• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Sistem Kerja Pada Proses Pembuatan Huruf Timbul (Studi Kasus Di CV.Karya Indah Tegal) - MCUrepository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbaikan Sistem Kerja Pada Proses Pembuatan Huruf Timbul (Studi Kasus Di CV.Karya Indah Tegal) - MCUrepository"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

Stasiun 1 Pemotongan Lembaran Calvanil

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 20.09 7 19.45 13 20.43 19 21.23 25 19.73 31 20.36 2 19.42 8 20.16 14 21.39 20 20.15 26 20.56 32 19.78 3 20.29 9 21.23 15 19.36 21 19.61 27 19.25 33 19.56 4 21.05 10 19.24 16 19.61 22 20.76 28 19.35 34 20.13 5 20.4 11 20.58 17 21.07 23 20.08 29 20.62 35 19.46 6 19.93 12 20.93 18 20.75 24 19.86 30 21.12 36 20.48

Uji Kenormalan Stasiun1

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

C = (Xmax – Xmin)/K C = (21.39 – 19.24)/6.135 C = 0.35

Interval

Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2)

P(Z2)-P(Z1) ei ei gab oi

gab (oi-ei)2/ei < 19.24 <19.235 0 ~ -1.40 0 0.080 0.080 2.887

19.24 - 19.59 19.235 - 19.595 8 -1.40 -0.82 0.080 0.206 0.126 4.538 7.425 8 0.0445286 19.60 - 19.95 19.595 - 19.955 6 -0.82 -0.24 0.206 0.407 0.201 7.226 7.226 6 0.2080094 19.96 - 20.31 19.955 - 20.315 7 -0.24 0.35 0.407 0.636 0.229 8.259 8.259 7 0.1919217 20.32 - 20.67 20.315 - 20.675 7 0.35 0.93 0.636 0.825 0.188 6.775 6.775 7 0.0074723 20.68 - 21.03 20.675 - 21.035 3 0.93 1.52 0.825 0.935 0.111 3.988

21.04 - 21.39 21.035 - 21.755 5 1.52 2.69 0.935 0.996 0.061 2.195 21.40 - 21.75 21.755 - 21.685 0 2.69 2.57 0.996 0.995 -0.001 -0.052 >21.76 > 21.685 0 2.10 ~ 0.982 1 0.000 0.000

5.673 8 0.9545089

(2)

V = K – r - 1

Uji Keseragaman Stasiun1

Kolom Ke-

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

(3)

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun1

(4)

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun1

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 20.17 * 1.01 Wn = 20.37 detik

Keterangan :

Wn = Waktu normal Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 20.37 ( 1 + 0.36 ) Wb =27.70 detik

Keterangan :

(5)

Stasiun 2 Pencetakan Huruf ( pengemalan )

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 9.51 7 8.73 13 9.12 19 8.53 25 7.89 31 8.99 2 8.95 8 9.55 14 9.69 20 9.64 26 9.73 32 8.56 3 8.79 9 9.13 15 9.65 21 8.78 27 8.32 33 9.56 4 8.45 10 9.46 16 7.85 22 8.13 28 8.56 34 9.02 5 8.64 11 9.31 17 8.46 23 9.03 29 8.44 35 8.35 6 9.56 12 8.75 18 8.55 24 8.65 30 9.14 36 9.23

Uji Kenormalan Stasiun 2

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

C = (Xmax – Xmin)/K C = (9.73 – 7.85)/6.135 C = 0.3064

Interval

Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2) P(Z2)-P(Z1) ei ei gab oi

gab (oi-ei)2/ei < 7.85 <7.845 0 ~ -2.02 0 0.022 0.022 0.779

7.85 - 8.15 7.845 - 8.155 3 -2.02 -1.43 0.022 0.077 0.055 1.985 8.16 - 8.46 8.155 - 8.465 5 -1.43 -0.83 0.077 0.202 0.126 4.521

7.285 8 0.07027466

8.47 - 8.77 8.465 - 8.775 8 -0.83 -0.24 0.202 0.405 0.203 7.309 7.309 8 0.06532782 8.78 - 9.08 8.775 - 9.085 6 -0.24 0.35 0.405 0.638 0.233 8.391 8.391 6 0.68131105

9.09 - 9.39 9.085 - 9.395 5 0.35 0.95 0.638 0.828 0.190 6.840 9.40 - 9.70 9.395 - 9.75 8 0.95 1.63 0.828 0.948 0.120 4.312 9.71 - 10.01 9.75 - 10.015 1 1.63 2.14 0.948 0.984 0.016 0.588

>10.02 > 10.015 0 2.14 ~ 0.984 1 0.000 0.000

11.74 14 0.43505963

(6)

V = K – r - 1

Uji Keseragaman Stasiun 2

Kolom Ke-

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

(7)

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun 2

(8)

[ ]

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 2

Perhitungan Waktu Siklus

Keterangan :

Keterangan :

Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Normal

Keterangan :

(9)

P = Waktu Penyesuaian Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 8,99 ( 1 + 0,32 ) Wb = 11.86 detik

Keterangan :

Wb = Waktu Baku Wn = Waktu Normal A = Faktor Kelonggaran

Stasiun 3 Pemotongan Huruf Cetakan

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 80.98 7 79.56 13 79.68 19 81.25 25 76.15 31 78.65 2 79.56 8 78.73 14 80.05 20 79.21 26 78.65 32 79.15 3 81.02 9 80.46 15 79.23 21 79.15 27 78.45 33 79.26 4 78.36 10 79.33 16 79.56 22 80.23 28 80.04 34 79.36 5 78.68 11 78.54 17 79.29 23 78.25 29 79.36 35 78.23 6 76.89 12 79.26 18 78.84 24 78.63 30 79.26 36 78.54

Uji Kenormalan Stasiun 3

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

(10)

Interval Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2)

gab (oi-ei)2/ei

< 76.15 <76.145 0 ~

11.2 11 0.004431

78.67 - 79.50 78.665 - 79.505 14

8.86 11 0.515803

36 1.018614

Uji Keseragaman Stasiun 3

Kolom Ke-

(11)

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

Grafik Keseragaman

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun 3

(12)

Karena N’ < N maka datanya cukup

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 3

[ ]

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

(13)

Perhitungan Waktu Normal Wn = Ws * P

Wn = 79.16 *1.01 Wn = 79,95 detik

Keterangan :

Wn = Waktu normal Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb =79,95 ( 1 + 0.32 ) Wb = 105,53 detik

Keterangan :

Wb = Waktu Baku Wn = Waktu Normal A = Faktor Kelonggaran

Stasiun 4 Pematrian Huruf

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(14)

Uji Kenormalan Stasiun 4

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

C = (Xmax – Xmin)/K C = (984.65 – 977.32)/6.135 C = 1.19

Interval Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2) P(Z2)-P(Z1) ei ei gab oi gab (oi-ei)2/ei < 977.32 <977.315 0 ~ -1.61 0 0.053 0.053 1.914

977.32 - 978.51 977.315 - 978.515 7 -1.61 -0.87 0.053 0.193 0.140 5.050

6.964 7 0.000186

978.52 - 979.71 978.515 - 979.715 11 -0.87 -0.12 0.193 0.454 0.261 9.379 9.379 11 0.280162 979.72 - 980.91 979.715 - 980.915 8 -0.12 0.63 0.454 0.737 0.283 10.188 10.188 8 0.4699 980.92 - 982.11 980.915 - 982.115 6 0.63 1.38 0.737 0.917 0.180 6.473

982.12 - 983.31 982.115 - 983.315 3 1.38 2.13 0.917 0.984 0.067 2.404 983.32 - 984.51 983.315 - 984.515 0 2.13 2.88 0.984 0.998 0.014 0.521 984.52 - 985.71 984.515 - 985.715 1 2.88 3.63 0.998 0.999 0.002 0.066

>985.72 > 985.715 36 3.63 ~ 1.000 1 0.000 0.000

9.464 10 0.030357

0.780605

V = K – r-1 V = 4 – 2 -1 V = 1

=

05 . 0 ; 1 3

X 3.841

05 . 0 ; 1 2 2

X

X < Æ 0.780 < 3.841

(15)

Uji Keseragaman Stasiun 4

Kolom Ke- Rata-Rata

1 2 3 4 5 6

1 980.83 978.25 979.52 978.54 980.17 981.22 979.76 2 980.73 980.26 981.35 982.15 980.73 978.59 980.64 3 981.40 979.33 979.26 981.15 980.45 979.26 980.14 4 979.40 981.54 979.75 982.17 978.82 980.53 980.37 5 982.75 979.71 978.25 979.15 979.36 977.94 979.53 Baris ke -

6 977.32 978.25 981.23 984.65 978.48 977.45 979.56

x 980.00

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

(16)

Uji Kecukupan Stasiun 4

Xi=35279.94

(

)

( )

34574372 1244674166 2

2

= =

Xi

Xi

2

2 2 2) ( ) (

. ) / ( '

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣

Xi

Xi Xi

(17)

Karena N’< N maka datanya cukup

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 4

[

]

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 980.0 * 1.01 Wn = 989,8 detik

Keterangan :

(18)

Perhitungan Waktu Baku Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 989,8 ( 1 + 0.25 ) Wb = 1237,25 detik

Keterangan :

Wb = Waktu Baku Wn = Waktu Normal A = Faktor Kelonggaran

Stasiun 5 Pengecatan

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 182.40 7 181.32 13 182.06 19 179.35 25 184.36 31 185.01 2 178.56 8 186.03 14 182.56 20 181.46 26 179.23 32 182.45 3 181.22 9 178.86 15 179.26 21 179.46 27 180.40 33 187.03 4 182.32 10 179.56 16 178.26 22 179.45 28 181.59 34 181.37 5 183.14 11 184.21 17 179.36 23 179.26 29 179.26 35 178.54 6 179.32 12 175.65 18 180.26 24 182.45 30 180.45 36 182.36

Uji Kenormalan Stasiun 5

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

(19)

Interval Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2)

8,641 12 1,3057379

179.37 - 181.22 179,365 - 181,225 7

7,06 6 0,1591224

2,7142852

Uji Keseragaman Stasiun 5

Kolom Ke-

1 2 3 4 5 6 Rata-Rata

1 182.40 178.56 181.22 182.32 183.14 179.32 181.16 2 181.32 186.03 178.86 179.56 184.21 175.65 180.94 3 182.06 182.56 179.26 178.26 179.36 180.26 180.29 4 179.35 181.46 179.46 179.45 179.26 182.45 180.24 5 184.36 179.23 180.40 181.59 179.26 180.45 180.88 Baris ke -

6 185.01 182.45 187.03 181.37 178.54 182.36 182.79

(20)

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

Grafik Keseragaman

Grafik Keseragaman

(21)

Karena N1<N maka datanya cukup

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 5

[ ]

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 181.05 * 1.01 Wn = 182.86 detik

Keterangan :

(22)

Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 182.86 ( 1 + 0.28 ) Wb = 234,06 detik

Keterangan :

(23)

Satasiun 1 Pemotongan Lembaran Calvanil

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 20.09 7 19.42 13 20.29 19 21.05 25 20.4 31 19.93 2 19.45 8 20.16 14 20.23 20 19.24 26 20.58 32 20.93 3 20.43 9 21.39 15 19.36 21 19.61 27 21.07 33 20.75 4 21.23 10 20.15 16 19.61 22 20.76 28 20.08 34 19.86 5 19.73 11 20.56 17 19.25 23 19.35 29 20.62 35 21.12 6 20.36 12 19.78 18 19.56 24 20.13 30 19.46 36 20.48

Uji Kenormalan Stasiun1

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

C = (Xmax – Xmin)/K C = (10.39 – 8.24)/6.135 C = 0.35

Interval

Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2)

P(Z2)-P(Z1) ei ei gab oi

gab (oi-ei)2/ei < 19.24 <19.235 0 ~ -1.40 0 0.080 0.080 2.887

19.24 - 19.59 19.235 - 19.595 8 -1.40 -0.82 0.080 0.206 0.126 4.538 7.425 8 0.0445286 19.60 - 19.95 19.595 - 19.955 6 -0.82 -0.24 0.206 0.407 0.201 7.226 7.226 6 0.2080094 19.96 - 20.31 19.955 - 20.315 7 -0.24 0.35 0.407 0.636 0.229 8.259 8.259 7 0.1919217 20.32 - 20.67 20.315 - 20.675 7 0.35 0.93 0.636 0.825 0.188 6.775 6.775 7 0.0074723 20.68 - 21.03 20.675 - 21.035 3 0.93 1.52 0.825 0.935 0.111 3.988

21.04 - 21.39 21.035 - 21.755 5 1.52 2.69 0.935 0.996 0.061 2.195 21.40 - 21.75 21.755 - 21.685 0 2.69 2.57 0.996 0.995 -0.001 -0.052 >21.76 > 21.685 0 2.10 ~ 0.982 1 0.000 0.000

5.673 8 0.9545089

(24)

V = K – r - 1

Uji Keseragaman Stasiun1

Kolom Ke-

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

(25)

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun1

(26)

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun1

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 20.17 * 1.01 Wn = 20.37 detik

Keterangan :

Wn = Waktu normal Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 20.37 ( 1 + 0.36 ) Wb =27.70 detik

Keterangan :

(27)

Stasiun 2 Pencetakan Huruf ( pengemalan )

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 9.51 7 8.73 13 9.12 19 8.53 25 7.89 31 8.99 2 8.95 8 9.55 14 9.69 20 9.64 26 9.73 32 8.56 3 8.79 9 9.13 15 9.65 21 8.78 27 8.32 33 9.56 4 8.45 10 9.46 16 7.85 22 8.13 28 8.56 34 9.02 5 8.64 11 9.31 17 8.46 23 9.03 29 8.44 35 8.35 6 9.56 12 8.75 18 8.55 24 8.65 30 9.14 36 9.23

Uji Kenormalan Stasiun 2

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

C = (Xmax – Xmin)/K C = (9.73 – 7.85)/6.135 C = 0.3064

Interval

Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2) P(Z2)-P(Z1) ei ei gab oi

gab (oi-ei)2/ei < 7.85 <7.845 0 ~ -2.02 0 0.022 0.022 0.779

7.85 - 8.15 7.845 - 8.155 3 -2.02 -1.43 0.022 0.077 0.055 1.985 8.16 - 8.46 8.155 - 8.465 5 -1.43 -0.83 0.077 0.202 0.126 4.521

7.285 8 0.07027466

8.47 - 8.77 8.465 - 8.775 8 -0.83 -0.24 0.202 0.405 0.203 7.309 7.309 8 0.06532782 8.78 - 9.08 8.775 - 9.085 6 -0.24 0.35 0.405 0.638 0.233 8.391 8.391 6 0.68131105

9.09 - 9.39 9.085 - 9.395 5 0.35 0.95 0.638 0.828 0.190 6.840 9.40 - 9.70 9.395 - 9.75 8 0.95 1.63 0.828 0.948 0.120 4.312 9.71 - 10.01 9.75 - 10.015 1 1.63 2.14 0.948 0.984 0.016 0.588

>10.02 > 10.015 0 2.14 ~ 0.984 1 0.000 0.000

11.74 14 0.43505963

36 1.2520

(28)

V = 1

Uji Keseragaman Stasiun 2

Kolom Ke-

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

(29)

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun 2

(30)

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 2

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 8.91 * 1.01 Wn = 8,99 detik

Keterangan :

Wn = Waktu normal Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 8,99 ( 1 + 0,32 ) Wb = 11.86 detik

Keterangan :

(31)

Stasiun 3 Pemotongan Huruf Cetakan

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 80.98 7 79.56 13 79.68 19 81.25 25 76.15 31 78.65 2 79.56 8 78.73 14 80.05 20 79.21 26 78.65 32 79.15 3 81.02 9 80.46 15 79.23 21 79.15 27 78.45 33 79.26 4 78.36 10 79.33 16 79.56 22 80.23 28 80.04 34 79.36 5 78.68 11 78.54 17 79.29 23 78.25 29 79.36 35 78.23 6 76.89 12 79.26 18 78.84 24 78.63 30 79.26 36 78.54

Uji Kenormalan Stasiun 3

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

(32)

Interval Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2)

gab (oi-ei)2/ei

< 76.15 <76.145 0 ~

11.2 11 0.004431

78.67 - 79.50 78.665 - 79.505 14

8.86 11 0.515803

36 1.018614 Uji Keseragaman Stasiun 3

Kolom Ke-

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

(33)

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

Grafik Keseragaman

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun 3

(34)

Karena N’ < N maka datanya cukup

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 3

[ ]

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

(35)

Perhitungan Waktu Normal Wn = Ws * P

Wn = 79.16 *1.01 Wn = 79,95 detik

Keterangan :

Wn = Waktu normal Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb =79,95 ( 1 + 0.32 ) Wb = 105,53 detik

Keterangan :

Wb = Waktu Baku Wn = Waktu Normal A = Faktor Kelonggaran

Stasiun 4 Pematrian Huruf

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(36)

Uji Kenormalan Stasiun 4

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

C = (Xmax – Xmin)/K C = (984.65 – 977.32)/6.135 C = 1.19

Interval Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2) P(Z2)-P(Z1) ei ei gab oi gab (oi-ei)2/ei < 977.32 <977.315 0 ~ -1.61 0 0.053 0.053 1.914

977.32 - 978.51 977.315 - 978.515 7 -1.61 -0.87 0.053 0.193 0.140 5.050

6.964 7 0.000186

978.52 - 979.71 978.515 - 979.715 11 -0.87 -0.12 0.193 0.454 0.261 9.379 9.379 11 0.280162 979.72 - 980.91 979.715 - 980.915 8 -0.12 0.63 0.454 0.737 0.283 10.188 10.188 8 0.4699 980.92 - 982.11 980.915 - 982.115 6 0.63 1.38 0.737 0.917 0.180 6.473

982.12 - 983.31 982.115 - 983.315 3 1.38 2.13 0.917 0.984 0.067 2.404 983.32 - 984.51 983.315 - 984.515 0 2.13 2.88 0.984 0.998 0.014 0.521 984.52 - 985.71 984.515 - 985.715 1 2.88 3.63 0.998 0.999 0.002 0.066

>985.72 > 985.715 36 3.63 ~ 1.000 1 0.000 0.000

9.464 10 0.030357

0.780605

V = K – r-1 V = 4 – 2 -1 V = 1

=

05 . 0 ; 1 3

X 3.841

05 . 0 ; 1 2 2

X

X < Æ 0.780 < 3.841

(37)

Uji Keseragaman Stasiun 4

Kolom Ke- Rata-Rata

1 2 3 4 5 6

1 980.83 978.25 979.52 978.54 980.17 981.22 979.76 2 980.73 980.26 981.35 982.15 980.73 978.59 980.64 3 981.40 979.33 979.26 981.15 980.45 979.26 980.14 4 979.40 981.54 979.75 982.17 978.82 980.53 980.37 5 982.75 979.71 978.25 979.15 979.36 977.94 979.53 Baris ke -

6 977.32 978.25 981.23 984.65 978.48 977.45 979.56

x 980.00

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

(38)

Grafik Keseragaman

Uji Kecukupan Stasiun 4

(39)

Karena N’< N maka datanya cukup

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 4

[

]

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 980.0 * 1.01 Wn = 989,8 detik

Keterangan :

(40)

Perhitungan Waktu Baku Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 989,8 ( 1 + 0.25 ) Wb = 1237,25 detik

Keterangan :

Wb = Waktu Baku Wn = Waktu Normal A = Faktor Kelonggaran

Stasiun 5 Pengecatan

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu kerja kerja kerja kerja kerja kerja No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) No

(detik) 1 182.40 7 181.32 13 182.06 19 179.35 25 184.36 31 185.01 2 178.56 8 186.03 14 182.56 20 181.46 26 179.23 32 182.45 3 181.22 9 178.86 15 179.26 21 179.46 27 180.40 33 187.03 4 182.32 10 179.56 16 178.26 22 179.45 28 181.59 34 181.37 5 183.14 11 184.21 17 179.36 23 179.26 29 179.26 35 178.54 6 179.32 12 175.65 18 180.26 24 182.45 30 180.45 36 182.36

Uji Kenormalan Stasiun 5

K = 3.3 Log n + 1 K = 3.3 Log 36 + 1 K = 6.135 ≈ 7

(41)

Interval Kelas Batas Kelas oi Z1 Z2 P(Z1) P(Z2)

8,641 12 1,3057379

179.37 - 181.22 179,365 - 181,225 7

7,06 6 0,1591224

2,7142852

Uji Keseragaman Stasiun 5

Kolom Ke-

1 2 3 4 5 6 Rata-Rata

1 182.40 178.56 181.22 182.32 183.14 179.32 181.16 2 181.32 186.03 178.86 179.56 184.21 175.65 180.94 3 182.06 182.56 179.26 178.26 179.36 180.26 180.29 4 179.35 181.46 179.46 179.45 179.26 182.45 180.24 5 184.36 179.23 180.40 181.59 179.26 180.45 180.88 Baris ke -

6 185.01 182.45 187.03 181.37 178.54 182.36 182.79

(42)

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Ketelitian 5 %

 Standar Deviasi dari waktu penyelesaian

=

 Standar deviasi dari distribusi harga rata – rata sub group

Grafik Keseragaman

Grafik Keseragaman

(43)

Karena N1<N maka datanya cukup

Perhitungan Ws, Wn, Wb Stasiun 5

[ ]

Perhitungan Waktu Siklus Keterangan :

Ws = Waktu Siklus Xi = Waktu Kerja N = Jumlah data

Perhitungan Waktu Normal

Wn = Ws * P

Wn = 181.05 * 1.01 Wn = 182.86 detik

Keterangan :

(44)

Ws = Waktu Siklus P = Waktu Penyesuaian

Perhitungan Waktu Baku

Wb = Wn ( 1 + A )

Wb = 182.86 ( 1 + 0.28 ) Wb = 234,06 detik

Keterangan :

(45)

BAB 2 TIN.IAUAN PUSTAKA '- - ?

3. Perancangan dan perkernbangan lingkungan kerja yang lebih baik Tujuannya adalah untuk merancang suatu lingkungan kerja yang balk a,-,ar operator tidak merasa bosan sehingga

dapat meningkatkan produktivitas.

4. Pendayagurzaan manusi7 dan pengurangan kegiatan _yang tidak perlu Tujuannya adalah untuk mengalokasikan manusia di setiap aktivitas dengan benar sehingga dapat meningkatkan

produktivitas.

S. Perbaikarz penrakaian ( alterrzatif ) balzan, nzesirz, dan tenaga nucnusia Penggantian bahan, mesin dan tenaga manusia dengan lebih balk untuk meningkatkan produktivitas.

Kreatititas seseorang memungkinkan untuk mendapatkan banyak alternati# untuk

menyelesaikao suatu pekerjaan, di mana alternatif itu mungkin tidak terbatas jumlahnya. Oleh

karena itu, alternatif tersebut harus dipilih yang paling balk berdasarkan kriteria atau Fatokan

yang diinginkan serta yang sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada sekarang,

b) Patokan-Patokan Yang Barns Diperhatikan Dalam Memilih Cara Rerja Terbaik

Patokan-patokan yang harus diperhatikan dalam memilih cara kerja yang terbaik antara

lain meiiputi :

1. Patokan ro.siologi

Patokan yan~ memberikan hubungan sosial antara sesama rekan kerja yang lebih balk.

2. Patoka:z P.sikologi

Patokan yang memherikan beban psikologi kerja yang lebih ringan keFada seokang

ooerator.

3. Patokan Maya

Patokan yang digunakan agar memberikan biaya satuan (unit cost) hasil kerja yang paling

murah_

(46)

4. Patokan Tenrrga

Patokan yang, digunakan untuk r>7tnelnukan alternatif terbaik yang menlberikan hasil kerja

yang sama derll;an menggunakan tenaga yang lebih sedikit 5. I'atok(uz Wrktu

Patokav yano digunakan untuk rllenenlukarl alternatif yang nlemberikan waktu penyelesaian

pekerjaan yang tersingkat.

G. Putokart 1'errtasururt atrrcr Pertjrralarr

Pfltolian yang dlpalkell lllltlili r17Cnl;nlllktln illterileltif terbaik; yaitll ),allL dtlpat mcmberikan

nilai pasar yang tinggi clan U.lik; yang -nehpud

b

Pr/cc ( nilai jual ) I'm~nmr~mr

MW ( hallan, desain, clan csictika

2.3 Studi Waktrr

2.3.1 1'engukuran W<rlau Kaku

Dalaw mcmiliE cara kcrja yang tcrbaik bcrdasarkan patokan waktu, maka langkah pertama

yang harus kita lakukan adalah n7elaksanakan pent;ukuran terhadap alternatit=alternatif yang ada,

kLnllldian mernilih waktu yang tersingkat.

( 2,117 ) 7ari metude kerja yang terbaik kita dapat menhul:ur waktu siklr!s; sehingga den,,,,.,an

wal.tu srl:lus tersebut kita dapat mengetaflui wuktu haku pekerjaannya.

1'ehnik-tci:nilc pcnI7'uf:urin Walau (3aku dihagi dalam ? hagiarl, antartl lain : t. Secara

Langsunh

STL'C'r ll'( r i(l/triJ'!t/lb . Illt;tUde (yilbUkUreln drrllarlel pt;Ilgalllat npetlgi'nlelll secara

langsung dl tenlpat di n7ana operator scdang mulakukan hekerjatlnnva dengan jam SO (

rncnggunakan : Stop Watch ). ( 2 , 1 17 )

(47)

Teknik Jam Henti :

b Penguj ian Kenormalan :

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya wak~tu siklus yang

diambil secara langsung. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka langsung diuji

k°seragaman data. Jika data tersebut tidak berdistribusi normal, maka penulis harus

menga.mbil data tag].

Cara melakukan uji normal :

l. Menentukan jumlah kelas (k) Aturan .Sturges : k = 1

-+- 3,3 log n 2. Carl rentangan kelas atau panjang

kelas (c) c= (max-min)/k 3. Buat tabel.

4_ Mencari ei

batas bawalr -

x;/

6 z 2 = (batas atas - X-) l cr

n = jumlah data Carl di tabel :

Ltaas = p ( z t < z < Z 2 ) = p ( z < zz)

-p ( z < zI ) p1=luasxn

Penyatuan :

Yang E; - nya kurang dari 5 dijadikan satu jm;flalv k ( jumlah kelas )nya

berubah menjadi kb, di mana kb --~ k yang baru.

BAB 2 T[NJAUAN l'USTAKA 2 - 5

(48)

Hitung derajat ker-basan (v) V = kb-r-1

1)imana r = 2 Lihat di tabel

,

a, v-?:`cr

Bilcx _a' < rdZ

--3 teE

-irna (4, 182 )

b Pengujian keseragaman :

Pengujian yang di(akukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya waktu siklus yang

diambil seeara langsung da_n meme_riksa ada atau tidaknya sub grup yang keluar dari batas

kontrol atas d_an batas kontrol bawah. Tika ada yang keluar dari batas-batas tadi, maka data

sub grup tersebut hams dihuang. Apabila ?umlah N-nya kurang dart 30 data, maka harus

dilakuakan pengukuran waktu keria lagi. Tetapi kalau ;umaa!: N-nya sudal: 30 data atau lebih

:raka tidak diperlukan lagi pengarr:baan data, melainkan langsung diuji normal.

Hitung rata-rata dari harga rata-rata sub 11~

-rup den-an

k.

Dimana : x adalah harga rata-rata dari sub grup ke-1.

K adalah harga banyaknya sub-grup yang terbentuk_ Menghitung

standard deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian :

n-1

Dim2na : n adalah juml_ah pengamatan pend_ahuluan_

x adalah waktu penyelesaian vang terat-nati selama pengukur«n pendahuluan.

(49)

Hitun,, standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub-grup :

cn =a

-

l fn

Tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah ( BKA dan BKB ) : BKA

=x+c.6;~

13K13

=x

--c.cs\ 1)imana c --- 2. ~

2,133

1'entujian kecukupan data :

I'enl-"pian yang dilatkukan untuk mengetahui cukup atau tidaknya data waktu siklus yang

dikumpulkm. ,lika tidak cukup, mal:a pellulis haws Illell2allIbil data kembali dan selanjutnya

dilakukan pengujian kenorrnalan dan keseragaman sampai data tersebut cukup, Jika data tersebut

sudah cukup, rnaka data tersebut sudah dapat di olah lebih lanjut.

Rumus uji kCcukupan data :

.N` _

l' / 7'y V' * z.rir - (2:_ri~~

Jika N' <- N ; maka.jumlah penl;amalan yang di(akukan sudah cukup. Keterant;an :

Y --- tinIg-lcat kepercayaan (90%=1, 95q 4r=?, 99°,u=3 ) T = tingl:at

ketefitian

N = Jumlah pcnbawatan yang dilkul:an ( ?,134 )

I3AI3 2 '1'IN.IAI.!AN l'US"1'AKA

Perhitungan Waktu Siklus :

Waktu siklus yang akan dijadikan patokan adalah waktu siklus rata-rata yang lolos dari ketiga macam pengujian di atas :

Ketcranw,ao :

(50)

XI = Waktu data mentah N =_lumlah data ( 2, 137 )

1'enentuan fiaktor penyesuaian :

Faktor ponyCsuaian yang diberikan ponulis adalah dengan cara Westinghouse.

b Perhitungan Waktu Normal :

Waktu nurr'nal daoat dihitung jika pcnulis sudah mcncntukan laktor penyesuaian yang,

diberikan pada operator. GG' -t1""~~ „ , I<eaeranu,an :

N'„= WaktU normal i~1', =

Vv'aktu sik!us

P = F'a!:t0r pnyesuaian ( 2,137 )

I'erhitunean \Vaktu [3aku :

Waktu haku dapat dihitnng jika penulis sudah menentuktrn larlaor kelonggaran yang

diherikan pada operator.

i.t, I, _ ! ,l • ;; I ;( ! + -=I)

IWW,rans~an v . O',,=

\Vaktu l3aktI

bi~„ = Vv':jktrI normal A = Faktor kelonoyaran.( 2;1 s7 }

I3AL3 2 "1'IN.lAI.IAN f'US"I'AKA 2-7

(51)

Waktu siklus yang akan dijadikan patokan adalah waktu siklus rata-rata yang iolos dari

ketiga macam pengujian di atas :

Ketcranwao :

I"t/, = Waktu Siklus

Xi = waktu data mentah N =Jllilllah data (

2, 137 )

I'enentuan faktur penyesuaian :

Faktor penyesuaian yang diberikan penulis adalah dengan cara Westinghouse.

b Perhitungan WaktU Normal :

WaktU normal daoat dihitung jika penulis sudah mencntukan laktor penyesuuian yang,

diberikan pada operator.

t.L,„ - j"L,, * P K<'il'1-811-,eli) : Pt'„

= "laktu normal Gfi = Waktu

siklus ,

P = Fai:tcr pnyesuaian { 2,l37 )

i'erhituneao V\'aktW3aku :

WaktU haku dapat dihitnng jika l)enu(is sudah mcnentr'l:an f'uktor kelonggaran

yan2diberikan pada operator.

IT, , _ r-1", ( ! + ._I )

Kcll' I-ililt iln '

(52)

I,1~~„ = Vti':.jkru normal A = Faktor kelonogaran.( 2,137

}

13AB 2 T1N.IAUAN l'US"hAKA ? -

1'engertian waktu siklus, waktu normal (Ian waktu baku

Wrrktu .riklus adalah waktu yang digunakan oieh seseoranb pekerja untuk menyelesaika.n pekerjaannya dari awal sampai akllir. ( 2,122 j

lf'aktu rrornrul adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan

pekcrjaannya dari awal sampai akhir secara wajar Ir1Vll 1101-111,11. (2,137 )

Waktu huku adalah waktu yang dibutullkan oleh seorang pekerja untul: IllenyeleS£ilkan (Wkery121illlyil darl awal Sall'lpai elkhlr SC;Cara WaJflr alall nornial chin sudah lnengt;unakan

melude kerja yang terbaik. ( 2, 137

)

I_angkalr-larrgkcrh pengukurcrn waktu buku :

Di dalam men-gukur waktu baku dari suatu pek(;rjaan ada beberapa tahapan yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Merretapkan tujuan pengu+:uran.

2. Menentukan tingkat keyakinan/kepereayaan dan tingkat kelelitian yang diinginkan .

3. Melakul.an p(:nelitian pendahuluan.

4. Memilih operator yang akan diukur waktu kerjany.t dengan syarat telah bekerja secara nurmal

(ian wajar.

S. Membcri pet jclasan kepada operator tentanb maksud dan tujuan sc:rta pentin-1nya waktu baku.

b. [3ila munAio, bag;ilah pekerjaan atas elemen-elernen pekerjaan, hal ini pentin11 untul:

menoerahui berapa kira-kira jun~lah penLukuran yanu Lit perlukao.

7. La':ukan pengu!:irran pendahuluan untuk mengetahui diwana waktu yaw! paling banyak

(53)

8. I_,akukan pengujitln keseragaman data.

9. Laktrkan PCngujian kecukUpan data sesLrai Jen~an tingka,t ketelitian dan kcnercayaan yang

telah cdtcntukan.

T3AB 2 TTN.iAUAN PUSTAKA 2-9

10. "1'entukan waktu siklus rata-rata (Ws) : A't

11. Tentukan waktu normal (Wn) :

6'~„ = W.,. * I' p = Faktor penyesuaian 12. Tentukan waktu baku (Wb) :

TV,, = Y4 ;, (1 + A) a = kelonggaran

2. Secara fidak Ian-sung

Secaru thlak fuugsung : metode pengukuran di mana pengamat tidak harus ada di tempat

pekerjaan berlangsung, akan tetapi si pengamat harus melakukan analisa dari elemen-elemen

gerakan pekerjaan tersebut, kemudian waktu-waktu dari elemen-elemen gerakan dicari dalam

tabel-tabel waktu yang sudah ada dengan menggunakan M"I'M-1. ( 2,1 i 7 )

Yang tennasuk ke daiam data waktu gerakan adalah : Work

Factor ( W F )

Pada metede ini, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-elemen gerakan didasarkan pada badan

mana yang bergerak.

b

MethodsTime Measurement ( MTI`,'i )

b

kluyrturd Operation Sequence Technique ( MOST )

Model urutannya seperti : A B G A B P A

Dimana : A = Action Di.slunceljarak perpindahan. I3 = f3udv

(54)

G = (iui~t Conlrol/T'~engendalian. P =

I'ace/penempatan.

4 ivi : merupakan komputerisasi dari MTM-l. 4M singkatan dart Micro, Mutic, Metlaocls

dan Measurement.

BAB 2 TIN.tAUAN 1'USTAKA 2-10

2.3.2 M`t'M- 1

Berguna untul: siklus yam, herulan-ulan-. 1-Ferdahat ~ lipe pengontrolan/pen,yendalian

yang berguna untuk mengetahui pengaruh peroerakan atau gerakan kerja, yaitu : ( 3,8 )

A. Pengendalian otot.

Besarnya tergantung kebutuhan. B.

Pengendalian penglihatan/mata.

Yang terdiri dari.fbczrs, perpindahan dan sudut pandang. C.

Pengendaliaa mental.

Yang di,naksud disini ialah motifasi dari gerakan.

Tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap peTigontrolan dan pengendalian gerakan

dibagi dalam ') kategori, yaitu:

A. Tingkat pengendalian rendah ( WIT')

Yang dimaksud dengan tingkat pengontrolan rendah

iaiah : - Pergerakannya otomatis.

- Mudah mempelajari atau melakukannya.

- Tidak memerlukan koordinasi untara mata dan tan-an. hanya

memerlukan pengendalian tenaba yang sedikit atau minimnr;:.

- Sedikit otot yang bekerja.

(55)

- Sudah terampil, pergerakar,nya tanpa kesadaran atau konsentrasi

yang tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.

- Tanpa keragu-raguan

B. Tmgkat pengendalian sedang ( M1:'DI(I]I-1)

~ an- dtmaksud dengan tingkat pengendalian medium atau sedang ialah : "Aemerlui:an beberapa ketepatan dan ketelitian dalam pergerakkan.

-Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak atau

terlampau sulit.

SAQ 2 T[N.IAIJAN }'USTAKA 2 - l 1

- Mem,-rlukan beberapa koordinasi otot sarnpai akhir dari pergerakan tersebut.

- Cukup banyak gerakan-gerakan yang; membutuhkan kesadaran atau konsentrasi yang khusus.

- Memerlukan intormasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan menenhrkan perakan-gerakan

selanjutnya.

- Pekerja bekerja tanpa latihan/trainin-, yang !arna atau su!it.

C. "hin~kat !'enbendaliao iinggi ( I->'l(f/I%' )

Yan-

i-, dimalaud dengan tingkat pengendalian tinggi ialah : - Membutuhkan ketepatan yang tingigi dalam pergerakan. - Koordinasi matu dan tangan mutlak tanpa henti.

- Otot bekerja secara !ebih ekstra.

- E3utuh konsentrasi yang tinggi.

- Qutuh ketelitian yang tinggi.

- Informasi dari alat-alat ,seya.surik sangat dibutuhkan seka!i untuk memulai perl;erakan.

- Sebelum operator bekerja harus melalui tiaining yang sungguhsungguh dan lama terlebih

(56)

"herdahat 3 tahap dalam melakrrkan pen`rukuran waktu kerja dengan metode MI-M-1 ini,

vaitu :

1. 1'er~~lahu!uan 2.

Ub.smwcr.vi.

:3. ('erhiturrl'-L!n dan pengecukan.

1'cmi!ihan operator sebaikr,yp dspilih yam, suc'.ah mempuny-i i metode kerja yang tetap

clan diangt;ap balk dan terampil.

Yang dinuaksud denban pendekatan operator ia!ah pernberitahuan kepada operator

tersebut- tentarg pengukuran dan pencatatan yang akan kita lakukan, dengan tujuan agar supaya

operator tersehv_rt dapat bekerja secara wajar.

BAB 2 TIN.iAL1AN 1'US'hAKA 2 -12)

Dan yang dimaksud dcrrgan pengumpulan informasi ialah identit-ikasi kel;iatan yang antara

lain rnefiputi : lokasi kegiatan, ideniifikasi bahan dan bagianbagiannya, peralatan yanl; dipakai,

tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kwalitas dan penwukLrran jarak.

Dalam M"hM-1 ini terdapat 9 elemen gerakan yang berlaku, yaitu :

1. l~l;r1( 'I-1 ( IZ ) 2. NlU 1-'l: ( r1-1)

3. %'( !RN ( Y) 4. GRASP

5. l'(J.ti'l77(lN P) <. Izl;l.l;;l,v'/.' ( R )

7. I)1.11-;N(;:=1( (l))

n.

l;Tl-; IMP,'

). 1301))', <t- 1-'U()%' A1ICJ%'lC)N

Untuk lebih jelasnya, akan dijabarkan satu-persatu :

1 . R e a c h ( R )

Merupakan geaakan dasar yang digunakan biia nraksud utama gerakan adalah untuk

rrrernindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan. Dan syaratnya ialah kemamprran operator,

(57)

Gerakan-,gerakan yang termasuk ke dalam gerakan IZI;A(;H ini dikategorikan menjadi 5

kasus. Yaitu kasus : A, B, C, D dan E. Kasus A :

Yang dimaksud dengan l:asus A ialah mPnjangkau ~ dengan tingkat pengendalian rendah - LC)0%

) suatr.r objek pada lokasi yang sudah pasti/tetap dari operator atau objek ya7g be:oda di tar,gan

lai;r.

1< asus 13 :

Yang dimaksud dengan kasus B ialah menjangkau ( dengan tingkat pengenda(ian sedan,,-

Al/:l)1(lrl"l ) suatu objek atau sekumpErlan objek. Atau rllenjangkau suatu objek atau kur.npulan

objck yang temp_.tnya berada pada jarak " kira-kira " tapi tertentrr dan dikctahui.

BAB 2 'I'1N.(AUAN t'1JS"fAKA ? - 1

Kasus C :

Yang dimaksud dengan kasus C ialah menjangkau ( denwan tingkat pengendalian tinggi - HIGH7' )

sebuah objek _yang teracak diantara objek-objek lain. Atau menjanl;'.<a.r sc;buah objek yang

tercampur aduk dengan objek lain dalam suatu kun1pulan di rnana diperlukan hencarian dan

pemilihan. Kasus D :

Yang dimaksud denl;an kasus D ialah menjangkau { dengan tingkat penl;endalian tinggi - Ill(fll%'

) sebuah objek yang sangat spesitik. Sehingga diperlukan teknik pengambilan yam-, al:urat. Yang

dirnalaud dengan objek yang spesifik ialah olyek-ob jek yan~~ kecil; tajam, panas atau dapat

membahavakan operator. Kasus IJ :

Yang dimaksud dengan kasus C ialah menjangkau ( dengan ting6:at pengendalian rendah - /:()II' )

objek di lokasi yang tidak tentU.

Beberapa tipe penulisan dart simbol R ( lleuch ) ialah : ---

simboi-________________

(58)

R2M l3erarti menjanl;kau objek pada jarak 20 inch, dan termasuk dalam i:asus B.

rnh10(' l3erarti menjanl;kau objek pada jarak 10 inch, dan termasuk dalanl kasus

C, di mana sebelum penjanukauan tangan sudah cjalam posisi bergerak.

mIZI5.Ai;r [3erarti men;angkau objek pada jarak 15 inch, clan teimasuk dalam kasus A, dimana

sebeium clan sesudah penjang~kauan tayain dan duiam I;csisi l,crbcrak.

fsft3 : Berarti menjangl:au objek pada jarak kuraog dari '% inch, dan Wrmasuk kasus 13.

BAB 2 rhfN,lAIJAN 1'l1STAKA 2-14

2 Move (M)

Yang dimaksud dengan gerakan rLl(.)Vl;' ini ialah gerakan dasaryang dikerjakan bila

makstrd utamanya adalah untuk membawa st.ratu objek ke suatu sasaran.

"herdapat 3 macam kasus yang membedakan gerakan-gerakan yang termasuk dalam gerakan

M()Vl1" ini, yaitu : Kastis A :

Yang dimaksud denoan kasus A ialah mengangkut objek ( dengan tin,,kat pengendalian rcndah-l.()It'

atau sedang Al/;'1)1(1M ) ke tanl;an lain atau berhcnti karena suatu hCtoa}tan. Kasus B :

Yang dimaksud dengan I:asus B ialah rnengangkut objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti_ Kasus C :

Yang dimaksud dcngan kasus C ialah mengangkut objek ( dengan tingkat pengendalian tinw~~i - I

-IJ(;H7') ke suatu sasaran yang sudah pasti.

Beberapa tipe pcnulisan dari symbol M ( lLl()Vl;' ) ialah : Simbol

l ? s

4 5 6 m !Yl jarak/f kasus m berat

Contch :

A~12(ll3 (Bra-ti men~angkut objel: pada }arak ZO inch, dan termasuh dal<:m kasus B, dengan berat objek

(59)

dalam I:asus A, dilnana sebeium dan se.sudah oengangkutan tangan dalam posisi

bergerak, dengan berat objek yang tidak berarti. M20t320 Licrmti menganpkut ob_jek

padu_j<rrak ?o inch, dnn ternmsul< kusus t~ den-,in berat sebesar 20 Ibs.

BAB 2 "h1NJAUAN t'tJS"l'AKA 3 Turn (T)

Yang dirnaksud dengan TURN ialah memutar atau gerakan memutar tangan sepanjang

sumbu tangan/lengan bawah. Dalam penentuannya, Turn d1bagi dalam 3 kategori yang didasarkan

atus berat objek yang diputar atau beban putaran, yaitu: - Snrcrll

- Medium, lebih hesar 57 % darl Small

- l,urgc, lebih besar 200°/, darl Small

Gerakan Turn ju~a diba~i bcrdasarkan kondisi tangan waktu mernutar, yaitu : -

l2LllC'I)-lrlr'rr, jika tantian dalam keada~rn kosong. - Move-lrnnr, jika tangan tc;rdapat objek.

T<rta cara pemberian sinibol dalam Lerakan Turn ini ialah : T

Simbol

'_ 23 .

Derajat Futaran S/M/L

Contoh :

7'9l1 : Berarti gerakan mewutar sebesar 90 derajat detgan tangan kosong. (_ Izeuch-7'rrnrt).

7'90,S : Berarti Lcrakao memutar sebesar 90 derajat denl;an objek ditangan yLrn,• beratrwa dilarte,

-)orikan kecil ( small ). (=Allove-Till-11)

7'-I5A4 : Bc;rarti gerakan memutar sebesar 45 derajat dengan objek :Jitangan yar.t, beratnya

diLrtegorikar~ sedanz ( ~1,lcclirrnr ). (_= A~1uve-%'irrrr)

7'170 Berarti ucral;an mc;mutar sebesar 120 derajat objek ditangan yL.ng beratnya dikateworikan

oesar (Luygc•). (=Aiuvc-%'rrrn)

(60)

4 AppCy Pressure (4 1')'

Yang dimaksud dengan ApnCy 1're.ssure ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan.

Misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng. Pembagian Apply !'rc:.s.si.u-c dibagi dua yaitu

APA dan APB.

AP,1= AF + RLF = 10,6 TMU APB = APA

+ G2 = 16,? "hMU Dimana :

AF = Applv Force, yang dimaksud ialah menambah G.tau mengendalikan tenaga otot

ke ob;ek, yany besarnya 3,4 (hMU.

UM = l)wcll Alijrimmn, yang dimaksud ialah waktu pendek selama tenaga pembalikan (reaksi)

terjadi pada tingkat tenal;a yang relatif konstan, yang besarnya 4,2 r [,MLJ.

RLF = Release Force, yang dimaksud lalah relaksasi atau pelemahan dari otot,

membebaskan tenaga dari objek, yang besarnya 3,0 "T'MU.

G2 = tze`r,rrcrsy, lerlihat pada table elemc:n gcrakan G'rcrvp ( pemegangan ), yang besarnya

5,5 '1'MU.

S Grasp ( G )

Yang dimaksud dengan (:ru.yy ialah elemen gerakan dasar untul: menri benda baik dengan

'an atau tanoan. Atau dalarn arti memegan,

.

Pembagian dari berakan Orcr.,p ini dibagi dalam 1 1 kategori, yaitu : G1

1'1('k-n/?

G1A : Dipakal untuk semua objek yang secara muduh dipegang, dikerjakan dengan cara

meoutupjari atau u:Cnt;hin1pirkan keduajari.

GI)3 : Dipakal blla Ob ek y 1 yang C l l l l y i l o S£lilt'at },eCl1 c tall Ob j ek yang dn'

S 2 1 m,e1tpipih yang, tcr(ea:k sejajar atau ~wbid<.n~ der;ghrv permukaan m,~ja.

GICI : Dipakal bila obj°k yang, akun dipegang

-berbentuk silinder, yany berdiametc:r

lebih dari '/ inch.

G1C"2 : Dipakal hila olyek yang akan dipe~wz hcrhcntuk silindris_ \ 1 1 1 1 1 L ) berdiametcr

(61)

BAB ? 'r1N.lAUAN },us'rAhA 2 - 17

G I C3 : I)ipakai hila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter lebih

kecil dari ' / 4 inch.

G2 : Dipakai bi(a terjadi pengubahan pemef;angan tanpa melepaskan pengencfalian.

(J3 : Dipakai bila oLjek yang akan dipeganl; diambil dari tangan lain dengan mudah.

Ci4 : Dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan.

GS : Yang dimaksud ialah menyentuh.

6 Release (RI)

Yang dimak5ud dcngan release ialalr gc;rakan mclc:paskan c>hjc;k dari _j<iri atau tan an,

pet»bagian berakan Release ini dibagi dalam ? kategori, yaitu :

RI 1 : Yang dimaksud ilah membuka jari untuk wclepaskan.

RI ? Yang dimaksud ia(ah `menghindar', lawan dari Ci5.

7 Position (P)

Yang dimaksud dengan t'usiliurc in] ialah gerakan dasar dari Jan atau Tangan yang

dipergunakan unturi meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah objek dengan objek

lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang, spesifi!,.

Position terjadi setelah objek ditransportasikan, dipindahkan atau biasanya C A,Tove.

Tatacara penulisan simbol pada gerakan Position MI lialah Simbol

P 1/2/3) IS/SS/NS E/D Dimana : S = Simciri

SS = scnni-.ainulri

NS = Non-SWUelr-i

1 = Tidak ada tekanan/pelaksanaan/kesukaran

(62)

2 = Sedikit tekanan

p = Kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar

E = Mudah dalam pengendaliannya

D = Sukar dalam pengendaliannya

Yang diwaksud dengan .cimetri ialah objek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas dimasukkan atau diarahkan. Dan yang dimaksud dengan semii-simetri ialah objek yang diarahkan atau dimasukkan terbatas posisinya pada saat dimasukkan. Sedangkan yang

dimaksud dengan non-.cimetri ialah objek yang diarahkan atau dimasukkan hanya bias dimasukkan dengan satu posisi saja.

8 Disengage ( D )

Yang dimaksud dengan Disengage ialah gerakan dasar untuk memisahkan sua:u objek dari objek lain.

Pembagian pada gerakan Disengage ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu : D 1 : Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur dengan gerakan selanjutnya . Dan jarak pemisahannya sampai dengan l inch.

D2 : Close, usah-anya normal, dan jarak pemisahannya antara i inch sampai dengan 5 inch.

D3 : Tight, usaha yang besar, dan jarak pemisal:annya lebih besar dari 5 inch dan lenih kecil dari 12 inch.

9 Eye Travel (ET) dan Eye Focus (F_F) 9.1 Eye Travel

Yang dimaksud dengan Eye Travel ialah gerakan mata yang dip;;rgunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain.

Terdapat dua macam pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan Eye Travel ini, yaitu :

(63)

1. Membaca table berikut ini :

Tabel 2.1 1'enentt,ian 1,,'ye Travel

Atatl dellk.~ratl run-,w,.

Derajat perpindahan X 0,285 "hMU

Contoh : ET30 berarti eve truvel sebesar 30 derajat.

2. Berdasarkan jaral: perpindahan ( T ) dan jarak tegak lurus antara mata dan ,.' aris perpindalwn

( D ).

IZumus : 15,? X T%D "l'MU Cortoh :

ET 20/18 berarti eve trcrvel dengan T = 20" clan D -- 18

Perpindaoao pens;ihatan dapat pula terjadi pada saat peinbacaan text. .lika hat im: terjadi

maka rumus yang dipakai ialan : 5,05 X N

Dinlana N ialah jumlah kata, dcngan syarat kecepatao baca konstan sebesar 330 kata/menit.

9.2 Eye Focus

Yang dimaksud dengan f;yc Focus ialah konsenirasi mata atau penglihatan mata terhadap

suatu objek pada kurun waktu te: tentu dengan maksud memperjelas penglihatan.

Bl\ B 2 T1N,1nUAN I 'US" l'Af< A ? -,)o

(64)

Yang dimaksud dengan Bmlv 7rcrri.v77urt ialah pergerakan yang mengakibatkan adanya

perpindahan badan. Yang bias dikategorikan dalam 3 jenis pergerakkan, yaitu : l. Wcrlk/bcrjalan ( W )

2. a'ic.le-Swylpindah kesamping ( SS ) o. 'l'rnw

I>uc/aiputnr badan ( TB ) Gf'alk

Yang dimalaud dcnban Walk ialah pcrgerakan kc dcpan atau ke bclakaou-, dari tubuh yang

timhul dari langkah perpindahan.

'1'ata cara pc;nulisan simhol dari gerakkan Wcrlk ini adalah sebagai berikut : Simbul 1 2 ~ ~I

W' .larak l'/I"1,

()

.larak disini bius Jalam satuan langkah ( 1'crcc ) ataoi kaki i l'c•rl ). 1'cmbcrian simbol ` () `

bila ada rintangan aiau hal<rngan dalam me!akukan 'wcrlk'. Nlisalnya :,jalan yang dilalui tidak rata.

P berarti _;arak ditentukan dart jumlah ian);kah. Sedangkan FT berarti jarak yang ditempuh

dalam satuanftc/.

Bila pada saat melant;kah, operator membawa beban, dapat dipakai tabcl sebagai berikut : Tabel 2.2 Pc:nilaian Apabila Operator M~-,mbawa Beban

~ Nominal

i s/ d 5 I bs

3mail r _

> 5 < 35 !bs

~_Medium _~

1 > 35 < 50 I bs Large

34 langkah ~

W 15

_ 30" 24' ~ __

15 15

~ 7_" ~ 0_I bs.-~

1 I I

V\ / F_T 5.3 6_ 7.5-~ 8.5_

LW _

FTO I 6

n _ s s _ 5 _

BAB 2 TIN.fAUAN PUSTAKA 2 -21

(65)

Yang dimaksud dengan ,S'icle-,5'tc•p ialah gerakan atau perpindahan tubuh ke samping

dengan satu atau dua langkah ke samping, tanpa perputaran badan. Terdapat dua jenis pembagian

pada gcrakan ,5icle-Step ini, yaitu :

(.'1 tn0uk .sulur /urtgku/; kc .sumping:

,fika perpindahan lebih kecil dari 12 inch, maka l;erakan Si(le-57ep ini tidak dipakai. Dan bila

perpindahannya sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 17 "hMU_ Sedangkan jika lebih besar dari

pada 12 inch, ditPtapkan sebesar 17 TMt). Sedangkan jika lebih besar dari pada 12 inch, maka

penambahan 0,6 ">,MIJ tiap inch.

(.'2 urttuk (ltru lcntgkcrlr kc .sunyirzg

:

,1ika perpindallav sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 34,1 TMU, sedangkan _jika perpindahan

lebih be;sar dari pada 12 inch, maka pcnambahan 1,1 TMU tiap inch.

Turh Body

Yang dimaksud dengan Turn Iic.-hy ialah memutar badan yang dikerjakan dengan satu atart

drta langkah.

I'embagian oerakan Turn Buclj) ini dibagi dalam dua kategori. C.l dipakai jika perputaran

den~an satu lans~kah. Sedan~;kan C2 Gipakai bila perputaran dilakukav dent)an dwu langkah.

Syarat perputaran antara 45 derajat s/d 90 derajat. Bila lebih keell dart 45 derajat

dikategorikan sebagai `yimn work". Sedant;kan bila lebih besar dari nada 90 derajat, nilai "hMU

dikalikan dua.

10.2 Leg & Foot Motiou.

Gerakan hxg & Fool Motion ini dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu :

Foot Motion ( FM)

Yang dimaksud deryan Fool h4oiurr disini ialrth mc;nckftn ttlau mengangkat telapak kaki

melalui tt,unit. Sebagai contoh kita ambil pada saat kaki menginjak pedal gas mobil. Syarat dari

(66)

BAI3 2 TINJAUAN I'USTAKA 2-22

tidak lebih dari 4 inch. Jika lebih besar dari 4 inch, maka gerakan Foot Motion ini tidak dipakai.

Foot Motioir GVith Heavy Pressure ( li'MP)

Identik dengan h'ool Rl{mion, perbedaannya lalah bahwa untuk gerakan bagian ini

dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban tekanan kaki.

Leg, Motion (1_N1)

Yang dimaksud deyan Leg Mulium t ill lalah rnenbgerakkan kaki bail: melalui lutut biU

keadaan menb-erakkan kaki balk melalui lutut bila keadaari duduk, maupun pinggant; bila keadaan

berdiri.

E3ila pergerakkan lebih kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 "hMU.

Sedanukan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 "hMU tiap inch.

10.3 Vef-deal Motim

Yang dimaksud dengan 1,criicul Ivr~uiurm Wall pergerakkan ke atas alau ke bawah yang

dilakukan oleh tubuh.

Pada l;erakkan Vertical Motion ini dibagi dalam. 10 kategori, yaitu : Sit (SIT)

Yang dimaksud lalah gerakkan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri. ,Stmnrl

(STD)

Yang dimaksuO lalah ,era(:kan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk. Bend ( B )

Yang dirnalaud lalah werTlbungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tunpa dapat

met jE:ribkau suaW ob'e!:. Dengan ;yurat lutut tetap imus. Stoop ( S )

Yang dimaksud lalah r-nembung!<uk di tempat dari posts] berdiri, sehingga tangan sampai

ke lantai. Atau dentran kata lain membungkuk sambil 17erlutr1t; lututrya bertelut.

(67)

Kneel on One Knee (KOK)

Yang dirnaksud Wall, gerakkan merendahkan badan dari keadaan berdiri denC;an

memindahkan satu kaki ke depan atau l:e belakang dan menurunkan Saw lutut ke lantai.

,

t rise from Bend (.,,IB )

Yang dimaksud ialah berdiri tel;ak kembali dari posisi bungkuk (Bend). Arise fYOm

Stoop (AS)

Yang dimaksud Wall berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (Stoop). AriseJront

Kneel on One Knee (AKOK)

Yam-, dimaksud ialah berdiri tegal: dari posisi "kneel utr One httor" ( KOK).

Kneel on Both Knees ( KBK)

Yang dimaksud ialah merendahkan tubuh dari posisi berdiri dengan memindahkan satu kaki

ke depan atau ke belakang, dan merendahk.;n atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta

menempatkan lutut kedrra berd;;katan deogan lutut kedua berdekatan dengan lutut perlama.

Arisefrarn Kneel on Both Knees (AKBK)

Yang dimaksud ialah berdiri tegak kembali setelah melakukan " .4ni.,w fi'ont Kneel on

Both Knees " ( KBK ).

11 Crank ( C)

Yan~ diroaksud dengan C.'rutzk ialali -erakan memetar dari jari lan~an, tangao,

pergelangan tangan dan len-,an, dimana perputaran tersebut bersumbu pada siku.

Berbeda aengan 7'ttrn, gerakkan ( mntk terdahat diameter dari putaran, se'ba~aa c c WOl ~ kita

daaaL arni~il scsecr~1ng yaub mcmui-m stir mubil.

Tatacara penulssan simbol tyerakkan (.'~-uttl,- ini adala.h sebagai berikut : Sii;:i0l

1 2 3 4 'umlah C

Diameter ENW 1'uharan Putaran

BAI3 2 TINJAUAN l'USTAKA 2 -24

(68)

ENW ditulis bila lebih besar dari 2,5 ibs.

Jumlah putaran minimal 0,5 putaran. Bifamana kurang dari 0,5 putaran, maka dianggap

geral:kan tersebut adalah " NIl)1'l: ".

Pembagian gerakkan C.'nuirk ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu : A. Untul:

perputaran yang terus menerus.

- Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. RuMus :

(NX"I')+5,2

- Beban putaran dikategorikan ada, bera,ti. Rumus :

(N\"t')+5,21 h+C:

B. Untuk perpumran yam-, tidak terus menerus.

- Behan putaran dikategorikan kccif, tidak bcrarti. Rumus :

( T+ 5,2 ) N

- Beban putaran dikategorikan ada, berarti. Rumus :

((T +S,2)F+CI N

Dimana :

N =.lnm(ah pr;tar<:n.

'1' _ `1'MU satu putarnn.

F = Fa!aor kclon~),;arao berat komponen dinawis yang ~1,,,I-)at dil:hat dari taOe( C = Falaor

l:elong.garan berat l:omponen static yanu, dapai dilihat dari tab,--I Y1-IO !'1,'.

BAB 2 TINJAUAN 1'USTAKA 2 - 25

(69)

5(.'<4-I5 : Berarti putaran termasuk putaran yang ierus menerus, dengan jumlah putaran 5,

dan dengan diameter putaran 8 inch, sedangkan bebannya 15 llos. Perhitungan :

C8 = 13,6 TMU.

5 putaran berarti 5 dikali 13,6 = 68,0 TMU. Sesuai rumrs 68,0 + 5,2 TMU =

73,2 TMU. Lalu dikalikan faktor dinutnic cumpunerrl sebesar 1,17 sehingga

menjadi 85,6 'l'MU.

'l'erakhir ditar"nbahkan faktorslulic curnpurtenl sebesar 5,6 TMU, men_jadi 91,2

'I'MU. 5-I(.'8_15 : Berarti putaran tennasuk putaran yang tida k terus

menerus, dengan jumlah putaran 5, dan dengan diameter putaran 8 inch,

sedang,kan bebannya 15 Ibs.

1'erhitungan : C8 .: 1;,6 TMU 13,6 TMU ditambahkan kepada 5,2 menjadi 18,8

TMU

18,8 dikalikan dengan faktor chnumic Component sebesar 1, 17, scllingga

menjadi 21,996 TMU

21,996 TMU ditambahkan kepada taktor,wutic conynmef7t sebesar ~,6, sehingga

menjadi 27,596 TMU

Terakhir 27,596 dikalikan dengan jumlah putaran sebanvak 5 putaran,

sehir?bga hasilnya menjadi 137,98 TMU

I-', Bo-aft,,tnrrlisrc

"1'ujuan dari pada (!iadakannya Bagan Analisa in] ialah untuk memperjelas dxn

memudahkan kita dalam melihat serta rnenganalisa berakan-Lc:rakai; apa yam-, dilakut:an ofeh

operatoY dalam r7elaksana':an pekerjaanunya, balk yang dikerjakan denean tangan kiri maupun

dengan tangan kanan. Schingyga rnemudahkan kita juga da(arn menghitung keseluruhan waktu

yang dipergunakan dalarn pekerjaan t~;rsebut.

BAB 2 TINJAUAN l'US"1,AKA 2 - 26

Bila pada saat bekerja dengan kedua tangan secara uersamaan, tangan kiri dan tangan

kanan bcrbeda dalam elemen gcrakannya, misalnya tangan kiri lebih banyak elemen gerakannya,

maka nilai TMU yang dipergunakan adalah elemen gerakan yang tangan ki-1, karena lebih

(70)

Sedangkan bi la kedua tangan sama-sama mempunyai satu elemen gerakan, akan tetapi

mcmpunyai nilai "[~MIJ yanb bcrbeda, maka yang dicantumkan hanya(ah tangan yang

mempunyai nilai "1'MlJ yang terbesar.

i B,9 GA N.ANA LISA MTNF-1 I

I L3it~lan : ~T2tn- "it f N0:

~ Operasi : Analis Lembar ke....dar-i..

Keter_anpn I an,an ho t ! No. _~ _L_!-i_ ~ "rMU _R_H l NoKeterarwa_n_Tangan Kanan I 1

i

i ~ 11,w1

Waktu ~ lumlali !l \\

I,I~uW I IIIanL i Ilumo

I .lcnn v

Ciea;ikla I i LLOCI(I(11

IMIi I Iakm Kcluup~~aian i I L- 1 11 ; I~`,S~ I

-- I

i _.--_--~-_ -_ _~_ T!

~ 7otaL l

BAB 2 TINJAUAN }'US'I'AKA 2-27

2.4 Faktor Penyesuaian

Faktor perryesuaian adalah suatu besaran yang diberikan oleh pengukur apabila dalam

pengamatan terjadi ketidakwaiaran, dimana ketidakwajaran tersebut dapat berpengaruh terhadap

(71)

Cara-carrr dalnnr rrreuemtukrrn faktor penyesurrirrn : Carrr

Westinghouse :

Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap merentukan kewajaran

atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu : Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi..

Keterampi}an

SUPER SKILL:

1. Bekerja dengan sempurna.

2. Secara Bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.

3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik.

4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingl;a sufit untuk divkuti.

5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan wesin.

6. Perpindahan dari satu Clemen pekerjaan kc: c;lemQn lainnya lidak terlampau terlihat karena

lancarnya.

7. Tidak terkesan adanya berakan-berakan bertikir dan merencana tentan9 apa yang dikerjakar~ (

sudah sanbat otomatis )_

8. Secara umum dapat dikatakan }aahwa pekerja yang bersanl;kutan ada(ah pel:erja yan- balk.

EXCELLh_'N%'.5'Kll_C_ :

1. Tamyal: cecok den-an peker;uanaya.

2. Terlihat telah terlatih balk.

3. Pet,caya pada diri sendiri.

4. Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesaiahan.

(72)

5. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau

pemeriksaan-pemeriksaan.

6. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.

7. Menggunakan peralatan dengan balk.

8. B.;kerja berirama clan terkoordinasi.

9. Bekerjanya cepat tapi halus.

GOOD SKILL:

1. Gerakan-gerakannya cepat.

2. Tidak ada keral;u-raguan.

s.

Kualitas hasil balk.

4. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah. 5. Bekerja tarnpak Iebih balk daripada kebanyakan pekerjaan pada umumnya. 6. Tampak jelas sebagai pekerja _yang cakap. 7. Tidak memerlukan banyak penl;awasan. 8. Bekerjanya stabil. 9. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan balk.

A VERA GE SKILL:

l. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

?. Bekerjanya cukup teliti.

3. Gerakannya cepat tapi tidal: lambat.

4. Tampak adanya kepercayaar pada diri sendiri.

5. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yan`1terencana.

6. Gerakan-Lerukaonya cvki:p Meal:1;)u!:ka:l: tia:ir.ya !:eragu rabu~.n.

(73)

8. Mengkoordinasi tangan clan pikira» dengan balk.

9. Secara keselurulian cukup rnemuaskan.

BAQ 2 T{NJAUAN Pt1STAt<A 2-29

FAIR SKILL :

1. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.

2. Terligat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan.

3. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

4. Tampak terlatih tetupi belum cukup balk.

5. Sebagaian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.

6. .Iika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akar-i sangat rendah.

7. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

&. Mengelahui apa yang dilakukan clan harus dilakukan tetapi tampak tidak terlalu yakin.

9. 'I'ampaknya sperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi te(ah ditempatkan dipekerjaan itu

se jak lama.

POOR SKILL:

1. Ke;ihatan ketidakyakinannya pada urut-urutan geral:an.

2. Tidak bisa mengkourdinasi!can tanl;an cian pilciran.

3. Gerakan-~;~rakannva kaku.

(74)

5. Sering melakukan kesalahan-kesalahan.

6. fhidak adan_ya kepercayaan pada diri sendiri.

7. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.

8. Tidak terlihat adanya kecocol.an denban pkeijaannya.

9. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan_

Usaha

F,XCL',SS! 6'E EF'F'ORT :

I. Kecepatan sanbat laerlebihan.

2. Kecepa.tan yang ditimbulannya tidak dapat diper'~ahankan sepanjang liari kerja.

3. [)sahanya sangat bersungg uh-su1yt;uh tetapi dapat vic;rrbahayakan keshatannya.

BAB 2 T(NJAUAN PIJS'hAKA 2 -30

EXCEL I_ENT EFFOf(T :

1. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

2. Banyak memberi saran-saran.

3. Jelas terlihat I:ecepatan kerjanya yang tinggi.

4. Menerima saran-saran dan petunjuk denl;an senang.

5. Gerakan-gerul;an Ichih ekonomis dari operator-operator bliasa.

6. Tidak dapat bertallan lebih dari beberapa hari. 7.

Bekerjanya sistematis.

(75)

9. Bangga atas kelebihannya.

10. Geral:an-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.

1 l. Karena lancarnya; perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak terlihat.

GOOD EFFORT :

1. Senanl; pada pekerjaannya.

2. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

3. Bekerja berirama.

4. Saat-saat n,enganggur sangat sedikit, bahkan !:adang-kadang tidak ada.

5. 1'erc~:.-a pa;i kebaikan maksud pengukuran waktu.

6. Kecepatannya balk dap dapat dipertahankan sepanjang hari.

7. Tempat kerjanya diatur dengan balk dan rap] h.

8. Memelihara dengan balk kondisi peralatan.

9. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan balk.

10. Dapat mcmber: saran dan petunjuk-petunjUk dengan scna,y_ 11. Menerima

saran-saran cian petunjuk-petunjuk dengan senary.

BAB 2 TINJAUAN 1'US"I'AI<A ? -

A VERAGE EFFOlt %' : 1. Bekerja dengan stabil. 2. Tidak sebaik GOOD, tetapi lebih

balk dan'POOR.

(76)

4. ~et-up dilaksanakan dengan balk.

5. Melakukan kegiatan-kegiatan pcrencanaan.

FAIR EFFORT

I . Kurang sunguh-sunt;guh. 2. Terlampau hati-hati. 3. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.

4. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya.

5. Gerakan-gerakannya sedang-sedan}; saja.

6. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.

7. Tiaak ment;eluarkan tenaga dengan secokupnya.

8. "i erjadi adanya penyimpangan dari cara kerja baku.

9. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

10. Terlihat adanya kecenderungan kurang p:rhatian pada pekerjaar.nya.

POOR EFFORT:

l. Banyak membuang-buang waktu.

2. Tampak malas dan lambat bekerja.

3. Tidak rnau rnenerima saran-saran.

4. Tidak memperhatikan adanyl mi:rat bekerja.

5. Tempat kerjanya tida:c diatur rapih.

6. Melakuk=rn Lerakan-yreral:an yang tidak perlu untak mengamLil alat-alat c'an bahan-bahan.

(77)

8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.

9. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai.

BAB 2 TINJAUAN I'US"1'AKA 2 - 32

Kondisi Kerja

Yang dimaksud denban kondisi kerja pada cara We.slinglroi.r.s~e adalah kondisi tisik

lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruanl;an. Kond;si kerja

diba~i menjadi enam kelas, yaitu Id

~ cr/,: ~cr/,

f;'rcellerat, Cuool, tl mmrge, Fair, clan Poor.

Konsistensi

Faktor ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu

anwl:a-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu pcnyefesaian yang ditunjukkan

pckerja selalu berubah-ubah dari sil:lus ke si(:lus lainnya, dart jam ke jam, Lahkan dari hari ke

hari. Konsistensi jut;a dibagi menjadi enam kelas, yaitu : f'crJeci, f;:rcelfLrul, Ouucl, .-1vcr°uge,

Fair, dcrn Poor.

2.5 I+xktor Kelonbgarun

Faktor Kelonggaran adalah suatu hesaran yang dipergunakan untuk memberikan beberapa

hesempatan atau kebebasan bagi operator terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang mungkin

dapat terjadi saat bekerja balk itu disenga-ja ataa tidak. ( 2,149 )

2.5.1 Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi

Yang temasuk ke dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum sekadarnya untuk

menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan tenuan sek,~rjanya, sekedar

Gambar

Grafik Keseragaman
Grafik Keseragaman
Grafik Keseragaman
Grafik Keseragaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

“I nstrumen tes adalah teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau

Implikasi penelitian, yaitu permasalahan dalam penyelenggaraan otonomi daerah pemerintah harus melakukan pengawasan secara maksimal terhadap praktek penyelenggaraan

Hasil penelitian Pengaruh Tiga Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggur (Vitis vinifera) Varietas Jestro AG 86 dengan Aplikasi NOPKOR dapat menjadi pengetahun

Dimana lamda bahan bakar premium+HHO lebih kecil dibandingkan dengan lamda bahan bakar premium akibatnya dari kondisi pembakaran tersebut dapat menghasilkan energi

maka dari itu berikan jawaban yang sejujur-jujurnya.. Pernyataan Pilihan Jawaban Ya Tidak 1. Saya berbicara dengan cepat. Saya berbicara seperlunya. Saya mengeja dengan baik.

Guslingga (dalam Agustin, 2008) menyatakan bahwa body image dikategorikan menjadi body image positif, di mana orang dengan body image positif akan merasa puas terhadap

[r]

[r]