• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK 3 BAKTERI MYC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK 3 BAKTERI MYC"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK 3

BAKTERI TAHAN ASAM

Disusun oleh :

DINDA ISKI AKMALIA

LILIS ULAN UTARI

SALMA NIDA HAFIDHOH

SISKA KUSUMASTUTI

SITI AISYAH PUTRI KHASANAH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN i. Latar Belakang

Penemu Mycobacterium Tuberculosis pada tahun 1882 oleh Robert Koch merupakan satu momen yang sangat penting dalam penemuan dan pengendalian penyakit tuberkulosis, walaupun penyakit ini sudah dikenal sejak 8000 tahun sebelum tahun masehi. Penemuan ini jelas merupakan pilar yang amat penting yang mengubah perjalanan kehidupan dan dunia kesehatan selanjutnya.

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangatlah sulit, karena selain bakteri itu tidak bewarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan sutu teknik pewarnaan sel bakteri, ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari penawaran yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

Bakteri yang memiliki ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8– 95 mikrometer dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel disebut Basil Aahan Asam (BTA). Bakteri ini ada 41 spesies yang telah diakui oleh ICSB (International Committe On Systematic Bacteriology) yang sebagian besar sudah saprofit dan sebagian kecil lainnya patogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium leparae dan lain-lainya yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik.

(3)

Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah

Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia. Berdasarkan hal inilah yang menjadi latar belakang dilaksanakannya percobaan ini untuk mengetahui teknik pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) dan mengamati tingkat infeksi dari sputum apakah terdapat Mycobacterium atau tidak.

ii. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui teknik pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) 2. Untuk mengamati bentuk-bentuk bakteri

iii. Manfaat Penelitian

(4)

BAB II PEMBAHASAN

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun coccus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil dan tripobasil. Pada coccus dibagi menjadi

Monococcus, Diplococcus dan Staphylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro, 1998).

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).

Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengabsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengabsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus, sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan Ziehl Neelsen yang memilahkan bakteri menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro, 1998).

Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya, sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).

(5)

Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jasad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri dan melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jasad dapat diketahui (Hadiutomo, 1990).

Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo, 1990).

Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan memiliki muatan positif, sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel. Terkadang zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan (Dwidjoseputro, 1998).

(6)

mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro, 1998).

Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi tersebut berasal dari bukan media padat, sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya (Sutedjo, 1991).

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazimnya, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, methylen blue, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan sederhana. Zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay, 1994).

Pewarnaan Ziehl Neelsen atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium

dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (karbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan karbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).

(7)

Percobaan tentang transmisi penyakit TBC pertama kali dilakukan oleh Klencke pada tahun 1843. Klencke memproduksi TBC di dalam tubuh kelinci dengan inokulasi jaringan TBC secara intravena. Infeksi oleh kuman TBC juga dibuktikan oleh Villemin pada tahun 1865 dengan cara memproduksi penyakit ini pada kelinci dengan inokulasi jaringan TBC tipe human dan bovine. Dia yang pertama kali mendemonstrasikan perbedaan resistensi kelinci terhadap organisme tipe human dan bovine. Villemin menyimpulkan bahwa TBC adalah penyakit spesifik, TBC disebabkan oleh agen inocilable, penyakit ini dapat menular dari manusia ke kelinci, TBC adalah penyakit yang mematikan. Robert Koch merupakan penemu Mycobacterium tuberculosis pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama basil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA) (Pelczar, 1988).

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculose. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia (Brooks, 2005).

Cara diagnosa penyakit TBC dengan menggunakan pendekatan mikrobiologis adalah dengan pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA). Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) menggunakan beberapa teknik atau metode pewarnaan. Teknik pewarnaan tersebut antara lain Tan Thiam Hok (Kinyoun Gabber), Ziehl-Neelsen, dan Fluorokrom. Metode Ziehl-Neelsen merupakan pewarnaan standar untuk mengamati Mycobacterium tuberculosis (Kurniawati, 2005).

Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora dan termasuk bakteri aerob. Mycobacterium tuberculose dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali

(8)

Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel Mycobacterium, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Thomas, 1999).

Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru dan juga memberikan efek terhadap susunan saraf pusat, sistem limfatik, sistem sirkulasi, sistem urogenital, tulang, tulang sendi dan kulit. Penyakit ini diketahui dapat menyerang semua bangsa burung, mamalia, primata termasuk manusia. Selain Mycobacterium tuberculosis (tipe human), dikenal juga spesies Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium. Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium jarang terjadi pada orangutan. Hanya terdapat sekitar 10% laporan kasus TBC pada primata yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis. TBC tipe Human paling banyak ditemukan pada primata dan manusia (Sari, 2004).

Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosa paru termasuk suatu pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacteriumtuberculosis. Tuberkulosa paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosa, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberkulosa ekstrapulmonar. Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis (Darmanto, 2010).

Sistem kekebalan tubuh (pertahanan) dapat melawan infeksi dan menghentikan bakteri yang menyebar. Sistem kekebalan tubuh akhirnya dengan membentuk jaringan parut mengelilingi

(9)

BAB III ISI

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan praktikum pemeriksaan preparat, yaitu : Hari / Tanggal : Jum’at, 27 Mei 2016

Waktu : 10.00 WIB – selesai

Tempat : Ruang Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Alat dan Bahan Alat :

1. Mikroskop 2. Preparat 3. Kaca objek 4. Handscoon 5. Korek api 6. Lidi kapas 7. Spirtus 8. Masker

Bahan :

1. Alcohol asam 3% 2. Karbol fuchsin 0,3% 3. Air / aquades

4. Methylen Blue 5. Alcohol 70%

Prosedur Kerja

(10)

2. Mensterilkan tangan dan alat-alat yang akan digunakan, sebelum melakukan percobaan dengan menggunakan alkohol 70%

3. Siapkan preparat di atas kaca objek dengan menggunakan lidi (dalam keadaan aseptis). 4. Menetesi karbol fuchshin0,3 % pada sampel.

5. Nyalakan spirtus.

6. Memfiksasi sampel di atas api bunsen sampai adanya asap yang muncul.

7. Kemudian mencuci sampel dengan menggunakan air/aquades mengalir dan menunggu sampai sampel kering kembali.

8. Meneteskan dengan alcohol asam 3%, lalu mencuci menggunakan air mengalir dan mengerinkannya.

9. Meneteskan cairan methylen bluepada sampel dan menunggu hingga 20-30 detik.

10. Membersihkan kembali sampel dengan menggunakan air/aquades mengalir, setelah itu menunggu sampai sampel kering kembali.

11. Mengamati sampel dengan menggunakan mikroskop.

(11)

BAB IV KESIMPULAN

Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri yang tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan aniline biasa kecuali dengan menggunakan fenol dan dengan pemanasan. Bakteri ini memiliki dinding sel berlilin karena mengandung sejumlah besar materi lipoidal oleh karena itu bakteri ini hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan BTA.

Mycobacterium memiliki sejumlah besar zat lipoidal (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relative tidak permeable terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel-sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau pewarnaan gram (Dwijoseputro, 1994).

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, 2008. Tuberkulosis Paru Resisten Ganda. Di kutip oleh Ayu Setiawati. 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Darmanto, 2010. Ilmu Penyakit Paru. Di kutip dari tulisan Rizqi Nugraheni Putri. 2011. Trans Info Media. Jakarta.

Dwidjoseputro, 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang. Di akses pada tanggal 14 April 2013 pukul 17.44 WITA.

Hadiutomo, 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Erlangga. Jakarta. Di akses pada tanggal 14 April 2013 pukul 17.53 WITA.

Kurniawati. 2005. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen, dan Fluorokrom sebagai Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam untuk Pemeriksaan Mikroskopis Sputum. Di kutip dari tulisan Zita Marisa. Vol 9, juni 2005 : 29-33. Makara Kesehatan.

Lay, 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Pelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. UI Press. Jakarta.

Sari, 2004. Penyakit Infeksius yang menular Melalui Udara pada Orangutan (Pongo pygmaeus). Di kutip oleh Ayu Brilian Wardani. 2011. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutedjo, 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Thomas, 1999. The White Death: A History of Tuberculosis. Di kutip oleh Isa Muhamad Raden. 2011. Universitas Diponegoro. Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi yang dimaksud dengan kredit bermasalah hakekatnya adalah tidak dilaksanakannya pembayaran angsuran sebagaimana yang diperjanjikan, terlepas dari segala sesuatu yang

-Re.ie/ ie/ Desig Design0 n0 dimak dimaksudk sudkan an seba sebagai gai suatu upaya pengendalian dan pengel'laan 1isik kegiatan pembangunan Asrama suatu upaya pengendalian

Apabila penggunaan daya untuk motor multipel tidak berjalan pada saluran yang sama, hal tersebut akan terjadi arus kebocoran untuk mengisi kapasitor diantara konverter frekuensi,

Menyusun program legislasi daerah yang memuat daftar urutan rancangan peraturan daerah untuk satu masa keanggotaan dan prioritas setiap tahun anggaran, yang selanjutnya

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode deskriptor akustik dapat dijadikan dasar untuk identifikasi, klasifikasi dan analisis struktur spesies kawanan ikan, dimana kawanan

Dari masing-masing layanan mempunyai tugas yang berbeda-beda, namun dalam menangani korban kasus kekerasan tetap saling bekerjasama, (3) Peranan FPK2PA di Kabupaten

S9( eski 6eitu tentu  eski 6eitu tentu tuas ini asih a tuas ini asih auh dari keseurnaan oleh karena uh dari keseurnaan oleh karena

Berdasarkan uji BNT pada Tabel 7 tampak bahwa pada pemberian ekstrak daun binahong perlakuan 100, 150, dan 200 mg/kg berat badan tidak berbeda nyata dibandingkan