• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut panjang dan pendeknya, karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menurut panjang dan pendeknya, karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yaitu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Karya sastra sebagai salah satu wujud kebudayaan, merupakan hasil

kreativitas pengarang yang diperuntukan bagi peminat sastra (Damono,

1984:1). Karya satra merupakan hasil pikiran pengarang yang memuat ide-ide

atau gagasan-gagasan pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Karya

sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan

oleh masyarakat dan pengarang sendiri dalam penyampaian ide-idenya.

Menurut panjang dan pendeknya, karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yaitu

cerpen dan novel.

Novel adalah teks naratif dalam bentuknya sebagai novel (roman) dan

cerita pendek (cerpen) sebagai jenis sastra yang mengalami perkembangan

yang cukup besar (Wiyatmi, 2009:29). Mengacu pada pendapat sebelumnya,

unsur-unsur pembentuk karya sastra tidak dapat dipisahkan karena berkaitan

satu sama lain. Unsur-unsur pembentuk karya sastra yang tidak dapat

dipisahkan ketika penciptaan karya sastra yaitu: fakta-fakta cerita (alur, tokoh,

dan latar), dan sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang, konflik dan

klimaks, ironi, gaya dan nada, dan simbolisme).

Sokola Rimba merupakan sebuah novel yang berisi tentang catatan harian

(2)

memberantas buta huruf di daerah pedalaman Bukit Dua Belas, Jambi. Novel

ini menceritakan tentang pengalaman tokoh Aku dalam mengajari anak-anak

kecil di daerah pedalaman sana untuk belajar baca tulis dan berhitung. Dalam

novel ini diceritakan berbagai rintangan yang dihadapi tokoh Aku, mulai dari

penolakan, ancaman, serta pengusiran. Akan tetapi, usaha tokoh Aku

membuahkan hasil dan tidaklah sia-sia.

Selain diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 2007, novel Sokola

Rimba juga diterbitkan dalam bahasa Inggris di Washington DC pada tahun

2012 dengan judul The Junge School. Komentar-komentar positif berdatangan

dari para pembaca novel Sokola Rimba. Kak Seto seorang Komisi Nasional

Perlindungan Anak telah membaca novel Sokola Rimba dan memberikan

komentar pada novel tersebut yang tertera pada halaman sampul buku. Beliau

berkata bahwa novel Sokola Rimba ditulis oleh seorang wanita yang jujur,

cendekia, kreatif, berani, dan rendah hati (Manurung, 2013:vii).

Novel Sokola Rimba karya Butet Manurung menarik untuk diteliti karena

beberapa alasan. Pertama, novel ini adalah sebuah catatan harian seorang

tokoh Aku yang kemudian disusun menjadi sebuah novel. Cerita yang terjadi

di dalam novel merupakan kisah yang dialami oleh tokoh Aku sehingga

dengan meneliti novel Sakola Rimba mampu mengetahui karakter tokoh Aku

dalam novel Sokola Rimba.

Kedua, dalam novel Sokola Rimba ini, tokoh Aku digambarkan memiliki

watak yang kuat. Hal ini dapat terlihat dari usaha-usaha yang dilakukannya

(3)

dari sikap tokoh Aku yang tidak peduli rintangan sebesar apapun yang

menghadangnya, ia tetap bersikeras memberikan pendidikan baca, tulis, dan

hitung pada orang-orang Rimba.

Ketiga, selain watak kuat, tokoh Aku dalam novel Sokola Rimba juga

digambarkan memiliki watak berani. Ia mampu melawan petinggi Rimba yang

awalnya menolak pendidikan dan menganggap bahwa pendidikan adalah

kutukan. Dengan keberaniannya, tokoh Aku mampu membuat petinggi Rimba

menilai bahwa pendidikan adalah hal yang perlu dilakukan agar kelak mampu

memajukan kehidupan orang Rimba dalam menghadapi modernisasi yang

semakin maju.

Keempat, dalam novel Sokola Rimba, tokoh Aku digambarkan sebagai

orang yang yang menjunjung tinggi kearifan lokal masyarakat Rimba. Tokoh

Aku berusaha menjaga adat istiadat juga norma yang berlaku di dalam Rimba

selama memberikan pendidikan di Rimba meskipun itu tidak sesuai dengan

adat istiadat yang dianutnya sebagai orang Batak. Tokoh Aku beranggapan

bahwa dengan adanya sistem pendidikan mampu membuat orang-orang

Rimba menjadi melek huruf dan tidak lagi dibodohi oleh orang-orang kota.

Bukan hanya itu saja, dengan adanya pendidikan tokoh Aku mengajarkan

pada semua orang betapa pentingnya menjaga ekosistem dan kelestarian hutan

sehingga orang-orang yang tinggal di dalamnya mampu hidup dengan damai.

Seperti yang telah diuraikan, Sokola Rimba merupakan karya sastra yang

menonjolkan karakter kuat tokoh Aku. Alasan inilah yang membuat penulis

(4)

dengan menggunakan teori struktural Robert Stanton, yaitu teori yang

mengkhususkan perhatian pada bentuk dan atau cara penyampaian karya

sastra kepada pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah yang ingin dikemukakan oleh penulis dalam penelitian ini

ialah sebagai berikut.

a. Karakter tokoh Aku dan tokoh lainnya dalam novel Sokola Rimba

karya Butet Manurung.

b. Motivasi karakter dan perkembangan karakter tokoh Aku dalam novel

Sokola Rimba karya Butet Manurung.

c. Hubungan antartokoh dalan novel Sokola Rimba karya Butet

Manurung.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan

praktis. Tujuan teoritisnya adalah mengetahui karakter tokoh Aku, mengetahui

motivasi karakter dan perkembangan karakter tokoh Aku, dan hubungan

antartokoh dalam novel Sokola Rimba karya Butet Manurung dengan

menggunakan teori struktural yang dikemukakan oleh Robert Stanton. Adapun

tujuan praktisnya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat awam

(5)

perkembangan karakter tokoh Aku, dan hubungan antartokoh dalam novel

Sokola Rimba karya Butet Manurung.

1.4 Tinjauan Pustaka

Novel Sokola Rimba pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 oleh

Insistpress di Yogyakarta. Penulisnya adalah Butet Manurung (Saur Marlina

Manurung). Dalam novel tersebut, tokoh Aku menjadi tokoh utama dalam

cerita yang menceritakan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dialaminya

selama tinggal di Rimba. Tokoh Aku dalam cerita digambarkan menjadi

seorang antropolog yang mendikasikan diri pada usaha pemberdayaan

suku-suku terpencil di berbagai pelosok Nusantara lewat bidang pendidikan dan

pembelajaran. Penerbit beranggapan bahwa novel ini memberikan gizi batin

yang diperlukan oleh pemuda yang berupa idealisme, inspirasi, dan motivasi

yang menumbuhkan keberanian dan semangat melakukan petualangan yang

positif (Manurung, 2013:ix).

Beberapa tokoh masyarakat lain juga memberikan komentar pada novel

Sokola Rimba yang terdapat dalam halaman sampul. Anies Baswedan seorang

Rektor Universitas Paramadina mengatakan bahwa Butet Manurung

merupakan seorang guru yang mendidik dan menginspirasi anak-anak. Butet

menyinarkan cahayanya dengan menggabungkan kecintaannya terhadap alam

dan kasihnya kepada anak-anak dengan pendidikan.

Rumusan teori Robert Stanton pernah diterapkan untuk menganalisis novel

(6)

yang berjudul “Dunia-Dunia Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad

Fuadi : Analisis Struktur Robert Stanton” di Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Penulis mengatakan bahwa karakter Alif dalam

novel Ranah 3 Warna sebagai representasi pengarang telah memberikan

warna tersendiri. Alif digambarkan mempunyai karakter yang kuat dan selalu

bekerja keras untuk meraih cita-citanya. Namun, dengan adanya tekanan dan

masalah yang bertubi-tubi membuat tokoh Alif juga mempunyai karakter yang

cepat menyerah dan putus asa. Tokoh Alif sebagai karakter utama menjadi

fokus cerita dalam novel Ranah 3 Warna, sehingga apapun yang diperbuatnya,

dikatakannya, dan dipikirkannya memiliki andil dalam pembentukan dunia di

dalam novel.

Analisis struktur juga dilakukan oleh Nur Faiqoh (2008) dalam skripsinya

yang berjudul “Menunggu Matahari Melbourne Karya Remy Sylado: Analisis

Struktur Novel Menurut Robert Stanton” di Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam skripsinya tersebut penulis mengemukakan

bahwa tokoh utama dalam novel tersebut ialah Joko Trianto dan Mary Jane

Strom. Tokoh-tokoh dalam novel tersebut memiliki motivasi-motivasi yang

relevan dengan peristiwa sehingga mampu menyampaikan tema secara

maksimal kepada pembaca. Dalam skripsinya penulis menarik kesimpulan

bahwa motivasi khusus Joko Trianto dan Mary Jane Strom adalah bersikap

saling menggoda untuk menarik perhatian satu sama lain. Penulis juga

mengatakan bahwa Joko Trianto yang seorang homoseksual memiliki karakter

(7)

Mary Jane Strom menurut penulis dalam skripsinya tersebut digambarkan

mempunyai karakter yang selalu emosional dalam menghadapi masalah, suka

berpura-pura, dan juga seorang lesbian. Joko Trianto dan Mary Jane Strom

sebagai tokoh utama memiliki karakter yang kompleks sehingga mampu

membawa tema sentral dalam cerita.

Fithriyah Prasong (2008) juga menggunakan teori Struktur Robert Stanton dalam skripsinya yang berjudul “Kalatidha Karya Seno Gumira Ajidarma:

Analisis Struktur Novel Menurut Robert Stanton” di Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam skripsinya tersebut penulis

menentukan tokoh utama yaitu tokoh Aku. Tokoh Aku digambarkan memiliki

karakter yang sangat sensitif dengan hal-hal yang berkaitan dengan PKI

karena berhubungan dengan masa lalunya. Selain itu, penulis juga mengatakan

bahwa tokoh Aku memiliki kepribadian yang sangat kompleks sehingga

masalah-masalah yang muncul dalam dirinya dan kehidupannya sangat

menarik untuk direnungkan. Tokoh-tokoh dalam Kalatidha memiliki

motivasi-motivasi yang relevan dengan peristiwa sehingga mampu

menyampaikan tema secara maksimal kepada pembaca.

Selain tulisan di atas, skripsi berjudul “Cermin Merah Karya N. Riantiarno: Analisis Struktur Novel Model Robert Stanton” karya Nurina

Yudistianti (2007) di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta juga menggunakan teori strukturalisme. Dalam skripsi tersebut

penulis mengatakan bahwa Cermin Merah menggambarkan kehidupan

(8)

melupakan masa lalunya tersebut sehingga kehidupan masa depannya menjadi

terpuruk. Selain itu, penulis juga mengatakan bahwa tokoh utama memiliki

karakter yang selalu menengok masa lalunya. Hal ini menyebabkan si tokoh

utama tidak mampu bangkit dari keterpurukan karena selalu melihat

bayang-bayang masa lalunya di cermin yang merah, maksudnya yang menyimpan

banyak kepedihan dan keperihan.

Selanjutnya adalah skripsi Budhi Prianto (2007) yang berjudul “Novel

Mozart Moscow (Halo Moskow) Karya Lilimunir Croft Cusworth: Analisis Struktur Novel Model Robert Stanton” di Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam skripsinya penulis mengatakan bahwa tokoh

utama dalam novel tersebut adalah Poli. Poli digambarkan sebagai gadis yang

cantik dan pintar yang selalu ingin tahu tentang banyak hal sehingga kerap

menyeretnya ke dalam berbagai masalah.

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka di atas, diketahui bahwa belum ada

analisis tentang novel Sokola Rimba dengan teori Struktural Robert Stanton,

sehingga perlu diadakan penelitian dengan objek novel tersebut. Selain itu,

penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca terkait dengan tokoh

dan motivasi karakter dalan novel Sokola Rimba.

1.5 Landasan Teori

Untuk memahami makna sebuah karya sastra, baik yang berbentuk prosa

maupun puisi, dapat digunakan berbagai pendekatan. Salah satu diantaranya

(9)

memperhitungkan struktur-struktur atau unsur-unsur pembentuk karya sastra

sebagai suatu jalinan yang utuh. Pendekatan strukturalisme yang digunakan di

dalam analisis dimaksudkan untuk membongkar dan memaparkan secermat

mungkin keterjalinan dan keterkaitan semua unsur-unsur karya sastra yang

bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh (Teeuw, 1984:36).

Teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan penelitian ini

adalah teori Struktural Robert Stanton. Teori tersebut digunakan karena

memiliki konsep-konsep yang dapat digunakan untuk menjawab

masalah-masalah yang tertera dalam rumusan masalah-masalah.

Novel merupakan gambaran dunia menurut penggarang. Di dalam novel

terdapat dunia yang diciptakan oleh penggarang melalui beberapa tokoh,

beberapa konflik, hingga penyelesaian. Penggarang secara bebas mampu

membuat dunia baru di dalam novel. Tidak jarang pengalaman-pengalaman

yang dilalui selama hidup penggarang dituangkan di dalam novel.

Dunia adalah gabungan dari pengalaman-pengalaman kemanusian

penggarang yang di dalamnya terdapat fakta-fakta cerita, tema, dan

sarana-sarana sastra. Hubungan yang tidak terpisahkan ini membentuk kebersatuan

dunia. Kebersatuan dunia berlaku baik untuk karya sastra yang berupa novel

maupun cerpen. Khusus untuk menampung berbagai jenis pengalaman

(Stanton, 2012:99).

Menurut Robert Stanton dalam bukunya An Introduction to Fiction

(1965:11), karya sastra terdiri atas unsur tema (theme), sarana sastra (literary

(10)

cerita (fact) terdiri atas alur, latar, dan tokoh. Ketiganya merupakan unsur fiksi

yang nyata dan dapat dibayangkan peristiwanya di dalam sebuah novel karena

ketiga unsur ini sangat menonjol. Oleh karena itu, gabungan dari ketiga unsur

cerita dapat juga dikatakan sebagai struktur faktual (factual structure) atau

tahapan faktual (factual level) dari sebuah cerita.

Dalam sebuah karya fiksi, penggunaan istilah karakter biasa dikaitkan

dalam dua hal, yaitu tokoh dan penokohan atau perwatakan. Istilah karakter

menunjuk pada dua pengertian. Pertama, karakter menunjuk pada

individu-individu yang ada di dalam cerita. Kedua, karakter menunjuk pada bagaimana

lukisan-lukisan watak dari para tokoh, seperti campuran antara

kepentingan-kepentingan, keinginan, perasaan, dan prinsip moral yang membuat

individu-individu itu berbeda (Stanton, 2012:33).

Tokoh merupakan unsur yang penting dalam cerita karena tokoh

menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat,

moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Kehadiran tokoh dapat menggerakan cerita secara dinamis. Fungsi tokoh

adalah menciptakan konflik dan membuat cerita seolah-olah tampak hidup

(Stanton, 2012:34).

Makna sebuah nama bisa sangat jelas terasa. Pada kasus lain, bunyi yang

diartikulasikan dari nama karakter tertentu juga dapat mengarahkan kita pada

sifat karakter itu seperti nama. Bukti lain yang tidak kalah penting adalah

(11)

Deskripsi semacam ini hampir selalu membantu kita dalam memvisualisasikan

sekaligus memahami karakter tersebut (Stanton, 2012:35).

Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu ‘karakter utama’ yaitu

karakter yang terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita.

Biasanya, peristiwa-peristiwa ini menimbulkan perubahan pada diri sang

karakter atau pada sikap kita terhadap karakter tersebut (Stanton, 2012:33).

Alasan seorang karakter untuk bertindak sebagaimana yang ia lakukan

dinamakan motivasi. Motivasi khusus (spesifik) seorang karakter adalah

alasan atas reaksi spontan, yang mungkin juga tidak disadari, yang

ditunjukkan oleh adegan atau dialog tertentu. Motivasi dasar adalah suatu

aspek umum dari satu karakter atau dengan kata lain hasrat dan maksud yang

memandu sang karakter dalam melewati keseluruhan cerita. Arah yang dituju

oleh motivasi dasar adalah arah tempat seluruh motivasi khusus (spesifik)

bermuara (Stanton, 2013:33).

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 2013:901).

Ratna (2013:34) mengemukakan bahwa metode berfungsi untuk

menyederhanakan permasalahan sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan

dipahami. Metode penelitian digunakan agar penelitian menjadi lebih

(12)

Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan (Ratna, 2008:53). Tujuan dari

tahap metode analisis data ini adalah untuk memudahkan penulis menguak

fakta-fakta yang terdapat dalam karya sastra agar memberikan pemahaman

yang mendalam terhadap karya sastra yang diteliti. Fakta-fakta yang akan

dikuak oleh peneliti dalam skripsi ini antara lain mengenai tokoh dan

penokohan dalam novel Sokola Rimba karya Butet Manurung.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini antara

lain:

1. Menentukan objek material penelitian, yaitu novel Sokola Rimba karya

Butet Manurung.

2. Menentukan objek formal penelitian, yaitu teori strukturalisme yang

dicetuskan oleh Robet Stanton dalam bukunya An Introduction to

Fiction khususnya pembahasan mengenai tokoh dan motivasi karakter. 3. Menentukan masalah penelitian, yaitu tentang tokoh dan motivasi

karakter dalam novel Sokola Rimba karya Butet Manurung dan

menekankan pada tokoh Aku.

4. Melakukan studi pustaka dengan menentukan teori dan metode yang

digunakan dalam penelitian serta mencari dan membaca bahan pustaka

(13)

5. Melakukan analisis terhadap novel Sokola Rimba karya Butet

Manurung dengan teori strukturalisme Robert Stanton mengenai tokoh

dan motivasi karakter.

6. Mendeskripsikan karakter tokoh Aku dalam novel Sokola Rimba karya

Butet Manurung.

7. Mendeskripsikan motivasi karakter dan perkembangan karakter tokoh

Aku dalam novel Sokola Rimba karya Butet Manurung.

8. Mendeskripsikan hubungan antartokoh dalam novel Sokola Rimba

karya Butet Manurung.

9. Membuat kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan.

1.7 Sistematika Laporan Penelitian

Laporan penelitian ini disusun menjadi lima bab. Kelima bab tersebut

saling berubungan satu sama lain. Perincian dari masing-masing bab tersebut

ialah sebagai berikut :

Bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika

laporan penelitian.

Bab II analisis karakter tokoh Aku dan tokoh lainnya dalam novel Sokola

Rimba karya Butet Manurung.

Bab III analisis motivasi karakter dan perkembangan karakter tokoh Aku

(14)

Bab IV hubungan antartokoh dalam novel Sokola Rimba karya Butet

Manurung.

Referensi

Dokumen terkait

Kendaraan bermotor adalah sumber langsung yang mengemisikan pencemar ke atmosfer, sedangkan jumlah trip dan kendaraan perkilometer yang menentukan

 Pada contoh ini, kata adverb beautifully menggambarkan adjective dressed – dia adalah seorang perempuan yang berpakaian dengan cantik atau indah.. Contoh: She is a truly

Setiap orang memiliki kesibukan dan permasalahan masing-masing, ketika teman sekelompok tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, saya akan mentolerirnya.1. Saya akan

BAB IV Analisis Data terhadap Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah untuk Peningkatan Mutu Belajar Siswa terdiri dari dua bagian, yaitu Analisis Terhadap Penerapan Manajemen

Register Bandar Udara adalah bandar udara yang melayani pesawat udara untuk angkutan udara niaga dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk atau

Setelah Revolusi Islam yang terjadi pada tahun 1979 berhasil menumbangkan Shah Reza Pahlevi, arah kebijakan Amerika Serikat terhadap Iran berubah secara drastis demikian

Penyelesaian masalah distribusi barang dua tahap dengan algoritma genetika digunakan representasi kromosom berupa permutasi dengan jumlah gen didapat dari mengalikan jumlah

Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah2. (bonus sampai