• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Program Pengembangan Wilayah St

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Program Pengembangan Wilayah St"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Program Pengembangan Wilayah Strategis &

Pariwisata Cepat Tumbuh di Kabupaten Pangandaran

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Perubahan Sosial

Dosen Pengampu : Ikhsan Fuady, SP., M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Galang Ikhwan Aji Sabda

NPM : 210110164004

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Pangandaran merupakan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten

Ciamis. Pembentukan Kabupaten Pangandaran Menjadi Daerah Otonomi Baru

(DOB) dimotivasi oleh keinginan pemerintah daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya, serta mempercepat proses pembangunan daerah

(Pikiran Rakyat, 2013). Pangandaran di sahkan sebagai DOB tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 , tentang Pembentukan Kabupaten

Pangandaran di Provinsi Jawa Barat, yang ditandatangani oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 November tahun 2012 dan diundangkan

oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin pada tanggal 17 November tahun

2012. Maka sejak saat itu, Pangandaran resmi menjadi Kabupaten di Provinsi Jawa

Barat. Terbentuknya Kabupaten Pangandaran dilatarbelakangi oleh beberapa

pertimbangan, diantaranya yaitu Pangandaran memiliki hamparan potensi yang

belum dimanfaatkan secara optimal, baik didaratan maupuun dilautan.

Dalam jangka panjang, Pangandaran diharapkan dapat menjadi pusat

pertumbuhan baru untuk wilayah selatan provinsi Jawa Barat (Pikiran

Rakyat,2013). Dengan luas wilayah yaitu 168.509 Ha dan luas laut 67.340 Ha.

Pangandaran diharapkan mampu memanfaatkan segala macam sumber daya yang

dimiliki dengan sangat optimal karena sudah menjadi Kabupaten mandiri dan

terpisah dari Kabupaten Ciamis

Kabupaten Pangandaran memiliki 10 kecamatan (UU No. 21/2012) yang terdiri

dari : Kecamatan Parigi, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Cimerak, Kecamatan

Cigugur, Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Mangunjaya, Kecamatan

Padaherang, Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan

Sidamulih. Sebagai DOB , Kabupaten Pangandaran harus mampu menyusul daerah

(3)

Di dalam Permendagri Nomor 29 tahun 2008 disebutkan bahwa dalam rangka

mendorong percepatan pengembangan kawasan yang berpotensi sebagai pusat

pertumbuhan wilayah, perlu dilakukan upaya pengembangan kawasan strategis

cepat tumbuh di daerah. Pusat pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh

Kab. Pangandaran ini berbasis sektor pariwisata, sesuai dengan visi nya menjadi

daerah kunjungan wisata dunia.

Kawasan Strategis Cepat Tumbuh merupakan bagian kawasan strategis yang

telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan

sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi

wilayah sekitarnya. Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di

daerah provinsi/kabupaten/kota bertujuan : (1) Meningkatkan nilai tambah dan

daya saing produk unggulan di kawasan; (2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

di pusat pertumbuhan; (3) Mendorong peningkatan kerjasama pembangunan

antarwilayah secara fungsional, dan antar daerah yang relatif sudah berkembang

dengan daerah tertinggal di sekitarnya dalam suatu keterpaduan sistem wilayah

pengembangan ekonomi; (4) Mengoptimalkan pengelolaan potensi sumber daya

spesifik daerah provinsi/kabupaten/kota bagi peningkatan perekonomian daerah

dan kesejahteraan masyarakat, yang berwawasan kelestarian lingkungan; (5)

Menciptakan perwujudan keterpaduan, keseimbangan dan keserasian pertumbuhan

antar wilayah.

Pengembangan dan peningkatan kawasan strategis cepat tumbuh oleh

pemerintah Kabupaten Pangandaran yang bersifat strategis, meliputi; Bidang

Pemerintahan, Bidang Ekonomi, Bidang Fisik dan Lingkungan Hidup, Bidang

Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Wilayah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menganilisis

program Pengembangan Wilayah Strategis & Pariwisata Cepat Tumbuh di

Kabupaten Pangandaran ini, agar dapat mengetahui strategi pembangunan dan

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Pengertian Kawasan Strategis

Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten

yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat

penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau

lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.

Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam

rencana tata ruang kawasan strategis.

2.2.

Pengertian Strategi

Menurut Stainer dan Miner diterjemahkan oleh Ticoalu dan Agus Dharma

(1997: 2) mendefinisikan bahwa Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang

berarti jenderal. Oleh karena itu, strategi secara harpiah berarti “seni pada jenderal”. Secara khusus, strategi adalah “penempaan” misi perusahaan atau organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal

dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan impelementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

utama organisasi akan tercapai. Strategi juga didefiniskan sebagai pusat dan inti

yang khas dari manajemen strategik, strategi mengacu pada perumusan

tugas-tugas, tujuan, dan sasaran organisasi; strategi kebijakan dan program pokok

untuk mencapainya; dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa

strategi telah diimplementasikan untuk mencapai akhir tujuan akhir organisasi.

Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Udaya, dkk (2013: 6) Strategi adalah (1) ilmu merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan militer

dalam skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya; (2) sebuah

(5)

cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Strategi disini diartikan sebagai trik atau

skema untuk mencapai suatu maksud.

2.3.

Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi daerah pada hakikatnya merupakan rangkaian upaya pembangunan

daerah dalam rangka tercapainya tujuan pembangunan nasional (Silalahi, 2002:

10-11). Oleh karena itu keberhasilan peningkatan otonomi daerah tidak terlepas

dari kemampuan aparatur pemerintah pusat termasuk sumber daya manusianya

dalam tugasnya sebagai perumus kebijakan nasional.

George (dalam Boedi Dewantoro, 2001: 139-140) menerangkan adanya

hakikat otonomi daerah haruslah diorientasikan pada upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Karena itu berbicara tentang pemenuhan anggaran,

namun harus bicara tentang berbagai hal yang kita orientasikan untuk

kesejahteraan rakyat, baik itu menyangkut soal sumberdaya manusia yang ada di

pemerintahan, maupun soal daya dukung yang lainnya.

2.4.

Pengertian Pariwisata

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I

Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu

untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya

tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Oka A. Yoeti mendefinisikan pariwisata sebagai suatu perjalanan yang

dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat

ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari

nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati

perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi

(6)

2.5.

Teori Pertumbuhan Adam Smith

Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses

kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk

kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan

indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam hal ini teori pertumbuhan

Adam Smith relevan dengan program pengembangan kawasan strategis dan

cepat tumbuh di Kabupaten Pangandaran. Dalam bukunya yang monumental “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”, dapat dilihat tema pokoknya mengenai bagaimana perekonomian kapitalis tumbuh. Dalam buku

tersebut, teori pertumbuhanekonomi untuk pertama kalinya diungkapkan secara

panjang lebar dansistematis. Oleh karena itu, teori Adam Smith sering dianggap

sebagai awal daripengkajian masalah pertumbuhan ekonomi secara sistematis.

Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional ke

masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi

akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antarpelaku ekonomi (Kuncoro, 1997: 38-41). Pembagian kerja merupakan titik sentral

pembahasan dalam teori Adam Smith, dalam upaya meningkatkan produktivitas

tenaga kerja. Terciptanya spesialisasi dari tiap-tiap pelaku ekonomi ini didorong

oleh faktor-faktor (1) peningkatan keterampilan pekerja, dan (2) penemuan

mesin-mesin yang menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi jika tahap

pembangunan ekonomi telah menuju ke sistem perekonomian modern yang

kapitalistik. Meningkatnya kompleksitas aktivitas ekonomi dan pola produksi

disertai peningkatan kebutuhan hidup di masyarakat, mengharuskan masyarakat

untuk tidak lagi memenuhi semua kebutuhan mereka secara sendiri, namun lebih

ditekankan pada keahlian tertentu untuk menggeluti bidang tertentu. Secara garis

(7)

negara. Sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu

(Budiono, 1992: 7-8) :

a. sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah);

b. sumber daya manusia (jumlah penduduk);

c. stok barang kapital yang ada.

Menurut Adam Smith, sumber-sumber alam merupakan wadah yang paling

mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber-sumber alam

yang tersedia merupakan batas maksimal bagi pertumbuhan perekonomian

tersebut. Unsur yang kedua adalah sumber daya manusia atau jumlah penduduk.

Dalam proses pertumbuhan output, unsur ini dianggap mempunyai peranan pasif, dalam arti bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga

kerja.

Unsur produksi yang ketiga yaitu stok kapital, yang secara aktif menentukan

output. Smith memang memberikan peranan sentral kepada pertumbuhan stok kapital atau akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan output. Apa yang terjadi dengan tingkat output tergantung pada apa yang terjadi pada stok kapital.

Di samping itu laju pertumbuhan output juga tergantung pada laju pertumbuhan stok kapital.

Menurut Adam Smith, proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan

dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lain. Timbulnya

peningkatan kinerja pada satu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi

pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi,

dan memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi

semakin pesat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya harus tunduk terhadap fungsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya alam dan manusia. Pertumbuhan ekonomi satu Negara akan mulai mengalami

perlambatan jika daya dukung alam dan keterampilan penduduk tidak mampu

(8)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Strategi Pembangunan

Dalam rangka Pengembangan Wilayah Strategis & Pariwisata Cepat Tumbuh

di Kabupaten Pangandaran ini, Pemerintah Pangandaran memberi fondasi dengan

melakukan 4 program peningkatan, yaitu pada Bidang Pemerintahan, Bidang

Ekonomi, Bidang Fisik & Lingkungan Hidup dan Bidang Pembangunan dan

Infrastruktur Wilayah.

A. Bidang Pemerintahan

Pada bidang pemerintahan ini pemerintah melakukan strategi pembangunan,

dengan menciptakan :

o Tata Kelola Pemerintahan modern

o Kerjasama multipihak bersama masyarakat global

o Urusan Pemerintahan strategis lainnya atas dasar kesepakatan

Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui

Peraturan gubernur

B. Bidang Ekonomi

Pada bidang ekonomi ini pemerintah melakukan strategi pembangunan dengan

membentuk :

o Kawasan destinasi wisata dunia

o Kawasan industri strategis

o Pengelolaan dan Pemeliharaan Daya Tarik Wisata (misal: Cagar Alam)

o Memperbanyak produk wisata yang dapat dikembangkan (misal:

Sungai Cikembulan) dapat dikemas dengan beragam sehingga tidak

sama dengan wisata lain yang ada di Pangandaran

o Wisata dikemas tidah hanya fisik, tetapi ciri khas budaya

o Promosi (dikemas dengan baik dan menarik)

(9)

C. Bidang Fisik dan Lingkungan Hidup

Pada bidang FLH ini pemerintah melakukan strategi pembangunan, dengan

menciptakan :

o Daerah berkelanjutan yang modern dan berwawasan lingkungan:

 Modern  mempertimbangkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung

lingkungan

 Berwawasan Lingkungan  mengurangi pencemaran terhadap lingkungan, pemenuhan RTH, revitalisasi permukiman kumuh dan

rumah tidak layak huni, penghematan sumberdaya pangan, air dan

energi

o Infrastruktur transportasi jalan

o Infrastruktur transportasi perhubungan

o Infrastruktur permukiman dan lingkungan hidup

o Infrastruktur sistem drainase skala metropolitan

o Infrastruktur energi kelistrikan

o Infrastruktur telekomunikasi

D. Bidang Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Wilayah

Pada bidang Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur wilayah ini

pemerintah melakukan strategi pembangunan :

 Pembangunan dan peningkatan infrastruktur transportasi jalan, antara lain:

 Jalan Tol Cileunyi – Nagreg - Tasikmalaya – Ciamis – Banjar  Jalan Tol Banjar – Pangandaran

 Jalan Tol Poros Timur di jalur Pangandaran – Ciamis – Cikijing – Cirebon

 Jalan horizontal di Jawa Barat bagian Selatan

 Jalan horizontal Tengah Selatan – Selatan Jawa Barat

(10)

 Bandara Nusawiru

 Jalur Kereta Api Banjar – Pangandaran

 Pembangunan Infrastruktur Perhubungan strategis lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah diatur

dengan Peraturan gubernur

 Pembangunan dan peningkatan infrastruktur permukiman, antara lain:  Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu

 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)  Sistem Pengelolaan Air Limbah

 Jaringan Drainase Perkotaan

 Kawasan siap banun dan lingkungan siap bangun

 Pusat kebudayaan dan rekreasi skala nasional dan internasional 4 program diatas merupakan rencana strategis yang akan dilakukan unutk

membuat Kabupaten Pangandaran menjadi cepat tumbuh. Sebelum membuat

Pangandaran ini menjadi daerah tujuan wisata dunia, tentu harus dibangun terlebih

dahulu meningkatkan bidang lainnya seperti yang disebutkan diatas.

Pemerintah Kabupaten Pangandaran melakukan strategi untuk

mengembangkan pariwisatanya dengan konsep Pariwisata Berkelanjutan

(Suistainable Tourism). Untuk mewujudkannya maka ada tiga prinsip utama dalam sustainability development yang digunakan, yaitu (McIntyre, 1993:10):

1. Ecological Sustainability, yakni memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan sesuai dengan proses ekologi, biologi, dan keragaman sumber daya

ekologi yang ada.

2. Social and Cultural Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar

dan sesuai dengan kebudayaan serta nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat

(11)

3. Economic Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan efisien secara ekonomi dan bahwa sumber daya yang digunakan

dapat bertahan bagi kebutuhan di masa mendatang. Sementara itu dilain hal,

sektor pariwisata terdiri atas beberapa komponen yang berbeda yang harus

benar-benar dimengerti dan direncanakan dan dikembangkan secara

terintegrasi dalam masyarakat. Segalanya untuk kenyamanan perencanaan

pariwisata dalam masyarakat itu sendiri.

Program-program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran

berdasarkan hasil analisis penulis yaitu, melalui pendekatan teori pertumbuhan

yang dikemukakan oleh Adam Smith dimana dalam proses pertumbuhan dan

pengembangan daerahnya ini dengan memanfaatkan segala hal yang sudah

tersedia, baik itu sumber-sumber alam, tenaga kerja (pertumbuhan penduduk),

maupun jumlah persediaan. Seperti yang telah dipaparkan diatas mengenai strategi

pengembangan wilayah strategis, Pangandaran memiliki daerah hamparan yang

dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan daerah, diantaranya yaitu pada sektor

pariwisata. Sebelum meningkatkan sektor pariwisata, pemerintah terlebih dahulu

meningkatkan infrastruktur dan hal lainnya untuk menopang pariwisata nantinya.

Dalam programnya, pemerintah mencari tempat-tempat baru yang bisa

dikembangkan sebagai daerah wisata dengan membentuk sebuah komunitas

penggerak pariwisata (KOMPEPAR) sebagai wadah yang menaungi wisata-wisata

yang ada di desa-desa, KOMPEPAR ini memiliki peran yang cukup vital untuk

pengembangan tempat wisata baru yang ada, kemudian akan diinput ke Dinas

pariwisata.

KOMPEPAR adalah salah satu unsur “masyarakat pariwisata” yang

berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam membangun dan

mengembangkan dunia kepariwisataan. Dalam mekanisme kerjanya, masyarakat

dan pemerintah memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita. Yakni pembangunan,

terutama sektor pariwisata yang berbasiskan pada nilai-nilai kearifan lokal dengan

(12)

Adapun tugas dari KOMPEPAR yaitu meningkatkan motivasi masyarakat

dalam rangka mendukung pembangunan kepariwisataan, serta meningkatkan

kemampuan dan keterampilan anggota. KOMPEPAR memiliki fungsi sebagai

berikut:

1. Peningkatan peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam menata

pelayanan dan kebutuhan persinggahan wisatawan.

2. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaaya pengembangan

kepariwisataan.

3. Menggalakan usaha-usaha akses yang mungkin timbul sebagai akibat

pengembangan pariwisata dan atau membatasi pengaruh tersebut serta

meningkatkan daya tahan masyarakat dalam menghadapi akibat

negative pariwisata.

4. Peningkatan kebersihan dan ketertiban lingkungan.

5. Pemanfaatan dan peningkatan potensi obyek wisata serta pelayanan jasa

pariwisata.

6. Bertindak sebagai motivator, fasilitator, dan komunikator terhadap

masyarakat sekitar obyek daya tarik wisata.

Selain itu KOMPEPAR juga memiliki ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:

1. Mengadakan penyuluhan kepada unsur-unsur dalam kepariwisataan

maupun unsur masyarakat lain.

2. Mengadakan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan bagi

anggota KOMPEPAR agar menjadi sumber daya manusia sebagai

tenaga yang siap. Misalnya, mengadakan latihan di bidang peningkatan

mutu kerajinan, kesenian dan pelayanan jasa usaha pariwisata serta

menampilkan hasil pembinaan dalam kegiatan promosi.

3. Menyebarkan informasi tentang kepariwisataan di lingkungan sekolah,

organisasi pemuda dan masyarakat umum baik langsung maupun tidak

langsung yaitu melalui media cetak maupun elektronik.

(13)

KOMPEPAR mengenai perkembangan organisasi KOMPEPAR.

5. Menyelenggarakan berbagai kegiatan atraksi wisata dan budaya

6. Menyelenggarakan bakti wisata ditingkat Desa/Kecamatan dengan

melibatkan para pengusaha jasa pariwisata dalam rangka menunjang

program K3 dan sapta pesona.

7. Menyelenggarakan upaya pencaria dana kelompok penggerak

pariwisata (KOMPEPAR) melalui penjualan cinderamata, pendirian

koperasi, kios dan lain sebagainya.

(Sumber: KOMPEPAR Kabupaten Pangandaran,2016)

Selain KOMPEPAR, pemerintah juga membentuk ketua adat disetiap desa

yang ada di Pangandaran yang dinanungi KOMPEPAR,untuk memanajemen

wisata. Tentunya program ini dengan menerapkan prinsip pemanfaatan tenaga

kerja yang ada di Kabupaten Pangandaran, sesuai teori pertumbuhan Adam Smith.

Pemanfataan sumber daya alam sebagai daerah wisata Pangandaran, maka akan

menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak untuk masyarakatnya, masyarakat

dapat membuka toko souvenir, tempat oleh-oleh, dan menyediakan jasa-jasa

penginapan/travel disekitar tempat wisata. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Adam Smith, bahwa jika persediaan barang modal termasuk

dalam unsur produksi sebagai penentuan tingkat output dan berperan dalam proses

pertumbuhan output. Persediaan barang modal berpengaruh terhadap tingkat

output total. Persediaan barang modal berpengaruh terhadap tingkat output total

dapat secara langsung, sedangkan stok modal berpengaruh terhadap tingkat output

total secara tidak langsung. Apabila sumber daya tersedia dan dimanfaatkan secara

maksimal maka akan menghasilkan tingkat pendapatan langsung , dan akan

berkontribusi untuk memajukan daerah dengan pendapatan yang diperoleh untuk

mempercepat pertumbuhan. Dalam Teori ini, pertumbuhan ekonomi akan semakin

terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antarpelaku ekonomi (Kuncoro, 1997: 38-41). Pemerintah Kab. Pangandaran melatih dan terus membina para

(14)

di Pangandaran agar mampu menciptakan Pangandaran sebagai tempat tujuan

wisata yang banyak dikunjungi, dengan strategi-strategi yang dilakukan diatas,

untuk mendapatkan Income sebagai titik pertumbuhan dan pengembangan wilayah. Pembagian kerja yang sebelumnya tidak terspesialisasi di Pangandaran

mengakibatkan lambatnya ekonomi tumbuh. Namun setelah pembagian kerja

terspesialisasi, hal ini memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi di

Pangandaran.

3.2. Strategi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy (1984 : 35), intinya strategi adalah

perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik operasional. Sebuah strategi komunikasi

hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui

bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi

mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan,

mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan

sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat

dijangkau secara lebih efektif.

Pendekatan Partisipasi

Verhangen (1979) dalam Mardikanto (2003) menyatakan bahwa, partisipasi

merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan

dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat. Sementara itu,

Theodorson dalam Mardikanto (1994) mengemukakan bahwa dalam pengertian

sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang

(individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan

atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif

ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat

diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk

mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau

(15)

Pendekatan Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk

memberikan kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat untuk

secara bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. Pembagian kewenangan

ini dilakukan berdasarkan tingkat keikutsertaan (level of involvement) masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat bertujuan untuk mencari solusi

permasalahan yang lebih baik dalam suatu komunitas dengan membuka lebih

banyak kesempatan bagi masyarakat untuk ikut memberikan kontribusi sehingga

implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efesien, dan berkelanjutan. Dari

banyak pengalaman tentang pelaksanaan pembangunan yang dijumpai banyak

pembangunan yang dikatakan untuk kepentingan rakyat ternyata kenyataanya

tidak sesuai dengan apa yang di inginkan yang dikehendaki rakyat sebagai

penikmat pembangunan tersebut.

Arnstein (1969) menjelaskan partisipasi sebagai arti di mana warga negara

dapat mempengaruhi perubahan sosial penting, yang dapat membuat mereka

berbagi manfaat dari masyarakat atas.

Pendekatan/Strategi komunikasi yang dilakukan Pemerintah kabupaten

Pangandaran, menurut hasil analisis penulis yaitu menggunakan prinsip

pendekatan partisipatif dan pendeketan Bottom Up. Dimana masyarakat

berperan dalam proses pengembangan wilayah, dan melakukan penyusunan

program-program pembangunan melalui mekanisme dari bawah ke atas, dengan

pendekatan memperlakukan manusia sebagai subyek dan bukan obyek

pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Pangandaran sebelum melakukan dan membuat suatu

program dan kebijakan terlebih dahulu mendengar aspirasi masyarakatnya, dengan

rutin mengadakan FGD diantara pemerintahan dan masyarakat. Dalam

musyawarah itu biasanya membahas mengenai masalah-masalah yang ada di

Pangandaran. Dari hasil FGD itulah kemudian muncul beberapa program yang

nantinya akan direalisasikan. Salah satu contohnya yaitu 4 program yang menjadi

fondasi pariwisata diatas, hal itu melalui FGD terlebih dahulu. Dimana dari FGD

(16)

masyarakat, sehingga dalam membuat program atau kebijkan dapat sejalan dengan

apa yang diinginkan oleh masyarakat. Pendekatan ini merupakan upaya

melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam

perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan

komitmen sepenuhnya untuk melaksanakannya.

Beberapa Pendekatan partisipatif yang digunakan Pemerintah Kab.

Pangandaran yaitu :

Pendekatan Partisipatif Tahap I

Pada tahap pertama, dilakukan pembentukan struktur-struktur baru untuk

peningkatan kemampuan teknis sekaligus kemampuan manajerial pengelolaan

pariwisata. Dalam hal ini fokus untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Pendekatan Partisipatif Tahap II

Pada tahap kedua dilakukan pemberian insentif berupa pembukaan akses

pariwisata. Bentuk insentif tersebut bisa dalam bentuk fasilitasi pembuatan

kerjasama dengan bantuan permodalan dan manajemen pengaturan pola arus

pengunjung.

Pendekatan Partisipatif Tahap III

Melakukan sosialisasi dan merealisasikan program sesuai peraturan-peraturan

(PERDA) yang terkait dengan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang

dilakukan baik oleh swasta, masyarakat maupun programprogram dari Dinas

Pariwisata dan Budaya Kabupaten Pangandaran.

Pemerintah Kabupaten yakin, apabila semua elemen dapat bekerja sama, maka

proses pertumbuhan dan pengembangan daerah Pangandaran ini dapat berjalan

dengan lacncar dan bisa melesat dengan cepat menyusul daerah yang lainnya.

Seluruh elemen yang ada di pangandaran ini digerakkan untuk memunculkan

ide-ide atau inovasi-inovasi untuk pengembangan daerah, khususnya pada sektor

kepariwisataan. Dari hasil musyawarah-musyawarah itu munculah ide-ide kreatif

dan terbukti sekarang banyak tempat wisata baru yang dibuka di Pangandaran,

karena peran masyarakat dilibatkan secara penuh untuk ikut serta membangun

(17)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Strategi Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten

Pangandaran telah berjalan dengan baik, terbukti dengan peningkatan-peningkatan

yang telah terjadi di Pangandaran. Hal ini menandakan bahwa program yang

dilakukan pemerintah Pangandaran sudah berhasil. Dimana tahap pembangunan

wilayah strategis sudah memnuculkan banyak tempat-tempat wisata baru dan

infrastruktur pun semakin meningkat. Keberhasilan program ini tentu tidak

terlepas dari pendekatan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan partisipatif dan bottom up, yang melibatkan masayarakat untuk ikut memajukan Pangandaran.

4.2. Saran

Dari hasil analisis, maka dapat diberikan saran-saran bagi pihak-pihak yang

terkait dalam mengembangkan Kabupaten Pangandaran sebagai kawasan strategis

dan cepat tumbuh, sebagai beikut :

1. Peningkatan aparatur pemerintah daerah dengan SDM yang pendidikannya

bagus, disiplin dan profesional, sangat perlu dikembangkan untuk

meningkatkan dalam sebuah usaha memberikan suatu pelayanan yang terbaik

dari pemerintah daerah kepada masyarakatnya. Membuat network jaringan wisata ke tempat lain yang berdekatan, misalnya pemerintah menyediakan bis

khusus yang membawa penumpang berkeliling ke tempat wisata lain di sekitar

Pangandaran dengan membayar ongkos yang lebih murah.

2. Lebih mengembangkan wisata kuliner yang berbentuk buah tangan khas

Pangandaran. Sehingga ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan dan

untuk meningkatkan perekonomin masyarakat sekitar Pangandaran.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, D., 2014. Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat. Bandung, Badan Perencananaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat.

Pariwisata Berkelanjutan : Prinsip-prinsipPembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Pusat Penelitian Kepariwisataan ITB, www.p2par.itb.ac.id [Accessed 15 Maret 2018].

Pariwisata, D., n.d. Dispar Kab. Pangandaran. [Online]

Available at: http://dispar.pangandarankab.go.id/profil-pariwisata-kabupaten-pangandaran/ [Accessed 16 Maret 2018].

http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2014/04/23/278821/kabupatenpangandaran-jadi-pusat pengembangan-pariwisata-jabar [Accessed 16 Maret 2018].

https://www.academia.edu/16471070/Bentuk_Pengelolaan_Potensi_Pariwisata-Pantai_Pangandaran_Jawabarat [Accessed 16 Maret 2018].

https://pakarkomunikasi.com/teori-strategi-komunikasi [Accessed 17 Maret 2018]. http://bappeda.jabarprov.go.id/documents/rancangan-rpjmd-kabupaten-pangandaran-2016-2021/[Accessed 16 Maret 2018].

http://www.penataanruang.com/kawasan-strategis2.html [Accessed 16 Maret 2018]. KOMPEPAR Kabupaten Pangandaran,2016 kompeparpangandaran.wordpress.com [Accessed 17 Maret 2018]

Koran Pikiran Rakyat, Tahun 2013 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012

Permendagri Nomor 29 tahun 2008

Stainer dan Miner (1997: 2)

Webster’s New World Dictionary dalam Udaya, dkk (2013: 6)

Silalahi, 2002: 10-11

George (dalam Boedi Dewantoro, 2001: 139-140)

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 Yoeti, 1996: 118-119

Sukirno (2000) Kuncoro, 1997: 38-41 Budiono, 1992: 7-8)

Teori Pertumbuhan Adam Smith Adam Smith (1723-1790) McIntyre, 1993:10

Onong Uchjana Effendy (1984 : 35),

Verhangen (1979) dalam Mardikanto (2003) Theodorson dalam Mardikanto (1994) Arnstein (1969)

Dokumen-Dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian ini dapat dilihat dari kesesuaian makna dan tujuan perkawinan, syarat- syarat perkawinan sudah terpenuhi, tata cara pernikahan ( ijab kabul ) sudah dilaksanakan,

[r]

Seringnya nama The Future keluar menjadi juara festival band, membuat para peserta lain jadi iri dan membully mereka.. Nggak jarang juga berseliweran tudingan

Pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2012-2014 telah banyak yang mengikuti workshop tentang Teknologi Informasi Dan Kepegawaian dimaksudkan

Pasar yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa (FSR) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta,. dan dimuat dalam

CV. Saung Alit selanjutnya, yaitu: 1) Aspek Manajerial: a) Memberikan pelatihan pada admin CV. Saung Alit agar mampu menggunakan sistem informasi yang telah dibangun agar

This research was aimed to study the inoculation effects of microbial N 2 -fixers ( Azotobacter sp. and Azospirillum sp. ) and microbial P-solubilizers ( A. fluorescens ) in

"hata Pelaksanaan Kerja. Pcrhaikan metode pekerjaan. Penempatan p°ke!ja yang tepat, pembvaan dan pelarihan. Pemblinaan dan pengawasan dalam menjalankan tugas. Peningkatan