i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN
REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA
KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI
KECAMATAN
KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN
AJARAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DANIA RIZKY SEPTIANTI
- -
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN
REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA
KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI
KECAMATAN
KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN
AJARAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DANIA RIZKY SEPTIANTI
- -
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama : Dania Rizky Septianti
NIM : - -
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI
PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC
EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA
MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK
KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, September
Dosen Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd
NIP:
v
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga Km. Telepon: ( ) Salatiga
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI
KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN
Disusun oleh
DANIA RIZKY SEPTIANTI
NIM : - -
Telah dipertahankan di depan Depan Penguji Skripsi Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
tanggal………... dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperolah gelar Sarjana Pendidikan
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd
Sekertaris Penguji : Dra. Siti Farikhah, M.Pd
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dania Rizky Septianti
Nim : - -
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, September
Yang Menyatakan
vii MOTTO
رفظ
ربص
نم
“Siapa yang sabar akan beruntung”
Jika badai kehidupan menderamu, bersabarlah. Ikhlaskan hatimu dan
berjuanglah karena dengan itu engkau kan mulai. Tiap tangisan kan
berujung senyuman, kegelisahan kan berganti ketenangan, dan ketakutan
kan berakhir dengan rasa aman. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan.
viii
PERSEMBAHAN
Tiada yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selain Engkau Ya Allah, Syukur alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu ya Allah, saya bisa
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Kedua orang tua Bapak Marjuki dan Ibu Ari Sih Mulyani. Terimakasih
atas dukungan moril maupun materil selama ini.
Adikku M.Rizal.Farizky terima kasih atas pinjaman laptop sampai
akhirnya skripsi dapat terselesaikan.
Sahabat-sahabatku (Awalina, Bunga, Afi, Mbak Nucha, Mbak Ida, Mbak
Asiyah dan trio cagur), terimakasih banyak karena kalian selalu siap menampung air mata, tawa, tempat sharing dan berbagi dalam duka
maupun suka.
Terimakasih buat seseorang yang sudah banyak membantu
Terimakasih juga buat teman-teman IAIN khusus nya PGMI angkatan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan sesuai rencana.
Sebagai guru kita tentunya bangga dengan prestasi siswa yang memuaskan
sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
belajar, maka dari itu skripsi ini saya beri judul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL
HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN
MAGELANG TAHUN AJARAN . Pembuatan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI.
. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam
membimbing skripsi.
. Dosen serta staf IAIN Salatiga yang sudah membantu.
. Ibu Amelia Teuresia Kesuma, M.Pd yang membantu dan memberi buku.
x
. Kepala sekolah (Bapak Farid Abdilah, S.Pd.I), Wali kelas III (Ibu Dwi
Kurnianingsih, S.Pd.I), Semua Guru dan anak-anak kelas III MI Al Huda
Munggangsari yang telah memberikan waktu untuk penelitian.
. Sahabat-Sahabatku yang selalu memotivasi.
. Kakak-kakakku (Lina , Senja, Tisa dan Nduk Mi) yang selalu memberi
motivasi agar cepat menyelesaikan kuliah.
.Seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesah serta curhatanku.
.Teman-teman KKN IAIN Salatiga dan Tuan Rumah posko semoga kita
tetap jadi saudara, terimakasih untuk pemberian masukannya.
.Semua teman-teman Karang Taruna Tunas Muda V yang mengajarkanku
menjadi pribadi yang kuat.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat saya gunakan untuk menyempurnakan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuknya kepada kita. Amin
Salatiga, September
xi ABSTRAK
Septianti, Dania Rizky , Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Materi Pecahan Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education
(RME) pada Kelas III MI Al Huda Munggangsari Kec.Kaliangkrik
Kab.Magelang Tahun Ajaran . Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Pembimbing : Dra.Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Pendekatan RME
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika materi pecahan dengan pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME) pada kelas III MI Al Huda Munggangsari Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ni adalah Apakah dengan penerapan Pendekatan RME mampu meningkatakan prestasi belajar matematika materi pecahan pada kelas III
MI Al Huda Munggangsari Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang?
Guna menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan penelitian ini
dengan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam siklus.
Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegitan yang dimulai dari )
Perencanaan, ) Pelaksanaan, ) Observasi, dan ) Refleksi. Subyek dalam
Penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Huda Munggangsari Kec.
Kaliangkrik Kab. Magelang yang berjumlah siswa, terdiri dari
laki-laki dan perempuan yang pada tahun ajaran tercatat sebagai
siswa kelas III MI Al Huda Munggangsari.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil tes tertulis dan lembar pengamatan selama pelajaran berlangsung mengalami peningkatan. Pada
siklus I rata-rata adalah atau dengan siswa siswa yang tuntas dan
siswa belum tuntas. Dari rata-rata pra siklus mengalami peningkatan
sebanyak %. Pada siklus II rata-rata atau dengan siswa yang
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
MOTTO... vii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... ... xvii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...
Rumusan Masalah ...
Tujuan Penelitian ...
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...
Manfaat Penelitian ...
xiii
Metode Penelitian ...
Tekik Analisis Data ...
Sistematika Penulisan...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Matematika ...
Prestasi Belajar... ...
Pecahan... ...
Pendekatan RME.. ...
Kaitan Pembelajaran Matematika dengan RME... ...
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambaran Umum MI ...
Subyek Penelitian ...
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...
Deskripsi Siklus I ...
Deskripsi Siklus II ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xiv
KESIMPULAN ...
SARAN ...
DAFTAR PUSTAKA.. ...
xv
DAFTAR TABEL
. Perbatasan MI Al Huda Munggangsari ...
. Data Guru dan Staf MI Al Huda Munggangsari ...
. Daftar Nama Siswa Kelas III MI Al Huda Munggangsari ...
. Nilai Siswa Pra Siklus ...
. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... . Lembar Observasi Guru Siklus I...
. Hasil Tes Formatif Siklus I ... . Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... . Lembar Observasi Guru Siklus II ...
. Hasil Tes Formatif Siklus II ...
. Rekapitulsi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II ...
xvi
DAFTAR GAMBAR
. Bagan Rancangan Penelitian PTK ... . Contoh Pecahan ...
. Cara Membaca Pecahan ... . Cara Membaca Pecahan ...
. Contoh Perbandingan Pecahan ... . Perbandingan Pecahan Senilai ...
. Ketuntasan Belajar Siswa ...
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran RPP Siklus I.. ... Lampiran RPP Siklus II ... Lampiran Lembar Observasi Keaktifas Siswa siklus I ...
Lampiran Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus I ...
Lampiran Lembar Observasi Keaktifas Siswa siklus II ...
Lampiran Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus II ...
Lampiran Foto Kegiatan ...
Lampiran Lembar Pembimbing Skripsi ... Lampiran Permohonan Ijin Penelitian ... Lampiran SK Penelitian ...
Lampiran SK Kegiatan ... Lampiran Lembar Konsultasi Skripsi ...
Lampiran Biografi Penulis ...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini yang menjadi pembicaraan dalam dunia pendidikan selain
tentang kurikulum pendidikan. Salah satunya yaitu tentang mutu pendidikan. Mutu pendidikan bergantung terhadap pendidik, peserta didik, dan materi.
Tidak hanya itu, proses penyampaian materipun sebenarnya ikut andil dalam keberhasilan mutu pendidikan. Banyak sekali pendekatan, strategi, metode ataupun model yang dapat digunakan seorang guru agar penyampaian materi
dapat berjalan dengan baik. Misal, materi yang penyapaiannya lebih mudah menggunakan pendekatan, strategi, metode ataupun model yaitu pada mata
pelajaran matematika.
Sudah sering kita mendengar bahwa matematika kerap kali menjadi monster yang menakutkan bagi anak. Anak tidak suka belajar matematika,
bahkan mendengar kata matematika saja, dibenaknya seolah sudah tergambar sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan. Seringkali matematika yang
hadir di depan dan yang banyak dikenal hanyalah matematika yang penuh dengan rumus, abstrak, teoritis dan kering. Padahal, sebenarnya ada sisi menarik dalam matematika yang selama ini belum dikenal, dan sayangnya
jarang dihadirkan dikelas. (Sriyanto, : ). Matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan
membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran satu arah, yaitu umumnya dari guru
ke peserta didik, maka guru akan lebih mendominasi pembelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran cenderung monoton sehingga
mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, guru hendaknya
lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode ataupun model yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan
pendekatan pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik,
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
sumber-sumber belajar yang ada. (Daryanto, : ).
Dalam Sriyanto ( : - ) dikemukakan ada beberapa hal yang perlu
dipahami dulu tentang matematika. Pemahaman ini akan menjadi dasar bagi kita untuk menentukan pendekatan apa yang mesti dilakukan dalam belajar
matematika. Selanjutnya dikatakan “Math is Not a Spectator Sport”
Matematika bukan olahraga tontonan. Kira-kira begitulah terjemahan bebas dari sub judul di atas. Maksudnya, siswa tidak hanya menjadi penonton dalam
pelajaran matematika. Siswa tidak dapat belajar matematika hanya dengan datang di kelas, memperhatikan guru dan belajar di rumah dengan
proses pembelajaran matematika. “Understand the Principles” Mungkin banyak orang dapat lulus dalam tes pelajaran sejarah dengan mudah hanya
dengan menghafal tanggal, nama dan peristiwa-peristiwa. Namun, untuk dapat lulus pelajaran matematika orang butuh melakukan lebih dari pada
sekedar menghafal kumpulan rumus-rumus, prinsip-prinsip atau konsep-konsep dalam matematika. Guru dan siswa perlu memahami bagaimana
menggunakan rumus-rumus tersebut, saat kapan rumus harus digunakan dan hal itu seringkali jauh berbeda dari hanya sekedar menghafalnya.
“Mathematics is Comulative” Yang perlu dipahami, matematika merupakan
akumulasi atau kumpulan dari banyak materi. Seringkali apa yang sedang kita pelajari dalam pembelajaran matematika sekarang bergantung pada
pemahaman materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain, seringkali untuk memahami materi baru dibutuhkan pemahaman dari materi-materi pelajaran sebelumnya.
Permasalahan dalam proses belajar mengajar yang terjadi di MI Al Huda
Munggangsari sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan wali kelas III
(Dwi Kurnianingsih) bahwa penguasaan siswa terhadap matematika khususnya pecahan masih tergolong rendah, menurut yang diperoleh rata-rata
nilai matematika siswa kelas III pada semester II tahun yaitu
menujukkan bahwa prestasi peserta didik masih tergolong rendah.
Pada pembelajaran matematika di MI Al Huda Munggangsari terdapat
masih banyak siswa yang mengobrol sendiri dan guru kurang menggunakan pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran sehingga siswa kurang bisa
merespon yang disampaikan oleh guru. Selain itu, guru kurang mengembangkan pendekatan yang efektif dan peserta didik masih merasa
kesulitan dalam mempelajari pembelajaran matematika.
Masalah yang dikemukakan tersebut, guru MI Al Huda Munggangsari
perlu melakukan perbaikan proses pembelajaran; Salah satunya yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal dan menggunakan alat peraga yang
nyata agar siswa lebih dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Maka
penulis memutuskan untuk menggunakan pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME) sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Pendekatan RME merupakan salah satu pendekatan yang dalam proses
pembelajarannya peserta didik harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) matematika melalui bimbingan guru dan penemuan
kembali (reinvention) ide dan konsep matematika harus dimulai dari
penjelajahan berbagai situasi dan persoalan “dunia riil”. (Daryanto :
). Dalam hal ini pembelajaran dengan pendekatan RME peserta didik
didorong untuk aktif bekerja bahkan diharapkan untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri konsep-konsep matematika, dengan demikian RME
berpotensi untuk meningkatkan prestasi belajar matematika MI Al Huda
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan
Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI
PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)
PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN
KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN
”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika materi pecahan pada kelas III MI Al Huda Munggangsari
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun ajaran ?”.
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika materi pecahan
melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada kelas III MI
Al Huda Munggangsari Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun
ajaran .
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis
Education (RME) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi
pecahan pada kelas III MI Al Huda Munggangsari Kecamatan
Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun ajaran .
. Indikator Keberhasilan
Penerapan pendekatan RME ini dapat dikatakan efektif apabila prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individu:
Adanya peningkatan prestasi belajar matematika materi pecahan
yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ .
b. Secara Klasikal :
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi pecahan yang
mencapai presentase nilai sisa mencapai KKM. (Daryanto,
: )
E. Manfaat Penelitian
. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan yang ilmiah dalam khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya
. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan
manfaat yang baik yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu:
a. Manfaat bagi siswa
) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti
pembelajaran matematika.
) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar matematika.
) Meningkatkan keaktifan siswaselama proses belajar mengajar
matematika.
) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami
materi matematika
b. Manfaat bagi guru
) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa.
) Meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan pendekatan
terhadap mata pelajaran.
) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam
proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan
masalah yang tepat.
c. Manfaat bagi sekolah
) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
) Meningkatkan kualitas pendidikan.
) Sebagai masukan bagi sekolah untuk melakukan pembinaan
guru dalam inovasi dan implementasi pendekatan-pendekatan pembelajaran dalam matematiaka
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan
definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini. . Matematika
Sebelum mempelajari matematika, alangkah baiknya kalau kita
terlebih dahulu memahami arti matematika itu sendiri. Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi. Sifat-sifat atau
teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan
kebenarannya. (Ensiklopedia Matematika, : )
. Prestasi Belajar
Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang dari suatu
usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran dan penilain.(Yonny, : ). Sedangkan Prestasi belajar
adalah hasil dari evaluasi terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif,
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
(Hamdani, : ).
Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku daftar nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada dibagian administrasi kurikulum
sekolah. Selain itu, evaluasi juga disampaiakan kepada peserta didik dan orang tua melalui buku rapor yang yang disampaikan pada waktu
pembagian rapor akhir semester atau kenaikan kelulusan. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi
kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar peserta
didik. Karena itu, unsur yang ada dalamprestasi terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa. (Tu’u : ).
. Pecahan
Kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk kata lain
dari frangere, yang berarti membelah (memecah). Secara historis,
pecahan pertama kali digunakan untuk merepresentasikan bilangan yang bernilai kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan
membagi makanan, perdagangan, dan pertanian. (Purnomo, : ).
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan,
pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap
sebagai satuan, dan dinamakan penyebut. (Heruman, : ).
Dijelaskan dalam Purnomo ( : ) Makna ini merupakan konsep
paling umum dari pecahan, yaitu penggunaan pecahan untuk menunjukan
bagian dari keseluruhan. Dari pecahan , bilangan bagian bawah (yakni
b) disebut dengan penyebut yang menujukkan banyaknya bagian adil
(sama besar;kongruen) secara keseluruan dan bilangan bagian atas (yakni a) disebut pembilang yang menunjukkan banyaknya bagian adil yang
diamati, atau bagian pecahan yang dihitung. Dengan kata lain, pembilang adalah membilang bagian adil yang diamati dan penyebut adalah
menyebutkan keseluruhan bagian yang sedang diamati. . Pendekatan Realistic Mathematic Eduaction (RME)
Pernyataan Freudenthal bahwa matematika merupakan “suatu bentuk
aktivitas manusia” melandasi pengembangan Realistic Mathematic
Eduaction (RME). RME merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran matematika di Belanda. Kata “realistis” sering disalah
artikan sebagai “real-world” yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang
menganggap bahwa RME adalah suatu pendekatan pembelajaran
matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari. Pengunanan “realistis” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich
realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to imagine. Menurut
Van den Heuvel-Panhuizen penggunaan kata “realistic‟ tersebut tidak
wold) tetapi lebih mengacu pada fokus pendidikan matematika realistis
dalam menempatkan penekanan penggunan suatu situasi yang bisa
dibayangkan (imaginable) oleh peserta didik. (Wijaya, : ).
RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika
yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap
konteks kehidupan sehari-hari siswa ke pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal nyata. Suatu prinsip RME yaitu siswa harus berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Siswa harus diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahan mereka
sendiri. (Susanto, : ). Dengan diberinya kesempatan untuk
membangun pengetahuan sendiri maka, siswa akan lebih paham dalam mempelajari materi.
G. Metode Penelitian
. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Rancangan penelitian hendaknya bisa digunakan untuk memperbaiki
pembelajaran. Jadi, sebisa mungkin rancangan penelitian ini sudah disusun dan dirancang dengan baik. Sebenarnya banyak rancangan penelitian tindakan kelas, pada skripsi ini penulis menggunakan metode
penelitian dari Kesuma ( : ) ada empat tahapan-tahapan dalam
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Sebelum melakukan perencanaan, hendaknya guru
mengumpukan informasi yang diperlukan tentang pengetahuan siswa sebelumnya mengenai pelajaran yang akan dibahas. Perencanaan
tindakan yaitu suatu perencanaan dalam bentuk penyusunan perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi dan hasil
pelaksanaan refleksi awal.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Dalam pelaksaan tindakan, peneliti melaksanaan tindakan sesuai
skenario pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Kemudian dilaksanakan di kelas, dan selama proses pembelajaran dilakukan
observasi atau pengamatan.
c. Observasi (Observation)
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Mulai
dari bagaimana reaksi siswa hingga hasil evaluasi, apakah sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan demikian siswa dan guru dapat berkolaborasi untuk dapat memahami satu sama lain mengenai proses pembelajaran di kelas dan apa yang sesuai dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
d. Refleksi (Reflection)
kekurangan dari metode yang digunakan dalam pembelajaran. Dari kekurangan atau kelemahan yang ditemukan, guru kemudian
melakukan inovasi terhadap metode yang digunakan sebelumnya atau menambah metode baru untuk memenuhi tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Gambar . Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas MI Al Huda Munggangsari ini
dilaksanakan di:
Dusun : Kwayuhan
Desa : Munggangsari
Kecamatan : Kaliangkrik
Kabupaten : Magelang
Provinsi : Jawa Tengah
. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru dan
siswa kelas III MI Al Huda Munggangsari Kecamatan Kaliangkrik
Kabupaten Magelang dengan jumlah siswa yaitu perempuan dan
laki-laki. .
. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi yaitu proses pengambilan data dalam penelitian dimana penelitian atau pengamat melihat situasi pembelajaran secara
langsung. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. (Sugiyono, :
).
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi perlu digunakan untuk memperoleh data
tentang sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain sebagainya yang dianggap penting. Dokumen dapat berupa
bentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono, : ).
c. Penilaian
Melaksanakan penilaian dengan bentuk soal esai yang berbeda setiap siklus untuk mengukur ketercapaian indikator-indikator yang
disampaiakn oleh peneliti, sekaligus mengukur nilai kompetensi
dasar. (Dwitagama, : ).
. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
oleh peneliti yaitu sebagai berikut: a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. b. Soal Tes
c. Silabus
Silabus di buat oleh pemerintah dan dijadikan sebagai panduan
guru untuk membuat RPP. d. RPP
RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pegangan guru saat mengajar agar pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan.
f. Alat Peraga RME
Alat peraga yaitu alat-alat yang digunakan untuk memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dan
mencegah terjadinya verbalisme pada diri peserta didik. Alat peraga yang digunakan dalam PTK ini yaitu roti.
H. Teknik Analisis Data PTK
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan,
tema apa yang dapat ditemukan pada data ini dan seberapa jauh data ini
dapat menyokong tema tersebut (Basrowi dan Suwandi, ).
tindakan kelas. Analisis data dalam kegiatan belajar mengajar ranah afektif menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa, sedangkan
untuk ranah kognitif analisis data menggunakan hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes siswa.
Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:
a. Untuk Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
M : Nilai rata-rata
: Jumlah nilai semua siswa
: Jumlah siswa (Djamarah, : - )
b. Dalam menghitung Presentase Ketuntasan Klasikal dapat dihitung
menggunakan rumus seperti berikut (Daryanto, : ):
P =
χ
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator, manfaat,
M=
𝑿
definisi operasional, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang penjabaran matematika, prestasi belajar, materi
pecahan, pendekatan RME dan kaitan pembelajaran matematika dengan pendekatan RME.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Berisi pelaksaan penelitian, subyek penelitian, deskripsi siklus I dan deskripsi siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang keadaan umum, dan pemaparan rata-rata serta
persentase dari siklus ke siklus. BAB V : Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Matematika
. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema
yang berarti “Belajar atau Hal yang dipelajari” sedangkan dalam bahasa
Belanda matematika disebut (wiskunde) atau ilmu pasti yang kesamaannya berkaitan dengan penalaran. Dibawah ini disajikan beberapa definisi atau
pengertian tentang matematika. (Susanto, : ).
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir
secara sistematik.
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitaif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat
(Soedjaji, ).
Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pasti yang mempelajari bilangan, simbol, besaran, konsep yang berkaitan satu sama
. Karakteristik Matematika
Menurut Soedjadi ( : ) Matematika mempunyai banyak
pengertian, namun dari semua pengertian yang ada mencangkup karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki objek kajian abstrak
b. Bertumpu pada kesepakatan
c. Berpola pikir deduktif
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti
e. Memperhatikan semesta pembicaraan
f. Konsisten dalam sistemnya
. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan
penataran nalar dalam penerapan matematika. Menurut Susanto ( :
- ) Kompetensi atau kemamuan umum pembelajaran matematika
di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.
d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan
penaksiran pengukuran.
e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran
tertinggi, terendah, rata-rata modus, mengumpulkan, dan
menyajikannya.
f. Memecahlan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan
gagasan secara matematika.
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar , sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonse,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaiakan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram , atau
media lain untuk menjelaskan keadaaan atau masalah.
e. Memilki sikap menghargai penggunaaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan
mengembangkan pengetahuannya
B. Prestasi Belajar
. Pengertian Prestasi
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indoneisa menjadi “prestasi” yang berarti “hasil
usaha”. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,
khususnya pembelajaran (Arifin, : ). Ada beberapa pengertian
prestasi menurut beberapa tokoh,antara lain:
a. Prestasi adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang
atau siswa untuk belajar. (Yonny dkk, : )
b. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.(Arifin, : )
c. Harahap dalam Hamdani ( ) memberikan batasan bahwa
prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dana
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran dalam kurikulum.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
. Pengertian Belajar
Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup
manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar sangat terkait dengan proses pencarianilmu.
Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu.
Al Qur’an dan hadist mengajak kaum muslim untuk mencari dan
mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang
berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an kata
al-„ilm dan kata-kata turunnya digunakan lebih dari kali. Beberapa ayat
pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia (Baharuddin dan Wahyuni,
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah
Sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Muhammad SAW, islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama juga
menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang penting belajar agar
manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada disekitarnya,
sehingga meningkatkan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran Allah
(Baharuddin dan Wahyuni, ). Selain perintah dan pengertian
tentang belajar tertuang dalam Al-qur’an Sebenarnya istilah belajar
bukanlah sesuatu yang asing didengar, namun pengertian belajar itu sendiri sangatlah luas. Banyak para ahli yang mengemukakan tentang
pengertian belajar dengan pengertian yang berbeda-beda, untuk itu dibawah ini akan ada penjelasan dari masing-masing ahli tentang
pengertian belajar.
a. Menurut R.Gagne ( ), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses di mana suatu organisme berubah perilkunya sebagai akibat
pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi
terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antar guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung (Susanto, ).
b. Menurut Gregory A.Kimble (dalam Hergenhahn dan Olson, )
yang mendefinisikan belajar sebagai berikut; “Learning is a
relatively permanent change in behavior or in behavioral
temporary body states such as those induced by illnes, fatigue, or
drugs”. Dengan kata lain belajar adalah perubahan relatif permanen
dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat
tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti, )
c. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, menigkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku,
sikap, dan mengokohkan kepribadian. (Haryanto, : ).
d. Belajar juga merupakan proses mengamati, dan memahami sesuatu.
Indikator belajar ditujukan dengan perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. (Daryanto, : ).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu dan menimbulkan suatu perubahan. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Dengan demikian, agar belajar
mencapai sasarannya menurut Daryanto ( : - ) perlu diperhatikan
langkah-langkah berikut:
) Perolehan masukan baru berkenaan dengan pengetahuan dan
pengertian (kognitif) atau suatu kegiatan fisik, metodik, suatu
) Pengasimilasian masukan baru. Masukan itu tidak saja harus
diperoleh dengan cepat tetapi juga harus diperoleh dengan cepat
tetapi juga harus ditahan dalam diri seseorang untuk waktu yang lama.
) Belajar bukanlah proses pengumpulan berbagai masukan. Jika
masukan itu lepas, tidak terkait satu sama lain, orang hanya
bertindak sebagai suatu wadah yang pasif untuk menerima pengetahuan, ketrampilan, metodik atau perilaku
) Pembelajaran efektif akan meningkatkan kreativitas. Artinya belajar
harus mempunyai nilai fleksibilitas. Apa yang dipelajari harus dapat diterapkan pada bidang lain. Ini juga merupakan konsepsi dalam
internalisasi. Belajar harus berkontribusi pada kreativitas,
menciptakan pengetahuan baru, serta membangun teori baru dan
model-model konsepsional.Belajar hendaknya menambah
kemampuan orang itu untuk lebih banyak belajar sendiri . Prinsip- Prinsip Belajar
Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip belajar. Sebagai simpulannya terhadap berbagai prinsip belajar baik menurut konsep
behaviorisme, kognitivisme, maupun konstruktivisme, Sukmadinata
dalam Suyono dan Haryanto ( : - ) menyampaiakan prinsip
a. Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip
pembelajaran sepanjang hayat.
b. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,
lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.
c. Belajar mencangkup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar
harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
d. Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan waktu.Belajar
berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.
e. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
f. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai
dengan amat kompleks.
g. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.Dalam hal tertentu
belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingandari orang lain. . Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, dibawah ini dirumuskan prestasi belajar siswa menurut (Tu’u : ) sebagai berikut:
a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tes dan kegiatan pembelajaran di
b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahamana, aplikasi, analisis, dan evaluasi.
c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.Hasil
evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku daftar nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah.
d. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan
kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap siswa (Yonny, : ).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya
prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dijabarkan melalui nilai atau angka nilai yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Unsur utama prestasi siswa terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa.
. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor dari Dalam (intern)
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara
lain sebagai berikut:
) Kecerdasan (intelegensi)
Menurut Kartono dalam Hamdani ( : ) Kecerdasan
merupakan salah satu aspek yang pentingdan sangat menentukan
berhasil-tidaknya studi seseorang. Apabila seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal, secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.
) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis
Kondisi jasmaniah pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya (Ahmadi dan
Supriyono, : ). ) Sikap
Menurut Sabri dalam Hamdani ( : ) Sikap yaitu suatu
kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap
) Bakat
Menurut Tu’u ( : ) Bakat adalah kemampuan yang ada
pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bakat-bakat yang dimiliki siswa tersebut
apabila diberi kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi yang tinggi.
) Minat dan Perhatian
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti
terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada suatu mata pelajaran, biasanya cenderung untuk memperhatikan dengan baik (Tu’u
: - ).
) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang unutk melakukan sesuatu. Motivasi dapat meentukan
baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar
kesuksesan belajaranya. (Hamdani, : ).
b. Faktor dari luar (ekstern)
Faktor ekstern adalah faktor yang yang berasal dari luar siswa, yaitu: ) Keadaan Keluarga
dalam Hamdani ( : ) keluarga merupakan lingkungan
pendiidkan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak
pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. ) Sekolah
Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang
sudah terstuktur, memilki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spritual, disiplin dan
ilmu pendidikan (Tu’u : ). ) Lingkungan Masyarakat
Menurut Kartono dalam Hamdani ( : ) Lingkungan
masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupak
anak-anak yang rajin belajar, anak akan terangsang mengikuti jejak mereka. Namun, sebaliknya apabila anak-anak sebanya tidak rajin belajar, maka mereka juga akan mengikutinya.
C. Pecahan
Sebenarnya materi pecahan sangatlah luas, namun pada materi kelas III hanya mengenal arti pecahan, pecahan sederhana dan membandingkan
pecahan senilai. a. Arti Pecahan
Secara umum, dalam pembelajaran di SD/MI, konsep pecahan pertama kali diawali dengan makna pecahan sebagai suatu bagian
dari keseluruhan atau utuh. Namun terdapat beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam pembelajaran pecahan. Menurut Purnomo ( ) kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk
kata lain frangere, yang berarti membelah (memecah). Secara historis, pecahan pertama kali digunakan untuk merepresentasikan
bilangan yang bernilai kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan membagi makanan, perdagangan, dan pertanian.
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang
diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran/warna. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut
(Heruman, : ).
Penanaman konsep pada pecahan terlebih dahulu dimulai dari
bagian yang utuh, setelah itu dibagi menjadi bagian, bagian,
Contohnya sebagai berikut:
(Gambar . Contoh Pecahan)
bagian utuh dibagi bagian menjadi
bagian utuh dibagi bagian menjadi
(Nurellah, : ) b. Pecahan Sederhana
Pecahan sederhana adalah bilangan yang dapat dinyatakan
dengan pasangan bilangan cacah di mana b (Purnomo, :
(Gambar . Cara Membaca Pecahan)
(Ensiklopedia Matematika, : )
Pada gambar . Ada kolom, namun hanya ada kolom yang
diberi warna. Ini menandakan bahwa kolom warna disebut sebagai
pembilang dan semua kolom disebut penyebut. Sehingga dapat
dilambangkan dengan yang dibaca satu per empat.
Contoh lainnya:
(Gambar . Cara Membaca Pecahan)
1 4
Pembilang
Penyebut
Pada gambar . Ada kolom, namun ada kolom yang diberi
warna putih. Ini menandakan bahwa kolom warna disebut sebagai
pembilang dan semua kolom disebut penyebut. Sehingga dapat
dilambangkan dengan .
Jadi, kesimpulan dari dua gambar diatas angka yang berada di
atas garis disebut pembilang dan angka yang di bawah garis disebut penyebut. Pembilang adalah bilangan yang diarsir/bilangan yang
diperhatikan, sedangkan penyebut adalah bilangan utuh.
c. Membandingkan Pecahan senilai
Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam membandingkan pecahan ini adalah permasalahan tentang nilai pecahan dan pecahan senilai. Sama halnya seperti pengajaran konsep
pecahan, pada umumnya guru langsung memberikan driil dengan
menyamakan terlebih dahulu bilangan penyebut dari dua pecahan
yang akan dibandingkan, tanpa menggunakan media peraga. Inilah yang menjadi alasan mengapa konsep pecahan ini kurang dimengerti oleh sebagian siswa. Oleh karena itu, penulis mencoba menggunakan
pendekatan RME untuk materi pecahan agar siswa lebih bisa
menguasai materi.(Heruman, : ). Membandingkan pecahan
(Gambar . Contoh Perbandingan Pecahan)
Kurang dari ”<”
<
Lebih dari ”>”
>
(Heruman, : )
Pada gambar . dijelaskan bahwa kurang dari “<” dan lebih dari “>”
digunakan untuk membandingkan suatu pecahan. Untuk pecahan seperti contoh diatas yang perlu diperhatikan hanyalah pembilangnya saja karena
nilai penyebutnya sudah sama besar.
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang memiliki penyebut sama.
(Gambar . Perbandingan Pecahan Senilai)
(Ensiklopedia Matematika, : )
Pada gambar . Pecahan diatas mempunyai penyebut yang sama, cara
penyelesaian soal perbandingan pecahan apabila penyebutnya sudah sama hanya dengan cara melihat angka pembilangnya.
D. Pendekatan RME
. Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan dapat dipahami sebagai suatu jalan, cara atau
kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau
materi pengajaran itu, umum atau khusus dikelola ( Susanto, :
).
Menurut Dwitagama ( : ) Pendekatan pembelajaran
merupakan suatu pandangan umum terhadap proses pembelajaran yang terdiri atas:
a. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik/guru
(teacher centered approach).
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
kompetensi peserta didik (student centered approach)
Pendekatan pembelajaran pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi peserta didik,
menyebabkan reorientasi pembelajaran berubah dari pendekatan yang berpusat pada pendidik menjadi pendekatan yang berpusat pada
kompetensi peseta didik; artinya pendidik berperan sebagai fasilitator
peserta didik aktif (student active learning). Dengan perkataan lain,
paradigma pengajar berubah menjadi paradigma pembelajar (teaching paradigm to learning paradigm), dengan prinsip silih asih, silih asah,
silih asuh, yang berarti proses perubahan perilaku, perubahan persepsi,
dan cara berpikir manusia
. Pengertian RME
Sebelum membahas tentang RME sebaiknya harus paham dulu
tentang matematika. Kata matematika berasal dari kata mathema
dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan,
atau belajar” juga mathematikos yang diartikan sebagi “suka belajar”.
Secara harfiah, sebenarnya tidak alasan bagi kita untuk tidak suka atau
takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka matematika itu berarti kita tidak suka belajar. Kalau kita selama ini masih
menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum
mengenal apa itu matematika (Sriyanto, : ).
Sedangkan kata “education” menurut kamus bahasa inggris yaitu
pendidikan atau bisa juga disebut sebagai pembelajaran. Pembelajaran
menurut Gagne dalam (Siregar & Nara, : ) merupakan
Pendekatan yang saat ini sangat populer dalam pembelajaran matematika yaitu Pendekatan Matematika Realistis (PMR), diluar
negeri dikenal dengan sebutan Realistic Mathematic Education (RME) yang digagas oleh ahli matematika dari Utrect University Netherland,
Hans Freudental. RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah
aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata
terhadap konteks kehidupan sehari-hari yang real (nyata) (Susanto,
).
Pendidikan matematika realistis merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda. Kata “realistis”
sebenarnya berasal dari bahasa belanda “zich realiseren” yang berarti
“untuk dibayangkan” atau “to imagine”. Menurut Van den
Heuvel-Panhuizen penggunaan kata “realistis” tersebut tidak hanya sekadar
menunjukkan adanya suatu koneksi dunia nyata (real-world) tetapi lebih mengacu padafokus pendidikan matematika realistis dalam
menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa
dibayangkan (imagineable) oleh siswa (Wijaya, : ).
RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika
yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap
konteks kehidupan sehari-hari siswa pengalaman belajar yang
bahwa matematika esensinya ialah sebagai aktivitas manusia (human activity). Dalam pembelajarannya, siswa bukan sekedar penerima
yang pasif terhadap materi matematika yang siap saji, tetapi siswa
perlu diberi kesempatan untuk reinvent (menemukan) matematika
melalui praktik yang mereka alami sendiri (Susanto, : )
. Prinsip-Prinsip RME
Suatu prinsip utama RME adalah siswa harus berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Siiwa harusdiberi kesempataan untuk membangun pengetahuan dan pemahamana mereka sendiri.
Konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak perlu
ditransformasikan menjadi hal-hal yang bersifat rela bagi siswa. Inilah
yang menjadi alasan mengapa disebut sebagai pembelajaran matematika realistis. Tentu saja tidak berarti bahwa RME harus selalu menggunakan masalah yang ada dalam kehidupan nyata. Yang
terpenting adalah masalah matematika yang bersifat abstrak dapat dibuat menjadi nyata dalam pikiran siswa. Menurut (Fathurrohman,
: - ) ada tiga prinsip kunci dari pendekatan RME yaitu:
a. Guided Reinvention (Menemukan Kembali)
Dalam prinsip ini, peserta didik harus diberi kesempatan
untuk mengalami proses yang sama sebagaimana konsep-konsep matematika ditemukan. Pembelajaran dimulai dengan suatu
diharapkan menemukanan kembali sifat, definisi, teorema atau prosedurnya.
b. Dedactical Phemology (Fenomena Dedaktik)
Situasi-situasi yang diberikan dalam suatu topik materi jika
disajikan atas dua pertimbangan, yaitu melihat kemungkinan aplikasi dalam pengajaran dan sebagai titik tolak dalam proses
pematimatikaan. Tujuan penyelidikan fenomena tersebut adalah
menemukan situasi-situasi masalah khusus yang dapat
digeneralisasikan.
c. Self-Developed Models (Pengembangan Model Sendiri)
Kegiatan ini berperan sebagai jembatan antara pengetahuan
informal dan matematika formal. Model dibuat siswa sendiri dalam memecahkan masalah. Model pada awalnya adalah suatu model dari situasi yang dikenal (akrab) dengan siswa. Dengan
proses generalisasi dan formalisasi, model tersebut akhirnya menjadi suatu model sesuai penalaran matematika.
. Karakteristik RME
Menurut Treffers dalam Wijaya ( : - ) merumuskan lima
karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu:
a. Pengunanaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik
penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui
penggunaan kontels, siswa dilibatkan secara aktif untuk nmelakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi
siswa tidak hanya bertujuan untuk menemukan jawaban akhir dari permasalaahn yang diberikan, tetapi juga diarahkan untuk
mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan.
b. Pengunaan model untuk matematisasi progresif
Dalam pendidikan matematika realistis, model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan
model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan
matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal.
c. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika
tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa maka dalam Pendidikan Matematika Realistis siswa ditempatkan
sebagai subyek belajar. Siswa meiliki kebebasan untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga
dan kontruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep mmatematika.
d. Interaktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu
melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dna bermakna
ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi dalam pembelajran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan
afektif siswa secara simultan. e. Keterkaitan
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memilki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan
kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. Pendidikan Matematika Realistis menempatkan keterkaitan
(interwinement) antar konsep matematika sebagai hal yang harus
dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. . Kelebihan dan Kelemahan RME
RME mulai diperkenalkan kali pertama di Indonesia oleh Jan De Lange melalui acara Seminar dan Lokakarya Jurusan Matematika
matematikawan di seluruh Indonesia bahkan dari mancanegara untuk saling bertukar informasi dan pemikiran atas kegiatan matematika
pada peserta dan membahas berbagai permasalahan yang dihadapi yang berkaitan dengan matematika. Dalam pendeketan RME
mempunyai kelebihan dan kekurangan. a. Kelebihan RME antara lain:
) Guru hanya bersifat sebagai fasilitator dan moderator, maka
siswa dapat berpikir mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka serta melatih saling
menghargai strategi atau pendapat orang lain (Fathurrohman, : )
) Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk membentuk
pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan atau alami sebelumnya.
) Guru menjadi lebih kreatif dalam membuat alat peraga.
b. Kelemahan RME antara lain:
) Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi
pembelajaran saat itu.
) Siswa yang pandai kadang tidak sabar menanti jawabannya
terhadap teman yang belum selesai.
) Sulit diterapkan pada kelas yang siswanya banyak.
) Membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk memahami
E. Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan RME
Dalam pendekatan RME guru haruslah berinteraksi dengan siswa, agar
siswa lebih mudah memahami apa yang telah dikerjakan, tentunya dalam pembelajaran harus dikaitkan dengan kehidupan nyata untuk memudahlan
siswa dalam belajar. Pendekatan RME memberikan kesempatam siswa untuk menemukan kembali dan memahami konsep-konsep matematika
berdasarkan pada masalah realistis yang diberikan oleh guru. Situasi realistis dalam masalah memungkinkan menyelesaikan masalah. Contohnya, untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran
matematika realistis pada mata pelajaran matematika materi pecahan di Sekolah Dasar. Sebelum memperkenalkan pecahan pada siswa sebaiknya
pembelajaran pecahan dapat diawali dengan penanaman konsep tentang pecahan misalkan dengan penanaman lewat pembagian roti atau benda yang nyata, supaya siswa memahami pembagian dalam bentuk sederhana dan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa benar-benar memahami pembagian setelah siswa memahami pembagian menjadi bagian
yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan.
Pembelajaran matematika realistis diawali dengan dunia nyata, agar dapat memudahkan siswa dalam belajar mateamatika, kemudian siswa
dengan bantuan guru diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk
membentuk pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang telah
Jadi, pendekatan RME sangatlah penting untuk pembelajaran matematika khususnya pada materi pecahan. Seperti dikatakan diatas
bahwasanya pembelajaran matematika akan lebih mudah dipahami dan siswa juga lebih aktif serta senang saat mengikuti pelajaran matematika
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Al Huda Munggangsari
Penelitian ini dilakukan di MI Al Huda Munggangsari , Kecamatan
Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Berikut adalah tabel perbatasan MI Al
Huda Munggangsari :
(Tabel . Perbatasan MI Al Huda Munggangsari )
No. Arah Batas
. Sebelah Selatan Rumah Warga
. Sebelah Barat Rumah Warga
Kwayuhan, Desa Munggangsari, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten
Magelang, Provinsi Jawa Tengah . Status akreditasi “C” tahun
. Guru dan Staf
(Tabel . Data Guru dan Staff MI Al Huda Munggangsari )
NO. NAMA Keterangan
. Farid Abdillah, S.Pd.I Kepala Madrasah
. Ratnawati, S.Pd.I Waka.Ur.Kurikulum
. Muhammad Ngalimun Sekretaris
. Dwi Kurnianingsih, S.Pd.I Bendahara
. Khoirul Umam Waka. Ur. Humas
. Siti Chofsoh Waka. Ur. Sarpras
. Yunani Perpustakaan
. Akhmad Saifudin, S.Pd.I Waka Kesiswaan
. Visi dan Misi MI Al Huda Munggangsari
Visi : Terwujudnya peserta didik yang cerdas, religius dan peduli.
Misi :
a. melaksanakan progam bimbingan secara efektif drhungga setiap siswa