• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Pembelajaran PAI Model PAIKEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Inovasi Pembelajaran PAI Model PAIKEM"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1

INOVASI PEMBELAJARAN PAI MODEL PAIKEM

Oleh: Arian Sahidi, S.Pd.I

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualifikasi guru pendidikan agama Islam merupakan suatu kemestian yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Departemen Agama RI telah berusaha melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas guru pendidikan agama Islam. berbagai program telah dilakukan baik pada level sekolah dasar, menengah, maupun sekolah menengah atas. Seperti Dual Modes System, program peningkatan kualitas guru pendidikan agama Islam dan program sertifikasi bagi guru-guru pendidikan agama Islam serta masih banyak program-program yang mendorong peningkatan kualitas guru-guru agama Islam lainnya.

Upaya peningkatan kualitas guru pendidikan agama Islam dilakukan secara bersinergi dengan lembaga lain. Dalam hal ini, fakultas Tarbiyah sebagai institusi yang memiliki kewenangan mempersiapkan dan melahirkan tenaga pendidik dan kependidikan agama Islam diberi kepercayaan sebagai leading sector bagi kelancaran dan keberhasilan kegiatan-kegiatan tersebut. Tentunya, berbagai persiapan dari sisi sumber daya manusia, manajemen dan administrasi serta perihal teknis lainnya menjadi tanggung jawab lembaga tersebut.

(2)

2

diperkenalkan kepada guru-guru pendidikan agama Islam di lingkungan departemen agama masih didominasi pemikiran-pemikiran kependidikan murni, sehingga contoh-contoh yang dikembangkan juga berhubungan dengan materi-materi pembelajaran umum. Untuk keteralihan strategi ini ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami banyak kesukaran dan hambatan, seperti pada mata pelajaran al-qur’an, hadis, aqidah akhlak, fiqih dan ushul fiqih, sejarah Islam, bahasa Arab dan lainnya.

Oleh karena itu, pembahasan di dalam makalah ini akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dengan harapan akan memberi manfaat bagi guru-guru pendidikan agama Islam yang sedang menjalankan tugasnya di sekolah, madrasah maupun pondok pesantren. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hal-hal yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah:

a. Bagimana Hakikat PAIKEM Sebagai Strategi Pembelajaran? b. Bagaimana Implementasi PAIKEM dalam Pembalajaran PAI? 3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disusun, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui Hakikat PAIKEM Sebagai Strategi Pembelajaran

b. Mengetahui Bagaimana Implementasi PAIKEM dalam Pembalajaran PAI

B. HAKIKAT PAIKEM 1. Pengertian PAIKEM

(3)

3

rupa hingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, gagasan, mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah.1 Senada dengan ini ada yang mengatakan bahwa pembelajaran aktif itu adalah proses pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menggunakan ide pokok, memecahkan masalah atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.2

Istilah inovatif, dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.3 Seiring dengan itu, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru atas dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.4 Istilah kreatif, mempunyai makna bahwa pembelajaran adalah proses pengembangan kreatifitas peserta didik. Dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi maupun secara kelompok.5 Istilah efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Dan dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah

1

Suparlan dkk, Paikem,Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Genesindo, 2008), hlm. 70.

2

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), hlm. xiv

3

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang, Media Grouf, 2008), hlm. 46.

4

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm. 6.

5

(4)

4

proses belajar mengajar. Istilah menyenangkan, dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana menyenangkan dan mengesankan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.6

PAIKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran PAIKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadakan eksplorasi, kreasi dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.7

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PAIKEM adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Yang dalam konteksnya peserta didik memiliki potensi yang harus dikembangkan agar bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, peserta didik tidak lagi diibaratkan seperti bejana kosong yang siap menerima penyampaian dari guru tentang pengetahuan dan informasi yang mereka butuhkan. Guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa belajar. Di dalam PAIKEM guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk pencapaian hasil belajar yang ditentukan.

6

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, hlm. 47.

7

(5)

5

Secara garis besar PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut8:

Guru Siswa Lingkungan (kelas,

indoor/outdoor, dengan cara memajang buku-buku dan bahan

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning by doing)

Hasil karya siswa dipajang di kelas

Guru menerapkan cara mengajar yang lebih aktif ditandai dengan

Lingkungan digunakan

8

(6)

6 siswa melalui kegiatan yang menantang kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, kritis dan mampu yang lebih interaktif dalam kelompok serta lebih banyak praktek

Siswa tidak malu terlibat aktif dalam kegiatan

2. Landasan Hukum Pelaksanaan PAIKEM a) Landasan Yuridis Formal

Yang dimaksud dengan tinjauan yuridis formal disini adalah dasar hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam konteks ini adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan yang berlaku di Indonesia diantaranya adalah:

1) UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Beberapa pasal terkait antara lain adalah terdapat pada:

(7)

7

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

ii. Pasal 39 ayat 2

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada sekolah/madrasah.

iii. Pasal 40 ayat 2

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

iv. Pasal 4 ayat 3-4

(8)

8

membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

2) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Diantaranya pasal 19 ayat 1 yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inovatif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

3) UU RI Nomor 4 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, beberapa pasal menyebutkan:

i. Pasal 1 ayat 1

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

ii. Pasal 6

(9)

9

cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.9

b) Landasan Psikologis-pedagogis Penerapan PAIKEM

Tinjauan psikologis ini dimaksudkan ingin melihat posisi dan signifikansi penerapan strategi PAIKEM menurut kajian psikologi belajar. Pembelajaran sebelumnya dikenal dengan istilah (KBM) merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran tradisional menitik beratkan pada metode imposisi yakni pembelajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi peserta didiknya. Cara ini tidaklah mempertimbangkan kesesuaian antara materi dengan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan serta pemahaman peserta didik.

Pandangan baru berpendapat bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu. Aktivitas belajar akan berhasil apabila berdasarkan pada motivasi pada diri peserta didik. Peserta didik dapat dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan tersebut sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan materi pelajaran untuk dikuasai oleh siswa tetapi tidak dapat memaksakannya untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Maka, dengan demikian bisa dikatakan bahwa sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu siswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses belajar-mengajar tidak dapat

9

(10)

10

sepenuhnya berpusat pada peserta didik, tetapi perlu diingat bahwa pada hakikatnya siswalah yang harus belajar.10

Dengan demikian guru perlu memberikan bermacam-macam situasi belajar yang memadai untuk materi yang disajikan, dan menyesuaikannya dengan kemampuan dan karakteristik serta gaya belajar siswa. Sebagai konsekuensinya adalah guru dituntut harus kaya metodologi mengajar serta terampil menerapkannya, tidak monoton, dan variatif dalam melaksanakan pembelajaran.

Dalam konteks inilah PAIKEM diharapkan dapat memperkaya guru dalam hal strategi, metode, dan teknik mengajar sebagai seni. Sehingga secara psikologis-pedagogis, PAIKEM secara nyata memiliki relevansi dalam kerangka mewujudkan proses belajar yang memberdayakan peserta didik.

3. Karakteristik PAIKEM

Secara teori ada beberapa ciri menonjol yang tampak secara kasat mata tentang strategi PAIKEM dalam proses pembelajaran yaitu:

a) Adanya sumber yang beraneka ragam, dan tidak lagi hanya mengandalkan buku sebagai salah satunya sumber belajar.

b) Sumber beraneka ragam tersebut kemudian didesain dengan berbagai kegiatan.

c) Hasil kegiatan belajar mengajar dipajang di dinding kelas. d) Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif.

e) Dalam mengerjakan berbagai tugas siswa baik secara individu maupun kelompok mencoba mengembangkan kreativitasnya semaksimal mungkin.

10

(11)

11

f) Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam tersebut nampak kesenangan atau antusias siswa.

Pada akhir pembelajaran semua siswa melakukan arah yang disebut dengan refleksi yaitu siswa menyampaikan kesan yang baru mereka terima.11

Kemudian, adapun kriteria PAIKEM adalah sebagai berikut12:

Kriteria Aktif Kriteria Inovatif

Siswa melakukan sesuatu dan

memikirkan apa yang mereka lakukan seperti:

metode dan media yang baru. d. Adanya modifikasi dalam proses

pembelajaran

Kriteria Kreatif Kriteria Efektif

1. Berpikir kritis

2. Memecahkan masalah secara

konstruktif

3. Ide/gagasan yang berbeda

4. Berpikir konvergen (pemecahan masalah yang benar atau terbaik)

5. Berpikir divergen (beragam

alternative pemecahan masalah) 6. Fleksibilitas dalam berpikir

(melihat dari berbagai sudut pandang)

7. Berpikir terbuka

Ketercapaian target hasil belajar, dapat berupa:

a. Siswa menguasai konsep

b. Siswa mampu mengaplikasikan konsep pada masalah sederhana.

c. Siswa menghasilkan produk

tertentu.

d. Siswa termotivasi untuk giat belajar.

11

Suparlan dkk, Paikem, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, hlm. 73.

12

(12)

12

4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAIKEM a) Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap, berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut.

b) Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak di dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih bisa dimanfaatkan membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

(13)

13

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup.

e) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Ruang kelas itu rumah, bukan penjara. Memang, ada dua potensi kelas dalam proses belajar. Pertama, menjadi rumah yang menyenangkan. Atau sebaliknya, menjadi penjara yang penuh tekanan dan paksaan.13

13

(14)

14

Ruang Belajar

f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram. g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan

kegiatan belajar

(15)

15

memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

h) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadap-hadapan. Keadaan itu bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAIKEM.14

5. Perencanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi PAIKEM Perencanaan pembelajaran atau yang sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan mata pelajaran per unit yang akan diterapkan oleh guru di dalam kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram, karena itu RPP harus memiliki daya terap (applicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang mustahil target pembelajaran bisa diterapkan secara maksimal, pada sisi lain melalui RPP bisa diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.15

14

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, hlm. 54-56.

15

(16)

16

Berdasarkan format RPP maka siklus pembelajaran dapat dibagi kepada: Kegiatan awal (pembuka), kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam pembuatan RPP maka yang harus diperhatikan adalah harus sesuai dengan karakteristik PAIKEM dan juga harus sesuai dengan standar proses yang terdapat dalam PERMENDIKNAS No. 14 tahun 2007 tentang standar proses yaitu memuat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Kegiatan eksplorasi dapat dimaknai dengan kegiatan untuk melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang luas mengenai materi yang sedang dibahas dan berbagai sumber baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Kegiatan elaborasi adalah kegiatan yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan arti pada informasi baru dengan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

Sedangkan kegiatan konfirmasi adalah kegiatan guru untuk meminta penegasan atau pembenaran hasil eksplorasi dan elaborasi yang diberikan peserta didik. Kegiatan konfirmasi juga bisa berfungsi sebagai pemberian umpan balik dan kesempatan untuk memberikan penguatan baik secara lisan, tulisan, dan lain-lain.16

Selain itu, paradigm guru tentang pentingnya membuat rencana pembelaaran juga harus disamakan17.

Paradigma Lama Yang Salah Paradigma Baru Yang Benar

 Guru mengajar = Murid Pembelajaran Agama Islam, hlm. 66-67.

17

(17)

17 mengajar kemudian murid mengerti.

 GURU

MENGAJARMURID MEMAHAMI

 Perencanaan mengajar

terletak pada bagaimana murid bisa mengerti, barulah merancang bagaimana guru mengajar.

 CARA MURID

MEMAHAMICARA

GURU MENGAJAR

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa pembuatan RPP sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Bukan hanya melakukan copy paste dari teman sejawat saja, tapi guru harus bisa mengembangkan dan memperkaya RPP tersebut. Kemampuan guru dalam mengembangkan dan memperkaya RPP juga menjadi bagian dari keprofesionalan seorang guru. Dalam artian, dia bisa menyusun rencana pembelajaran dengan baik dan berusaha menerapkannya sebaik mungkin. 6. Pelaksanaan Evaluasi dengan Menggunakan Strategi PAIKEM

Untuk melaksanakan penilaian berbasis PAIKEM dalam pembelajaran maka, ada baiknya guru memperhatikan sungguh-sungguh tentang beberapa hal sebagai berikut:

(18)

18

menjadi ketua kelas, sering dipilih untuk menjadi pelopor, sering mengajukan pertanyaan, dan siswa yang paling aktif melakukan tugas di kelompok.

b) Kreativitas, adakalanya siswa tidak tergolong menonjol dalam berbagai kegiatan kelompok. Tetapi siswa ini sering memberikan jalan keluar jika ada permasalahan yang dihadapi. Siswa seperti ini juga harus memperoleh poin dalam penilaian.

c) Efektivitas, kelompok yang paling cepat dan dinilai benar dalam melakukan kegiatan di kelompok juga berhak untuk diberikan penghargaan tersendiri dalam penilaian.18

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir dari proses pembelajaran saja, tetapi juga harus dilakukan pada awal pembelajaran baik penilaian proses maupun penilaian hasil belajar. Membuat pertanyaan merupakan kunci utama dalam membuka gerbang pembelajaran. Oleh karena itu pertanyaan dapat diberikan pada permulaan pembelajaran atau di tengah-tengah proses pembelajaran bahkan bisa juga di akhir pembelajaran. Bentuk item tes dapat dikembangkan, baik dalam bentuk tes standar atau tes buatan guru, yang berfungsi untuk mengetahui apakah kompetensi yang telah ditetapkan tercapat atau tidak.

7. Penerapan PAIKEM Melalui Setting Kelas Yang Variatif dan Dinamis

Peserta didik dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan beragam, ada yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, dan kurang. Oleh karena itu guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, maupun kelompok. Jika harus dibentuk

18

(19)

19

kelompok, kapan peserta didik dikelompokkan berdasarkan kemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu peserta didik yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga menjadi tutor sebaya (peer teaching).19

Dari penjelasan tersebut bisa dipahami bahwa pengaturan ruang kelas merupakan tahap penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan dengan penyusunan ruang kelas juga akan dapat mengaktifkan siswa. Namun setting atau formasi kelas ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen, namun hanya sebagai alternative dalam penerapan kelas, diantaranya adalah:

a) Formasi huruf U

Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan media dengan mudah dan mereka saling berhadapan langsung satu sama lainnya. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi. Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam format U sebagai berikut:

19

(20)

20

Selain model tersebut, formasi U berikut ini memungkinkan kelompok kecil yang terdiri dari tiga peserta didik atau lebih dapat keluar masuk dari tempatnya dengan mudah.

b) Formasi Corak Tim

(21)

21 c) Meja Konferensi

(22)

22

Atau guru bisa menggabungkan beberapa meja kecil, seperti yang terlihat di gambar berikut:

d) Formasi Lingkaran

(23)

23

(24)

24 e) Kelompok Untuk Kelompok

Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau menyusun permainan peran. Seperti gambar berikut:

f) Tempat Kerja

(25)

25 g) Susunan Chevron

h) Pengelompokan Terpisah

(26)

26

alternative yang bisa digunakan, bisa jadi nanti dalam proses pembelajaran bisa menggunakan bentuk setting yang lainnya.20

C. APLIKASI STRATEGI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PAI Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik, mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran. Peserta didik belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu pengetahuan ataupun mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang dapat digunakan mengembangkan dirinya. Dalam pembelajaran, peserta didik sebagai subjek yang aktif melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menggabungkan, menyimpulkan dan menyelesaikan masalah.21

Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah proses peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar, dan termotivasi. Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif, misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, mencari contoh, dan bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya.

Berikut ini akan disajikan model dan strategi pembelajaran aktif sebagai alternative yang dapat digunakan oleh guru untuk mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Pada masing-masing

20

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran Agama Islam, hlm. 68-74.

21

(27)

27

strategi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Hal ini sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai, penggunaan strategi, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi lainnya. Diantaranya adalah:

No STRATEGI PAIKEM

1 Everyone is a Teacher (Setiap Murid Sebagai Guru)

2 Writing In The Here And Now (Menulis Pengalaman Secara Langsung)

3 Reading Aloud (Strategi Membaca Dengan Keras)

4 The Power of Two and Four (Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)

5 Information Search (Mencari Informasi)

6 Point-Counterpoint (Beradu Pandangan Sesuai Persfektif)

7 Reading Guide (Bacaan Terbimbing)

8 Active Debate (Debat Aktif)

9 Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab/Isu Sejenisnya)

10 Jigsaw Learning (Belajar Melalui Tukar Delegasi Antar Kelompok)

11 Role Play (Bermain Peran)

12 Debat Berantai

13 Listening Team (Tim Pendengar)

14 Team Quiz (Pertanyaan Kelompok)

15 Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)

16 Card Short (Menyortir Kartu)

17 Peer Lessons (Belajar Dari Teman)

(28)

28

Pada makalah kali ini tidak akan dibahas secara keseluruhan semua strategi di atas. Aplikasi beberapa strategi tersebut di atas dapat didiskripsikan sebagai berikut22:

1. Everyone is a Teacher Here (Setiap Murid Sebagai Guru)

Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara

keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berperan sebagai guru dari kawan-kawannya. Dengan

strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta

dalam pembelajaran secara aktif.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Bagikan secarik kertas/kartu kepada seluruh peserta didik. Minta mereka untuk menuliskan satu persatu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan dalam kelas.

b) Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap peserta didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.

c) Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan jawabannya.

d) Setelah jawaban diberikan, mintalah peserta didik lainnya untuk menambahkan.

e) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.

f) Kembangkan diskusi secara lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.

22

(29)

29

Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk membiasakan peserta didik untuk

belajar aktif secara individual dan membudayakan sifat berani bertanya,

tidak minder dan tidak takut salah.

2. Writing in Here and Now (Menulis Pengalaman Secara Langsung)

Menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan

pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami

Langkah-langkah penerapan strategi ini adalah:

a) Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh peserta didik. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan dating. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif.

b) Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan yang dihasilkan.

c) Guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, guru mengajak mereka membacakan tentang refleksinya.

d) Guru mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama.

e) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tidak lanjut. 3. Reading Aloud (Strategi Membaca Dengan Keras)

(30)

30

a) Guru memilih sebuah teks yang menarik untuk dibaca dengan keras, misalnya tentang manasik haji.

b) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat.

c) Guru membagi bacaan teks itu dengan alinea-alinea atau beberapa cara lainnya. Guru menyuruh sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.

d) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, memberikan contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yag ada dalam teks tersebut.

4. The Power of Two and Four (Menggabung dua dan 4 kekuatan) Langkah-langkah penerapan:

a) Terapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan materi pokok

b) Beri kesempatan pada peserta didik untuk berpikir sejenak tentang masalah tersebut

c) Bagikan kertas pada tiap peserta didik untuk menuliskan pemecahan masalah/jawaban (secara mandiri) lalu periksalah hasil kerjanya.

d) Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi tentang jawaban masalah tersebut, lalu periksalah hasil kerjanya.

e) Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang disepakati berdua f) Selanjutnya perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 4 orang dan

(31)

31

g) Jawaban bisa ditulis dalam kertas dan lainnya, dan guru memeriksa dan memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan terbaiknya menjawab masalah yang dicari

h) Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan yang didiskusikan tadi.

Tujuan penerapan strategi ini adalah membiasakan belajar aktif secara

individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan)

5. Information Search (Mencari Informasi) Langkah-langkah penerapan:

a) Buatlah beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi yang dapat ditemukan dalam bahan-bahan sumber yang bisa diakses peserta didik.

b) Bagikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada peserta didik.

c) Minta peserta didik menjawab pertanyaan bisa individual atau kelompok kecil. Kompetisi antar kelompok dapat diciptakan untuk meningkatkan partisipasi.

d) Beri komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik. Kembangkan jawaban untuk memperluas skope pembelajaran.

Metode ini sama dengan ujian open book. Secara berkelompok peserta didik

mencari informasi (biasanya tercakup dalam pelajaran) yang menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Metode ini sangat

membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap

kering.

6. Point Counterpoint(Beradu Pandangan Sesuai Persfektif) Langkah-langkah penerapan sebagai berikut:

a) Pilih salah satu topik yang mempunyai dua persfektif

(32)

32

c) Pastikan masing-masing kelompok untuk menyiapkan argument sesuai dengan persfektif kelompoknya

d) Pertemukan kembali kelompok masing-masing dan beri kesempatan pada salah satu kelompok tertentu untuk memulai debat dengan menyampaikan pandangan yang berbeda dan begitu seterusnya.

Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar

mencari argument yang kuat di dalam memecahkan suatu masalah yang

aktual di masyarakat sesuai posisi yang diperankan.

7. Reading Guide (Bacaan Terbimbing) Langkah-langkah penerapannya:

a) Tentukan bacaan yang akan dipelajari

b) Buatlah pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa

c) Bagikanlah bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya pada peserta didik

d) Tugas siswa adalah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakan waktu yang lama

e) Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik.

Tujuan penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah

dan focus dalam memahami suatu materi pokok

8. Active Debate (Debat Aktif)

Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:

a) Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah kasus atau isu kontroversi dalam suatu topik yang relevan dengan SK/KD/Indikator. b) Bagi kelas menjadi dua kelompok, tugaskan mereka pada posisi “pro” satu

(33)

33

c) Minta setiap kelompok menunjuk wakil mereka, 2 atau 3 orang sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.

d) Setelah itu juru bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk minta pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan pada kelompok lainnya.

e) Apabila dirasa cukup, maka hentikan debat ini dengan tetap menyisakan waktu sebagai follow up dari kasus yang diperdebatkan.

Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar

mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang

kontroversial dan memiliki sikap demokratis dan saling menghormati

terhadap perbedaan pendapat.

9. Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab) Adapun langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:

a) Bagikan beberapa potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam kelas, kemudian bagi jumlah potongan tersebut menjadi dua bagian yang sama b) Tulis beberapa pertanyaan tentang materi yang telah diberikan pada

setengah bagian yang telah disiapkan. Setiap potongan kertas berisi satu pertanyaan

c) Pada bagian kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat tadi kemudian kocoklah potongan-potongan tadi sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban

d) Berikan siswa satu kertas. Dan jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian siswa akan mendapat soal dan sebagian lain akan mendapat jawaban

(34)

34

f) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dan selanjutnya soal akan dijawab oleh pasangan yang lain

g) Akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan

Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih

cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok

10.Jigsaw Learning (Belajar Melalui Tukar Delegasi Antara Kelompok) Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut:

a) Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen

b) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada

c) Setiap kelompok mendapat tugas untuk membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda-beda

d) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya, setelah melalu proses zig zag dan masing-masing siswa terlibat dalam diskusi kecil antar kelompok, hasil dari diskusi kelompok tersebut disampaikan kepada masing-masing teman sekelompoknya

e) Kembalikan posisi seperti semula untuk mengulas lagi, seandainya ada masalah yang belum terpecahkan

f) Guru melempar beberapa pertanyaan untuk menjajaki pemahaman dan kompetensi yang dimiliki siswa

Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar

terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu

memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya.

(35)

35

a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil maksimal 5 orang dengan menunjuk ketua dan sekretaris

b) Berikan soal studi kasus sesuai dengan materi yang akan dibahas

c) Intruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut d) Intruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan

hasil diskusinya dalam forum kelas

Tujuan penggunaan strategi ini adalah agar peserta didik memiliki

keterampilan memecahkan masalah terkait dengan materi pokok dan

persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Demikianlah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh para guru guna menjadikan proses pembelajaran menjadi pembelajaran yang menarik untuk diikuti oleh peserta didik dan bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh tiap-tiap materi yang disampaikan.

D. KESIMPULAN

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru.

(36)

36

metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi.

Dalam PAIKEM, guru dituntut untuk terus belajar bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena pada hakikatnya sekolah adalah rumah bagi anak-anak, rumah dimana mereka berusaha menimba ilmu. Sebuah rumah akan dirindukan ketika rumah bisa membuat mereka nyaman. Disinilah letak tantangan guru Pendidikan Agama Islam, menciptakan kelas layaknya rumah yang nyaman, bukan penjara.

DAFTAR PUSTAKA

Dasyim Budimansyah dkk, PAKEM, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Bandung: PT Genesindo, 2008.

(37)

37

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani, 2008.

Ismail SM, Strategi Pembalajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Semarang, Media Grouf, 2008

Munif Chatib, Kelasnya Manusia, Bandung: Mizan Media Utama, 2013.

………., Sekolahnya Manusia, Bandung: Mizan Media Utama, 2012.

Mansur Muslik, KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual, Jakarta: Bumi Askara, 2008.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran Agama Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009.

Suparlan dkk, Paikem, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, Bandung: PT Genesindo, 2008.

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 164.

(38)

38

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA IT Al Irsyad Purwokerto

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 A. Standar Kompetensi:

Memahami al-Qur’an tentang demokrasi B. Kompetensi Dasar:

1. Membaca al-Qur’an surat Ali-Imran: 159 dan al-Qur’an surat asy-Syuraa: 38

2. Menyebutkan arti QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

3. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti yang terkandung dalam surat Ali-Imran ayat: 159 dan Asy-Syuraa: 38

C. Indikator:

1. Mampu membaca al-Quran surat Ali-Imran: 159 dan al-Qur’an asy -Syuraa: 38 dengan baik dan benar

2. Mampu mengidentifikasi tajwid yang terdapat dalam QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

3. Mampu menyebutkan arti QS. Ali-Imran: 159 dan Asy-Syuraa: 38

4. Mampu menyimpulkan kandungan QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

5. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri orang yang bersifat demokrasi

6. Mampu menunjukkan perilaku yang demokratis seperti terkandung dalam QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

D. Tujuan Pembelajaran:

(39)

39

2. Siswa dapat mengidentifikasi tajwid yang terdapat dalam QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38 dengan baik dan benar

3. Agar siswa dapat menerjemah dengan baik dan benar QS. Ali-Imran: 159 dan Asy-Syuraa: 38

4. Agar siswa dapat mengerti dan menyimpulkan kandungan isi QS. Ali-Imran: 159 dan Asy-Syuraa: 38

5. Agar siswa dapat mengamalkan cara-cara berdemokrasi sesuai dengan ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ali-Imran: 159 dan Asy-Syuraa: 38

E. Materi Ajar: QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38 F. Strategi/Metode Pembelajaran: Everyone is a Teacher Here G. Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan a) Salam dan berdo’a b) Absensi

c) Apersepsi

d) Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

i. Siswa ditugas untuk membaca QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38 beserta artinya sebagai dalil tentang sikap demokrasi

b) Elaborasi

i. Guru bersama siswa menjelaskan tajwid dan kandungan yang terdapat dalam QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38 ii. Guru memberikan sehelai kertas kepada siswa untuk menulis

(40)

40

iii. Setelah semua pertanyaan terkumpul, guru memberikan lagi kertas-kertas tadi kepada siswa kemudian kertas tersebut dibagi lagi kepada siswa secara acak

iv. Setelah siswa mendapat pertanyaan, guru meminta siswa untuk tunjuk jari manakala pertanyaan yang ada di tangannya penting untuk dibahas. Contoh: kata-kata sulit yang terdapat dalam QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38

v. Kemudian siswa membacakan soal tersebut sekalian menyebutkan jawabannya tapi sebelumnya siswa diminta untuk mengamati dan memikirkan jawaban yang tepat

vi. Setelah siswa memberikan jawaban, maka siswa yang lain menanggapi apabila siswa yang lain tidak sama, dan guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan jawaban yang tepat dan begitu seterusnya.

c) Konfirmasi

i. Siswa ditunjuk untuk menyebutkan kembali materi yang telah dibahas yaitu QS. Ali-Imran: 159 dan QS. Asy-Syuraa: 38 ii. Guru memberi penegasan terhadap siswa tentang materi yang

telah dibahas dan memberikan apresiasi pada siswa 3. Kegiatan Penutup

a) Kesimpulan b) Refleksi c) Tindak lanjut H. Alat dan Sumber Belajar:

1. Al-Qur’an dan terjemahannya

2. Potongan kertas yang diberikan kepada siswa 3. Spidol dan White Board

(41)

41 5. Buku Pendidikan Agama Islam kelas X 6. Buku-buku yang relevan

I. Penilaian: Penelitian Otentik (Questioning):

1. Partisifasi aktif dalam membuat pertanyaan dan memberikan jawaban 2. Partisifasi aktif dalam menanggapi jawaban dari pertanyaan siswa lain

Purwokerto, 21 April 2015 Guru Mata Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Unrecorded revenue, adalah tiket penumpang maupun surat muatan udara yang sudah diterbangkan oleh perusahaan angkutan udara niaga berjadwal namun belum dipertanggung

Kesetiaan merek memiliki Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada EWOM dan kesadaran merek terhadap niat pembelian konsumen yang

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2008 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dari tanggal 1 Juni sampai 29 Oktober 2008 didapatkan jumlah ibu

H 2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki.. tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi

Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa bentuk aktivitas untuk partisipasi politik instrumental yang paling banyak dilakukan melalui internet adalah memperoleh

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan lindungan dan melimpahkan rahmat-Nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel good corporate governance, corporate social responsibility terhadap tindakan pajak agresif, maka dalam penelitian ini

Narapidana tindak pidana korupsi yang ingin mendapatkan pembebasan bersyarat selain harus memenuhi syarat-syarat umum juga harus memenuhi syarat khusus yaitu sudah