• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN

REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA

KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI

KECAMATAN

KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN

AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DANIA RIZKY SEPTIANTI

- -

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN

REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA

KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI

KECAMATAN

KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN

AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DANIA RIZKY SEPTIANTI

- -

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama : Dania Rizky Septianti

NIM : - -

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC

EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA

MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK

KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, September

Dosen Pembimbing

Dra. Siti Farikhah, M.Pd

NIP:

(5)

v

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km. Telepon: ( ) Salatiga

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI

KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN

Disusun oleh

DANIA RIZKY SEPTIANTI

NIM : - -

Telah dipertahankan di depan Depan Penguji Skripsi Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada

tanggal………... dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperolah gelar Sarjana Pendidikan

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd

Sekertaris Penguji : Dra. Siti Farikhah, M.Pd

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dania Rizky Septianti

Nim : - -

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, September

Yang Menyatakan

(7)

vii MOTTO

رفظ

ربص

نم

“Siapa yang sabar akan beruntung”

Jika badai kehidupan menderamu, bersabarlah. Ikhlaskan hatimu dan

berjuanglah karena dengan itu engkau kan mulai. Tiap tangisan kan

berujung senyuman, kegelisahan kan berganti ketenangan, dan ketakutan

kan berakhir dengan rasa aman. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Tiada yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selain Engkau Ya Allah, Syukur alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu ya Allah, saya bisa

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk :

 Kedua orang tua Bapak Marjuki dan Ibu Ari Sih Mulyani. Terimakasih

atas dukungan moril maupun materil selama ini.

 Adikku M.Rizal.Farizky terima kasih atas pinjaman laptop sampai

akhirnya skripsi dapat terselesaikan.

 Sahabat-sahabatku (Awalina, Bunga, Afi, Mbak Nucha, Mbak Ida, Mbak

Asiyah dan trio cagur), terimakasih banyak karena kalian selalu siap menampung air mata, tawa, tempat sharing dan berbagi dalam duka

maupun suka.

 Terimakasih buat seseorang yang sudah banyak membantu

 Terimakasih juga buat teman-teman IAIN khusus nya PGMI angkatan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan sesuai rencana.

Sebagai guru kita tentunya bangga dengan prestasi siswa yang memuaskan

sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam

belajar, maka dari itu skripsi ini saya beri judul “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL

HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN

MAGELANG TAHUN AJARAN . Pembuatan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI.

. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam

membimbing skripsi.

. Dosen serta staf IAIN Salatiga yang sudah membantu.

. Ibu Amelia Teuresia Kesuma, M.Pd yang membantu dan memberi buku.

(10)

x

. Kepala sekolah (Bapak Farid Abdilah, S.Pd.I), Wali kelas III (Ibu Dwi

Kurnianingsih, S.Pd.I), Semua Guru dan anak-anak kelas III MI Al Huda

Munggangsari yang telah memberikan waktu untuk penelitian.

. Sahabat-Sahabatku yang selalu memotivasi.

. Kakak-kakakku (Lina , Senja, Tisa dan Nduk Mi) yang selalu memberi

motivasi agar cepat menyelesaikan kuliah.

.Seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesah serta curhatanku.

.Teman-teman KKN IAIN Salatiga dan Tuan Rumah posko semoga kita

tetap jadi saudara, terimakasih untuk pemberian masukannya.

.Semua teman-teman Karang Taruna Tunas Muda V yang mengajarkanku

menjadi pribadi yang kuat.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat saya gunakan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuknya kepada kita. Amin

Salatiga, September

(11)

xi ABSTRAK

Septianti, Dania Rizky , Peningkatan Prestasi Belajar Matematika

Materi Pecahan Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education

(RME) pada Kelas III MI Al Huda Munggangsari Kec.Kaliangkrik

Kab.Magelang Tahun Ajaran . Skripsi Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Pembimbing : Dra.Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Pendekatan RME

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar

matematika materi pecahan dengan pendekatan Realistic Mathematic

Education (RME) pada kelas III MI Al Huda Munggangsari Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ni adalah Apakah dengan penerapan Pendekatan RME mampu meningkatakan prestasi belajar matematika materi pecahan pada kelas III

MI Al Huda Munggangsari Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan penelitian ini

dengan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam siklus.

Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegitan yang dimulai dari )

Perencanaan, ) Pelaksanaan, ) Observasi, dan ) Refleksi. Subyek dalam

Penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Huda Munggangsari Kec.

Kaliangkrik Kab. Magelang yang berjumlah siswa, terdiri dari

laki-laki dan perempuan yang pada tahun ajaran tercatat sebagai

siswa kelas III MI Al Huda Munggangsari.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil tes tertulis dan lembar pengamatan selama pelajaran berlangsung mengalami peningkatan. Pada

siklus I rata-rata adalah atau dengan siswa siswa yang tuntas dan

siswa belum tuntas. Dari rata-rata pra siklus mengalami peningkatan

sebanyak %. Pada siklus II rata-rata atau dengan siswa yang

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO... vii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ...

Rumusan Masalah ...

Tujuan Penelitian ...

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...

Manfaat Penelitian ...

(13)

xiii

Metode Penelitian ...

Tekik Analisis Data ...

Sistematika Penulisan...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Matematika ...

Prestasi Belajar... ...

Pecahan... ...

Pendekatan RME.. ...

Kaitan Pembelajaran Matematika dengan RME... ...

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambaran Umum MI ...

Subyek Penelitian ...

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...

Deskripsi Siklus I ...

Deskripsi Siklus II ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(14)

xiv

KESIMPULAN ...

SARAN ...

DAFTAR PUSTAKA.. ...

(15)

xv

DAFTAR TABEL

. Perbatasan MI Al Huda Munggangsari ...

. Data Guru dan Staf MI Al Huda Munggangsari ...

. Daftar Nama Siswa Kelas III MI Al Huda Munggangsari ...

. Nilai Siswa Pra Siklus ...

. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... . Lembar Observasi Guru Siklus I...

. Hasil Tes Formatif Siklus I ... . Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... . Lembar Observasi Guru Siklus II ...

. Hasil Tes Formatif Siklus II ...

. Rekapitulsi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II ...

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

. Bagan Rancangan Penelitian PTK ... . Contoh Pecahan ...

. Cara Membaca Pecahan ... . Cara Membaca Pecahan ...

. Contoh Perbandingan Pecahan ... . Perbandingan Pecahan Senilai ...

. Ketuntasan Belajar Siswa ...

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran RPP Siklus I.. ... Lampiran RPP Siklus II ... Lampiran Lembar Observasi Keaktifas Siswa siklus I ...

Lampiran Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus I ...

Lampiran Lembar Observasi Keaktifas Siswa siklus II ...

Lampiran Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus II ...

Lampiran Foto Kegiatan ...

Lampiran Lembar Pembimbing Skripsi ... Lampiran Permohonan Ijin Penelitian ... Lampiran SK Penelitian ...

Lampiran SK Kegiatan ... Lampiran Lembar Konsultasi Skripsi ...

Lampiran Biografi Penulis ...

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini yang menjadi pembicaraan dalam dunia pendidikan selain

tentang kurikulum pendidikan. Salah satunya yaitu tentang mutu pendidikan. Mutu pendidikan bergantung terhadap pendidik, peserta didik, dan materi.

Tidak hanya itu, proses penyampaian materipun sebenarnya ikut andil dalam keberhasilan mutu pendidikan. Banyak sekali pendekatan, strategi, metode ataupun model yang dapat digunakan seorang guru agar penyampaian materi

dapat berjalan dengan baik. Misal, materi yang penyapaiannya lebih mudah menggunakan pendekatan, strategi, metode ataupun model yaitu pada mata

pelajaran matematika.

Sudah sering kita mendengar bahwa matematika kerap kali menjadi monster yang menakutkan bagi anak. Anak tidak suka belajar matematika,

bahkan mendengar kata matematika saja, dibenaknya seolah sudah tergambar sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan. Seringkali matematika yang

hadir di depan dan yang banyak dikenal hanyalah matematika yang penuh dengan rumus, abstrak, teoritis dan kering. Padahal, sebenarnya ada sisi menarik dalam matematika yang selama ini belum dikenal, dan sayangnya

jarang dihadirkan dikelas. (Sriyanto, : ). Matematika perlu diberikan

kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan

(19)

membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran satu arah, yaitu umumnya dari guru

ke peserta didik, maka guru akan lebih mendominasi pembelajaran.

Dengan demikian, pembelajaran cenderung monoton sehingga

mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, guru hendaknya

lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode ataupun model yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan

pendekatan pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik,

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan

sumber-sumber belajar yang ada. (Daryanto, : ).

Dalam Sriyanto ( : - ) dikemukakan ada beberapa hal yang perlu

dipahami dulu tentang matematika. Pemahaman ini akan menjadi dasar bagi kita untuk menentukan pendekatan apa yang mesti dilakukan dalam belajar

matematika. Selanjutnya dikatakan “Math is Not a Spectator Sport”

Matematika bukan olahraga tontonan. Kira-kira begitulah terjemahan bebas dari sub judul di atas. Maksudnya, siswa tidak hanya menjadi penonton dalam

pelajaran matematika. Siswa tidak dapat belajar matematika hanya dengan datang di kelas, memperhatikan guru dan belajar di rumah dengan

(20)

proses pembelajaran matematika. “Understand the Principles” Mungkin banyak orang dapat lulus dalam tes pelajaran sejarah dengan mudah hanya

dengan menghafal tanggal, nama dan peristiwa-peristiwa. Namun, untuk dapat lulus pelajaran matematika orang butuh melakukan lebih dari pada

sekedar menghafal kumpulan rumus-rumus, prinsip-prinsip atau konsep-konsep dalam matematika. Guru dan siswa perlu memahami bagaimana

menggunakan rumus-rumus tersebut, saat kapan rumus harus digunakan dan hal itu seringkali jauh berbeda dari hanya sekedar menghafalnya.

“Mathematics is Comulative” Yang perlu dipahami, matematika merupakan

akumulasi atau kumpulan dari banyak materi. Seringkali apa yang sedang kita pelajari dalam pembelajaran matematika sekarang bergantung pada

pemahaman materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain, seringkali untuk memahami materi baru dibutuhkan pemahaman dari materi-materi pelajaran sebelumnya.

Permasalahan dalam proses belajar mengajar yang terjadi di MI Al Huda

Munggangsari sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan wali kelas III

(Dwi Kurnianingsih) bahwa penguasaan siswa terhadap matematika khususnya pecahan masih tergolong rendah, menurut yang diperoleh rata-rata

nilai matematika siswa kelas III pada semester II tahun yaitu

menujukkan bahwa prestasi peserta didik masih tergolong rendah.

Pada pembelajaran matematika di MI Al Huda Munggangsari terdapat

(21)

masih banyak siswa yang mengobrol sendiri dan guru kurang menggunakan pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran sehingga siswa kurang bisa

merespon yang disampaikan oleh guru. Selain itu, guru kurang mengembangkan pendekatan yang efektif dan peserta didik masih merasa

kesulitan dalam mempelajari pembelajaran matematika.

Masalah yang dikemukakan tersebut, guru MI Al Huda Munggangsari

perlu melakukan perbaikan proses pembelajaran; Salah satunya yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal dan menggunakan alat peraga yang

nyata agar siswa lebih dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Maka

penulis memutuskan untuk menggunakan pendekatan Realistic Mathematic

Education (RME) sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

Pendekatan RME merupakan salah satu pendekatan yang dalam proses

pembelajarannya peserta didik harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) matematika melalui bimbingan guru dan penemuan

kembali (reinvention) ide dan konsep matematika harus dimulai dari

penjelajahan berbagai situasi dan persoalan “dunia riil”. (Daryanto :

). Dalam hal ini pembelajaran dengan pendekatan RME peserta didik

didorong untuk aktif bekerja bahkan diharapkan untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri konsep-konsep matematika, dengan demikian RME

berpotensi untuk meningkatkan prestasi belajar matematika MI Al Huda

(22)

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan

Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN

KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN

”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan pendekatan Realistic

Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika materi pecahan pada kelas III MI Al Huda Munggangsari

Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun ajaran ?”.

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika materi pecahan

melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada kelas III MI

Al Huda Munggangsari Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun

ajaran .

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis

(23)

Education (RME) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi

pecahan pada kelas III MI Al Huda Munggangsari Kecamatan

Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun ajaran .

. Indikator Keberhasilan

Penerapan pendekatan RME ini dapat dikatakan efektif apabila prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Secara Individu:

Adanya peningkatan prestasi belajar matematika materi pecahan

yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ .

b. Secara Klasikal :

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi pecahan yang

mencapai presentase nilai sisa mencapai KKM. (Daryanto,

: )

E. Manfaat Penelitian

. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan yang ilmiah dalam khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya

(24)

. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan

manfaat yang baik yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu:

a. Manfaat bagi siswa

) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti

pembelajaran matematika.

) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar

mengajar matematika.

) Meningkatkan keaktifan siswaselama proses belajar mengajar

matematika.

) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami

materi matematika

b. Manfaat bagi guru

) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa.

) Meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan pendekatan

terhadap mata pelajaran.

) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam

proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan

masalah yang tepat.

c. Manfaat bagi sekolah

) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik

(25)

) Meningkatkan kualitas pendidikan.

) Sebagai masukan bagi sekolah untuk melakukan pembinaan

guru dalam inovasi dan implementasi pendekatan-pendekatan pembelajaran dalam matematiaka

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan

definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini. . Matematika

Sebelum mempelajari matematika, alangkah baiknya kalau kita

terlebih dahulu memahami arti matematika itu sendiri. Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi. Sifat-sifat atau

teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan

kebenarannya. (Ensiklopedia Matematika, : )

. Prestasi Belajar

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang dari suatu

usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui

pengukuran dan penilain.(Yonny, : ). Sedangkan Prestasi belajar

adalah hasil dari evaluasi terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif,

(26)

diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

(Hamdani, : ).

Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku daftar nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada dibagian administrasi kurikulum

sekolah. Selain itu, evaluasi juga disampaiakan kepada peserta didik dan orang tua melalui buku rapor yang yang disampaikan pada waktu

pembagian rapor akhir semester atau kenaikan kelulusan. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi

kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar peserta

didik. Karena itu, unsur yang ada dalamprestasi terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa. (Tu’u : ).

. Pecahan

Kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk kata lain

dari frangere, yang berarti membelah (memecah). Secara historis,

pecahan pertama kali digunakan untuk merepresentasikan bilangan yang bernilai kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan

membagi makanan, perdagangan, dan pertanian. (Purnomo, : ).

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan,

(27)

pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap

sebagai satuan, dan dinamakan penyebut. (Heruman, : ).

Dijelaskan dalam Purnomo ( : ) Makna ini merupakan konsep

paling umum dari pecahan, yaitu penggunaan pecahan untuk menunjukan

bagian dari keseluruhan. Dari pecahan , bilangan bagian bawah (yakni

b) disebut dengan penyebut yang menujukkan banyaknya bagian adil

(sama besar;kongruen) secara keseluruan dan bilangan bagian atas (yakni a) disebut pembilang yang menunjukkan banyaknya bagian adil yang

diamati, atau bagian pecahan yang dihitung. Dengan kata lain, pembilang adalah membilang bagian adil yang diamati dan penyebut adalah

menyebutkan keseluruhan bagian yang sedang diamati. . Pendekatan Realistic Mathematic Eduaction (RME)

Pernyataan Freudenthal bahwa matematika merupakan “suatu bentuk

aktivitas manusia” melandasi pengembangan Realistic Mathematic

Eduaction (RME). RME merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran matematika di Belanda. Kata “realistis” sering disalah

artikan sebagai “real-world” yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang

menganggap bahwa RME adalah suatu pendekatan pembelajaran

matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari. Pengunanan “realistis” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich

realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to imagine. Menurut

Van den Heuvel-Panhuizen penggunaan kata “realistic‟ tersebut tidak

(28)

wold) tetapi lebih mengacu pada fokus pendidikan matematika realistis

dalam menempatkan penekanan penggunan suatu situasi yang bisa

dibayangkan (imaginable) oleh peserta didik. (Wijaya, : ).

RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika

yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap

konteks kehidupan sehari-hari siswa ke pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal nyata. Suatu prinsip RME yaitu siswa harus berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Siswa harus diberi

kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahan mereka

sendiri. (Susanto, : ). Dengan diberinya kesempatan untuk

membangun pengetahuan sendiri maka, siswa akan lebih paham dalam mempelajari materi.

G. Metode Penelitian

. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Rancangan penelitian hendaknya bisa digunakan untuk memperbaiki

pembelajaran. Jadi, sebisa mungkin rancangan penelitian ini sudah disusun dan dirancang dengan baik. Sebenarnya banyak rancangan penelitian tindakan kelas, pada skripsi ini penulis menggunakan metode

penelitian dari Kesuma ( : ) ada empat tahapan-tahapan dalam

(29)

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Sebelum melakukan perencanaan, hendaknya guru

mengumpukan informasi yang diperlukan tentang pengetahuan siswa sebelumnya mengenai pelajaran yang akan dibahas. Perencanaan

tindakan yaitu suatu perencanaan dalam bentuk penyusunan perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi dan hasil

pelaksanaan refleksi awal.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Dalam pelaksaan tindakan, peneliti melaksanaan tindakan sesuai

skenario pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Kemudian dilaksanakan di kelas, dan selama proses pembelajaran dilakukan

observasi atau pengamatan.

c. Observasi (Observation)

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Mulai

dari bagaimana reaksi siswa hingga hasil evaluasi, apakah sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dengan demikian siswa dan guru dapat berkolaborasi untuk dapat memahami satu sama lain mengenai proses pembelajaran di kelas dan apa yang sesuai dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

d. Refleksi (Reflection)

(30)

kekurangan dari metode yang digunakan dalam pembelajaran. Dari kekurangan atau kelemahan yang ditemukan, guru kemudian

melakukan inovasi terhadap metode yang digunakan sebelumnya atau menambah metode baru untuk memenuhi tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Gambar . Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK

(31)

. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas MI Al Huda Munggangsari ini

dilaksanakan di:

Dusun : Kwayuhan

Desa : Munggangsari

Kecamatan : Kaliangkrik

Kabupaten : Magelang

Provinsi : Jawa Tengah

. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru dan

siswa kelas III MI Al Huda Munggangsari Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang dengan jumlah siswa yaitu perempuan dan

laki-laki. .

. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu proses pengambilan data dalam penelitian dimana penelitian atau pengamat melihat situasi pembelajaran secara

langsung. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

(32)

orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. (Sugiyono, :

).

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi perlu digunakan untuk memperoleh data

tentang sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain sebagainya yang dianggap penting. Dokumen dapat berupa

bentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono, : ).

c. Penilaian

Melaksanakan penilaian dengan bentuk soal esai yang berbeda setiap siklus untuk mengukur ketercapaian indikator-indikator yang

disampaiakn oleh peneliti, sekaligus mengukur nilai kompetensi

dasar. (Dwitagama, : ).

. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan

oleh peneliti yaitu sebagai berikut: a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. b. Soal Tes

(33)

c. Silabus

Silabus di buat oleh pemerintah dan dijadikan sebagai panduan

guru untuk membuat RPP. d. RPP

RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pegangan guru saat mengajar agar pembelajaran sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. e. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap

yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan.

f. Alat Peraga RME

Alat peraga yaitu alat-alat yang digunakan untuk memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dan

mencegah terjadinya verbalisme pada diri peserta didik. Alat peraga yang digunakan dalam PTK ini yaitu roti.

H. Teknik Analisis Data PTK

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan,

tema apa yang dapat ditemukan pada data ini dan seberapa jauh data ini

dapat menyokong tema tersebut (Basrowi dan Suwandi, ).

(34)

tindakan kelas. Analisis data dalam kegiatan belajar mengajar ranah afektif menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa, sedangkan

untuk ranah kognitif analisis data menggunakan hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes siswa.

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:

a. Untuk Menghitung nilai rata-rata kelas

Keterangan :

M : Nilai rata-rata

: Jumlah nilai semua siswa

: Jumlah siswa (Djamarah, : - )

b. Dalam menghitung Presentase Ketuntasan Klasikal dapat dihitung

menggunakan rumus seperti berikut (Daryanto, : ):

P =

χ

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator, manfaat,

M=

𝑿

(35)

definisi operasional, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang penjabaran matematika, prestasi belajar, materi

pecahan, pendekatan RME dan kaitan pembelajaran matematika dengan pendekatan RME.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi pelaksaan penelitian, subyek penelitian, deskripsi siklus I dan deskripsi siklus II.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang keadaan umum, dan pemaparan rata-rata serta

persentase dari siklus ke siklus. BAB V : Penutup

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Matematika

. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema

yang berarti “Belajar atau Hal yang dipelajari” sedangkan dalam bahasa

Belanda matematika disebut (wiskunde) atau ilmu pasti yang kesamaannya berkaitan dengan penalaran. Dibawah ini disajikan beberapa definisi atau

pengertian tentang matematika. (Susanto, : ).

a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik.

b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitaif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat

(Soedjaji, ).

Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pasti yang mempelajari bilangan, simbol, besaran, konsep yang berkaitan satu sama

(37)

. Karakteristik Matematika

Menurut Soedjadi ( : ) Matematika mempunyai banyak

pengertian, namun dari semua pengertian yang ada mencangkup karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki objek kajian abstrak

b. Bertumpu pada kesepakatan

c. Berpola pikir deduktif

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

f. Konsisten dalam sistemnya

. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan

penataran nalar dalam penerapan matematika. Menurut Susanto ( :

- ) Kompetensi atau kemamuan umum pembelajaran matematika

di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan

pecahan.

b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang

sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.

(38)

d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan

penaksiran pengukuran.

e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran

tertinggi, terendah, rata-rata modus, mengumpulkan, dan

menyajikannya.

f. Memecahlan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan

gagasan secara matematika.

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar , sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonse,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaiakan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram , atau

media lain untuk menjelaskan keadaaan atau masalah.

e. Memilki sikap menghargai penggunaaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

(39)

memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan

mengembangkan pengetahuannya

B. Prestasi Belajar

. Pengertian Prestasi

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indoneisa menjadi “prestasi” yang berarti “hasil

usaha”. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan

kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,

khususnya pembelajaran (Arifin, : ). Ada beberapa pengertian

prestasi menurut beberapa tokoh,antara lain:

a. Prestasi adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang

atau siswa untuk belajar. (Yonny dkk, : )

b. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.(Arifin, : )

c. Harahap dalam Hamdani ( ) memberikan batasan bahwa

prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dana

kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran dalam kurikulum.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,

(40)

. Pengertian Belajar

Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup

manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar sangat terkait dengan proses pencarianilmu.

Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu.

Al Qur’an dan hadist mengajak kaum muslim untuk mencari dan

mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang

berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an kata

al-„ilm dan kata-kata turunnya digunakan lebih dari kali. Beberapa ayat

pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia (Baharuddin dan Wahyuni,

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah

(41)

Sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Muhammad SAW, islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama juga

menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang penting belajar agar

manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada disekitarnya,

sehingga meningkatkan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran Allah

(Baharuddin dan Wahyuni, ). Selain perintah dan pengertian

tentang belajar tertuang dalam Al-qur’an Sebenarnya istilah belajar

bukanlah sesuatu yang asing didengar, namun pengertian belajar itu sendiri sangatlah luas. Banyak para ahli yang mengemukakan tentang

pengertian belajar dengan pengertian yang berbeda-beda, untuk itu dibawah ini akan ada penjelasan dari masing-masing ahli tentang

pengertian belajar.

a. Menurut R.Gagne ( ), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses di mana suatu organisme berubah perilkunya sebagai akibat

pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi

terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antar guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung (Susanto, ).

b. Menurut Gregory A.Kimble (dalam Hergenhahn dan Olson, )

yang mendefinisikan belajar sebagai berikut; “Learning is a

relatively permanent change in behavior or in behavioral

(42)

temporary body states such as those induced by illnes, fatigue, or

drugs”. Dengan kata lain belajar adalah perubahan relatif permanen

dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat

tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti, )

c. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, menigkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku,

sikap, dan mengokohkan kepribadian. (Haryanto, : ).

d. Belajar juga merupakan proses mengamati, dan memahami sesuatu.

Indikator belajar ditujukan dengan perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman. (Daryanto, : ).

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

sekitar individu dan menimbulkan suatu perubahan. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses

berbuat melalui berbagai pengalaman. Dengan demikian, agar belajar

mencapai sasarannya menurut Daryanto ( : - ) perlu diperhatikan

langkah-langkah berikut:

) Perolehan masukan baru berkenaan dengan pengetahuan dan

pengertian (kognitif) atau suatu kegiatan fisik, metodik, suatu

(43)

) Pengasimilasian masukan baru. Masukan itu tidak saja harus

diperoleh dengan cepat tetapi juga harus diperoleh dengan cepat

tetapi juga harus ditahan dalam diri seseorang untuk waktu yang lama.

) Belajar bukanlah proses pengumpulan berbagai masukan. Jika

masukan itu lepas, tidak terkait satu sama lain, orang hanya

bertindak sebagai suatu wadah yang pasif untuk menerima pengetahuan, ketrampilan, metodik atau perilaku

) Pembelajaran efektif akan meningkatkan kreativitas. Artinya belajar

harus mempunyai nilai fleksibilitas. Apa yang dipelajari harus dapat diterapkan pada bidang lain. Ini juga merupakan konsepsi dalam

internalisasi. Belajar harus berkontribusi pada kreativitas,

menciptakan pengetahuan baru, serta membangun teori baru dan

model-model konsepsional.Belajar hendaknya menambah

kemampuan orang itu untuk lebih banyak belajar sendiri . Prinsip- Prinsip Belajar

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip belajar. Sebagai simpulannya terhadap berbagai prinsip belajar baik menurut konsep

behaviorisme, kognitivisme, maupun konstruktivisme, Sukmadinata

dalam Suyono dan Haryanto ( : - ) menyampaiakan prinsip

(44)

a. Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip

pembelajaran sepanjang hayat.

b. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,

lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.

c. Belajar mencangkup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar

harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

d. Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan waktu.Belajar

berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.

e. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

f. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai

dengan amat kompleks.

g. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.Dalam hal tertentu

belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingandari orang lain. . Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau

ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, dibawah ini dirumuskan prestasi belajar siswa menurut (Tu’u : ) sebagai berikut:

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tes dan kegiatan pembelajaran di

(45)

b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya

karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan

atau ingatan, pemahamana, aplikasi, analisis, dan evaluasi.

c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.Hasil

evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku daftar nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah.

d. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan

kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap siswa (Yonny, : ).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya

prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dijabarkan melalui nilai atau angka nilai yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Unsur utama prestasi siswa terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa.

. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(46)

a. Faktor dari Dalam (intern)

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara

lain sebagai berikut:

) Kecerdasan (intelegensi)

Menurut Kartono dalam Hamdani ( : ) Kecerdasan

merupakan salah satu aspek yang pentingdan sangat menentukan

berhasil-tidaknya studi seseorang. Apabila seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal, secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis

Kondisi jasmaniah pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya (Ahmadi dan

Supriyono, : ). ) Sikap

Menurut Sabri dalam Hamdani ( : ) Sikap yaitu suatu

kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap

(47)

) Bakat

Menurut Tu’u ( : ) Bakat adalah kemampuan yang ada

pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bakat-bakat yang dimiliki siswa tersebut

apabila diberi kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi yang tinggi.

) Minat dan Perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti

terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada suatu mata pelajaran, biasanya cenderung untuk memperhatikan dengan baik (Tu’u

: - ).

) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang unutk melakukan sesuatu. Motivasi dapat meentukan

baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajaranya. (Hamdani, : ).

b. Faktor dari luar (ekstern)

Faktor ekstern adalah faktor yang yang berasal dari luar siswa, yaitu: ) Keadaan Keluarga

(48)

dalam Hamdani ( : ) keluarga merupakan lingkungan

pendiidkan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak

pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan

dimulai dari keluarga. ) Sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang

sudah terstuktur, memilki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spritual, disiplin dan

ilmu pendidikan (Tu’u : ). ) Lingkungan Masyarakat

Menurut Kartono dalam Hamdani ( : ) Lingkungan

masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupak

anak-anak yang rajin belajar, anak akan terangsang mengikuti jejak mereka. Namun, sebaliknya apabila anak-anak sebanya tidak rajin belajar, maka mereka juga akan mengikutinya.

C. Pecahan

(49)

Sebenarnya materi pecahan sangatlah luas, namun pada materi kelas III hanya mengenal arti pecahan, pecahan sederhana dan membandingkan

pecahan senilai. a. Arti Pecahan

Secara umum, dalam pembelajaran di SD/MI, konsep pecahan pertama kali diawali dengan makna pecahan sebagai suatu bagian

dari keseluruhan atau utuh. Namun terdapat beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam pembelajaran pecahan. Menurut Purnomo ( ) kata pecahan berasal dari kata latin fractio, suatu bentuk

kata lain frangere, yang berarti membelah (memecah). Secara historis, pecahan pertama kali digunakan untuk merepresentasikan

bilangan yang bernilai kurang dari bilangan cacah serta digunakan dalam memecah dan membagi makanan, perdagangan, dan pertanian.

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang

diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran/warna. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut

(Heruman, : ).

Penanaman konsep pada pecahan terlebih dahulu dimulai dari

bagian yang utuh, setelah itu dibagi menjadi bagian, bagian,

(50)

Contohnya sebagai berikut:

(Gambar . Contoh Pecahan)

bagian utuh dibagi bagian menjadi

bagian utuh dibagi bagian menjadi

(Nurellah, : ) b. Pecahan Sederhana

Pecahan sederhana adalah bilangan yang dapat dinyatakan

dengan pasangan bilangan cacah di mana b (Purnomo, :

(51)

(Gambar . Cara Membaca Pecahan)

(Ensiklopedia Matematika, : )

Pada gambar . Ada kolom, namun hanya ada kolom yang

diberi warna. Ini menandakan bahwa kolom warna disebut sebagai

pembilang dan semua kolom disebut penyebut. Sehingga dapat

dilambangkan dengan yang dibaca satu per empat.

Contoh lainnya:

(Gambar . Cara Membaca Pecahan)

1 4

Pembilang

Penyebut

(52)

Pada gambar . Ada kolom, namun ada kolom yang diberi

warna putih. Ini menandakan bahwa kolom warna disebut sebagai

pembilang dan semua kolom disebut penyebut. Sehingga dapat

dilambangkan dengan .

Jadi, kesimpulan dari dua gambar diatas angka yang berada di

atas garis disebut pembilang dan angka yang di bawah garis disebut penyebut. Pembilang adalah bilangan yang diarsir/bilangan yang

diperhatikan, sedangkan penyebut adalah bilangan utuh.

c. Membandingkan Pecahan senilai

Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam membandingkan pecahan ini adalah permasalahan tentang nilai pecahan dan pecahan senilai. Sama halnya seperti pengajaran konsep

pecahan, pada umumnya guru langsung memberikan driil dengan

menyamakan terlebih dahulu bilangan penyebut dari dua pecahan

yang akan dibandingkan, tanpa menggunakan media peraga. Inilah yang menjadi alasan mengapa konsep pecahan ini kurang dimengerti oleh sebagian siswa. Oleh karena itu, penulis mencoba menggunakan

pendekatan RME untuk materi pecahan agar siswa lebih bisa

menguasai materi.(Heruman, : ). Membandingkan pecahan

(53)

(Gambar . Contoh Perbandingan Pecahan)

Kurang dari ”<”

<

Lebih dari ”>”

>

(Heruman, : )

Pada gambar . dijelaskan bahwa kurang dari “<” dan lebih dari “>”

digunakan untuk membandingkan suatu pecahan. Untuk pecahan seperti contoh diatas yang perlu diperhatikan hanyalah pembilangnya saja karena

nilai penyebutnya sudah sama besar.

Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang memiliki penyebut sama.

(54)

(Gambar . Perbandingan Pecahan Senilai)

(Ensiklopedia Matematika, : )

Pada gambar . Pecahan diatas mempunyai penyebut yang sama, cara

penyelesaian soal perbandingan pecahan apabila penyebutnya sudah sama hanya dengan cara melihat angka pembilangnya.

D. Pendekatan RME

. Pengertian Pendekatan

Istilah pendekatan dapat dipahami sebagai suatu jalan, cara atau

kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau

materi pengajaran itu, umum atau khusus dikelola ( Susanto, :

).

Menurut Dwitagama ( : ) Pendekatan pembelajaran

merupakan suatu pandangan umum terhadap proses pembelajaran yang terdiri atas:

a. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik/guru

(teacher centered approach).

b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

kompetensi peserta didik (student centered approach)

Pendekatan pembelajaran pada kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi peserta didik,

(55)

menyebabkan reorientasi pembelajaran berubah dari pendekatan yang berpusat pada pendidik menjadi pendekatan yang berpusat pada

kompetensi peseta didik; artinya pendidik berperan sebagai fasilitator

peserta didik aktif (student active learning). Dengan perkataan lain,

paradigma pengajar berubah menjadi paradigma pembelajar (teaching paradigm to learning paradigm), dengan prinsip silih asih, silih asah,

silih asuh, yang berarti proses perubahan perilaku, perubahan persepsi,

dan cara berpikir manusia

. Pengertian RME

Sebelum membahas tentang RME sebaiknya harus paham dulu

tentang matematika. Kata matematika berasal dari kata mathema

dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan,

atau belajar” juga mathematikos yang diartikan sebagi “suka belajar”.

Secara harfiah, sebenarnya tidak alasan bagi kita untuk tidak suka atau

takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka matematika itu berarti kita tidak suka belajar. Kalau kita selama ini masih

menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum

mengenal apa itu matematika (Sriyanto, : ).

Sedangkan kata “education” menurut kamus bahasa inggris yaitu

pendidikan atau bisa juga disebut sebagai pembelajaran. Pembelajaran

menurut Gagne dalam (Siregar & Nara, : ) merupakan

(56)

Pendekatan yang saat ini sangat populer dalam pembelajaran matematika yaitu Pendekatan Matematika Realistis (PMR), diluar

negeri dikenal dengan sebutan Realistic Mathematic Education (RME) yang digagas oleh ahli matematika dari Utrect University Netherland,

Hans Freudental. RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah

aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata

terhadap konteks kehidupan sehari-hari yang real (nyata) (Susanto,

).

Pendidikan matematika realistis merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda. Kata “realistis

sebenarnya berasal dari bahasa belanda “zich realiseren” yang berarti

“untuk dibayangkan” atau “to imagine”. Menurut Van den

Heuvel-Panhuizen penggunaan kata “realistis” tersebut tidak hanya sekadar

menunjukkan adanya suatu koneksi dunia nyata (real-world) tetapi lebih mengacu padafokus pendidikan matematika realistis dalam

menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa

dibayangkan (imagineable) oleh siswa (Wijaya, : ).

RME merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika

yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap

konteks kehidupan sehari-hari siswa pengalaman belajar yang

(57)

bahwa matematika esensinya ialah sebagai aktivitas manusia (human activity). Dalam pembelajarannya, siswa bukan sekedar penerima

yang pasif terhadap materi matematika yang siap saji, tetapi siswa

perlu diberi kesempatan untuk reinvent (menemukan) matematika

melalui praktik yang mereka alami sendiri (Susanto, : )

. Prinsip-Prinsip RME

Suatu prinsip utama RME adalah siswa harus berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Siiwa harusdiberi kesempataan untuk membangun pengetahuan dan pemahamana mereka sendiri.

Konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak perlu

ditransformasikan menjadi hal-hal yang bersifat rela bagi siswa. Inilah

yang menjadi alasan mengapa disebut sebagai pembelajaran matematika realistis. Tentu saja tidak berarti bahwa RME harus selalu menggunakan masalah yang ada dalam kehidupan nyata. Yang

terpenting adalah masalah matematika yang bersifat abstrak dapat dibuat menjadi nyata dalam pikiran siswa. Menurut (Fathurrohman,

: - ) ada tiga prinsip kunci dari pendekatan RME yaitu:

a. Guided Reinvention (Menemukan Kembali)

Dalam prinsip ini, peserta didik harus diberi kesempatan

untuk mengalami proses yang sama sebagaimana konsep-konsep matematika ditemukan. Pembelajaran dimulai dengan suatu

(58)

diharapkan menemukanan kembali sifat, definisi, teorema atau prosedurnya.

b. Dedactical Phemology (Fenomena Dedaktik)

Situasi-situasi yang diberikan dalam suatu topik materi jika

disajikan atas dua pertimbangan, yaitu melihat kemungkinan aplikasi dalam pengajaran dan sebagai titik tolak dalam proses

pematimatikaan. Tujuan penyelidikan fenomena tersebut adalah

menemukan situasi-situasi masalah khusus yang dapat

digeneralisasikan.

c. Self-Developed Models (Pengembangan Model Sendiri)

Kegiatan ini berperan sebagai jembatan antara pengetahuan

informal dan matematika formal. Model dibuat siswa sendiri dalam memecahkan masalah. Model pada awalnya adalah suatu model dari situasi yang dikenal (akrab) dengan siswa. Dengan

proses generalisasi dan formalisasi, model tersebut akhirnya menjadi suatu model sesuai penalaran matematika.

. Karakteristik RME

Menurut Treffers dalam Wijaya ( : - ) merumuskan lima

karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu:

a. Pengunanaan konteks

Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik

(59)

penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui

penggunaan kontels, siswa dilibatkan secara aktif untuk nmelakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi

siswa tidak hanya bertujuan untuk menemukan jawaban akhir dari permasalaahn yang diberikan, tetapi juga diarahkan untuk

mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan.

b. Pengunaan model untuk matematisasi progresif

Dalam pendidikan matematika realistis, model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan

model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan

matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal.

c. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika

tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa maka dalam Pendidikan Matematika Realistis siswa ditempatkan

sebagai subyek belajar. Siswa meiliki kebebasan untuk

mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga

(60)

dan kontruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep mmatematika.

d. Interaktivitas

Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu

melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dna bermakna

ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi dalam pembelajran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan

afektif siswa secara simultan. e. Keterkaitan

Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memilki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan

kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. Pendidikan Matematika Realistis menempatkan keterkaitan

(interwinement) antar konsep matematika sebagai hal yang harus

dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. . Kelebihan dan Kelemahan RME

RME mulai diperkenalkan kali pertama di Indonesia oleh Jan De Lange melalui acara Seminar dan Lokakarya Jurusan Matematika

(61)

matematikawan di seluruh Indonesia bahkan dari mancanegara untuk saling bertukar informasi dan pemikiran atas kegiatan matematika

pada peserta dan membahas berbagai permasalahan yang dihadapi yang berkaitan dengan matematika. Dalam pendeketan RME

mempunyai kelebihan dan kekurangan. a. Kelebihan RME antara lain:

) Guru hanya bersifat sebagai fasilitator dan moderator, maka

siswa dapat berpikir mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka serta melatih saling

menghargai strategi atau pendapat orang lain (Fathurrohman, : )

) Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk membentuk

pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan atau alami sebelumnya.

) Guru menjadi lebih kreatif dalam membuat alat peraga.

b. Kelemahan RME antara lain:

) Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi

pembelajaran saat itu.

) Siswa yang pandai kadang tidak sabar menanti jawabannya

terhadap teman yang belum selesai.

) Sulit diterapkan pada kelas yang siswanya banyak.

) Membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk memahami

(62)

E. Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan RME

Dalam pendekatan RME guru haruslah berinteraksi dengan siswa, agar

siswa lebih mudah memahami apa yang telah dikerjakan, tentunya dalam pembelajaran harus dikaitkan dengan kehidupan nyata untuk memudahlan

siswa dalam belajar. Pendekatan RME memberikan kesempatam siswa untuk menemukan kembali dan memahami konsep-konsep matematika

berdasarkan pada masalah realistis yang diberikan oleh guru. Situasi realistis dalam masalah memungkinkan menyelesaikan masalah. Contohnya, untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran

matematika realistis pada mata pelajaran matematika materi pecahan di Sekolah Dasar. Sebelum memperkenalkan pecahan pada siswa sebaiknya

pembelajaran pecahan dapat diawali dengan penanaman konsep tentang pecahan misalkan dengan penanaman lewat pembagian roti atau benda yang nyata, supaya siswa memahami pembagian dalam bentuk sederhana dan

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa benar-benar memahami pembagian setelah siswa memahami pembagian menjadi bagian

yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan.

Pembelajaran matematika realistis diawali dengan dunia nyata, agar dapat memudahkan siswa dalam belajar mateamatika, kemudian siswa

dengan bantuan guru diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk

membentuk pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang telah

(63)

Jadi, pendekatan RME sangatlah penting untuk pembelajaran matematika khususnya pada materi pecahan. Seperti dikatakan diatas

bahwasanya pembelajaran matematika akan lebih mudah dipahami dan siswa juga lebih aktif serta senang saat mengikuti pelajaran matematika

(64)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Al Huda Munggangsari

Penelitian ini dilakukan di MI Al Huda Munggangsari , Kecamatan

Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Berikut adalah tabel perbatasan MI Al

Huda Munggangsari :

(Tabel . Perbatasan MI Al Huda Munggangsari )

No. Arah Batas

. Sebelah Selatan Rumah Warga

. Sebelah Barat Rumah Warga

Kwayuhan, Desa Munggangsari, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten

Magelang, Provinsi Jawa Tengah . Status akreditasi “C” tahun

(65)

. Guru dan Staf

(Tabel . Data Guru dan Staff MI Al Huda Munggangsari )

NO. NAMA Keterangan

. Farid Abdillah, S.Pd.I Kepala Madrasah

. Ratnawati, S.Pd.I Waka.Ur.Kurikulum

. Muhammad Ngalimun Sekretaris

. Dwi Kurnianingsih, S.Pd.I Bendahara

. Khoirul Umam Waka. Ur. Humas

. Siti Chofsoh Waka. Ur. Sarpras

. Yunani Perpustakaan

. Akhmad Saifudin, S.Pd.I Waka Kesiswaan

. Visi dan Misi MI Al Huda Munggangsari

Visi : Terwujudnya peserta didik yang cerdas, religius dan peduli.

Misi :

a. melaksanakan progam bimbingan secara efektif drhungga setiap siswa

Gambar

Gambar  .  Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
Tabel  .  Daftar Nama Siswa Kelas III MI Al Huda Munggasari   Tahun Ajaran
Tabel  .  Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus,
Tabel  .  Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus,
+2

Referensi

Dokumen terkait

Harini Dwiyatmi, Sri, 2005, Reorientasi Ketentuan Batas Minimum Kepemilikan Tanah Pertanian dan Pemecahannya Menjadi Bagian Kecil-Kecil, Universitas Kristen Satya

kelebihan air dari sawah , mulai dari saluran kuarter, tersier, sekunder ke saluran pembuang primer.  Pembuang ekstern,

Rasio ini merupakan rasio yang sangat berpengaruh terhadap harga saham, karena para investor percaya bahwa nilai suatu saham akan tergantung pada kemampuan perusahaan

Analisis Adverbia Dalam Cerita “Cassandras Geheimnis” Karya Borlik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

[r]

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah media pembelajaran pengenalan warna, bentuk, angka, huruf dan tangga nada berbasis multimedia interaktif

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA DI KOTA CIMAHI PADA MATERI ASAM BASA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE BERBASIS PIKTORIAL.. Universitas Pendidikan Indonesia

Ekstrak etil asetat filtrat kapang endofit Smi.Cl.6F dari rimpang kunyit asal Sukabumi memiliki aktivitas antimalaria dan antioksidan terbaik diantara 19 isolat