• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fitoremediasi Limbah Industri Rumah Tang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fitoremediasi Limbah Industri Rumah Tang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Fitoremediasi Limbah Industri Rumah Tangga Melalui Kulit Pisang (Musa parasidiaca L) di Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar

LINGKUNGAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Proses Diklat Ilmiah XI Lembaga Kreatifitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran

Universitas Muhammadiyah Makassar

Disusun oleh:

Hardiansyah 2015

Nur Afia Awaliya B 105440003415

Asnira Reski 105440003015

Nurinsa

Nurfadillah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 menyatakan lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan’

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan

ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat, Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan

kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai

pihak baik pemerintah, pelaku industri dan masyarakat luas. Hal ini menjadi

penting mengingat Indonesia sebagai negara semi industri. Sebagaimana lazimnya

negara yang semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan

pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari

pertumbuhan industri tersebut sangat kurang.

Para pelaku industri kadang mengesampingkan pegelolaan lingkungan

yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi

lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun bagi

(3)

rumah tangga laundry yang beroperasi setiap harinya, hal ini tentu saja dapat

merusak lingkungan karena memiliki kandungan fosfat yang tinggi. Fosfat berasal

dari Sodium TripolyPhosfate (STTP) yang merupakan salah satu bahan dalam

deterjen yang berfungsi sebagai builder yang merupakan unsur penting karena

kemampuannya menghilangkan mineral kesadahan dalam air sehingga deterjen

dapat bekerja secara optimal.Kondisi tersebut mengantarkan penulis untuk

melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Fitoremediasi Limbah Industri

Rumah Tangga Laundry melalui Kulit Pisang (Musa paradisiaca)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian

ialah:

1. Bagaimana proses fitoremediasi limbah industri rumah tangga laundry

dengan kulit pisang (Musa paradisiaca)?

2. Apakah proses fitoremediasi dengan kulit pisang (Musa paradisiaca) dapat menjernihkan limbah industri rumah tangga laundy?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitiannya adalah untuk

mengetahui:

1. Bagaimana proses fitoremediasi limbah industri rumah tangga laundry

(4)

2. Apakah proses fitoremediasi dengan kulit pisang (Musa paradisiaca) dapat menjernihkan limbah industri rumah tangga laundy

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka manfaat

penelitiankaryatulisilmiahini adalah:

1. Manfaat teoritis

Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan

penelitian yang berhubungan denganpemanfaatan kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai sebagai bahan untuk fitoremediasi industri limbah rumah

tangga laundry.

2. Manfaatpraktis

a. Pembaca

Memberikan informasi pada pembaca mengenai pemanfaatan kulit

pisang (musa paradisiaca) sebagai bahan untuk fitoremediasi.

b. Penulis

Mengetahui proses fitoremediasi limbah industri rumah tangga

laundry dengan kulit pisang (Musa paradisiaca) dan apakah dapat

(5)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fitoremediasi

Menurut Notodarmojo (Argita,2016) Fitoremediasi adalah penggunaan tanaman

untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang terkontaminasi. Menurut

Subroto(1996) fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan dan

bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan

baik secara ex-situ menggunakan kolam buatan atau rector maupun in-situ ( langsung

di lapangan) pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah.

Menurut (Hadiyanto,7-11) fitoremediasi memanfaatkan tumbuhan hijau

khususnya tumbuhan air seperti eceng gondok, teratai,kulit pisang, dan lain-lain dan

bekerja sama dengan mikrobiota, enzim,konsumsi air,perubahan tanah, dan teknik

agronomi untuk menghilangkan, memuat, atau menyerahkan kontaminan berbahaya

dari lingkungan seperti logam berat,pestisida, xenobiotik, senyawa organik, polutan

aromatik beracun, drainase pertambangan yang asam.

Menurut kelly (Razikin,2015) Mekanisme kerja fitoremediasi terdiri dari

beberapa konsep dasar yaitu: fitoekstraksi, fitodegradasi, fitostabilisasi, rhizofiltrasi

dan interaksi dengan mikroorganisme pendegradasi polutan. Fitoekstraksi merupakan

(6)

tanaman seperti itu disebut dengan hiperakumulator. Setelah polutan terakumulasi,

tanaman bisa dipanen dan tanaman tersebut tidak boleh dikonsumsi tetapi harus di

musnakan dengan insinerator kemudian dilandfiling. Fitovolatiliasi merupakan proses

penyerapan polutan oleh tanaman dan polutan tersebut diubah menjadi bersifat volatil

dan kemudian ditanspirasikan oleh tanaman. Polutan yang dilepaskan oeh tanaman ke

udara sama seperti bentuk senyawa awal polutan, bisa juga menjadi senyawa yang

berbeda dari senyawa awal.

Fitodegradasi adalah proses penyerapan polutan oleh tanaman dan kemudian

polutan tersebut mengalami metabolisme polutan di dalam tanaman tmelibatkan

enzim antara lain nitrodictase, laccase dehalogenase dan nitrilase. fitostabilisasi

merupakan proses yang dilakukan oleh tanaman untuk mentransformasi polutan di

dalam tanah menjadi senyawa yang non toksik tanpa menyerap terlebih dahulu

polutan tersebut tetap berada di dalam tanah. Rhizofiltrasi adalah proses penyerapan

polutan oleh tanaman tetapi biasanya konsep dasar ini berlaku apabila medium yang

tercemar adalah badan perairan.

Setelah memahami penjelasan dari beberapa ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan untuk mengatasi

masalah-masalah lingkungan yang terkontaminasi dengan limbah industri

menggunakan beberapa mekanisme kerja fitoremediasi yang terdiri dari beberapa

konsep.

(7)

B. Limbah Industri

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan

yang berasal dari hasil suatu proses perindustrian (Palar, 2004). Limbah

industri yang mencemarkan air dapat berupa polutan, sampah organik dan

anorganik (Dahlan, 2009).

Bisnis laundry hingga saat ini cukup marak, termasuk di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil pengamatan peneliti sistem pengolahan

limbah cair laundry belum dilakukan secara akurat. Masih banyak laundry yang ada tidak mengolah limbah cairnya. Pada bulan Mei 2014 jumlah usaha

laundry di Badegan, Bantul, terdapat 10 pengusaha laundry, dan semuanya membuang limbah cair laundry langsung ke badan air, tanpa diolah terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Istimewa

Yogyakarta terhadap sampel limbah cair di laundry X pada bulan Mei 2014, yaitu kadar BOD sebesar 687mg/L (standarnya = 50 mg/L), COD 1.080,3 mg/

L (standar 125 mg/L), pH 9,50 (standar 6-9). Bambang, Suwerda (2015).

Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan

ekosistem perairan karena terjadinya pencemaran air. Sehingga dikeluarkan

Peraturan Daerah Nomor: 6 tahun 2009 tentang Pengolahan Air Limbah

(8)

Limbah (IPAL) komunal, IPAL terpusat, sungai maupun saluran air hujan,

namun harus dilakukan pengolahan limbah sendiri sebelum dibuang.

Hal ini jugalah yang menjadi salah satu tolak ukur kami untuk

melakukan pengujian terhadap limbah cair laundry terkhusus untuk wilayah Kota Makassar di Jalan Sultan Alauddin.

B. Kulit Pisang

Kulit pisang yang akan digunakan pada proses fitoremediasi tersebut

adalah jenis kulit pisang Ambon. Kulit pisang Ambon merupakan salah satu

limbah yang belum banyak dimanfaatkan masyarakat.

Adapun kandungan dari kulit pisang yaitu:

(9)

Sumber: (Tety, 2006)

BAB III Karbohidrat 69,80 %

Lemak 2,11 %

Kalsium 0,32 %

Protein 715 mg/100 gr

Pospor 117 mg/100 gr

Besi 0,6 mg/100gr

Vitamin B 0,12 mg/100 gr

(10)

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam Penelitian lapangan ini

ialah pendekatan penelitian kuantitatif, metode ini disebut juga sebagai metode

positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi

kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan

sistematis. Sugiyono (2007) dalam Bahri (2014: 7) menyatakan bahwa Metode ini

juga disebut metode konfirmatif karena metode ini cocok digunakan untuk

pembuktian/ konfirmasi.

Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Juanda (2009) dalam Bahri 2014: 7)

menyatakan bahwa data kuantitatif dapat berupa hasil pengukuran (counting),

misalnya produksi padi (ton), gaji karyawan (Rp) atau jumlah karyawan (orang).

Data kuantitatif dapat diklasifikasikan juga kedalam data diskrit (hasil hitungan

dan data kontinyu.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian lapangan (field research). Simanjuntak (2014: 12) menyatakan bahwaPenelitian lapangan biasanya disebut

penelitian empiris atau penelitian induksi. Penelitian lapangan ini ada dua sebab

(11)

teori ini diuji kebenarannya di lapangan. Dalam hal ini testing itu dilakukan

dengan mencari apakah ada data-data yang mendukung teori tersebut.

Selanjutnya, yaitu untuk mencari kemungkinan-kemungkinan dapat atau tidaknya

suatu teori yang baru ditemukan sesudah penelitian lapangan. Tegasnya,

penelitian itu hendaknya mendapatkan teori baru.

Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian dalam tulisan ini ialah limbah industri rumah tangga

loundry

2. Objek penelitian dalam tulisan ini ialah penjernihan air melalui kulit pisang

ambon (Musa paradisiaca)

Alat dan bahan yang digunakan

Alat

1. Pisau

2. Baskom

3. air

4. 12 botol air mineral 1,5 L

5. Piring

6. sendok

(12)

8. COD dan BOD tester

Bahan

1. Kulit pisang ambon (Musa Paradisiaca)

2. Kertas lakmus

3. Limbah Industri Laundry.

Prosedur Kerja

1. Cuci kulit pisang dengan air dibaskom

2. Potong kecil-kecil kulit pisang dengan pisau

3. Simpan kulit pisang di tempat yang terkena dengan paparan sinar matahari

secara langsung selama 5 jam (Optimalkan pukul 9:00-14:00)

4. masukkan kulit pisang kedalam botol air mineral

3 botol = tanpa kulit pisang

3 botol = 50 gram kulit pisang

3 botol = 100 gram kulit pisang

3 botol = 150 gram kulit pisang

Diah Restu Setiawati, Anastasia Rafka Sinaga, Tri Kurnia Dewi. Proses Pembuatan abioetanol Dari kulitPisang KepokJurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 19, Januari 2013 (Diakses tanggal 26, April 2017 pukul 08:02 WITA) http://purifikasi.net/index.php/purifikasi/article/view/75/81

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/66828/ROBBI

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembentukan kata dalam mu‟arrab bisa dengan mengubah kata asing yang masuk ke dalam bahasa Arab tersebut sesuai dengan wazan atau shighah yang ada, dan bisa

Telah dihasilkan Lintasan Belajar (Learning Trajectory) pada materi Bangun Datar melalui cerita rakyat Malin Kundang, yang telah melalui tahap persiapan untuk penelitian

Pemilihan video sebagai media adalah karena anak-anak usia TK dapat menangkap pembelajaran dengan pemberian contoh langsung (demonstrasi) dan melalui kegiatan mengamati lalu

“He’s here,” Stephen said, trying to keep his voice from showing his building panic. A warm breeze blew across them, and Stephen heard the sharp hum of

adalah sistem hukum yang bukan berdasar pada agama tertentu dan negara Indonesia. juga bukan negara berdasarkan agama tertentu, tetapi memberi tempat kepada

Berdasarkan hasil tersebut bahwa status gizi tidak hanya dipengaruhi adanya pola asuh orang tua saja, namun ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap staus

Dosis aman pada pemberian ekstrak air daun katuk Sauropus androgynous yaitu dosis 45 mg/kgBB sampai dengan dosis 60 mg/kgBB tidak menimbulkan efek toksik secara subkronik terhadap

Berdasarkan pada gambar 4.14, performa metode yang diusulkan pada penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan performa dari metode pohon keputusan