46
dilakukan pada kelas 5 SD di SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03
yang terletak wilayah Kecamatan Banyubiru. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas 5 SD di SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03.
Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan STAD, variabel terikat yaitu hasil belajar IPA, dan
variabel kovariat yaitu pretest.
Selanjutnya, pada BAB IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian
dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran
IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen,
hasil penelitian pada implementasi pembelajaran IPA dengan menggunakan
model pembelajaran STAD pada kelompok kontrol, deskripsi komparasi hasil
pengukuran, hasil uji beda rata-rata, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan
keterbatasan penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Menggunakan
Model Pembelajaran NHT pada Kelompok Eksperimen a. Pertemuan 1
Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif NHT pertemuan
pertama di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dilaksanakan pada hari Kamis , 5
April 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Proses pembelajaran pada
pertemuan pertama diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40
siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu salam,
dengan kegiatan inti, siswa diberikan soal pretest. Soal pretest yang diberikan
berupa pilihan ganda sebanyak 25 butir. Siswa mengerjakan soal pretest secara
individu dan tidak diperbolehkan bekerja sama. Setelah siswa diberikan pretest,
guru menjelaskan materi tentang gaya. Beberapa siswa diminta untuk maju
kedepan mengerjakan soal latihan di papan tulis. Siswa juga diberi kesempatan
untuk bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang guru jelaskan bila ada
materi yang belum dipahami. Dalam kegiatan penutup, guru dan siswa membuat
kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Guru menginformasikan
kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan yang akan dating.Guru menutup
pembelajaran dengan salam.
b. Pertemuan 2
Proses pembelajaran selanjutnya dilaksanakan pada hari jum’at, 06 April 2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan
kedua diikuti oleh siswa kelas 5 yang berjumlah 38 siswa. Dikarenakan 2 siswa
yang tidak bisa mengikuti pembelajaran pada hari ini ada latihan musik untuk
lomba.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan salam,
presensi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
juga menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pembelajaran hari ini. Memulai kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk
mengingat pembelajaran IPA pada pertemuan sebelumnya. Siswa diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Pembentukan kelompok : Siswa diminta untuk membentuk kelompok
sesuai rancangan guru. Langkah berikutnya yaitu penomoran, siswa
diberi nomor kepala. Selanjutnya guru memanggil nomor yang
dimiliki siswa dan diberikan soal. Lalu siswa mendiskusikan soal
kelompok berdiskusi untuk menjawab soal yang guru berikan,
kemudian siswa dipanggil lagi oleh guru untuk menyampaikan
jawabannya didepan kelas. Guru bersama siswa yang lainnya
mengoreksi hasil diskusi yang sedang dijelaskan, kelompok yang
memiliki prestasi terbaik akan mendapatkan suatu penghargaan dari
guru. Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai sintaknya, guru
bersama siswa telah melakukan langkah-langkah dengan urut dan baik.
Siswa terlihat begitu antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran
dengan model kooperatif NHT, dalam pembagian kelompoknya
dilakukan dengan cara berhitung 1-6. Siswa merasa senang dengan
number head yang dikenakan di kepalanya masing-masing.
Selanjutnya pembelajaran guru akhiri dengan mengajak siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini. Guru menyampaikan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu
mengerjakan soal posttest. Guru meminta siswa untuk mempelajari
kembali di rumah mengenai materi yang dipelajari hari ini. Guru
menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pertemuan 3
Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif NHT pertemuan
ketiga di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dilaksanakan pada hari Sabtu, 07
April 2017 dengan alokasi waktu 1 x 35 menit. Proses pembelajaran pada
pertemuan ketiga diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini yaitu guru membuka
pembelajaran hari ini seperti biasayan yaitu dengan salam, presensi, penyampaian
tujuan pembelajaran dan diadakan posttest. Guru memberi soal posttest yang
berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir kepada siswa untuk mengetahui hasil
bertanya jawab dengan guru tentang soal yang sulit. Guru membantu siswa
membuat kesimpulan dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
4.1.1.1 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD pada Kelompok Eksperimen
Tingkat hasil belajar siswa kelas 5 SD pada kelompok eksperimen
dijelaskan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri
dari rata-rata skor (mean), skor tertinggi (maximal), skor terendah (minimal),
standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.
Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan
dalam tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti
pretest dan posttest sebanyak 40 siswa.Terdapat selisih pada skor minimum antara
prestest dan posttest yaitu sebesar 53 skor. Pada skor maximum juga terdapat selisih
antara pretest dan posttest sebesar 8 skor. Dari data diatas, terjadi peningkatan skor
rata-rata sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan sebesar 35,42 skor dari mean
pretest 53,90 dengan mean posttest 89,32.
Penelitian ini banyak jumlah data yang disajikan, oleh karena itu data disusun
melalui tabel distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien dan mudah
dipahami. Penentuan kelas interval yang terdapat pada tabel distribusi frekuensi
berpedoman pada rumus Sturges yaitu K= 1+3,3 log n; dimana K adalah jumlah
kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa. (Sugiyono, 2012: 35)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pretest 40 12 92 53.90 22.280
posttest 40 65 100 89.32 9.398
Penyusunan distribusi frekuensi untuk nilai pretest kelompok eksperimen
dijelaskan sebagai berikut :
a. menentukan kelas interval
K = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 40
= 1+3,3 x 1,6
= 1+5.28
= 6.28
= 6
b. Menentukan rentang data dan panjang kelas
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 92 - 12 + 1
= 81
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
= 81 : 6
= 13,5
= 14
c. Menyusun tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai PretestKelompok Eksperimen
No. Kelas Nilai Pretest Interval Frekuensi Persentase
1. 11-25 7 17,5%
2. 26-40 5 12,5%
3. 41-55 7 17,5%
4. 56-70 9 17,5%
5. 71-85 9 22,5%
6. 86-100 3 7,5%
Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor pretest
kelompok eksperimen
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok
Eksperimen
Penyusunan Distribusi frekuensi untuk nilai posttest kelompok eksperimen
adalah sebagai berikut :
b. Menentukan rentang data dan panjang kelas
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
7
Nilai
Pretest
Kelas Eksperimen
Frekuensi Nilai Pretest
= 100 - 65 + 1
= 36
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
= 36 : 6
= 6
c. Menyusun tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
No. Kelas
Interval
Nilai Posttest
Frekuensi Persentase
1. 59-65 1 2,5%
2. 66-72 2 5%
3. 73-79 2 5%
4. 80-86 9 22,5%
5. 87-93 12 30%
6. 94-100 14 35%
Jumlah 40 100,0%
Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor posttest
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui distribusi skor pretest
dan posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas. Dari jumlah keseluruhan
siswa kelas 5 SD kelompok eksperimen dilihat dari data pretest siswa yang
mendapat nilai 11-25 ada 7 siswa dengan presentase 17,5%, siswa dengan nilai
26-40 terdapat 5 anak dengan presentase 12,5% , nilai 41-55 terdapat 7 siswa
dengan presentase 17,5%, nilai 56-70 terdapat 9 siswa dengan presentase
17,5%, nilai 71-85 terdapat 9 anak dengan presentase 22,5% dan yang
mendapat nilai tertinggi yaitu 86-100 terdapat 3 anak dengan presentase 7,5%.
Kemudian pada nilai posttest siswa mengalami peningkatan nilai. Siswa yang
mendapat nilai 59-65 terdapat 1 siswa dengan presentase 2,5%, nilai 66-72
terdapat 2 siswa dengan presentase 5%, nilai 73-79 terdapat 2 dengan
presentase 5%, nilai 80-86 terdapat 9 siswa dengan presentase 22,5%, nilai
87-93 terdapat 12 siswa dengan presentase 30% dan dengan nilai tertinggi yaitu
94-100 terdapat 14 siswa dengan presentase 35%.
4.1.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA menggunakan Model STAD Pada Kelompok Kontrol
a. Pertemuan 1
Proses pembelajaran pertemuan pertama di kelas 5 SD Negeri
Banyubiru 03 mulai dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April 2017 alokasi
waktu 2 x 35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama diikuti oleh
seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu salam,
presensi, apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Lalu dilanjutkan
dengan kegiatan inti, siswa diberikan soal pretest. Soal pretest yang diberikan
berupa pilihan ganda sebanyak 25 butir. Siswa mengerjakan soal pretest secara
individu dan tidak diperbolehkan bekerja sama. Setelah siswa diberikan
pretest, guru menjelaskan materi tentang gaya. Beberapa siswa diminta untuk
maju ke depan mengerjakan soal latihan di papan tulis. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang guru
jelaskan bila ada materi yang belum dipahami. Dalam kegiatan penutup, guru
dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini.
Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan yang
akan datang. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
b. Pertemuan 2
Proses pembelajaran selanjutnya dilaksanakan pada hari Rabu, 12 April
2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan
kedua diikuti oleh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan salam,
presensi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
juga menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pembelajaran hari ini. Memulai kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan materi energi dan perubahannnya. Kemudian siswa
diarahkan untuk membentuk suatu kelompok. Kerja tim : Siswa diberi materi
tentang energi dan perubahannya untuk dipelajari sebagai bekal pada
pelaksanaan kuis. Setelah selesai memahami materi dan mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru, siswa diminta untuk menuliskan hasil jawabannya
dari diskusi tersebut di papan tulis. Guru bersama siswa mengoreksi hasil
diskusi dan bagi kelompok yang berprestasi akan mendapatkan penghargaan
dari guru. Secara keseluruhan proses pembelajaran sesuai dengan sintaknya
dengan baik. Siswa nampak antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan model kooperatif STAD karena pembentukan kelompok dilakukan
dengan cara acak. Siswa berkelompok sesuai dengan yang guru panggil secara
acak. Siswa lebih senang dengan kegiatan pembelajaran yang berkelompok
karena terasa lebih santai dan menyenangkan. Pembelajaran diakhiri dengan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya guru
menyampaikan bahwa pembelajaran berikutnya akan mengerjakan soal
posttest maka dari itu guru menghimbau kepada siswa untuk mempelajari
kembali dirumah materi yang guru ajarkan pada hari ini sebagai bekal untuk
mengerjakan soal posttest pada pembelajaran berikutnya. Guru menutup
pembelajaran dengan salam.
c. Pertemuan 3
Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif STAD pertemuan
ketiga di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 03 dilaksanakan pada hari Kamis, 13 April
2017 dengan alokasi waktu 1 x 35 menit. Proses pembelajaran pada pertemuan
ketiga diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 40 siswa.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini yaitu guru membuka
pembelajaran hari ini seperti biasanya yaitu dengan salam, presensi, penyampaian
berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir kepada siswa untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal posttest, siswa
bertanyajawab dengan guru tentang soal yang sulit. Guru membantu siswa
membuat kesimpulan dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD pada Kelompok Kontrol
Tingkat hasil belajar siswa kelas 5 SD pada kelompok kontrol
dijelaskan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang
terdiri dari rata-rata skor (mean), skor tertinggi (maximal), skor terendah
(minimal), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam
bentuk grafik. Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok
eksperimen disajikan dalam tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti
pretest dan posttest sebanyak 40 siswa. Terdapat selisih pada skor minimum
antara prestest dan posttest yaitu sebesar 44 skor. Pada skor maximum juga
terdapat selisih antara pretest dan posttest sebesar 12 skor. Dari data diatas,
terjadi peningkatan skor rata-rata sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan
sebesar 28,7 skor dari mean pretest 56,10 dengan mean posttest 84,80.
Penelitian ini banyak jumlah data yang disajikan, oleh karena itu data
disusun melalui tabel distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pretest 40 20 88 56.10 17.698
posttest 40 64 100 84.80 9.335
dan mudah dipahami. Penentuan kelas interval yang terdapat pada tabel
distribusi frekuensi berpedoman pada rumus Sturges yaitu K= 1+3,3 log n;
dimana K adalah jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa.
(Sugiyojo, 2012 : 35)
Penyusunan distribusi frekuensi untuk nilai pretest kelompok eksperimen
dijelaskan sebagai berikut :
a. menentukan kelas interval
K = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 40
= 1+3,3 x 1,6
= 1+5.28
= 6.28
= 6
b. Menentukan rentang data dan panjang kelas
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 88 - 20 + 1
= 69
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
= 69 : 6
= 11,5
= 12
c. Menyusun tabel distribusi frekuensi
Hasil distribusi frekuensi skor pretest kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai pretest Kelompok kontrol
No. Kelas
Interval
Nilai Prettest
Frekuensi Persentase
2. 33 - 45 5 12,5%
3. 46 - 58 10 22,5%
4. 59 - 71 9 22,5%
5. 72 - 84 7 17,5%
6. 85 - 97 2 5%
Jumlah 40 100,0%
Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor posttest
kelompok control
a. menentukan kelas interval
K = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 40
= 1+3,3 x 1,6
= 1+5.28
= 6.28
7
5
10
9
7
2
0 2 4 6 8 10 12
20 - 32 33 - 45 46 - 58 59 - 71 72 - 84 85 - 97
kelas interval
Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
= 6
b. Menentukan rentang data dan panjang kelas
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 100 - 64 + 1
= 37
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
= 37 : 6
= 6,12
= 6
c. Menyusun tabel distribusi frekuensi
Hasil distribusi frekuensi skor posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.6 sebagai berikut
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai posttest Kelompok kontrol
No. Kelas
Interval
Nilai Postttest
Frekuensi Persentase
1. 59-65 1 2,5%
2. 66-72 5 12,5%
3. 73-79 6 15%
4. 80-86 7 17,5%
5. 87-93 14 37,5%
6. 94-100 6 15%
Jumlah 40 100,0%
Berikut ini adalah gambar grafik untuk memperjelas distribusi skor posttest
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui distribusi skor pretest dan
posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas. Dari jumlah keseluruhan siswa
kelas 5 SD kelompok kontrol dilihat dari data pretest siswa yang mendapat nilai
20-32 ada 7 siswa dengan presentase 17,5%, siswa dengan nilai 33-45 terdapat 5
anak dengan presentase 12,5% , nilai 46-58 terdapat 10 siswa dengan presentase
22,5%, nilai 59-71 terdapat 9 siswa dengan presentase 22,5%, nilai 72-84 terdapat
7 anak dengan presentase 17,5% dan yang mendapat nilai tertinggi yaitu 85-97
terdapat 2 anak dengan presentase 5%. Kemudian pada nilai posttest siswa
mengalami peningkatan nilai. Siswa yang mendapat nilai 59-65 terdapat 1 siswa
dengan presentase 2,5%, nilai 66-72 terdapat 5 siswa dengan presentase 17,5 %,
nilai 73-79 terdapat 6 dengan presentase 15%, nilai 80-86 terdapat 7 dengan
presentase 17,5%,nilai 87-93 terdapat 14 dengan presentase 37,5%, dan dengan
nilai tertinggi yaitu 94-100 terdapat 6 siswa dengan presentase 15%.
4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Pretest dan Posttest
Hasil pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdasarkan rata-rata nilai pretest dan posttest dijelaskan pada deskripsi
komparasi. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
sebagai berikut.
Tabel 4.7 Tabel Komparasi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan adanya perbedaan selisih
rata-rata pada tahap pengukuran pretest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, selisih skor rata-rata Posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dan selisih antara skor rata-rata pretest dan posttest pada
masing-masing kelompok. Perbedaan skor rata-rata 2 posttest antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa skor rata-rata 2
posttest kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
Hal ini menunjukkan bahwa model NHT mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Model NHT mampu memudahkan
siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, dalam melaksanakan tanggung
jawabnya mencari jawaban yang benar, dalam menyampaikan idea atau
gagasannya dan menghargai pendapat orang lain bila ide atau gagasannya
belum digunakan dan dapat berlatih sebagai tutor sebaya dengan anggota
kelompok yang belum paham.
4.1.1 Hasil Uji ANCOVA Rerata Hasil Belajar
Uji beda rerata hasil belajar pretest dan posttest kelompok eksperimen
dan kontrol menggunakan uji ANCOVA setelah dilakukan uji prasyarat dan
dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji
normalitas data dan uji homogenitas variansi data serta uji homogenitas
koefisien regresi linear.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi
kenormalan data, uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat
kesetaraan data. Sedangkan uji homogenitas koefisien regresi linear
digunakan untuk memastikan tingkat kesetaraan regresi liniear antara variabel
kovariat pretest dengan variabel terikat posttest. Pengujian normalitas,
homogenitas data dan uji homogenitas koefisien regresi linear dilakukan
dengan bantuan SPSS 22 for Windows. Uji normalitas data dilakukan untuk
mengetahui data berasal dari distribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data dilakukan dengan bantuan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan
dasar pengambilan keputusan; jika nilai signifikansi/probabilitas >0,05,maka
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol
pretest_eksperi
men
posttest_eksperi
men pretest_kontrol posttest_kontrol
N 40 40 40 40
Normal Parametersa,b Mean 53.90 89.33 56.10 84.80
Std. Deviation 22.280 9.398 17.698 9.335
Most Extreme Differences Absolute .092 .137 .097 .159
Positive .087 .128 .088 .127
Negative -.092 -.137 -.097 -.159
Test Statistic .092 .137 .097 .159
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .056c .200c,d .056c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
uji Kolmogorov-Smirnov hasil pretest-posttest kelompok eksperimen adalah
0,200 dan 0,056.Sedangkan hasil pretest-posttest kelompok kontrol adalah
0,200 dan 0,056.Dirumuskan hipotesis H0 adalah sampel yang berasal dari
populasi berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak berasal dari
populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai
α (0,05) H0 ditolak, jika probabilitas > nilai α (0,05) maka H0 diterima.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, diketahui nilai
signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data-data 0,200 ;0,056;0,200
dan 0,056> 0,05 maka H0 diterima, artinya bahwa persebaran data hasil
pretest-posttest kelompok eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Setelah uji normalitas terpenuhi, dilakukan uji homogenitas untuk
signifikansi/probabilitas < 0,05, maka data tidak homogen. Apabila nilai
signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data homogen. Pengujian homogenitas
dilakukan dengan bantuan SPSS 22 for windows.Berikut hasil dari uji
homogenitas data kedua kelompok.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest- Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa hasil Test of Homogeneity
of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan angka 0,121 dan
signifikansi/probabilitas nilai posttest menunjukkan angka 0,696. Bila
dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap kelompok sama
(homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak
homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak,
jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data
pretest dan posttest kedua kelompok adalah sebesar 0,121 dan 0,696 > 0,05 maka
H0 diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa data skor pretest dan posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian yang homogen.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas koefisien regresi linear untuk
mengetahui kehomogenitasan koefisien regresi X2 (variabel kovarian=pretest)
dengan hasil belajar posttest (Y). Parameter yang digunakan untuk
menentukan homogenitas koefisien regresi adalah nilai koefisien beta (B)
pada tabel output parameter estimates dan nilai t serta probabilitasnya. Syarat
yang lain adalah bahwa nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60 Levene Statistic df1 df2 Sig.
posttest .154 1 78 .696
(Budiyono, 2009: 300). Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka koefisien
regresi linear kedua sampel homogen.
Tabel 4.9Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linear Skor Pengukuran Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dependent Variable: posttest
Parameter B Std. Error T Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Intercept 81.737 3.306 24.726 .000 75.154 88.319
pretest .055 .053 1.036 .303 -.050 .160
[treatment=1] 4.645 2.097 2.216 .030 .470 8.820
[treatment=2] 0a . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Pada tabel 4.9 dapat dilihat nilai beta (B) sebesar 4,645 lebih besar
dari 0,60, nilai t sebesar 2,216 berada pada signifikansi/probabilitas 0,030,
maka koefisien regresi linear kedua sampel homogen dan model ANCOVA
dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan data
berdistribusi normal, uji homogenitas yang menunjukkan varian data
homogen, dan uji homogenitas koefisien regresi linear yang menunjukkan
kedua model beregresi linear maka dapat dikatakan uji prasyarat telah
terpenuhi. Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis
regresi dan varians.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji ANCOVA
Dependent Variable: posttest
Source Type III Sum
of Squares
df Mean
Square
Corrected Model 3128,259a 2 1564,129 42,109 ,000 Intercept 65242.604 1 65242.604 744.355 .000
pretest 2389,653 1 2389,653 64,333 ,000 treatment 430.225 1 430.225 4.908 .030
Error 6749.034 77 87.650
Total 613643.000 80
Corrected Total 7252.688 79
a. R Squared = .069 (Adjusted R Squared = .045)
Ringkasan uji ANCOVA pada tabel 4.10 tersebut menunjukkan besar
nilai F dan sigifikansinya. Varian corrected model, nampak bahwa F hitung
sebesar 42,109 dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000 < α= 0,050, maka dampak variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen signifikan..
Pada varian intercept nampak bahwa F hitung sebesar 744.355 dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000<α= 0,050, maka nilai intercept signifikan. Nilai intercept merupakan besaran konstanta perubahan
nilai variabel dependen sebesar nilai tersebut meskipun tanpa dipengaruhi
keberadaan kovariat dan variabel independen. Pada kovarian pretest,
diperoleh data F hitung 64,333 dengan taraf signifikansi 0,000. Oleh karena 0,000 <α= 0,050, maka nilai dampak kovariat signifikan. Artinya ada perbedaan pengaruh pretest terhadap hasil belajar siswa.Pada varian
treatment, diperoleh nilai F hitung sebesar 4.908 dengan signifikansi hitung
0,030. Oleh karena nilai 0,030< α = 0,050, maka nilai F signifikan. Artinya bahwa dampak pembelajaran NHT berbeda secara signifikan dengan STAD.
4.2Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis berdasarkan pada hasil uji ANCOVA nilai pretest
-posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hipotesis yang diuji pada
H0:1 ≤ 2 = tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang menggunakan
model NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 yang menggunakan
model STAD.
Ha:1 >2 = terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa
kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang menggunakan model NHT
dan SD Negeri Banyubiru 03 yang menggunakan model STAD.
Berdasarkan uji ANCOVA yang telah dilakukan terhadap nilai posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil
signifikansi/probabilitas 0,030 atau < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas
5 SD Negeri Banyubiru 01 yang menggunakan model NHT dan SD Negeri
Banyubiru 03 yang menggunakan model STAD.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran NHT dan STAD
di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03. Berdasarkan
rata-rata skor pretest dan posttest kelompok eksperimen, terjadi peningkatan
skor pada dari 53,90 menjadi 89,32 . Hasil uji hipotesis menggunakan teknik
ANCOVA seperti yang telah dilakukan terhadap nilai pretest dan posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil
signifikansi/probabilitas 0,030 < 0,05, karena probabilitas lebih kecil dari nilai
Alpha, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil
belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang
menggunakan model NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 yang menggunakan
model STAD. Perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5
SD Banyubiru 03 yang menggunakan model pembelajaran STAD didukung
hasil belaja menggunakan model STAD sebesar 84,80. Hal ini membuktikan
bahwa model NHT mempunyai pengaruh yang lebih besar dari pada model
STAD.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujiono,
Nugroho, E. N., Rahayu, E. S. (2013), yang menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran NHT memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA
peserta didik. Hasil penelitian Farida Esty Purwasih (2014), juga
menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan pembelajaran
menggunakan model NHT dan STAD terhadap hasil belajar peserta didik
dalam mata pelajaran IPA. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran NHT lebih tinggi dibandingkan STAD. Hasil penelitian
GM. Putra Aristyadharma, DB.KT.Semara Putra, I M. Ardana (2014)
menyatakan bahwa penggunaan model NHT berpengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V SD Gugus 1 Kuta.
Selanjutnya hasil penelitian Gusti Ayu Mas Eka Jayanti, I Ketut Ardana,
Made Putra (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar IPA.
Model pembelajaran NHT memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa daripada menggunakan model pembelajaran
STAD. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Trianto (2009: 82), proses
pembelajaran yang menggunakan model kooperatif NHT melibatkan
banyak anggota kelompok untuk saling memahami materi yang dipelajari dan
mengecek pemahaman siswa terhadap materi tersebut sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
4.4.Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian ini masih ada
kekurangan yang mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian ini.Diantaranya
yaitu penelitian ini hanya mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitifnya
psikomotor. Penelitipun masih kurang menguasai karakteristik dari model NHT
dan STAD sehingga pada saat proses pembelajaran masing kurang efektif.
Perhatian siswa masih ada yang kurang terpusat atau tidak berkonsetrasi penuh
dalam pembelajaran .pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 SD yaitu SD
Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03. Dari kelemahan penelitian
yang dilakukan ini maka disarankan untuk peneliti berikutnya dapat merancang
penelitian dengan lebih baik sehingga mampu mengurangi kelemahan yang