• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran NHT pada Kelompok Eksperimen a. Pertemuan 1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Number

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran NHT pada Kelompok Eksperimen a. Pertemuan 1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Number"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

46

dilakukan pada kelas 5 SD di SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03

yang terletak wilayah Kecamatan Banyubiru. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas 5 SD di SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03.

Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan STAD, variabel terikat yaitu hasil belajar IPA, dan

variabel kovariat yaitu pretest.

Selanjutnya, pada BAB IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian

dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran

IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen,

hasil penelitian pada implementasi pembelajaran IPA dengan menggunakan

model pembelajaran STAD pada kelompok kontrol, deskripsi komparasi hasil

pengukuran, hasil uji beda rata-rata, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan

keterbatasan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Menggunakan

Model Pembelajaran NHT pada Kelompok Eksperimen a. Pertemuan 1

Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif NHT pertemuan

pertama di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dilaksanakan pada hari Kamis , 5

April 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Proses pembelajaran pada

pertemuan pertama diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40

siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu salam,

(2)

dengan kegiatan inti, siswa diberikan soal pretest. Soal pretest yang diberikan

berupa pilihan ganda sebanyak 25 butir. Siswa mengerjakan soal pretest secara

individu dan tidak diperbolehkan bekerja sama. Setelah siswa diberikan pretest,

guru menjelaskan materi tentang gaya. Beberapa siswa diminta untuk maju

kedepan mengerjakan soal latihan di papan tulis. Siswa juga diberi kesempatan

untuk bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang guru jelaskan bila ada

materi yang belum dipahami. Dalam kegiatan penutup, guru dan siswa membuat

kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Guru menginformasikan

kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan yang akan dating.Guru menutup

pembelajaran dengan salam.

b. Pertemuan 2

Proses pembelajaran selanjutnya dilaksanakan pada hari jum’at, 06 April 2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan

kedua diikuti oleh siswa kelas 5 yang berjumlah 38 siswa. Dikarenakan 2 siswa

yang tidak bisa mengikuti pembelajaran pada hari ini ada latihan musik untuk

lomba.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan salam,

presensi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan

juga menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pembelajaran hari ini. Memulai kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk

mengingat pembelajaran IPA pada pertemuan sebelumnya. Siswa diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Pembentukan kelompok : Siswa diminta untuk membentuk kelompok

sesuai rancangan guru. Langkah berikutnya yaitu penomoran, siswa

diberi nomor kepala. Selanjutnya guru memanggil nomor yang

dimiliki siswa dan diberikan soal. Lalu siswa mendiskusikan soal

(3)

kelompok berdiskusi untuk menjawab soal yang guru berikan,

kemudian siswa dipanggil lagi oleh guru untuk menyampaikan

jawabannya didepan kelas. Guru bersama siswa yang lainnya

mengoreksi hasil diskusi yang sedang dijelaskan, kelompok yang

memiliki prestasi terbaik akan mendapatkan suatu penghargaan dari

guru. Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai sintaknya, guru

bersama siswa telah melakukan langkah-langkah dengan urut dan baik.

Siswa terlihat begitu antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran

dengan model kooperatif NHT, dalam pembagian kelompoknya

dilakukan dengan cara berhitung 1-6. Siswa merasa senang dengan

number head yang dikenakan di kepalanya masing-masing.

Selanjutnya pembelajaran guru akhiri dengan mengajak siswa

menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini. Guru menyampaikan

kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu

mengerjakan soal posttest. Guru meminta siswa untuk mempelajari

kembali di rumah mengenai materi yang dipelajari hari ini. Guru

menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pertemuan 3

Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif NHT pertemuan

ketiga di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dilaksanakan pada hari Sabtu, 07

April 2017 dengan alokasi waktu 1 x 35 menit. Proses pembelajaran pada

pertemuan ketiga diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini yaitu guru membuka

pembelajaran hari ini seperti biasayan yaitu dengan salam, presensi, penyampaian

tujuan pembelajaran dan diadakan posttest. Guru memberi soal posttest yang

berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir kepada siswa untuk mengetahui hasil

(4)

bertanya jawab dengan guru tentang soal yang sulit. Guru membantu siswa

membuat kesimpulan dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

4.1.1.1 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD pada Kelompok Eksperimen

Tingkat hasil belajar siswa kelas 5 SD pada kelompok eksperimen

dijelaskan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri

dari rata-rata skor (mean), skor tertinggi (maximal), skor terendah (minimal),

standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan

dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti

pretest dan posttest sebanyak 40 siswa.Terdapat selisih pada skor minimum antara

prestest dan posttest yaitu sebesar 53 skor. Pada skor maximum juga terdapat selisih

antara pretest dan posttest sebesar 8 skor. Dari data diatas, terjadi peningkatan skor

rata-rata sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan sebesar 35,42 skor dari mean

pretest 53,90 dengan mean posttest 89,32.

Penelitian ini banyak jumlah data yang disajikan, oleh karena itu data disusun

melalui tabel distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien dan mudah

dipahami. Penentuan kelas interval yang terdapat pada tabel distribusi frekuensi

berpedoman pada rumus Sturges yaitu K= 1+3,3 log n; dimana K adalah jumlah

kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa. (Sugiyono, 2012: 35)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pretest 40 12 92 53.90 22.280

posttest 40 65 100 89.32 9.398

(5)

Penyusunan distribusi frekuensi untuk nilai pretest kelompok eksperimen

dijelaskan sebagai berikut :

a. menentukan kelas interval

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 40

= 1+3,3 x 1,6

= 1+5.28

= 6.28

= 6

b. Menentukan rentang data dan panjang kelas

Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

= 92 - 12 + 1

= 81

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas

= 81 : 6

= 13,5

= 14

c. Menyusun tabel distribusi frekuensi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai PretestKelompok Eksperimen

No. Kelas Nilai Pretest Interval Frekuensi Persentase

1. 11-25 7 17,5%

2. 26-40 5 12,5%

3. 41-55 7 17,5%

4. 56-70 9 17,5%

5. 71-85 9 22,5%

6. 86-100 3 7,5%

(6)

Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor pretest

kelompok eksperimen

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok

Eksperimen

Penyusunan Distribusi frekuensi untuk nilai posttest kelompok eksperimen

adalah sebagai berikut :

b. Menentukan rentang data dan panjang kelas

Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

7

Nilai

Pretest

Kelas Eksperimen

Frekuensi Nilai Pretest

(7)

= 100 - 65 + 1

= 36

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas

= 36 : 6

= 6

c. Menyusun tabel distribusi frekuensi

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen

No. Kelas

Interval

Nilai Posttest

Frekuensi Persentase

1. 59-65 1 2,5%

2. 66-72 2 5%

3. 73-79 2 5%

4. 80-86 9 22,5%

5. 87-93 12 30%

6. 94-100 14 35%

Jumlah 40 100,0%

Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor posttest

(8)

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui distribusi skor pretest

dan posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas. Dari jumlah keseluruhan

siswa kelas 5 SD kelompok eksperimen dilihat dari data pretest siswa yang

mendapat nilai 11-25 ada 7 siswa dengan presentase 17,5%, siswa dengan nilai

26-40 terdapat 5 anak dengan presentase 12,5% , nilai 41-55 terdapat 7 siswa

dengan presentase 17,5%, nilai 56-70 terdapat 9 siswa dengan presentase

17,5%, nilai 71-85 terdapat 9 anak dengan presentase 22,5% dan yang

mendapat nilai tertinggi yaitu 86-100 terdapat 3 anak dengan presentase 7,5%.

Kemudian pada nilai posttest siswa mengalami peningkatan nilai. Siswa yang

mendapat nilai 59-65 terdapat 1 siswa dengan presentase 2,5%, nilai 66-72

terdapat 2 siswa dengan presentase 5%, nilai 73-79 terdapat 2 dengan

presentase 5%, nilai 80-86 terdapat 9 siswa dengan presentase 22,5%, nilai

87-93 terdapat 12 siswa dengan presentase 30% dan dengan nilai tertinggi yaitu

94-100 terdapat 14 siswa dengan presentase 35%.

(9)

4.1.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA menggunakan Model STAD Pada Kelompok Kontrol

a. Pertemuan 1

Proses pembelajaran pertemuan pertama di kelas 5 SD Negeri

Banyubiru 03 mulai dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April 2017 alokasi

waktu 2 x 35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama diikuti oleh

seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu salam,

presensi, apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Lalu dilanjutkan

dengan kegiatan inti, siswa diberikan soal pretest. Soal pretest yang diberikan

berupa pilihan ganda sebanyak 25 butir. Siswa mengerjakan soal pretest secara

individu dan tidak diperbolehkan bekerja sama. Setelah siswa diberikan

pretest, guru menjelaskan materi tentang gaya. Beberapa siswa diminta untuk

maju ke depan mengerjakan soal latihan di papan tulis. Siswa juga diberi

kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang guru

jelaskan bila ada materi yang belum dipahami. Dalam kegiatan penutup, guru

dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini.

Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan yang

akan datang. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

b. Pertemuan 2

Proses pembelajaran selanjutnya dilaksanakan pada hari Rabu, 12 April

2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan

kedua diikuti oleh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan salam,

presensi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan

juga menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pembelajaran hari ini. Memulai kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk

(10)

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Guru menyampaikan materi energi dan perubahannnya. Kemudian siswa

diarahkan untuk membentuk suatu kelompok. Kerja tim : Siswa diberi materi

tentang energi dan perubahannya untuk dipelajari sebagai bekal pada

pelaksanaan kuis. Setelah selesai memahami materi dan mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru, siswa diminta untuk menuliskan hasil jawabannya

dari diskusi tersebut di papan tulis. Guru bersama siswa mengoreksi hasil

diskusi dan bagi kelompok yang berprestasi akan mendapatkan penghargaan

dari guru. Secara keseluruhan proses pembelajaran sesuai dengan sintaknya

dengan baik. Siswa nampak antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan model kooperatif STAD karena pembentukan kelompok dilakukan

dengan cara acak. Siswa berkelompok sesuai dengan yang guru panggil secara

acak. Siswa lebih senang dengan kegiatan pembelajaran yang berkelompok

karena terasa lebih santai dan menyenangkan. Pembelajaran diakhiri dengan

menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya guru

menyampaikan bahwa pembelajaran berikutnya akan mengerjakan soal

posttest maka dari itu guru menghimbau kepada siswa untuk mempelajari

kembali dirumah materi yang guru ajarkan pada hari ini sebagai bekal untuk

mengerjakan soal posttest pada pembelajaran berikutnya. Guru menutup

pembelajaran dengan salam.

c. Pertemuan 3

Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif STAD pertemuan

ketiga di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 03 dilaksanakan pada hari Kamis, 13 April

2017 dengan alokasi waktu 1 x 35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan

ketiga diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini yaitu guru membuka

pembelajaran hari ini seperti biasanya yaitu dengan salam, presensi, penyampaian

(11)

berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir kepada siswa untuk mengetahui hasil

belajar siswa. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal posttest, siswa

bertanyajawab dengan guru tentang soal yang sulit. Guru membantu siswa

membuat kesimpulan dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD pada Kelompok Kontrol

Tingkat hasil belajar siswa kelas 5 SD pada kelompok kontrol

dijelaskan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang

terdiri dari rata-rata skor (mean), skor tertinggi (maximal), skor terendah

(minimal), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam

bentuk grafik. Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok

eksperimen disajikan dalam tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok kontrol

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti

pretest dan posttest sebanyak 40 siswa. Terdapat selisih pada skor minimum

antara prestest dan posttest yaitu sebesar 44 skor. Pada skor maximum juga

terdapat selisih antara pretest dan posttest sebesar 12 skor. Dari data diatas,

terjadi peningkatan skor rata-rata sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan

sebesar 28,7 skor dari mean pretest 56,10 dengan mean posttest 84,80.

Penelitian ini banyak jumlah data yang disajikan, oleh karena itu data

disusun melalui tabel distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pretest 40 20 88 56.10 17.698

posttest 40 64 100 84.80 9.335

(12)

dan mudah dipahami. Penentuan kelas interval yang terdapat pada tabel

distribusi frekuensi berpedoman pada rumus Sturges yaitu K= 1+3,3 log n;

dimana K adalah jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa.

(Sugiyojo, 2012 : 35)

Penyusunan distribusi frekuensi untuk nilai pretest kelompok eksperimen

dijelaskan sebagai berikut :

a. menentukan kelas interval

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 40

= 1+3,3 x 1,6

= 1+5.28

= 6.28

= 6

b. Menentukan rentang data dan panjang kelas

Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

= 88 - 20 + 1

= 69

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas

= 69 : 6

= 11,5

= 12

c. Menyusun tabel distribusi frekuensi

Hasil distribusi frekuensi skor pretest kelompok kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai pretest Kelompok kontrol

No. Kelas

Interval

Nilai Prettest

Frekuensi Persentase

(13)

2. 33 - 45 5 12,5%

3. 46 - 58 10 22,5%

4. 59 - 71 9 22,5%

5. 72 - 84 7 17,5%

6. 85 - 97 2 5%

Jumlah 40 100,0%

Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor posttest

kelompok control

a. menentukan kelas interval

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 40

= 1+3,3 x 1,6

= 1+5.28

= 6.28

7

5

10

9

7

2

0 2 4 6 8 10 12

20 - 32 33 - 45 46 - 58 59 - 71 72 - 84 85 - 97

kelas interval

Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol

(14)

= 6

b. Menentukan rentang data dan panjang kelas

Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

= 100 - 64 + 1

= 37

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas

= 37 : 6

= 6,12

= 6

c. Menyusun tabel distribusi frekuensi

Hasil distribusi frekuensi skor posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.6 sebagai berikut

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai posttest Kelompok kontrol

No. Kelas

Interval

Nilai Postttest

Frekuensi Persentase

1. 59-65 1 2,5%

2. 66-72 5 12,5%

3. 73-79 6 15%

4. 80-86 7 17,5%

5. 87-93 14 37,5%

6. 94-100 6 15%

Jumlah 40 100,0%

Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor posttest

(15)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui distribusi skor pretest dan

posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas. Dari jumlah keseluruhan siswa

kelas 5 SD kelompok kontrol dilihat dari data pretest siswa yang mendapat nilai

20-32 ada 7 siswa dengan presentase 17,5%, siswa dengan nilai 33-45 terdapat 5

anak dengan presentase 12,5% , nilai 46-58 terdapat 10 siswa dengan presentase

22,5%, nilai 59-71 terdapat 9 siswa dengan presentase 22,5%, nilai 72-84 terdapat

7 anak dengan presentase 17,5% dan yang mendapat nilai tertinggi yaitu 85-97

terdapat 2 anak dengan presentase 5%. Kemudian pada nilai posttest siswa

mengalami peningkatan nilai. Siswa yang mendapat nilai 59-65 terdapat 1 siswa

dengan presentase 2,5%, nilai 66-72 terdapat 5 siswa dengan presentase 17,5 %,

nilai 73-79 terdapat 6 dengan presentase 15%, nilai 80-86 terdapat 7 dengan

presentase 17,5%,nilai 87-93 terdapat 14 dengan presentase 37,5%, dan dengan

nilai tertinggi yaitu 94-100 terdapat 6 siswa dengan presentase 15%.

4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Pretest dan Posttest

Hasil pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdasarkan rata-rata nilai pretest dan posttest dijelaskan pada deskripsi

(16)

komparasi. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

sebagai berikut.

Tabel 4.7 Tabel Komparasi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan adanya perbedaan selisih

rata-rata pada tahap pengukuran pretest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol, selisih skor rata-rata Posttest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dan selisih antara skor rata-rata pretest dan posttest pada

masing-masing kelompok. Perbedaan skor rata-rata 2 posttest antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa skor rata-rata 2

posttest kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

Hal ini menunjukkan bahwa model NHT mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa. Model NHT mampu memudahkan

siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, dalam melaksanakan tanggung

jawabnya mencari jawaban yang benar, dalam menyampaikan idea atau

gagasannya dan menghargai pendapat orang lain bila ide atau gagasannya

belum digunakan dan dapat berlatih sebagai tutor sebaya dengan anggota

kelompok yang belum paham.

(17)

4.1.1 Hasil Uji ANCOVA Rerata Hasil Belajar

Uji beda rerata hasil belajar pretest dan posttest kelompok eksperimen

dan kontrol menggunakan uji ANCOVA setelah dilakukan uji prasyarat dan

dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji

normalitas data dan uji homogenitas variansi data serta uji homogenitas

koefisien regresi linear.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi

kenormalan data, uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat

kesetaraan data. Sedangkan uji homogenitas koefisien regresi linear

digunakan untuk memastikan tingkat kesetaraan regresi liniear antara variabel

kovariat pretest dengan variabel terikat posttest. Pengujian normalitas,

homogenitas data dan uji homogenitas koefisien regresi linear dilakukan

dengan bantuan SPSS 22 for Windows. Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui data berasal dari distribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas data dilakukan dengan bantuan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan

dasar pengambilan keputusan; jika nilai signifikansi/probabilitas >0,05,maka

(18)

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol

pretest_eksperi

men

posttest_eksperi

men pretest_kontrol posttest_kontrol

N 40 40 40 40

Normal Parametersa,b Mean 53.90 89.33 56.10 84.80

Std. Deviation 22.280 9.398 17.698 9.335

Most Extreme Differences Absolute .092 .137 .097 .159

Positive .087 .128 .088 .127

Negative -.092 -.137 -.097 -.159

Test Statistic .092 .137 .097 .159

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .056c .200c,d .056c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed)

uji Kolmogorov-Smirnov hasil pretest-posttest kelompok eksperimen adalah

0,200 dan 0,056.Sedangkan hasil pretest-posttest kelompok kontrol adalah

0,200 dan 0,056.Dirumuskan hipotesis H0 adalah sampel yang berasal dari

populasi berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak berasal dari

populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai

α (0,05) H0 ditolak, jika probabilitas > nilai α (0,05) maka H0 diterima.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, diketahui nilai

signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data-data 0,200 ;0,056;0,200

dan 0,056> 0,05 maka H0 diterima, artinya bahwa persebaran data hasil

pretest-posttest kelompok eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

Setelah uji normalitas terpenuhi, dilakukan uji homogenitas untuk

(19)

signifikansi/probabilitas < 0,05, maka data tidak homogen. Apabila nilai

signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data homogen. Pengujian homogenitas

dilakukan dengan bantuan SPSS 22 for windows.Berikut hasil dari uji

homogenitas data kedua kelompok.

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest- Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa hasil Test of Homogeneity

of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan angka 0,121 dan

signifikansi/probabilitas nilai posttest menunjukkan angka 0,696. Bila

dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap kelompok sama

(homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak

homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak,

jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data

pretest dan posttest kedua kelompok adalah sebesar 0,121 dan 0,696 > 0,05 maka

H0 diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa data skor pretest dan posttest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian yang homogen.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas koefisien regresi linear untuk

mengetahui kehomogenitasan koefisien regresi X2 (variabel kovarian=pretest)

dengan hasil belajar posttest (Y). Parameter yang digunakan untuk

menentukan homogenitas koefisien regresi adalah nilai koefisien beta (B)

pada tabel output parameter estimates dan nilai t serta probabilitasnya. Syarat

yang lain adalah bahwa nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60 Levene Statistic df1 df2 Sig.

posttest .154 1 78 .696

(20)

(Budiyono, 2009: 300). Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka koefisien

regresi linear kedua sampel homogen.

Tabel 4.9Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linear Skor Pengukuran Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Dependent Variable: posttest

Parameter B Std. Error T Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Intercept 81.737 3.306 24.726 .000 75.154 88.319

pretest .055 .053 1.036 .303 -.050 .160

[treatment=1] 4.645 2.097 2.216 .030 .470 8.820

[treatment=2] 0a . . . . .

a. This parameter is set to zero because it is redundant.

Pada tabel 4.9 dapat dilihat nilai beta (B) sebesar 4,645 lebih besar

dari 0,60, nilai t sebesar 2,216 berada pada signifikansi/probabilitas 0,030,

maka koefisien regresi linear kedua sampel homogen dan model ANCOVA

dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan data

berdistribusi normal, uji homogenitas yang menunjukkan varian data

homogen, dan uji homogenitas koefisien regresi linear yang menunjukkan

kedua model beregresi linear maka dapat dikatakan uji prasyarat telah

terpenuhi. Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis

regresi dan varians.

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji ANCOVA

Dependent Variable: posttest

Source Type III Sum

of Squares

df Mean

Square

(21)

Corrected Model 3128,259a 2 1564,129 42,109 ,000 Intercept 65242.604 1 65242.604 744.355 .000

pretest 2389,653 1 2389,653 64,333 ,000 treatment 430.225 1 430.225 4.908 .030

Error 6749.034 77 87.650

Total 613643.000 80

Corrected Total 7252.688 79

a. R Squared = .069 (Adjusted R Squared = .045)

Ringkasan uji ANCOVA pada tabel 4.10 tersebut menunjukkan besar

nilai F dan sigifikansinya. Varian corrected model, nampak bahwa F hitung

sebesar 42,109 dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000 < α= 0,050, maka dampak variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen signifikan..

Pada varian intercept nampak bahwa F hitung sebesar 744.355 dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000<α= 0,050, maka nilai intercept signifikan. Nilai intercept merupakan besaran konstanta perubahan

nilai variabel dependen sebesar nilai tersebut meskipun tanpa dipengaruhi

keberadaan kovariat dan variabel independen. Pada kovarian pretest,

diperoleh data F hitung 64,333 dengan taraf signifikansi 0,000. Oleh karena 0,000 <α= 0,050, maka nilai dampak kovariat signifikan. Artinya ada perbedaan pengaruh pretest terhadap hasil belajar siswa.Pada varian

treatment, diperoleh nilai F hitung sebesar 4.908 dengan signifikansi hitung

0,030. Oleh karena nilai 0,030< α = 0,050, maka nilai F signifikan. Artinya bahwa dampak pembelajaran NHT berbeda secara signifikan dengan STAD.

4.2Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis berdasarkan pada hasil uji ANCOVA nilai pretest

-posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hipotesis yang diuji pada

(22)

H0:1 ≤ 2 = tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang menggunakan

model NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 yang menggunakan

model STAD.

Ha:1 >2 = terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa

kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang menggunakan model NHT

dan SD Negeri Banyubiru 03 yang menggunakan model STAD.

Berdasarkan uji ANCOVA yang telah dilakukan terhadap nilai posttest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil

signifikansi/probabilitas 0,030 atau < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas

5 SD Negeri Banyubiru 01 yang menggunakan model NHT dan SD Negeri

Banyubiru 03 yang menggunakan model STAD.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran NHT dan STAD

di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03. Berdasarkan

rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen, terjadi peningkatan

skor pada dari 53,90 menjadi 89,32 . Hasil uji hipotesis menggunakan teknik

ANCOVA seperti yang telah dilakukan terhadap nilai pretest dan posttest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil

signifikansi/probabilitas 0,030 < 0,05, karena probabilitas lebih kecil dari nilai

Alpha, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil

belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang

menggunakan model NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 yang menggunakan

model STAD. Perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5

SD Banyubiru 03 yang menggunakan model pembelajaran STAD didukung

(23)

hasil belaja menggunakan model STAD sebesar 84,80. Hal ini membuktikan

bahwa model NHT mempunyai pengaruh yang lebih besar dari pada model

STAD.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujiono,

Nugroho, E. N., Rahayu, E. S. (2013), yang menunjukkan bahwa penggunaan

model pembelajaran NHT memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA

peserta didik. Hasil penelitian Farida Esty Purwasih (2014), juga

menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan pembelajaran

menggunakan model NHT dan STAD terhadap hasil belajar peserta didik

dalam mata pelajaran IPA. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan

model pembelajaran NHT lebih tinggi dibandingkan STAD. Hasil penelitian

GM. Putra Aristyadharma, DB.KT.Semara Putra, I M. Ardana (2014)

menyatakan bahwa penggunaan model NHT berpengaruh positif dan

signifikan terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V SD Gugus 1 Kuta.

Selanjutnya hasil penelitian Gusti Ayu Mas Eka Jayanti, I Ketut Ardana,

Made Putra (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar IPA.

Model pembelajaran NHT memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa daripada menggunakan model pembelajaran

STAD. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Trianto (2009: 82), proses

pembelajaran yang menggunakan model kooperatif NHT melibatkan

banyak anggota kelompok untuk saling memahami materi yang dipelajari dan

mengecek pemahaman siswa terhadap materi tersebut sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar siswa.

4.4.Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian ini masih ada

kekurangan yang mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian ini.Diantaranya

yaitu penelitian ini hanya mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitifnya

(24)

psikomotor. Penelitipun masih kurang menguasai karakteristik dari model NHT

dan STAD sehingga pada saat proses pembelajaran masing kurang efektif.

Perhatian siswa masih ada yang kurang terpusat atau tidak berkonsetrasi penuh

dalam pembelajaran .pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 SD yaitu SD

Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03. Dari kelemahan penelitian

yang dilakukan ini maka disarankan untuk peneliti berikutnya dapat merancang

penelitian dengan lebih baik sehingga mampu mengurangi kelemahan yang

Gambar

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai PretestKelompok Eksperimen
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian: (1) Menghitung rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation;

WLD2 Bulak Banteng-Dukuh Kupang PP

Aktuator putar atau  Rotary Motion Actuator  merupakan motor pneumatik mengubah energi pneumatik menjadi gerakan putar mekanik secara kontinyu. Motor pneumatik  dengan sudut putar

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

4ydrocharitaceae sendiri merupakan salah satu suku anggota tumbuhan berbunga yang dimana kebayakan anggotanya adalah tanaman air. amun yang berasal

Te*ampil dalam membuat p*oduk multimedia inte*akti- be*basis halaman dengan aplikasi Autoplay Media Studio se8a*a indiidu dengan 8epat dan tepat se*ta sikap 2u2u*,

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

[r]