i
(Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang Tahun 2016)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ANDIKA WISNU
NIM 11112224
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
v
vi
1. Keluargaku tercinta, yang tanpanya penulis bukanlah apa-apa. Orang
tuaku, Bapak Arjunaka, Ibu Sri Rochmini, serta kedua adikku Krisna
Mukti dan Abimanyu Aditya Saputra.
2. Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dimana penulis
dibesarkan di situ, untuk para pendekar, kader, dan siswa, terutama
untuk Pak Samirin, yang membimbing dan melatih penulis menjadi
seperti sekarang ini. Yang penulis anggap seperti orang tua sendiri.
3. Teman-teman se-angkatan, yaitu PAI 2012 yang senantiasa menghiasi
rutinitas di kampus menjadi menyenangkan, terutama sekali keluarga
besar PAI kelas G 2012, yang sudah seperti keluarga sendiri, yang
banyak sekali menghabiskan waktu bersama semasa perkuliahan.
4. SMP N 1 Tengaran, kepala sekolah beserta jajarannya, lalu para
adik-adik siswa-siswi yang baik sekali pada kakak-kakak PPL IAIN Salatiga
2015. Dan juga untuk teman-teman penulis selama PPL, mas adi, mas
esa, mas khamim, mas zen, mas ari, mbak ida, mbak lisna, mbak
herlina, mbak inayah, dan mbak novi.
5.
Seluruh warga Dusun Bulusari, Desa Bawang, Kecamatan Tempuran,Kabupaten Magelang dan seluruh Teman-teman penulis selama KKN di
sana, mas dedi, mas willy, mbak ani, mbak dini, mbak farida, mbak
vii
serta selalu mengingat akan kuasa Allah yang begitu luas akan segala sesuatu,
yang atas ridhanya, penulis telah dimudahkan segala urusannya untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan
Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi
Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Tahun 2016)”.
Selain sebagai tugas wajib untuk memperoleh gelar sarjana, skripsi ini
dibuat dengan tujuan dapat menjadi jalan alternatif untuk menanamkan peserta
didik sebuah karakter yang terpuji sebagai jawaban atas krisis moral, serta
degradasi mental yang sedang melanda bangsa indonesia sekarang ini. Harapan
penulis bahwa pencak silat sebagai budaya asli indonesia dapat berperan serta
memajukan dan memproduksi sumber daya manusia yang berbudi luhur.
Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK.
viii menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga Besar SMP N 1 Tengaran, atas kesediannya untuk penulis
melakukan penelitian disana serta banyak membantu penulis dalam
mengumpulkan data selama proses penelitian.
7. Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran.
Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah membantu penulis
sebaik-baiknya kebaikan, yaitu surga atas mereka.
Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini, penulis
sendiri pun juga mengakui sebagai permohonan maaf yang mendalam, kritik
dan saran sangatlah masih penulis butuhkan untuk kedepannya.
Salatiga, 1 Juni 2016
Penulis
Andika Wisnu
ix
ABSTRAK
Wisnu, Andika. 2016. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Tahun 2016). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S. Ag, M. Phil.
Kata kunci: pendidikan karakter, ekstrakurikuler tapak suci.
Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan, bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Tahun 2016, Kabupaten Semarang. Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang mana penelitian ini metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam dan terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para key informan, sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan trianggulasi.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Penegasan Istilah ... 8
F. Metode Penelitian... 14
G. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II LANDASAN TEORI ... 22
A. Internalisasi ... 22
B. Nilai ... 27
C. Karakter ... 27
D. Ekstrakurikuler ... 31
E. Tapak Suci Putera Muhammadiyah ... 35
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 41
A. Gambaran Umum Sekolah ... 41
B. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran ... 50
C. Penyajian Data ... 51
BAB IV PEMBAHASAN ... 67
A. Analisis Data ... 67
B. Pengecekan Keabsahan Data... 73
BAB V PENUTUP ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
xi
Tabel 2.Struktur Pengurus Ekstrakulikuler Tapak Suci ... 51
Tabel 3. Sarana dan Prasarana Ekstrakurikuler Tapak Suci ... 51
Tabel 4. Indikator Perilaku dan Ter-Internalisasinya Nilai ... 52
Tabel 5 Penyajian Data Karakter Religius. ... 64
Tabel 6. Penyajian Data Karakter Jujur ... 64
Table 7. Penyajian Data Karakter Disiplin ... 65
Table 8. Penyajian Data Karakter Mandiri ... 65
Table 9. Penyajian Data Karakter Rendah Hati ... 65
Table 10. Penyajian Data Karakter Kerja Keras ... 66
Table 11. Penyajian Data Karakter Tanggung Jawab ... 66
Table 12. Catatan Lapangan Wakasekbid Kesiswaan... 73
Table 13. Catatan Lapangan Pelatih... 73
Table 14. Catatan Lapangan Peserta Didik ... 74
Table 15. Catatan Lapangan Observasi ... 75
xii
Gambar 3. Penutup Latihan Pelatih Memberi Penjelasan Materi, Nasihat, Motivasi
dan Ditutup dengan Berdoa ... 77
Gambar 4. Pelatih Mencontohkan Tendangan, Peserta Didik Memperhatikan dan
1
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam rangka peserta didik mengembangkan potensi dirinya,
banyak sekali cara yang dapat dipakai guna hal tersebut dapat terwujud,
baik yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar (intrakurikuler),
ataupun melalui kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar
(ekstrakurikuler) yang ada pada setiap lembaga pendidikan.
Pemerintah pun sejak tahun 2010 yang lalu mencanangkan
Pendidikan Karakter guna meminimalisir permasalahan yang mungkin
timbul di masa yang akan datang. Keresahan-keresahan akan kepribadian
ataupun moral yang dimiliki oleh peserta didik yang timbul karena
ketidaksesuaian penerapan pendidikan, melahirkan “Pendidikan Karakter”
sebagai salah satu alternatif solusi untuk memperbaiki mental calon-calon
penerus bangsa yakni peserta didik.
Muhammadiyah sendiri sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi
menghindarkan diri dari pemikiran masalah-masalah nasional
yang menyangkut kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara (Majelis
Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah, 2010: 249).
Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah secara tegas
menyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai
akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Quran dan
Sunnah (Hambali, 2011: 46-47).
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, Muhammadiyah memiliki
banyak sekali organisasi otonom, salah satunya bernama Tapak Suci
Putera Muhammadiyah yang menjadi bagian sangat penting dalam usaha
amar makruf nahi munkar yang menyangkut masyarakat, bangsa, dan
negara.
Tapak Suci Putera Muhammadiyah memberikan andil yang cukup
besar dalam gerak langkah kemajuan persyarikatan. Dari mulai menjadi
sebuah perguruan seni bela diri, hingga melebur masuk ke dalam setiap
lingkup lapisan masyarakat hingga dunia pendidikan dengan menjadi
sebuah ekstrakulikuler ataupun UKM baik di sekolah dan perguruan tinggi
yang berada dibawah naungan Muhammadiyah ataupun tidak.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah para peserta didik diajarkan
ilmu Pencak Silat serta nilai-nilai Agama Islam yang bersih dari syirik dan
menyesatkan, semuanya itu dikarenakan demi mendapatkan kebahagiaan
Tapak Suci Putera Muhammadiyah biasanya menjadi bagian dari
sekolah-sekolah Muhammadiyah dan menjadi bagian dari ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dalam pendidikan karakter juga mendapat tempat
yang cukup diperhitungkan. Adanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
juga dapat terjadi pembentukan karakter, termasuk dalam Tapak Suci
Putera Muhammadiyah.
Namun dalam hal ini, Tapak Suci Putera Muhammadiyah menjadi
bagian dari sebuah sekolah yang bukan dibawah naungan Muhammadiyah,
yaitu SMP N 1 Tengaran yang mayoritas peserta didik nya adalah dari
kalangan menengah kebawah dimana banyak sekali “anak desa” dengan
latar belakang yang bermacam macam.
Ada satu hal yang menurut penulis menarik, bahwa jarang sekali
peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat
Tapak Suci Putera Muhammadiyah melanggar aturan-aturan yang ada,
sebagaimana pengamatan yang dilakukan penulis ketika PPP (Praktikum
Pengembangan Profesi) IAIN Salatiga tahun 2015 yang sekaligus pada
waktu itu juga diberi amanah mengabdi selama PPP (Praktikum
Pengembangan Profesi) di sekolah tersebut sebagai pelatih ekstrakurikuler
Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Sentuhan pencak silat yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan,
yang dimulai dari tingkat dasar akan sangat membantu dalam
pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkepribadian luhur,
Begitu pula dengan Johansyah Lubis, yang mengatakan gerak
dasar pencak silat merupakan gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan
terkendali yang memiliki aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental,
spiritual, beladiri, olah raga dan seni budaya (Lubis, 2004: 7).
Pada perkembangan selanjutnya, pencak silat bisa dijadikan sarana
dan materi pendidikan untuk membentuk manusia-manusia yang mampu
melaksanakan perbuatan dan tindakan yang bermanfaat dalam rangka
menjalin keamanan dan kesejahteraan bersama. Pencak silat merupakan
hasil budi daya manusia yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kesejahteraan bersama, pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan
dan peradaban manusia yang diajarkan kepada warga masyarakat yang
meminatinya (Oetojo, 2000: 2).
Pencak silat juga membangun dan mengembangkan kepribadian
dan karakter mulia seseorang dengan adanya ajaran kerohanian, dengan ini
diharapkan bisa mewujudkan keselarasan dan keseimbangan antara diri
individu dengan alam sekitarnya (Naharsari, 2008: 10).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan pencak silat tidak lagi
bersifat keterampilan saja, melainkan juga untuk membentuk kualitas
manusia kaitannya hubungan manusia dengan manusia, ataupun manusia
dengan Tuhan-nya. peran vital agama disini sangatlah penting dalam
rangka membentuk karakter manusia-manusia yang taat, dengan iman
Putera Muhammadiyah “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat,
Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah”.
Di sinilah peran guru/pelatih dituntut mampu mentransfer cara
berfikir, bersikap, dan bertindak dengan mendasarkan pada etika moral
yang baik. Ucapan guru, kedisiplinan guru, kasih sayang guru, dan petuah
baik dari guru akan diperhatikan dan ditiru oleh para siswa. Keteladanan
guru/pelatih akan menjadi pondasi dasar dalam pembentukan karakter
anak didiknya (Zuchdi, 2011: 35).
Karena kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah memberikan warna baru dalam pembentukkan sikap atau
mental peserta didik, terlebih setelah melihat latar belakang peserta didik.
Pembentukan sikap ini dapat dilihat dari perbedaan perilaku peserta didik
yang mengikuti kegiatan tersebut.
Adanya kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah SMPN 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang. sebagai salah satu cara dalam menanamkan pendidikan karakter
terhadap peserta didik. Penanaman karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah dinilai
menjadi media alternatif yang efektif karena dapat mengembangkan
potensi yang terdapat dalam diri peserta didik.
Dari beberapa uraian tersebut, penulis merasa perlu melakukan
penilitian lebih mendalam mengenai Tapak Suci Putera Muhammadiyah di
yang kita sebut dengan karakter. Penulis berusaha meneliti “Internalisasi
Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah” yang merupakan studi kasus di SMP N 1 Tengaran,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi pembahasan, di antaranya:
1. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1
Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016?
2. Bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1
Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016?
3. Faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten SemarangTahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan
melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di
SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter
melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di
SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun
2016.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menghambat proses
internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak
Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.
D. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Teoretis
Memberi kontribusi ilmiah terhadap referensi ilmu pendidikan,
khususnya dalam pendidikan karakter yang diinternalisasikan dalam
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Lalu menunjukkan bahwa ilmu
beladiri pencak silat tidak hanya untuk melatih kekuatan fisik semata
tetapi juga kekuatan mental spiritual sehingga tercipta pribadi-pribadi
yang tangguh.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada pengajar dan atau para pelatih-pelatih Tapak Suci
Putera Muhammadiyah pada khususnya, lalu pelatih-pelatih dari
perguruan Pencak Silat lainnya sebagai alternatif pilihan dalam melatih
karakter dalam setiap mata pelajaran dan atau kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler lainnya.
Bagi peneliti, penelitian ini sangat penting karena berangkat dari
alasan pemilihan judul tersebut, yang menjadi keingintahuan peneliti
yang juga sebagai seorang pelatih sekaligus pesilat yang dibesarkan
dari Tapak Suci akan terjawab. Dan bagi kita semua peneliti berharap
mampu memberi solusi terhadap dunia pendidikan dalam membentuk
pribadi-pribadi yang tangguh khususnya pada generasi muda.
E. Penegasan Istilah
1. Internalisasi nilai-nilai
Internalisasi dapat diartikan sebagai penghayatan, proses falsafah
negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penataran,
dan sebagainya. penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai
sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin
atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Depdiknas,
2002: 439).
Dalam pengertian yang lain, Internalisasi (internalization) diartikan
sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku,
pendapat, dan seterusnya di dalam kepribadian (Chaplin, 2005: 256).
Reber, sebagaimana dikutip Mulyasa mengartikan internalisasi
sebagai menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam bahasa
psikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik dan
Pengertian di atas mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang
diperoleh harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap.
Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam diri seseorang.
Jadi masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada pendidikan
agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan, pada pendidikan
pra-sekolah, pendidikan pra-sekolah, pendidikan latihan dan lain-lain.
kaitannya dengan nilai, pengertian-pengertian yang diajukan oleh
beberapa ahli tersebut pada dasarnya memiliki inti sari yang sama.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa internalisasi
merupakan sebuah proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang
sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan prilaku yang
ditampakkan dalam kehidupan sehari hari (menyatu dengan pribadi).
Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang memang
dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku. Berikut ini adalah
tahapan dariinternalisasi yaitu:
a. Tahap Transformasi Nilai
Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang
kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara
pendidik dan peserta didik (Muhaimin, 1996: 153).
Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan
pengetahuan dari guru/pelatih ke muridnya. Nilai-nilai yang
pengetahuan ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak
kuat.
b. Tahap Transaksi Nilai
Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui
komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik
yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses interaksi
(Muhaimin, 1996: 153).
Dengan adanya transaksi nilai pendidik dapat memberikan
pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai yang telah ia
jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai
dengan dirinya.
c. Tahap Tran-Internalisasi
Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada
tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi
juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi
kepribadian yang berperan aktif (Muhaimin, 1996: 153).
Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan
sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan yang ia berikan
kepada peserta didik. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan
siswa untuk meniru apa yang menjadi sikap mental dan
2. Pendidikan Karakter
Menurut UU Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang artinya
mengukir (Munir, 2010: 2).
Kata karakter juga diambil dari bahasa Inggris character. Sebuah
pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri
seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan disebut sebagai
karakter (Munir, 2010: 3).
Menurut Doni Koesoema A., memahami bahwa karakter sama
dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau
karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari pembentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil juga bawaan sejak lahir (Munir, 2010: 5).
Islam mempunyai tiga nilai utama atau nilai yang dijadikan
pilar dalam pendidikan karakter dalam Islam, yaitu akhlak, adab,dan
keteladanan. Akhlak merujuk kepada tugas dan tanggung jawab selain
syari’ah dan ajaran Islam secara umum. Adab merujuk kepada sikap
keteladanan merujuk kepada kualitas karakter yang ditampilkan oleh
seorang muslim yang baik yang mengikuti keteladanan Nabi
Muhammadsaw (Majid, 2013: 58).
Implementasi akhlak dalam Islam tersimpul dalam karakter
pribadi Rasulullah saw. Bersemai nilai-nilai akhlak yang agung dan
mulia (Majid, 2013: 59).
Firman Allah dalam Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:
اللَّهَ
ي َرْللُّو
اللّانللَّ
ارمللّن ْ
اَسللّنللّةللٌّ
اَسللّيرة ٌ
ا َهَ
ا سي ةللِّ
ا ي
ارك مللّْ
اللّانللَّ
ارقللّدللّْ
اكَ ِللََّ
اللَّهَ
اللّْللَّللّرللَّ
اللّْ ِ ر َ
اللّاريللَُّرَْللَّ
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.
Lebih lanjut, Ada banyak hadits yang menunjukkan perhatian
Islam terhadap berbagai aktivitas olah tubuh. Contohnya seperti ketika
Rasulullah saw menyaring para pemuda yang akan mengikuti
peperangan beliau dengan adu kekuatan (gulat). Atau ketika beliau
diriwayatkan dalam sirah Ibnu Ishaq mengalahkan Rukanah, seorang
ahli gulat, sehingga ia bersedia masuk Islam. Diriwayatkan pula bahwa
beliau memiliki sembilan buah pedang, baju baja, tameng, dan pisau.
Demikian juga kisah Rasulullah saw saat mengajak Aisyah lomba lari,
bermain tombak di masjid dan masih banyak lagi riwayat yang
selainnya (https://inginbelajarislam.wordpress.com).
Para pendahulu kita dari generasi awal Islam, menunjukkan
pentingnya membentuk jasmani yang kuat sebagaimana kita harus
terus memupuk keimanan kita dengan menuntut ilmu agama dan
beramal saleh. Umar bin Al-Khaththab ra berkata:
ا َرَللّ َ
اللّرري َ ِللَّ
اللّسللّونللّمَ َْْللَّ
اللّسللٌّنللّاَ ةَْ
اللٌّا ك َللّءنللّنرُُ
َري نَ وللّا
Artinya: Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan
menunggang kuda.”
Semua contoh aktivitas tersebut adalah dalam rangka
mempersiapkan dan melatih jasmani kita agar senantiasa kuat dan
sehat di dalam mengemban tugas-tugas yang Allah Swt berikan kepada
kita.
Berkaitan dengan hal-hal yang sudah disampaikan di atas, maka
kekuatan jasmani sebagaimana yang kita semua memahaminya,
biidznillah dapat dibentuk dengan nutrisi yang baik dan seimbang serta
berolah raga secara teratur.
Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan
dengan sadar dan terencana kaitan-nya bagaimana menanamkan
nilai-nilai tertentu dengan tujuan agar nilai-nilai-nilai-nilai tersebut melekat dalam diri
pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial dalam
lingkungan sekolah dan masyarakat.
3. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada key
informan, yaitu Pelatih Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran, nilai-nilai yang diajarkan antara
lain:
a. Religius
b. Jujur
c. Disiplin
d. Mandiri
e. Rendah Hati
f. Kerja Keras
g. Tanggung Jawab
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian
kualitatif dapat membantu peneliti untuk memperoleh jawaban atas
suatu gejala, fakta, dan realita yang dihadapi, sekaligus memberikan
pemahaman dan pengertian baru atas masalah tersebut sesudah
Dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) yang berlokasi di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten
Semarang.
Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti
dilingkungan masyarakat, lembaga-lembaga, dan organisasi
kemasyarakatan dan lembaga pemerintahan (Sarjono, 2004: 21).
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti pada awalnya adalah sebagai mahasiswa PPP
(Praktikum Pengembangan Profesi) yang diamanahi menggantikan
pelatih ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1
Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Dan dalam
penelitian ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten
Semarang.
4. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari informan kunci (key informan) yaitu
informan yang dipandang sangat mengetahui aspek-aspek dari yang
akan diteliti. Adapun informan kunci dari penelitian ini antara lain
peserta didik, khususnya kelas VIII, dan kelas IX yang telah mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler ini selama 1(satu) tahun pelajaran. Lalu
kesiswaan dan tentu saja pelatih dari kegiatan ekstrakurikuler Tapak
Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran yaitu Ema Apriadi, S.
Pd.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2010: 193).
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan(Sugiyono, 2010: 308).
a. Metode observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek
penelitian.
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian
inimerupakan observasi partisipatif, yakni peneliti terlibat langsung
dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2010: 204).
Objek observasi dalam penelitian kualitatif terdapat tiga
komponen, yakni place (tempat), actor (pelaku), dan activities
(aktivitas) (Sugiyono, 2010: 314).
Tempat penelitian ini adalah SMPN 1 Tengaran,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sedangkan pelaku
penelitian seperti pelatih Tapak Suci dan siswa. Adapun aktivitas
yang diobservasi adalah kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci
Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran.
b. Metode wawancara(Interview)
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitianini
adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan
wawancara semi berstruktur (semi structured interview).
Wawancara terstruktur digunakan dalam studi pendahuluan (
pre-research) guna untuk mengetahui gambaran umum tentang
kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di
SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.
Wawancara terstruktur dan wawancara semi terstruktur
digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan Tapak
Suci Putera Muhammadiyah, untuk mengkaji lebih dalam tentang
internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam ekstrakurikuler
Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya
Dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data seperti profil sekolah terutama
kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di
SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang, arsip-arsip, peta atau
gambar, serta dokumen yang relevan untuk membantu
menganalisis data.
6. Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif
partisipan. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan
dari partisipan dan melalui penguraian pemaknaan partisipan tentang
situasi dan peristiwa (Sukmadinata, 2009: 94).
Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data
kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagaiberikut:
a. Reduksi data (Data reduction)
Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada
hal-hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data
terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
b. Penyajian Data (Data display)
Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay,
yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang
sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah
kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing /Verification)
Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data
informasi yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian
data.
Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan
menentukan kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian
karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran
yang utuh dari objek penelitian (Sugiyono, 2010: 336-337).
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan data diperlukan teknik triangulasi agar
data yang didapatkan dalam penelitian valid dan reliabel. Jenis
teknik triangulasi yang digunakan antara lain:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
melalui beberapa sumber.
Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: pelatih, siswa, dan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik pengumpulan data untuk menguji
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Dalam hal penelitian ini dimana peneliti menggunakan
teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi pada seorang
sumber dengan data permasalahan yang sama.
c. Triangulasi waktu
Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang
berbeda yakni hari rabu dan pada hari sabtu.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam penulisan ini memuat 5 (lima)
bab, yang antara bab satu dengan bab berikutnya mempunyai keterkaitan
yang saling mengisi terhadap subtansi yang ada. Adapun rincian
sistematis penulisan ini sebagai berikut:
Bab I, berisi tentang pendahuluan. Merupakan uraian umum latar
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian
pustaka, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, berisi tentang landasan teori dari penelitian, pada bagian ini
dikemukakan teori-teori yang telah di uji kebenarannya yang berkaitan
dengan obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka
pembahasan pada bab ini berisi: defininisi internalisasi, definisi nilai,
definisi karakter, dan definisi ekstrakulikuler.
Bab III, penulis menyajikan hasil penelitian tentang temuan
penelitian, yaitu gambaran umum SMP N 1 Tengaran, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang, Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah dan Penyajian Data.
Bab IV, Pada bab ini, penulis akan memaparkan Analisis Data
dan Pengecekan Keabsahan Data dari Internalisasi nilai-nilai pendidikan
karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di
SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.
Bab V, merupakan penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang
kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan saran dari penulis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Internalisasi
1. Pengertian Internalisasi
Internalisasi dapat diartikan sebagai penghayatan, proses falsafah
negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penataran,
dan sebagainya. penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai
sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin
atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Depdiknas,
2002: 439).
Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang
diperoleh harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap.
Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam diri seseorang. Jadi
masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada pendidikan agama
saja, tetapi pada semua aspek pendidikan.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa internalisasi
sebagai proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai
tersebut tercermin pada sikap dan prilaku yang ditampakkan dalam
kehidupan sehari-hari (menyatu dengan pribadi). Suatu nilai yang telah
terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat diketahui
2. Indikator Terinternalisasi
Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat tiga aspek pokok,
yaitu:aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
a. Internalisasi menurut Muhaimin
Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang
memang dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku. Berikut ini
adalah tahapan dari internalisasi yaitu:
1) Tahap Transformasi Nilai
Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan
yang kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi
verbal antara pendidik dan peserta didik (Muhaimin, 1996:
153).
Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan
pengetahuan dari guru/pelatih ke muridnya. Nilai-nilai yang
diberikan masih berada pada ranah kognitif peserta didik dan
pengetahuan ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang
tidak kuat.
2) Tahap Transaksi Nilai
Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui
komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta
didik yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses
Dengan adanya transaksi nilai pendidik dapat memberikan
pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai yang telah ia
jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai
dengan dirinya.
3) Tahap Tran-Internalisasi
Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada
tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi
juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini
komunikasi kepribadian yang berperan aktif (Muhaimin, 1996:
153).
Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan
sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan yang ia berikan
kepada peserta didik. Hal ini disebabkan
adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang menjadi
sikap mental dan kepribadian gurunya.
b. Internalisasi menurut Ahmad Tafsir
merupakan pencapaian aspek yang terakhir (being). Untuk
selanjutnya penulis akan memaparkan ketiga aspek tujuan
pembelajaran tersebut secara singkat.
1) Mengetahui (knowing)
Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid
Dalam bidang keagamaan misalnya murid diajar mengenai
pengertian sholat, syarat dan rukun sholat, tata cara sholat,
hal-hal yang membatalkan sholat, dan lain sebagainya. Guru bisa
menggunakan berbagai metode seperti; diskusi, tanya jawab,
dan penugasan.
Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai apa yang
telah diajarkan guru tinggal melakukan ujian atau memberikan
tugas-tugas rumah. Jika nilainya bagus berarti aspek ini telah
selesai dan sukses.
2) Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui
(doing)
Masih contoh seputar sholat, untuk mencapai tujuan ini
seorang guru dapat menggunakan metode demonstrasi. Guru
mendemonstrasikan sholat untuk diperlihatkan kepada siswa
atau bisa juga dengan memutarkan film tentang tata cara sholat
selanjutnya siswa secara bergantian mempraktikkan seperti apa
yang telah ia lihat di bawah bimbingan guru.
Untuk tingkat keberhasilannya guru dapat mengadakan
ujian praktik sholat, dari ujian tersebut dapat dilihat apakah
siswa telah mampu melakukan sholat dengan benar atau belum.
3) Menjadi seperti yang ia ketahui (being)
Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya
Siswa melaksanakan sholat yang telah ia pelajari dalam
kehidupan sehari-harinya. Ketika sholat itu telah melekat
menjadi kepriadiannya, seorang siswa akan berusaha sekuat
tenaga untuk menjaga sholatnya dan merasa sangat berdosa jika
sampai meninggalkan sholat.Jadi ia melaksanakan sholat bukan
karena diperintah atau karena dinilai oleh guru.
Dari kedua teori tersebut, pada dasarnya memliki arah tujuan yang
sama misalnya, tahap transformasi nilai dengan being keduanya
mengarah pada ranah kognitif yaitu mengenai penyampaian suatu
konsep dasar tentang sesuatu dari guru ke murid.
Selanjutnya tahap transaksi nilai dengan doing keduanya mengarah
pada ranah psikomotorik dimana pada tahapan ini terjadi timbal balik
atas pemberian pengetahuan dari guru ke murid berupa perilaku dari si
murid yang berdasar pada apa yang ia ketahui, apakah sesuai dengan
dirinya, serta apa yang ia lihat dari si guru.
Selanjutnya yaitu trans internalisasi dan being, tahapan ini
merupakan tahapan akhir dari proses internalisasi, yaitu ranah afektif
dimana si murid berperilaku sesuai dengan apa yang ia tahu, yang
sesuai dengan dirinya, dan menjadi satu dengan dirinya dalam artian
menjadi miliknya seutuhnya. Bila diibaratkan sebuah barang, ia adalah
pabrik pembuat barang/produsen, yaitu yang mampu memproduksi
B. Nilai
Nilai berarti harga, angka kepandaian, banyak sedikitnya isi atau
sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakekatnya
(Depdiknas, 2002: 783). Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan
masalah etika dan biasa juga disebut filsafat nilai yang mengkaji nilai-nilai
moral sebagai tolok ukur tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai
aspek kehidupannya (Al Munawar, 2005: 3). Artinya nilai itu dianggap
penting dan baik apabila sesuai dengan kebutuhan oleh suatu masyarakat
sekitar.
Nilai-nilai tersebut dapat timbul dari berbagai aspek baik agama,
budaya, norma sosial dan lain-lain. Pemaknaan atas nilai inilah yang
mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan
dan kenyataan disekelilingnya.
Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dimaksudkan dengan
nilai pendidikan yaitu hal-hal yang penting sebagai proses pengubahan
sikap atau tingkah laku seseorang dalam mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran, latihan, proses pembiasaan dan cara mendidik.
C. Karakter
1. Karakter, Akhlak, dan Kepribadian
a. Karakter
adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain (Depdiknas, 2002:
Menurut Helen G Douglash dalam Samani dan Hariyanto
(2011: 41), karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun
secara kesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan
perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.
b. Akhlak
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa,
yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya khuluqun yang berarti perangai (al
-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi pekerti, tingkah laku atau
tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah), dan agama
(ad-din) (Tiswarni, 2007: 1).
Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai
perbuatan manusia apakah itu baik, atau buruk. Sedangkan ilmu
akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna
untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia,bagaimana
cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal
ini dapat dikemukakan contohnya:
1) Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai
atau kriteria suatu perbuatan.
2) Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini
termasuk ilmunya, karena membicarakan ilmu yang telah
dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan
c. Kepribadian
Menurut Gordon Allport (2005) menyatakan bahwa
kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem
sikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran
individu secara khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa, akhlak adalah suatu istilah
agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu baik, atau
buruk. Sedangkan mengenai karakter dan kepribadian, karakter sedikit
berbeda dengan kepribadian, memang setiap orang punya kepribadian
yang berbeda-beda. Kepribadian merupakan hal yang bisa dikatakan
permanen dan merupakan bawaan dari lahir yang sulit untuk dirubah
karena merupakan keunikan dari masing-masing orang sedangkan
karakter dapat dibangun melalui pembiasaan.
Walaupun manusia memiliki karakter dasar yang baik, tetapi
manusia tidak bisa begitu saja memiliki karakter-karakter tersebut.
Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya bahwa karakter itu
perlu dibangun tidak seperti kepribadian yang merupakan anugerah
2. Karakter yang ditanamkan melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera
Muhammadiyah
a. Religius
Karakter religius adalah sebuah sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain (Kemendiknas, 2010: 9).
b. Jujur
Adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan (Kemendiknas, 2010: 9).
c. Disiplin
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
(Kemendiknas, 2010: 9).
d. Mandiri
Adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Kemendiknas,
2010: 10).
e. Rendah Hati
Yaitu sikap merendahkan diri di hadapan Allah dan sopan
f. Kerja Keras
Adalah perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Kemendiknas, 2010:
9).
g. Tanggung Jawab
Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
(Kemendiknas, 2010: 10).
D. Ekstrakurikuler
1. Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidikdan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berwenang di sekolah (Asmani, 2011: 62-63).
Kegiatan ekstrakurikuler telah dikenal dalam kurikulum 1975
sebagai pengembangan dan minat bakat peserta didik. Dalam hal ini
berbeda yang perlu diaktualisasikan dan membutuhkan kondisi
kondusif untuk tumbuh dan berkembang.
2. Fungsi Ekstrakurikuler
Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan
ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
3. Jenis Ekstrakurikuler
Anifral Hendri (2008: 2-3), mengemukakan pendapat umumnya
mengenai beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam beberapa
bentuk yaitu :
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi
pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
e. Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati tergantung sekolah tersebut, misalnya: Basket, Karate, Taekwondo, Silat, Softball, dan lain sebagainya.
4. Konsep Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial serta
potensi dan prestasi peserta didik (Noor, 2011: 49).
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat dijadikan jawaban atas
pendidikan karakter yang bersifat universal dan syarat dengan muatan
nilai-nilai, sedangkan alokasi waktu yang tersedia terbatas, maka harus
dicarikan upaya lain agar nilai-nilai tersebut terinternalisasi dalam
setiap individu peserta didik sehingga tumbuh kesadaran sebagai insan
beragama (Majid, 2013: 41).
Pendidikan karakter berbasis potensi diri merupakan sikap pribadi,
hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan
untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak didik
danmeningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis) (Asmani,
Menurut Asmani (2011: 65-66), Pendidikan karakter berbasis
potensi diri memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
a. Anak didik mampu mengatasi dirinya, sehingga anak
menjadi mandiri dan mampu mengatasi segala masalah yang dihadapinya.
b. Seseorang bebas menyatakan pendapat yang dimilikinya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
c. Dapat melakukan penalaran, penalaran merupakan
kemampuan berpikir logis dan analitis sehingga teruji kebenarannya.
d. Segala potensi yang ada pada diri anak bersifat unik. Dalam proses pendidikan karakter, semua potensi yang dimiliki anak digali dan diberdayakan untuk bekal hidup mereka.
Kegiatan ekstrakurikuler ini jika dilaksanakan secara
profesional, maka akan menjadi media efektif dalam
mengembangkan bakat dan potensi dalam diri siswa, serta
membentuk karakter pemenang pada diri anak (Asmani, 2011:
63).
Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan melalui
kegiatan olahraga dan seni dalam bentuk pembelajaran, pelatihan,
kompetisi atau festival. Berbagai kegiatan olah raga dan seni
tersebut diorientasikan terutama untuk penanaman dan
pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian para pelaku olah
raga atau seni agar menjadi manusia Indonesia berkarakter
(Mulyasa, 2011: 268).
Program pendidikan karakter pada konteks mikro dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Konteks Mikro Pendidikan Karakter
Integrasi ke dalam KBM pada setiap Mapel Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan
E. Tapak Suci Putera Muhammadiyah
1. Sejarah Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari K.H.
Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki
karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh
kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja
telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan
Integrasi ke dalam kegiatan Ekstrakulikuler : pramuka, Olahraga, Karya Tulis, dsb.
(Noor, 2011: 39).
Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang selaras
Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya
ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri
K.H. Ali Ibrahim kemudian mendirikan Pondok
Pesantren Binorong di Banjarnegara
Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan
Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro
Syuhada Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara
santri-santrinya antara lain : Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin adik
kandung dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.
Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di
Yogyakarta, K.H. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak
beradik, A. Dimyati dan M. Wahib. Diawali dengan adu kaweruh
antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H.
Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat K.H.
Busyro sebagai Guru.
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta
sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya
dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian
dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar
K.H. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka
perguruan dan menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan
Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan
Pendekar Besar A. Dimyati.
Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan
berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan
Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman berletak di kauman
sebelah utara, melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid yang
mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang
telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh
Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati.
Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU.Kasegu, merupakan
senjata khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar
Moh.Barrie Irsyad.
Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar
Moh. Barrie Irsyad, untuk mendirikan satu perguruan yang
mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan
Kasegu). PERGURUAN TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 31 Juli
1963 di Kauman, Yogyakarta.Ketua Umum pertama Tapak Suci
adalah H.Djarnawi Hadikusumo.
Setelah berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka
cabang di daerah-daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi
wadah silaturahmi para pendekar yang berada di lingkungan
Muhammadiyah diketuai oleh K.H. Ahmad Badawi, Tapak Suci
diterima menjadi organisasi otonom Muhammadiyah. Nama perguruan
menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah, disingkat Tapak Suci.
Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul
di Sumatera Selatan, Jakarta, dan Sumatra Barat.Kini Tapak Suci telah
menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir
(https://id.wikipedia.org/wiki/Tapak_Suci_Putera_Muhammadiyah).
2. Filosofi Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Dikutip dari wikipedia, Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak
Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, adalah sebuah
aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan
anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).
Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu
perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai
organisasi. Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al
Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah
naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom
yang ke-11. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H,
atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta.
Motto dari Tapak Suci adalah "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi
Gambar 2. Lambang Tapak Suci
Dengan arti, Bentuk bulat : Bertekad Bulat. Berdasar biru :
Keagungan. Bertepi hitam : Kekal dan abadi melambangkan sifat
ALLAH SWT. Bunga Mawar : Keharuman. Warna Merah :
Keberanian. Daun Kelopak hijau : Kesempurnaan. Bunga Melati
Putih : Kesucian. Jumlah Sebelas : Rukun Islam dan rukun Iman.
Tangan Kanan Putih : Keutamaan. Terbuka : Kejujuran. Berjari Rapat :
Keeratan. Ibu jari tertekuk : Kerendahan Hati. Sinar Matahari Kuning :
Putera Muhammadiyah.
Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama "TAPAK SUCI",
yang mengandung arti: Bertekad bulat mengagungkan asma Allah
Subhanahu wata’ala, kekal dan abadi. Dengan keberanian
menyerbakkan keharuman dengan sempurna. Dengan Kesucian
menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman. Mengutamakan keeratan
Aliran Tapak Suci, adalah keilmuan pencak silat yang
berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan
sikap mental dan gerak langkah
Yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman
dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang
kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP N 1 Tengaran
SMP N 1 Tengaran berdiri pada tahun 1979 yang merupkan sekolah
peralihan dari Sekolah Teknik Ungaran. Kepala sekolah yang pernah
menjabat diantaranya:
a. Aminto : 1979-1994
b. Soeyoto : 1994-1998
c. Restu Kuncarani : 1998-2005
d. Darwanto : 2005-2012
e. Tedy Wibowo : 2012-sekarang
2. Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 TENGARAN
2) NSS : 20320302
3) NPSN : 201032202001
4) Jenjang pendidikan : SMP
5) Status Sekolah : Negeri
6) Terakreditasi : A
b. Lokasi sekolah
1) Alamat : Jl. Masjid Besar Tengaran
3) Kelurahan : Tengaran
4) Kecamatan : Tengaran
5) Kabupaten : Semarang
c. Data Pelengkap Sekolah
1) SK Pendirian Sekolah : 4/3/1979
2) Tgl SK Pendirian : 1979-02-17
3) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
4) SK Akreditasi : 118/BAP-SM/X/2012
5) Tgl SK Akreditasi : 2012-10-11
6) No Rekening BOS : 3-033-09764-5
7) Nama Bank : Bank Jateng
8) Cabang/ KCP Unit : Salatiga
9) Rekening atas nama : SMP N 1 Tengaran
10)MBS : Ya
11)Luas Tanah Milik : 4360 m2
d. Kontak Sekolah
1) Nomor Telepon : 0298-610231
2) Nomor Fax : 0298-610231
3) Email : smpn1tengaran@yahoo.co.id
4) Website : http://www.smpn1tengaran.sch.id
e. Visi, Misi dan Tujuan SMP N 1 Tengaran
1) Visi
“ Terwujudnya Karakter CINTA ILMU ( Cerdas, Inovatif,
Nasionalis, Taqwa, Adil Ikhlas, Logis, Mandiri, Unggul ) segenap
warga SMP N 1 Tengaran”
Indikator ketercapaian Visi:
a) Terwujudnya Kurikulum SMP N 1 Tengaran.
b) Terwujudnya lulusan yang Cerdas, Inovatif, Nasionalis,
Taqwa, Adil Ikhlas, Logis, Mandiri, Unggul.
c) Terwujudnya budaya mutu sekolah.
2) Misi
a) Mewujudkan Kurikulum SMP N 1 Tengaran Dokumen
b) Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan.
c) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir,
dan berwawasan kedepan.
d) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif
dan efektif sehingga peserta didik memiliki kompetensi
yang diharapkan.
e) Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara aktif dan
f) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk
mengenali potensi dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler,
sehingga dapat berkembang secara optimal.
g) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
budaya sekolah untuk memiliki karakter cinta ilmu.
h) Menumbuhkan dan mendorong penerapan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni budaya di lingkungan SMP
N 1 Tengaran melalui pembelajaran dan pengembangan
diri.
i) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
kegiatan akademik untuk memiliki karakter cerdas.
j) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
kegiatan akademik dan non akademik untuk memiliki
karakter Inovatif.
k) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
kegiatan akademik dan non akademik untuk memiliki
karakter nasionalis.
l) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut melalui pendidikan agama dan budaya bangsa
sehingga terbangun peserta didik yang taqwa dan berkhlak
mulia.
m) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
n) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
budaya sekolah untuk memiliki karakter ikhlas.
o) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
budaya sekolah untuk selalu berpikir logis.
p) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran melalui
budaya sekolah untuk memiliki karakter mandiri.
q) Menumbuhkan keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga SMP N 1 Tengaran melalui keikutsertaan pada
berbagai kegiatan lomba.
r) Mewujudkan sekolah inovatif.
s) Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehhidupan
sekolah.
t) Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai,
wajar, dan adil.
u) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh
v) Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar
(learning organization)
3) Tujuan
a) Terwujudnya Kurikulum SMP N 1 Tengaran.
SMP N 1 Tengaran mampu:
1) Mewujudkan Kurikulum SMP N 1 Tengaran.
2) Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk
3) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap,
mutakhir, dan berwawasan kedepan secara aplikatif.
b) Terwujudnya lulusan yang Cerdas, Inovatif, Nasionalis,
Taqwa, Adil Ikhlas, Logis, Mandiri, Unggul.
SMP Negeri 1 Tengaran mampu:
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif
dan efektif.
2) Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara aktif
dan efektif.
3) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk
mengenali potensi dirinya melalui kegiatan ekstra
kulikuler, sehingga dapat berkembang secara optimal.
4) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter cinta
ilmu secara konsisten.
5) Menumbuhkan dan mendorong penerapan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni budaya di lingkungan
SMP N 1 Tengaran secara konsisten.
6) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui kegiatan akademik untuk memiliki karakter
7) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui kegiatan akademik dan non akademik untuk
memiliki karakter Inovatif.
8) Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui kegiatan akademik dan non akademik untuk
memiliki karakter nasionalis secara konsisiten.
9) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
yang dianut melalui pendidikan agama dan budaya
bangsa sehingga terbangun peserta didik yang taqwa
dan berkhlak mulia secara konsisten.
10)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter adil
secara konsisten.
11)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter ikhlas.
12)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui budaya sekolah untuk selalu berpikir logis
secara konsisiten.
13)Menumbuhkan perilaku warga SMP N 1 Tengaran
melalui budaya sekolah untuk memiliki karakter
mandiri secara konsisten.
14)Menumbuhkan keunggulan secara intensif kepada
pada berbagai kegiatan lomba dengan kemampuan
berkompetensi.
c) Terwujudnya budaya mutu sekolah
SMP Negeri 1 Tengaran mampu:
1) Mewujudkan sekolah inovatif.
2) Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehhidupan
sekolah.
3) Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai,
wajar, dan adil.
4) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang
tangguh
5) Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar
(learning organization).
f. Data Sarana Prasarana Sekolah.
Tabel 1. Sarana dan Prasarana Sekolah
NO Ruang/Alat Jumlah Kondisi
12 Ruang Dapur 1
21 Ruang Agama Kristen
/Budha /Khatolik.
28 Perangkat Rebana modern
29 Lapangan upacara/olah
raga
1
30 Perangkat Pramuka.
g. Kurikulum
1) Kelas VII : Kurikulum 2013
2) Kelas VIII : Kurikulum 2013
3) Kelas IX : Kurikulum 2013
4) Sistem Pembelajaran :Pendekatan Scientific