• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNIKASI ANTARPERSONAL dengan BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KOMUNIKASI ANTARPERSONAL dengan BAHASA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNIKASI ANTARPERSONAL BAHASA DALAM KOMUNIKASI

KELOMPOK IV:

1. Intan Permatasari 1543010006 2. Chalimatus Sadiah 1543010055 3. Anggraini Dwi Nastiti 1543010099 4. Larasati Nancy 1543010100 5. Diva Septiana 1543010112

ILMU KOMUNIKASI B

(2)
(3)
(4)

BAB III PEMBAHASAN

I. BAHASA VERBAL DAN NON-VERBAL 1. KOMUNIKASI VERBAL

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran atau gagasan mereka, menyampaikan fakta, data dan informasi, saling bertukar perasaan dan pemikiran. Dalam komunikasi verbal, bahasa juga memegang peranan penting.

Beberapa pengertian komunikasi verbal menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Deddy Mulyana (2005)

Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.

b. Harold Lasswell

Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang.

Bahasa menjadi unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang digunakan adalah bahasa verbal, baik lisan, tertulis pada kertas maupun elektronik.

Fungsi bahasa yang mendasar aadalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek dan peristiwa. Menurut Larry L Barker, bahasa memiliki tiga fungsi, yaitu:

a. Penamaan (labeling) b. Interaksi

(5)

2. KOMUNIKASI NON-VERBAL

Komunikasi Non-verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non-verbal, tanpa kata-kata. Dalam kehidupan, komunikasi non-verbal jauh lebih banyak digunakan dibandingkan dengan komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non-verbal ikut terpakai, oleh karena itu komunikasi non-verbal bersifat tetap dan selalu ada.

Komunikasi non-verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan atau perbuatan (action) dan objek (object).

a. Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak gerik tubuh, isi hati, isi pikiran dan sikap orang.

b. Tanda

Dalam komunikasi non-verbal tanda manggantikan kata-kata, misalnya rambu-rambu lalu lintas, bunyi peluit dalam sebuah aba-aba, dsb.

c. Tindakan atau Perbuatan

Tindakan atau perbuatan sebenarnya tidak khusus dimaksudkan untuk menggantikan kata-kata melainkan dapat menghantarkan sebuah makna. Misalnya, menggebrak meja ketika sedang dalam sebuah pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada saat memasuki kamar. Semua itu mengandung makna tersendiri.

d. Objek

Objek dalam komunikasi non-verbal juga tidak mengganti kata, melainkan hanya menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesoris, perabot rumah, harta benda ddan hadiah.

II. KEMAMPUAN SIMBOLIS 1. Bahasa Membentuk Definisi

Kemampuan simbolis yang paling dasar adalah definisi. Kita menggunakan simbol menjelaskan pengalaman, orang lain, innteraksi, perasaan dan pikiran. 2. Bahasa Membentuk Persepsi

(6)

Fokus dalam persepsi (totalizing) terjadi ketika kita merespon orang lain degnan menggunakan satu label yang benra-benar menggambarkan diri mereka secara keseluruhan. Kita mencocokkan satu simbol untuk mendefinisikan seseorang, tetapi tidak melihat pada simbol lainnya.

4. Bahasa Mempengaruhi Hubungan Interpersonal

Simbol yang digunakan untuk menjelaskan hubungan interpersonal mempengaruhi bagaimana kita berfikir dan bertindak terhadap perilaku tersebut.

5. Bahasa Bersifat Evaluatif

Kita paham bahwa bahasa ttidak bersifat obyektif dan netral. Bahasa syarat dengan pemaknaan. Ini adalah prinsip dasar dalam berbahasa. Jadi, kata tertentu yang digunakan dalam komunikasi ikut membentuk persepsi kita pada orang lain. 6. Bahasa Merefleksikan dan Membentuk Persepsi

Kita cenderung mendeskripsikan orang lain yang disukai dengan menekankan pada kelebihan mereka dan menghindari percakapan mengenai kekurangan mereka. Anda cenderung melekatkan kata yang berbeda untuk satu sikap yang sama pada orang lain dan orang yang anda sukai.

7. Perubahan Makna dalam Bahasa

Terdapat istilah dalam komunikasi yang disebut dengan loaded language, yaitu persepsi terhadap kata yang benar-benar menyimpang dari makna aslinya. Misalnya, istilah geezer (nenek) dan old fogey (orang kolot) cenderung digunakan sebagai bahasa yang merendahkan pengemis-pengemis tua. Sebaliknya, orang-orang yang dihormati kerap dipanggil dengan istilah senior citizen dan older person.

8. Bahasa Dapat Merendahkan Martabat Orang Lain

(7)

menggunakannya dengan bertanggung jawab. Gunakan bahasa yang sopan dan beretika untuk menciptakan toleransi antar masyarakat.

9. Bahasa Mengorganisasi Persepsi

Kita menggunakan simbol untuk mengorganisasi persepsi. Proses tersebut mempengaruhi makna yang kita ciptakan. Misalnya, karakter seorang teman yang anda jadikan prototipe akan mempengaruhi bagaimana penilaian anda terhadap teman lain.

10. Bahasa Membentuk Pikiran Abstrak

Kemampuan bahasa untuk mengorganisasi sesuatu membuat manusia dapat berpikir abstrak. Berpikiran abstrak sama artinya dengan melihat sesuatu dari konsep umum. Jadi, kita tidak terlalu mempertimbangkan objek yang spesifik. 11. Bahasa Dapat Membentuk Stereotipe

Kemampuan manusia untuk berpikir abstrak juga dapat mendistorsi pikiran. Salah satu contohnya adalah ketika anda melakukan stereotipe, yaitu melekatkan karakteristik kelompok untuk semua anggota kelompok tersebut. Stereotipe dapat muncul dalam persepsi negatif atau positif dan diberikan berdasarkan pengalaman pribadi seseorang pada sejumlah kategori/kelompok.

12. Bahasa Membentuk Pemikiran Hipotesa

Kemampuan berpikir hipotesis membuat manusia mampu berimajinasi, mengingat, merumuskan tujuan dan membuat alternatif pemecahan masalah.

a. Anda Dapat Berpikir di Luar Situasi Konkret dengan Segera

Kita dapat merenungkan hal-hal yang sebenarnya tidak benar-benar ada dan kita dapat mengingat kejadian di masa lalu, kemudian merefleksikannya di masa depan. Kemampuan untuk membayangkan kemungkinan yang belum ada menjelaskan mengapa kita membuat tujuan dan berusaha meraihnya (Dixson & Duck, 1993).

b. Kita Tinggal di Tiga Dimensi Waktu

(8)

kehidupan sekarang. Masa lalu dan masa depan mempengaruhi pengalaman kita di masa sekarang.

13. Bahasa Merefleksikan Diri Sendiri

Kita menggunakannya untuk merefleksikan diri sendiri.

a. Refleksi Diri Membuat Kita Dapat Mengontrol Komunikasi

Refleksi mampu juga memberdayakan kita untuk mengawasi diri sendiri. Saat berinteraksi dengan orang lain dari kebudayaan berbeda, kita memonitor diri dengan mengingat bahwa mereka mungkin memiliki nilai dan aturan komunikasi yang berbeda. Refleksi diri membantu kita untuk memonitor komunikasi dan mengaturnya agar lebih efektif.

b. Refleksi Diri Membantu kita Mengelola Citra

Kebanyakan dari kita bekerja keras untuk dipersepsikan dengan cara tertentu. Kita ingin hadir dengan “wajah” tertentu di pertemuan interpersonal (Ting-Toomey, 1988). Karena merefleksikan diri dari perspektif sosial, kita dapat mengadaptasi komunikasi, sehingga kita tampil lebih positifdi mata orang lain.

III. PRINSIP – PRINSIP DALAM KOMUNIKASI VERBAL 1. Bahasa dan Budaya Saling Berkaitan

Proses komunikasi merfleksikan nilai dan perspektif dalam kebudayaan. Komunikasi juga dapat membentuk dan memproduksi kebudayaan. Nama – nama yang diberikan dalam kebudayaan mencerminkan keyakinan yang ada disana. Contoh pemahaman bahasa beberapa suku Indian punya kata yang berbeda untuk menyatakan “air di alam” dengan “air di dalam wadah”. Sementara bahasa Inggris hanya mengenal satu istilah saja, yaitu air (water).

(9)

Makna dari setiap kata tidak pernah mutlak. Kita menciptakan makna dengan ketika berinteraksi dengan orang lain. Proses menciptakan makna bersifat simbolis karena kita mengandalkan pada makna kata dan objek lainnya.

3. Penggunaan Bahasa Dipandu oleh Aturan

Komunikasi verbal dibentuk oleh aturan tak tertulis. Seperti mengatur cara pengucapan kalimat dan struktur kalimat. Terdapat 2 aturan yang menentukan komunikasi. Pertama adalah aturan regulatif, yang menentukan apa, di mana, bagaimana, dan dengan siapa kita berkomunikasi. Misalnya, beberapa keluarga punya peraturan tidak boleh berbicara ketika makan. Aturan Konstitutif menentukan bagaimana cara kita memaknai perbedaan komunikasi antarbudaya. Kita belajar bagaimana cara menghormati (memberikan perhatian), persahabatan (tersenyum), afeksi (pelukan), dan profesionalitas (tepat waktu).

4. Siklus Komunikasi Membentuk Makna

(10)

IV. PRINSIP – PRINSIP KOMUNIKASI NONVERBAL

1. Komunikasi Non-verbal Dapat Mendukung atau Menggantikan Komunikasi Verbal

Ada 5 cara di mana perilaku non-verbal berinteraksi dengan komunikasi verbal. Pertama, perilaku nonverbal dapat mengulangi pesan verbal. Contohnya berkata “ya” sambil menganggukkan kepala. Kedua, perilaku nonverbal dapat memperjelas komunikasi komunikasi verbal. Contohnya, dengan menekankan kata-kata tertentu dengan keras. Ketiga, menggunakan perilaku non-verbal untuk melengkapi atau menambah kata. Saat bertemu teman mengucapkan “senang bertemu anda” sambil memeluk. Keempat, perilaku nonverbal berkontradiksi dengan pesan verbal, seperti saat seorang mengucapkan “tidak ada yang salah” dalam nada bicara yang bermusuhan. Kelima, menggantikan perilaku nonverbal dengan verbalisasi. Contohnya, memutar mata mengindikasikan tidak setuju pada sesuatu.

2. Komunikasi Nonverbal Mengatur Interaksi

Perilaku nonverbal mengatur kelancaran komunikasi antar-individu. Dalam percakapan, kita biasanya tahu kapan saatnya seseorang berbicara dan kapan saat kita berbicara. Kita memberi tanda saat tidak mau diinterupsi dengan mengalihkan pandangan mata atau dengan mengatur volume dan kecepatan bicara untuk menghilangkan interupsi tersebut

(11)

Komunikasi non-verbal dapat menyampaikan tiga dimensi dari tingkat makna hubungan, yaitu:

a. Responsif

Satu dimensi dari tingkat makna hubungan yang sering kali disampaikan oleh komunikasi nonv-erbal. Dalam interaksi positif bisa seperti bertatap muka, tersenyum, anggukan kepala dan sikap badan penuh perhatian. Untuk mengekspresikan kurang tertarik, kita dapat membungkuk atau menurunkan kontak mata.

b. Menyukai

Dimensi kedua dari makna hubungan adalah menyukai. Senyuman dan sentuhan yang bersahabat mengindikasikan perasaan yang positif, sedangkan wajah yang merengut mengekspresikan antagonisme.

4. Komunikasi Non-verbal Merefleksikan dan Menunjukkan Nilai-nilai Budaya

(12)

BAB IV

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Wood, T. Julia. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

file:///D:/kap/Makalah%20Komunikasi%20Verbal%20dan%20Non%20Verbal

%20dalam%20Hubungan%20Interpersonal%20_%20Tugas%20Kuliahku.htm

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, metode analisis tindak tutur komunikasi, yang ditulangpunggungi oleh prinsip aliran Filsafat Bahasa Biasa, berupaya mendobrak kons-pirasi dan manipulasi kata-kata

Jadi, wajar, logis dan masuk akal bila dalam bahasa yang digunakan oleh orang Arab terdapat satu atau dua kosa kata yang merupakan serapan dari bahasa lain, bahkan ketika kosa

Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan

Persepsi remaja merupakan suatu hal yang akan selalu mempengaruhi komunikasi seseorang dengan orang lain, komunikasi digunakan untuk bahan komunikasi terhadap

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana pesan disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa.. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang

Pembahasan proses pengolahan informasi iklan pada makalah ini kita tinjau dari sistem komunikasi interpersonal yang meliputi sensasi, persepsi, memori dan

Secara umum bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa system lambing bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia .bahasa terdiri atas kata kata atau kumpulan kata .masing

Lambang-lambang itu kita mengerti maknanya apabila lambang tersebut berada dalam kawasan bahasa yang kita pahami.e.Bahasa bersifat sempurna, maksudnya bahasa yang kita gunakan dapat