MANAJEMEN USAHA TERNAK
Pendahuluan
•
Faktor produksi: segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menghasilkan produk/jasa =
input
•
Faktor-faktor produksi terdiri atas: lahan,
modal, tenaga kerja, dan manajemen
•
Terkait dengan faktor-faktor produksi di atas,
maka materi pada pertemuan ini:
1. Arti penting Faktor-faktor produksi dalam
Usahaternak
Arti Penting
Faktor-faktor Produksi
1. Faktor Produksi Lahan
Lahan faktor produksi:
a. Relatif langka dibanding dengan faktor produksi lainnya
b. Distribusi penguasaannya di masyakat tidak merata
Sifat tanah:
a. Luas relatif tetap atau dianggap tetap b. Tidak dapat dipindah-pindahkan
Dalam usahaternak Misal: Peternakan ruminansia
Sebagian besar peternakan rakyat = lahan sempit; langka: kebun rumput
Masalah lahan dlm usahaternak:
a. Perpecahan (division); b. Perpencaran (fragmentation) lahan
Penyebab perpecahan dan perpencaran lahan jual beli, pewarisan, hibah perkawinan dan sistem penyakapan (tenancy).
2. Faktor Produksi Modal
Pada pertanian/peternakanArti makro faktor produksi modal yang disalurkan, dikelola dan dikontrol di dalam kegiatan ekonomi di sektor peternakan dalam arti luas dan merupakan salah satu sektor ekonomi nasional.
Arti mikro faktor produksi modal yang disediakan, diolah dan dikontrol di dalam suatu perusahaan peternakan, usahatani ternak maupun suatu usahatani ternak yang masih sederhana.
Modal pertanian/peternakan
berbentuk
uang kartal, uang giral, atau dalam bentuk
barang yang dipakai dalam kegiatan produksi.
Perusahaan
modal: seluruh kekayaan
perusahaan yang digunakan dalam usaha.
Modal perusahaan terbagi atas modal tetap
dan modal tidak tetap.
A. Modal Tetap Perusahaan
Modal tetap perusahaan segala barang modal yang dimiliki perusahaan & dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu yang bertahun-tahun
Berkurangnya kegunaan alat-alat dan barang modal disebabkan karena digunakan terus menerus sehingga sedikit demi sedikit menjadi aus. Berapa cepat proses berkurangnya barang modal tergantung bagaimana cara kita mempergunakan dan memperlakukan barang modal tersebut.
Yang termasuk ke dalam modal tetap
dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Lahan usaha yang dimiliki
b. Bangunan
c. Ternak
B. Modal Tidak Tetap Perusahaan
Modal tidak tetap: modal yang dalam proses produksi habis pakai dan pada tiap pengulangan produksi harus disediakan kembali.
Modal tidak tetap tanaman berumur semusim, alat-alat kecil yang lekas rusak, dana eksplotasi, pakan ternak dan termasuk pula diantaranya adalah modal operasional.
Dalam setiap perusahaan ada penerimaan dan pengeluaran Sumber Modal
3. Faktor Produksi Tenaga Kerja
•
Sektor pertanian/peternakan di Indonesia
tenaga kerja usahaternak rakyat dan tenaga
kerja perusahaan peternakan, perkebunan
serta kehutanan.
•
Usahaternak rakyat
tenaga kerja: tenaga
keluarga yang terdiri dari ayah sebagai kepala
keluarga serta istri dan anak-anaknya.
Fenomena: anak berusia 12 tahun sudah
menjadi tenaga kerja produktif. T
Menurut Mubyarto: Peternak tidak hanya
menyumbangkan tenaga (
labor)
saja, tetapi juga
sebagai pemimpin (
manager)
usahatani ternak
yang mengatur organisasi secara keseluruhan. Ia
melaksanakan seluruh fungsi-fungsi manajemen
seperti pengambilan keputusan.
Berdasarkan macamnya, tenaga kerja: a. tenaga kerja manusia
b. tenaga kerja ternak c. tenaga kerja mesin
Tenaga kerja manusia: sumbernya = tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga tenaga kerja luar keluarga = buruh, harus di bayar
Idealnya: upah dibayar atas dasar prestasi buruh dalam perusahaan, dapat harian, mingguan atau bulanan.
Indonesia upah buruh pertanian/peternakan ini masih berdasarkan kekuatan fisiknya untuk melakukan pekerjaan kasar.
Tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak dianggap berbeda upah berbeda: laki-laki dianggap lebih mampu melakukan kerja kasar = diberi upah yang lebih besar dari pada wanita, sedangkan anak-anak dinilai setengah dari kemampuan pria dewasa.
Perhitungannya:
Jumlah jam kerja produktif satu orang tenaga kerja adalah 8 jam per hari:
a. Pria dewasa ( > 15 tahun) = 8 JKP (jam kerja pria) b. Wanita dewasa (> 15 tahun) = 8 JKW
c. Anak-anak (10-15 tahun) = 8 JKA.
Delapan jam kerja (8 JK) ekivalen dengan satu hari kerja ( 1 HK). Bila tidak ada standar upah untuk tenaga kerja wanita dan anak-anak, maka tingkat upah didasarkan pada standar tingkat upah tenaga kerja pria per hari (1 HKP). 1 HKW ekivalen dengan 0,75 – 0,80 HKP dan 1 HKA ekivalen dengan 0,50 HKP.
Ada dua cara pembayaran upah buruh: a. Harian (pekerja tidak tetap)
b. Borongan atau bulanan (sebagai pekerja tetap).
Bagi pekerja tetap, keahliannya biasanya sudah diketahui, dapat tersedia setiap saat, karakter individu diketahui, menguasai tugas dengan baik, akan tetapi pada saat tidak sibuk (tidak ada pekerjaan) merupakan pemborosan biaya karena upah buruh tetap harus dibayar.
Pekerja tidak tetap, hanya dipakai pada saat diperlukan saja sehingga tidak ada pemborosan biaya, tetapi seringkali pada saat sibuk (panen raya) sulit sekali mencari tenaga kerja, dan seandainya ada pun dengan tingkat upah yang tinggi. Keahlian tenaga kerja tidak tetap biasanya tidak diketahui dengan baik, kurang menguasai tugas dengan baik serta hubungan sosial dengan pemilik tidak dekat
.
Efisiensi Faktor-faktor
Produksi
1.
Efisien Faktor Produksi Lahan
Efisiensi lahan berhubungan dengan hasil panen per hektar (produktivitas).
Misalnya: prod rumput gajah 120 ton/ha. Untuk mengetahui efisiensi lahan maka produktivitasnya dibandingkan dengan rata-rata tingkat produksi usaha sejenis pada wilayah yang sama.
Bila rata-rata produksi rumput di wilayah tersebut 150 ton/ha, maka efisiensi lahannya adalah 0,8.
Luas lahan turut menentukan skala usaha.
Metoda Peningkatan Efisiensi Lahan:
a. Konsolidasi lahan
b. Meningkatkan produktivitas
lahan
tumpangsari atau diversifikasi usaha.
c. Mencegah erosi tanah pembuatan
terasering
d. Memilih cabang usaha yang
memiliki
keunggulan komparatif yang
paling tinggi.
2. Efisiensi Faktor Produksi Modal
Efisiensi modal dalam usahaternak menyangkut
produktivitas penggunaan modal itu sendiri, baik
modal berupa modal tetap, modal tidak tetap
maupun modal uang.
Modal tetap: mesin-mesin
tingkat efisiensi
dapat dibandingkan dengan kapasitas produksi
barang modal tersebut.
Modal ternak dan tanaman
efisiensi bisa
dihitung dengan cara membandingkan efisiensi
produksinya dengan usaha sejenis di wilayah yang
sama.
Modal uang
tingkat efisiensi bisa dihitung
berdasarkan tingkat keuntungan yang dicapai
dibandingkan dengan tingkat bunga yang
berlaku.
• Metoda peningkatan efisiensi modal :
a. Memperoleh kredit usahaternak bunga ringan yang
b. Kredit harus bersifat dinamis
c. Kredit selain sebagai bantuan modal juga perangsang untuk menerima petunjuk dan
bersedia berpartisipasi dalam kegiatan
produksi.
d. Penggunaan teknologi baru baik dalam penentuan bibit unggul, pakan ternak dan peralatan.
e. Penggantian ternak yang sudah tidak produktif
diafkir
f. Pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan
g. Pembelian mesin-mesin yang dikuasai cara
pengoperasiannya, dan sesuai dengan
kebutuhan serta mudah diperoleh suku cadang. h. Pembuatan kandang sesuai dengan
kebutuhan baik dalam jumlah maupun
kualitasnya.
3. Efisiensi Faktor Produksi Tenaga Kerja
•
Efisiensi tenaga kerja dalam bidang pertanian/
peternakan ~ jumlah kerja yang produktif
yang dikerjakan per orang dalam usahatani
ternak.
Makin tinggi tenaga efisiensi tenaga kerja,
makin besar pendapatan yang diterima.
•
Perhitungan efisiensi tenaga kerja.
Perhitungan efisiensi tenaga kerja dapat
dilakukan
dengan
cara
menghitung
produktivitas tenaga kerja per satuan unit
tenaga kerja, kemudian dibandingkan dengan
rata-rata produktiivitas tenaga kerja untuk
usaha sejenis di wilayah yang sama.
• Produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
a. Luas lahan per orang (hektar/orang).
Cara ini paling sederhana tetapi tidak tepat bila digunakan pada usaha dengan berbagai jenis tanaman.
b. Ternak per orang (ekor/orang)
Cara ini sangat tepat untuk menghitung efisiensi tenaga kerja
pada usahaternak dengan padang penggembalaan (ranch),
tetapi bila tingkat produksinya beragam, cara ini kurang bernilai.
c. Unit produksi per orang (lt susu/orang, kw padi/orang)
Pada perusahaan dengan tanaman dan ternak yang khusus, maka indikasi efisiensi tenaga kerja yang baik adalah jumlah komoditas yang dihasilkan dibagi oleh ekivalen orang.
d. Ongkos tenaga kerja per hektar.
• Metode Peningkatan Efisiensi Tenaga Kerja
a. Perluasan skala usahatani ternak
b. Perencanaan yang teliti dan pengembangan pembagian tenaga kerja.
c. Penggunaan alat-alat dan mesin-mesin.
d. Perbaikan lay out usahatani ternak dan
pengaturan bangunan.
e. Perbaikan manajemen tenaga kerja: hirarki upah ditetapkan berdasarkan prestasi kerja, Pemberian bonus, Penempatan tenaga kerja secara selektif, Pemberian jaminan sosial, dan Ada hubungan sosial yang baik antara pemilik perusahaan, manajer serta pekerja
f. Latihan yang cukup bagi semua tenaga kerja.