• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian 1. Sectio Caesarea - MAELIA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian 1. Sectio Caesarea - MAELIA BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian

1. Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin dengan berat di atas 4500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih

utuh (Wiknjosastro, 2006).

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Nanda,

2012-2014).

Jenis-jenis operasi sectio caesarea

a. Sectio caesarea abdomen

Sectio caesarea transperitonealis b. Sectio caesarea vaginalis

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:

- Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig

- Sayatan melintang (transfersal) menurut Kerr

- Sayatan huruf T (T-incision)

c. Sectio caesarea klasik (Corporal)

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang pada korpus uteri

(2)

banyak kekurangan namun pada kasus seperti operasi berulang yang

memiliki banyak perlengketan organ cara ini dapat dipertimbangkan.

d. Sectio caesarea ismika (Profunda)

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen

bawah rahim (low servikal transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm.

2. Presentasi Bokong

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan

bagian terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya

(Prawirohardjo, 2010)

Presentasi bokong adalah suatu keadaan yang terjadi dimana

bokong atau tungkai janin sebagai bagian yang terendah di dalam

panggul ibu (Fadlun, 2011).

Menurut Prawirohardjo (2010), letak sungsang adalah keadaan

dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong berada di bawah cavum uteri.Jenis-jenis presentasi bokong : 1. Presentasi bokong murni (Frank Breech)

Fleksi ekstermitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut

sehingga kaki terletak berdekatan dengan kepala.

2. Presentasi bokong lengkap (Complete Breech)

Satu atau kedua lutut lebih banyak dlam keadaan fleksi dari

(3)

3. Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech)

Satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu

atau kedua kaki atau lutut terletak dibawah bokong, sehingga kaki atau

lutut bayi terletak paling bawah pada jalan lahir, terdiri dari:Letak kaki

: Jika kedua kaki terletak dibawah maka letak kaki sempurna, hanya

satu kaki terletak dibawah maka letak kaki tak sempurna. Sedangkan

letak lutut :Kedua lutut terletak paling rendah maka letak lutut

sempurna, dan jika hanya satu lutut terletak paling rendah maka letak

lutut tak sempurna.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan sectio

caesarea indikasi presentasi bokong adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuat sayatan pada

dinding uterus karena keadaan dimana janin yang letaknya kepala

berada di fundus dan bokong di bawah.

3. Konsep Nifas a. Pengertian

Nifas adalah masa pulih kembali dari persalinan selesai sampai

alat-alat kandungan kembali seperti pre hamil selama 6 minggu

(Mochtar, 2002). Periode nifas terdiri dari nifas dini, nifas intermedial,

nifas remote. Nifas dini merupakan kepulihan ibu dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan. Nifas intermedial yaitu kepulihan

menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. Nifas remote

(4)

bila selama hamil dan saat persediaan mengalami gangguan (Mochtar,

2002).

b. Adaptasi Fisiologis

Menurut Mochtar (2001) perubahan fisiologis pada masa

nifas antara lain : sistem reproduksi terdiri dari vulva dan vagina,

uterus, lochea, serviks, perinium.

Sistem reproduksi yang terdiri dari vulva dan vagina,

uterus, lochea, serviks, perinium. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses

melahirkan bayi. Dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendor setelah

3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil. Semua alat reproduksi berangsur-angsur akan kembali semula dari

yang tadinya kendor. Uterus, pada akhir kala III persalinan, fundus uteri setinggi umbilikus atau berada pada garis tengah kira-kira sama dengan umur kehamilan 10 minggu (kira-kira sama dengan

buah jeruk). Uterus mempunyai panjang kira-kira 14 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm, serta berat kira-kira 1000 gram setelah 12 jam

persalinan fundus berada kurang lebih 1 cm di atas umbilikus dan

(5)

lochea rubra, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban selama 2 hari post partum. Lochea sanguinoleta, berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 post partum. Lochea

serosa, berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, hari ke 7-14

post partum. Lochea alba, cairan putih selama 2 minggu. Lochea purulenta, bila terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk. Lochea statis, lochea tidak lancar. Serviks, setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat

perlukaan kecil setelah melahirkan, tangan masih bisa masuk

karena rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7

hari dapat dilalui 1 jari. Perinium, segera setelah melahirkan

perinium kembali menjadi kendor karena sebelum teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Payudara dan laktasi yaitu payudara mencapai maturitas

yang penuh selama masa nifas terkecuali jika laktasi disupresi

payudara akan menjadi lebih besar lebih kencang dan mula-mula

lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status

hormonal serta dimulainya laktasi. Traktus urinarius merupakan

buang air kecil sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terjadi

spasme spinger edeme leher buli-buli sesudah bagian ini

mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama

(6)

hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar

progesteron menurun setelah melahirkan namun asupan makanan

juga mengalami penurunan selama 1 atau 2 hari. Gerak tubuh

berkurang dan unsur bagian bawah sering kosong jika sebelum

melahirkan diberikan enema. Sistem kardiovaskuler, setelah terjadi

yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen oedem, darah

kembali kepada keadaan tidak hamil, jumlah sel darah merendah

kadar HB kembali pada hari ke 3. After pain, after pain atau mules

sesudah melahirkan akibat reaksi usus kadang-kadang sangat

mengganggu selama 3-4 hari post partum. Perasaan saat itu timbul

bila masih terdapat sisa selaput ketuban sisa-sisa plasenta atau

gumpalan darah dalam cavum urteri.

c. Adaptasi Psikologis

Adaptasi psikologis masa nifas merupakan suatu proses

adaptasi dari seorang ibu post partum,dimana pada saat ini ibu akan

lebih sensitif dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan

dirinya serta bayinya. Perubahan psikologis mempunyai peranan

yang sangat penting. Dorongan serta perhatian anggota keluarga

lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam menjalani

adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai

(7)

1. Fase taking in

Merupakan periode ketergantungan yang berkelanjutan dari

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Fokus pada

dirinya sendiri, nafsu makan meningkat, cenderung positif pada

lingkungannya.

2. Fase taking hold

Berlangsung antara hari ke 3 - 10 post partum. Ibu merasa

khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi serta

mudah tersinggung. Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem

pendukung terutama bagi ibu muda atau primipari karena pada

fase ini seiring dengan dengan terjadinya post partum blues.

Pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberi

penyuluhan.

3. Letting go

Berlangsng setelah 10 hari melahirkan. Fase ini merupakan fase

menerima tanggung jawab akan peran baru sebagai seorang

(8)

B. Anatomi dan fisiologi

Anatomi

Gambar . Alat reproduksi internal pada wanita

(Prawirohardjo, 2010)

Fisiologi Alat Reproduksi bagian dalam atau Internal

Alat reproduksi bagian dalam atau internal terdiri dari vagina, uterus, tubafalopi, ovarium. Vagina yaitu organ yang mempunyai banyak pembuluh darah dan selaput syaraf, tidak ada kelenjar tetapi tetap basah

oleh sekret dari serviks. Vagina juga merupakan saluran merculus membranaus yang menghubungkan rahim dan vulva. Vulva terletak antara kandung kemih dan rectum. Pada dinding vagina terdapat lipat melintang disebut rugae terutama dibagian bawah sel dinding vagina mengandung

(9)

proteksi terhadap infeksi. Uterus merupakan jaringan otot yang kuat terletak antara dipelvis minordiantara kandung kemih dan rectum. Bentuk

uterus seperti bola lampu (buah pear) dan gepeng ukuran uterus tergantung pada usia, anak-anak 2-3 cm multipara 6-8 cm, uterus memiliki fungsi antara lain : mempersiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami

vertilisasi, memberikan makan ovum yang telah dibuahi selama masa

kehamilan untuk mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur untuk

mengadakan involusi setelah kelahiran bayi. Tuba falopi terdapat di tepi

atas ligamentum latum, tuba falopi merupakan tuba muskuler dengan

panjang ± 12 jam dan diameternya 8 sampai 9 cm, tuba falopi berfungsi

untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi. Yang terakhir adalah ovarium

yaitu kelenjar berbentuk biji kenari yang terletak di kanan dan kiri uterus

di bawah uteri dan terikat di sebalah belakang oleh ligamentum uteri, fungsinya antara lain : untuk memproduksi ovum, memproduksi estrogen

dan memproduksi progesteron.

C. Etiologi

 Etiologi sectio caesaria menurut : Nanda (2013) yaitu :

1. Etiologi yang berasal dari ibu

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai

kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/panggul),

ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan

panggul, plasenta previa terutama pada primigravida,solutsio plasenta

(10)

permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan

perjalanan persalinan (kista, ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).

2. Etiologi berasal dari janin

Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,

prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum

atau forseps ekstraksi.

 Etiologi presentasi bokong menurut : Prawirohardjo (2010) yaitu :

Penyebab presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat

beberapa faktor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas

struktural uterus, polihidramnion, plasentaprevia, multiparitas,

mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anemsefali,

hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong lainnya.

D. Patofisiologi

Sectio caesarea adalah teknik untuk menghentikan perjalanan persalinan dimana kelahiran melalui jalan yang dialami ditinggalkan,

proses ini pada umumnya disiapkan hanya untuk wanita yang hidupnya

dalam bahaya akibat kehamilan.

Pada presentasi bokong resikonya sama besarnya bagi ibu dan

bayinya dibanding letak kepala. Bagaimanapun tindakan obstrectic tidak mengurangi, tidak mortalitas dan mordibitas pada presentasi bokong.

(11)

demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak

sungsang dan presesentasi bokong (Prawirohardjo,2010).

After coming head adalah melahirkan kepala yang tertinggal atau kepala yang menyusul, ada 4 cara melahirkan after coming head yaitu dengan cara:

1. Cara mauricau

Tangan penolong yang sesuai muka janin dimasukkan ke dalam jalan

lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari

keempat mencengkeram fossa kanina, sedangkan jari lain

mencengkeram leher. Badan anak diletakkan di atas lengan bawah

penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari

ketiga penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung.

Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil

seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama

dilakukan oleh penolong yang mencengkeram leher janin dari arah

punggung. Bila suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala dielevasi

ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut

lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya

lahir seluruh kepala janin.

2. Cara naujoks

Tehnik ini dilakukan apabila kepala masih tertinggal sehingga jari

penolong tidak dimasukan ke dalam mulut janin. Kedua tangan

(12)

bawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala

janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan

trauma yang berat.

3. Cara prague terbalik

Tehnik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di

belakang dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan

penolong mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin

diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain

memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan

dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin mendekati perut

ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.

4. Cara cunan piper

Seorang asistenmemegang badan janin pada kedua kaki dan kedua

lengan janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian adan janin

dielevasi ke atas sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.

Pemasangan cunan piper sama prinsipnya dengan pemasangan pada

letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari arah bawah

sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah

simpisis, cuman dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai

hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi, dan akhirnya

seluruh kepala lahir.

Pada umumnya janin kembar tidak berat dan cairan amnion lebih

(13)

posisi janin. Demikian pula letak kedua dapat berubah setelah kelahiran

bayi pertama misalnya dari letak lintang menjadi presentasi bokong.

Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi, yang paling

sering ditemukan ialah kedua janin dalam letak memanjang dengan

presentasi kepala. Kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong,

presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang

paling jarang keduanya, presentasi bahu (Wiknjosastro, 2005).

Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan di dalam uterus. Perubahan spontan menjadi presentasi

kepala sebagian besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu,

sehingga penemuan adanya presentasi bokong mulai umur 34 minggu

akan bermanfaat untuk pertimbangan melakukan tindakan versi luar.

Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan

tekanan dan manuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi

janin menjadi presentasi kepala (Prawirohardjo, 2010).

Cairan amnion yang banyak (hidramnion) membuat janin dengan

mudah bergerak bebas dan bisa pada posisi lintang, presentasi bokong atau

(14)

E. Manifestasi Klinis

Menurut Prawirohardjo (2010), tanda dan gejala presentasi bokong

yaitu melalui pemeriksaan fisik abdomen. Manuver Leopold perlu

dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila umur

kehamilannya ≥ 34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat

keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina

dan/atau pemeriksaan ultrasonograf. Keberhasilan untuk menemukan

adanya presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh

karena adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan guna

menurunkan insidensi persalinan dengan presentasi selain kepala dan

persalinan bedah sesar.

F. Pemeriksaan penunjang

Pre operasi dan post operasi section caesarea. Pre operasi terdiri dari hitung darah lengkap, golongan darah, pencocokan silang, urinalis :

kadar albium atau glukosa, kultur : mengidentifikasi herpes simplek, pelvi

metri : menentukan cevalo pervik disporpotion (CPD). Post operasi sectio caesarea terdiri dari jumlah darah lengkap, Hemoglobin atau Hemotokrit : mengkaji dari kadar pre operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah

(15)

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan umum

Penatalaksanaan umum pre operasi menurut (Hamilton, 2004)

yaitu puasa, percukuran pada pubis dan perineal dari garis nipple sampai

pubis, pemasangan kateter untuk drainase independent, penandatanganan izin

operasi, pemasangan infus, perawatan bayi, penghangat dan perlengkapan.

penatalaksanaan pre operasi menurut (Mochtar, 2002) yaitu perawatan luka

insisi : luka insisi dibersihkan dengan larutan suci hama (larutan betadin) lalu

tutup dengan kassa, luka dibersihkan dan pembalut luka diganti secara

periodik.Berikan makanan peroral secara bertahap mulai dari bubur halus,

bubur kasar, makanan biasa, mobilisasi : mobilisasi dilakukan secara bertahap

mulai dari miring kanan, kiri setelah penderita sadar, hari kedua didudukkan

selama 5 menit dan bernafas dalam lalu menghembuskannya disertai

batuk-batuk kecil untuk melonggarkan pernafasan secara berturut-turut belajar

duduk, belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai

ke 5 pasca bedah, kateterisasi : kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa

tidak enak pada penderita dianjurkan pemasangan kateter selama 24 – 48 jam

atau lebih menurut keadaan normal, pemberian obat-obatan : obat-obatan anti

biotik dan anti inflamasi, obat-obatan pencegah perut kembung untuk

(16)

2.Penatalaksanaan Keperawatan a. Pathways keperawatan

Faktor Ibu Faktor Janin

Disfungsi uterus - Fetal distress

Disfungsi jaringan - Letak lintang

Distosia jaringan lunak - Prolap umbilicus

CPD - Janin besar

Plasenta previa - Presentasi bokong

Obesitas

Sectio caesarea

Post sectio caesarea

Insisi abdomen Nifas

Cedera terputusnya fisiologis psikologis Kandung kemih kontinuitas jaringan

LokheaKrisis situasi

trauma kurangnya

Sumber : Prawirohardjo (2010), Mochtar (2002), Nanda (2013)

Retensi urine

Intoleransi aktivitas Defisit

perawatan diri

Menyusui tidak efektif

Nyeri akut

Defisiensi pengetahuan tentang perawatan payudara,menyusui

(17)

b. Fokus intervensi keperawatan

Sumber Nanda (2013)

DX.Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan nyeri berkurang/hilang dengan Kriteria Hasil:

Indikator Awal Tujuan -Ajarkan tehnik

relaksasi nafas dalam

-Perhatikan nyeri tekan uterus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan perawatan diri terpenuhi dengan Kriteria Hasil:

Indikator Awal Tujuan

-Menyediakan privasi klen

-Ganti pakaian klien -Pantau tindak

kekuatan dan toleran aktivitas

Resiko infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam masalah infeksi tidak terjadi dengan KH :

- Ukur tanda-tanda

vital

- Kaji terhadap

tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, dolor, calor, dan fungsiolaesa) - Anjurkan pasien

(18)

-

Tanda-Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan masalah pengetahuan dapat terpenuhi dengan Kriteria Hasil:

-Sediakan informasi pada klien dan keluarga tentang kondisi

-Kaji pengetahuan klien tentang penyakit -Jelaskan tentang

Gambar

Gambar . Alat reproduksi internal pada wanita

Referensi

Dokumen terkait

Kepercayaan diri adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menerima diri sendiri secara positif sehingga ia selalu bersikap optimis, tidak dikuasai rasa takut, tidak dikuasai

Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang penuh dengan pertimbangan logis, masuk akal, berdasarkan sumber hukum, berdasarkan ilmu, sehingga tidak salah kalau salah satu

Dalam Peraturan Pemerintah itu, pemerintah memasukkan industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil sebagai bidang usaha yang memperoleh fasilitas pajak

Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah surat rujukan dokter harus lebih diperketat, memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang absen tanpa keterangan

Pada umumnya tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mencapai profit yang maksimal dalam menjalankan usahanya, tidak terkecuali dengan bisnis Air Minum Dalam Kemasan

Penelitian ini mengkaji pengaruh dalam jangka pendek dan jangka panjang antara variabel indeks Straits Times Index (STI), indeks Kuala Lumpur Stock Exchange

Dan saya tidak tahu juga, kalau suatu saat nanti kami ketemu dalam satu komunitas apakah kami sudah bisa saling menerima, atau berelasi dengan baik. Apakah kamu

Berdasarkan tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengetahuan suami tentang KB di Kelurahan Kemang, maka dari hasil penelitian hampir sebagian responden