan merujuk kepada kualitas karakter yang ditampilkan oleh

seorang muslim yang baik yang mengikuti keteladanan Nabi

Muhammadsaw (Majid, 2013: 58).

Implementasi akhlak dalam Islam tersimpul dalam karakter

pribadi Rasulullah saw. Bersemai nilai-nilai akhlak yang agung dan

mulia (Majid, 2013: 59).

Firman Allah dalam Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:

اللَّهَ

ي َرْللُّو

اللّانللَّ

ارمللّن ْ

اَسللّنللّةللٌّ

اَسللّيرة ٌ

ا َهَ

ا سي ةللِّ

ا ي

ارك مللّْ

اللّانللَّ

ارقللّدللّْ

اكَ ِللََّ

اللَّهَ

اللّْللَّللّرللَّ

اللّْ ِ ر َ

اللّاريللَُّرَْللَّ

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu

suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut

Allah”.

Lebih lanjut, Ada banyak hadits yang menunjukkan perhatian

Islam terhadap berbagai aktivitas olah tubuh. Contohnya seperti ketika

Rasulullah saw menyaring para pemuda yang akan mengikuti

peperangan beliau dengan adu kekuatan (gulat). Atau ketika beliau

diriwayatkan dalam sirah Ibnu Ishaq mengalahkan Rukanah, seorang

ahli gulat, sehingga ia bersedia masuk Islam. Diriwayatkan pula bahwa

beliau memiliki sembilan buah pedang, baju baja, tameng, dan pisau.

Demikian juga kisah Rasulullah saw saat mengajak Aisyah lomba lari,

(25)

bermain tombak di masjid dan masih banyak lagi riwayat yang

selainnya (https://inginbelajarislam.wordpress.com).

Para pendahulu kita dari generasi awal Islam, menunjukkan

pentingnya membentuk jasmani yang kuat sebagaimana kita harus

terus memupuk keimanan kita dengan menuntut ilmu agama dan

beramal saleh. Umar bin Al-Khaththab ra berkata:

ا َرَللّ َ

اللّرري َ ِللَّ

اللّسللّونللّمَ َْْللَّ

اللّسللٌّنللّاَ ةَْ

اللٌّا ك َللّءنللّنرُُ

َري نَ وللّا

Artinya: Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan

menunggang kuda.”

Semua contoh aktivitas tersebut adalah dalam rangka

mempersiapkan dan melatih jasmani kita agar senantiasa kuat dan

sehat di dalam mengemban tugas-tugas yang Allah Swt berikan kepada

kita.

Berkaitan dengan hal-hal yang sudah disampaikan di atas, maka

kekuatan jasmani sebagaimana yang kita semua memahaminya,

biidznillah dapat dibentuk dengan nutrisi yang baik dan seimbang serta

berolah raga secara teratur.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan

dengan sadar dan terencana kaitan-nya bagaimana menanamkan

nilai-nilai tertentu dengan tujuan agar nilai-nilai-nilai-nilai tersebut melekat dalam diri

(26)

pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial dalam

lingkungan sekolah dan masyarakat.

3. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada key

informan, yaitu Pelatih Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran, nilai-nilai yang diajarkan antara

lain:

a. Religius

b. Jujur

c. Disiplin

d. Mandiri

e. Rendah Hati

f. Kerja Keras

g. Tanggung Jawab

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian

kualitatif dapat membantu peneliti untuk memperoleh jawaban atas

suatu gejala, fakta, dan realita yang dihadapi, sekaligus memberikan

pemahaman dan pengertian baru atas masalah tersebut sesudah

(27)

Dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) yang berlokasi di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten

Semarang.

Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang

pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti

dilingkungan masyarakat, lembaga-lembaga, dan organisasi

kemasyarakatan dan lembaga pemerintahan (Sarjono, 2004: 21).

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada awalnya adalah sebagai mahasiswa PPP

(Praktikum Pengembangan Profesi) yang diamanahi menggantikan

pelatih ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1

Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Dan dalam

penelitian ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten

Semarang.

4. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari informan kunci (key informan) yaitu

informan yang dipandang sangat mengetahui aspek-aspek dari yang

akan diteliti. Adapun informan kunci dari penelitian ini antara lain

peserta didik, khususnya kelas VIII, dan kelas IX yang telah mengikuti

kegiatan ekstrakulikuler ini selama 1(satu) tahun pelajaran. Lalu

(28)

kesiswaan dan tentu saja pelatih dari kegiatan ekstrakurikuler Tapak

Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran yaitu Ema Apriadi, S.

Pd.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2010: 193).

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan(Sugiyono, 2010: 308).

a. Metode observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek

penelitian.

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian

inimerupakan observasi partisipatif, yakni peneliti terlibat langsung

dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2010: 204).

Objek observasi dalam penelitian kualitatif terdapat tiga

komponen, yakni place (tempat), actor (pelaku), dan activities

(aktivitas) (Sugiyono, 2010: 314).

Tempat penelitian ini adalah SMPN 1 Tengaran,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sedangkan pelaku

(29)

penelitian seperti pelatih Tapak Suci dan siswa. Adapun aktivitas

yang diobservasi adalah kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci

Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran.

b. Metode wawancara(Interview)

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitianini

adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan

wawancara semi berstruktur (semi structured interview).

Wawancara terstruktur digunakan dalam studi pendahuluan (

pre-research) guna untuk mengetahui gambaran umum tentang

kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di

SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

Wawancara terstruktur dan wawancara semi terstruktur

digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan Tapak

Suci Putera Muhammadiyah, untuk mengkaji lebih dalam tentang

internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam ekstrakurikuler

Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya

(30)

Dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara. Metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data seperti profil sekolah terutama

kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di

SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang, arsip-arsip, peta atau

gambar, serta dokumen yang relevan untuk membantu

menganalisis data.

6. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif

partisipan. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan

dari partisipan dan melalui penguraian pemaknaan partisipan tentang

situasi dan peristiwa (Sukmadinata, 2009: 94).

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data

kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan

yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi.

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagaiberikut:

a. Reduksi data (Data reduction)

Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada

hal-hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data

(31)

terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya.

b. Penyajian Data (Data display)

Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay,

yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang

sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah

kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing /Verification)

Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data

informasi yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian

data.

Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan

menentukan kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian

karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran

yang utuh dari objek penelitian (Sugiyono, 2010: 336-337).

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data diperlukan teknik triangulasi agar

data yang didapatkan dalam penelitian valid dan reliabel. Jenis

teknik triangulasi yang digunakan antara lain:

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

(32)

melalui beberapa sumber.

Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain: pelatih, siswa, dan wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik pengumpulan data untuk menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Dalam hal penelitian ini dimana peneliti menggunakan

teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi pada seorang

sumber dengan data permasalahan yang sama.

c. Triangulasi waktu

Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang

berbeda yakni hari rabu dan pada hari sabtu.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penulisan ini memuat 5 (lima)

bab, yang antara bab satu dengan bab berikutnya mempunyai keterkaitan

yang saling mengisi terhadap subtansi yang ada. Adapun rincian

sistematis penulisan ini sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan. Merupakan uraian umum latar

(33)

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian

pustaka, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, berisi tentang landasan teori dari penelitian, pada bagian ini

dikemukakan teori-teori yang telah di uji kebenarannya yang berkaitan

dengan obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka

pembahasan pada bab ini berisi: defininisi internalisasi, definisi nilai,

definisi karakter, dan definisi ekstrakulikuler.

Bab III, penulis menyajikan hasil penelitian tentang temuan

penelitian, yaitu gambaran umum SMP N 1 Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang, Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah dan Penyajian Data.

Bab IV, Pada bab ini, penulis akan memaparkan Analisis Data

dan Pengecekan Keabsahan Data dari Internalisasi nilai-nilai pendidikan

karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di

SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

Bab V, merupakan penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang

kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan saran dari penulis

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Internalisasi

1. Pengertian Internalisasi

Internalisasi dapat diartikan sebagai penghayatan, proses falsafah

negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penataran,

dan sebagainya. penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai

sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin

atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Depdiknas,

2002: 439).

Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang

diperoleh harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap.

Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam diri seseorang. Jadi

masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada pendidikan agama

saja, tetapi pada semua aspek pendidikan.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa internalisasi

sebagai proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai

tersebut tercermin pada sikap dan prilaku yang ditampakkan dalam

kehidupan sehari-hari (menyatu dengan pribadi). Suatu nilai yang telah

terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat diketahui

(35)

2. Indikator Terinternalisasi

Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat tiga aspek pokok,

yaitu:aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

a. Internalisasi menurut Muhaimin

Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang

memang dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku. Berikut ini

adalah tahapan dari internalisasi yaitu:

1) Tahap Transformasi Nilai

Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan

yang kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi

verbal antara pendidik dan peserta didik (Muhaimin, 1996:

153).

Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan

pengetahuan dari guru/pelatih ke muridnya. Nilai-nilai yang

diberikan masih berada pada ranah kognitif peserta didik dan

pengetahuan ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang

tidak kuat.

2) Tahap Transaksi Nilai

Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui

komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta

didik yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses

(36)

Dengan adanya transaksi nilai pendidik dapat memberikan

pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai yang telah ia

jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai

dengan dirinya.

3) Tahap Tran-Internalisasi

Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada

tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi

juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini

komunikasi kepribadian yang berperan aktif (Muhaimin, 1996:

153).

Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan

sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan yang ia berikan

kepada peserta didik. Hal ini disebabkan

adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang menjadi

sikap mental dan kepribadian gurunya.

b. Internalisasi menurut Ahmad Tafsir

merupakan pencapaian aspek yang terakhir (being). Untuk

selanjutnya penulis akan memaparkan ketiga aspek tujuan

pembelajaran tersebut secara singkat.

1) Mengetahui (knowing)

Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid

(37)

Dalam bidang keagamaan misalnya murid diajar mengenai

pengertian sholat, syarat dan rukun sholat, tata cara sholat,

hal-hal yang membatalkan sholat, dan lain sebagainya. Guru bisa

menggunakan berbagai metode seperti; diskusi, tanya jawab,

dan penugasan.

Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai apa yang

telah diajarkan guru tinggal melakukan ujian atau memberikan

tugas-tugas rumah. Jika nilainya bagus berarti aspek ini telah

selesai dan sukses.

2) Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui

(doing)

Masih contoh seputar sholat, untuk mencapai tujuan ini

seorang guru dapat menggunakan metode demonstrasi. Guru

mendemonstrasikan sholat untuk diperlihatkan kepada siswa

atau bisa juga dengan memutarkan film tentang tata cara sholat

selanjutnya siswa secara bergantian mempraktikkan seperti apa

yang telah ia lihat di bawah bimbingan guru.

Untuk tingkat keberhasilannya guru dapat mengadakan

ujian praktik sholat, dari ujian tersebut dapat dilihat apakah

siswa telah mampu melakukan sholat dengan benar atau belum.

3) Menjadi seperti yang ia ketahui (being)

Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya

(38)

Siswa melaksanakan sholat yang telah ia pelajari dalam

kehidupan sehari-harinya. Ketika sholat itu telah melekat

menjadi kepriadiannya, seorang siswa akan berusaha sekuat

tenaga untuk menjaga sholatnya dan merasa sangat berdosa jika

sampai meninggalkan sholat.Jadi ia melaksanakan sholat bukan

karena diperintah atau karena dinilai oleh guru.

Dari kedua teori tersebut, pada dasarnya memliki arah tujuan yang

sama misalnya, tahap transformasi nilai dengan being keduanya

mengarah pada ranah kognitif yaitu mengenai penyampaian suatu

konsep dasar tentang sesuatu dari guru ke murid.

Selanjutnya tahap transaksi nilai dengan doing keduanya mengarah

pada ranah psikomotorik dimana pada tahapan ini terjadi timbal balik

atas pemberian pengetahuan dari guru ke murid berupa perilaku dari si

murid yang berdasar pada apa yang ia ketahui, apakah sesuai dengan

dirinya, serta apa yang ia lihat dari si guru.

Selanjutnya yaitu trans internalisasi dan being, tahapan ini

merupakan tahapan akhir dari proses internalisasi, yaitu ranah afektif

dimana si murid berperilaku sesuai dengan apa yang ia tahu, yang

sesuai dengan dirinya, dan menjadi satu dengan dirinya dalam artian

menjadi miliknya seutuhnya. Bila diibaratkan sebuah barang, ia adalah

pabrik pembuat barang/produsen, yaitu yang mampu memproduksi

(39)

B. Nilai

Nilai berarti harga, angka kepandaian, banyak sedikitnya isi atau

sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakekatnya

(Depdiknas, 2002: 783). Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan

masalah etika dan biasa juga disebut filsafat nilai yang mengkaji nilai-nilai

moral sebagai tolok ukur tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai

aspek kehidupannya (Al Munawar, 2005: 3). Artinya nilai itu dianggap

penting dan baik apabila sesuai dengan kebutuhan oleh suatu masyarakat

sekitar.

Nilai-nilai tersebut dapat timbul dari berbagai aspek baik agama,

budaya, norma sosial dan lain-lain. Pemaknaan atas nilai inilah yang

mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan

dan kenyataan disekelilingnya.

Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dimaksudkan dengan

nilai pendidikan yaitu hal-hal yang penting sebagai proses pengubahan

sikap atau tingkah laku seseorang dalam mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran, latihan, proses pembiasaan dan cara mendidik.

C. Karakter

1. Karakter, Akhlak, dan Kepribadian

a. Karakter

adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain (Depdiknas, 2002:

(40)

Menurut Helen G Douglash dalam Samani dan Hariyanto

(2011: 41), karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun

secara kesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan

perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

b. Akhlak

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa,

yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya khuluqun yang berarti perangai (al

-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi pekerti, tingkah laku atau

tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah), dan agama

(ad-din) (Tiswarni, 2007: 1).

Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai

perbuatan manusia apakah itu baik, atau buruk. Sedangkan ilmu

akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna

untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia,bagaimana

cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal

ini dapat dikemukakan contohnya:

1) Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai

atau kriteria suatu perbuatan.

2) Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini

termasuk ilmunya, karena membicarakan ilmu yang telah

dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan

(41)

c. Kepribadian

Menurut Gordon Allport (2005) menyatakan bahwa

kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem

sikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran

individu secara khas dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa, akhlak adalah suatu istilah

agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu baik, atau

buruk. Sedangkan mengenai karakter dan kepribadian, karakter sedikit

berbeda dengan kepribadian, memang setiap orang punya kepribadian

yang berbeda-beda. Kepribadian merupakan hal yang bisa dikatakan

permanen dan merupakan bawaan dari lahir yang sulit untuk dirubah

karena merupakan keunikan dari masing-masing orang sedangkan

karakter dapat dibangun melalui pembiasaan.

Walaupun manusia memiliki karakter dasar yang baik, tetapi

manusia tidak bisa begitu saja memiliki karakter-karakter tersebut.

Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya bahwa karakter itu

perlu dibangun tidak seperti kepribadian yang merupakan anugerah

(42)

2. Karakter yang ditanamkan melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

Muhammadiyah

a. Religius

Karakter religius adalah sebuah sikap dan perilaku yang

patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan

pemeluk agama lain (Kemendiknas, 2010: 9).

b. Jujur

Adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan (Kemendiknas, 2010: 9).

c. Disiplin

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

(Kemendiknas, 2010: 9).

d. Mandiri

Adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Kemendiknas,

2010: 10).

e. Rendah Hati

Yaitu sikap merendahkan diri di hadapan Allah dan sopan

(43)

f. Kerja Keras

Adalah perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Kemendiknas, 2010:

9).

g. Tanggung Jawab

Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

(Kemendiknas, 2010: 10).

D. Ekstrakurikuler

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu

pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,

dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidikdan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berwenang di sekolah (Asmani, 2011: 62-63).

Kegiatan ekstrakurikuler telah dikenal dalam kurikulum 1975

sebagai pengembangan dan minat bakat peserta didik. Dalam hal ini

(44)

berbeda yang perlu diaktualisasikan dan membutuhkan kondisi

kondusif untuk tumbuh dan berkembang.

2. Fungsi Ekstrakurikuler

Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan

ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan

menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

3. Jenis Ekstrakurikuler

Anifral Hendri (2008: 2-3), mengemukakan pendapat umumnya

mengenai beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam beberapa

bentuk yaitu :

a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar

Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja

(PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

(PASKIBRAKA).

b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi

pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.

(45)

e. Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati tergantung sekolah tersebut, misalnya: Basket, Karate, Taekwondo, Silat, Softball, dan lain sebagainya.

4. Konsep Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai

dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan

yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial serta

potensi dan prestasi peserta didik (Noor, 2011: 49).

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat dijadikan jawaban atas

pendidikan karakter yang bersifat universal dan syarat dengan muatan

nilai-nilai, sedangkan alokasi waktu yang tersedia terbatas, maka harus

dicarikan upaya lain agar nilai-nilai tersebut terinternalisasi dalam

setiap individu peserta didik sehingga tumbuh kesadaran sebagai insan

beragama (Majid, 2013: 41).

Pendidikan karakter berbasis potensi diri merupakan sikap pribadi,

hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan

untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak didik

danmeningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis) (Asmani,

(46)

Menurut Asmani (2011: 65-66), Pendidikan karakter berbasis

potensi diri memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a. Anak didik mampu mengatasi dirinya, sehingga anak

menjadi mandiri dan mampu mengatasi segala masalah yang dihadapinya.

b. Seseorang bebas menyatakan pendapat yang dimilikinya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

c. Dapat melakukan penalaran, penalaran merupakan

kemampuan berpikir logis dan analitis sehingga teruji kebenarannya.

d. Segala potensi yang ada pada diri anak bersifat unik. Dalam proses pendidikan karakter, semua potensi yang dimiliki anak digali dan diberdayakan untuk bekal hidup mereka.

Kegiatan ekstrakurikuler ini jika dilaksanakan secara

profesional, maka akan menjadi media efektif dalam

mengembangkan bakat dan potensi dalam diri siswa, serta

membentuk karakter pemenang pada diri anak (Asmani, 2011:

63).

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan melalui

kegiatan olahraga dan seni dalam bentuk pembelajaran, pelatihan,

kompetisi atau festival. Berbagai kegiatan olah raga dan seni

tersebut diorientasikan terutama untuk penanaman dan

pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian para pelaku olah

raga atau seni agar menjadi manusia Indonesia berkarakter

(Mulyasa, 2011: 268).

(47)

Program pendidikan karakter pada konteks mikro dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Konteks Mikro Pendidikan Karakter

Integrasi ke dalam KBM pada setiap Mapel Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan

E. Tapak Suci Putera Muhammadiyah

1. Sejarah Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari K.H.

Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki

karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh

kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja

telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan

Integrasi ke dalam kegiatan Ekstrakulikuler : pramuka, Olahraga, Karya Tulis, dsb.

(Noor, 2011: 39).

Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang selaras

(48)

Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya

ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri

K.H. Ali Ibrahim kemudian mendirikan Pondok

Pesantren Binorong di Banjarnegara

Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan

Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro

Syuhada Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara

santri-santrinya antara lain : Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin adik

kandung dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.

Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di

Yogyakarta, K.H. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak

beradik, A. Dimyati dan M. Wahib. Diawali dengan adu kaweruh

antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H.

Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat K.H.

Busyro sebagai Guru.

KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta

sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya

dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian

dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar

K.H. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka

perguruan dan menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan

(49)

Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan

Pendekar Besar A. Dimyati.

Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan

berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan

Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman berletak di kauman

sebelah utara, melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid yang

mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.

Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang

telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh

Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati.

Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU.Kasegu, merupakan

senjata khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar

Moh.Barrie Irsyad.

Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar

Moh. Barrie Irsyad, untuk mendirikan satu perguruan yang

mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan

Kasegu). PERGURUAN TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 31 Juli

1963 di Kauman, Yogyakarta.Ketua Umum pertama Tapak Suci

adalah H.Djarnawi Hadikusumo.

Setelah berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka

cabang di daerah-daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi

wadah silaturahmi para pendekar yang berada di lingkungan

(50)

Muhammadiyah diketuai oleh K.H. Ahmad Badawi, Tapak Suci

diterima menjadi organisasi otonom Muhammadiyah. Nama perguruan

menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah, disingkat Tapak Suci.

Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul

di Sumatera Selatan, Jakarta, dan Sumatra Barat.Kini Tapak Suci telah

menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir

(https://id.wikipedia.org/wiki/Tapak_Suci_Putera_Muhammadiyah).

2. Filosofi Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Dikutip dari wikipedia, Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak

Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, adalah sebuah

aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan

anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).

Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu

perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai

organisasi. Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al

Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah

naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom

yang ke-11. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H,

atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta.

Motto dari Tapak Suci adalah "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi

(51)

Gambar 2. Lambang Tapak Suci

Dengan arti, Bentuk bulat : Bertekad Bulat. Berdasar biru :

Keagungan. Bertepi hitam : Kekal dan abadi melambangkan sifat

ALLAH SWT. Bunga Mawar : Keharuman. Warna Merah :

Keberanian. Daun Kelopak hijau : Kesempurnaan. Bunga Melati

Putih : Kesucian. Jumlah Sebelas : Rukun Islam dan rukun Iman.

Tangan Kanan Putih : Keutamaan. Terbuka : Kejujuran. Berjari Rapat :

Keeratan. Ibu jari tertekuk : Kerendahan Hati. Sinar Matahari Kuning :

Putera Muhammadiyah.

Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama "TAPAK SUCI",

yang mengandung arti: Bertekad bulat mengagungkan asma Allah

Subhanahu wata’ala, kekal dan abadi. Dengan keberanian

menyerbakkan keharuman dengan sempurna. Dengan Kesucian

menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman. Mengutamakan keeratan

(52)

Aliran Tapak Suci, adalah keilmuan pencak silat yang

berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan

sikap mental dan gerak langkah

Yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman

dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang

kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis

(53)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP N 1 Tengaran

SMP N 1 Tengaran berdiri pada tahun 1979 yang merupkan sekolah

peralihan dari Sekolah Teknik Ungaran. Kepala sekolah yang pernah

menjabat diantaranya:

a. Aminto : 1979-1994

b. Soeyoto : 1994-1998

c. Restu Kuncarani : 1998-2005

d. Darwanto : 2005-2012

e. Tedy Wibowo : 2012-sekarang

2. Profil Sekolah

a. Identitas Sekolah

1) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 TENGARAN

2) NSS : 20320302

3) NPSN : 201032202001

4) Jenjang pendidikan : SMP

5) Status Sekolah : Negeri

6) Terakreditasi : A

b. Lokasi sekolah

1) Alamat : Jl. Masjid Besar Tengaran

(54)

3) Kelurahan : Tengaran

4) Kecamatan : Tengaran

5) Kabupaten : Semarang

c. Data Pelengkap Sekolah

1) SK Pendirian Sekolah : 4/3/1979

2) Tgl SK Pendirian : 1979-02-17

3) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

4) SK Akreditasi : 118/BAP-SM/X/2012

5) Tgl SK Akreditasi : 2012-10-11

6) No Rekening BOS : 3-033-09764-5

7) Nama Bank : Bank Jateng

8) Cabang/ KCP Unit : Salatiga

9) Rekening atas nama : SMP N 1 Tengaran

10)MBS : Ya

11)Luas Tanah Milik : 4360 m2

d. Kontak Sekolah

1) Nomor Telepon : 0298-610231

2) Nomor Fax : 0298-610231

3) Email : smpn1tengaran@yahoo.co.id

4) Website : http://www.smpn1tengaran.sch.id

(55)

e. Visi, Misi dan Tujuan SMP N 1 Tengaran

1) Visi

“ Terwujudnya Karakter CINTA ILMU ( Cerdas, Inovatif,

Nasionalis, Taqwa, Adil Ikhlas, Logis, Mandiri, Unggul ) segenap

warga SMP N 1 Tengaran”

Indikator ketercapaian Visi:

a) Terwujudnya Kurikulum SMP N 1 Tengaran.

b) Terwujudnya lulusan yang Cerdas, Inovatif, Nasionalis,

Taqwa, Adil Ikhlas, Logis, Mandiri, Unggul.

c) Terwujudnya budaya mutu sekolah.

2) Misi

a) Mewujudkan Kurikulum SMP N 1 Tengaran Dokumen

b) Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan.

c) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir,

dan berwawasan kedepan.

d) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif

dan efektif sehingga peserta didik memiliki kompetensi

yang diharapkan.

e) Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara aktif dan

(56)

f) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk

mengenali potensi dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler,

sehingga dapat berkembang secara optimal.

g) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

budaya sekolah untuk memiliki karakter cinta ilmu.

h) Menumbuhkan dan mendorong penerapan ilmu

pengetahuan teknologi dan seni budaya di lingkungan SMP

N 1 Tengaran melalui pembelajaran dan pengembangan

diri.

i) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

kegiatan akademik untuk memiliki karakter cerdas.

j) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

kegiatan akademik dan non akademik untuk memiliki

karakter Inovatif.

k) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

kegiatan akademik dan non akademik untuk memiliki

karakter nasionalis.

l) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianut melalui pendidikan agama dan budaya bangsa

sehingga terbangun peserta didik yang taqwa dan berkhlak

mulia.

m) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

(57)

n) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

budaya sekolah untuk memiliki karakter ikhlas.

o) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

budaya sekolah untuk selalu berpikir logis.

p) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui

budaya sekolah untuk memiliki karakter mandiri.

q) Menumbuhkan keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga SMP N 1 Tengaran melalui keikutsertaan pada

berbagai kegiatan lomba.

r) Mewujudkan sekolah inovatif.

s) Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehhidupan

sekolah.

t) Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai,

wajar, dan adil.

u) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh

v) Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar

(learning organization)

3) Tujuan

a) Terwujudnya Kurikulum SMP N 1 Tengaran.

SMP N 1 Tengaran mampu:

1) Mewujudkan Kurikulum SMP N 1 Tengaran.

2) Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk

(58)

3) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap,

mutakhir, dan berwawasan kedepan secara aplikatif.

b) Terwujudnya lulusan yang Cerdas, Inovatif, Nasionalis,

Taqwa, Adil Ikhlas, Logis, Mandiri, Unggul.

SMP Negeri 1 Tengaran mampu:

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif

dan efektif.

2) Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara aktif

dan efektif.

3) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk

mengenali potensi dirinya melalui kegiatan ekstra

kulikuler, sehingga dapat berkembang secara optimal.

4) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter cinta

ilmu secara konsisten.

5) Menumbuhkan dan mendorong penerapan ilmu

pengetahuan teknologi dan seni budaya di lingkungan

SMP N 1 Tengaran secara konsisten.

6) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui kegiatan akademik untuk memiliki karakter

(59)

7) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui kegiatan akademik dan non akademik untuk

memiliki karakter Inovatif.

8) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui kegiatan akademik dan non akademik untuk

memiliki karakter nasionalis secara konsisiten.

9) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama

yang dianut melalui pendidikan agama dan budaya

bangsa sehingga terbangun peserta didik yang taqwa

dan berkhlak mulia secara konsisten.

10)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter adil

secara konsisten.

11)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter ikhlas.

12)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui budaya sekolah untuk selalu berpikir logis

secara konsisiten.

13)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran

melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter

mandiri secara konsisten.

14)Menumbuhkan keunggulan secara intensif kepada

(60)

pada berbagai kegiatan lomba dengan kemampuan

berkompetensi.

c) Terwujudnya budaya mutu sekolah

SMP Negeri 1 Tengaran mampu:

1) Mewujudkan sekolah inovatif.

2) Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehhidupan

sekolah.

3) Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai,

wajar, dan adil.

4) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang

tangguh

5) Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar

(learning organization).

f. Data Sarana Prasarana Sekolah.

Tabel 1. Sarana dan Prasarana Sekolah

NO Ruang/Alat Jumlah Kondisi

(61)

12 Ruang Dapur 1 

21 Ruang Agama Kristen

/Budha /Khatolik.

28 Perangkat Rebana modern 

29 Lapangan upacara/olah

raga

1 

30 Perangkat Pramuka. 

g. Kurikulum

1) Kelas VII : Kurikulum 2013

2) Kelas VIII : Kurikulum 2013

3) Kelas IX : Kurikulum 2013

4) Sistem Pembelajaran :Pendekatan Scientific

Gambar

Gambar 1. Konteks Mikro Pendidikan Karakter
Gambar 2. Lambang Tapak Suci
Tabel 1. Sarana dan Prasarana Sekolah
Tabel 2. Struktur Pengurus Ekstrakurikuler Tapak Suci
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dampak Positif seperti; merasa terkenal di antara guru dan siswa-siswi di SMP Negeri 21 Makassar, banyak teman, menguatkan solidaritas antar teman sebaya

kapal. 5) Agen bertanggung jawab atas keaslian dokumen kapal. Hambatan agen saat melakukan checking keatas kapal. 1) Adanya dokumen yang tidak sesuai persyaratan. 2) Pihak

Dari hasil perhitungan mulai dari tabel 4.35-4.37 diatas dapat dilihat kemampuan merek Bogasari Flour Mills lain dalam merebut pelanggan merek lain adalah 8% dari 43.99% pangsa

Pernyataan yang sesuai dengan kutipan di atas adalah ______. (A) Tjong A Fie pada mulanya

mengungkapkan bahwa nilai religius merupakan nilai yang mendasari penidikan karakter karena pada dasarnya Indonesia adalah negara yang beragama. Nilai religius

endogenous yang ada di dalam tubuh ikan diduga menyebabkan terjadinya degradasi jaringan ikat kolagen. Hasil analisis histologis daging ikan nila

representasi perempuan dalam poligami di film Berbagi Suami dan untuk mengetahui bagaimana 

Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus