• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Masyarakat Melalui docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Pengembangan Masyarakat Melalui docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN

DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU, INDONESIA

Zulkarnain1, Nazaruddin Margolang2, T. Kaddhafi Al Munir3 1Dosen pada Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Riau dan Mahasiswa Program Doktor

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB Bogor. 2Widyaiswara pada UPT Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau

3Aktivis Pemberdayaan Masyarakat

ABSTRACT

The research was conducted in Kampar Regency since 2011 January to December. It was porpuse to explain the strategy and performance of community economic empowerment on Kampar Economic Empowerment Program. Capacity Analysis program PEMK produce some strategies for developing programs in the future through: (a) Revised of standard operational procedure in accordance with the direction of development to business and institutional community, and to encourage public participation and efficiency management of PEMK program, (b) to create, establish and carry out basic tasks and management functions PEMK program, especially in the mentoring process and reporting system activities, and the implementation of monitoring and evaluation systems, (c) to increase the public assistance that encourage improved management systems LED and KUB, and encourage the formation of new ventures with individual and collective activities in KUB, and (d) to create and implement a system of coordination that both structural and functional institutions PEMK program.

Key words: strategy, empowerment, Community, Program

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan masyarakat selalu dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan sebagai sebuah komitmen pemerintah daerah yang diimplementasikan dengan melakukan program yang merupakan suatu mekanisme pelayanan dalam membantu masyarakat agar dapat menolong dirinya lepas dari kemiskinan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengoptimalisasikan sumberdaya yang ada serta meningkatkan kapasitas masyarakat dan intitusi lokal.

Menurut Chambers (1995) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses perubahan sosial yang direncanakan, tujuannya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat agar dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan yang menitikberatkan pada kepentingan dan kebutuhan rakyat yang mengarah pada kemandirian masyarakat, partispasi jaringan kerja dan keadilan (Hikmat, 2004)

(2)

Kabupaten Kampar dengan Surat Keputusan Bupati Kampar Nomor 410/BSPP/07/2007 tentang Penetapanb Desa tertinggal, mengemukakan bahwa pada Tahun 2006 di Kabupaten Kampar terdapat 41 Desa yang tersebar di 7 Kecamatan, 50 % penduduknya tergolong miskin dengan sumber mata pencaharian umumnya di bidang pertanian.

Secara umum Kabupaten Kampar memiliki sumberdaya alam yang potensial dan prosfektif, disamping itu wilayah ini merupakan wilayah penghububung antara Provinsi Sumatera Barat dan kotakota/kabupaten lainnya di Provinsi Riau.

Sehubungan dengan itu untuk mendukung potensi pengembangan pembangunan wilayah tersebut agar secara maksimal bermanfaat bagi pengembangan masyarakat diperlukan strategi yang tepat, sehingga dapat menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan,melindungi dan mengkonservasi wilayah serta mampu merehabilitasi sumber mata pencaharian pokok masyarakat.Ada berbagai strategi yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan masyarakat, antara lain : advokasi, pengorganisasian komunitas, pengembangan jaringan, pengembangan kapasitas dan komunikasi, informasi dan edukasi. Kelima strategi tersebut bersifat saling menguatkan satu sama lain. Bahkan dalam praktek implementasi program

masyarakat, disadari atau tidak, kelima strategi tersebut dipraktekkan secara bergantian. (Lubis, 2007).

Untuk itu sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Kampar telah melakukan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pada desa miskin di Kabupaten Kampar dalam sebuah program pemberdayaan masyarakat yang diberi nama Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK). Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 tahun 2004 yang merupakan salah satu pendekatan penting dalam menunjang kesinambungan pembangunan nasional. Undang-Undang No.25 tahun 2004 telah mengukuhkan legitimasi formal bagi institusi perencanaan di pusat (BAPPENAS) maupun di daerah (BAPPEDA) sehingga dapat dipandang sebagai instrumen bagi pelembagaan perancanaan parsitipatif. Sehingga Instrumen dapat menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan program pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah langkah-langkah yang merupakan strategi pengembangan masyarakat dalam bentuk program pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar.

Rumusan Masalah

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK) sebagai salah satu upaya dalam pengembangan masyarakat telah memasuki tahun ke tiga dalam implementasinya.

Program ini menjadi semakin penting sebagai suatu strategi dalam pengembangan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan masalah dalam kajian ini yaitu bagaimanakah keragaan dan strategi pengembangan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi pemberdayaan ekonomi masarakat Kampar dan mengidentifikasi kinerja program pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar.

Manfaat

Manfaat Penelitian diharapkan :

1. Memberikan kontribusi kepada pihak terkait seperti Pemerintah Daerah, Masyarakat dan seluruh stakeholder dalam pemberdayaan masyarakat miskin

(3)

2. Sebagai bahan evaluasi terhadap program pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar yang telah dilaksanakan

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan pengkajian dilaksanakan selama 12 bulan sejak Bulan Januari 2011 s.d. Desember 2011

Lokasi kajian adalahdi 41 (empat puluh satu) Desa, yang berada di 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Kampar yang tergolong desa miskin, sesuai dengan SK Bupati Kampar Nomor 410/BSPP/07/2007 tentang penetapan desa tertinggal

Pengumpulan dan Analisis Data

Sistem pengumpulan dan analisis data yang dilakukan dalam kajian ini meliputi dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data tersebut adalah data kondisi wilayah, permasalahan dan prioritas masalah pembangunan, kondisi lingkungan eksternal dan internal baik faktor penghambat maupun pendorong serta kebijakan dan strategi pengembangan pemberdayaan masyarakat.

Data primer mengenai kondisi eksisting wilayah serta kebijakan pengembangan dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar yang didapat dari hasil kegiatan program yang dilaksanakan selama tahun 2011, baik berupa laporan Tenaga Pendamping Lapangan, laporan Koordinator Kabupaten, laporan Tim Ahli serta hasil monitoring dan evaluasi secara langsung oleh Tim Pembina Program (TPP), Tim Ahli dan Koordinator Kabupaten ditambah hasil rapat koordinasi TPP PEMK kabupaten dan TPP PEMK Lokal (kecamatan dan desa), yang memuat realisasi kegiatan di 41 desa yang menjadi tempat pelaksana kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber dan instansi yang relevan seperti pemerintahan baik di tingkat kecamatan maupun tingkat desa, Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan Bappeda dan Dinas-dinas terkait, BPS (Biro Pusat Statistik) dan lain-lain yang berhubungan dengan data pendampingan masyarakat di Kabupaten Kampar.

Analisis Data

Data yang diperoleh, baik data primer dan sekunder dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan (SWOT) untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal yang mencakup kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang selanjutnya dibuat matrik pengelolaan dan arah pengelolaan kegiatan PEMK pada masa yang akan datang.

GAMBARAN UMUM

Kondisi Umum

Tahun 2011 merupakan tahun ketiga pelaksanaan kegiatan program PEMK di 41 Desa akan tetapi secara real pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dana yang dekelola oleh Lembaga Ekonomi Desa (LED) baru memasuki tahun kedua.

Kondisi umum program PEMK sampai akhir pelaksaan tahun 2011 adalah :Jumlah Kecamatan Pemanfaat : 7 Kecamatan atau 35 % dari total 20 kecamatan di Kabupaten Kampar.Jumlah Desa Pemanfaat : 41 Desa atau 16,4% dari total 250 desa

(4)

yang ada di Kabupaten Kampar.Jumlah Lembaga Ekonomi Desa : 41 Buah. Kepala Keluarga yang dibina : 3.711 KK (13,21 % dari total 24.966 KK.

Kelembagaan Program PEMK sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan TA. 2011 adalah : 3 orang Tim Ahli, 1 orang Kordinator Kabupaten, 2 orangAsisten Kaoordinator Kabupaten, 2 orangKoordinator Zona, 3 orangAccount Officer, 30 orangTenaga Pendamping Lapangan.

Sedangkan secara struktural kelembagaan PEMK sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan TA. 2011 adalah :

1. Tim Pembina Program (TPP) Desa terdiri dari Kepala Desa, dan 3 orang aparat desa atau tokoh masyarakat

2. Tim Pembina Program (TPP) Kecamatan adalah Camat dibantu unsure pemerintah kecamatan (Kepla Seksi Pemberdayaan Masyarakat)

3. Tim Pembina Program (TPP) Kabupaten yang terdiri dari Penanggung Jawab, Ketua, sekretaris dan anggota yang terdiri dari perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait

4. Penanggung Jawab Program adalah Kepala BAPPEDA Kabupaten Kampar

Keragaan Kelompok Usaha Bersama

Kelompok Usaha Bersama adalah kumpulan masyarakat miskin yang dibentuk sesuai dengan kemauan dan kesepakatan masyarakat miskin yang difasilitasi oleh Tenaga Pendamping Lapangan (TPL)

Dari 41 Desa yang dilaporkan TPL terdapat 462 Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan 5 Kelompok Jenis Usaha yang dilakukan oleh Anggota Kelompk Usaha besama, seperti pada tabel 1 berikut :

Tabel.1 Jenis Usaha dan Pengembangan Usaha Anggota KUB

No Jenis Usaha Jumlah Pemanfaat(Orang) Persentase (%)

1 Perkebunan 2,343 63.10

2 Hortikultura 256 6.89

3 Peternakan 145 3.91

4 Perikanan 138 3.72

5 Perdagangan 726 19.55

6 Lain-Lain (Buruh,

Bengkel, Kerajinan) 105 2.83

TOTAL 3,713 100.00

Pada tahun kedua ini, kegiatan program pendampingan yang dilakukan PEMK melalui Tenaga Pendamping Lapangan (TPL), baru dapat mendampingi usaha masyarakat yang tergabung dalam KUB secara individu dan secara umum belum dapat mempelopori lahirnya kegiatan usaha masyarakat secara kolektif dalam sebuah manajemen Kelompok Usaha Bersama. Keadaan ini merupakan kaadaan wajar dalam proses pendampingan masyarakat, mengingat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sebuah kegiatan usaha masyarakat merupakan sebuah proses penyadaran dan harus lahir berdasarkan kepentingan bersama dan dilakukan secara partisipatif tanpa ada unsur paksaaan apapaun. Kegiatan usaha bersama juga harus lahir melalui kemampuan bersama untuk melihat potensi local yang ada dan potensial untuk dikembangkan.

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa usaha dominan masyarakat yang menjadi target program PEMK adalah usaha perkebunan, serta usaha perdagangan, sedangkan

(5)

usaha – usaha lainnya baru dilakukan secara kecil dan merupakan usaha tambahan atau sambilan dan bukan merupakan usaha pokok.Perkembangan KUB yang menjadi target sasaran program PEMK pada tahun 2011 menunjukkan hasil yang cukup baik dan beberapa bagian telah melebihi dari target yang ditetapkan, hanya beberapa target kinerja yang belum dapat dicapai yaitu penumbuhan KUB Baru, pelaksanaan rapat koordinasi tingkat kecamatan serta kemampuan dalam memperluas jaringan kerja secara mandiri. Tidak tercapainya pelaksanaan kegiatan ini disebabkan keterbatasan sumberdaya dukung masyarakat seperti jumlah penduduk (terutama pada daerah terpencil), ketatnya prosedur pencairan pada daerah yang bermasalah, keterbatasan fasilitator (TPL dan Korzona) dalam mengupayakan koordinasi di tingkat kecamatanan, kurangnya pendampingan yang dilakukan oleh TPL dibeberapa lokasi wilayah kerja PEMK serta belum berubahnya pola pikir masyarakat tentang pentingnya penguatan kelembagaan usaha masyarakat. Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penilaian terhadap kinerja TPL, LED dan KUB untuk tahun 2011, sebagai wujud apresiasi kinerja dengan bentuk pemberian reward (penghargaan) bagi TPL, LED dan KUB yang dianggap berprestasi pada tahun 2011.

Keragaan kelembagaan masyarakat melalui KUB tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Keragaan Perkembangan Kelembagaan Masyarakat Melalui KUB, Tahun 2011

No

Uraian Target Realisasi Persentase

(%)

1 Perguliran Dana LED (Milyar) 3,5 7,59 216,9

2 Kemampuan dalam menghimpun

modal secara swadaya ke dalam LED (Juta)

500 2,124 424,8

3 Penumbuhan KUB Baru (Buah) 410 67 16,34

4 Pelaksanaan Vectorial Project

Analysis (Desa) 41 41,00 100,0

5 Pelaksanaan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten (Kali)

12 19 158,3

6 Penguatan Kapasitas SDM PEMK :

-Pelatihan Keuangan LED untuk Tenaga Pendamping (Paket)

-Pelatihan Konsultan Jaringan Kemitraan dengan Bank mengelola keuangan yang modalnya berasal dari Pemerintah Kabupaten Kampar melalui program PEMK. LED dibentuk sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Kampar untuk mengentaskan kemiskinan melalui pengadaan akses permodalan masyarakat untuk membantu pengebangan usaha masyarakat yang telah ada dan yang akan terbentuk.Upaya ini merupakan suatu cara dalam mengembangkan ekonomi lokal di tingkat desa dengan maksud memberikan percepatan berupa stimulan yang dapat menggerakkan pengembangan ekonomi lokal melalui penguatan modal sosial yang ada di masyarakat.

Modal sosial merupakan suatu sistem yang mengacu kepada hasil dari organisasi sosial dan ekonomi , seperti pandangan umum (world view), kepercayaan (trust), pertukaran (reciprocity), pertukaran ekonomi dan informasi (informational and economic exchange), kelompok-kelompok formal dan informal (formal and informal groups), serta asosiasi-asosiasi yang melengkapi modal-modal lainnya(fisik, manusiawi, budaya)

(6)

sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Colleta dan Cullen dalam Nasdian, 2006).

Secara umum LED telah melaksanakan fungsi dalam melakukan pelayanan keuangan diantaranya melakukan pencairan dana dan administrasi keuangan lainnya sesuai dengan SOP yang ada. Saat ini semua LED yang telah melakukan pencairan dana LED, hingga posisi akhir pelaksanaan program PEMK TA. 2011, semua LED telah mampu menggulirkan dana pengembalian pinjaman walaupun masih ada dana tersisa di Bank. Hal ini dilakukan pengurus LED dengan alasan praktis dan efisiensi waktu dan dana pencairan ke Bank.

Dalam pengelolaan administrasi pelaporan keuangan beberapa LED masih belum mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan, hal ini tercermin dari masih adanya LED yang melakukan pencairan tanpa sepengetahuan TPL, serta blangko keuangan (DUM, DUK, Kas dan Neraca) yang pengisiannya belum sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Sampai dengan akhir 2011, berdasarkan Laporan TPL diperoleh data bahwa telah terjadi Perkembangan dana LED sebesar Rp. 10.901.500.000,- dengan demikian total asset keseluruhan perkembangan dari Rp.10.250.000.000,- menjadi Rp. 21.118.000.000 ,-atau sekitar 106,36 %.

Secara umum tampilan perkembangan LED adalah :

1.

Sumber Dana awal adalah dana hibah APBD kampar Tahun Anggaran 2008 sejumlah Rp. 10,25 M atau Rp. 250 Juta per LED telah dimanfaatkan sebesar Rp. 10.216.500000,- atau sebesar 99.67 %

2.

Total dana yang digulirkan Rp. 21.714.000.000,- dan telah dikembalikan Rp. 13.119.916.000,- atau sebesar 60,42 %

3.

Sumberdana Berasal dari Masyarakat Rp. 2.316.267.000, Dengan Rincian : Simpanan anggota (Wajib, pokok, sukarela Rp. 916.128.000, Perolehan Jasa Pinjaman Rp. 1.046.100.000,- Perolehan Bunga Bank 251.814.000, Tabungan Masyarakat Rp. 102.225.000 ,

-4.

SDM Pelaksana LED yang dibiayai Pemerintah Kabupaten 2 orang per LED = 82 Orang

5.

SDM Pelaksana swadaya masyarakat berjumlah 8 orang

6.

Besaran Rasio kredit bermasalah : (NPL) = Rp. 1.686.705.000,- (7,77 %) dari keseluruhan perkembangan dana Rp. 21.714.000.000,- yang telah dimanfaatkan.

7.

Saat ini 41 Desa telah Melakukan pencairan sesuai dengan kebutuhan usaha anggota KUB

8.

Jumlah KUB sampai akhir 2011 sebanyak 462 KUB dengan Jumlah Pemanfaat 3.713 Orang

ANALISIS KAPASITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL Identifikasi stakeholder utama

Sebelum menjabarkan analisis SWOT dengan langkah-langkahnya maka yang paling utama harus diputuskan adalah siapakah yang menjadi pemangku kepentingan utama (stakeholder). Penentuan ini sangat penting untuk mencegahnya adanya konflik kepentingan dari masing-masing stakeholder, karena terdapat lebih dari satu stakeholder. Dalam tabel 3 berikut ini disajikan identifikasi stakeholder dalam kepentingannya masing-masing.

Tabel 3. Stakeholder dan Kepentingannya

Stakeholder Kepentingan dan Pengaruhnya

Pemerintah Kabupaten Penguatan citra pemerintah di masyarakat, percepatan

(7)

Kampar pembangunan daerah dan penciptaan lapangan kerja baru pengentasan kemiskinan masyarakat. Dampaknya kesejahteraan masyarakat meningkat, partisipasi

masyarakat pada pembangunan meningkat,

Mendorong percepatan pembangunan dengan metodologi pemberdayaan masyarakat serta melalui analisis yang tepat sesuai dengan kaidah keilmuan

Fasilitator Program

PEMK (dari Koordinator Kabupaten hingga TPL)

Melaksanakan kegiatan fasilitasi teknis program PEMK di tingkat komunitas sesuai dengan SOP, memperoleh penghasilan yang layak sesuai kenerjanya, memperoleh reward and punishmant sesuai capaian kerja

Lembaga Ekonomi Desa Melakukan administrasi kelembagaan dan keuangan, sesuai dengan SOP yang ada, memastikan modal yang diberikan Pemerintah Kabupaten Kampar dapat berkembang dengan baik sesuai dengan tujuannya Kelompok Usaha Bersama Mendapatkan permodalan untuk pengembangan usaha

anggotanya dengan cara yang mudah, aman dengan jasa pengembalian yang rendah.

Masyarakat umum Mendapatkan sumber permodalan untuk pengembangan

usaha, mengharapkan program tetap berjalan sehingga mempunyai peluang untuk ikut dalam kegiatan program

Analisis SWOT Program PEMK

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penerapan strategi pengembangan program PEMK disusun dan dilaksanakan secara dengan melihat berbagai sumber laporan data yang berkembang selama proses kegiatan program PEMK tahun 2011. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis yang didasarkan atas logika untuk merumuskan strategi program. Analisis ini diperoleh dengan memaksimalkan faktor pendukung namun secara bersamaan dapat meminimalkan faktor penghambat. Bentuk analisis SWOT pengembangan strategi program dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Matrik SWOT Strategi Peningkatan Kapasitas Program PEMK

Internal mengenai metodologi pemberdayaan yang mendorong tingkat kedisplinan TPL dan Koordinator Zona.

1. Tingginya harapan masyarakat maupun perangkat desa terhadap program PEMK.

Strategi SO

1. Monitoring dan Evaluasi kegiatan dengan waktu berkala dengan melibatkan TPP

PMK-Strategi WO

1. Revisi SOP sesuai dengan arah

perkembangan usaha dan

kelembagaan Masyarakat, serta

(8)

2. Tingkat Ekonomi dan pola pikir teknologi , informasi dan transportasi yang mendukung berkembangnya usaha masyarakat.

K dan TPP PMK-L

2. Pelaksanaan prosedur administrasi pencairan dana LED sesuai dengan SOP 3. Pendampingan usaha untuk

meningkatkan kesempatan Kerja

4. Melaksanakan PRA untuk mengetahui potensi desa dengan melibatkan masyarakat sebegai subjek program

mendorong partisipasi masyarakat dan keefisienan pengelolaan program PEMK

masyarakat yang mendorong perbaikan siatem manajemen LED dan kelembagaan struktrural dan fungsional program PEMK..

Threat (T)

1. Pembentukan kelompok sasaran (LED dan KUB) yang belum partispatif dan masih terkesan dipaksakan, sehingga proses penguatan kelembagaan kurang berjalan.

2. Adanya Aparat Desa dan Pengurus LED yang curang dan ikut memakai dana LED 3. Konflik kepentingan diantara

para elit desa

4. Perubahan kepemimpinan daerah

Strategi ST

1. Pembentukan kelompok sasaran dengan menggunakan metodologi pemberdayaan bersama masyarakat dalam KUB

Strategi WT

1. Memberikan kewenangan kepada Koordinator Kabupaten dalam pelaksanaan manajemen teknis kegiatan program PEMK

2. Melakukan diklat dengan muatan materi pemberdayaan masyarakat partisipatif

3. Membuat sistem yang baku dan menjamin pelaksanaan SOP

4. Menyusun jadwal kerja dan kegiatan koordinasi

Dari tabel 4 dapat dilihat bentuk strategi yang terbentuk berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada dalam pelaksanaan kegiatan program PEMK. Dari 4 (empat) strategi yang muncul yaitu strategi SO, WO, ST dan WT, kemudian diambil sebuah stretegi yang merupakan yang terbaik dan cocok bagi pengembangan kegiatan program PEMK di masa yang kan datang, Strategi yang dipilih adalah Strategi WO dengan prioritas tindakan sebagai berikut :

Tindakan pertama yang dilakukan dalam peningkatan kapasitas program PEMK adalah revisi SOP sesuai dengan arah perkembangan usaha dan kelembagaan Masyarakat, serta mendorong partisipasi masyarakat dan keefisienan pengelolaan program PEMK. Strategi ini dipandang penting dalam peningkatan kapasitas program PEMK karena hasil monitoring dan evaluasi selama kegiatan program PEMK 2011 berjalan masih banyak dijumpai kelemahan – kelemahan yang mendorong ketidakefisenan manajemen pelaksanaan program PEMK, struktur organisasi PEMK, terutama pada pelaksanaan tugas Koordinator zona yang masih dilaksanakan secara fungsional, untuk itu pada tahun 2012 peran pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya akan lebih efisien jika dalam pelaksanaan dilapangan dipindahkan dari tataran fungsional kepada tataran struktural dengan memanfaatkan tenaga TPP PEMK-L (kecamatan) yang mempunyai kompetensi di bidang pemberdayaan masyarakat. Untuk menindaklanjuti penambahan modal pada LED yang berprestasi serta adanya keinginan desa – desa lain yang ingin mendapat program PEMK, perlu dibuat mekanisme pemindahan modal LED yang bermasalah dan tidak berkembang dalam bentuk peminjaman dan pemindahan modal LED dari desa yang bermasalah kepada desa yang potensial mendapat dana PEMK. Revisi SOP juga memasukkan tambahan format laoporan kinerja fasilitator PEMK mulai dari Koordinator Kabupaten hingga TPL. Kemudian selanjutnya pelaksanaan kegiatan pendampingan pada penguatan kelembagaan masyarakat dan usaha difokuskan pada upaya peningkatan partisipasi masyarakat, sistem koordinasi, manajemen pengelolaan LED dan KUB,

(9)

sistem pencairan dana, pengaturan manajemen pembagian sisa hasil usaha dan lain-lain. Revisi SOP dibuat dengan mempertimbangkan masukan masyarakat serta fasilitator pengelola program PEMK, TPP PEMK-K dan TPP PEMK-L.

Tindakan kedua adalah membuat, menetapkan dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelola program PEMK, terutama pada proses pendampingan dan sistem pelaporan kegiatan serta pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi. Strategi ini dipandang penting disebabkan keberhasilan program PEMK sangat ditentukan oleh pengelolaan manajemen pelaksanaan teknis kegiatan. Pelaksanaan kegiatan program PEMK pada tahun 2010 masih kurang optimal dilaksanakan salah disebabkan masih banyaknya fasilitator PEMK yang tidak mengerti serta tidak menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Untuk menjamin pelaksanaan strategi ini diperlukan pembinaan dan penambahan kapasitas fasilitator pengelola program PEMK (khususnya TPL dan Koordinator Kecamatan) secara terus menerus terutama untuk meningkatkan kedisiplinan kerja serta pengetahuan tentang metodologi pemberdayaan masyarakat.

Tindakan ketiga adalah Peningkatan pendampingan masyarakat yang mendorong perbaikan sistem manajemen LED dan KUB, dan mendorong terbentuknya usaha-usaha baru dengan kegiatan usaha individu maupun kolektif dalam wadah KUB. Strategi ini dipandang penting karena proses pendampingan adalah ujung tombak dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan pendampingan diharapkan terjadi perbaikan dalam manajemen pengelolaan LED maupun KUB kearah yang lebih baik sesuai dengan SOP yang ada. Manajemen pengelolaan LED dan KUB yang baik diharapkan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kelembagaan yang mereka miliki, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan PEMK ataupun kegiatan pembangunan lainnya. Pendampingan juga diharapkan dapat menemukan usaha-usaha baru yang perspektif untuk dikembangkan baik secara individu maupun kolektif di dalam wadah KUB yang mendorong peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Tindakan Keempat adalah membuat dan melaksanakan sistem koordinasi yang baik pada kelembagaan struktural dan fungsional program PEMK. Strategi ini dipandang penting karena keberhasilan program PEMK tidak terlepas dari peran semua stakeholder pendukung program baik secara internal yang berada di dalam kelembagaan struktural maupun fungsional, serta dukungan publik. Dengan pelaksanaan sistem koordinasi yang baik diharapkan setiap persoalan teknis di lapangan dapat dipecahkan secara cepat dan terukur, informasi mengenai perkembangan program dapat segera diketahui dan didokumentasikan secara baik untuk kemudian diambil langkah-langkah strategis untuk perbaikan yang lebih baik dalam pelaksanaan program di masa yang akan datang.

RANCANGAN PROGRAM Visi dan Misi

Visi dari Program PEMK adalah “Menjadi Program Unggul Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Kampar Tahun 2014”.

Misi dari program ekonomi masyarakat kampar adalah sebagai berikut:

a) Memberdayakan masyarakat miskin dalam usaha meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya

b) Mendorong berkembangnya kelembagaan Kelompok usaha ekonomi lokal yang berbasis pada sumber daya lokal dan partisipasi masyarakat.

c) Menumbuhkembangkan iklim dan system pelayanan ketersediaan permodalan usaha melalui Lembaga Ekonomi Desa/Kelurahan.

(10)

d) Mendorong partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumberdaya dalam rangka pembangunan ekonomi secara berkesinambungan.

e) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sumberdaya serta mengembangkan sikap hidup yang positif dan produktif.

Tujuan umum

Tujuan umum pelaksanaan program adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Kampar, melalui pemberdayaan masyarakat dengan

performance meningkatnya taraf hidup (livelihood) yang diikuti oleh kemajuan pola pikir (mindset) masyarakat miskin menuju masyarakat sejahtera mandiri melalui tahapan program pendampingan masyarakat yang merupakan kegiatan lanjutan dari penyusunan pola pegembangan komunitas melalui peningkatan sumber penghasilan dengan wujud peningkatan ragam usaha masyarakat miskin Kabupaten Kampar yang telah disusun pada Tahun Anggaran 2008.

Tujuan khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan program ini adalah:

a)

Menumbuhkembangkan “Kesadaran Kritis” masyarakat untuk melakukan perubahan ekonomi dan sosial melalui penguatan kelembagaan komunitas, kemampuan untuk mengorganisir diri dan kelompoknya, peningkatan partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya lokal yang ada.

b)

Peningkatan pendapatan keluarga miskin, melalui optimalisasi usaha yang telah ada serta penciptaan usaha baru berbasis sumberdaya lokal melalui pengembangan jaringan usaha komunitas dan masyarakat yang ditopang oleh berkembangnya industri rumah tangga yang bernilai ekonomis.

c)

Berkembangnya partisipasi dan potensi masyarakat dalam mengelola Lembaga Ekonomi Desa/Kelurahan atau Village Finance Institution sebagai sumber pembiayaan utama untuk peningkatan skala usaha dan sumber pendapatan masyarakat penerima kemanfaatan program.

d)

Perubahan pola sikap (attitude), peningkatan pengetahuan dan ketrampilan (skill) masyarakat , melalui pelatihan untuk mencapai akses teknologi terapan.

e)

Tercapainya penguatan kapasitas kelompok melalui pendampingan partisipatif.

f)

Terpeliharanya kearifan lokal dan modal sosial masyarakat Kampar seperti gotong-royong serta gemar menabung.

g)

Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir.

Manfaat Program

Dari program pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar ini masyarakat sebagai pemanfaat akan mampu merencanakan dan mengelola usahanya secara mandiri, mulai dari pengelolaan sub-sektor hulu (input produksi), sub-sektor produksi, sub-sektor hilir (pengelolaan hasil dan pemasaran) serta sub-sektor pendukung melalui pendampingan, training dan pembiayaan usaha melalui lembaga ekonomi desa/kelurahan.

(11)

Sasaran Program

Sasaran utama program adalah masyarakat miskin di Kabupaten Kampar yang berada pada 41 desa tertinggal pada 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Kampar. Sasaran selanjutnya adalah masyarakat miskin yang berada di desa di luar 41 desa tertinggal tersebut.

Strategi Dasar

1. Pengembangan Sumberdaya Manusia

2. Pengembangan modal usaha melalui Lembaga Ekonomi Desa (LED)

3. Pengembangan kelembagaan usaha melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) 4. Pengembangan usaha

Komponen Kegiatan

1. Pembentukan organisasi dan penetapan SDM : Pembina Struktural, Fungsional dan pengurus LED

2. Sosialisasi dan koordinasi 3. Pendampingan KUB dan LED

4. Penguatan Kelembagaan KUB dan LED 5. Monitoring dan evaluasi kegiatan

KESIMPULAN Kesimpulan

1. Komponen Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar terdiri dari Tim Fasilitatior (Tim Ahli, Kordinator Kabupaten, Kordinator Zona, Account Officer, Tenaga Pendamping Lapangan (TPL), Lembaga Ekonomio Desa (LED) dan Kelompok Usaha Bersama (KUB).

2. Perkembangan kegiatan program PEMK sampai dengan akhir Tahun 2011, memperlihatkan perkembangan yang lebih baik dari sebelum dilaksanakannya program, telah terjadi perbaikan pada kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebagai pemanfaat program PEMK.

3. Hasil Analisis Kapasitas program PEMK menghasilkan beberapa strategi pengembangan program pada masa yang akan datang melalui; (a) Revisi SOP sesuai dengan arah perkembangan usaha dan kelembagaan Masyarakat, serta mendorong partisipasi masyarakat dan keefisienan pengelolaan program PEMK ; (b) Membuat, menetapkan dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelola program PEMK, terutama pada proses pendampingan dan sistem pelaporan kegiatan, serta pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi; (c) Peningkatan pendampingan masyarakat yang mendorong perbaikan siatem manajemen LED dan KUB, dan mendorong terbentuknya usaha-usaha baru dengan kegiatan usaha individu maupun kolektif dalam wadah KUB; dan dan (d) Membuat dan melaksanakan sistem koordinasi yang baik pada kelembagaan struktrural dan fungsional program PEMK.

DAFTAR PUSTAKA

_______,2004. Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.

Chambers, 1995, ”Poverty and livelihood; Whose Reality Counts ?” dalam kartasasmita G, 1996, Pembangunan Untuk rakyat: Memedukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Cides. Jakarta

(12)

Gunawan, Ferry, 2011, Laporan Akhir Tahun Koordinator Kabupaten Tahun 2011, Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK).

Hikmat, Harry,2004, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung”, Humaniora Utama Press. Lembaga Penelitian Universitas Riau, 2011, Laporan Akhir Tahun 2011 Program Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Kampar, Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Kampar Bekerja sama dengan Lembaga Penelitian UniversitasRiau.

Lubis, Djuara P. 2007. Penilaian Kebutuhan Dan Disain Program Pengembangan Masyarakat Berbasis Ekologi Manusia Di Sekitar Kampus IPB. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Nasdian, Tonny Fredian, 2005. “Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial” Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat fakultas Ekologi manusia, IPB, Bogor.

Pemerintah Kabupaten Kampar, 2011, Standar Operasional dan Prosedur Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK).

Sopandie, Didy, 2008, Pola Pemberdayaan Usaha Masyarakat Miskin Kabupaten Kampar, Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar Provinsi Riau dengan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 2. Keragaan Perkembangan Kelembagaan Masyarakat Melalui KUB, Tahun 2011UraianTargetRealisasiPersentase
Tabel 4. Matrik SWOT Strategi Peningkatan Kapasitas Program PEMK

Referensi

Dokumen terkait

Kerja sama antar karyawan dalam perusahaan terjalin dengan solid dan teratur sehingga mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job description .Budaya organisasi yang

untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar sebagaimana disyaratkan

Kesimpulan: Kejadian penyakit jamur invasif yang didiagnosis secara dini banyak didapatkan pada pasien sakit kritis dengan angka mortalitas yang tinggi.. Kata kunci: Pasien

[r]

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muntiana (292008003) pada tahun 2012 yang berjudul “Perbedaan pengaruh pendekatan Inquiry dengan menggunakan metode discovery

pusat dan daerah untuk meningkatkan daya saing industri melalui pembangunan sumber daya manusia industri, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, pembangunan sarana

S: Pasien mengatakan masih tidak nafsu makan, perut terasa sebah, mulut masih terasa kering, semua makanan terasa hambar, dan sudah tidak mual. O: Pasien masih tampak lemah,

Dalam penentuan peringkat bahaya tsunami, Angraeni (2004; dalam Subandono dan Budiman, 2006) menunjukkan beberapa indikator penting yang berpengaruh terhadap faktor