• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2009. 1. Biodata

a. Identitas Anak

Nama : An. A Umur : 14 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Agama : Islam

Alamat : Kendal Tgl Masuk : 8 Mei 2009 No. Register : 261655 Diagnosa Medis : Marasmus b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. A Umur : 19 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kendal Pendidikan : SMA

(2)

Hub. dengan anak : Ibu kandung

2. Riwayat Kesehatan a. Keluahan Utama

Badan anak panas dan diare. b. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluarga mengatakan anak menderita panas dan diare aejak tanggal 7 Mei 2009. Keluarga mengatakan dalam sehari anak BAB 5-6 kali dengan konsistensi feses cair. Oleh keluarga anak diperiksakan ke dokter spesialis anak. Oleh dokter tersebut, anak dianjurkan untuk diopname di RS. Oleh keluarga anak langsung dibawa ke RS. Roemani Semarang. Di IGD RS. Roemani, anak dipasang infus Kaen MG 3 30 tetes/mikro dan diperiksa darahnya. Setelah mendapat tindakan di IGD, anak kemudian dirawat di ruang Lukman untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Keluarga mengatakan± 2 bulan yang lalu (awal bulan lalu) kedua kaki dan tangan anak kaku. Selain itu,anak sering menderita panas dan diare..

d. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti yang dialami anak tetapi memiliki riwayat penyakit hipertensi.

(3)
(4)

Riwayat Antenatal

Saat usia kehamilan 6 bulan, ibu anak pernah mengalami kejang dan dirawat di ICU RS Roemani Semarang selama 1 minggu.

f. Riwayat Intranatal

Anak lahir melalui operasi caesar pada usia kehamilan 7,5 bulan karena itu ibu anak menderita hipertensi. Anak lahir dengan BB 1,8 kg dan panjang 45 cm.

g. Riwayat Postnatal

Karena bayi lahir dengan bobot rendah maka anak dirawat dalam inkubator selama 1 minggu.

h. Riwayat Imunisasi

Anak sudah mendapatkan imunisasi BCG, Polio, DPT, Hepatitis. Hanya kurang imunisasi campak.

i. Riwayat Tumbang

Balita pada usia 14 bulan seharusnya sudah bisa membuka pakaian, memakai sendok garpu, minum dengan cangkir, menirukan kegiatan, main bola, daag-daag, tepuk tangan, mencorat-coret, berbicara 3 – 6 kata, dan berjalan, tetapi pada anak tidak ditemukan hal tersebut. Anak baru bisa berdiri rembetan dan mengucapkan 2 kata saja.

3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

(5)

Keluarga mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting sehingga saat An A menderita panas dan diare, keluarga langsung memeriksakannya ke dokter agar mendapat pelayanan kesehatan secepatnya. Tetapi saat ditanya tentang penyakit yang diderita anak, keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang hal itu. Keluarga hanya tahu kalau An A menderita panas dan diare saja. Keluarga baru tahu setelah dijelaskan oleh dokter, itupun hanya garis besarnya saja.

b. Pola nutrisi dan metabolik

Keluarga mengatakan sebelum sakit pola makananak baik. Dalam sehari anak bisa menghabiskan 3 mangkok kecil bubur promina. Pola minum anak juga baik, dalam sehari anak bisa menghabiskan ± 700 cc minum, baik teh, susu, maupun air putih. Setelah sakit nafsu makan anak menurun, anak hanya menghabiskan ½ porsi.

Pengukuran 2-score

1) Berat badan menurut umur (WAZ)

(6)

2) Tinggi badan menurut umur (HAZ)

Jadi tinggi badan anak menurut umur sangat pendek. 3) Berat badan menurut tinggi badan (WHZ)

Jadi berat badan anak menurut tinggi badan normal. Kesimpulan : keadaan gizi anak, kurang gizi dan pendek. Penghitungan balance cairan tanggal 18 Mei 2009-06-26

(7)

Intake Output Susu/diit 200 cc IWL 37 Obat 5 cc Defekasi 5 x 250 Infus 300 cc + Urine 300 +

505 cc 587

Jadi balance cairan -82 cc. (dehidrasi) c. Pola eliminasi

Sebelum sakit, anak BAB hanya 1 x dengan konsistensi lembek dan BAK 5-6 x dalam sehari.

Setelah sakit, anak mengalami diare. Dalam sehari anak BAB 5-6 x dengan konsistensi cair. Bak 5-6 x dalam sehari.

(8)

Sebelum sakit, anak bisa berdiri dan rambatan serta mengucapkan 1-2 kata. Setelah sakit, anak hany bisa tiduran dan menangis di tempat tidur, karena kaki dan tangannya kaku.

e. Pola istirahat dan tidur

Pola tidur anak sebelum sakit tidak ada gangguan. Tapi setelah sakit, pola tidur anak terganggu. Anak sering terbangun karena diare.

f. Pola persepsi sensori dan kognitif Anak lebih sering menangis dan rewel. g. Pola hubungan dengan orang lain

Pola komunikasi anak dengan orang tuanya cukup baik meskipun anak belum bisa bicara tetapi anak mengerti saat diajak bicara oleh orang tuanya.

h. Pola reproduksi dan seksual

Anak bejenis kelamin prerempuan. Anak merupakan anak pertama. i. Persepsi diri dan konsep diri

Keluarga menginginkan anaknya cepat sembuh, sehingga bisa berkumpul kembali bersama orang tuanya.

j. Pola mekanisme koping

Semua kebutuhan anak diatur oleh keluarga. k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Anak beragama Islam. Anak belum melaksanakan ibadah karena belum memahami dan masih kecil.

(9)

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : baik, lemah, pergerakan minimal b. Tingkat kesadaran : composmentis

c. TTV® suhu : 37,8° C RR : 34 x /menit Nadi : 110 x /menit d. Pengukuran Antopometri Berat badan : 5,1 kg Panjang badan : 63 cm Lingkar kepala : 43 cm Lingkar dada : 42 cm Lingkar lengan atas : 10,5 cm e. Pemeriksaanhead to toe

1) Kepala : mesosepal, lingkar kepala 43 cm, tidak ada luka.

2) Rambut : tipis, agak kemerahan, kusam.

3) Mata : bersih, simetris, tidak ikterik. 4) Hidung : terpasang, selang NGT, ada

sekret.

5) Telinga : tidak ada nyeri tekan, bersih, simetri.

(10)

6) Mulut : mukosa bibir kering. 7) Dada dan thorak :

Paru-paru ® I : pergerakan simetri, ada retraksi otot intercosta

A : ada bunyi grok-grok / ronchi Pe : suara hipersonor

Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan Jantung ® I : Ictus cordis tidak tampak

A : BJ I “lup...dup...” pada intercosta ke II BJ II “lup...dup...” pada sela intercosta ke V Pe : bunyi redup

Pa : ictus cordis pada intercosta ke V

8) Abdomen :

I : perut membuncit

A : gerak peristaltik 25 x / menit Pe : bunyi hipertympani

Pa : tidak teraba massa

9) Genetalia : bersih, tidak ada luka, terpasang pampers.

10) Ekstremitas :

(11)

Bawah : terpasang infus pada kaki sebelah kiri. Kedua kaki juga kaku sehingga sulit digerakkan.

11) Kulit dan kuku :Kulit anak tampak kering, keriput, bersisik, dan turgor kulit jelek.

(12)

Data Penunjang

a. Diit : 8 x 100 cc bebelac FL dan bubur tempe 3 x sehari. b. Terapi : infus Kaen MG 3 30 tetes / mikro

per oral : excelase 3 x kapsul diazing 1 x tablet probi 1 x sachet questran 3 x tablet

sanmol 3 x 0,6 ml (bila panas) Injeksi : ceftriaxone 1 x 400 mg

c. Hasil LAB

· Pemeriksaan hemologi tanggal 8 Mei 2009

- Haemoglobin 13,7 (12-16) - leukosit 7.700 (4.000-11.000/mm3) - trombosit 422.000 (150.000-450.000 / mm3) - hematokrit 43,1 (35 – 55 %) - eosinofil 1 (0 – 5 %) - basofil 1 (0 – 2 %) - N. Segmen 35 (36 – 66 %) - limfosit 53 (22 – 40 %) - monosit 10 (2 – 8 %)

(13)

- LED 2 (0 – 15 mm/jam)

- erytrosit 5,76 (4,00 – 6,20 juta mm3)

- MCV 75 (80 – 100 mm3)

- MCH 23 (26 – 34 pg)

- MCHC 31 (31 – 35 g/dL)

· Pemeriksaan kimia darah tanggal 8 Mei 2009

- calcium 9,7 (8,6 – 10,3 mg/dL)

- kalium 4,1 (3,5 – 5,3 mmol/L)

- natrium 138 (135 – 148 mmol/L)

- chlorida 110 (95 – 108 mmol/L)

· Pemeriksaan CT Scan Kepala tanggal 12 Mei 2009

Kesan : atrofi cerebri dengan dysmyelinating disease suspect dengan ventriculitis.

· Pemeriksaan Foto Ro thorax, tanggal 12 Mei 2009 Kesan : broncopneumonia ringan

· Pemeriksaan feses tanggal 12 Mei 2009

- warna : coklat

- konsistensi : lembek

- lendir : negatif

- darah : negatif

- amoeba : negatif

(14)

- lekosit : 0 – 1 / 1 pb

- eritrosit : 0 – 1 / 1 pb

- sisa makanan : positif

- bakteri : positif

- jamur : negatif

- sudan III : positif

- lain-lain :

-· Pemeriksaan LCS pada tanggal 15 Mei 2009

- jumlah lekosit 0 - mono 0 - poly 0 - jumlah erytrosit 2 mm3 - protein LCS 24 (15-50 mg %) - glukosa LCS 79 mg / dL - NaCl 650 (600 – 700 mg %)

· Pemeriksaan Imuno Serologi tanggal 18 Mei 2009

- anti HIV (oncoprobe)

- anti HIV (ultra)

- anti HIV (elisa) Hasil : non reaktif

· Pemeriksaan Kimia darah tanggal 20 Mei 2009 Gula darah sewaktu 83 (50 – 150 mg / dL)

(15)
(16)

Pathway’s

Etiologi

- Diit yang tidak sehat

- Kebiasaan makan yang tidak tepat

- Kelainan metabolik, malabsorbsi

(17)

- Keadaan ekonomi Defisiensi asam Gangguan Malabsorbsi Tekanan Osmotik Pergeseran cairan

Penurunan isi usus Diare

Output berlebih

Kekurangan volume

Penurunan mekanisme

Penurunan sistem imun Reflek batuk

Sputum tidak bisa keluar

Akumulasi Anoreksia Bersihan jalan nafas tidak Perubahan kurang dari kebutuhan Defisiensi energi

Gangguan pada aktivitas

Kecemasan orang

Kurang informasi terhadap kondisi,

prognosis dan

Kurang Katabolisme protein dan lemak

Defisiensi kalori dan protein

MARASMUS

Suplai kalori protein

Regenerasi sel-sel Atrofi cerebri dengan ventriculitis Kerusakan sensorik Kerusakan mobilitas

(18)
(19)

C. Analisa Data

No. Data Fokus Problem Etiologi

1. S : keluarga mengatakan saat anak bernafas terdengar suara grok-grok

O :

- terdengar suara ronchi

- ada sekret pada hidung

- anak tampak sesak

- RR: 34 x / menit

- nadi: 110 x / menit

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Akumulasi sputum

2. S : Keluarga mengatakan anak sudah BAB 5 x dengan konsistensi cair.

O :

- Konsistensi feses cair

- Anak tampak lemah

- Turgor kulit jelek

- Kulit kering, bersisik

- Diit bubur tempe 3x sehari

- Suhu 37,80 C

- Mukosa bibir kering

- Nadi 110 x/menit - Infus Kaen MG 3 - Balance cairan -82 cc Kekurangan volume cairan Output berlebih

3. S : Keluarga mengatakan sejak sakit nafsu makan anak berkurang, anak hanya makan makanan dari rumah sakit. O : - Diit Bebelac FL 8 x 90 cc - BB 5,1 Kg Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Anoreksia

(20)

- Badan kurus

- Lapisan lemak bawah kulit hilang sehingga kulit keriput

- Wajah tampak tua

- LILA 10,5 cm

- Lingkar kepala 43 cm

- Lingkar dada 42 cm

- Panjang badan 63 cm

- WAZ = -4,45 (gizi buruk)

- HAZ = -4,72 (sangat pendek)

- WHZ = -1,85 4. S :

- Keluarga mengatakan An. A tangan dan kakinya kaku sudah dua bulan yang lalu.

- Keluarga mengatakan sebelum tangan dan kakinya kaku An. A sudah bisa berdiri meskipun masih rambatan. Sedangkan sekarang An. A hanya bisa tiduran dan menangis saja. O :

- Tangan dan kaki An. A kaku.

- An. A hanya bisa menangis dan tiduran di tempat tidur.

Kerusakan mobilitas fisik.

Kerusakan sensorik dan motorik.

5. S : Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita anaknya. Keluarga hanya tahu kalau anaknya menderita panas dan diare saja. O :

- Keluarga banyak bertanya

- Ibu anak kurang bisa merwat anaknya. Kurang pengetahuan Kurang informasi tentang kondisi, prognosis dan tindakan

(21)

- Keluarga berusaha ingin tahu tentang keadaan anaknya

(22)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sputum 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan kerusakan sensorik dan motorik. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

kondisi, proknosis dan tindakan.

E. INTERVENSI

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sputum Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,

diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif. Kriteria hasil : - Sekret hilang

- Bunyi nafas bersih

- Tidak ada sesak Intevensi :

a. Kaji status pernafasan (frekuensi, irama, kedalaman,dan bunyi nafas) Rasional : menilai tingkat ketidakefektifan pernafasan dan menentukan intevensi selanjutnya.

b. Lakukan fisioterapi dada sebelum melakukan suction. Rasional : mengencerkan dan mengeluarkan dahak.

(23)
(24)

Lakukan nebulizer sesuai advis dokter Rasional: mengencerkan dahak.

d. Kolaborasi dalam pemberian obat mukolitik .eksperimen sesuai terapi. Rasional : mengencerken dahak.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan anak menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat.

Kriteria hasil : - Asupan cairan adekuat

- TTV normal

- Mukosa bibir lembab

- Turgor kulit baik

-Frekuensi defekasi 1x dalam 24 jam dengan konsistensi lembek.

Intervensi :

a. Observasi pemberian cairan perinfus / sonde /oral sesuai program. Rasional : upaya hidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah defisit volume cairan.

b. Monitor TTV dan tanda-tanda dehidrasi

Rasional : mengetahui tingkat defisit cairan dalam tubuh. c. Hitung balance cairan

(25)

d. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan / memasukkan diit bubur tempe sesuai program.

Rasional : bubur tempe dapat menghentikan diare sehingga mengatasi defisit volume cairan.

e. Berikan obat untuk mengganti cairan tubuh

Rasional : mencukupi kebutuhan cairan tubuh yang telah hilang. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi menjadi adekuat. Kriteria hasil : - peningkatan berat badan

- nafsu makan meningkat

- anak tidak muntah lagi Intervensi :

a. Dapatkan riwayat diit anak.

Rasional : Mengetahui pola makan anak sebelum sakit. b. Berikan diit sesuai program

Rasional : meningkatkan masukan nutrisi c. Timbang berat badan setiap hari

Rasional : mengetahui status nutrisi / tingkat keberhasilan perbaikan nutrisi anak.

(26)

Rasional : meningkatkan nafsu makan. 4.

(27)

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan sensorik dan motorik.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tidak akan terjadi kerusakan mobilitas fisik.

Kriteria hasil : - Melakukan kembali/mempertahankan posisi fungsi optimal.

- Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit.

- Mendemonstrasikan teknik atau perilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali aktivitas.

Intervensi :

a. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi.

Rasional : Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan.

b. Kaji belajar dimobilisasi pasien menggunakan skala ketergantungan (0 – 4).

(28)

Rasional : Pasien mampu mandiri (0), perlu bantuan minimal (1), memerlukan bantuan sedang atau diajarkan (2), memerlukan bantuan terus menerus (3), tergantung secara total (4).

c. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. Ubah posisi secara teratur.

Rasional : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh.

d. Bantu untuk melakukan latihan rentang gerak.

Rasional : Pertahankan mobilisasi dan fungsi sendi atau posisi normal ekstrenitas.

5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1x 45 menit, diharapkan pengetahuan keluarga bertambah.

Kriteria hasil : Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakit marasmus.

Intervensi :

e. Kaji tingkat pengetahuan keluarga

Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan keluarga dan menentukan intervensi selanjutnya.

(29)

Rasional : menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit marasmus.

g. Ajarkan cara membuat bubur tempe

Rasional : bubur tempe dapat menghentikan diare dimana diare merupakan salah satu tanda dari marasmus.

h. Anjurkan pada keluarga untuk bertanya bila ada yang yang belum dimengerti.

Rasional : agar keluarga mengetahui segala sesuatu tentang tindakan yang diberikan.

F. IMPLEMENTASI

No. Waktu Tindakan Respon anak TT

Senin, 18 Mei 09 2. 14.00 - Mengobservasi anak dan mengukur suhu dan memberikan obat penurun panas S : Keluarga mengatakan anak rewel karena tubuhnya panas. O :

- saat dipegang tubuh anak panas.

(30)

- Suhu 37,80 C - Anak menangis - Sanmol 0,6 ml masuk personde 2. 14.30 - M e n g o m p r e s selama 30 menit. Suhu sebelum dikompres 37,8o C. Suhu setelah dikompres 36,8o C S : Keluarga mengatakan setelah dikompres suhu tubuh anak sudah turun.

O : Anak rewel.

- Suhu setelah dikompres 36,8o C

- Dikompres dengan air biasa. 2. 15.15 - M e m b e r i k a n terapi Excelase 1/3 kapsul dan Probi ½ sachet S : Keluarga mengatakan anak sudah BAB 5x dengan konsistensi cair.

O :

- Anak lemah.

- Excelase 1/3 kapsul

dan Probi ½ sachet masuk personde 2. 16.00 - Mengukur TTV

dan antropometri

S : Keluarga mengatakan tubuh anak sudah tidak

(31)

panas. O : - Suhu 36,80 C - Nadi 100 x / menit - RR 30 x /menit - BB 30 x /menit - PB 63 cm - LILA 10,5 cm - Lingkar kepala 43 cm - Lingkar dada 42 cm 2. 16.15 - Memberikan diit

bubur tempe dan obat questran 1/6 tablet.

S : Keluarga mengatakan anak sudah BAB 5x dengan konsistensi cair.

O :

- Diit bubur tempe 1 porsi hanya habis ½ porsi. - Questran 1/6 tablet personde 3. 17.30 - M e m b e r i k a n susu bebelac FL 100 cc personde. S : Keluarga mengatakan anak hanya habis ½ porsi bubur tempe. O :

(32)

cc masuk personde

- Anak muntah 1. 19.00 - M e l a k u k a n

suction

S : Keluarga mengatakan setiap bernafas ada suara grok-grok. O :

- Ada sekret pada hidung.

- Terdengar bunyi ronchi.

- Anak tampak sesak

- RR 34 x /menit. 2. 3. 19.30 20.30 - Mengganti flabot infus - Memberikan diit susu Bebelac FL 100 cc personde S : Keluarga mengatakan cairan dalam flabot infus tinggal sedikit O :

- Infus Kaen MG 3 30 tetes per mikro

- Tetesan lancar

- Tidak bengkak

S : Keluarga mengatakan tadi sore anak tidak muntah saat diberi susu lewat sonde .

(33)

O :

- Susu Bebelac FL 100 cc masuk personde.

- Anak tidak muntah 2. 21.00 - M e n g i n j e k s i a n t i b i o t i k Ceftriaxon 400 mg S : Keluarga mengucapkan terima kasih . O : - Cefriaxon 400 mg disuntikkan lewat selang infus.

- Tidak ada iritasi

- Tidak ada edema 3. Selasa, 19 Mei 09 07.15 - Mengobservasi KU anak dan memberikan diit susu Bebelac FL 100 cc S : Keluarga mengatakan tadi malam anak tidak bisa tidur karena BAB terus, dalam semalam BAB 4x dengan konsistensi cair. O : Susu Bebelac FL 100 cc masuk personde - Anak muntah - Anak lemas

(34)

tiduran di tempat tidur 2. 2. 07.30 08.00 - Memasang infus - Memberi diit bubur tempe satu porsi dan terapi excelase 1/3 kapsul dan probi ½ sachet

personde.

S : Keluarga mengatakan tadi malam infus anak dilepas karena

bengkak O :

- Dipasang infus kaen MG3 30 tetes/mikro pada kaki kiri

- Anak menangis S : Keluarga mengatakan

semalam anak BAB 4 x dengan konsistensi masih cair.

O : Bubur tempe 1 porsi habis.

- Excelase 1/3 kapsul

dan probi ½ sachet masuk personde.

- Anak masih muntah tetapi sedikit

3. 10.00 - Memberikan diit susu bebelac FL 100 cc dan

S : Keluarga mengatakan anak sudah menghabis kan bubur tempe 1

(35)

terapi questran 1/6 tablet personde. porsi. O : - Susu Bebelac FL 100 cc dan questran 1/6.tab masuk personde.

- Anak tidak muntah 3. 11.30 - Mengukr TTV

dan antropometri

S : Keluarga mengatakan suhu tubuh anaknya tidak panas. O : - Suhu 36,60 C - Nadi 105 x/ menit - RR 33 x /menit - BB 5,1 Kg - LILA 10,5 cm - Lingkar kepala 43 cm - Lingkar dada 42cm. 1. 12.00 - M e l a k u k a n suction S : Keluarga mengatakan suara nafas anak grok-grok. O :

- Terdengar bunyi ronchi.

(36)

- Anak rewel 3. 3. 13.00 14.00 - Memberikan diit bubur tempe 1 porsi dan terapi diazing ½ tablet personde. - Memberikan diit susu bebelac FL 100 cc personde. S : Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak rewel sampai siang ini anak baru BAB 2 kali tetapi konsistensinya masih cair.

O :

- Bubur tempe 1 porsi habis

- Diazing ½ tab masuk personde. S : Keluarga mengatakan tadi anak menghabiskan 1porsi bubur tempe. O : - Susu Bebelac FL masuk 60 cc

- Anak mau muntah tetapi belum sampai muntah

Rabu, 20 Mei 09

(37)

3. 07.30 - Memberikan diit Susu Bebelac FL 100 cc dan terapi Diazing ½ tablet.

S : keluarga mengatakan anaknya rewel karena sudah lapar.

O :

- Susu Bebelac FL 100 cc dan diazing tablet

masuk personde

- Anak tidak muntah 1. 08.15 - M e l a k u k a n

suction

S : Keluarga mengatakan suara nafas anak masih terdengar grok-grok. O : Terdengar bunyi grok-grok. - RR 30 x /menit - Anak rewel 2. 08.45 - M e m b e r i k a n terapi Excelase kapsul dan Probi sachet S : Keluarga mengatakan dari semalam anak sudah BAB 3 x dengan konsitensi cair dan sedikit ampas. O :

(38)

probi sachet masuk

personde

- Anak tidak muntah 3. 10.00 - Membeirkan diit

Susu Bebelac FL 100 cc personde

S : Keluarga mengatakan nafsu makan anak meningkat, anaknya lebih sering rewel jika perutnya lapar O : - Susu Bebelac FL 100 cc masuk personde - Tidak muntah 3. 11.30 - Mengukur TTV dan antropometri S : Keluarga mengatakan tubuh anak sudah tidak panas. O : Suhu 36,30 C - Nadi 110 x /menit - RR 30 x /menit - BB 5,1 kg - PB 63 cm - LILA 10,5 cm - Lingkar kepala 43 cm - Lingkar dada 42 cm.

(39)

3. 13.00 - Memberikan diit Susu Bebelac FL 100 cc dan terapi E x c e l a s e kapsul S : keluarga mengatakan anak sudah tidak muntah saat minum susu O : - Susu Bebelac FL 100 cc dan excelase kapsul masuk personde

- Anak tidak muntah

3. Kamis, 21 Mei 09 07.30 - Memberikan diit susu bebelac FL 100 cc dan terapi diazing tablet. S : Keluarga mengatakan anak selalu menghabiskan susu yang diberikan. O : - Susu Bebelac FL 100 cc dan diazing tablet

masuk personde

(40)

2. 08.30 - M e m b e r i k a n terapi Excelase kapsul dan Probi sachet personde S : Keluarga mengatakan anak sudah tidak diare dalam semalam anak hanya BAB 1 x dengan konsistensi lembek. O :

- Excelase kapsul dan

probi sachet masuk

personde 3. 10.00 - Memberikan diit

Susu Bebelac FL 100 cc personde.

S : Keluarga mengatakan anak sudah tidak rewel.

O :

- Susu Bebelac FL 100 cc masuk personde

- Anak tidak muntah 3. 11.30 - Mengukur TTV

dan antropometri

S : Keluarga mengatakan tubuh anak agak panas serta tubuh anak sekarang lebih berisi. O :

(41)

- Suhu 37,70 C - RR 30 x /menit - BB 5,2 Kg - PB 63 cm - Lingkar kepala 43 cm - LILA 10,5 cm - Lingkar dada 42 cm 2. 11.40 - M e m b e r i k a n obat penurun panas sanmol 0,6 ml S : Keluarga mengatakan tubuh anak agak panas. O : - Suhu 37,7-0 C - Sanmol 0,6 ml 2. 1. 13.20 12.45 - Mengganti cairan infus Kaen MG 3 - Melakukan suction S : Keluarga mengatakan cairan dalam flabot infus mau habis. O :

- Cairan Kaen MG3 30 tetes per mikro

- Tidak bengkak

- Tetesan lancar S : Keluarga anak

mengatakan masih ada sekret di hidung. O :

(42)

- Ada sekret di hidung

- Ada suara ronchi

- RR : 30 x /menit 1. Jumat, 22 Mei 09 14.30 - Mengobservasi KU anak S : Keluarga mengatakan anak sudah tidak sesak nafas tetapi masih ada sedikit suara grok-grok. O : - Anak tidur - RR 28x /menit 1. 15.30 - Membantu fisioterapi dada, infrared dan extremitas. S : Keluarga mengatakan setelah beberapa kali difisioterapi, kaki dan tangan sudah mulai bisa digerakkan. O :

- Anak menangis

- Ekstremitas sudah agak lemas sehingga sudah bisa digerakkan. 3 16.00 - M e m b e r i k a n

diit Susu

S : Keluarga mengatakan anaknya rewel karena

(43)

Bebelac FL 100 cc. lapar. O : - Susu Bebelac FL 100 cc masuk personde.

- Anak tidak muntah. 2. 16.30 - M e m b e r i k a n

terapi Excellase k a p s u l

personde.

S : Keluarga mengatakan bahwa anak sudah tidak diare, anak BAB 1 x dalam sehari dengan konsistensi lembek. O : - Excelase kapsul masuk personde 3. 16.45 - Mengukur TTV dan antropometri S : Keluarga mengatakan tubuh anak tidak panas dan sekarang terlihat agak berisi O : - Suhu 36,70 C - RR : 28 x /menit - Nadi 98 x /menit - BB 5,2 Kg

(44)

- PB 63 cm - LILA 10,5 cm - Lingkar kepala 43 cm - Lingkar dada 42 cm 5. 17.15 - Mengkaji tingkat p e n g e t a h u a n keluarga dan m e m b e r i k a n p e n d i d i k a n kesehatan S : Keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita oleh anaknya.

O :

- Keluarga

mendengarkan dengan serius penjelasan yang diberikan - Keluarga senang setelah diberi pendidikan kesehatan. - Keluarga mampu menjawab semua pertanyaan dari penyuluh. 3. 19.00 - Memberikan diit Susu Bebelac FL 100 cc personde S : Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak rewel

O :

(45)

cc masuk personde.

- Anak tidak muntah 2. 21.00 - Memberikan terapi Excelase kapsul dan injeksi ceftriaxon 400 mg S : Keluarga mengatakan anak BAB 2 x dengan konsisten lembek. O : - Excelase kapsul masuk personde. - Injeksi ceftriaxon 400 mg per selang - Tidak bengkak - Anak menangis G. CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tanggal Evaluasi TT

1 Jumat, 22 Mei 2009

S : Keluarga mengatakan bahwa anak sudah tidak sesak nafas meskipun masih ada suara grok-grok sedikit. O : - Masih ada ronchi sedikit

- RR 28 x /menit

- anak rewel

(46)

masih ada suara ronchi.

P : Lanjutkan intervensi yaitu lakukan fisioterapi dada dan lakukan suction 2. Jumat,

22 Mei 2009

S : Keluarga mengatakan anak sudah tidak diare. Dalam sehari anak BAB 2x dengan konsistensi lembek . O : - Anak sudah tidak rewel

- Anak masih agak lemas

- Turgor kulit cukup

- Suhu tubuh stabil 36,50 C

A : Masalah teratasi sebagian karena anak masih lemas.

P : Lanjutkan intervensi yaitu berikan terapi cairan sesuai program dan berikan terapi per oral pengganti cairan sesuai program

3. Jumat, 22 Mei 2009

S : Keluarga mengatakan badan anak sedikit lebih berisi, nafsu makan anak juga meningkat

O :

- BB dari 5,1 kg menjadi 5,2 kg

- Anak lebih aktif

- LILA 10,5 cm

- PB 63 cm

- Lingkar kepala 43 cm

- Lingkar dada 42 cm

A : Masalah teratasi sebagian karena peningkatan berat badan, belum sesuai

(47)

kriteria hasil.

P : Lanjutkan intervensi yaitu berikan diit sesuai program

4. Jumat, 22 Mei 2009

S : Keluarga mengatakan tangan dan kaki An. A sudah mulai bisa digerakkan O : Tangan dan kaki An. A sudah mulai

tidak kaku lagi

A : Masalah teratasi sebagian karena kedua ekstrenitas belum bisa berfungsi secara normal

P : Lanjutkan intervensi yaitu fisioterapi sesuai program

5. Jumat, 22 Mei 2009

S : Keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit marasmus dan tahu cara membuat bubur tempe

O :

- Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian, tanda gejala, dan

penatalaksanaan pada penderita maramus.

A : Masalah teratasi di buktikan dengan keluarga mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh

P : Perlahankan intervensi yaitu anjurkan kepada keluarga untuk membuat bubur tempe sendiri dirumah ketika anak diare

(48)

Referensi

Dokumen terkait

temperatur dan tekanan yang di dapat dari kompresor, kondensor, evaporator, refrigerant masuk dan keluar tangki air serta tekanan kompresor, evaporator, Kuat arus

Imitasi dari perilaku kekerasan yang ditayangkan dalam konten media (TV-Film) dipengaruhi oleh status penyerang (karakter, tampilan, popularitas dari bintang)

Kinerja metoda kontrol sinyal rujukan dengan sistem logika fuzzy dan sistem kontrol umpan balik dengan pengontrol PID diperlihatkan oleh beberapa hasil simulasi pada model

Saputri,Margareta dengan judul faktor- faktor yang mempengaruhi Struktur modal industri manufaktur yang terdatar di Bursa Efek Indonesia dengan hasil

Apakah yang saudara ketahui tentang Tubuh dan Jiwa Baik Dalam pandangan Filsafat Klasik Maupun Filsafat Modern. Uraikan tentang maksud manusia sebagai mahluk yang

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk 1) Meningkatkan pemahaman konsep guru-guru SD Gugus III Kecamatan Kubu tentang pembelajaran tematik terpadu

Selain itu, terdapat aplikasi lain yang dapat dimanfaatkan yaitu flip book, flip book dapat digunakan sebagai bagian dari sarana baca virtual, dengan adanya flip book tampilan

29 | Husein Tampomas, Prediksi Ujian Nasional Matematika IPA, 2015 Rasio median dan modus dari data tersebut adalah ….. Jadi, rasio median dan modus dari data tersebut adalah