“PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGADAN TINGKAT
INFLASITERHADAP HASIL INVESTASI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015 - 2016”
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SEMINAR PROPOSAL
Dosen Pendamping : Rokhmat Subagyo,S.E.,M.E.I.
DISUSUN OLEH
Shodiq Suhrowardi Cholis (17402153074)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pada zaman modern ini banyak masyarakat yang membutuhkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk juga dalam hal menjamin kehidupannya dimasa yang akan datang. Perlu kita ketahui bahwasannya manusia dalam menjalanka kehidupan sehari-hari tidak akan bisa terlepas dari namanya resiko. Yang mana resiko diartikan sebagai ketidakpastian yang mungkin akan menyebabkan kerugian. Resiko dalam kehidupan manusia itu tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa minimalisir supaya tidak menimbulkan kerugia yang semakin banyak, salah satu meminimalisir kerugian dalam kehidupan yang akan datang yaitu asuransi
Asuransi merupakan salah satu perusahaan yang dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan rasa aman atas kejadian yang mungkin mengakibatkan/menimlkan kerugian, dengan cara membayar sejumlah uang yang nantinya dapat mengurangi atau meniadakan suatu kerugian ekonomi dengan jumlah tertentu, Perusahaan Asuransi selain memberikan rasa aman asurani juga memiliki fungsi pembangunan, yaitu sebagai salah satu sektor usaha yang dapat mendapatkan keuntungan atau laba yang pada akhirnya dapat menambah devisa negara. Maka dari itu, dibentuklah badan yang bertugas untuk menyelenggarakan perusahaan dalam bidang perasuransian jiwa.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor makro ekonomi tersebut yaitu tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap hasil investasi.
B. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah makro ekonomi yang mempengaruhi hasil investasi. Berikut ini adalah identifikasi masalah dari latar belakang diatas yaitu:
1. Perkembangan tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2015-2016.
2. Tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi dapat mempengaruhi hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2015-2016.
3. Tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi dapat mempengaruhi positif atau negatif terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2015-2016.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan yang akan dilakukan pembahasan pada penelitian ini, yaitu:
a) Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah?
b) Apakah tingkat inflasii berpengaruh terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga (BI Rate) terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2015-2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2015-2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2014-2016.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk Pengembangan keilmuan khususnya dibidang ekonomi syariah khususnya tentang faktor makro ekonomi yang mempengaruhi hasil investasi di perusahaan asuransi jiwa syariah. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai referensi atau rujukan dan tambahan pustaka dimasa mendatang.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai saran pembelajaran penulis sendiri dan menambah wawasan pengetahuan mengenai asuransi syariah terutama terkait dengan faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi hasil investasi.
b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan Pemerintah dalam mengendalikan variabel makro ekonomi (tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah) yang mempengaruhi perkembangan investasi, agar investasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia terutama terkait dengan industri syariah yang ada di Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau saran kepada instansi perusahaan agar lebih kompetitif dalam menghadapi faktor-faktor makro ekonomi.
d. Bagi nasabah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan kepada nasabah supaya lebih cermat dalam menginvestasikan dananya. e. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dharapkan dapat digunakan sebagai rujukan atau contoh penelitian tentang asuransi syariah dan informasi investasi pada perusahaan asuransi jiwa syariah. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dan menambah faktor-faktor lan yang dapat mempengaruhi hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah.
F. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup merupakan suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya penelitian agar lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek tertentu terhadap suatu objek. Sedangkan pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk adalam ruang lingkup masalah penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar lebih terfokus dan spesifik. Batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu pengaruh faktor makro ekonomi (tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah) terhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia.
IKNB Syariah – termasuk di dalamnya asuransi jiwa syariah – meningkat tujuh kali lipat. Bahkan sampai saat ini asuransi jiwa syariah menjadi kontributor terbesar bagi perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia. Dimana Asuransi jiwa syariah saat ini memiliki kotribusi hingga 6,82% dari total asuransi syariah di Indonesia.
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menghadapai beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut yaitu sebagai berikut:
a) Dalam penelitian ini hanya meneliti terkait dengan hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah saja.
b) Dalam penelitian ini hanya mengambil periode 2 tahun saja yaitu tahun 2015-2016 karena disesuaikan dengan data yang dipublikasikan oleh OJK.
G. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan persepsi, serta memudahkan untuk memahami pokok-pokok permasalahan dalam uraian selanjutnya, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan beberapa pengertian yang terdapat dalam judul proposal skripsi diatas. Berikut ini istilah-istilah yang akan penulis kemukakan dalam judul tersebut adalah :
1. Definisi Konseptual a. Pengaruh
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1
b. Suku Bunga
tingkat suku bunga dengan tenor 1 (satu) bulan yang ditetapkan secara periodik untuk jangka waktu tertentu oleh Bank Indonesia serta diumumkan kepada publik sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter. Bank indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga sebagai upaya untuk menekan laju inflasi.2 Kemudian BI Rate ini akan digunakan
1Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).,hlm.849.
bank umum konvensional dalam menentukan suku bunga yang ditawarkan kepada masyarakat.
c. Inflasi
Keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan harga secara cepat sehingga berdampak pada menurunnya daya beli, sering pula diikuti menurunyya tingkat tabungan dan atau investasi karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan hanya sedikit untuk tabungan jangka panjang.3
d. Hasil Investasi4
Hasil investasi merupakan sejumlah dana yang terkumpul dari investasi dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut dibagi pada pemilik dana dan pengelola dana.
e. Asuransi jiwa syariah
Usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.5
2. Definisi Operasional a. Suku bunga
Tingkat suku bunga (BI rate) akan diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia pada setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Kemudian sasaran operasional kebijakan moneter direfleksikan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Perkembangan yang terdapat dalam suku bunga PUAB diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan suku bunga kredit perbankan.
3Ralona M, Kamus Istilah Ekonomi Populer,(Jakarta: Georgia Media, 2006).,hlm.121.
4Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan, Cetakan Pertama, (Jakarta: Pustaka LP3ES,2004).,hlm.212.
b. Inflasi
Pada umunya inflasi merupakan kenaikan tingkat harga dan jasa secara umum dan terus menerus selama kurun waktu tertentu. Inflasi dihitung berdasarkan indeks harga konsumen, sehingga dapat diketahui laju kenaikan harga-harga secara umum dalam periode tertentu. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat inflasi.
Laju inflasi = IHKn−IHKo
IHKo x 100%
c. Hasil investasi
Hasil investasi merupakan sejumlah dana yang terkumpul dari investasi syariah dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut dibagi pada pemilik dana dan pengelola dana. Hasil investasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan keseluruhan hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK. Hasil investasi tersebut terdapat pada Ikhtisar Data Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Statistik IKNB Syariah yang telah di publikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
A. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bagian Awal
Terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, halaman transliterasi dan halaman abstrak.
2. Bagian Isi
Terdiri dari beberapa bab antara lain:
BAB I Pendahuluan
ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (g) penegasan istilah, (h) sistematika skripsi.
BAB II Landasan Teori
Hal yang dikemukakan dalam landasan teori terdiri dari: (a) pengertian asuransi syariah, (b) asuransi jiwa syariah, (c) tingkat suku bunga, (d) inflasi, (e) nilai tukar rupiah, (f) investasi, (g) instrument investasi syariah, (h) kajian penelitian terdahulu, (i) kerangka konseptual, (j) hipotesis penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) populasi, sampling dan sampel penelitian, (c) sumber data, variabel dan skala pengukurannya, (d) teknik pengumpulan data dan instrument penelitian, (e) analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian
Dalam bab ini terdiri dari: (a) hasil penelitian (yang berisi deskripsi data dan pengujian hipotesis).
BAB V Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam bab ini berisi pembahasan data penelitian dan hasil analisis data.
BAB VI Penutup
Dalam bab ini terdiri dari: (a) kesimpulan, (b) saran
3. Bagian Akhir
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Asuransi Syari’ah
a. Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi berasal dari bahasan belanda “assurantie” artinya pertanggungan, bahasa inggris “assurance” berarti jaminan, dan bahasa arab “at-ta’min” berarti perlinsungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut.6 Asuransi merupakan sebuah persetujuan pihak, yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin atas kerugian yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari sebuah peristiwa yang belum jelas terjadi.7 Sedangkan menurut
6 Rodoni, Ahmad dan Hamid, Abdul,Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008).,hlm.93.
ketentuan Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 pengertian asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) merupakan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
b. Sumber Hukum Asuransi Syariah
Sumber hukum asuransi syariah adalah Al-Qur’an, Sunnah, ijma’ dan fatwa DSN MUI karena itu modus operasi asuransi syariah selalu sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam menetapkan prinsip, praktik, dan operasional dalam asuransi syariah parameter yang digunakan yatu syariah islam yang bersumber dari Al-Qur’an, hadist, dan fiqh islam. Oleh sebab itu, asuransi syariah mendasarkan diri pada prinsip kejelasan dan kepastian, sehingga kejelasan yang meyakinkan kepada peserta asuransi dengan akad secara syariah antara perusahaan dengan peserta asuransi, baik yang akadnya jual beli atau tolong menolong.
c. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara asuransi syariah dengan konvensional :8
1) Konsep
Konsep asuransi syariah adalah sekumpulan orang yang saling menjamin dan bekerjasama dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’. Sedangkan dalam asuransi konvensional saling memindahkan resiko.
2) Maisir,Gharar dan Riba (MAGHRIB)
Asuransi syariah bersih dari adanya MAGHRIB, sedangkan asuransi konvensional tidak selaras dengan syariat islam karena adanya Maisir,Gharar dan Riba tersebut.
3) Jaminan atau risiko
Dalam asuransi syariah yaitu sharing of risk, sedangkan dalam asuransi konvensional yaitu transfer of risk, dimana terjadi transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung
4) Investasi
Asuransi syariah tidak menginvestasikan dananya pada investasi yang terlarang dan bertentangan dengan syariat islam. Sedangkan dalam konvensional bebas melakukan investasi tidak dibatasi halal dan haram.
5) Sumber pembiayaan klaim
Sumber pembiayaan yang terdapat dalam asuransi syariah diperoleh dari rekening tabarru’, dimana peserta saling menanggung. sumber pembayaran klaim asuransi konvensional adalah dari rekening perusahaan,
2. Asuransi Jiwa Syari’ah
a. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah
bentuk asuransi ini bersifat individu karena jaminan yang diberikan melekat pada diri seseorang.9
b. Mekanisme Asuransi Jiwa Syariah
a) Perusahaan sebagai pemegang amanah
Perusahaan asuransi syariah diberikan kepercayaan oleh peserta untuk mengelola premi, memgembangkan dengan jalan halal, dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai akta perjanjian.
b) Sistem pada produk saving (ada unsur tabungan)
Premi yang dibayarkan oleh peserta akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda yatu rekening tabungan peserta dan rekening rabarru’
c) Sistem pada Produk Non Saving
Setiap premi yang telah dibayarkan oleh peserta akan dimasukkan dalam rekening tabarru’ perusahaan.
3. Tingkat Suku Bunga
Bunga merupakan imbalan jasa atas pinjaman yang diberikan, imbalan jasa dapat diartikan sebagai suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut sering disebut dengan “pokok utang” (principal). Kemudian persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbalan jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga”. Suku bunga juga diartikan sebagai rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman yang diberikan.10 Beberapa hal yang secara kuat mempengaruhi pergerakan harga-harga saham di bursa efek dan
9Ade Arthesa & Edia Handima, Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta: PT. Indeks, 2006).,hlm.239.
paling sering terjadi yaitu pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga perbankan atau suku bunga yang telah ditetapkan oleh bank indonesia.11
Tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang digunkaan pada saat ini dan nantinya akan dikembalikan diwaktu mendatang. Nilai suku bunga domestik di indonesia sangat terkait dengan tingkat suku bunga internasional. Karena akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional serta kebijakan nilai tukar mata uang yang fluktuatif, selain itu tingkat diskonto suku bunga indonesia (SBI) juga merupakan faktor terpenting dalam penentuan suku bunga indonesia. peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PasarUang Antar Bank (PUAB) sedangkan respon suku bunga deposito baru akan keluar setelah 7 sampai 8 bulan.
4. Inflasi
Inflasi diartikan sebagai proses kenaikan harga umum secara terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak mengakibatkan barang yang lain, maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai inflasi.12 Umumnya, inflasi diukur dengan perubahan kelompok barang barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat,sebab inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.13 Inflasi disebabkan oleh beberapa faktor diantanya:
a) Inflasi karena kenaikan permintaan (demand pull inflation) b) Inflasi karena biaya produksi (cos pull inflation)
c) Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah
Terdapat tiga aspek yang perlu mendapat perhatian khusus dari inflasi yaitu:14
1) Kecenderungan kenaikan harga-harga
11Mangasa Simatupang, Investasi Saham dan Reksa Dana, (Jakarta: mitra Wacana Media, 2010)., hlm.79.
12 Muchdarsyah Sinungan, Uang Dan Bank, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995).,hlm.49.
2) Bersifat umum
3) Berlangsung secara terus menerus
5. Investasi
a) Pengertian Investasi
Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Yang mana investasi tersebut berkaitan dengan akumulasi sesuatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang disebut juga dengan penanaman modal. Artinya investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal yang digunakan untuk proses produksi. Selain itu, investasi juga diartikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapan.15
b) Bentuk-Bentuk Investasi
Secara umum investasi dibedakan menjadi dua bentuk yaitu : 1) Investasi nyata (real investment)
Investasi ini secara umum melibatkan aset berwujud seperti tanah, mesin pabrik dan lain-lain.
2) Investasi keuangan (financial investment)
Investasi ini melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa dan juga obligasi.16
c) Prinsip-Prinsip Investasi Syariah
Berikut ini akan dijelaskan beberapa prinsip dalam melakukan aktivitas investasi yaitu:
1) Prinsip halal (thayyib) 2) Prinsip transparasi
3) Prinsip keadilan dan kebersamaan
4) Dari segi penawaran (supply) ataupun permintaan (demand), pemilik harta (investor) dan oemilik usaha (emiten) tidak
14 M. natsir, Ekonomi Moneter Dan Kebanksentralan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014).,hlm.253.
15 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009).,hlm.28.
diperkenankan melakukan hal-hal yang mengakibatkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar.
6. Instrumen Investasi Syariah a. Deposito Syariah
1) Pengertian Deposito Syariah
Deposito syariah merupakan produk investasi yang menerapkan simpanan berjangka berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan bagi nasabah perorangan maupun perusahaan dengan menggunakan prinsip mudharabah. Deposito syariah ditujukan bagi semua nasabah yang yang ingin berinvestasi secara halal. Hal ini terlihat karena sistem syariah menuntut kinerja yang baik, kehati-hatian serta profesionalisme dari pihak bank. Pembagian hasil dan keuntungan sesuai dengan nisbah atau porsi yang telah disepakati. Deposito syariah sedikit memiliki kemiripan. dengan deposito konvensional salah satunya dalam hal jangka waktu mulai dari 1,3,6 dan 12 bulan.
2) Manfaat Deposito Syariah
Selain mendapatkan hasil yang halal dan pembagian hasil yang adil, berikui ini beberapa manfaat yang diperoleh ketika melakukan investasi deposito syariah yaitu:
a) Dana aman dan terjamin b) Pembagian hasil kompetitif c) Dana dioperasikan secara syariah
d) Digunakan sebagai jaminan pembiayaan
b. Saham Syariah
saham yang memiliki hak-hak istimewa. Sebagaimana telah difatwakan Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syariah dibidang pasar modal.
Syarat suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan sesuai dengan syariah apabila memenuhi kriteria berikut ini: a) Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan penerbit saham tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
b) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas saham syariah yang dikeluarkan. c) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah
wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memnuhi prinsip syariah dan mempunyai shariah compliance officer.17
c. Reksadana Syariah
1) Pengertian Reksadana Syariah
Menurut UU Pasar Modal reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan (kembali) dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Sedangkan pengertian reksadana syariah sendiri sama seperti pengertian reksadana pada umumnya, akan tetapi dalam setiap pengoperasiannya harus sesuai dengan syariah dan prinsip islam.Reksadana syariah tidak akan melakukan investasi kedalam perusahaan-perusahaan yang bisnis utamanya memproduksi, menjual, mendistribusikan dalam hal berikut ini:
a) Makanan dan minuman haram
b) Perjudian dan permainan dalam perjudian
c) Lembaga keuangan non syariah (bank kustodian non syariah) d) Jasa dan barang-barang porno atau merusak mental.18
2) Jenis-Jenis Reksadana Syariah
17 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Badung: Alfabeta, 2010).,hlm.89.
Adapun jenis-jenis reksadana syariah dapat dikembangkan menjadi beberapa yaitu:
a) Reksadana pendapatan tetap – tanpa unsur saham b) Reksadana pendapatan tetap – dengan unsur saham c) Reksadana saham
d) Reksadana campuran
d. Obligasi Syariah (Sukuk) 1) Pengertian Sukuk
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) obligasi syariah (sukuk) merupakan sebagai suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa hasil atau margin fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.19 Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokokberupa penggunaan konsepimbal hasil dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah aset tertentu yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar, dan maysir.
2) Karakteristik Sukuk
Berikut ini adalah beberapa karakteristik sukuk yaitu:
a) Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat (beneficial title)
b) Pendapatan berupa imbalan (kupon), margin, dan bagi hasil sesuai jenis akad yang digunakan
c) Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir
d) Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV) e) Memerlukan underlying asset
f) Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah 3) Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk
a) Obligor
b) Special Purposive Vehicle (SPV) c) Investor
B. Penelitian Terdahulu N
O
NAMA PENELITI Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Teguh Antolis dan
2 Devi Arisah,2015 Pengaruh tingkat
inflasi dan nilai
Kerangka berfikir merupakan kerangka konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.20Kerangka berfikir dari kajian teori diatas terdapat pengaruh positif antara tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap hasil invetasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia
periode 2012-2016. Dengan demikian kerangka pemikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ini:
D. Kerangka Fikir
Variabel Independen Variabel Dependen
Tingkat Suku Bunga (H1)
Hasil Investasi (Y)
Tingkat Inflasi (H2)
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara sebab jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relavan. Belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Tingkat suku bunga (BI rate) berpengaruh signifikanterhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia periode 2015-2016
H2 : Tingkat inflasi berpengaruh signifikanterhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia periode 2015-2016. H3 : Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara tingkat suku bunga,
Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiahterhadap hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia periode 2014-2016.
BAB III
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kuantitatif, yang merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, sampel data, sumber data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).21
2. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ditinjau dari alat analisis yang digunakan dengan menggunakan analisis asosiatif. Analisis Asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dimana variabel independennya yaitu tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah. Sedangkan variabel dependennya yaitu hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia
B. Populasi, Sampling Dan Sampel Penelitian
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.22 Sedangkan Sampling adalah teknik pengambilan sampel. Jadi, Sampel merupakan bagian dari suatu objek atau subyek yang mewakili populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi biasa, tidak dapat dipercaya dan kesimpulannya pun bisa keliru. Hal ini karena tidak dapat mewakili populasi.23
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data publikasi hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia.Sedangkan sampel
21 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis, Pendekatan Filosofi dan Praktis, (Jakarta:PT Indeks.2009), hlm.3.
22 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi,...hlm. 119
dari penelitian ini yaitu data publikasi hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia periode 2015-2016. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan menggunakan sampling jenuh yakni teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Alasan penulis menggunakan sampling jenuh karena dalam penelitian ini data hasil investasi yang dikeluarkan oleh OJK merupakan akumulasi hasil investasi seluruh perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia pada periode 2015-2016.
C. Sumber Data, Variabel Dan Skala Pengukurannya
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan datasekunder yatu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dari catatan pihak lain). Beberapa sumber yang digunakan untuk medapatkan data-data tersebut yaitu Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi tentang hal tersebut.24 Pada dasarnya variabel dibedakan menjadi dua yatu variabel bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel dependent). Adapun penjelasan variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel independen (X)
Tingkat suku bunga (Variabel bebas/X1)
Suku bunga merupakan presentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang silakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan yaitu BI Rate. Tingkat suku bunga (BI rate) akan diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia pada setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter.Dalam variabel ini data yang digunakan untuk penelitian yaitu data yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dengan satuan pengukurannya persen (%).
Tingkat Inflasi (Variabel bebas/X2)
Sedangkan yang dimaksud dengan inflasi merupakan kenaikan tingkat harga dan jasa secara umum dan terus menerus selama kurun waktu tertentu. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus berikut ini:
Laju inflasi = IHKn−IHKo
IHKo x 100%
Dimana:
IHKn = Indeks harga konsumen periode ini IHKo = Indeks harga konsumen periode lalu
Dalam variabel ini data yang digunakan untuk penelitian yaitu data yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dengan satuan pengukurannya persen (%).
2. Variabel dependen (Y) Hasil Investasi
Investasi merupakan penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. Hasil investasi merupakan sejumlah dana yang terkumpul dari investasi dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut dibagi pada pemilik dana dan pengelola dana. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia yang terdapat dalam Ikhtisar Data keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Statistik IKNB Syariah yang telah di publikasikan oleh OJK dengan satuan pengukurannya Miliar Rupiah. Sementara itu, skala pengukuruan yang digunakan daam penelitian menggunakan skala nominal, yaitu skala paling sederhana, yang disusun berdasarkan jenis atau kategorinya atau fungsi bilangan sebagai simbol dalam membedakan suatu karakteristik dengan karakteristik lainnya.
D. Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian
Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan yang tersimpan, baik berupa catatan transkip, buku, surat kabar dan lainnya. Selain itu, metode dokumenter juga diartikan sebagai cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.25Metode dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dengan membuka dan mendownload website Bank indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) untu mengambil objek yang diteliti, sehingga didapati data tingkat suku bunga (BI rate), Inflasi, Investasi dan Hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di indonesia.
2. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mempelajari serta memahami buku-buku yang mempunyai kaitan dengan tingkat suku bunga (BI rate), Inflasi, Investasi dan Hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah. Selain itu, studi kepustakaan juga berasal dari pembahasan terkait makro ekonomi seperti jurnal, media massa, serta hasil penelitian terdahulu yang didapat dari berbagai sumber.
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.26Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:27
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data merupakan bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini merupakan untuk mengetahui apakah data yang diambil merupakan data yang terdistribusi normal atau tidak.28
25Margono, Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK,(Jakarta: PT Rineka CIpta,1997).,hlm.187.
26 Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm.331
27 Ali Maulidi, Teknik Belajar Statistika 2,(Jakarta:Alim’s Publishing, 2016).,hlm.21-282.
Dalam uji normalitas data ini, data akan diuji dengan statistik Kolmogorov-Sminov. Dengan kriteria pengujian:
a) Angka signifikansi (SIG)>0.05, maka data berdistribusi normal b) Angka signifikansi (SIG)>0.05, makadata tidak berdistribusi normal29
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik meliputi beberapa uji sebagai berikut:30 a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan salah satu uji asumsi klasik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam
Untuk mengetahui suatu persamaan regresi ada atau tidak korelasi dapat diuji dengan Durbin-Watson (DW) dengan aturan sebagai berikut:31
1) Terjadi auto korelasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW<-2)
2) Tidak terjadi autokorelasi, jika berada diantara -2 atau +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2
3) Terjadi auto korelasi negatif, jika nilai DW diatas -2 atau DW > -2 b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas yaitu salah satu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk menguji suatu model regresi dapat dikatakan baik atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi kasus multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dlakukan dengan berikut ini:
1) Melihat nilai variance inflation factor (VIF)
Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF berada diatas 10.
2) Mempunyai angaka tolerance kurang dari 0,1
Angka tolerance yang kecil sama dengan angka VIF yang besar (karena VIF = 1/tolerance) jadi dapat menunjukkan adanya multikolinearitas.
c. Uji Heteroskidastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
29Singgih Santoso, Statistik Mutivariat,(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010).,hlm.46.
30 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Undip, 2006) hlm. 91-113
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan ada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi yaitu tidak adanya gejala heteroskedastitas. Dalam penelitian ini penguji heteroscedastisitas dilakukan dengan melihat scatter plot dengan dasar analisis sebagai berikut ini:
1) Jika ada pola tertetu seperti titik yang akan membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Pengujian Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah suatu hipotesis atau dugaan sementara pada suatu variabel X terhadap variabel Y ada pengaruh atau tidak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yatu uji signifikasi (pengaruh waktu) variabel independen (X1) terhadap variabel dependen (Y) baik secara personal maupun bersama-sama dilakukan dengan uji signifikasi secara individual (uji t) dan uji signifikasi secara simultan (uji F)
a. Uji secara parsial (uji t)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen atau bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen atau terikatnya. Uji berarti (bi) dilakukan dengan statistik t. Hal ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari independennya.
Ho : bi = 0, Artinya tidak ada pengaruh yang siginifikan dari variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y)
H1 : bi ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabe independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y)
Adapun kriteria dari pengujiannya yaitu: 1) Taraf siginfikan 0,05 (α = 5%)
T hitung = koefisienregresistandar deviasi
Adapun dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut ini:
a) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
b) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima b. Uji secara bersama-sama (uji F)
Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut ini:
Ho : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel dependen (Y).
H1 : b1 = b2 ≠ b3 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel independen (Y)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut ini: 1) Taraf signifikan = 0,05 (α = 5%)
2) Rumus f hitung adalah:
F = R2/K
(t−R2)(n−k−1)
Dimana :
R = koefisien korelasi berganda dikuadratkan N = jumlah sampel
K = jumlah variabel bebas
Adapun dasra pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a) Jika F hitung > f tabel, maka Ho di tolak
b) Jika F hitung < f tabel, maka Ho diterima
5. Pengujian Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.32 Nilai koefisiensi determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah :
R2= (r2) Yang mana:
R2 = koefisien determinasi r2 = koefisien korelasi
Jika akar koefisien determinasi menujukkan angka yang mendekati 1 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang besar terhadap variabel yang terikat. Sebaliknya jika koefisien determinasi mendekati 0 maka perubahan variabel terikat banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar variabel yang diteliti.
DAFTAR RUJUKAN
Abdul,Rodoni, Ahmad dan Hamid. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim
Arthesa, Ade & Edia Handima. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT. Indeks
Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syariah. Badung: Alfabeta
Devi Arisah, Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi (Studi pda PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah(skripsi. Other Thesis, UIN Syarif idayatullah Jakarta, 2015.
Fahmi,Irham. 2012. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI revisi 2006.
Ghazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip
M, Ralona. 2006. Kamus Istilah Ekonomi Populer. Jakarta: Georgia Media
Margono. 1997. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta: PT Rineka Cipta
Maulidi,Ali. 2016. Teknik Belajar Statistika 2. Jakarta:Alim’s Publishing, 2016 Muhamad, 2014. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Natsir,M. 2014. Ekonomi Moneter Dan Kebanksentralan. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Pradja,Juhaya S. 2013. Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia
Puspopranoto, Sawaldjo. 2004. Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Pustaka LP3ES
Puspopranoto,Sawaldjo. 2014. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan,. Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
S, Burhanuddin. 2010. Aspek Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu
Simatupang, Mangasa. 2010. Investasi Saham dan Reksa Dana. Jakarta: mitra Wacana Media
Sinungan,Muchdarsyah. 1995. Uang Dan Bank. Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiono. 1999. Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis, Pendekatan Filosofi dan Praktis. Jakarta:PT Indeks
Sukirno,Sadono. 2011. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo
Sula,Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life And General) Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta:Gema Insani Press
Suparmono. 2004. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta: AMP YKPN Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio Dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius Tika, Papundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta:PT Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka
Widyaningsih. 2016. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Kontan.co.id,file:///D:/asuransi/Asuransi%20syariah%20belum%20penuhi
%20investasi%20SBSN.html , diakses pada tanggal 09/03/2017 pukul 07:54 http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/regulasi/asuransi/peraturankeputusanmenteri/P
ages/peraturan-menteri-keuangan-nomor-11-pmk-010-2011-tentang-kesehatan-keuangan-usaha-asuransi-dan-usaha-reasuransi-dengan-.aspx diakses pada tanggal 09/03/2017pukul 00:15