TESIS
PENGARUH PEMBERIAN N-ASETILSISTEIN TERHADAP EKSPRESI
CASPASE-1GLOMERULUS DANDERAJAT KERUSAKAN GINJAL
PADA MENCIT MODEL NEFRITIS LUPUS INDUKSI PRISTAN
Oleh:
Anindita Rachmawati S961108010
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
ii TESIS
PENGARUH PEMBERIAN N-ASETILSISTEIN TERHADAP EKSPRESI
CASPASE-1GLOMERULUS DANDERAJAT KERUSAKAN GINJAL
PADA MENCIT MODEL NEFRITIS LUPUS INDUKSI PRISTAN
Oleh:
Anindita Rachmawati S961108010
PEMBIMBING:
Prof. Dr.dr.HM. Bambang Purwanto, Sp.PD-KGH, FINASIM dr. Diding Heri Prasetyo, M.Si, M.Kes, SpPD, FINASIM
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
iii
PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing tesis
Program Pendidikan Spesialis I Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, hasil penelitian yang berjudul
PENGARUH PEMBERIAN N-ASETILSISTEIN TERHADAP EKSPRESI
CASPASE-1GLOMERULUS DANDERAJAT KERUSAKAN GINJAL
PADA MENCIT NEFRITIS LUPUS INDUKSI PRISTAN
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Spesialis Penyakit Dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis I Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Juli 2018
Pembimbing I:
Prof. Dr.dr.HM. Bambang Purwanto, Sp.PD-KGH, FINASIM NIP. 194807191976091001
Pembimbing II/ Konsultan Statistik:
v Telah diuji pada
Hari , Juli 2018.
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Hari Wujuso, dr. SpF, MM
Anggota : Prof. Dr. J. Priyambodo, dr. SpMK, M.S
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tesis yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN N-ASETILSISTEIN
TERHADAP EKSPRESI CASPASE-1 GLOMERULUS DAN DERAJAT
KERUSAKAN GINJAL PADA MENCIT MODEL NEFRITIS LUPUS INDUKSI PRISTAN” dapat terselesaikan. Penelitian ini disusun untuk kualifikasi mencapai derajat Magister Kesehatan pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama Ilmu Biomedik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan pendidikan di Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, sebagai Direktur Program Pasca Sarjana UNS beserta staf atas kebijakannya yang telah mendukung dalam penulisan penelitian tesis ini.
3. Prof. Dr. AA. Subiyanto, dr. MS, sebagai Kepala Program Studi Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada penulis untuk pelaksanaan dan penulisan tesis ini.
4. Prof. Dr. Hartono, dr. M.Si, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang memberikan penulis kesempatan untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran UNS.
5. Endang Agustinar, dr. M.Kes, sebagai Direktur RSUD Dr. Moewardi beserta seluruh jajaran staf direksi yang telah berkenan dan mengijinkan untuk menjalani program pendidikan PPDS Ilmu Penyakit Dalam.
viii
7. Wachid Putranto, dr. SpPD-KGH, FINASIM, selaku Kepala Program Studi PPDS I Ilmu Penyakit Dalam yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan tesis ini dan memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan program PPDS I Ilmu Penyakit Dalam.
8. Diding Heri P, dr. M.Si, M.Kes, SpPD, FINASIM selaku pembimbing II dan pembimbing statistik penelitian, yang dengan kesabaran telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan tesis.
9. Dr. Hari Wujoso, dr. SpF, M.M, sebagai Tim Penguji Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada penulis untuk pelaksanaan dan penulisan tesis ini.
10. Prof. Dr. J. Priyambodo, dr. SpMK, M.S, sebagai Tim Penguji Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan dorongan, masukan dan kritik kepada penulis untuk pelaksanaan dan penulisan tesis ini.
x
Anindita Rachmawati. 2018. Pengaruh Pemberian N-Asetilsistein Terhadap Ekspresi Caspase-1Glomerulus DanDerajat Kerusakan Ginjal
Pada Mencit Nefritis Lupus Induksi Pristan. TESIS. Pembimbing I: Prof.Dr. dr. HM Bambang Purwanto, Sp.PD-KGH, FINASIM, Pembimbing II: dr. Diding Heri Prasetyo, Sp.PD, M.Si. Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK Latar Belakang
Lupus nefritis (LN) terkait dengan penebalan membran basal glomerulus. Pengendapan kompleks imun memicu kaskade respon inflamasi disertai aktivasi reactive oxygen species (ROS), akhirnya terjadi aktivasi caspase-1, dan caspase-1, mengaktifkan IL-1B dan IL-18 yang berlanjut terjadinya apoptosis dan nekrosis dan akhirnya terjadi kerusakan ginjal. Caspase-1 adalah enzim evolusioner yang mengubah sitokin proinflamasi IL-1β dan IL-18 menjadi bentuk aktif. Caspase-1 dikaitkan dengan kerusakan organ imun dalam beberapa penyakit autoimun, kadarnya meningkat dan berkorelasi dengan aktivitas SLE. N-Asetil Sistein (NAS) merupakan suatu senyawa dengan efek antioksidan dan antiinflamasi, sehingga mampu mencegah terjadinya peningkatan ekspresi caspase-1 dan terjadinya apoptosis dan nekrosis yang berlanjut menjadi kerusakan ginjal.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh NAS terhadap ekspresi caspase-1 dan terjadinya apoptosis dan nekrosis ginjal pada mencit model lupus nefritis.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan sampel 24 ekor mencit Balb/C betina yang dibagi menjadi kelompok kontrol, LN, dan LN+NAS. Untuk membuat model LN, hewan coba diberikan injeksi 0,5 ml pristan intraperitoneal dosis tunggal. NAS diberikan secara peroral dengan dosis 4,7 mg/hari (setara dengan dosis manusia 1.800 mg) selama delapan minggu. Mencit kontrol tidak diinokulasi selama penelitian. Ekspresi caspase-1 dihitung dari 100 sel makrofag yang immunoreaktif dengan teknik imunohistokimia dan kejadian apoptosis dan nekrosis dihitung dengan dengan teknik histopatologi. Analisis data menggunakan analysis of variance(Anova) dan untuk menentukan perbedaan kemaknaan digunakan p<0,05. Hasil Penelitian
Pemberian NAS menurunkan ekspresi caspase-1 (22,8 ± 6,4 vs 31,4 ± 7,5 per 100 sel makrofag imunoreaktif; p = 0,000) dan menurunkan kerusakan ginjal (6,75 ± 2,92 vs 9,88 ± 3,56; p =0,010) dibandingkan kelompok LN.
Kesimpulan
NAS secara bermakna menurunkan ekspresi caspase-1 dan derajat kerusakan ginjal pada mencit model LN.
xi
Anindita Rachmawati. 2018. Analysis of Effect of N-acetylcysteine on Caspase-1 expression and Degree of Renal Injury in Mice Model of nephritis lupus induced by pristane. THESIS. Supervisor I: Prof.Dr. dr. HM Bambang Purwanto, Sp.PD-KGH, FINASIM, Supervisor II: dr. Diding Heri Prasetyo, M.Si. MKes, Sp.PD, FINASIM. Program Study of Medical Family, Post-graduate Program of Sebelas Maret
University Surakarta.
ABSTRACT Background
Lupus nephritis (LN) associated with thickening of the basal membrane of the glomerulus. The deposition of immune complexes trigger a cascade of inflammatory response accompanied the activation of reactive oxygen species (ROS), finally happened activation caspase-1, and enable the IL-1B and IL-18 to be the active form, and to be continued into occurrence of apoptosis and necrosis and eventually the kidney injury. Caspase-1 is an enzyme which converts the evolutionary proinflamation cytokine IL-1B and IL-18 into the active form. Caspase-1 associated with damage to the immune organs in some autoimmune diseases, for example SLE. N-Acetylsisteine (NAS) is a compound with antioxidant effect and has bitter taste, so it was able to prevent the increase of caspase-1 and the occurance of apoptosis and necrosis that continues into kidney damage in advance.
Objectives
This study aimed to analyze the effects of NAS on the expression of Caspase-1 and degree of renal injury in mice models of lupus nephritis.
Methods
This study is an experimental research laboratory, with a sample of 24 females Balb/C mice were divided into a control group, LN and LN+NAS. To create a model LN, experimental animals given intraperitoneal injection of 0.5 ml Pristan single dose. NAS administered orally at a dose of 4.7 mg/day (equivalent to a human dose of 1,800 mg) for eight weeks. Control mice not inoculated during the study. Expression of Caspase-1 was calculated from 100 macrophage cells immunoreactive with immunohistochemical and degree of renal injury with histopathological techniques. One way analysis of variance (Anova) for caspase-1 expression and degree of renal injury, and p<0.05 were used to determine the significant differences.
Results
The provision of NAS decreased the expression of caspase-1 (22,8 ± 6,4 vs 31,4 ± 7,5 per 100 macrophage immunoreactive cells; p = 0.042) and degree of renal injury (6,75 ± 2,92 vs 9,88 ± 3,56; p =0,010) compared to LN group respectively. Conclusions
NAS significantly decrease the expression of caspase-1 and degree of renal injury in mice models LN.
xii RINGKASAN
PENGARUH PEMBERIAN N-ASETILSISTEIN TERHADAP EKSPRESI
CASPASE-1GLOMERULUS DANDERAJAT KERUSAKAN GINJAL
PADA MENCIT NEFRITIS LUPUS INDUKSI PRISTAN.
ANINDITA RACHMAWATI
Sistemik lupus eritematosus (LES) adalah prototipe dari penyakit inflamasi autoimun kronis yang ditandai dengan hilangnya toleransi terhadap antigen sendiri, produksi autoantibodi poliklonal, pembentukan kompleks imun, dan deposisi di
bagian tubuh yang berbeda, yang mengarah pada terjadinya inflamasi yang merugikan dan cedera multi organ (Maroz and Segal, 2013; Lech and Anders, 2013). Di antara
spektrum yang luas dari komplikasi LES, salah satu yang paling umum dan parah adalah lupus nefritis (LN). Lupus nefritis terjadi pada 50−70% dari pasien LES dalam lima tahun pertama diagnosis. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen
dan penyakit ginjal kronis (PGK). Dimana LN menyumbang 2% dari semua PGK di Amerika Serikat (Singh et al., 2016). Keterlibatan ginjal pada awal perjalanan dari
LES menjadi prediktor utama dari prognosis buruk (Maroz and Segal, 2013). Hal ini menyebabkan kematian dini dan kelangsungan hidup secara keseluruhan adalah 88% pada 10 tahun (Singh et al., 2016).
Keterlibatan ginjal pada LES merupakan manifestasi penyakit yang umum dijumpai. Inflamasi ginjal adalah salah satu manifestasi yang paling parah dari SLE
dan ditandai oleh deposisi autoantibodi dan komplemen, produksi sitokin/ kemokin, aktivasi dan perekrutan sel-sel inflamasi, dan kerusakan mikrovaskuler dan parenkim di ginjal (Maroz dan Segal, 2013; Lech dan Anders, 2013). Pengendapan kompleks
xiii
dan kronis pada pasien nefritis lupus. Nefritis lupus tampak jelas secara histologis pada kebanyakan pasien dengan LES, bahkan mereka yang tidak menunjukkan
manifestasi klinis penyakit ginjal (Borchers dkk., 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh NAS terhadap ekspresi caspase-1 dan terjadinya apoptosis dan nekrosis ginjal pada mencit model lupus
nefritis.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan sampel 24
ekor mencit Balb/C betina yang dibagi menjadi kelompok kontrol, LN, danLN+NAS. Untuk membuat model LN, hewan coba diberikan injeksi 0,5 ml pristan intraperitoneal dosis tunggal. NAS diberikan secara peroral dengan dosis 4,7 mg/hari
(setara dengan dosis manusia 1.800 mg) selama delapan minggu. Mencit kontrol tidak diinokulasi selama penelitian. Ekspresi caspase-1 dihitung dari 100 sel makrofag yang
immunoreaktif dengan teknik imunohistokimia dan kejadian apoptosis dan nekrosis dihitung dengan dengan teknik histopatologi. Analisis data menggunakan analysis of
variance(Anova) dan untuk menentukan perbedaan kemaknaan digunakan p<0,05. Pada penelitian ini didapatkan hasil dengan pemberian NAS menurunkan ekspresi
caspase-1 (22,8 ± 6,4 vs 31,4 ± 7,5 per 100 sel makrofag imunoreaktif; p = 0,000)
dan menurunkan kerusakan ginjal (6,75 ± 2,92 vs 9,88 ± 3,56; p =0,010) dibandingkan kelompok LN. Kesimpulan pada penelitian ini adalah NAS secara
xiv SUMMARY
ANALYSIS OF EFFECT OF N-ACETYLCYSTEINE ON CASPASE-1 EXPRESSION AND DEGREE OF RENAL INJURY IN MICE MODEL OF
NEPHRITIS LUPUS INDUCED BY PRISTANE.
ANINDITA RACHMAWATI
Systemic lupus erythematosus (LES) is a prototype of chronic autoimmune inflammatory disease characterized by loss of tolerance to the antigen itself, the production of polyclonal autoantibodies, the formation of immune complexes, and
deposition in different parts of the body, leading to adverse inflammation and multi-organ injury Maroz and Segal, 2013; Lech and Anders, 2013). Among the wide
spectrum of LES complications, one of the most common and severe is lupus nephritis (LN). Lupus nephritis occurs in 50-70% of LES patients within the first five years of diagnosis. It can cause permanent renal damage and chronic kidney disease
(CKD). Where LN accounts for 2% of all CKD in the United States (Singh et al., 2016). Renal involvement early in the course of LES became a major predictor of
adverse prognosis (Maroz and Segal, 2013). This led to premature death and overall survival was 88% at 10 years (Singh et al., 2016).
Renal involvement in LES is a common disease manifestation. Kidney
inflammation is one of the most severe manifestations of SLE and is characterized by autoantibody and complementary deposition, cytokine / chemokine production,
xv
activation of reactive oxygen species (ROS), which play an important role in the occurrence of acute and chronic glomerular damage in patients with lupus nephritis.
Lupus nephritis is histologically apparent in most patients with LES, even those who do not exhibit clinical manifestations of renal disease (Borchers et al., 2012).
This study aims to determine the effect of NAS on caspase-1 expression and the
occurrence of apoptosis and renal necrosis in mice of lupus nephritis model.
This study was a laboratory experimental study, with a sample of 24 Balb / C
female mice divided into control groups, LN, and LN + NAS. To model LN, animals were given 0.5 ml injection of single-dose intraperitoneal prills. NAS was administered orally at a dose of 4.7 mg / day (equivalent to 1,800 mg of human dose)
for eight weeks. Control mice were not inoculated during the study. Caspase-1 expression was calculated from 100 immunoreactive macrophage cells with
immunohistochemical techniques and the incidence of apoptosis and necrosis was calculated by histopathology. Data analysis using analysis of variance (Anova) and to determine the difference of significance used p <0,05.
In this study, the results obtained by NAS decreased the expression of caspase-1 (22.8 ± 6.4 vs 31.4 ± 7.5 per 100 cells of immunoreactive macrophages, p = 0.000)
xvi DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul…….………... ii
Lembar Pengesahan…...………... iii
LembarTim Penguji…..………... iv
Panitia Penguji Tesis…..………... v
Lembar Pernyataan Keaslian Dan Persyaratan Publikasi…...……….. vi
Kata Pengantar…….………... vii
Abstrak………... x
Abstract………... xi
Ringkasan………... xii
Summary………... xiv
Daftar Isi………... xvi
Daftar Gambar………... xix
Daftar Tabel………... xxi
Daftar Singkatan………... xxii
DaftarLampiran…...………... xxvi
BAB 1. PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang Masalah..………... ... 1
B.Rumusan Masalah……...………....………... 5
C. Tujuan Penelitian……..………... 5
xvii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...……….……... 7
A.. Kajian Teori... 7
I. Ginjal........ 7
2. Nefritis Lupus... 11
2.1 Patogenesis Lupus Nefritis... 11
2.2 Terapi Lupus Nefritis... 14
3. N-Asetil Sistein ...…...…... 15
4. Peran Caspase-1 pada Nefritis Lupus... 19
B. Penelitian Relevan...……... 25
C. Kerangka Pikir... 26
1. Kerangka Teori... 26
2. KerangkaKonseptual………... 30
D. Hipotesis Penelitian... 31
BAB III. METODE PENELITIAN... 32
A. Jenis Penelitian... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 33
C. Subjek Penelitian dan Besar Sampel ...……….. 33
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...…... 35
1. Klasifikasi Variabel Penelitian………...…... 35
2. Definisi Operasional………...…... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ...……… 39
F. Teknik Pendeteksian dan Pengukuran Data……….….. 40
xviii
2. Teknik pewarnaan imunohistokimia caspase-1………... 41
G. Analisis Data...……….... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...……….. 44
A. Hasil Penelitian...………... 44
4.1 Proses Analisis Penelitian...……… 44
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian...……….. 46 4.3 Analisis Pengaruh NAS Terhadap Ekspresi Caspase-1 Dan Tingkat Kerusakan Ginjal Pada Mencit Yang Terinduksi Pristan...……… 49
B. PEMBAHASAN...….…………...………….………... 57
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN...….…………...………….………. 66
A. Simpulan...….…………...………….………... 66
B. Saran...….…………...………….………...…... 66
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi dan fisiologi ginjal ... 8
Gambar 2.2 HistologiKorteks Ginjal…..………... 9
Gambar 2.3 Mekanisme imunitas alamiah pada inflamasi ginjal…... 10
Gambar 2.4 Respon imunitas seluler pada glomerulonephritis... 13
Gambar2.5 Struktur molekul N-Asetil Sistein…... 16
Gambar 2.6 Transportasi dari NAS dan jalur untuk menghasilkan stress oksidatif dan inflamasi pada hepatosit…………... 16
Gambar 2.7 Farmakodinamik N-Asetil Sistein………... 18
Gambar 2.8 Komplek inflamasom………... 21
Gambar 2.9 Jalur inflamasi yang melibatkan kompleks inflamasom... 22
Gambar 2.10 Skema representasi dari jalur sinyal utama model kematian sel yang berbeda dan mekanisme patofisiologis model kematian sel………... 24
Gambar 2.11 Kerangka pikir pengaruh NAS terhadap ekspresi caspase-1 dan tingkat kerusakan ginjal pada mencit nefritis lupus induksi pristan……... 26
Gambar 2.12 Kerangka konsep pengaruh NAS terhadap ekspresi caspase-1 dan tingkat kerusakan ginjal pada mencit nefritis lupus induksi pristan……... 30
xx
Gambar 3.2 Kerangka operasional kajian Pristan dan N-Asetil Sistein terhadap ekspresi caspase-1 glomerulus dan derajat
kerusakan ginjal mencit Balb/C model nefritis lupus
induksi pristan………... 39 Gambar 4.1 Perbandingan Nilai rata- rata ekspresi Caspase-1 per 100
sel makrofag antar Kelompok Sampel... 47 Gambar 4.2 Perbandingan Nilai rata – rata Tingkat Kerusakan Ginjal
antar Kelompok Sampel... 48 Gambar 4.3 Perbandingan Gambaran protein Caspase-1 yang
diekspresikan sel makrofag masing–masing kelompok... 51
Gambar 4.4 Gambaran Histologis Tingkat Kerusakan Ginjal Kelompok
Kontrol... 53
Gambar 4.5 Gambar Histologis Tingkat Kerusakan Ginjal Kelompok
Lupus Nefritis... 54 Gambar 4.6 Gambaran Histologis Tingkat Kerusakan Ginjal Kelompok
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Deskripsi dan Uji Normalitas Ekspresi Caspase-1 per 100
sel makrofag...
Halaman
46
Tabel 4.2 Deskripsi dan Uji Normalitas Variabel tingkat Kerusakan
Ginjal... 47 Tabel 4.3 Perbedaan rata – rata ekspresi caspase-1 per 100 sel
makrofag dalam kelompok sampel... 49 Tabel 4.4 Perbedaan rata – rata ekspresi Caspase-1 per 100 sel
makrofag antar kelompok sampel... 50 Tabel 4.5 Perbedaan rata – rata tingkat kerusakan ginjal menurut
kelompok sampel... 52
Tabel 4.6 Perbedaan rata – rata Tingkat Kerusakan Ginjal Antar
xxii
DAFTAR SINGKATAN
ABC :avidin biotin complex
Anti ds-DNA : anti-double stranded deoxyribonucleic acid
apaf-1 :apoptosis protease-activating factor-1
ASC : Apoptosis-Associated Speck-like Protein Containing a CARD
CARD : Caspase Activation and Recruitment Domain CAT : catalase
CCR2 : CC-chemokine receptor 2
CCR6 : CC-chemokine receptor 6 CCR7 : CC-chemokine receptor 7
Cit c : cytochrome c
CXCL2 : CXC-chemokine ligand 2 CXCL16 : CXC-chemokine ligand 16
CXCR1 : CXC-chemokine receptor1 CXCR3 : CXC-chemokine receptor3
Cys : cysteine Cys-Cys : cystine
DAMP :Danger-associated molecular patterns
DC :Dentritic Cell De-Acase : deacetylases
xxiii GN : Glomerulonefritis
GPx : glutathione peroxidase
GR : glutathione reductase GSH : reduced glutathione GSSG : oxidized glutathione
HE : Hematoksilin eosin HNE : 4-hydroxynonenal
HUS : Haemolitic Uraemic Syndrome
IC-GN : Immune Complex Glomerulonephritis IFN : Interferon
IFNγ : Interferon γ
IHC : Imunohistokimia
IκB : inhibitor of NF-κB IKKβ : inhibitor of κB kinase
IL : Interleukin
IL-1β :Interleukin 1β
IL-1R : interleukin-1 receptor
IL-10 : Interleukin 10 IL-17A : Interleukin 17A IL-18 : Interleukin 18
IL-23 : Interleukin 23
iNKT :invariant natural killerT
xxiv
KL : Jumlah sel glomerulusdengan inti kariolisis. KR : Jumlah sel glomerulusdengan inti karioreksis
LES :Lupus Erythematosus Systemic LN : Lupus Nefritis
LSD : Least Significant Difference
MDA : malondialdehyde
MOMP : mitochondrial outer membrane permeabilization
NAC :N-acetylcysteine
NADP+ : oxidized nicotinamide adenine dinucleotide phosphate NADPH : reduced nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
NAS : N-Asetil Sistein
NF-KB :nuclear factor κ-light-chain enhancer of activated B cells
NIK : NF-κB-inducing kinase NLR :Nod-Like Receptor NO : nitric oxide
P : Jumlah sel glomerulus dengan inti piknosis p50 : nuclear factor NF-κB protein p50 subunit
P65 : nuclear factor NF-κB protein p65 subunit PARP :poly (ADP-ribose) polymerase
PAS :Periodic Acid-Schiff
PBS : Peritoneum
PDL1 :Programmed cell Death Ligand-1
PGK : Penyakit Ginjal Kronis PRR :Pattern Recognition Receptor
xxv ROH : alcohol
ROOH : organic hydroperoxide
ROS :Reactive Oxygen Species SLE : Sistemik Lupus Eritematosus SOD : superoxide dismutase
TGFβ1 : transforming growth factor β 1
TH1 : T helper 1
TH17 : T helper 17 TLR :Toll like Receptor TLR7 :Toll like Receptor7
TMPD : 2,6,10,14-Tetramethylpentadecane TNF :Tumor Necrosis Factor
TNF-α : tumor necrosis factor α TNFR1 :TNFα receptor 1
TNF-R1 : TNF-α receptor 1
TRAIL : TNF-related apoptosis-inducing ligand TRAILR : TRAIL receptor
TReg : T Regulator
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ethical Clearance Penelitian
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Di Laboratorium Histologi Fk Uns
Lampiran 3 Ekspresi Caspase-1
Lampiran 4 Skor Histologis tingkat kerusakan ginjal