• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DINKEL A C C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DINKEL A C C"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendiri tanpa adanya orang lain bersamanya baik dalam keluarga kehidupan bermasyarakat organisasi dan sebagainya. Kelompok tani adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok. Kelompok tani dapat didefinisikan sebagai kumpulan petani yang terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Dinamika kelompok merupakan suatu metode dan proses yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama kelompok untuk menumbuhkan dan membangun kelompok semula terdiri dari kumpulan individu yang belum saling mengenal satu sama lain menjadi satu kesatuan kelompok dengan tujuan, satu norma, dan cara penyampaian yang disepakati bersama. Berbagai pihak telah menyadari betapa pentingnya mempelajari dinamika kelompok karena beberapa alasan dalam kelompok perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan kelompok yang demokratis dapat berjalan baik apabila anggota dapat bekerja dengan efektif.

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok didefinisikan sebagai suatu lingkup pengetahuan sosial yang berkonsentrasi pada pengetahuan yang membahas tentang hakikat kehidupan kelompok (Jhonson, 2012). Sisi lain dari dinamika berarti adanya interaksi, saling mempengaruhi dan interdependensi antara anggota kelompok satu sama lain secara timbal balik diantara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan (Maleba et al., 2015). Kelompok akan menjadi lebih efektif apabila kelompok tersebut memiliki satu tujuan satu cara tertentu untuk mencapai tujuan tersebut yang diciptakan dan disepakati bersama dengan melibatkan semua anggota kelompok (Zulkarnain, 2013).

2.2. Tahap Pertumbuhan Kelompok

(3)

perkembangan tersebut (Zulkarnain, 2013). Pengembangan kelompok dapat menciptakan suasana yang menarik dengan mendorong kerjasama kelompok, menumbuhkan rasa saling ketergantungan dan membangun kepercayaan di antara anggota kelompok (Nuryanti dan Swastika, 2011). Struktur kelompok sebagai pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok yang diciptakan oleh pembagian peran dan penggabungaan norma dalam kelompok (Johnson, 2012). Struktur organisasi merupakan suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam organisasi dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Kusdi, 2009). Struktur organisasi menetapkan bagaimana pembagian tugas, siapa melapor kepada siapa dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti (Gammahendra et al., 2014).

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok

(4)

dan membentuk kelompok, komunikasi, diskusi, kerjasama, kepemimpinan dan mengembangkan masyarakat (Amir, 2009). Interaksi kelompok akan semakin lebih baik apabila anggota kelompok semakin berpartisipasi dalam kelompok (Pratiwi et al., 2016). Pemimpin perlu memperhatikan dinamika kelompok agar ia dapat membimbing dinamika Itu demi tercapainya tujuan organisasi. Memimpin adalah menuntun dengan mempengaruhi tujuan dan arah ke mana kelompok akan pergi (Jhonson, 2012).

2.4. Norma, Nilai Kelompok dan Kohesivitas Kelompok

(5)
(6)

2.5. Fungsi Kelompok

Fungsi kelompok tani adalah sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan Unit produksi (Maleba et al., 2015). Secara fungsional, setiap kelompok tani memiliki fungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya sasaran peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani serta kesejahteraan masyarakatnya sendiri maupun kesejahteraan masyarakat luas pada umumnya (terutama yang berkaitan dengan swasembada pangan dan peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa), yaitu dalam bentuk terkendalinya kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk keberhasilan usahatani dilingkungan mereka (Dinar, 2015). Fungsi dinamika kelompok adalah menjalin kerjasama yang saling membutuhkan, mengurangi beban pekerjaan yang besar, meningkatkan masyarakat yang demokratis (Zulkarnain, 2013). Individu tidak mungkin dapat hidup sendiri di dalam masyarakat, individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya, oleh karena itu perlu adanya pembagian kerja dalam masyarakat yang besar agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik (Santosa, 2009).

2.6. Fasilitas Kemampuan Berkelompok yang Dinamis

(7)

penunjang kegiatan pertanian, rendahnya penguasaan teknologi dan lemahnya SDM, serta informasi pasar yang dibutuhkan petani. Tujuannya untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha serta meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok (Basyid, 2008).

(8)

BAB III

METODOLOGI

Praktikum Dinamika Kelompok dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 4 November 2017 pukul 11.00 – 13.00 WIB di Kelompok Tani Tranggulasi, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

3.1. Materi

Materi yang digunakan pada Praktikum Dinamika Kelompok adalah berupa data primer hasil wawancara mengenai kedinamisan kelompok 2 responden petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tranggulasi, Desa Batur, Tranggulasi. Alat yang digunakan berupa kamera yang digunakan untuk dokumentasi dan alat tulis untuk mencatat hasil wawancara.

3.2. Metode

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahap Pertumbuhan Kelompok

(10)

organik dari Kelompok Tani Tranggulasi ini telah menembus pasar lokal (Carrefour dan SuperIndo) dan internasional (Malaysia dan Singapura). Kemauan untuk mengikuti bapak Pitoyo beralih ke organik bukan tanpa persoalan, petani harus dihadapkan pada kegagalan seperti yang dialami oleh bapak Pitoyo, strategi yang diterapkan adalah bagaimana organik itu dapat tercapai namun tidak membebani petani, strategi itu dengan mengurangi sedikit demi sedikit pupuk kimia pada setiap periode penanaman. Faktor pendorong petani untuk bergabung menjadi bagian Kelompok Tani Tranggulasi adalah permintaan pasar, harga tinggi dan mudah dalam membudidayakan pertanian organik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjarwo (2011) yang menyatakan bahwa dinamika yang dilampaui seseorang dalam rangka menjadi anggota dalam suatu kelompok merupakan hal yang bersifat sangat individual yang artinya setiap orang akan memiliki cara yang berbeda-beda.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui struktur organisasi Kelompok Tani Tranggulasi sebagai berikut:

(11)
(12)

telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusdi (2009) yang menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam organisasi dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Gammahendra et al. (2014) yang menyatakan bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana pembagian tugas, siapa melapor kepada siapa dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok

(13)
(14)

dan arah ke mana kelompok akan pergi dengan cara merangkul kebersamaan melalui pertemuan yang bersifat kekeluargaan.

4.3. Norma, Nilai Kelompok dan Kohesivitas Kelompok

Berdasarkan wawancara yang dilakukan diperoleh hasil bahwa di dalam kelompok tani terdapat norma kelompok yang telah disepakati bersama yang berdasarkan musyawarah dalam wujud tertulis atau yang biasa disebut peraturam kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2007) yang menyatakan bahwa norma kelompok merupakan pedoman-pedoman yang mengatur sikap dan perilaku atau perbuatan anggota kelompok dan pedoman itu dibuat dalam bentuk tertulis yang tercantum di dalam anggaran rumah tangga. Aturan tersebut disepakati oleh semua anggota dan mengikat semua anggota. Hal ini sesuai dengan pendapat Said (2012) yang menyatakan bahwa dengan adanya norma dan peraturan kelompok, maka konsekuensi individu akan berperilaku sesuai dengan batas yang ditentukan.

(15)
(16)

4. 4. Fungsi kelompok

(17)

Fungsi Kelompok Tani Tranggulasi sebagai media kerjasama ditunjukkan pada kegiatan produksi dan pemasaran. Kerjasama saat produksi dilakukan dengan saling membantu antar anggota saat panen untuk meringankan beban antara petani. Hasil produksi setiap anggota kelompok tani selanjutnya dibawa ke tempat penanganan pasca panen untuk dilakukan pengemasan yang selanjutnya akan dipasarkan. Kelompok Tranggulasi melaksanakan kegiatan tersebut secara bersama-sama agar lebih efisien dalam penggunaan biaya. Hal tersebut sesuai pendapat Wastika et al. (2014) yang menyatakan bahwa sebagai media kerjasama usahatani kelompok tani dapat lebih efisien dan mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Santosa (2009) yang menyatakan bahwa individu tidak dapat bekerja sendiri dalam sebuah masyarakat, oleh karena itu terdapat pembagian tugas dan kerjasama antar anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam masyarakat.

4.5. Fasilitas Kemampuan Berkelompok yang Dinamis

(18)

pembelian saprodi seperti pupuk organik cair dan bibit tanaman yang ada di kelompok tani, serta menjadi saluran penjualan hasil panen para anggota. Hal ini sesuai dengan pendapat Basyid (2008) yang menyatakan bahwa fasilitasi yang dilakukan guna untuk mengatasi masalah utama yang ada pada tingkat petani seperti pengadaan modal dan penunjang kegiatan pertanian, rendahnya penguasaan teknologi dan lemahnya SDM, serta informasi pasar yang dibutuhkan petani.

(19)
(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kelompok Tani Tranggulasi memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani dengan membudidayakan tanaman sayuran organik yang berwawasan lingkungan, mandiri benih dan mandiri teknologi pupuk. Kelompok Tani Tranggulasi memiliki struktur organisasi yang jelas yaitu, ketua kelompok yaitu Pitoyo, wakil koordinator yaitu Abdul Wahab anggota sebanyak 32 orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok diantarnya suasana kelompok, komunikasi kelompok, ketegangan kelompok dan keefektifan kelompok yang sedang dijalankan. Kelompok Tani Tranggulasi memiliki peraturan atau norma tertulis yang disepakati dan dipatuhi oleh semua anggota. Kelompok Tani Tranggulasi menyediakan fasilitas untuk sarana produksi, penyediaan saluran air bersih dan pengairan sawah dengan biaya retribusi Rp 5.000 perbulan per kepala keluarga, pinjaman tangki semprot pestisida.

5.2. Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, H. dan Purwanto. 2010. Dinamika Kelompok Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama, Bandung

.

Amir, A. M. 2009. Penerapan Dinamika Kelompok. J. Academica 1 (1): 75-83 Bandura, A. 2007. Kohesivitas Kelompok sebagau Indikator Dasar Kekuatan

Koperasi. Universitas Gadjah Mada. (Skripsi)

Basyid, A. 2006.Pemberdayaan Masyarakat Pertanian Melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok Petani.Pros. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Puslitbang Peternakan, Jakarta.

Damanik, I. P. N. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok dan Hubungannya dengan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Desa Pulokencana Kabupaten Serang. J. Penyuluhan 9 (1) : 31-40.

Dinar. 2015. Hubungan Pembinaan Penyuluh Pertanian Dengan Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani. J. Ilmu Pertanian dan Peternakan 3 (2) . Fitria, N. 2013. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Falsafah Hidup

Masyarakat Lampung untuk Mengurangi Prasangka Sosial. J. Bimbingan dan Konseling. 2 (2) : 71-78.

Forsyth, D.R. 2010. Group Dynamics 5th ed. Cengage Learning, USA.

Gammahendra, F., D. Hamid dan M. F. Riza. 2014. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektifitas Organisasi (Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri. J. Administrasi Bisnis 7 (2): 84-90 Hakam, A. A. 2014. Peran tani terhadap usaha peningkatan pendapatan anggota

melalui program kemitraan usahatani (studi kasus kelompok tani sri mulyo kecamatan sukun, kota malang). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. (Skripsi Sarjana Ekonomi)

Ivancevich., M. John., R. Konopaske., T. M. Matteson.. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Erlangga, Jakarta.

Jhonson, D. W. 2012. Dinamika kelompok: teori dan keterampilan. Terjemahan oleh Theresia SS. PT indeks, Jakarta.

(22)

Maleba E., V. V. Rantung, W. M. Wangke dan Y. P. I. Rori. 2015. Partisipasi Anggota Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Desa Soatobaru Kecamatan Galela Barat. J.ASE 11 (2A): 47 – 60.

Mangkunegara, A. R. 2009. Manajemen sumber daya manusia. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Nneoyi, I.O., M. N. Henry, A. M. Walter dan E. E. Ebingha. 2008. Group Dinamyc and Technology Use among Female in Akpabuyo Local Goverment Area Cross River State Nigeria. J. Agricultural 3 (1) : 292 – 298. Nuryanti, S. dan D. K. S. Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan

Teknologi Pertanian. J. Agroekonomi. 29 (2): 115-128.

Said, I. 2012. Paradigma sosial dalam masyarakat. J. Berita Sosial. 1 (2): 35-38. Santosa, S. 2009. Dinamika kelompok. Bumi Aksara, Jakarta.

Sarwono, L., dan Meinarno, B. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjarwo. 2011. Dinamika kelompok. CV Mandar maju, Bandung.

Sumardjo, B. 2010. Strukturalisme konflik pemahaman akan konflik pada masyarakat industri menurut lewis coser dan ralf dahrendorf. J. Sosiologi. 24 (1): 55-67

Wagner, J. A. dan J. R Hollenbeck. 2010. Organizational Behavior: Securing Advantage. Routledge, New York.

Walgito, B. 2007. Pengantar Psikologi Umum. C.V Andi Offset, Yogyakarta. Wastika, C. Y., S. S. Hariadi dan Subejo. 2014. Peran kelompok tani dalam

penerapan sri (sytem of rice intensification) di kecamatan kalikajar kabupaten wonosobo. J. Agro Ekonomi. 24 (1) : 84-93.

William, D. dan Vries, D. 2008. Gender Bukan Tabu. Center for International Forestry Research, Bogor.

(23)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Dinamika Kelompok

A. Identitas Responden

Nama : Ngatmin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 50 tahun

Alamat : Dusun Dusun Selo Ngisor, Desa Batur.

Pendidikan : SD

Pekerjaan Utama : Petani Jumlah anggota keluarga : 6 orang Pengalaman usahatani : 25 tahun

1. Bagaimana sejarah terbentuknya kelompok tani (tanggal, jumlah, pendiri) ? (lupa, tanya pak pitoyo).

2. Bagaimana struktur organisasi ? (lihat ke Balai Pertemuan)

3. Apakah tujuan awal pembentukan kelompok tani ? (adanya kesamaan tujuan di dalam masing-masing warga)

4. Bagaimana tujuan tersebut akan dicapai ?

5. Bagaimana proses rekruitmen anggota pada awal terbentuknya kelompok tani? (warga harus mempunyai modal).

(24)

Lampiran 1. Lanjutan

7. Apakah semua anggota kelompok tani aktif? Apabila ada yang tidak aktif langkah apa yang akan dilakukan? (tidak semua aktif, hal yang dilakukan adalah dialog personal)

8. Bagaimana mekanisme pemilihan pemimpin? (musyawarah) 9. Berapa lama periode pemimpin? (1 periode kurang lebih 3 tahun) 10. Bagaimana kualifikasi dalam pemilihan pemimpin? (orang yang guyub,

lebih sering berinteraksi anggota)

11. Bagaimana peran pemimpin dalam kelompok? (baik dalam mengelola kelompok, menyelesaikan masalah)

12. Apakah pernah terjadi konflik sesama anggota atau konflik internal? (pernah, pinjaman dari Bank Jateng banyak anggota tidak tepat waktu dalam membayar)

13. Bagaimana dampak dari permasalahan atau konflik tersebut? (penjualan berkurang)

14. Bagaimana pemecahan masalah yang dilakukan? (musyawarah, masih tahap mencari solusi terbaik)

15. Apa peran pemimpin kelompok tani dalam penyelesaian masalah? (mengajak dialog bersama)

(25)

Lampiran 1. Lanjutan

18. Bagaimana proses penyusunan program? Apakah melibatkan seluruh anggota dalam penyusunannya?(melibatkan).

19. Apakah ada program yang gagal dilaksanakan? (tidak, karena dirembug secara matang).

20. Adakah kendala dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program? (ada, kesamaan pikiran)

21. Apakah ada pelatihan atau penyuluhan untuk anggota kelompok tani? (ada)

22. Jika iya, apa saja pelatihan atau penyuluhan yang pernah dilaksanakan? (pelatihan pertanian organik)

23. Apa manfaat dari kegiatan pelatihan atau penyeluhan tersebut?

(keuntungan pribadi berupa uang dan pengetahuan, kesehatan terjamin karena tanaman yang dibudidayakan organik)

24. Apakah ada kegiatan atau pertemuan rutin antar anggota kelompok tani? (ada, 1 bulan sekali tetapi kadang tidak lancar)

25. Apa yang dibahas dalam pertemuan rutin tersebut? (kebaikan program pertanian organik)

26. Apa saja manfaat yang diterima anggota dalam pertemuan rutin tersebut? (anggota menjadi lebih tau proses pertanian organik)

(26)

Lampiran 1. Lanjutan

28. Apa kewajiban yang harus dilakukan selama menjadi anggota kelompok tani? (mematuhi peraturan yang ada)

29. Apakah ada suatu peraturan dalam kelompok tani? (ada) 30. Apakah peraturan tersebut tertulis? (iya)

31. Bagaimana cara pembuatan peraturan? (musyawarah)

32. Apakah peraturan tersebut selalu dijalankan atau ada yang diabaikan? (selalu dijalankan)

33. Apakah ada sanksi jika terjadi pelanggaran atas peraturan tersebut? (tidak ada sanksi, paling hanya dikomunikasin saja)

34. Bagaimana sanksi yang diterima?

35. Bagaimana hubungan antar anggota kelompok? (baik)

36. Bagaimana hubungan antar atasan-bawahan? (baik, ada juga yang mengatakan tidak baik karena beda pandangan tiap anggota). 37. Adakah kerja sama dengan kelompok tani lain? (tidak tahu)

38. Berapa luas lahan yang dimiliki kelompok tani? (kalau pribadi saya sendiri 3500 m2, kalau keseluruhan kelompok saya tidak tahu)

39. Adakah penyediaan fasilitas penunjang usahatani selama menjadi anggota kelompok tani? (berupa pupuk power untuk penyubur 2 liter per orang). 40. Apa peran kelompok tani dan keuntungan menjadi anggota kelompok tani

(27)
(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pratikum yang telah dilaksanakan adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat dinamika kelompok mendukung keberlanjutan usaha tanaman obat keluarga dan menganalisis faktor-faktor kedinamisan kelompok yang

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat dinamika kelompok mendukung keberlanjutan usaha tanaman obat keluarga dan menganalisis faktor-faktor kedinamisan kelompok yang

Pembentukan kelompok tani berdasarkan kesamaan kebutuhan merupakan faktor pentingdalam pembentukan modal sosial kelompok tani,antara lain kerjasama yang terjadi

Perbedaan hasil praktikum dengan literatur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mana Yuwanta (2004) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi respirasi pada

Jawab: Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya dan kloroplas; Salah satu faktor yang mempengaruhi fotosistem adalah suhu

Tingkat kedinamisan kelompok dilihat dari delapan unsur dinamika kelompok yang saling bekerja yaitu tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pembinaan

Mengetahui cara kerja jantung dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung I.2.3 Prinsip Percobaan Adapun prinsip dari percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah