• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur, maka

diperlukan dokumen perencanaan terpadu yang baik dengan mengacu pada arahan

kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah di daerah. Dokumen

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)

Kab/Kota Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam

pembangunan Bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusunan program

dan anggaran serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur

PU/Cipta Karya yang lebih ideal, efektif dan efisien.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPIJM)Bidang Cipta Karya telah diinisiasi oleh penyusunan RPIJM (Rencana Program

Investasi Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya. Sampai saat ini, hampir seluruh

Kabupaten/Kota di Indonesia telah menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya. Jumlah

dokumen RPIJM ini harus diiringi dengan peningkatan kualitas yang lebih baik.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya, maka diperlukan dokumen perencanaan terpadu bidang Cipta Karya yang baik

dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta

masalah di daerah. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya perlu disusun oleh setiap Kabupaten/Kota

dengan mengacu RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala

nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya ini dimaksudkan untuk memperbarui

dan menyempurnakan penyusunan RPIJM terdahulu melalui pelaksanaan fasilitasi

(2)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya kabupaten/kota di Kota Makassar

Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun penggunaan istilah RPIJM Bidang Cipta Karya adalah untuk mengganti

istilah RPIJM yang diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kota Makassar dengan mengacu

pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah daerah

dan dengan pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus

berkembang di daerah, yang dikelompokkan ke dalam desain program bidang cipta

karya berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan,

serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan,

diharapkan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan arahan Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (KSK) dalam RTRW Kabupaten/Kota.

Dalam proses pelaksanaan fasilitasi penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta

Karya kabupaten/kota di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan kedalam bentuk

dokumen RPIJM, perlu mengacu pada Rencana Pembangunan Daerah, Amanat

Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan Nasional, dan Amanat Pembangunan

bidang PU/CK, dan Amanat Internasional. Acuan Amanat Penataan Ruang tercermin

pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu RTRW Nasional/KSN, RTR

Pulau Sulawesi, RTRW Provinsi Sulawesi Selatan. Acuan Amanat Pembangunan

nasional tercermin pada RPJPN 2005-2025, RPJMN 2010 – 2014, UU/PP (UU 32/2004,

PP 38/2007,dll) MP3KI, KEK, Direktif presiden. Acuan amanat pembangunan bidang

PU/CK tercermin pada UU No 1 /2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman,

UU 20/2011 tentang rumah susun, UU 28/2002 tentang bangunan gedung, UU 18/2008

tentang pengelolaan persampahan, UU 7/2004 tentang SDA, PP 16/2005 tentang

pengembangan SPAM, PP 81/2012 tentang pengelolaan sampah RT dan sampah

sejenis, PP 36/2005 tentang peraturan pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR.

Amanat internasional tercermin pada Agenda Habitat I dan II, RIO +20, MDGs dan

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2014 menekankan kepada

penerapan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan

berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai

dengan pendekatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus

melihat prospek ke depan dengan membaca perkembangan global (Agenda

Sustainable Cities and Human Settlements), serta pembangunan diwujudkan secara

inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraaan

internasional. Satker Randal sebagai Koordinator pelaksanaan Keciptakaryaan di

daerah memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan

fasilitas terhadap Kab/Kota dalam mengawal kebijakan tersebut. Randal juga

diharapkan menjadi pusat informasi dan konsolidasi data-data Keciptakaryaan (Bank

Data) yang sangat diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi

pembangunan keciptakaryaan. Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan

pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :

Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya

Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional

berdasarkan kategori Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI,

memiliki perda RTRW, dan Perda BG sebagai Kab/Kota klutser A yang terdiri dari 94

bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :

Klutser A (94 Kab/Kota) :  Kab/Kota Strategis Nasional

(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)

yang memiliki Perda RTRW dan

Perda BG.ibukota Provinsi yang

 Diusulkan oleh daerah /Stakeholder secara konpetatif dan selektif.

 Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi.

Karya

 Bertujuan untuk

(4)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Kab/Kota. Sedangkan Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, dan

hanya memiliki perda RTRW sebagai Kab/Kota Klutser B yang terdiri dari 80 Kab/Kota.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan

bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam

pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagai stakeholders

pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian

Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota

dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan

kualitas lingkungan.

Berkenaan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan Rencana Program

Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Makassar yang

diharapkan dapat mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan

Kota Makassar, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi

individual Kota Makassar.

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan

kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan dan

mengelola pembangunan di daerahnya. Dengan kewenangan yang dimiliki

diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan publik kepada

masyarakatnya. Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak

dapat diatasi sendiri oleh pemerintah daerah, sehingga memerlukan kerjasama

dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah sekitarnya atau swasta dan

(5)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4)

tahapan yakni: (1) penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3)

pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat

tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan

membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Sedangkan pengendalian

pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya

tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui

kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut.

Untuk mendorong Pemerintah Daerah agar dapat melaksanakan

pembangunan prasarana dan sarananya khususnya bidang keciptakaryaan

melalui proses yang terpadu/terintegrasi, partisipatif, dan terkendali sangat

diperlukan adanya kerjasama pusat dan daerah. Pembangunan prasarana dan

sarana tersebut tidak dapat dilaksanakan secara sepotong-sepotong, baik secara

fisik maupun pendanaannya. Pemerintah Pusat dalam hal ini sangat

berkepentingan melakukan fasilitasi dan peningkatan kapasitas manajemen

pembangunan daerah melalui pemberdayaan perencanaan program investasi

infrastruktur yang terstruktur dan terprogram bersama dengan kemitraan antara

Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten, serta

kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dan fasilitasi pengendalian

implementasi perencanaan investasi pembangunan bidang cipta karya baik yang

dibiayai melalui APBN, APBD, Swasta atau pun masyarakat serta pengendalian

terhadap pelaksanaan kegiatan bidang cipta karya yang teralokasi di tahun

berjalan.

Dalam penyusunan RPI2JM Kota Makassar yang baru, substansi

dokumen akan ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubahan

pengaturan terkait bidang Cipta Karya. Selain itu, penyusunan dokumen

RPI2JM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah,

serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan

(6)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Pemerintah Kota Makassar dapat menggerakkan semua sumber daya secara

optimal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman,

sekaligus mendukung upaya percepatan pencapaian sasaran nasional pembangunan

bidang Cipta Karya.

1.2. Pengertian dan Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan

pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun

oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan

dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana

tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota,

untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni

dan berkelanjutan.

RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai

dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat,

provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai

dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana

investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem

(7)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Sumber: Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, 2017

Gambar 1.1

Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain

mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga

mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana

Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka

(8)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

1.3. Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur

tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan

pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah,

pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk

Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang

terdapat pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta

Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku

pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan

RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan

dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Sumber: Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, 2017

Gambar 1.2

Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan

Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2- JM Bidang PU, dan

Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana

pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan

kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk

selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),Strategi Sanitasi

Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah

yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat

penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi,

kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana

pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci

melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program

strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam

hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan

melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia

usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh

rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek

lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah,

kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya

dibagi dalam rencana tahunan.

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Makassar adalah

untuk mewujudkan kemandirian lokal Kota Makassar dalam penyelenggaraan

infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun

(10)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Adapun tujuan dari disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya Kota

Makassar adalah sebagai dokumen acuan dalam perencanaan,

pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu

lima tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi

stakeholders.

1.5. Prinsip Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a) Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun

untuk rencana investasi yang disusun.

b) Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem

penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,

pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem

pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan

peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan

kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan

penataan bangunan gedung.

c) Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan

pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber

pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD

Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama

Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).

Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara

lain dalam bentuk barang dan jasa.

d) Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta

sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang

Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.

e) Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah

(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah

(11)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

tercapai. RPIJM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review)

setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan

yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.6. Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Makassar

Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya K o t a

M a k a s s a r terdiri 1 1 (sebelas) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 P r o f i l K o t a M a k a s s a r

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti

batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi,

geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bagian ini berisikan arahan kebijakan pembangunan bidang cipta karya

dan arahan penataan ruang, kemudian dilanjtkan dengan rencana strategis

infrastruktur bidang cipta karya.

Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Pada Bab ini memaparka n mengenai analisis sosial, analisis ekonomi dan

analisis lingkungan sebagai interaksi sosial ekonomi lingkungan dalam

menunjang program bidang cipta karya.

Bab 5 Kerangka Strategis Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta.

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai potensi pendanaan APBD,

potensi pendanaan APBN, alternatif sumber pendanaan dan strategi

peningkatan investasi bidang cipta karya.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan Regulasi

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di

daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan,

dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan

(12)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan

kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan

nasional 100-0-100 yang terbagi menjadi empat sektor, yaitu sektoe

pengembangan kawasan permukiman, sektor penataan bangunan dan

lingkungan, sektor pengembangan sistem penyediaan air minum dan

sektor pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Bagian ini memaparkan kenario pengembangan kabupaten/kota dan

pengembangan sektor bidang Cipta Karya, usulan kebutuhan investasi

yang disusun dengan berbasis kebutuhan, ataupun target pencapaian

sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, mekanisme

pendanaan atau pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan rencana

pelaksanaan program investasi.

1.7. Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya

dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM

Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta

Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya.

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya

melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya,

bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan

sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari

dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta Karya terdapat unit

pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas

RPIJM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang

(13)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan,

Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan

Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi,

pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera,

Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi

memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK

Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM

Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK

Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi

Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.

Gambar 1.3

Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

(14)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM

Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

1.7.2 Langkah Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu

pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional,

perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan

langkah-langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.4

Langkah Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2017

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di

tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting

(15)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

cukup kental pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana

yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di

daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.

1.7.3 Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya perlu dinilai

untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian

kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing

kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian

Dokumen RPIJM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

a) Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM

oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku

pedoman penyusunan RPIJM.

b)Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi

yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional

(RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan

spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW

Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus

(MP3EI dan KEK).

c) Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi

sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL,

rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor

SPAM.

d) Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

e) Kelayakan Pendanaan Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran

untuk program / kegiatan RPIJM serta pemanfaatan multi sumber

(16)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

f) Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk

menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.

g) Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan

matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPIJM Bidang

Gambar

Gambar  1.1  memaparkan kedudukan  RPIJM  Bidang  Cipta  Karya pada sistem
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan adalah hasil penjualan yang berhasil dicapai atau hasil yang ingin dicapai oleh suatu

Harga merupakan salah satu item pertimbangan yang masuk dalam kategori lapis kedua. Ini terungkap dalam wawancara dengan Ibu Maya yang menjelaskan pada darsarnya kwalitas

Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi UNIKA Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan banyak informasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Shares, dan Net Profit Margin berpengaruh secara

Oleh karena itu perlu dikaji mengenai partisipasi petani dalam program seribu hektar sistem tanam padi jajar legowo di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar,

menulis laporan akhir yang judul “Analisis Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Dinas Pendapatan Kota Palembang ”. 1.2

Kadar air yang ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan meningkat