• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : DPD.220/SP/16/2012

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-16

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2011-2012

I. KETERANGAN

1. Hari : Kamis

2. Tanggal : 12 Juli 2012

3. Waktu : 14.40 WIB – Selesai

4. Tempat : GEDUNG NUSANTARA V

5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD

1.H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua) 2.Dr. Laode Ida (Wakil Ketua)

3.GKR. Hemas (Wakil Ketua)

6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.)

8. Acara :

1.Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan DPD RI. 2.Pengesahan Keputusan DPD RI.

9. Hadir : Orang

10. Tidak hadir : Orang

(2)

1. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua. Om Swastyastu.

Selamat sore buat seluruh hadirin yang berbahagia.

Bapak-Ibu, hadirin yang saya hormati yang hadir pada sidang paripurna yang terhormat ini. Sebelum kita memulai acara sidang ini, sebagaimana yang diatur dalam undang-undang, bahwasa kita wajib mendengarkan lagu kebangsaan kita lagu Indonesia Raya. Untuk itu kepada seluruh anggota dewan yang terhormat dan seluruh hadirin yang ada dalam ruangan kami persilakan untuk berdiri.

2. PEMBICARA : PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya.

(3)

3. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Duduk kembali.

Berdasarkan daftar catatan hadir yang telah kami terima di dewan ini, sampai saat ini menjelang pukul 14.40 telah hadir 74 orang dari 132 anggota dewan. Sehingga sesuai dengan peraturan tata tertib kita, bahwasa sidang ini telah memenuhi syarat untuk kita buka. Dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim sidang paripurna ke-16 tahun sidang 2011-2012 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Sidang dewan yang mulia, hadirin yang berbahagia.

Dalam sidang paripurna kali ini juga hadir ditengah-tengah kita yaitu para bupati, antara lain dari Bupati Kepulauan Yapen dan juga asisten yang hadir pada kesempatan ini. Juga hadir Bupati Fakfak. Dan juga ketua tim pemekaran Kabupaten Kokas. Kemudian juga tidak kalah pentingnya juga hadir para pimpinan DPRD baik dari Kepulauan Yapen maupun dari pimpinan DPRD Fakfak. Juga hadir Bupati Teluk Bentini. Dan ketua tim pemekaran Kabupaten Moskona. Tepuk tangan buat yang hadir. Kemudian juga para pimpinan DPRD Teluk Bintuni. Dan juga hadir dari Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat dan wakil ketua komisi II juga dari NTB, dan anggota komisi II DPRD Nusa Tenggara Barat dan hadirin yang hadir para tamu kami yang mulia yang tidak kami mungkin sebut satu persatu. Tapi sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada kehadiran Bapak-Ibu sekalian yang telah sidang dewan paripurna yang ke-16 pada sore ini.

Bapak-Ibu yang berbahagia.

Pada kesempatan sidang ini, ini adalah masa akhir sidang kita pada periode 2011-2012, dimana jadwal agenda pokok kita ada dua hal. Pertama adalah, kita ingin mendengarkan laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan, yang tadi kami di Panitia Musyawarah telah menyelesaikan beberapa hal yang bisa kita bawa ke paripurna untuk bisa diputuskan, yang berlangsung sampai jam 13.15. jadi mohon maaf juga, mungkin sebagian waktunya agak terundur, karena memang tadi rapatnya cukup alot, tapi insya Allah bisa kita selesaikan dengan baik Bapak-Ibu sekalian. Yang kedua yang tidak kalah pentingnya tentu pada sidang kali ini juga kita akan melakukan pengesahan berbagai keputusan yang harus kita selesaikan pada periode ini.

Hari ini, Bapak-Ibu yang saya hormati, para dewan yang mulia. Bahwasa ini adalah akhir masa sidang kita, dan nanti sidang ini kita akan buka lagi pada 15 Agustus. Yang selanjutnya tentu kita akan memasuki sidang tahun ke IV di tahun 2012-2013. Tentu kita semua bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa sidang paripurna kali ini sebagaimana telah dibahas persiapannya. Hari ini kita akan mengambil keputusan yang cukup banyak, ada 22 buah keputusan, yang tentu juga sebagian menyangkut saudara-saudara kita yang hadir pada kesempatan sore ini.

Dari meja pimpinan dewan ini, hadirin semua, sebentar lagi jgua Pak Laode, mungkin ada hal yang harus diselesaikan, kami mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja Bapak-Ibu sekalian yang tergabung dalam alat-alat kelengkapan DPD dengan produk yang cukup banyak. Inilah salah satu barometer ukuran daripada apa yang telah kita laksanakan. Tentu insya Allah keputusan ini juga akan berkualitas dan tentu sesuai dengan semangat daripada kepentingan daerah yang kita wakili pada dewan yang mulia ini, Bapak-Ibu sekalian.

(4)

Selanjutnya, untuk mengawali agenda sidang ini, kita baru saja kemarin para teman-teman kita dari anggota DPD RI atau senator dari DKI Jakarta yang telah melaksanakan tugas konstitusionalnya yaitu melakukan pemilukada kemarin. Kita ucapkan selamat. Yang kita melihat bagaimana dinamika demokrasi yang berkembang, banyak kejutan. Ternyata rakyat lebih pintar daripada lembaga survey. Jadi survey itu tidak menentukan saudara-saudara sekalian, rakyatlah yang menentukan siapa yang terbaik, tapi ini belum selesai persoalannya. Jadi kepada saudara Pardi, Pak Dani Anwar, Pak Fatwa, Ibu Vivi. Silakan berdiri dulu teman-teman ini. Ini tokoh-tokohnya. Jadi ini tergantung lobi-lobi akhir saja ini antara Pak Dani dan Ibu Vivi, Pak Pardi dan Pak Fatwa. Silakan. Yang penting buat kita baik buat rakyat, baik buat DKI, baik buat kita semua. Itulah yang akan kita cari. Mudah-mudahan tentu peristiwa yang telah berlangsung kemarin ini menambah keyakinan kita, bahwasa proses demokrasi akan berjalan lebih baik apabila diberikan ruang yang luas kepada semua masyarakat untuk berpartisipasi, baik melalui jalur partai politik maupun jalur independent. Nah ini, buat kita menjadi catatan di masa datang. Disini ada Pak Farhan Hamid, itu menandakan. Yang paling penting demokrasi itu bukan proseduralnya tetapi partisipasi rakyat. Dengan partisipasi rakyat tentu kita akan bisa membangun lebih baik.

Yang kedua, kami juga dari meja pimpinan ini atas nama kita semua, dimana dalam waktu dekat juga kita akan menghadapi sebuah proses ritual yang buat umat muslim yang menghadapi bulan ramadhan. Tentu kami harapkan kepada semua anggota DPD untuk bisa juga menjaga bagimana supaya bahan pokok yang ada di masyarakat itu bisa terjaga dengan baik, baik jumlahnya maupun juga pada harganya. Sehingga ini tentu harus menjadi perhatian kita semua, Bapak-Ibu sekalian, mudah-mudahan sekembalinya besok kita kepada daerah kami harapkan semua teman-teman, baik dalam semua Komite I, II, III, IV untuk juga melihat sejauh mana harga itu yang bisa kita lakukan supaya jangan ada terjadi penimbunan dan sebagainya, yang nanti akan merugikan buat rakyat. Itu harapan kami, supaya besok dan lusa masyarakat kita dalam menghadapi bulan puasa akan melaksanakan tugas keimanannya dengan baik.

Dan juga tentu kita harapkan masalah kebutuhan pokok ini menjadi isu utama kita untuk menghadapi kita di masing-masing daerah. Dan kami dari pimpinan akan tetap memonitor, kami akan hadir terus bergantian di Jakarta untuk kita saling berkordinasi dalam rangka mengawasi ketersediaan bahan pokok maupun juga pelayanan publik lainnya, dan para transportasi kita harapkan, terutama teman-teman dari DKI Jakarta, kita harus yakinkan saudara-saudara kita yang kembali ke daerahnya, yang telah banyak membantu DKI ini untuk bisa membangun seperti yang kita lihat untuk bisa supaya lancar transportasinya.

Juga dari teman-teman Provinsi Banten, kita juga minta perhatiannya supaya pelabuhan penyebrangan Merak-Bakauheni akan bisa lancar, jangan sampai terjadi puluhan kilometer. Kami juga perhatiannya kepada para senator dari Banten. Dan tentu kita harapkan perjuangan dari teman-teman Banten dan Lampung untuk menjadikan jembatan selat sunda ini bisa dilaksanakan, tanpa membebani APBN. Setuju ya Bapak-Ibu sekalian? Supaya melancarkan daripada proses transportasi dan lain sebagainya.

Dan juga disamping itu kami juga berharap mengenai bahan bakar minyak khususnya di daerah-daerah provinsi yang memang agak langka. Saya pernah juga menyaksikan itu sendiri sewaktu kunjungan saya ke Kalimantan Tengah persisnya di Pangkalan Bun, itu ternyata banyak antrian-antrian daripada truk dan lain sebagainya untuk mengisi daripada BBM yang kadangkala juga jumlahnya tidak mencukupi sebagaimana yang diharapkan oleh daerah tersebut. Untuk itu mohon kepada teman-teman di DPD untuk bisa memonitor, sehingga tentu bisa kita mengambil langkah-langkah strategis supaya kegiatan bulan ramadhan dan juga idul fitri bisa berlangsung dengan baik lagi, Bapak-Ibu sekalian.

Kemudian juga dalam bidang gas juga, sebagai konversi daripada BBM juga harus menjadi perhatian kita, terutama teman-teman dari Sumatera Utara. Di mana ini Sumatera

(5)

Utara? Tadi saya lihat. Hadir ini, Bang Rudolf Pardede, Pak Parlin ya. Kemarin saya lihat di koran bikin bahan bakar bio migas. Selamat buat Pak Parlindungan Purba. Sebagai energi alternatif. Di kompas saya lihat, dimana-mana, memang hebat ini Sumatera Utara ini. Mudah-mudahan ini ditiru juga untuk daerah lain, supaya ketergantungan kita kepada BBM makin berkurang dengan konversi gas yang bisa kita lakukan. Tentu pembangunan infrastruktur itu bisa kita laksanakan.

Inilah Bapak-Ibu sekalian beberapa catatan dari meja pimpinan yang bisa kami sampaikan kepada Bapak-Ibu sekalian. Untuk itu marilah kita memulai acara sidang yang tadi kami telah putuskan, diakrenakan ada hal-hal yang, barangkali setelah alat kelengkapan ini, kami tidak buar berurut, tapi sesuai dengan kesepakatan bersama, kami persilakan untuk pertama kepada Badan Kehormatan. Nah ini penting, inilah sebuah badan yang menjaga supaya kehormatan kita tetap terjaga, untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaannya. Dan pada kita nanti diminta keputusan untuk menyetujui kode etik, kemudian tata beracara Badan Kehormatan. Kami persilakan kepada pimpinan Badan Kehormatan. Tepuk tangan buat Ibu Aida.

4. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KETUA BK) Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, pimpinan alat kelengkapan, pimpinan Kelompok DPD di MPR RI, kemudian tamu-tamu dari pemda, DPRD, tokoh masyarakat dari Papua dan daerah lainnya yang datang khusus. Selamat datang kemari, semoga sukses apa yang diperjuangkan. Seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah dan sekretariat jenderal DPD RI serta hadirin-hadirat yang kami muliakan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Saya menyampaikan terima kasih diberikan kesempatan untuk lebih dahulu disini tidak sebagaimana biasa. Oleh karena harus ke DPR dalam rangka Panitia Khusus RUU Kepulauan dengan Pemerintah dan DPR. Jadi harus lari kesana dan alhamdulillah diberikan kesempatan. Teriring salam dan doa kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita bisa menghadiri Sidang Paripurna ke-16 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012 dalam keadaan sehat walafiat dan penuh kebersamaan, kekeluargaan, kasih sayang dan rahmat yang berlimpah ini.

Pintu dibuka didepan halaman, melihat nuri hinggap di dahan. Laporan BK segera akan saya bacakan, semoga DPD tetap dapat dapat menjaga kebersamaan.

Bapak-bapak dan Ibu sekalian. Adapun yang akan kami laporkan adalah sebagai berikut. Penanganan pertama penanganan pengaduan yang telah diterima oleh Badan Kehormatan. Kedua, penyempurnaan rancangan peraturan DPD tentang kode etik anggota DPD RI. Serta rancangan peraturan DPD tentang tata beracara BK DPD RI sebagai bentuk tanggung jawab yang diamanatkan secara konstitusional oleh peraturan perundang-undangan. Dan ketiga, rekapitulasi kehadiran anggota.

Pimpinan dan anggota DPD serta hadirin yang terhormat dan yang kami sayangi. Pertama, pengaduan terhadap anggota DPD RI.

Pada tahun sidang 2011-2012 Badan Kehormatan telah menerima 5 pengaduan. 2 diantaranya sudah kami laporkan pada masa sidang I dan II yang lalu. Sedangkan 3 pengaduan kami laporkan pada sidang paripurna hari ini.

(6)

Hadirin yang berbahagia. Badan Kehormatan melakukan tugas dan wewenang terhadap pengaduan yang memenuhi syarat secara materil, formil dan administratif. Untuk menindaklanjuti ketiga pengaduan tersebut kami telah membentuk tim penyelidikan dan verifikasi. Tim telah memproses pengaduan dengan mengundang dan mendengarkan keterangan pengadu, teradu, saksi, badik dari pihak pengadu maupun dari pihak teradu.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Badan Kehormatan telah sepakat dan memutuskan ketiga pengaduan tersebut. Berdasarkan pada fakta-fakta yang terungkap dalam proses penyelidikan dan verifikasi, prinsip etis dalam kode etik, norma kepatutan, kewajiban dan larangan, serta dengan musyawarah mufakat. Keputusan terhadap dugaan pelanggaran tata tertib dan kode etik yang dilakukan oleh ketiga anggota tersebut, setelah dilakukan penyelidikan dan verifikasi oleh Badan Kehormatan diputuskan untuk ditolak. Karena tidak termasuk peristiwa etik. Namun merupakan peristiwa delik pers dan perdata. Oleh karena itu Badan Kehormatan merehabilitasi nama baik ketiga anggota tersebut.

Perlu kami sampaikan pula, bahwa dalam draft tata beracara yang dalam sidang paripurna hari ini Badan Kehormatan mengharapkan dapat diputuskan, karena dalam draft tersebut telah diatur bahwa tidak semua pengaduan tdiproses dalam persidangan Badan Kehormatan. Akan tetapi diberikan hak dulu kepada sekretariat untuk meneliti apakah pengaduan yang diajukan merupakan peristiwa etik atau tidak merupakan peristiwa etik. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 37 keputusan Badan Kehormatan DPD RI nomor 1/BK-DPD/2008 tentang pedoman tata cara teknis penegakan kode etik DPD RI menyatakan bahwa keputusan Badan Kehormatan bersifat mengikat. Untuk itu dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan guna menjaga kerahasiaan atas ketiga pengaduan tersebut Badan Kehormatan akan menyampaikan ketiga keputusan dimaksud kepada pimpinan, pengadu dan teradu.

Kedua, penyempurnaan rancangan peraturan DPD RI tentang kode etik anggota DPD RI dan tata beracara Badan Kehormatan DPD RI.

Pada kesempatan sidang paripurna terakhir tahun sidang 2011-2012 kali ini dapat kami laporkan bahwa Badan Kehormatan DPD RI telah membahas untuk melakukan penyempurnaan kode etik dan peraturan DPD RI tentang tata beracara Badan Kehormatan sebagai tindak lanjut ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan menyempurnakan kedua peraturan tersebut Badan Kehormatan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang berkembang di lembaga DPD. Dalam kesempatan ini kami sampaikan hal-hal yang penting dalam draft kode etik. Diantaranya :

a. Menghapuskan ketentuan yang tidak termasuk peristiwa etik (korupsi, kolusi, dan nepotisme)

b. Menyesuaikan sistematika penulisan dan format sesuai peraturan perundang-undangan.

Sedangkan hal baru yahg diadopsi dalam draft tata bercara Badan Kehormatan diantaranya :

a. Badan Kehormatan melakukan penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran tata tertib dan kode etik disamping atas dasar pengaduan tetapi juga dapat berdasarkan temuan Badan Kehormatan.

b. Badan Kehormatan dalam menjalankan penyelidikan dan verifikasi dapat melalui mediasi.

c. Badan Kehormatan dalam menjalankan tugas penyelidikan dapat membentuk tim kerja dan dapat membentuk tim pencari fakta.

(7)

Pimpinan dan anggota DPD serta hadirin yang kami hormati.

Untuk itu, Badan Kehormatan melalui pimpinan mengharapkan sidang paripurna hari ini dapat menyepakati dan memutuskan untuk menetapkan kedua rancangan peraturan DPD tersebut menjadi Peraturan DPD RI.

Ketiga, rekapitulasi kehadiran anggota.

Berdasarkan keputusan Badan Kehormatan Nomor 05/BK-DPD RI/II/2012 tentang rekapitulasi kehadiran anggota DPD RI pada sidang paripurna dan sidang/rapat alat kelengkapan dan Kelompok DOD di MPR pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2011-2012, presentase kehadiran anggota pada tiap alat kelengkapan untuk kategori sangat kurang sebanyak 5 anggota, untuk selanjutnya Badan Kehormatan telah memberikan peringantan secara tertulis kepada anggota tersebut. Demikian juga Badan Kehormatan menyampaikan penghargaan bagi 16 anggota yang kehadirannya sempurna pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2011-2012.

Jika dibandingkan dengan Masa Sidang II untuk kategori sangat kurang 11 anggota, dengan demikian pada masa sidang kali ini dapat terlihat bahwa kinerja anggota DPD RI dalam memenuhi kewajibannya untuk menghadiri sidang/rapat semakin membaik.

Pimpinan dan anggota DPD serta hadirin yang terhormat.

Sebelum kami akhiri laporan pelaksanaan tugas Badan Kehormatan pada hari ini, perlu kami sampaikan bahwa Badan Kehormatan tetap menjalankan tugas rekapitulasi kehadiran anggota, sehingga kami menghimbau kepada seluruh anggota agar memperhatikan kehadiran pada tiap sidang atau rapat yang menjadi tugasnnya. Walaupun kita bukan anak sekolah tapi kita tentunya harus menjaga image dan kehormatan kita sebagai anggota DPD yang sangat membanggakan.

Demikianlah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian laporan Badan Kehormatan pada sidang paripurna kali ini. Ijinkanlah dari lubuk hati yang dalam kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan DPD, seluruh anggota DPD, serta jajaran sekretariat jenderal DPD RI, selaku sistem pendukung dalam setiap kegiatan Badan Kehormatan.

Mohon maaf bila ada kesalahan, hal yang menyinggung perasaan selama ini, selama kita berada di Badan Kehormatan. Tentunya atas perhatian saudara pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah serta sekretariat jenderal kami ucapkan terima kasih.

Dan oleh karena kita akan memasuki bulan puasa kami mengucapkan selamat berpuasa dan mohon maaf lahir dan batin.

Berbagai suku bangsa berlainan bahasa, jalur gemilang menyatukan kita semua. Teguh berdiri DPD dan kita semua tanda sepakat DPD harus lebih kuat agar masyarakat sejahtera , aman dan sentosa.

Mudah-mudahan kita semua dapat mencapai tujuan tersebut. Sekali lagi terima kasih. Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera,

Om Shanty Shanty Shanty Om.

Demikian, terima kasih, mohon maaf.

5. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA) Interupsi Pak Ketua

(8)

6. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, Ibu Aida Ismeth yang telah membawakan laporannya. Maklum, biasa orang Melayu. Jadi kalau tanpa pantun itu kayak (seperti) makan tanpa garam, begitu.

7. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA) Ketua, interupsi.

8. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Silakan, Pak Tonny.

9. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita sekalian.

Bapak-Ibu yang saya hormati.

Saya mohon maaf, saya minta ijin kalau bisa Komite I bisa menyampaikan lebih dulu, karena kebetulan kami dihadiri juga oleh tamu-tamu kita yang dari daerah. Dan tadi kami sudah janji mau makan tapi terlambat sehingga belum pada makan semua. Kami mohon ijin, mohon maaf. Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

10. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Memang sudah dipikirkan itu, cuma ini kan Ibu Aida ini mewakili kita untuk bicara dengan DPR mengenai kepentingan teman-teman khususnya, atau kepentingan kita untuk mewakili mengenai RUU mengenai Provinsi Kepulauan. Silakan Ibu Aida tinggalkan tempat untuk bisa segera melanjutkan rapat dengan. Belum ya, saya ketok dulu. Jadi habis ini kita akan lanjut ke Komite I.

Baik, Bapak-Ibu sekalian, kepada kita dimintakan ada dua hal untuk kita buat keputusan, yang selama ini telah kita bahas, kita pelajari, dan ini penting. Jadi Badan Kehormatan ini adalah lembaga yang menjaga kehormatan kita yang telah bekerja dengan baik sebagaimana laporan tadi. Mudah-mudahan dengan kode etik ini bisa disahkan, tentu mekanisme daripada beracara kita, kode etik sebagai aturan yang mengatur norma-norma buat kita, kemudian tata beracara Badan Kehormatan ini bisa kita sahkan sehingga nanti kedepan akan lebih baik lagi. Apakah dua-dua keputusan ini bisa kita setujui Bapak-Ibu sekalian? Setuju.

Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua. Terima kasih kepada anggota dewan yang mulia.

Selanjutnya kita masu ke materi acara berikutnya, sebagaimana yang tadi Pak Tonny Tesar juga sampaikan, kami mengapresiasi itu. Untuk itu kita persilakan kepada Komite I, pimpinan Komite I yang membidangi masalah otonomi daerah, pemekaran, hukum dan sebagainya untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya dan

(9)

keputusan apa yang perlu diputuskan pada sidang paripurna kali ini. Untuk itu waktu dan tempat kami persilakan.

11. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (KETUA KOMITE I) Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Kepada yang terhormat pimpinan DPD RI, Ketua dan Ibu Wakil Ketua, anggota DPD RI seluruh Indonesia, dan saudara-saudara kami yang hadir namun saya tidak bisa menyebutkan namanya satu persatu.

Yang saya hormati Bupati Kabupaten Fakfak, Mohammad Uswanas. Mungkin bisa berdiri Pak Bupatinya. Ini Pak Bupatinya.

Kemudian Ketua DPRD Kabupaten Fakfak, Bapak Hafiz yang juga hadir. Kemudian anggota DPRD dari Papua Barat Bapak Ishak.

Kemudian Bapak Sekda Kabupaten Teluk Bintuni, Bapak Manuputi. Kemudian Wakil Sekda DPRD Kabupaten Teluk Bintuni Bapak Edison.

Kemudian Asisten I Kabupaten Yapen, Bapak Hengki Worumi dari Papua. Kalau tadi Papua Barat ini Papua.

Pimpinan DPRD Kabupaten Yapen, Bapak Denis Wanggai dan Bapak Herman Wanomi.

Pimpinan DPRD dari Kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang juga hadir pada kesempatan siang hari ini.

Ibu Sesjen dan Bapak Wakil Sesjen beserta seluruh jajaran sekretariat jenderal, dan hadirin serta undangan yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan karuani dan rahmat-Nya sehingga kita dapat menghadiri dan insya Allah bisa mengikuti seluruh agenda sidang paripurna ke-16 DPD RI sampai dengan selesai pada hari ini.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa Komite I dalam menjalankan tugas dan wewenang konstitusionalnya pada masa sidang IV tahun sidang 2011-2012 telah berupaya dan konsisten untuk menindaklanjuti setiap aspirasi masyarakat dan daerah serta mengoptimalkan pembahasan dan penyelesaian program-program kegiatan yang belum terselesaikan pada masa sidang sebelumnya. Pada kesempatan ini kami mohon kepada sidang yang mulia untuk mengesahkan beberapa keputusan dari Komite I.

Yang pertama adalah pandangan DPD atas Rancangan Undang-Undang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan. Dan kami mohon ijin kepada sidang paripurna yang mulia, rancangan ini akan langsung dibacakan oleh Timja RUU Kepulauan yaitu Ibu Aida, kemudian Pak Jack, kemudian Pak Emanuel dan beberapa anggota lain yang tergabung dalam Timja pada kesempatan jam 15.30, sesuai dengan undangan pada kesempatan hari ini. Adapun garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Judul RUU Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan.

a. Judul dimaksud mengandung makna yang sangat sederhana, yaitu sekedar memberikan alternatif solusi terhadap pembangunan di daerah kepulauan yang terkesan masih tertinggal dibandingkan dengan realitas pembangunan di daerah lain. Sesungguhnya hendak diperjuangkan dengan RUU dimaksud adalah pengakuan tentang daerah kepulauan sebagai satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni

(10)

perlakukan pemerintah terhadap kekhususan disamping keistimewaan pemerintahan daerah yang sejalan dengan eksistensi Indonesia sebagai negara kesatuan dalam negara kesatuan. Semua kekuasaan pemerintahan ada di tangan pemerintah pusat, mengedepankan bahwa unitary state is one in which we find, kekuasaan terletak kepada pemerintah pusat dan tidak ada pada pemerintahan daerah. Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi. Tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tertinggi tetap ada di tangan pemerintah pusat.

b. Jika dicermati judul RUU Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan dan dikaitkan dengan substansi yang dirumuskan, terlihat jelas tidak konsisten antara kedua hal tersebut. Substansi lebih mengarah pada pengakuan kewenangan daerah kepulauan sebagai satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus dan bentuk perlakuan intervensi pemerintah pusat terhadap daerah-daerah kepulauan yang berkarakter khusus. Namun sebaiknya judul menggambarkan sesuatu yang bersifat insidentil berupa solusi terhadap ketertinggalan pembangunan daerah kepulauan.

c. Selain itu judul tersebut memberikan gambaran pula bahwa semua daerah-daerah kepulauan masih tertinggal dibandingkan daerah yang berkarakter kontinental. Namun hal tersebut justru tidak faktual karena ada sebagian daerah kepulauan menunjukan dinamika pembangunannya yang lebih baik.

d. Judul tersebut juga memberikan konotasi seolah-olah percepatan pembangunan bersifat limitatif jangka waktu tertentu, sehingga RUU tersebut pada saatnya akan kehilangan kekuatan yuridis karena terwujudnya pembangunan yang dicita-citakan. e. Judul tersebut belum mengakomodir landasan filosofi pancasila yang antara lain

menghargai kebhinekaan. Kebhinekaan semestinya memberikan ruang bagi masing-masing daerah menampilkan dan mengembangkan karakteristik spesifiknya yang meliputi geografis, budaya, komunitas hukum adat, entitas, ekonomi dan politik. f. Selain itu pengertian otonomi daerah dalam Rancangan Undang-Undang tentang

Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan, bila dibandingkan dengan isi atau substansi dari RUU yang diajukan ternyata tidak sejalan. Pengertian otonomi daerah kepulauan seperti dimaksudkan tampaknya mencakup penyelenggaraan wewenang pemerintahan di wilayah darat dan perairan laut sebagaimana dikemukakan dalam pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) RUU Percepatan Pembangunana Daerah Kepulauan. Terdapat frasa, sesuai peraturan perundang-undangan. Frasa ini mengandung makna bahwa peraturan perundangan yang dimaksud merujuk pada wewenang atas laut sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Keadaan ini justru belum menjawab masalah percepatan pembangunan sebagai suatu proses yang dilakukan melalui penyelenggaraan pemerintah kepulauan.

Bapak-Ibu anggota DPD yang terhormat.

Jadi poin-poin itu secara substansi bisa disampaikan pada kesempatan sidang bersama DPR hari ini. Dan kami nantinya minta persetujuan Bapak-Ibu dalam bentuk pandangan DPD RI terhadap RUU Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan.

Selanjutnya Bapak-Ibu sekalian.

Komite I juga meminta pengesahan pada sidang paripurna hari ini mengenai pembentukan daerah otonomi baru di Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat. Komite I dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah terkait dengan usulan pembentukan DOB telah melakukan berbagai serangkaian kegiatan mulai dari tahapan penelitian persyaratan administratif sampai dengan kunjungan kerja yang selanjutnya dilakukan analisis dan kajian melalui pembahasan intensif di tim bidang tugas 3

(11)

Komite I dalam serangkaian pembahasan atas aspirasi yang ada dan proses penyusunan pandangan atas usulan pembentukan DOB, Komite I pada tanggal 9-10 Juli 2012 telah berhasil menyelesaikan dan menyepakati pandangan dan pendapat DPD RI atas beberapa usulan pembentukan DOB, yaitu :

1. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Timur sebagai pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Yapen di Provinsi Papua.

2. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Barat Utara sebagai pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Yapen di Provinsi Papua.

3. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Kokas sebagai pemekaran dari Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat.

4. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Muskona sebagai pemekaran dari Kabupaten Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat.

5. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa sebagai pemekaran dari Provinsi NTB.

6. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Lombok Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara barat.

Berkenaan dengan pandangan dan pendapat atas beberapa usulan pembentukan daerah otonomi baru tersebut, Komite I dalam kesempatan ini meminta persetujuan anggota dalam sidang paripurna hari ini agar dapat disahkan menjadi produk DPD, selanjutnya disampaikan kepada DPR untuk ditindaklanjuti. Secara substansial pandangan DPD atas 6 DOB tersebut memuat materi persetujuan atas dibentuknya daerah otonomi baru karena telah memenuhi persyaratan adminitratif, teknis dan fisik kewilayahan sebagaimana ketentuan dari PP 78 Tahun 2007. Subtansi penting lain yang menjadi pertimbangan persetujuan pembentukan DOB khususnya di Papua dan wilayah yang berbeda dengan daerah lainnya tentang rentang kendali yang cukup jauh sangat sulit bagi terselenggaranya pelayanan publik yang optimal bagi kepentingan masyarakat jika tidak dilakukan pemekaran daerah.

Bapak-Ibu sekalian, anggota DPD, peserta sidang paripurna yang saya hormati. Pada kesempatan ini juga kami ingin melaporkan materi lainnya yang penting untuk diinformasikan adalah mengenai RUU Hak Atas Tanah. Komite I dalam pelaksanaan tugasnya di bidang legislasi mengenai RUU Hak Atas Tanah, setelah melakukan serangkaian tahapan mulai dari inventarisasi masalah sampai dengan finalisasi draft RUU maka pada tanggal 20 Juni 2012 telah menyelesaikan dan menyepakati substansi naskah akademik dan draft RUU Hak Atas Tanah. Atas penyelesaian RUU Hak Atas Tanah di Komite I kami sangat menghargai dan mengapresiasi keterlibatan anggota Komite I yang bertanggungjawab secara penuh dalam penyusunan RUU Hak-hak Atas Tanah ini sehingga cukup dapat memenuhi target yang diinginkan. RUU tersebut sudah diserahkan ke PPUU untuk dilakukan harmonisasi, pembulatan, pemantapan konsepsi RUU Hak Atas Tanah untuk kemudian dapat disahkan pada awal masa sidang berikutnya.

Demikianlah laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite I untuk masa Sidang Paripurna ke-16 DPD Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012 yang dapat kami sampaikan. Oleh karena sidang ini adalah sidang paripurna terakhir tahun sidang 2011-2012, maka kami sebagai pimpinan Komite I, saya, Pak Alirman, Pak Paulus Sumino, memohon maaf apabila dalam pergaulan sehari-hari ada kekhilafan, ada kekurangan, terutama anggota Komite I yang telah bekerjasama cukup baik selama ini kepada kami bertiga untuk kemudian bisa dimaklumi dan diberikan, dibukakan pintu maaf yang

(12)

sebesar-besarnya. Atas perhatian pimpinan dan seluruh anggota DPD RI serta hadirin kami ucapkan terima kasih.

Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 12. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kita ucapkan kepada saudara Dani Anwar sebagai pimpinan Komite I yang telah menyampaikan progress report yang telah dilaksanakan oleh anggota di Komite I.

Bapak-Ibu sekalian, seperti tadi telah disampaikan laporan perkembangan dan juga keputusan yang bakal kita sahkan pada kesempatan ini, untuk itu kita akan mengambil keputusan, ada 7 keputusan yang harus kita ambil, dan menurut saya kita harus sepakati satu-satu untuk bisa menjadi keputusan pada dewan ini.

Bapak-Ibu sekalian, apakah dapat kita menyepakati bahwasa pandangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk bisa menjadi keputusan kita mengenai Rancangan Undang-Undang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan? Setuju.

Terima kasih.

Yang kedua, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Timur sebagai pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Yapen di Provinsi Papua? Setuju.

Selanjutnya apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Barat Utara sebagai pemekaran dari Kabupatan Kepulauan Yapen di Provinsi Papua?

Yang keempat, apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Kokas sebagai pemekaran dari Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat?

Terima kasih.

KETOK 2X

KETOK 2X

KETOK 2X

(13)

Selanjutnya dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Moskona sebagai pemekaran dari Kabupaten Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat?

Yang keenam, apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa sebagai pemekaran dari Provinsi Nusa Tenggara Barat?

Yang ketujuh, dapatkah kita menyepakati dan menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Lombok Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat?

Baik Bapak-Ibu sekalian, kita telah melaksanakan tugas konstitusional kita, yang kita telah menyepakati 7 hal tadi yang telah kami sampaikan. Dan mudah-mudahan lanjutannya kita perjuangkan bersama-sama melalui DPR RI supaya ini bisa kita tetapkan dalam rangka lahirnya pemekaran daerah otonomi baru dalam rangka untuk lebih meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah masing-masing. Mudah-mudahan suara Bapak sekalian dan para tamu undangan yang hadir akan menjadi awal daripada kebangkitan dan kemajuan daerah-daerah yang ada di daerah yang Bapak-Ibu wakili.

Baiklah Bapak-Ibu, para sidang dewan yang mulia.

Kita akan melanjutkan dan mempersilakan. Tapi sebelumnya tadi saya dengar dari Pak Tonny Tesar, sebagian saudara-saudara kita yang datang jauh-jauh yang telah menunggu dari pagi sampai siang ini katanya belum makan siang, kita tidak mau ada korban nantinya. Kita persilakan kepada Pak Tonny sebagai sahibul bait, tuan rumah, untuk menjamunya. Bagi yang belum makan siang kami persilakan dengan hormat untuk meninggalkan ruang sidang ini, biar kami bisa melanjutkan.

13. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA) Pak Ketua.

Terima kasih Bapak-Ibu yang saya hormati dan pimpinan DPD yang saya banggakan. Saya mewakili teman-teman dari Papua, Kabupaten Yapen Baru dan Yapen Timur, dan seluruh masyarakat Kepulauan Yapen menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Komite I dan seluruh anggota DPD dan pimpinan DPD serta sekretariat yang telah memberikan dukungan dan memberikan semangat untuk kami masyarakat Yapen untuk dimekarkan. Mudah-mudahan perjuangan ini diberkati oleh Tuhan. Terima kasih dan kami mohon diri, kami pamit.

KETOK 2X

KETOK 2X

(14)

14. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, silakan Saudara Mervin untuk menyampaikan sepatah dua patah katanya. 15. PEMBICARA : MERVIN SADIPUN KOMBER (PAPUA BARAT)

Terima kasih pimpinan.

Saya juga mewakili masyarakat dari wilayah pemekaran calon Kabupaten Kokas dan Moskona menyampaikan terima kasih terutama kepada Komite I, Pak Dani dan teman-teman, serta seluruh teman yang sudah menyetujui pemekaran calon Kabupaten Kokas dan Moskona pada kesempatan ini. Dan mohon ijin untuk menjamu mereka juga pimpinan.

Terima kasih.

16. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Terima kasih. Apa ada perwakilan dari Nusa Tenggara Barat, kami persilakan, sepatah dua patah kata, Pak Profesor Farouk?

17. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Singkat saja atas nama warga Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada umumnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada DPD atas persetujuan pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa dan Kabupaten Lombok Selatan pemekaran dari Lombok Timur.

Terima kasih. 18. PEMBICARA :

Perwakilan dari NTB, Pulau Pisi, Pulau Sumbawa. Kami terima kasih kepada pimpinan DPD yang telah ……… (tidak jelas) Provinsi Pulau Sumbawa segera dibentuk. Terima kasih banyak dan ditindaklanjuti.

19. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Silakan bagi saudara-saudara kita untuk membawa tamu-tamunya untuk bisa hadir ya. Silakan.

Baik Bapak-Ibu sekalian, kita masih ada agenda selanjutnya. Saya mohon kita kosentrasi, masih banyak keputusan lagi yang harus kita putuskan. Ini baru dua alat kelengkapan yang telah kita putuskan. Selanjutnya kami persilakan kepada pimpinan Komite II untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Untuk itu waktu dan tempat kami persilakan.

20. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KETUA KOMITE II) Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Swastyastu.

Yang terhormat pimpinan DPD RI, pimpinan alat kelengkapan DPD RI, anggota DPD RI, sekretariat jenderal DPD RI beserta jajarannya, saudara-saudara saya dari Papua Barat dan Papua, dan teman-teman seperjuangan dari Nusa Tenggara Barat, saya lihat hadir,

(15)

karena apa? Saya ingat NTB ingat anak saya lahir di NTB yang nomor satu, Bapak. Dan para hadirin sekalian yang saya cintai.

Saya lanjutkan.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Pada penutupan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012 tanggal 12 Juli 2012, kami Komite II DPD RI memohon kepada pimpinan dan seluruh anggota DPD RI untuk diputuskannya beberapa pandangan dan pendapat. Pertama, RUU tentang Jalan Nomor 38 Tahun 2004, pandangan dan pendapat RUU tentang Perdagangan, dan pandangan pendapat RUU tentang Keantariksaan.

Pengawasan ada juga dua undang-undang tertentu yang perlu minta diputuskan pada sidang yang mulia ini yaitu pengawasan. Pertama, pengawasan DPD RI terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas Angkutan Jalan. Kedua, pengawasan DPD RI terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Jadi ada tiga pandangan pendapat dan ada dua pengawasan memohon diputuskan pada sidang paripurna yang sangat mulia ini.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Komite II DPD RI dalam hal RUU inisiatif, saya dengar di depan tadi kurang ada 7 daerah pemekaran baru yaitu Papua dan Nusa Tenggara Barat. Untuk menyambut perkuatan daripada otonomi daerah Komite II DPD mempunyai inisiatif, yaitu membuat RUU inisiatif BUMD yang betul-betul produk DPD RI. Sehingga semua pemekaran yang telah kita setujui bersama bisa berjalan dengan baik dalam rangka perkuatan daerah. Kedua, RUU inisiatif perubahan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 yaitu tentang mineral dan batubara.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Lain-lain Komite II juga telah melakukan suatu rapat dengar pendapat dengan mitra kerjanya yaitu ada kira-kira 9 kementerian yang telah kita undang di DPD RI. Pertama Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perikanan. Mohon maaf saya ulangi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perumahan Rakyat. Jadi kira-kira ada 8 kementerian yang sudah kita undang untuk rapat dengar pendapat dengan Komite II DPD RI.

Bapak Ibu sekalian yang saya hormati.

Komite II DPD RI juga melakukan advokasi-advokasi. Pertama, berusaha untuk menjadi suatu mediator sengketa tanah antara PT. Weda Bay Nickel dengan masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara. Dengan menghadirkan Dirjen Minerba Kementerian SDM, Deputi V Badan Pertanahan Nasional, Bupati Halmahera dan jajaran direksi PT. Weda Bay Nickel dalam rapat dengar pendapat dengan Komite II DPD RI.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Selain itu Komite II sepakat untuk menghadirkan perusahaan tambang yang telah melakukan, pertama aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial. Hadir pada Masa Sidang IV yaitu PT. Indo Minco yang telah menjalankan usaha tambang dengan memenuhi 3 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial. Diharap seluruh perusahaan pertambangan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dalam rangka menyerap aspirasi perubahan undang-undang yang telah saya sebutkan di depan tadi, yaitu Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Dalam rangka juga advokasi, dimana-mana sekarang masalah kehutanan merupakan suatu masalah yang serius di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 19 Juni 2012 Komite II DPD RI telah melakukan dengar pendapat dengan Ketua DPRD

(16)

Kabupaten Tana Tidung dan masyarakat adat dan kepala desa Kabupaten Tana Tidung, Bupati serta masyarakat adat Kabupaten Sukabumi datang ke DPD RI yaitu Komite II dalam rangka menyampaikan permasalahan-permasalahan adat yang terletak disekitar hutan daerah tersebut.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Pada sidang Panmus beberapa jam yang lalu sudah dibahas insya Allah ada suatu seminar nasional yang akan menyatukan presepsi tentang Undang-Undang No. 41 Tahun 1999. Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan seluruh anggota DPD RI yang hadir pada penutupan sidang ke-4 yang kita muliakan ini.

Bapak Ibu sekalian yang saya hormati.

Sebelum saya tutup laporan kinerja Komite II DPD RI, pada sidang yang sangat kita muliakan bersama ini keluarga besar Komite II DPD RI mengucapkan; pertama, selamat menjalankan ibadah puasa mohon maaf lahir dan batin. Kedua, selamat, saya ulangi, keluarga besar Komite II DPD RI mengucapkan selamat kepada Daerah Istimewa Yogyakarta atas disepakatinya RUU keistimewaan yaitu penetapan gubernur dan sebagainya. Kita kasih applause buat Ibu Hemas. Yang ketiga, keluarga besar Komite II DPD RI mengucapkan selamat kepada para senator Daerah Khusus Ibukota yang telah melaksanakan pemilu putaran pertama dengan aman, tertib dan damai. Saya pikir itu. Dan yang terakhir seluruh keluarga besar pimpinan dan anggota Komite II memohon maaf kepada pimpinan dan seluruh anggota DPD RI bila ada hal-hal yang kurang berkenan pada Masa Sidang IV ini dalam menjalankan tugas-tugas konstitusi yang telah saya laporkan di atas tadi. Terima kasih.

Akhirulkalam, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Shanty Shanty Shanty Om. Terima kasih.

21. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan Komite II, Pak Bambang Susilo.

Baik, Bapak-Ibu sekalian, hadirin yang saya hormati, para anggota dewan yang mulia. Kepada kita pada sidang paripurna ini dimintakan untuk dapat menyetujui. Ada 5 hal yang pokok untuk bisa kita sepakati, tapi baiklah saya ingin bacakan satu-satu. Pertama, dapatkah kita menyetujui sebagai produk dari Komite II dan menjadi produk daripada DPD ini, yaitu; satu, pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Jalan. Apakah dapat kita setujui?

Tepuk tangan buat kita semua.

Yang kedua, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Keantariksaan. Mudah-mudahan ada diantara kita nanti yang bisa menjadi astronot wan/wati disuatu saat. Apakah bisa kita sepakati? Setuju?

KETOK 2X

(17)

Tepuk tangan untuk kita kedua. Tambah lagi produk konstitusi kita.

Yang ketiga, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas Rancangan Undang-Undang tentang Perdagangan? Setuju?

Yang keempat, dapatkan kita menyetujui hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan? Setuju?

Yang terakhir, dapatkah kita menyetujui bersama pada sidang paripurna ini mengenai pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan? Setuju?

Baiklah Bapak Ibu sekalian. Sekali lagi kami dari meja pimpinan mengucapkan terima kasih pada pimpinan Komite II dan anggota Komite II. Dan tentu seluruhnya kepada kita atas tugas-tugas yang telah dilaksanakan pada periode masa sidang ini.

Selanjutnya, kita masih banyak lagi agendanya, harus saya percepat. Kita mempersilakan kepada pimpinan Komite III untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya, dan juga kepada kita untuk dapat menyetujui hasil pengawasan nanti akan disampaikan. Silakan.

22. PEMBICARA : Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III) Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pantun terakhir saja nanti kalau banyak pantun habis waktu kita. Yang terhormat saudara pimpinan DPD RI.

Yang terhormat saudara pimpinan alat kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD di MPR.

Yang terhormat saudara Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI, serta hadirin yang berbahagia.

Allah yang maha sempurna telah mempertemukan kita pada hari ini. Dan sebagaimana baiknya marilah kita sama-sama bersyukur atas nikmat yang kita peroleh sampai detik ini. Ijinkanlah saya menyampaikan beberapa hal hasil kerja Komite III sebagai berikut. Pertama, pada masa sidang IV tahun sidang 2011-2012 periode 20 Juni sampai 11 Juli ini Komite III dalam waktu relatif singkat telah melaksanakan serangkaian kegiatan berupa sidang pleno yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali, rapat kerja sebanyak satu kali, rapat dengar pendapat satu kali, kunjungan kerja komite sebanyak satu kali dan finalisasi sebanyak satu kali. Kami telah melakukan rapat kerja Komite III DPD RI dengan

KETOK 2X

KETOK 2X

(18)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya Komite III DPD RI telah melakukan rapat dengar pendapat Komite III dengan Komite Olahraga Nasional Pusat terkait persiapan Pekan Olahraga Nasional di Provinsi Riau. Kemudian daripada itu Komite III juga telah melakukan kunjungan kerja Komite III ke wilayah Provinsi Jambi, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Gorontalo dengan materi pengawasan bidang kesehatan dan pemberdayaan perempuan, jampersal, serta menghimpun pandangan dan pendapat atas Rancangan Undang-Undang tentang pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan pengawasan, serta pengawasan terhadap RUU JPH serta permasalahan-permasalahan lain yang berkembang di daerah sesuai tugas Komite III.

Selanjutnya, Komite III telah menyelesaikan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juni sampai 26 Juni 2012 dengan hasil sebagai berikut;

A. Simpulan.

Beberapa simpulan dapat diambil adalah sebagai berikut;

Satu, penyelenggaraan Ujian Nasional tahun 2012 yang dilaksanakan oleh pemerintah dan didasarkan pada Pasal 63 PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah mereduksi peran pendidik dan bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

Kedua, keputusan Mahkamah Agung atas perkara Nomor 2596 K/Pdt/2009 memerintahkan kepada pemerintah untuk melakukan peningkatan atas kualitas guru, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, dan akses informasi yang lengkap diseluruh daerah Indonesia sebagai persyaratan permasalahan UN. Faktanya meskipun seluruh persyaratan tersebut belum dapat dipenuhi, tetapi Ujian Nasional tetap dilaksanakan. Selain itu, argumentasi permasalahan Ujian Nasional yang antara lain ditujukan sebagai pemetaan mutu pendidikan tidak dapat dipertahankan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena peraih nilai UN tinggi justru diperoleh disekolah-sekolah yang minim sarana dan prasarananya.

Ketiga, kebijakan guru honorer yang dilakukan oleh pemerintah telah tidak mampu menyelesaikan permasalahan atas keterbatasan jumlah guru dan persebaran guru yang tidak merata. Kebijakan tersebut justru menimbulkan persoalan baru dan isu diskriminasi terutama terkait dengan kesejahteraan guru honorer yang belum memadai dibandingkan guru lainnya meskipun melakukan pengabdian yang sama dan proses peningkatan status guru yang kini belum selesai juga.

Empat, hak-hak pendidik atau guru sebagaimana disebut pada Pasal 40 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yakni berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan yang pantas dan memadai belum terlaksana.

Kelima, putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No. 024/PUU-V/2007 tanggal 20 Februari 2008 telah menyebabkan perubahan atas tafsir Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Sisdiknas yang berdampak pada implementasi pengalokasian anggaran pendidikan. Ditafsirkan bahwa anggaran pendidikan minimal 20% tersebut harus termasuk gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan. Disamping itu, penggunaan anggaran pendidikan 20% yang tidak hanya diperuntukan bagi Kementerian Pendidikan Kebudayaan akan tetapi juga untuk Kementerian lainnya.

B. Rekomendasi.

Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana uraian di atas, kami ingin menyampaikan rekomendasi sebagai berikut;

Satu, mendesak pemerintah untuk melakukan revisi atas Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, karena tidak lagi mampu mengakomodasi kebutuhan penyelenggaran pendidikan nasional Indonesia yang semakin berkembang.

(19)

Kedua, meminta pemerintah menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional, karena telah bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan melaksanakan kebijakan evaluasi belajar sesuai dengan amanat Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dengan cara mempersiapkan sistem evaluasi hasil belajar yang dapat menggambarkan proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Ketiga, meminta Pemerintah untuk melaksanakan kewajiban hukum sebagaimana Amar Putusan MA Nomor 2596/K/Pdt/2009 yakni melakukan peningkatan atas kualitas guru, kelengkapan sarana-prasarana sekolah, dan akses informasi yang lengkap di seluruh daerah Indonesia.

Keempat, mendesak pemerintah menyusun dan menetapkan sebuah kebijakan yang tepat dan komprehensif sebagai solusi terhadap permasalahan keterbatasan jumlah guru dan persebaran guru yang tidak merata. Secara khusus terhadap kebijakan guru honorer yang telah berlangsung saat ini pemerintah harus segera mempercepat proses pengangkatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Kelima, meminta pemerintah untuk melaksanakan kewajiban hukum yang menjamin pemenuhan hak-hak guru atas penghasilan dan kesejahteraan yang pantas dan memadai, terutama bagi guru swasta, guru bantu dan guru honorer sebagaimana Pasal 40 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Kewajiban hukum tersebut berupa :

a. Menerbitkan regulasi yang mengatur tentang honorer dan tenaga tidak tetap yang di dalamnya membuat penghasilan minimal bagi guru.

b. Memperbaiki sistem penyaluran tunjangan profesi guru dan memastikan tunjangan tersebut sampai kepada guru secara tepat waktu, tepat sasaran, serta transparan dan akuntabel.

Terakhir, mendesak pemerintah melakukan pengawasan baik internal di dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pengawasan antar kementerian secara ketat sehingga mencapai penggunaan anggaran pendidikan yang efektif dan efisien.

Melalui sidang paripurna yang terhormat ini, kami mohon perkenan seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang terhormat untuk mengesahkan laporan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menjadi keputusan DPD untuk selanjutnya disampaikan kepada DPR dan Pemerintah.

Akhirnya, sehubungan menghadapi bulan ramadhan yang mulia dan mengakhiri masa jabatan kepemimpinan kami di Komite III, ijinkanlah kami mengangkat tangan memohon maaf bila mana ada tersalah kata, tersalah bahasa, tersalah ucap, maklumlah apa yang dikatakan oleh orang-orang tua kita, tak ada tebu yang tak beruas, tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri, tak ada manusia yang tidak sempurna. Akhirnya kuladai airnya tenang, disitu biduk banyak berhenti, mana yang baik bawalah pulang, mana yang buruk maafkan kami.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

23. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan Komite III yang telah menyampaikan proggress report selama sidang ini. Dan tentu kepada kita dimintakan untuk membuat sebuah keputusan yaitu mengenai hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang

(20)

Nomor 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Apakah hasil pengawasan ini bisa kita setujui dan kita sepakati? Silakan Pak.

24. PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL) Interupsi pimpinan.

Sudah berulang kali dari tahun ke tahun kita menanggapi Ujian Nasional. Seingat saya bahwa posisi kita tidak dalam setuju atau menolak waktu itu. Kalau dikatakan bahwa Ujian Nasional itu bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, justru dari Menteri Pendidikan ataupun jajarannya dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jadi mana yang betul ini? Kemudian Mahkamah Agung sendiri tidak ada keputusan yang melarang Ujian Nasional. Jadi menurut pendapat kami ini perlu dikaji, karena kalau ini bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan DPR yang membahas dan memutuskan Undang-Undang Sisdiknas, dia tahu persis kalau memang Ujian Nasional itu bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasti DPR tidak akan memberikan anggaran untuk pelaksanaan Ujian Nasional. Karena pelaksanaan Ujian Nasional itu cukup biayanya besar. Jadi dalam hal ini mohon dievaluasi lagi, jangan sampai kita menyatakan bahwa itu bertentangan dengan Sisdiknas tapi ternyata tidak bertentangan. Terima kasih.

25. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik ada hal lain sebagai catatan hasil pengawasan ini? Cukup ya.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian, dengan catatan ada yang disampaikan teman-teman para anggota yang terhormat tadi, ini adalah bagian untuk melengkapi, untuk menyempurnakan hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dapatkah ini kita setujui?

Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua.

Terima kasih kepada pimpinan dan anggota Komite III.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian, sebelum kita melanjutkan acara ini kepada Komite IV, kita akan mendahuluinya dengan laporan dari PPUU, karena bagaimanapun materi yang akan disampaikan ini sangat berkaitan dengan harmonisasi usul inisiatif RUU Keuangan Negara dari Komite IV. Untuk itu kami persilakan kepada pimpinan PPUU untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kami persilakan. Silakan Ibu Hairiah.

26. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU) Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kepada yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Yang kami hormati saudara-saudara anggota Dewan Daerah Republik Indonesia. Hadirin yang kami hormati.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

(21)

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sidang pada hari ini dapat kita laksanakan. Di penghujung tahun sidang 2011-2012 ini ijinkan kami atas nama anggota dan pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Panitia Perancang Undang-Undang pada Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012.

Pertama, PPUU telah melakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi rancangan undang-undang dari Komite IV, yaitu Rancangan Undang-Undang tentang Keuangan. Rancangan Undang-Undang tentang Keuangan tersebut masih banyak memerlukan perbaikan dari sisi legal drafting-nya dan banyak substansi rancangan undang-undang yang memerlukan penyempurnaan. Namun dengan kerjasama yang baik antara PPUU dengan Komite IV RUU tentang Keuangan telah kami selesaikan dan telah memuat kesesuaian unsur filosofis, yuridis, sosiologis serta politis. Hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab PPUU sebagai alat kelengkapan yang membidangi legislasi dalam rangka menjamin kualitas produk DPD RI. Kami harapkan sidang paripurna ini hari dapat mensahkan Rancangan Undang-Undang tentang Keuangan yang diusulkan oleh Komite IV sebagai rancangan undang-undang inisiatif dari DPD RI dan disampaikan kepada DPR untuk ditindaklanjuti.

Kedua, terkait dari surat Komite I Nomor DN. 100/28/DPD/VIII/2012 tanggal 3 Juli 2012 perihal penyampaian naskah akademik dan draft Rancangan Undang-Undang tentang Hak Atas Tanah untuk diharmonisasikan oleh PPUU. Maka dengan melihat constrain waktu yang sangat sempit tidak memungkinkan untuk diselesaikan pada masa sidang ini. Kegiatan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang tentang Hak Atas Tanah akan kami lakukan pada masa sidang yang berikutnya.

Selain itu PPUU telah melakukan beberapa kegiatan, terutama dalam mengembangkan dan mewarnai corak hubungan pusat dan daerah dalam sebuah kerangka sistematis pusat perancangan kebijakan dan informasi hukum pusat-daerah atau yang lebih dikenal ada dengan nama Law Center DPD. Untuk mengakomodir kearifan lokal dalam kerangka proses penentuan kebijakan nasional dalam kegiatan inventarisasi program legislasi nasional. Sampai saat ini Law Center DPD RI telah melakukan kerjasama dengan melakukan penelitian terhadap 32 perguruan tinggi di daerah. Sehingga diharapkan dari hasil penelitian tersebut dapat menjadi bahan referensi untuk alat kelengkapan DPD dalam pembahasan suatu materi tertentu. Dan juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran berupa informasi dan analisa yang berimbang. Terutama dalam menciptakan suatu keseimbangan pembangunan hukum nasional dan hubungan pusat dan daerah yang telah menitikberatkan pada pembangunan masyarakat dan daerah. Hasil-hasil penelitian kerjasama Law Center dengan perguruan tinggi telah dimuat dalam website. Kalau bisa Bapak dan Ibu membuka wabsite tersebut yaitu dengan nama senatorindonesia.org yang dapat diakses oleh anggota maupun alat kelengkapan DPD. Oleh karena itu PPUU melalui Law Center DPD terus mengembangkan jaringan kerjasama penelitian terutama dengan perguruan tinggi di daerah yang belum melakukan kerjasama.

Terkait dengan penyusunan usulan DPD untuk program legislasi nasional tahun 2013 yang akan datang, kami telah melakukan inventarisasi materi ke tiga wilayah yaitu Lampung, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Secara menyeluruh perguruan tinggi yang sudah melakukan kerjasama dengan DPD menunjukan antusiasme yang tinggi untuk mendukung DPD baik dalam kegiatan penelitian, kajian, kasuistis terhadap undang-undang maupun dalam mendukung amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu melalui sidang paripurna hari ini kami harapkan DPD secara kelembagaan maupun secara perorangan anggota DPD dapat tetap menjaga hubungan kerjasama dengan perguruan tinggi tersebut.

(22)

Hadirin yang kami hormati.

Sehubungan dengan Rancangan Undang-Undang Kesetaraan Gender yang menjadi prioritas legislasi DPD tahun 2012, RUU tersebut saat ini tengah diselesaikan oleh PPUU bersama-sama pakar dari Komnas Perempuan. Dan pakar-pakar yang telah PPUU undang dalam sidang dengar pendapat umum, PPUU juga telah melakukan studi referensi ke beberapa negara. Dimana dari hasil studi tersebut mendapatkan banyak data dan informasi, masukan serta pengalaman untuk penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Kesetaraan Gender.

Selain adanya masukan untuk sistem dukungan dan kelembagaan parlemen bahkan dari studi referensi PPUU ke Australia, rencananya Senat Australia akan melakukan kunjungan ke DPD RI dan itu bertepatan pada hari ulang tahun DPD RI tanggal 1 Oktober 2012 nanti. Jadi mohon kami juga melaporkan kepada pimpinan dan anggota, tanggal 1 Oktober itu insya Allah anggota parlemen yang terdiri dari senator dan DPR Australia yang membidangi hubungan internasional antara Indonesia dan Australia akan hadir di Indonesia dan akan hadir di DPD RI dalam rangka memperingati menghadiri ulang tahun DPD RI.

Bapak-Ibu sekalian, kesetaraan dan keadilan gender harus dimaknakan untuk menciptakan masyarakat yang demokratis, sejahtera dan berkeadilan. Dengan menghilangkan berbagai bentuk diskriminasi, subordinasi dan marginalisasi terhadap kedudukan dan peran perempuan, dengan demikian diharapkan nantinya tercipta suatu kedudukan posisi dan peranana sosial perempuan yang sejajar dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Uji sahih terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Kesetaraan Gender ini akan kami lakukan pada masa sidang yang akan datang.

Untuk selanjutnya saat ini kami tengah merumuskan Rancangan Undang-Undang tentang MD3. Adanya permintaan dari DPR untuk memberikan masukan terhadap RUU MD3 telah kami respon dan muatan materinya disesuaikan dengan naskah komprehensif hasil Pansus MD3 dan tim pengkaji Undang-Undang MD3 dan Undang-Undang P3 yang lalu. Dan kami berikan juga tambahan penjelasan terkait mengenai kedudukan DPD dalam sistem ketatanegaraan republik Indonesia. Keterbatasan kekuasaan formal DPD yang terbatas pada pengusulan rancangan undang-undang yang berhubungan dengan isu-isu kedaerahan menjadi isu sentral perubahan Undang-Undang MD3. Karena walaupun DPD dapat mengusulkan rancangan undang-undang ke DPR tetapi tidak ada jaminan bahwa rancangan undang-undang itu bisa diterima dan dibahas. Ketidakjelasan mekanisme yang dirumuskan sejak dalam perubahan Undang-Undang 1945 membuat hubungan kerja antara DPR dan DPD menjadi rancu. Ada 10 isu yang dibahas oleh PPUU menindaklanjuti hasil Pansus MD3 yang terkait dengan :

1. Pimpinan MPR. 2. Pimpinan DPR.

3. Pimpinan dan keanggotaan DPD. 4. Fungsi tugas dan kewenangan DPR. 5. Fungsi tugas dan kewenangan DPD. 6. Hak anggota DPD.

7. Alat kelengkapan DPD. 8. Hubungan DPR dan DPD.

9. Kedudukan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. 10.Sistem pendukung MPR, DPR dan DPD.

Selain penyusunan Rancangan Undang-Undang MD3, RUU tentang Hak Keuangan Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara sampai saat ini masih menjadi bahan

(23)

bahasan PPUU untuk masa sidang yang akan datang. Beberapa isu aktual tentang lembaga-lembaga negara dan konstruksi hak-haknya menjadi kajian serius di PPUU.

Bapak Ibu sekalian, demikian dari laporan kami dan kami atas nama pimpinan PPUU dan juga anggota PPUU mengucapkan terima kasih kepada pimpinan DPD RI, Bapak-Ibu anggota komite dan juga alat kelengkapan beserta Sesjen dan Wasesjen dan juga seluruh stafnya atas kerjasama ini. Dan mohon maaf jika selama hubungan kerjasama ada hal-hal yang tidak serasi dan selaras yang kami lakukan.

Demikian laporan kami dan kami sampaikan pada sidang paripurna kali ini. Dan terakhir kami ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa semoga eksistensi DPD dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah dapat lebih dirasakan manfaatnya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

27. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan PPUU yang telah menyampaikan pregress report-nya terutama untuk harmonisasi usul inisiatif RUU Keuangan Negara yang sebentar lagi akan disampaikan oleh pimpinan Komite IV untuk bisa kita sepakati. Untuk itu kami persilakan kepada pimpinan Komite IV untuk menyampaikannya.

28. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (KETUA KOMITE IV) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore hadirin yang berbahagia. Om Swastyastu.

Pimpinan dan para anggota DPD RI yang berbahagia serta para hadirin.

Ada tiga hal yang dimintakan keputusan pada sore hari ini dari Komite IV. Yang pertama adalah usul inisiatif Undang-Undang tentang Keuangan, yang tadi telah disampaikan oleh PPUU telah dilakukan harmonisasi dan penyesuaian dengan ketentuan-ketentuan penyusunan perundang-undangan. Kemudian yang kedua adalah tentang pertimbangan DPD terhadap RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Tahun 2011. Dan yang ketiga adalah pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan fiskal dan dana transfer ke daerah dalam RAPBN Tahun 2013.

Hadirin yang berbahagia.

Untuk RUU inisiatif tentang Keuangan ada beberapa poin penting yang perlu saya sampaikan.

1. DPD mengusulkan pembaharuan judul undang-undang tidak sebagai Undang-Undang Keuangan Negara tetapi menjadi RUU tentang Keuangan. Selaras dengan judul bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi landasan konstitusional pembentukan undang-undang ini.

2. Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara, keuangan daerah dan keuangan badan hukum.

3. Hak kewenangan, kewajiban dalam pengelolaan keuangan negara dan keuangan daerah.

4. Integrasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan penganggaran dalam sistem managemen pemerintahan negara.

(24)

5. Pengelolaan resiko keuangan negara dan keuangan daerah dalam satu sistem pengendalian resiko keuangan dan pencegahan terhadap resiko krisis, atau kita sebut sebagai protokol krisis keuangan.

6. Sistem pengawasan atau pemeriksaan terhadap keuangan negara, keuangan daerah dan implikasinya terhadap sistem pengawasan keuangan nasional.

7. Pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara dan keuangan daerah.

Naskah lengkap dari naskah akademik draft RUU inisiatif maupun penjelasannya telah sampai ke tangan Bapak-Ibu yang terhormat.

Hal yang kedua yang dimintakan keputusan dari Komite IV untuk sidang paripurna hari ini adalah tentang pertimbangan DPD RI terhadap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN tahun anggaran 2011. Secara ringkas DPD RI menerima Undang-Undang RUU pertanggung jawaban pelaksanaan APBN tahun anggaran 2011 dengan beberapa catatan.

1. Mengoreksi angka realisasi DPH SDA APBN tahun anggaran 2011 untuk memperhitungkan saldo dana cadangan yang masih belum disalurkan ke daerah per 31 Desember tahun 2011.

2. Perlunya pemerintah menetapkan target waktu yang jelas untuk pengalihan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan menjadi dana alokasi khusus atau DAK sebagaimana yang telah di amanatkan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.

3. Memperbaiki sistem informasi transfer ke daerah dengan mensinkronisasikan sistem informasi keuangan daerah dengan sistem akuntansi umum.

4. Secara kosisten DPD meminta kepada pemerintah untuk alokasi DAU sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 yaitu sekurang-kurangnya 26%. 5. Menyelesaikan kekurangan alokasi DAU secara nasional tahun 2011 sebesar 1,3

triliun.

6. Mengungkapkan secara memadai basis penentuan alokasi dana bagi hasil sumber daya alam dalam laporan keuangan pemerintah pusat sehingga tercapai transparansi dalam penentuan alokasi DBH sumber daya alam tersebut.

Inilah beberapa catatan yang terkait dengan RUU pertanggungjawaban APBN tahun 2011.

Selanjutnya untuk pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro pokok-pokok kebijakan fiskal dan dana transfer ke daerah untuk RAPBN 2013, DPD RI memberikan beberapa catatan.

Yang pertama, dana transfer ke daerah harus digunakan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat, peningkatan produktivitas dan penguatan daya saing daerah, percepatan pembangunan daerah, serta mendorong pembangunan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah menetapkan dana alokasi umum sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan netto dalam negeri yang ditetapkan di dalam APBN. Sehubungan dengan hal tersebut DPD RI mengusulkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pembangunan di daerah harus dilakukan kenaikan presentase DAU itu secara bertahap hingga mencapai 30% .

Catatan yang kedua dan terakhir, sesuai dengan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah yang mengamanatkan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian atau lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengisolasi gingerol pada rimpang jahe merah secara optimum dan mengidentifikasinya.Metode penelitian yang digunakan meliputi

terkontaminasi dengan batran pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumatr sakit,

Beberapa parameter tersebut diperhitungkan untuk menetapkan indeks toleransi tanaman terhadap pencemaran udara yang dinyatakan oleh Singh, Rao, Agrawal, Pandey and

PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN.. PENURUNAN KADAR

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari

bahwa dalam rangka percepatan pelayanan perizinan dan guna menindaklanjuti Rencana Aksi Pemberantasan Koru psi Terintegrasi Tahun 2019- 2020 dari Komisi Pemberantasan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-Exclusive

Variabel effort expectancy dan social influence tidak berpengaruh terhadap perilaku penerimaan penggunaan program aplikasi akuntansi Accurate pada SMK Yadika 1 Tegal Alur dan SMK