• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Nugget Ayam Goreng Dengan Berba (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kualitas Nugget Ayam Goreng Dengan Berba (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KUALITAS NUGGET AYAM GORENG DENGAN BERBAGAI JENIS MINYAK NABATI

Hajar Setyaji1, Indriyani2

1. Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi

2. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi Contact email :hajarsetyaji@yahoo.com

Abstrak

Nugget ayam merupakan makanan gorengan yang sangat disukai masyarakat. Kualitas nugget ayam dipengaruhi oleh bahan baku dan cara penggorengannya. penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh berbagai jenis minyak goreng nabati terhadap kualitas nugget ayam goreng. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dengan empat factor yaitu minyak jagung, minyak kelapa sawit, minyak kelapa dan minyak kedelai. Parameter yang diamati : pH, kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan analisa warna. Data dianalisa menggunakan Anova dan uji lanjut Duncan pada taraf 0.05 dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan pH nugget ayam goreng, 6.433 – 6.7 tidak berbeda nyata antar perlakuan ,kadar air 27.5 -35.6 % tidak berbeda nyata antar perlakuan, kadar protin berkisar 11.199 – 11.639 % tidak berbeda nyata. Kadar lemak 8.8 – 12.9 % dan berbeda nyata antar perlakuan, minyak jagung berbeda secara signifikan dengan minyak kelapa sawit, minyak kelapa dan minyak kedelai, minyak kelapa tidak berbeda nyata dengan minyak kelapa sawit, tetapi minyak kelapa sawit berbeda nyata dengan minyak kedelai. Analisa warna menunjukkan kisaran derajat kemerahan a 4.67 – 10 dan(b) 34,23 – 44.33 . kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah : Kualitas nugget dipengaruhi oleh jenis minyak yang digunakan terutama pada kandungan minyak, dan warna yang dihasilkan, tetapi jenis minyak tidak berpengaruh secara signifikan pada kadar air, pH dan protein nugget ayam. Nugget ayam yang digoreng dengan minyak jagung memiliki kadar lemak paling rendah yaitu 8.7 % berbeda secara signifikan dengan minyak kelapa, kelapa sawit dan minyak kedelai. Nugget ayam yang digoreng menggunakan minyak kelapa memberi warna yang paling cerah, diikuti dengan minyak jagung, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai.

Kata kunci : nugget ayam, minyak jagung, minyak kelapa,minyak kelapa sawit, minyak kedelai

Pendahuluan

(4)

konsumen. Selama proses penggorengan berlangsung terjadi reaksi oksidasi , reaksi hidrolitik dan reaksi thermal lain pada produk dan minyak yang dipakai sebagai media penggorengan.

Selamaproses penggorengan produk dicelupkan dalam minyak panas yang berada di udara terbuka.Kondisi tersebut menyebabkan perubahan drastic pada struktur minyak seperti adanya air pada produk makanan akan menyebabkan meningkatnya reaksi oksidasi, adanya kontak dengan udara selama proses penggorengan menyebabkan reaksi oksidasi, suhu penggorengan yang tinggi akan menyebabkan perubahan sifat minyak yang disebabkan oleh panas, dan oleh kontaminasi produk makanan (Moreira et.al., 1997). Minyak yang mengalami berbagai reaksi selama penggorengan akan terikut dalam produk gorengan. Kualitas minyak goreng akan berperanan dalam menentukan mutu produk makanan gorengan yang dihasilkan. Mudah atau tidaknya minyak selama penggorengan ditentukan oleh komposisi minyak yang ada didalamnya.

Salah satu produk yang disajikan dalam bentuk gorengan adalah nugget ayam. Kualitas nugget ayam dapat dinilai dari sifat fisik dan kimianya, sekalipun demikian factor kesehatan saat ini menjadi factor kritis penentu kualitas makanan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan berbagai jenis minyak goreng terhadap kualitas nugget ayam.

Pelaksanaan Penelitian

Alat dan Bahan

Alat gelas, Food processor, cetakan, kukusan, pisau, oven, Erlenmeyer, kjedahl, soxhlet, timbangan analitik, kulkas, color reader, wajan, termometer.

Bahan

Daging ayam, tepung terigu, tepung panir,telur, K2S2O4, 0,35 g HgO dan 15 ml

H2SO4.NaOH,HCl, K2SO4,pelarut heksan,aquadest, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak

jagung dan minyak kedelai.

Pembuatan Nugget Ayam

(5)

adonan dipotong – potong dengan ukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm. Selanjutnya dicelupkan ke dalam putih telur dan dilumuri tepung roti.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu dengan 4 perlakuan dengan 2 ulangan sehingga menjadi 8 satuan percobaan.

Perlakuannya adalah minyak goreng sebagai berikut : A1 : Nugget Ayam yang digoreng dengan minyak sawit

A2 : Nugget Ayam yang digoreng dengan minyak kelapa

A3 : Nugget Ayam yang digoreng dengan minyak keledai

A4 : Nugget Ayam yang digoreng dengan minyak jagung

Penggorengannugget dilakukan dengan mengatur suhu penggorengan pada 190oC selama 3 menit. Proses pembalikan nugget dilakukan sebanyak dua kali.

Parameter yang diamati

pH (Apriyantono dkk., 1989)

Pengukuran derajat keasaman menggunakan alat pH meter. Sebelum digunakan alat distandarisasikan dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH 7. Sekitar 25 ml sampel dimasukkan ke dalam gelas piala. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam sampel, kemudian dilakukan pembacaan pH sample setelah dicapai nilai yang tetap.

Kadar Air (Sudarmadji dkk., 1997)

Penentuan kadar air dengan menggunakan metode oven. Sampel sebanyak 2 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 4 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kemudian dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan Kadar air diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

(6)

Kadar Protein (Sudarmadji dkk., 1997)

Sampel sebanyak 1 garam dimasukkan dalam labu kjeldahl. Kemudian ditambahkan 7,5 g K2S2O4, 0,35 g HgO dan 15 ml H2SO4. Kemudian semua bahan dalam labu kjeldahl dipanskan

dalam lemari asam sampai berhenti berasap. Selanjutnya diteruskan dengan pemanasan tambahan sampai mendidih dan cairan menjadi jernih selama lebih kurang satu jam, lalu bahan dibiarkan menjadi dingin. Kemudian ditambahkan 100 ml aquades, beberapa lempeng Zn dan 15 ml larutan K2S 4 % ke dalam labu kjeldahl. Setelah itu ditambahkan perlahan – lahan 50 ml

NaOH 50 % dan labu kjeldahl segera dipasang pada alat distilasi.

Labu Kjeldahl perlahan – lahan dipanaskan sampai dua lapisan cairan tersebut tercampur, kemudian pemanasan diteruskan dengan cepat sampai mendidih. Distilat yang dihasilkan ditampung dengan Erlenmeyer yang telah berisi dengan 50 ml larutan standar HCl 0,1 N dengan 5 tetes indicator metal merah. Distilasi ini dilakukan sampai distilat yang tertampung sebanyak 75 ml. Titrasi distilat yang diperoleh dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna kuning. Larutan blanko dibuat dengan mengganti bahan dengan aquades, kemudian destruksi, distilasi dan titrasi. Kadar protein dapat dihitung dengan rumus :

Kadar Nitrogen = (ml NaOH Blanko – ml NaOH contoh) x 14,08 x 100 % gr contoh x 100

Kadar Protein = Kadar Nitrogen x factor konversi (6,25).

Kadar Lemak (Sudarmadji dkk., 1997)

(7)

Destilasi pelarut yang ada dalam labu lemak, ditampung pelarutnya. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven denagn suhu 100 oC lalu dikeringkan sampai beratnya konstan. Didinginkan dalam desikator lalu timbang labu beserta lemak yang ada di dalamnya. Berat lemak dihitung dengan rumus :

Kadar Lemak ( )

( ) 100%

Analisa Warna dilakukan dengan color readerterhadap dua komponen warna yaitu derajat kemerahan (a) dan derajat kekuningan (b).

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan Anova dengan taraf 5 %.Apabila berbeda nyata dilakukan dengan Duncan Multiple Test pada taraf 5 %. Pengolahan Data Dilakukan dengan SPSS

Hasil danPembahasan

pH

(8)

Grafik 1. Hubungan antara jenis minyak dengan pH nugget ayam goreng

Kadar Air

Kadar air nugget ayam yang digoreng menggunakan minyak nabati yang berbeda (Minyak Jagung, minyak sawit, minyak kelapa dan minyak kedelai) tidak berbeda nyata/tidak signifikan. Rata - Rata kadar air berkisar antara 27.5 – 35.6%. Pada proses penggorengan kadar air nugget ayam berkurang, dan ruang tempat air digantikan oleh minyak dan gelembung udara. Tingginya kadar air pada nugget ayam goreng berkaitan dengan sifat emulsi nugget ayam, laju hilangnya air bahan selama penggorengan berkaitan pula dengan kecepatan menutupnya pori-pori nugget ayam.

Air merupakan komponen yang dominan pada daging.Menurut Winarno (1990), air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan penerimaan, kesegaran dan daya tahan bahan itu

6,24 6,3 6,36 6,42 6,48 6,54 6,6 6,66 6,72 6,78

jagung kelapa saw it kelapa kedelai

pH nugget ayam yang digoreng

dengan berbagai minyak

(9)

Grafik 2. Hubungan antara jenis minyak dengan kadar air nugget ayam goreng

Kadar protein

Kadar Protein nugget ayam yang menggunakan minyak nabati yang berbeda (Minyak Jagung, minyak sawit, minyak kelapa dan minyak kedelai) tidak berbeda nyata/tidak signifikan. Rata - Rata kadar protein berkisar antara 11.199 – 11.639 %. Kadar protein pada nugget ayam relatif tidak berubah kadar protein nugget ayam sebelum penggorengan 10. 77 % adanya peningkatan kadar proteinselama penggorengan diduga disebabkan oleh adanya susut massa akibat penggorengan. Protein akan berkurang selama penggorengan karena bereaksi dengan gugus gula dari karbohidrat nugget sehingga membentuk warna coklat dalam reaksi mailard (Mazza dan Qi, 1992).

28 29 30 31 32 33 34 35

jagung kelapa saw it kelapa kedelai

Kadar air

10,5 11 11,5 12

jagung kelapa saw it kelapa kedelai

Kadar protein

(10)

Grafik 3. Hubungan antara jenis minyak dengan kadar protein nugget ayam goreng

Kadar lemak

Kadar Lemak nugget ayam yang menggunakan minyak nabati yang berbeda (Minyak Jagung, minyak sawit, minyak kelapa dan minyak kedelai) berbeda nyata/ signifikan. Rata - Rata kadar lemak berkisar antara 8.8 – 12.9 %. Nuget ayam yang digoreng menggunakan minyak jagung berbeda secara signifikan dengan nugget yang digoreng dengan minyak kelapa, minyak kedelai dan minyak kelapa sawit.Nugget ayam yang digoreng dengan minyak kelapa tidak berbeda secara signifikan dengan nugget yang digoreng dengan minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, tetapi minyak kedelai berbeda secara signifikan dengan nugget yang digoreng dengan minyak kelapa sawit.

Selama proses penggorengan terjadi perubahan tekstur nugget dan reaksi oksidasi, hidrolisis dan polimerisasi minyak goreng. Kestabilan minyak dari pengaruh reaksi kimia ditentukan oleh jenis minyak.Minyak dengan kandungan asam lemak jenuh tinggi lebih tahan dari minyak yang komponen asam lemak jenuhnya lebih rendah. Minyak yang mengalami reaksikimia akan brubah sifat fisikanya seperti menurunnya konduktifitas panas, titik asap, dan sebagainya. Rendahnya kadar minyak pada nugget ayam yang digoreng dengan minyak jagung diduga berkaitan dengan kesetabilan minyak jagung pada kondisi panas.

Grafik 4. Hubungan antara jenis minyak dengan kadar lemak nugget ayam goreng

Warna

0 2 4 6 8 10 12 14 16

jagung kelapa saw it kelapa kedelai

kadar Lemak

(11)

Warna merupakan Parameter yang penting dalam menentukan kualitas nugget.Warna kuning adalah warna yang disukai dari produk gorengan. Warna kuning keemasan terbentuk selama proses penggorengan nugget ayam. Menurut Yunsheng Li (2005) kombinasi nilai kemerahan (a) yang berkisar antara 4.67 – 10 dan kekuningan (b)34,23 – 44.33. nilai adan b dapat dipakai sebagai indicator penerimaan konsumen.Minyak kelapa menghasilkan nugget ayam goreng paling cerah, diikuti dengan minyak jagung, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai.Secara statistic minyak kelapa berbeda secara signifikan dengan minyak jagung, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai.Minyak jagung tidak berbeda secara signifikan dengan minyak kelapa sawit dan berbeda secara signifikan dengan minyak kedelai.Minyak kelapa sawit tidak berbeda secara signifikan dengan minyak kedelai.Nugget ayam yang digoreng menggunakan minyak kelapa memberi warna yang paling cerah, diikuti dengan minyak jagung, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai.

Grafik 5. Hubungan antara jenis minyak dengan nilai a (kemerahan) dan b (kekuningan) nugget ayam goreng

0 10 20 30 40 50

jagung kelapa saw it kelapa kedelai

indek Kemerahan dan kekuningan nugget ayam goreng

a

(12)

Kesimpulan dan saran

Kesimpulan

Kualitas nugget dipengaruhi oleh jenis minyak yang digunakan terutama pada kandungan

minyak, dan warna yang dihasilkan, tetapi jenis minyak tidak berpengaruh secara signifikan pada kadar air, pH dan protein nugget ayam. Nugget ayam yang digoreng dengan minyak jagung memiliki kadar lemak paling rendah yaitu8.7 % berbeda secara signifikan dengan minyak kelapa, kelapa sawit dan minyak kedelai.Nugget ayam yang digoreng menggunakan minyak kelapa memberi warna yang paling cerah, diikuti dengan minyak jagung, minyak kelapa sawit dan minyak kedelai.

Saran

Perlu dilakukanpengujian terhadap sifat fisik nugget seperti kekenyalan, dankekerasan nugget serta sifat fisiko kimia minyak yang dipakai dalam penggorengan nugget ayam.

Daftar Pustaka

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedamawati dan S. Budiyanto., (1989). Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB Press.

Mazza, G. and Qi, H. (1992). Effect of after cooking darkening inhibitors on stability of frying oil and quality of French fries. Journal of the American Oil Chemist’s Society,69:847-853.

Moreira, R. G., Sun, X., & Chen, Y. (1997).Factors affecting oil uptake in tortilla chips in deep fat frying. Journal of Food Engineering, 31(4), 485–498

Sudarmadji, S. Haryono, B dan Suhardi (1997), Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi ke tiga, Liberty, Yokyakarta

Winarno, F.G., (1990). Kimia Pangan. PT Gramedia. Jakarta.

Gambar

Grafik 1. Hubungan antara jenis minyak dengan pH nugget ayam goreng
Grafik 2. Hubungan antara jenis minyak dengan kadar air nugget ayam goreng
Grafik 4. Hubungan antara jenis minyak dengan kadar lemak nugget ayam goreng
Grafik 5. Hubungan antara jenis minyak dengan nilai a (kemerahan) dan b (kekuningan) nugget ayam goreng

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan analisa dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan survei topografi, analisa kuantitas air dengan memprediksi laju kebutuhan air domestik dan non

Pengisian udara berlebihan dengan obstruksi terjadi akibat dari obstruks sebagian yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana  pengeluaran udara dari dalam alveolus

Dari pertanyaan ini akan dapat dilihat peran yang telah dijalankan oleh gereja bagi para taruna- pemuda dalam kaitannya untuk pembangunan karakter Kristen

Masih kurang akan kesadaran tentang sampah, masih banyaknya masyarakat yang membakar sampah, mencampur sampah yang organik dengan unorganik, selain itu dengan adanya

Dolok Lubis dalam tulisan mereka yang berjudul Identitas Fungsi Ruko Kesawan, di mana kawasan Kesawan yang merupakan kawasan perdagangan yang sarat akan nilai sejarah

Kawasan tersebut mempunyai fungsi sebagai daerah lidung, penyangga dan daerah tangkapan air dan di dalamnya terdapat kekayaan sumberdaya alam yang cukup tinggi dan beragam

Melalui latihan soal yang terdapat pada buku teks Matematika, peserta didik dapat menerapkan penggunaan persentase untung atau persentase rugi dalam

Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat komunikasi antar sesama, didukunng dengan mata kuliah