• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM KARDIOVASKULAR”

N/A
N/A
Ahmadmiftah Fauzi

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM KARDIOVASKULAR”"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM KARDIOVASKULAR”

OLEH:

KELOMPOK II GOLONGAN 2 STIFA B 2020

ASISTEN: JESIKA NOVITA SANGRAPU

LABORATORIUM FARMAKOLOGI FARMASI PROGRAM SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Anatomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ana: bagian atau memisahkan; tomi (tomie) Tommeimei: iris atau potong. Fisiologi berasal dari kata fisis (phisis): alam atau cara kerja; logos (logi) ilmu pengetahuan.

Dari kata tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian Anatomi fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan tubuh atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja secara normal.

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh (Sukiniarti, 2018).

Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk di oksigenasi. Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan beronga, terletak di rongga toraks bagian mediastrum (Aspiani, 2015).

Oleh karena itu, pembelajaran terhadap kinerja dan aktivitas jantung dirasa sangat penting untuk pengembangan pendidikan ilmu dan teknologi medis. Pembelajaran terhadap sistem gerak dan akvifitas elektrik pada jantung akan sangat bermanfaat untuk pemahaman dan pembelajaran medis dari jantung serta pengembangan dari teknologi medis. Efek dari pengembangan pembelajaran dan teknologi medis tersebut dapat membantu penemuan metode-metode penyelesaian masalah pada jantung yang banyak menyebabkan kematian pada saat ini. Diperlukan sebuah simulasi kerja jantung yang sederhana namun dapat digunakan dalam proses pembelajaran gerakan mekanis dan aktifitas elektrik pada

(3)

jantung. Praktikum ini berhubungan dengan farmasi, karena kita akan mengetahui jalur-jalur yang akan dilalui obat baik melalui jantung ataupun pembuluh darah. Karena seorang farmasi haruslah mengetahui organ- organ penting dalam tubuh yang akan dilalui obat.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu, agar dapat mengetahui dan memahami sistem kardiovaskular beserta anatomi dan fisiologinya.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sisitem kardiovaskular

2. Mengetahui cara kerja jantung dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung

I.2.3 Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah melakukan pengukuran tekanan darah pada probandus dan melakukan pembedahan pada hewan coba mencit (Mus musculus) untuk mencari organ sistem kardiovakular (Jantung).

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori Umum

Sistem kardiovaskular adalah suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah keseluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dari zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkat semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah.

Sistem kardiovaskular pada prinsipnya terdiri dari jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Sistem ini berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi dan zat-zat lain untuk didistribusikan keseluruh tubuh serta membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh (Riza Fikriana, 2018).

Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat (Nurachmah, 2011).

Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut (Nurachmah, 2011).

II.2 Jantung

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan. Organ ini terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan vertebra (tulang belakang) di posterior. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien tekanan yang

(5)

dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir menuruni gradien tekanan dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah (Sherwood, 2011).

Jantung terletak antara paru-paru kiri dan kanan, didaerah yang disebut mediasitinum, dibelakang badan sternum dan dua pertiga terletak disisi kiri. Basis yang terbentuk sirkulan pada kerucut ini menghadap keatas dan ke kiri. Puncak jantung biasanya terletak setinggi yang interkostal kelima, sekitar 9 cm dari garis tengah, ukuran jantung sekitar 12 cm dari basis ke puncak, dengan lebar sekitar 9cm dan tebal sekitar 6 cm.

1. Ukuran dan Bentuk

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan. Organ ini terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan vertebra (tulang belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing membentuk titik di ujungnya, apeks, di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum. Ketika jantung berdenyut kuat, apeks memukul bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Karena kita sadar akan denyut jantung melalui denyut apeks di sisi kiri dada, kita cenderung berpikir secara salah bahwa seluruh jantung ada di kiri (Sherwood, 2011).

Ukuran jantung sekitar sedikit lebih besar dari satu kepalan tangan dengan berat berada pada rentang 7 - 15 ons (200 - 425 gram). Dalam setiap harinya jantung mampu memompa sampai dengan 100.000 kali dan dapat memompa darah sampai dengan 7.571 liter. Posisi jantung berada di belakang sternum pada rongga mediastinum, diantara costae kedua dan keenam. Pada jantung sebelah kanan menerima darah yang tidak teroksigenasi dari vena cava superior dan vena cava inferior kemudian mengalirkannya ke pulmonal untuk proses oksigenasi.

Sedangkan bagian kiri jantung teroksigenasi dari paru-paru melalui vena

(6)

pulmonalis untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh melalui aorta (Riza Fikriana, 2018).

2. Pelapis

Perikardium adalah lapisan pembungkus jantung yang tersusun oleh membran fibroserosa dan permukaan pembuluh darah besarnya.

Perikardium tersusun oleh dua lapisan yaitu perikardium fibrosa yang merupakan lapisan bagian luar yang keras serta perikardium serosa yang merupakan lapisan bagian dalam. Perikardium serosa juga mempunyai dua lapisan yaitu perikardium parietal dan perikardium visceral.

Perikardium parietal merupakan permukaan bagian dalam perikardium fibrosa. Sedangkan perikardium visceral melekat pada permukaan jantung. Ruang yang berada diantara perikardium parietal dengan perikardium visceral disebut dengan ruang perikardium. Dalam kondisi normal, ruang tersebut berisi cairan yang berfungsi untuk memudahkan bagi jantung untuk bergerak dan berdenyut tanpa adanya hambatan (Riza Fikriana, 2018).

Gambar 1. Perikardium

Sumber: ((Riza Fikriana, 2018), Sistem Kardiovaskuler) 3. Dinding Jantung

Dinding jantung tersusun oleh tiga lapisan yaitu lapisan bagian luar yang disebut epikardium, lapisan bagian tengah yang disebut miokardium

(7)

serta lapisan bagian dalam yang disebut endokardium. Epikardium merupakan lapisan bagian luar yang terbentuk dari lapisan visceral perikardium serosa. Miokardium merupakan lapisan yang terdiri dari otot jantung. Endokardium merupakan lapisan bagian dalam yang tipis tersusun dari jaringan ikat subendotelial yang juga menutupi katup jantung (Riza Fikriana, 2018).

4. Ruang Jantung

Ruangan jantung terdiri dari dua bagian yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Masing-masing bagian mempunyai satu atrium dan satu ventrikel sehingga di dalam jantung terdapat empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Antara atrium dengan ventrikel terdapat lubang atrioventrikular dan pada setiap lubang tersebut terdapat katup (Riza Fikriana, 2018).

Atrium merupakan rongga penerima yang akan memompa darah ke dalam ventrikel. Atrium kanan mendapatkan darah yang berasal dari vena cava superior dan vena cava inferior, atrium kiri mendapatkan darah dari vena pulmonalis. Ventrikel merupakan rongga penerima darah dari atrium melalui sebuah katup. Ventrikel kanan akan mendapatkan darah dari atrium kanan untuk selanjutnya dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Sedangkan ventrikel kiri mendapatkan darah dari atrium kiri untuk selanjutnya akan memompa darah ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Otot jantung (miokardium) pada bagian ventrikel lebih tebal dibandingkan dengan bagian atrium dan otot ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan dengan otot ventrikel kanan. Hal ini karena otot ventrikel kiri mempunyai tugas untuk menghasilkan tekanan yang lebih besar daripada otot bagian lainnya. Ventrikel kiri bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Riza Fikriana, 2018).

Diantara atrium dengan ventrikel terdapat katup yang memisahkannya. Katup ini disebut dengan katup atriovebtrikular yang berfungsi untuk menjaga aliran darah agar berjalan searah dari atrium ke ventrikel dan menghindarkan aliran darah balik dari ventrikel ke atrium.

(8)

Katup atrioventrikularis ini dibagi menjadi dua yaitu katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis (katup mital). Katup trikuspidalis merupakan katup yang mempunyai tiga daun yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan. Sedangkan katup bikuspidalis (katup mitral) merupakan katup dengan dua daun yang memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri.

Selain katup atrioventrikularis, terdapat katup semilunaris yang terdiri dari dua katup yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal berfungsi mencegah aliran balik dari arteri pulmonalis ke ventrikel kanan.

Sedangkan katup aorta berfungsi mencegah aliran balik dari aorta ke ventrikel kiri. Di dalam dinding ventrikel terdapat juga berkas-berkas otot yang tebal dinamakan dengan otot-otot papillaris. Di bawah dari otot-otot papillaris terdapat benang-benang tendon tipis yang disebut dengan korda tendinea dan berfungsi untuk menghindarkan kelopak katup terdorong masuk ke dalam atrium saat ventrikel berkontraksi (Riza Fikriana, 2018).

Terdapat juga pembuluh darah yang tersambung langsung dengan jantung. Di sebelah kanan jantung terdapat vena cava superior dan vena cava inferior yang akan mengalirkan darahnya masuk ke dalam atrium kanan. Selanjutnya terdapat juga arteri pulmonalis. Arteri ini berfungsi untuk membawa darah keluar dari ventrikel kanan untuk masuk ke dalam paru-paru. Sedangkan yang membawa aliran darah dari paru-paru untuk masuk ke jantung lagi yaitu ke dalam atrium kiri disebut dengan vena pulmonalis. Pembuluh darah berikutnya yaitu aorta yang berfungsi membawa darah keluar dari ventrikel (Riza Fikriana, 2018).

II.3 Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah dari jantung kejaringan, kemudian kembali kejantung. Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran yang mengedarkan darah keseluruh bagian tubuh manusia. Pembuluh ini mengedarkan sel-sel darah, nutrisi dan oksigen kejaringan tubuh serta mengangkut limbah dan karbondioksida untuk dikeluarkan dari tubuh.

(9)

Selain organ jantung, sistem peredaran darah juga tersusun atas pembuluh-pembuluh darah yang mana memang peranan penting seluruh tubuh maupun dari seluruh tubuh. Pembuluh darah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Blood vessels. Pembuluh darah terdapat di seluruh tubuh yang menghubungkan antara organ organ vital tubuh seperti paru-paru hati pankreas ginjal dengan organ jantung. Pembuluh darah mempunyai fungsi vital sebagai saluran transportasi utama bagi darah dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya, selain itu fungsi pembuluh darah lainnya yaitu ikut membantu menjaga keseimbangan tekanan darah melalui mekanisme kontraksi dan relaksasi otot-otot penyusun pembuluh darah (Intan, 2009).

II.4 Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri (Soewolo, 1999)

a. Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi mengikat oksigen yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Terdapat kira-kira lima juta sel darah merah per mm³. Bagian dari eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Warna merah dari sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Didalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.

b. Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah unit yang dapat bergerak pada sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menyingkirkan benda asing atau sel

(10)

abnormal yang berpotensi merugikan. Leukosit dan turunan- turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma, membentuk sistem imun, suatu sistem pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "individu normal" (Sherwood, 2011).

c. Trombosit, atau keping darah bukan merupakan sel lengkap, tetapi fragmen kecil sel (garis tengah sekitar 2 hingga 4 mm) yang dilepaskan dari tepi luar sel terikat sumsum tulang yang sangat besar (garis tengah hingga 60 mm) yang dikenal sebagai megakariosit. Satu megakariosit biasanya memproduksi sekitar 1000 trombosit.

Megakariosit berasal dari sel punca belum berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan turunan eritrosit dan leukosit. Trombosit pada hakikatnya adalah vesikel yang terlepas yang mengandung sebagian sitoplasma megakariosit yang terbungkus dalam membran plasma. Trombosit tetap berfungsi selama rerata 10 hari, setelah itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terutama yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombosit baru yang dibebaskan dari sumsum tulang. Hormon trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati, meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang tiap-tiap megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit sesuai yang diperlukan. Faktor- faktor yang mengontrol sekresi trombopoietin dan mengatur kadar trombosit saat ini sedang dalam penelitian. Karena trombosit merupakan potongan sel maka trombosit tidak memiliki nukleus.

Namun, trombosit memiliki organel dan enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk produk sekretorik, yang disimpan di banyak granula yang tersebar di seluruh sitosol. Selain itu, trombosit mengandung banyak aktin dan miosin, yang menyebabkan keping darah ini mampu berkontraksi. Kemampuan sekretorik dan kontraksi ini penting dalam hemostasis, suatu topik yang sekarang akan kita ulas (Sherwood, 2011).

(11)

d. Mekanisme pengaturan tekanan darah

Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting selain denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu. Tanda vital ini mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang, bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Pada dewasa muda tekanan sistolik adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik adalah 80 mmHg, Perbedaan antara kedua tekanan disebut tekanan nadi, yaitu 40 mmHg. Tekanan darah dipertahankan dalam batas-batas yang adekuat dengan cara in- teraksi kompleks antara mekanisme neuronal dan hormonal dimana adekuasi tekanan darah sangat diperlukan untuk perfusi jaringan dan mendorong berlangsungnya sirkulasi darah (Masud, 1989; Purba, 2006).

Marieb dan Branstrom (1996), menggambarkan skema pengaturan jangka pendek terhadap penurunan dan peningkatan tekanan darah, sebagai berikut:

Skema 1: Pengaturan jangka pendek terhadap penurunan tekanan darah.

Penurunan tekanan darah

Penghambatan baroreseptor

Penurunan implus ke otak

 Penurunan aktivitas parasimpatis

Peningkatan aktivitas simpatis

Jantung: peningkatan kontraktilitas dan denyut jantung

Pembuluh darah: peningkatan vasokonstriksi

(12)

Skema 2: Pengaturan jangka pendek terhadap peningkatan tekanan darah.

II.5 Siklus Jantung

Tugas utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Di dalam jantung terdapat berbagai aktivitas yang berhubungan dengan peredaran darah, hal ini disebut dengan siklus jantung. Gerakan jantung merupakan akibat dari kontraksi atrium dan ventrikel. Gerakan jantung ini terdiri dari dua jenis yaitu sistole dan diastole. Sistole merupakan kontraksi yang bersamaan dari kedua atrium atau kedua ventikrel. Sedangkan

Peningkatan tekanan darah

Peningkatan tekanan darah

Peregangan dinding arteri

Stimulasi baroreseptor dalam sinus karotis, arkus aorta, dan arteri-arteri besar lainnya pada leher dan torak

Peningkatan impuls ke otak

 Peningkatan aktivitas parasimpatis

Penurunan aktivitas simpatis

Denyut jantung berkurang Kontraksi jantung berkurang

Peningkatan diameter arteri

Penurunan tekanan darah

(13)

diastole merupakan fase relaksasi dari atrium maupun ventrikel. Melalui fase sistole dan diastole inilah jantung akan terus berdenyut selama hidupnya (Riza Fikriana, 2018).

Kontraksi dari kedua atrium membutuhkan waktu yang lebih pendek daripada kontraksi pada kedua ventrikel. Pada ventrikel, selain kontraksi berlangsung lebih lama, kekuatan yang dihasilkan juga lebih tinggi daripada atrium utamanya pada ventrikel kiri. Ventrikel kiri bertugas untuk mendorong darah ke seluruh tubuh dan mempertahankan tekanan darah arteri sistemik. Sedangkan ventrikel kanan juga memompa volume darah yang sama, namun tekanannya jauh lebih rendah dari ventrikel kiri karena hanya mendorong darah ke dalam paru-paru (Riza Fikriana, 2018).

II.6 Sistem Konduksi Jantung

Sistem konduksi jantung merupakan sistem yang mengkoordinasikan siklus di dalam jantung dengan mengkoordinasikan kontraksi dari keempat ruangan yang ada di jantung. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemompa darah, atrium dan ventrikel bekerja Bersama-sama. Dalam sistem konduksi jantung ini melibatkan SA Nodes, AV Nodes, bundle of his dan serabut purkinje.

Gambar 2. Sistem Konduksi Jantung

Sumber: ((Riza Fikriana, 2018), Sistem Kardiovaskuler)

SA Nodes merupakan pusat pacu jantung yang memulai dan mengatur impuls untuk berkontraksi dengan frekuensi 60 – 100 kali/menit.

Sinyal kontraksi dari SA Nodes ini akan menyebabkan kontraksi pada kedua atrium yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Selanjutnya impuls akan

(14)

menyebar menuju AV Nodes. Dari AV Nodes, impuls akan berjalan menuju bundle of his dan selanjutnya menuju serabut purkinje. Aliran impuls ini pada akhirnya akan menimbulkan kontraksi pada ventrikel.

Apabila SA Nodes mengalami gangguan dalam memulai impuls, maka akan diambil alih oleh AV Nodes. Akan tetapi kontraksi yang dihasilkan oleh AV Nodes ini akan menyebabkan kontraksi dengan frekuensi sebesar 40 – 60 kali/menit. Selanjutnya jika SA Nodes dan AV nodes keduanya mengalami gangguan dalam menghasilkan impuls, maka ventrikel akan memulai impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali/menit (Riza Fikriana, 2018).

II.7 Uraian Bahan

1. Alkohol (Dirjen POM, 1979. hal 65) Nama Resmi : AETHANOLUM Nama Lain : Alkohol

RM/BM : C2H6O / 46,0

Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak, bau khas dan rasa panas.

Kelarutan : Hampir larut dalam larutan Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat Kegunaan : sebagai pengurang rasa sakit 2. Eter (Dirjen POM, 1979. hal 66)

Nama Resmi : AETHER ANASTHETICUS Nama Lain : Eter anastesi, efoksierana

RM/BM : C4H10O/74,12

Pemerian : cairan transparan, tidak berwarna, bau khas, rasa manis atau membakar, sangat mudah terbakar.

Kelarutan : larut dalam 10 bagian air, dapat bercampur dengan Etanol (95%) P dengan kloroform P, minyak lemak, dan minyak atsiri

Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat

(15)

BAB III METODE KERJA III.1 Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cawan porselin, paku tindis/pin, papan bedah, pinset, pisau beda, stetoskop, tensi meter, toples.

III.1.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alkohol, benang godam, eter, kapas, kertas, dan kopi.

III.2. Cara Kerja

III.2.1. Mengukur Tensi

1. Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan

2. Diukur tensi masing-masing probandus sebelum diberikan perlakuan 3. Dilakukan perlakuan perlakuan kepada masing-masing probandus

yaitu berolahrga, berbaring dan minum kopi

4. Diukur kembali masing-masing tensi dari probandus yang telah melakukan perlakuan.

5. Dicatat hasil pengukuran tensi dari masing-masing probandus dalam bentuk tabel.

III.2.2. Pembedahan Mencit

1. Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan.

2. Diberi eter pada kapas, lalu dimasukkan kapas kedalam toples dan dimasukkan mencit kedalam toples, kemudian ditutup dan tunggu beberapa saat sampai mencit teranastesi.

3. Diletakkan mencit diatas papan bedah.

4. Diikat keempat kaki mencit menggunakan benang godam

(16)

5. Dibedah bagian dada sampai perut dari hewan coba mencit.

6. Diamati dan diangkat satu persatu organ mencit.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengamatan

IV.1.1. Tabel Hasil Pengukuran Denyut Jantung dan Tekanan Darah Perlakuan Denyut Jantung Tekanan Drah

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Olahraga 1 95/menit 72/menit 90/60 mmHg 100/80mmHg

2 65/menit 76/menit 80/60mmHg 100/70mmHg Minum

Kopi

1 81/menit 68/menit 100/70mmHg 120/90mmHg 2 75/menit 80/menit 90/70mmHg 110/90mmHg Baring 1 51/menit 75/menit 110/80mmHg 100/70 mmHg

2 57/menit 55/menit 90/70mmHg 100/70mmHg

IV.1.2. Hasil Pengamatan Jantung Hewan Coba

IV.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini mengenai sistem kardiovaskular yang dimana bertujuan untuk mengetahui cara megukur tekanan darah dan denyut jantung serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tekanan darah merupakan faktor yang penting yang terdapat pada sistem sirkulasi tubuh manusia.

Pada pengukuran tekanan darah menggunakan alat yang disebut dengan tensimeter. Tensimeter adalah seperangkat alat dalam bidang

(17)

medis yang berfungsi untuk mengukur jumlah tekanan darah pada manusia. Alat pengukur tekanan darah dapat juga disebut dengan sebutan sphygmomanometer. Alat ukur ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter bedah asal Rusia bernama dr.Nikolai Korotkov.

Pada percobaan yang pertama dengan perlakuan olahraga denyut jantung probandus sebelum diberi perlakuan yaitu 95/menit dan tekanan darah sebelum olahraga 90/60 mmHg, dan setelah berolahraga denyut jantung probandus pertama menjadi 72/menit dan tekanan darah sesudah berolahraga 100/80 mmHg. Namun terdapat perbedaan dengan probandus kedua dimana terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, denyut jantung dari 65/menit menjadi 76/menit dan tekanan darah dari 80/60 mmHg menjadi 100/70 mmHg. Menurut Adrianto (2012) denyut jantung digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktivitas otot maka akan semakin besar fluktuasi dari gerakan, sehingga seharusnya mengakibatkan meningkatnya kerja jantung dalam memompa darah, sehingga tekanan darah dan denyut jantung pun meningkat.

Pada percobaan yang kedua dengan perlakuan minum kopi denyut jantung probandus pertama sebelum diberi perlakuan yaitu 81/menit dan tekanan darah sebelum minum kopi 100/70 mmHg, dan setelah minum kopi denyut jantung probandus pertama menjadi 68/menit dan tekanan darah sesudah meminum kopi 120/90 mmHg. Namun terdapat perbedaan dengan probandus kedua dimana terjadi peningkatan denyut jantung setelah perlakuan minum kopi, denyut jantung dari 75/menit menjadi 80/menit. Menurut Ayu M. (2012) kafein memiliki efek meningkatkan tekanan darah karena dapat berikatan dengan reseptor adenosin yang nantinya akan mengaktifkan sistem saraf sispatik dan pada akhirnya terjadi vasikonstriksi pembuluh darah.

Pada percobaan yang ketiga dengan perlakuan berbaring, denyut jantung probandus pertama sebelum diberikan perlakuan 51/menit dan tekanan darah sebelum berbaring 110/80 mmHg, dan setelah berbaring

(18)

denyut jantung probandus pertama menjadi 75/menit, dan tekanan darah sesudah berbaring 100/70 mmHg. Namun terdapat perbedaan dengan probandus kedua dimana terjadi penurunan denyut jantung setelah berbaring, denyut jantung dari 57/menit menjadi 55/menit. Pada posisi berbaring gaya gravitasi bekerja secara merata. Darah dapat kembali ke jantung secara mudah pada posisi berbaring. Isi sekuncup dalam posisi berbaring mencapai nilai maksimal. (Guyton & Hall, 2011). Tekanan darah normalnya turun sebanyak 20 mmHg atau kurang saat tidur. (Ganong, 2012).

Menurut literatur pada dewasa muda tekanan sistolik yang normal adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik yang normal adalah 80 mmHg, sedangkan denyut jantung yang normal yaitu 70/menit. Dari hasil percobaan kami dapat dilihat bahwa tekanan darah, dan denyut nadi yang kami periksa berbeda dengan literatur. Perbedaan ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor keturunan, usia, jenis kelamin, stress fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein penyakit lain dan merokok (Lusi, 1989).

Pada percobaan anatomi jantung, yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan untuk membius mencit, kemudian setelah alat dan bahan telah siap kita mulai dengan cara beri eter pada kapas, lalu dimasukkan kapas kedalam toples dan dimasukkan mencit kedalam toples, kemudian ditutup dan tunggu beberapa saat sampai mencit teranastesi. Kemudian diletakkan mencit diatas papan bedah namun sebelumnya pastikan bahwa mencit telah benar-benar teranestesi, lalu diikat keempat kaki mencit menggunakan benang godam. Setelah itu dibedah bagian dada sampai perut dari hewan coba mencit, lalu diamati dan diangkat satu persatu organ mencit.

Dari hasil percobaan pada anatomi jantung, jantung terletak didalam thoraks antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan. Jantung berukuran sebesar

(19)

kepalan tangan dan berwarna merah tua. Jantung mencit beruang empat, dinding atrium tipis dan dinding ventrikelnya tebal. Rata-rata tekanan darah sistolik berkisar dari 84 hingga 105 mmHg. Peningkatan temperatur tidak serta merta meningkatkan tekanan darah pada mencit. Denyut jantung, Cardiac output dan lebar myofiber jantung berhubungan dengan ukuran hewan. Denyut jantung berkisar antara 310 hingga 840 per menit pada mencit dan nilai tersebut bervariasi lebar baik laju dan tekanan darah di antara strain mencit (Rudy, 2018).

(20)

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada anatomi jantung, jantung terletak didalam thoraks antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan.

Jantung berukuran sebesar kepalan tangan dan berwarna merah tua.

Sistem kardiovaskular pada prinsipnya terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe. Sistem ini berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi dan zat-zat lain untuk didistribusikan keseluruh tubuh serta membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Dari hasil percobaan kami dapat dilihat bahwa tekanan darah, dan denyut nadi yang kami periksa berbeda dengan literatur. Perbedaan ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor keturunan, usia, jenis kelamin, stress fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain dan merokok.

V.2 Saran

V.2.1 Saran untuk asisten

Sarannya sebaiknya selalu mendampingi praktikan saat melakukan praktikum agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

V.2.2 Saran untuk dosen

Sarannya sebaiknya pada saat menjelaskan materi, jangan terlalu cepat agar lebih mudah dipahami.

V.2.3 Saran untuk laboratorium

Sarannya Untuk laboratorium sebaiknya diperluas agar pada saat praktikum kita merasa nyaman dan tidak berdesakan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto., dan Choirul. 2012. Analisis beban kerja Operator mesin pemotong Batu besar (sirkel 160cm) Dengan menggunakan metode 10 denyut. Jurnal ilmiah teknik industri.

Anonium. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 65

Anonium. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 66

Aspiani, Reny Yuli. 2015. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Perkemihan edisi 1 Buku Ajar. Jakarta: CV Trans Info Media.

Ayu M. 2012. Faktor Risiko Hipertensi ditinjau dari Kebiasaan Minum Kopi. Semarang: Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. CV Budi Utama, Sleman, Yogyakarta.

Ganong, W. F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:

EGC

Kuntoadi, SKG, MARS and Intan Febrina Gama Bagus W., MP(2009) TEACHING BOOK OF ANATOMY PHYSIOLOGY: for APIKES students - Semester 1.

Marieb, E. N., Branstrom, M.J. (1996). Interactive Physiology:

Cardiovaskular system. A.D.A.M. and

Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc Masud, I. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskular. EGC. Jakarta

Nugroho, Rudy Agung. 2018. Mengenal Mencit Sebagai Hewan Laboratorium. Samarinda: MulawarmanUniversity Press.

Samarinda

(22)

Nurachmah, E & Anggriani, R. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi adaptasi indonesia dari Rose & Wilson : Anatomy and Physiology in health and illness 10 th ed. Jakarta:

Salemba Medika

Purba, A. 2006. Kardiovaskular dan Faal Olah Raga. Bagian Ilmu Fall/Fall Olah Raga Fakultas Kedokteran Universitas Padjajadjaran Bandung

Sasmalinda, Lusi; dkk. 1989. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan Regresi Linier Berganda. Jurnar ilmiah Universitas Padang Indonesia

Sherwood, LauraIee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC Soewolo, dkk., 1999. Fisiologi Manusia. Malang: IMSTEP-JICA

Sukiniarti. 2018. Modul 1 Anatomi Fisiologi Manusia. Banten: Universitas Terbuka

(23)

LAMPIRAN Pengukuran Tensi

PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG

KEADAAN SEBELUM DILAKUKAN PENGUKURAN

TENSI

PROSES PENGUKURAN TENSI

(24)

Pembedahan Mencit

MENCIT SAAT AKAN DI BEDAH

MENCIT SAAT DI BEDAH

MENCIT SETELAH DI BEDAH

PROSES PENGAMBILAN GINJAL DAN JANTUNG MENCIT

(25)

JANTUNG DAN GINJAL MENCIT

Lampiran Hafalan

(26)

JANTUNG

SIKLUS PEREDARAN DARAH

GINJAL

(27)

STRUKTUR NEFRON

GINJAL DAN STRUKTUR NEFRON

(28)

Lampiran Literatur

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

Gambar

Gambar 1. Perikardium
IV.1.1. Tabel Hasil Pengukuran Denyut Jantung dan Tekanan Darah Perlakuan Denyut Jantung Tekanan Drah

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat melakukan pekerjaan diperoleh nilai rata-rata denyut nadi yang dilakukan secara manual sebesar 73 denyut/menit berdasarkan tabel 2.2 Klasifikasi beban

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam suatu pengukuran dibutuhkan alat-alat untuk mengukur benda tersebut berdasarkan cara kerja dan

Tujuan praktikum dinamika kelompok adalah untuk mengetahui kedinamisan di dalam Kelompok Tani Tranggulasi dilihat dari tahap pembentukan kelompok, faktor yang mempengaruhi

Tujuan dilakukannya praktikum porositas adalah untuk menentukan nilai porositas dari tanah sampel yang telah diamati dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

I.  Judul Praktikum : Pembuatan Tape Singkong II. Tujuan :Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat  mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape

Pada percobaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas nitrogen di laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas nitrogen, langkah yang dilakukan

Pada percobaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas nitrogen di laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas nitrogen, langkah yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan sekaligus yaitu praktikum Analisis Disinfektan atau Klor Aktif Sisa Klor dengan Metode Iodometri dan