• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2009-2010 PA.UJM-JGz-FK-UB.01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2009-2010 PA.UJM-JGz-FK-UB.01"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN AKADEMIK

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2009-2010

PA.UJM-JGz-FK-UB.01

PROGRAM STUI ILMU GIZI

JURUSAN GIZI

(2)

PEDOMAN AKADEMIK

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2009-2010

PA.UJM-JGz-FK-UB.01

Revisi : 1

Tanggal : 6 Juli 2009

Dikaji ulang oleh : Sekretaris Jurusan Gizi Dikendalikan oleh : Unit Jaminan Mutu Disetujui oleh : Ketua Jurusan Gizi

Jurusan Gizi

Fakultas Kedokteran

Pedoman Akademik Jurusan Gizi

Disetujui Oleh

Revisi ke 1

-

PA.UJM-JGz-FK-UB.001

Ketua

(3)

KATA PENGANTAR

Pedoman Pendidikan Tahun akademik 2008/2009 diterbitkan atas dasar Surat Keputusan Dekan Nomor: 852/ST/J10.1.17/KP/2008 tanggal 9 Oktober 2008 tentang: Buku Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dengan tujuan untuk menyampaikan informasi Proses Belajar Mengajar di Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Pedoman ini merupakan acuan bagi mahasiswa Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Angkatan 2008/2009 untuk menjadi strategi pembelajaran, pengetahuan, mengetahui hak dan kewajibannya. Pedoman akademik ini berlaku untuk tahun Akademik 2009/2010 dan akan diperbaiki serta dikembangkan sesuai dengan pengembangan penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun-tahun berikutnya.

Akhirnya, kami harapkan Pedoman Akademik ini dapat memenuhi fungsinya sebagai acuan bagi seluruh unsur penyelenggara pendidikan Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Ketua Jurusan Gizi FKUB

(4)

DAFTAR ISI

Kata pengantar Daftar Isi

1. Dasar Penyelenggaraan ... 1

2. Visi, misi, dan tujuan ... 2

3. Sistem pendidikan ... A. Standar Kompetensi Gizi ... 3

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 9

4. Kegiatan Pembelajaran ... 20

5. Evaluasi Proses pembelajaran dan penilaian ... A. Basic Knowledge (Semester 1-4) ... 32

B. PBL ... 43

6. Peraturan dan Tata Tertib Akademik ... 50

7. Penunjang Keberhasilan Studi ... 64

8. Tim Penyusun ... 70

Lampiran 1. Tabel Struktur Kompetensi Mata Kuliah ... 73

2. Pengelompokan Mata Kuliah Berdasarkan Bidang Keilmuan ... 76

(5)

BAB I

DASAR PENYELENGGARAAN

Penyelenggaraan Program Studi S1 Ilmu Gizi Kesehatan di Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dimulai pada Tahun Akademik 2007/2008. Penerapan Kurilukum Berbasis Kompetensi tersebut berdasarkan atas:

1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI, nomor 0475/U/2002, tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi;

2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor: 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standart Profesi Gizi

6. Committee Accreditation Dietitian Education (CADE), 2002 mengenai kompetensi Profesi Gizi (Registered Dietitian)

7. Hasil Muktamar Nasional 1 Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI), 2004 mengenai Standard Kompetensi S1 Gizi, Kurikulum Pendidikan S1 Gizi dan Kompetensi Pendidikan Profesi Gizi

(6)

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI

Menjadi institusi pendidikan Ilmu Gizi Kesehatan yang terkemuka

B. MISI

Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu gizi kesehatan yagn tanggap terhadap permasalahan gizi di masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

C. TUJUAN

Untuk mencapai visi misi jurusan, maka tujuan proses kegiatan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan YME, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas, memiliki disiplin dan etos kerja sehingga menjadi tenaga profesional yang tangguh dan mampu bersaing melewati batas nasional

2. Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi gizi kesehatan serta seni guna mendorong pengembangan budaya

(7)

BAB III

SISTEM PENDIDIKAN

A. STANDAR KOMPETENSI GIZI

a. Area Kompetensi

Berdasarkan hasil muktamar Asosiasi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) 2004, maka secara umum kompetensi utama lulusan S1 Gizi terbagi atas 4 penekanan/Area Kompetensi yaitu:

1. Kompetensi dasar (9 Kompetensi)

2. Kompetensi penekanan Gizi Klinik/Dietetik (13 Kompetensi)

3. Kompetensi penekanan Gizi Komunitas/ Manajemen Gizi Masyarakat (11 Kompetensi) 4. Kompetensi penekanan Gizi Institusi/

Manajemen Sistem Pelayanan Makanan (15 Kompetensi)

Pada setiap penekanan kompetensi, seorang lulusan S1 Gizi harus mampu melakukan/mengkoordinir ke-4 aspek kegiatan sebagai berikut:

1. NUTRITIONAL ASSESSMENT (Pengkajian status gizi)

2. NUTRITIONAL DIAGNOSIS (Menegakkan diagnosis gizi)

3. NUTRITIONAL INTERVENTION (Melakukan intervensi gizi)

(8)

b. Komponen Kompetensi

Komponen kompetensi gizi, dirumuskan secara internal oleh Tim kurikulum S1 Gizi FKUB* dengan berlandaskan pada 46 Standar Kompetensi S1 Gizi yang telah ditetapkan sebagai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007 dan kompetensi Profesi Gizi (Registered Dietitian) yang ditetapkan oleh Committee Accreditation Dietitian Education (CADE), 2002. Perumusan ini dengan cara mengelompokkan ke-46 kompetensi ke dalam 4 area kompetensi/penekanan.

1. Area Kompetensi dasar, meliputi 9 Komponen Kompetensi, yaitu

1.1. Melakukan praktek kegizian sesuai dengan nilai-nilai dan Kode Etik Profesi Gizi

1.2. Merujuk pasien/klien kepada profesional

Nutrisionis/Dietitian atau disiplin lain bila diluar kemampuan/kewenang

1.3. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan profesi.

1.4. Melakukan pengkajian diri dan berpartisipasi dalam pengembangan profesi serta pendidikan seumur hidup.

(9)

1.6. Menginterpretasikan dan memadukan pengetahuan ilmiah terbaru dalam praktek kegizian.

1.7. Berpartisipasi dalam perubahan organisasi, perencanaan dan proses penetapan tujuan

1.8. Berpartisipasi dalam pendayagunaan sumber daya manusia

1.9. Merujuk klien kepada pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih sesuai dengan kesehatan umum dan gizi.

2. Kompetensi penekanan Gizi Klinik/Dietetik (13 Komponen Kompetensi)

2.1. Mengawasi rancangan menu sesuai dengan kebutuhan dan status kesehatan klien.

2.2. Mengawasi penapisan gizi untuk individu dan kelompok.

2.3. Mengawasi penilaian gizi klien dengan kondisi kesehatan umum (obesitas, hipertensi,dll).

2.4. Menilai status gizi individu dengan kondisi kesehatan kompleks (ginjal, gizi buruk, dll).

(10)

2.6. Mengelola pemantauan asupan makanan dan gizi klien

2.7. Memilih, menerapkan, dan mengevaluasi standar makanan enteral dan parenteral untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dianjurkan termasuk zat gizi makro.

2.8. Mengembangkan dan menerapkan rencana pemberian makanan peralihan.

2.9. Mengkoordinasikan dan memodifikasi kegiatan pelayanan gizi diantara diantara pemberi pelayanan

2.10. Melakukan komponen pelayanan gizi dalam forum diskusi tim medis untuk tindakan dan rencana rawat jalan pasien.

2.11. Mengawasi dokumentasi pengkajian dan intervensi gizi.

2.12. Memberikan pendidikan gizi dalam praktek kegizian.

2.13. Mengawasi konseling, pendidikan, dan/atau intervensi lain dalam promosi kesehatan atau pencegahan penyakit yang diperlukan dalam terapi gizi untuk keadaan penyakit umum.

(11)

Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah dalam bidang pangan, ketahanan pangan, pelayanan gizi dan kesehatan.

Mengawasi dokumentasi pengkajian dan intervensi gizi.

Mengkaji ulang dan mengembangkan materi pendidikan untuk populasi sasaran.

Mengawasi pendidikan dan pelatihan gizi untuk kelompok sasaran tertentu

Berpartisipasi dalam penggunaan media massa untuk promosi pangan dan gizi.

Mengawasi penapisan status gizi kelompok masyarakat.

Melakukan penilaian status gizi kelompok masyarakat.

Melakukan pelayanan gizi pada berbagai kelompok masyarakat sesuai dengan budaya, agama dalam daur kehidupan.

Melakukan program promosi kesehatan atau program pencegahan penyakit.

Berpartisipasi dalam pengembangan dan evaluasi program pangan dan gizi masyarakat.

(12)

4. Kompetensi penekanan Gizi Institusi/Manajemen Sistem Pelayanan Makanan (15 Komponen Kompetensi)

4.1. Mengawasi perbaikan mutu pelayanan gizi dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

4.2. Mengembangkan dan mengukur dampak dari pelayanan dan praktek kegizian.

4.3. Berpartisipasi dalam bisnis atau pengembangan rencana operasional.

4.4. Mengawasi pengumpulan dan pengolahan data keuangan praktek kegizian.

4.5. Melakukan fungsi pemasaran.

4.6. Berpartisipasi dalam pendayagunaan sumber daya manusia

4.7. Berpartisipasi dalam pengelolaan sarana fisik termasuk pemilihan peralatan dan

merancang/merancang ulang unit-unit kerja.

4.8. Mengawasi sumberdaya manusia, keuangan, fisik, materi dan pelayanan secara terpadu.

4.9. Mengawasi produksi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi, biaya dan daya terima klien.

(13)

4.11. Mengawasi penerjemahan kebutuhan gizi

menjadi menu makanan untuk kelompok sasaran.

4.12. Berpartisipasi dalam melakukan penilaian cita rasa (organoleptik) makanan dan produk gizi.

4.13. Mengawasi sistem pengadaan, distribusi, dan pelayanan makanan

4.14. Mengelola keamanan dan sanitasi makanan.

4.15. Berpartisipasi dalam penetapan biaya praktek pelayanan kegizian

B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

Kurikulum Program Studi S1 Gizi Kesehatan FKUB tahun akademik 2008/2009 disusun berdasarkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Pembelajaran tahun 1 dan 2 diberikan dengan metode perkuliahan, praktikum, kunjungan lapang, studi kasus, dll. Pada tahun ke-3 diberikan dengan metode Problem Based Learning (PBL).

Keseluruhan jumlah

sks adalah 147 sks (99 sks mata

kuliah wajib, 6 sks mata kuliah pilihan, 12 sks untuk

rotasi kepaniteraan, 30 sks beban untuk pembelajaran

berbasis masalah (

problem based learning

(PBL).

(14)

1. Gambaran Kurikulum 2008/2009

TAHUN 4

SEMESTER 7: 14 sks SEMESTER 8: PRA-KEPANITERAAN (Pre Dietary Internship) 12 sks MK Penelitian (4 sks)

TAHUN 3: PROBLEM BASED LEARNING SEMESTER 5: PBL

Clinic dan proposal (16 sks) PBL Food service

and production

Proposal (2 sks) Penelitian

TAHUN 2: BASIC KNOWLEDGE SEMESTER 3: 20sks SEMESTER 4: 19 sks

TAHUN 1: BASIC KNOWLEDGE SEMESTER 1: 23 sks SEMESTER 2: 24 sks

(15)

2. Deskripsi Isi Blok dan Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada semester 1-4 dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar (basic knowledge) terkait ilmu-ilmu yang mendukung kompetensi gizi. Adapun metode pembelajarannya adalah kuliah, praktikum, kunjungan lapang, demonstrasi, studi kasus. Pemicu/Trigger berupa kasus-kasus yang diberikan pada beberapa mata kuliah masih berupa subject base.

Adapun pada semester 5 dan 6, metode lebih diarahkan pada student oriented learning dengan metode PBL. Dimana pada fase ini, mahasiswa diharapkan lebih aktif dan terpapar dengan masalah-masalah yang mungkin akan mereka hadapi di dunia kerja nantinya dan yang telah didesign dan disiapkan oleh Tim. Dengan adanya bekal yang cukup pada semester 1-4 dan dengan tambhan pengembangan keilmuan selama proses PBL, diharapkan mahasiswa lebih siap untuk menempuh pra-kepaniteraan di lahan pada semester 8.

Pada semester 5, mahasiswa diharapkan sudah merancang proposal penelitian, sehingga diharapkan pada semester 6 atau 7 mahasiswa sudah menyelesaikan TA/Skripsi.

(16)
(17)

Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester

Semester I

No. Nama Matakuliah SKS W/P

1 Biochemistry Biomolecular 1 2 W

2 Anatomy physiology 1 2 W

3 Basic Nutrition 2 W

4 Ilmu Bahan Makanan 1 2 W

5 Basic Management 2 W

6 Scientific Communication-Indonesia 2 W 7 Scientific Communication: English 2 W 8 Scientific method: Philosophy 1 W SM: Nutrition Biostatistics 2 w 9 Nutrition and Food Ecology 2 W

10

Communication and Nutrition

Education 2 W

11 Nutrition Profesional Ethics 2 W

TOTAL 23

(18)

Semester II

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Biochemistry - Biomolecular 2 3 W

2 Anatomy physiology 2 3 W

3 Nutrition in the life cycle 3 W 4 Fundamental of Diet and Cullinary 1 3 W

5 Ilmu Bahan Makanan 2 2 W

6

Pengolahan dan Pengawetan

Makanan 3 W

7 Nutrition Epidemiology 2 W

8

Scientic Method: NCP-Nutritional

Assessment 5 W

TOTAL 24

Praktikum :Biochemistry-Biomolecular 2, Anatomy Physiologi 2,Nutrition in the life cycle, Fundamental of Diet and Cullinary 1, Ilmu Bahan Makanan 2, Pengolahan dan Pengawetan Makanan, Scientic Method: NCP-Nutritional Assessment

(19)

Semester III

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Basic Pharmacology 1 W

2 Patofisiologi 2 W

3 Nutrition Biomolecular 3 W 4 Fundamental of Diet and Cullinary 2 3 W 5 Pengawasan Mutu Makanan 4 W 6 Food Service Management 1 2 W

7 Health Care System 1 W

8

Scientific method: Research

methodology 2 W

9

Scientific Method: NCP – Nutrition

Diagnosis 2 W

TOTAL 20

Praktikum: Fundamental of Diet and Cullinary 2, Pengawasan Mutu Makanan

Semester IV

No. Nama Matakuliah 4 w/p

1 Drug and Nutrient Interaction 2 W

2 Nutrient Analysis 4 W

3 Food Service Management 2 3 W

4 Scientific Method: NCP – Intermonev

clinic 4 W

5 NCP – Intermonev community 1 2 W 6 Pancasila dan Kewarganegaraan 2 W

7 Religion 2 W

JUMLAH 19

(20)

Semester V

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 PBL Klinik 14 W

2 Research 1 (Proposal) 2 W

TOTAL 16

Praktikum: PBL klinik

Semester VI

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 PBL Community 8 W

2 PBL Food Service & Production 8

JUMLAH 16

Praktikum: PBL Community, PBL Food Service dan Production

Semester VII

No. Nama Matakuliah SKS w/p Prasyarat

1

Scientific Method:NCP

– Intermonev

community 2 4 W

NCP: Nut Diagnosis

Scientific Method:NCP – Intermonev community 1

Nutrition Epidemiology

Health Care system

(21)

Semester 7 (lanjutan)

No. Nama Matakuliah SKS w/p Prasyarat

2 Research 2 4 W Research 1

3 Maternal Nutrition 2 P 4 Pediatric Nutrition 2 P

5

Emergency in

Nutrition 2 P

6

Nutrition in food

industry 2 P

7

Qualitative research in

nutrition 2 P

8 Nutrition in surgery 2 P Entrepreunership 2 P

TOTAL 14

Praktikum: Intermonev Community 2

Keterangan:

- MK pilihan yang ditawarkan pada semester 7 sebanyak 6 MK (masing-masing 2 SKS).

- Untuk memenuhi minimal 147 SKS maka mahasiswa harus mengambil minimal 3 MK pilihan (6 sks)

Semester VIII

Pra-Kepaniteraan Gizi

Pre-DI Clinic : Pra-Kepaniteraan di Rumah Sakit (hospital-based)

(22)

Pre-DI Food Service and Production : Pra-Kepaniteraan di institusi penyelenggara makanan banyak

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Pre DI Clinic 6 W

2 Pre DI Community 3 W

3 Pre DI Food Service and Production 3 W

TOTAL 12

Keterangan:

(23)

3. Lama Pendidikan dan Beban Studi

Lama pendidikan S1 Gizi di Universitas Brawijaya adalah empat tahun dengan beban studi 147 sks. Keluaran dari pendidikan gizi adalah Sarjana Gizi (S.GZ)

Secara internasional setelah menempuh sarjana gizi terdapat jenjang pendidikan lanjutan untuk mendapatkan Profesi Gizi (Registered Dietitian). Namun, pada skala nasional, program pendidikan profesi gizi masih sedang diperjuangkan keberadaannya, dimana Jurusan Gizi Brawijaya berpartisipasi aktif di dalamnya bekerja sama dengan instusi penyelenggara pendidikan lain dan organisasi profesi (PERSAGI).

(24)

BAB IV

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kurikulum 2008 Program Studi S1 Gizi Kesehatan FK-Universitas Brawijaya disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan strategi pembelajaran yang digunakan terutama pada tahun ke 3 adalah mahasiswa belajar aktif (active learning) dan mandiri atau pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centered) dengan menggunakan metode Pembelajaran Berdasar Masalah (Problem-Based Learning/PBL). Adapun bentuk kegiatan pembelajarannya meliputi:

Diskusi kelompok PBL

Kuliah singkat (mini lecture) sesuai kebutuhan. Praktikum (Reinforcement)

Membaca buku, jurnal, menyusun ringkasan diskusi Tutorial mata ajar dalam kelompok kecil (8-10 mahasiswa), skill’s lab, kerja lapangan

Menyelesaikan skripsi (penelitian) Pra-Kepaniteraan

Metode PBL digunakan untuk mempelajari sebagian besar mata ajar. Perkuliahan (mini lecture) diberikan apabila dibutuhkan, dan mata ajar yang tidak dapat diintegrasikan ataupun diberikan untuk memperjelas masalah yang cukup rumit yang dirasakan sulit untuk dimengerti oleh mahasiswa sehingga membutuhkan penjelasan dari pakar (nara sumber).

1. Problem-Based Learning (PBL)

(25)

penuh pada akhir tahun 1960an. Pada tahun 1974 Universitas Maastricht di Belanda menggunakan metode ini, dan kemudian diikuti oleh banyak institusi pendidikan kedokteran lainnya baik di Eropa maupun di seluruh dunia.

Metode pembelajaran PBL adalah metode yang terpusat pada mahasiswa (student-centered). Mahasiwa tidak lagi tergantung kepada pengajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, mahasiswa menjadi lebih aktif dalam mengakses dan mempelajari semua sumber yang ada, baik itu melalui buku ajar, jurnal, artikel ilmiah, maupun pakar sebagai nara sumber. Metode ini menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri secara aktif (self-directed learning atau active learning) dalam mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan pembelajaran, mencari sumber ajar, menyusun penjelasan masalah serta menganalisa penjelasan tersebut.

Keuntungan yang didapatkan dari metode PBL adalah sebagai berikut:

Memicu pembelajaran mendalam, bukan hanya superfisial

Mahasiswa mendapatkan keterampilan belajar mandiri yang akan sangat berguna baik dalam proses pembelajaran selama pendidikan maupun setelah lulus karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang.

Mahasiswa mendapatkan pola pikir analitik dan kritis dalam menghadapi suatu masalah, yang akan sangat membantu dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi di kemudian hari.

(26)

terus terlibat dalam interaksi baik dengan teman maupun dengan fasilitator.

Metode PBL memungkinkan adanya kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu, misalnya antara ilmu kelompok Biomedik dengan Scientific Method Metode ini tidak membosankan baik bagi mahasiswa maupun pengajar.

Retensi pengetahuan: proses aktif mencari penjelasan masalah akan meningkatkan retensi ilmu pengetahuan yang didapatkan dibandingkan apabila mahasiswa hanya mendapatkan materi dari perkuliahan

1.1. Proses Problem Based Learning (PBL)

Metode ini melibatkan sekelompok kecil mahasiswa (8-10 orang/kelompok) dalam diskusi kelompok dengan dibimbing oleh seorang tutor/fasilitator dan nara sumber. Sebuah masalah (problem) diberikan pada awal diskusi kelompok tersebut untuk memicu proses pembelajaran. Masalah biasanya diberikan dalam bentuk tertulis, berisi fenomena yang membutuhkan penjelasan. Kemudian mahasiswa akan memulai diskusi pertama. The Seven Jumps from Schmidt” adalah langkah-langkah yang lazim digunakan dalam metode PBL. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Mengklarifikasi istilah-istilah dan konsep yang tidak dimengerti bersama kelompok

2. Menentukan masalah-masalah

(27)

4. Menata usulan penjelasan masalah dari langkah 3 dalam satu susunan solusi

5. Menentukan tujuan pembelajaran

6. Mengumpulkan informasi (dengan cara belajar mandiri) dari berbagai sumber

7. Melaporkan hasil pembelajaran dalam kelompok, menyusun penjelasan dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari belajar mandiri untuk menjelaskan masalah-masalah yang ada.

Sebuah pemicu/skenario dibutuhkan 2 kali pertemuan dalam satu minggu untuk didiskusikan oleh kelompok kecil mahasiswa yaitu diskusi kelompok 1 (DK 1) dan diskusi kelompok 2 (DK 2)

Konsultasi pakar atau diskusi pleno pada akhir blok bila diperlukan oleh mahasiswa dengan kehadiran seluruh pakar yang terlibat

(28)

1.2. Peran Mahasiswa dalam PBL:

Seluruh mahasiswa dalam kelompok PBL harus turut berperan secara aktif dalam diskusi PBL. Dalam setiap diskusi PBL hendaknya dipilih seorang ketua dan sekretaris secara bergantian, sehingga semua anggota kelompok mendapatkan giliran berlatih memegang tanggung jawab.

1. Ketua bertugas untuk membuka diskusi PBL, memimpin jalannya diskusi sehingga dapat berlangsung dengan baik. Ketua juga berperan dalam mengatur jalannya diskusi dengan cara melibatkan semua anggota kelompok untuk aktif dalam diskusi. Selama diskusi berlangsung, ketua kelompok harus dapat menjaga diskusi tetap terarah dan tidak melenceng dari tujuan pembelajaran. Setelah diskusi berakhir, ketua menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada kelompoknya.

2. Sekretaris bertugas mencatat semua informasi dan penjelasan yang didapatkan selama diskusi PBL kemudian menyusunnya agar teratur. Pada akhir diskusi PBL pertama, sekretaris bertugas mencatat daftar tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh kelompok diskusi tersebut.

(29)

literatur untuk mencapai seluruh tujuan pembelaran dari pemicu yang diberikan. Pada diskusi kedua, seluruh anggota kelompok wajib menunjukkan log book dan melaporkan hasil pembelajaran mandiri mereka dan bertukar pendapat dengan anggota kelompok lainnya.

1.3. Peran Fasilitator atau Tutor PBL

(30)

1.4. Evaluasi

Evaluasi materi pembelajaran dinilai melalui ujian, proses dan sikap (selengkapnya lihat Bab V). Evaluasi mahasiswa dalam PBL dinilai dari kegiatan diskusi kelompok berdasarkan aktifitas mahasiswa dalam kelompok dan penguasaan materi. Evaluasi dilakukan oleh fasilitator dan antar teman dalam kelompoknya.

1.5. Belajar Mandiri / Tugas Mandiri

Metode PBL ini bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mandiri secara berkelompok baik secara terstruktur dalam kelas dan tidak terstruktur di luar kelas serta belajar secara individual tanpa di dampingi oleh fasilitator. Belajar mandiri terstruktur waktunya sudah terjadwal sedangkan yang tidak terstruktur dan individual ditentukan sendiri oleh mahasiswa. Penentuan materi belajar ditentukan sendiri oleh mahasiswa, apa yang perlu mereka pelajari, di mana dan kapan memperoleh bahan belajar serta bagaimana memperolehnya (melalui internet, membaca buku ajar (text book) atau jurnal atau bertanya kepada nara sumber). Penilaian belajar mandiri dilakukan oleh fasilitator pada saat diskusi kelompok 2 (DK2).

1.6. Kuliah Singkat (Mini Lecture)

(31)

2. Reinforcement (Praktikum)

Praktikum adalah kegiatan penunjang pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium. Kegiatan praktikum dipilih berdasarkan kegunaannya dalam menunjang proses pembelajaran dan pendalaman teori yang diperoleh dalam tutorial. Kegiatan praktikum yang dipilih disesuaikan dengan tema blok sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan terintegrasi

3. Skill’s Lab

Kegiatan skills lab dilaksanakan dengan tujuan memperoleh pemahaman keterampilan yang diperoleh saat

tutorial skill‟s lab. Pada prakteknya, kegiatan tersebut akan

dilakukan dengan peragaan model (demo) atau pasien dalam pengkajian pasien hingga praktek kosultasi gizi. Pada saat

tutorial skill‟s Lab mahasiswa akan dibagi dalam kelompok

kecil (6-8 orang/kelompok). Selama kegiatan skill‟s lab mahasiswa akan dibantu oleh instruktur yang akan mengawali kegiatan dengan memberikan penjelasan singkat tentang keterampilan yang akan dipelajari dan menunjukkan cara melakukan keterampilan tersebut. Kemudian seluruh anggota kelompok akan berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.

4. Simulasi Klinik

(32)

nutritional care process. Metode yang digunakan adalah metode role play atau bermain peran. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil (6-8 orang) berpasang-pasangan dan secara bergantian berperan sebagai ahli gizi dan pasien. Sebelum kegiatan dimulai, seorang instruktur akan menjelaskan teknik anamnesis, teknik komunikasi verbal dan non verbal, teknik konseling gizi dan etika profesi. Sebuah skenario dapat dipersiapkan untuk kegiatan ini. Selama kegiatan berlangsung, tiap mahasiswa akan saling mengamati apa yang dilakukan dan ditanyakan oleh lawan mainnya. Setelah semua anggota kelompok mendapat giliran bermain peran, maka dilakukan diskusi tentang kegiatan yang telah berlangsung. Mahasiswa dapat memberi umpan balik dan saling memberi masukan agar lebih memahami nutritional care process pada pasien. Instruktur akan mengakhiri kegiatan dengan memberikan umpan balik dengan mengevaluasi jalannya kegiatan dan memberi masukan pada tiap mahasiswa dengan tujuan meningkatkan kemampuannya

5. Elektif (Pilihan Wajib) dan Skripsi

(33)

6. Case-Based Teaching (CBT)

Dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan menggunakan metode PBL, mahasiswa sedini mungkin diperkenalkan pada masalah gizi sehingga akan lebih kompeten dalam menganalisa dan memecahkan masalah tersebut yang akan dihadapi di kemudian hari.

Cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan analisis ini antara lain dengan :

- Memberikan kasus/case yang dihadapi oleh pasien dan dilengkapi dengan data penunjang, seperti data antropometri, data asupan makan, hasil pemeriksaan laboratorium dan sebagainya. Mahasiswa diminta untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pasien dalam kasus yang diberikan tersebut - Kontak langsung dengan pasien/ kelompok

masyarakat/ klien. Kegiatan ini dilakukan saat kegiatan Perkuliahan dan pra kepaniteraan (Pre Dietary Internship). Kegiatan pada saat perkulian dapat dilakukan dalam wujud kunjungan/observasi singkat ke puskesmas/ rumah sakit/ institusi penyelenggaraan makan (contoh dalam mata kulaih Intermonev Community 2, Food Service and

(34)

7. Pra- Kepaniteraan Gizi

Pra-Kepaniteraan merupakan strategi pendidikan dalam Program Pendidikan Gizi untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa pada 3 area penekanan yaitu di setting klinik, komunitas dan food service.

Tujuan kegiatan pendidikan ini adalah mahasiswa kompeten di ketiga area penekanan sesuai dengan level of competence yag telah ditetapkan.

Syarat untuk dapat menempuh kegiatan ini adalah mahasiswa harus terdaftar dan mengisi KRS semester 8, sudah menempuh semua mata kuliah dengan minimal IPK 2.0, tidak ada nilai E dan Nilai D maximal 10%.

Mahasiswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 2-8 orang dengan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk setiap rotasi. Semua mahsiswa harus menempuh semua rotasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Lama waktu pelaksanaan rotasi bervariasi tergantung pada jumlah beban sks tiap rotasi. Untuk rotasi klinik 8 minggu, komunitas dan pelayanan gizi institusi masing-masing 4 minggu. Pada setiap rotasi mahasiswa akan dibimbing oleh:

1. Preceptor (CP)

(35)

2. Community/Clinical Instructor (CI)/Pembimbing lahan

adalah seorang ahli gizi/Praktisi Gizi yang ada di lahan yang mampu memberikan suatu asuhan gizi.

3. Supervisor

adalah profesi gizi yang memiliki pemahaman materi mengenai kegiatan di rotasi community

(36)

BAB V

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. BASIC KNOWLEDGE (SEMESTER 1-4)

Untuk Jurusan Gizi FKUB Semester 1 s/d Semester IV (Basic Knowledge) menggunakan sistem evaluasi sebagai berikut

Evaluasi Keberhasilan. 1. Lingkungan Evaluasi

Evaluasi keberhasilan proses pendidikan meliputi dua hal yaitu:

a. Evaluasi keberhasilan proses penyelenggaraan acara pendidikan yang meliputi cara penyelenggaraan pendidikan, kesesuaian sarana dengan tujuan serta keikutan sertaan mahasiswa dalam acara pendidikan. Evaluasi ini cenderung pada evaluasi aspek managerialnya.

Hasil evaluasi ini juga cenderung untuk menjadi input bagi pengelola program untuk memperbaiki penyelenggaraan pendidikan berikutnya, disamping kegunaan lainnya.

(37)

Jarak waktu antara semester yang satu dengan yang lain tidak panjang, karena itu proses evaluasi harus dilakukan dengan cepat. Evaluasi keberhasilan acara pendidikan meliputi:

1).Tentang program, antara lain penyimpangan dari rencana, usaha di luar program dalam menghadapi tuntutan situasi, usaha penyesuaian acara yang sudah diprogramkan cara penyajiannya dan sebagainya.

2).Tentang kesiapan, habisnya maupun kerusakan sarana, usaha mengatasi gangguan pada sarana dan sebagainya.

3).Tentang kesiapan tenaga administrasi.

4).Mahasiswa misalnya daftar hadirnya, keaktifan dan sebagainya.

Sebagai bahan evaluasi dosen pada akhir semester diperlukan data yang berkaitan dengan:

1) Jumlah beban mengajar.

2) Penilaian kualitatif terhadap pelaksanaan tugas. 3) Peningkatan kemampuan dan keterampilan.

(38)

menentukan derajat penguasaan materi kuliah serta hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan tersebut.

Evaluasi hasil belajar setiap cabang ilmu dilakukan dengan menggunakan cara–cara sesuai dengan tujuan pendidikan cabang ilmu dan bentuk pengalaman belajar yang digunakan melengkapi dan kedalaman bahasan yang dilakukan serta integrasinya dengan cabang-cabang ilmu lain. Hal-hal yang dievaluasi:

1) Derajat penguasaan materi kuliah.

Usaha ini digunakan menentukan seberapa jauh seorang mahasiswa pada akhir semester mendapat kompetensi dan menentukan pula

seberapa baik “credential” yang dapat diberikan

kepadanya.

2) Hal-hal yang mempengaruhi penguasaan materi kuliah. Termasuk disini adalah evaluasi yang ditujukan untuk menentukan pengaruh ketidak teraturan penyelenggaraan acara, misalnya mahasiswa atau dosen yang absen menentukan pengaruh batalnya sebagian rencana dan sebagainya.

2. Bahan Evaluasi.

(39)

a. Jumlah beban studi yang berhasil diselesaikan dengan baik dalam semester itu.

b. Penilaian kualitatif terhadap keberhasilan yang dinyatakan dengan nilai matakuliah.

c. Suatu ukuran keberhasilan pada semester itu misalnya indeks prestasi, indeks skolastik, dan sebagainya.

d. Suatu ukuran keberhasilan kumulatif dari semester satu sampai semester yang bersangkutan, misalnya total beban sks yang diperoleh, indeks prestasi kumulatif dan sebagainya.

e. Kedudukan relatif seorang mahasiswa dalam kelasnya serta nilai rata-rata kelas. Data ini makin sering diperlukan terutama dalam membuat surat rekomendasi atau transkrip seorang mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa, pekerjaan dan keperluan sejenisnya.

3. Cara evaluasi. a. Ujian.

1). Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian. a).Untuk menilaian apakah mahasiswa telah

memahami atau menguasai bahan yang disajikan dalam suatu mata kuliah.

b).Untuk mengelompokkan mahasiswa kedalam beberapa golongan berdasarkan kemampuannya, yaitu golongan sangat baik (A), golongan baik (B), golongan cukup (C), golongan kurang (D) dan golongan jelek (E). c).Untuk menilai apakah bahan mata kuliah

(40)

d).Yang pertama dan kedua tersebut terutama ditujukan kepada mahasiswa sedang yang ketiga terutama ditujukan kepada dosen.

2). Sistem Ujian.

Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai macam cara seperti ujian tertulis, ujian lisan, ujian dalam bentuk seminar, ujian dalam bentuk pemberian tugas, ujian dalam bentuk penulisan karangan ilmiah dan sebagainya. Ujian dapat pula dilaksanakan dengan berbagai kombinasi cara-cara tersebut.

Cara ujian yang digunakan perlu disesuaikan dengan jenis mata kuliah, tujuan kurikulum dan kondisi dosen.

Oleh karena tiap ujian mengandung unsur ketidak tepatan didalamnya, maka perlu diselenggarakan ujian lebih dari satu kali, agar diperoleh hasil/ nilai yang mendekati ketepatan.

b. Penilaian.

1).Sistem Penilaian

Untuk lebih memperhalus penilaian

ditambahkan penggolongan kemampuan B+, C+, D+.

2).Pelaksanaan Penilaian.

(41)

Hasil dari nilai akhir yang terdiri dari berbagai nilai ujian dengan pembobotan tertentu dikonversikan kedalam nilai huruf. Hal ini diatur Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya No.: 093/SK/1997.

3).Kegiatan penilaian kemampuan akademik: a).Kegiatan penilaian kemampuan akademik

suatu mata kuliah dilakukan melalui kegiatan terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan penilaian kegiatan praktikum. b).Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian

kemampuan akademik sesuatu mata kuliah pada suatu semester dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 (dua) kali dalam satu semester. c).Ujian tengah semester dan akhir semester

dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam kalender akademik.

d).Penilaian melalui kegiatan terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian praktikum adalah untuk menentukan Nilai Akhir dengan pembobotan tertentu.

4. Bobot dan Nilai Akhir.

a. Bobot suatu kegiatan penilaian mata kuliah ditentukan menurut perimbangan materi kegiatan dengan materi mata kuliah secara keseluruhan dalam satu semester.

(42)

n Bti.Nti + Bq i.Nq i + Bm.Nm+Ba.Na+Bp.Np

NA = n Bti + Bq i + Bm + Ba + Bp

i = 1

dengan :

BtI adalah bobot nilai terstruktur ke i

Bq I adalah bobot nilai quiz ke i

Bm adalah bobot nilai ujian tengah semester Ba adalah bobot nilai ujian akhir semester. Bp adalah bobot nilai praktikum

Nti, Nqi, Nm, Na, Np, adalah nilai setiap kegiatan

akademik.

Nilai akhir merupakan nilai angka dan di konversikan ke Huruf Mutu,dapat digunakan acuan sebagai berikut:

Kisaran Angka Mutu Huruf Mutu Bobot

3,75 A 4

3,25 – 3,74 B+ 3,5

2,75 – 3,24 B 3

2,25 – 2,74 C+ 2,5

1,75 – 2,24 C 2

1,25 – 1,74 D+ 1,5

0,75 – 1,24 D 1

(43)

5. Evaluasi Keberhasilan dan Program Studi S-1 Gizi.

Keberhasilan studi mahasiswa Studi Ilmu Gizi dinyatakan dengan indek prestasi (IP), yang ditulis dengan angka. Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilaksanakan sekurang-kurangnya tiap akhir semester, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan tahun keempat.

a. Evaluasi Keberhasilan Studi Akhir Semester

Evaluasi keberhasilan studi akhir semester dilakukan pada akhir semester, meliputi mata kuliah yang diambil mahasiswa pada semester tersebut. Hasil evaluasi ini terutama digunakan untuk menentukan beban studi yang boleh diambil pada semester berikutnya dengan berpedoman pada ketentuan berikut:

IP Semester Yang diperoleh

Beban studi Dalam semester 3,00

2,50 - 2,99 2,00 - 2,49 1,50 - 1,99

1,50

22 - 24 sks 19 - 21 sks 16 - 18 sks 12 - 15 sks 12 sks

b. Evaluasi keberhasilan studi tahun pertama.

(44)

diperbolehkan melanjutkan studinya apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).

Mengumpulkan sekurang-kurangnya 24 sks.

2).

Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 24 sks dari mata kuliah yang terbaik nilainya (disebut IP evaluasi).

c. Evaluasi keberhasilan studi tahun kedua.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun kedua apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).Mengumpulkan sekurang-kurangnya 48 sks, termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun pertama.

2).Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 48 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

d. Evaluasi keberhasilan studi tahun ketiga.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun ketiga apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).Mengumpulkan sekurang-kurangnya 72 sks, termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun kedua.

(45)

e. Evaluasi keberhasilan studi tahun keempat.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun keempat apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).

Mengumpulkan sekurang-kurangnya 96 sks, termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun ketiga.

2).

Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 96 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

f. Evaluasi Keberhasilan.

Mahasiswa dinyatakan menyelesaikan program studi sarjana apabila telah mencapai 148 sks untuk Ilmu Gizi, serta memenuhi syarat-syarat:

1).

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00.

2).

Nilai D atau D+ tidak melebihi 10% dari beban kredit total.

3).

Tidak ada nilai E

4).

Lulus ujian Tugas Akhir dan menyerahkan hasil revisi Tugas Akhir kepada Tim Tugas Akhir.

g. Evaluasi Keberhasilan Studi Akademik Sistem Paket. Evaluasi Keberhasilan Program Studi Ilmu Gizi Alih

Program

(46)

kalinya. Jika ternyata sampai batas masa studi ditentukan, mahasiswa belum dapat menyelesaikan studi sarjananya, maka yang bersangkutan dinyatakan tidak mampu melanjutkan studinya. Masa studi tiga tahun tersebut tidak termasuk cuti akademik/terminal, tetapi bagi mahasiswa yang tidak mendaftar ulang tanpa seijin rektor tetap diperhitungkan sebagai masa studi.

b) Evaluasi studi keberhasilan tahun pertama

Sejak mahasiswa terdaftar pada program sarjana di Universitas Brawijaya, diadakan evaluasi apakah yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa boleh melanjutkan studi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut

(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 22 sks untuk alih program dari D III Gizi (B3), 21 sks untuk alih program dari D IV Gizi masyarakat dan 15 sks untuk alih program dari D IV Gizi klinik.

(47)

B. PBL

Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran (pengetahuan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses pembelajaran, dan sikap mahasiswa selama proses pembelajaran.

Cara penilaian pengetahuan/hasil belajar mahasiswa:

a. Kegiatan penilaian pengetahuan/hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui ujian.

b. Ujian dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh tim blok.

c. Penilaian ketrampilan (skills) dilakukan dengan melakukan observasi dan penilaian selama kegiatan skills lab berlangsung dan melalui OSCE (Objective Structured Clinical Examination). OSCE dilakukan setiap akhir semester dengan materi ketrampilan yang telah dilatih selama semester tersebut. Dalam OSCE mahasiswa diminta untuk memperagakan ketrampilan yang diujikan sesuai dengan checklist yang telah disusun dan dilatih.

(48)

Nilai Lulus dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

Sistem penilaian berdasarkan acuan universitas Brawijaya dalam nilai angka mutu, huruf mutu, bobot dan sebutan.

Kisaran Angka Huruf Mutu Bobot

>81 - 100 A 4

>75 - 80 B+ 3,5

>69 - 75 B 3

>60 - 69 C+ 2,5

>55 - 60 C 2

>50 - 55 D+ 1,5

>44 - 50 D 1

<44 E 0

Kisaran angka mutu

Huruf mutu Bobot

≥ 3,75 A 4

3,25 – 3,74 B+ 3,5

2,75 – 3,24 B 3

2,25 – 2,74 C+ 2,5

1,75 – 2,24 C 2

1,25 – 1,74 D+ 1,5

0,75 – 1,24 D 1

(49)

Pembobotan Penilaian A. Tutorial

No. Penilaian Jenis Bobot

1. Pengetahuan Ujian 50%

2. Proses dan sikap

Penilaian

tugas/presentasi oleh fasilitator

40%

Penilaian

tugas/presentasi oleh teman (peer assesment)

10%

B. Skills lab

No. Penilaian Jenis Bobot

1. Teknik/ keterampilan

OSCE 70%

2. Proses dan sikap

Instrumentasi atau persiapan alat

20%

Sikap profesionalisme 10%

C. Case Based Teaching (CBT) :

Dinilai melalui ujian tulis, menyusun laporan dan peer assessment

Tahap Evaluasi

(50)

C. PRA KEPANITERAAN (Pre-Dietary Internship)

a. Evaluasi meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor serta disiplin, norma dan kode etik gizi yang berlaku.

b. Evaluasi dilaksanakan selama dan pada akhir masa pra - kepaniteraan

c. Evaluasi selama masa pra kepaniteraan di suatu lahan dilaksanakan oleh Clinical/Community /Food Service Instructur, Perceptor (Clinic/Community) dan Supervisor

d. Nilai akhir pra kepaniteraan merupakan fungsi dari seluruh hasil evaluasi selama menjalani masa pra kepaniteraan dan dinyatakan dalam nilai huruf:

Kisaran angka mutu

Huruf mutu Bobot

≥ 3,75 A 4

3,25 – 3,74 B+ 3,5

2,75 – 3,24 B 3

2,25 – 2,74 C+ 2,5

1,75 – 2,24 C 2

1,25 – 1,74 D+ 1,5

0,75 – 1,24 D 1

< 0,75 E 0

(51)

Pra Kepaniteraan Klinik

1. Penilaian meliputi penilaian kegiatan, ujian praktek, presentasi dan laporan

2. Penilaian selama praktek di lahan dilakukan oleh CI (50%), ujian praktek oleh supervisor (40%), presentasi laporan oleh preceptor (100%) dan laporan oleh supervisor (60%) dan CI (50%)

3. Bobot penilaian akhir meliputi 20% Nilai Clinical Preceptor + 40% Nilai Clinical Instructure + 30% Nilai Clinical Supervisor + 10% Absensi

Pra Kepaniteraan Community

1. Penilaian meliputi selama praktek di lahan oleh CI dan supervisor (total 50%), presentasi laporan pada akhir rotasi oleh perceptor, CI dan superivisor (total 20%) serta laporan oleh supervisor (30%)

2. Penampilan dalam presentasi akan dinilai berdasarkan penyajian dan pemahaman substansi kajian dan argumentasi hasil pengkajian studi kasus presentasinya. 3. Kehadiran juga menjadi salah satu aspek penilaian

a. Mahasiswa diwajibkan hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (kehadiran wajib 100%).

b. Maximal ketidakhadiran yang dapat ditoleransi selama pelaksanaan kegiatan adalah 3 hari (termasuk perhitungan keterlambatan)atau 80% kehadiran. c. Jika sakit atau ada gangguan lalu lintas atau

(52)

menghubungi CI sesegera mungkin (dalam waktu 24 jam).

d. Apabila berhalangan hadir maka harus seijin CI dengan menyampaikan alasan yang dapat diterima oleh CI/Perceptor*

e. Kehadiran dianggap 100% bila hadir pada seluruh hari kerja tanpa keterlambatan pada rotasi yang terkait atau maximal 2x terlambat.

f. Bila kehadiran tidak memenuhi 100%, maka akan ada penyesuaian terhadap nilai kehadiran.

Pra Kepaniteraan Food Service Management

(53)

Predikat Kelulusan

Predikat Kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian yang dinyatakan pada transkrip akademik. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan predikat kelulusan adalah :

IPK predikat kelulusan

2,25 – 2,49 2,50 – 3,00 3,01 – 3,50 3,51 – 4,00

Baik

Memuaskan

Sangat Memuaskan

(54)

BAB VI

PERATURAN TATA TERTIB AKADEMIK

TATA TERTIB

Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya tentang Tata Tertib Kehidupan Kampus Universitas Brawijaya dan Peraturan Akademik yang berlaku.

A. Umum

1. Bersama-sama dengan civitas akademika lainnya mengembangkan tata kehidupan sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia.

2. Memantapkan dan memelihara rasa kesejawatan diantara sesama Keluarga Besar Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

3. Membantu dan berpartisipasi aktif dalam setiap penyelenggaraan program-program kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra ko-kurikuler.

4. Menjaga integritas sebagai calon sarjana serta taat dan loyal terhadap setiap peraturan yang berlaku di Fakultas maupun Universitas Brawijaya.

(55)

6. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Rektor No.180/SK/2003 mengenai Tata Tertib Kehidupan Kampus Universitas Brawijaya.

7. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan dalam segala tingkah lakunya.

8. Setiap mahasiswa wajib berpenampilan rapi, sopan, sesuai kelaziman dalam berpakaian (dilarang memakai sandal/selop, kaos berkerah, celana jeans, celana ketat dan rok mini) dan dengan potongan rambut yang pantas sesuai dengan kepribadiannya sebagai calon ahli gizi (Dietetian).

9. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga kebersihan ruang kuliah, ruang praktikum, lingkungan sekitarnya, termasuk halaman, taman dan WC/kamar mandi yang tersedia

10. Pengumuman dan peraturan Fakultas/Jurusan dipasang di papan pengumuman tentang perkuliahan, sedangkan pengumuman tentang kegiatan kemahasiswaan pada papan senat mahasiswa. Para mahasiswa dilarang melakukan corat-coret terhadap pengumuman yang dipasang tersebut.

11. Fakultas/Jurusan tidak bertanggung jawab atas barang yang tertinggal/hilang di dalam kamar mahasiswa/ruang kuliah atau ruang praktikum.

(56)

B. Kuliah/Diskusi Kelompok

1. Mahasiswa harus sudah ada dalam ruangan kuliah/diskusi kelompok sebelum kuliah/diskusi dimulai, tidak di-perkenankan meninggalkan ruangan sebelum kuliah/diskusi selesai ataupun sebelum pengajar/fasilitator meninggalkan ruangan kuliah/diskusi kelompok. Mahasiswa dilarang masuk ruang kuliah/diskusi kelompok setelah 10 menit kuliah/diskusi kelompok dimulai.

2. Mahasiswa wajib memelihara ketertiban dalam ruang kuliah/diskusi kelompok. Apabila kuliah/diskusi kelompok sudah dimulai dan dianggap terganggu karena perilaku mahasiswa, maka dosen/fasilitator berhak menghentikan kuliah/diskusi kelompok pada saat itu juga atau mengambil tindakan lain. Sedangkan kuliah/diskusi yang direncanakan diberikan hari itu dianggap telah diberikan seluruhnya.

3. Kuliah/diskusi kelompok harus diikuti oleh seluruh mahasiswa yang kehadirannya dicatat dalam daftar hadir.

4. Pada dasarnya seluruh kegiatan kuliah/diskusi kelompok harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Jurusan berhak menentukan batas minimal ketidak hadiran mahasiswa untuk diijinkan mengikuti ujian masing-masing, selama tidak melebihi maksimal dari keputusan yang sudah ada.

(57)

6. Dilarang mengadakan corat-coret dengan apapun serta merusak peralatan yang ada di dalam ruang kuliah/diskusi kelompok.

7. Selama kuliah/diskusi kelompok berlangsung, mahasiswa dilarang mengaktifkan penyeranta dan telepon genggam.

B. Praktikum

1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua praktikum dan harus sudah mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan membuat persiapan yang diperlukan untuk praktikum yang sudah ditentukan untuk hari itu juga. Kuliah pendahuluan diberikan sebelum menghadapi praktikum baru.

2. Mahasiswa harus hadir di ruang praktikum pada waktu yang ditentukan dan menggunakan jas praktikum selama mengerjakan praktikum tersebut. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 5 menit tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.

3. Selama praktikum dilarang merokok, makan dan melakukan kegiatan serupa lainnya.

4. Selesai praktikum, tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapi.

5. Mahasiswa yang berhalangan melakukan praktikum harus melapor kepada koordinator Mata kuliah yang bersangkutan.

(58)

7. Mahasiswa harus berhati-hati apabila menggunakan bahan kimia/obat-obatan.

8. Terhadap binatang percobaan/cadaver (Anatomi) tindakan-tindakan dilakukan dengan bijaksana disesuaikan dengan kode etik yang berlaku pada percobaan binatang/ kadaver.

D. Pre Dietary Internship

 Kegiatan Pre Dietary Internship (Pre DI) merupakan kegiatan tersupervisi yang bertujuan untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan ke dalam berbagai setting institusi/lahan. Kegiatan Pre DI ini terbagi menjadi 3 (tiga) rotasi yaitu Pre DI Klinik, Pre DI Komunitas, dan Pre Food Service Management (FSM).

 Kegiatan Pre DI ini akan ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Gizi pada semester 8

TATA TERTIB

PENAMPILAN PROFESIONAL

(59)

b. Memakai sepatu bertumit rendah dan tidak bersuara bila berjalan.

c. Selalu memakai identitas (nama) selama melaksanakan kegiatan Pre DI

d. Rambut dipotong pendek dan rapi, tidak berjambang (laki-laki).

e. Mahasiswa putri rambut dirapikan dengan diikat rapi (bila panjang melebihi bahu). Yang berjilbab diharuskan memakai jilbab dengan warna sesuai sampai batas dada, dan tidak memakai tutup muka dan kaos tangan.

f. Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan yang berlebihan, yang diperbolehkan hanya cincin pertunangan/cincin kawin

KEHADIRAN/PRESENSI

a. Kegiatan pengambilan data 100% kehadiran di lokasi Pre DI sesuai dengan waktu dan ketentuan yang ditetapkan di lokasi atau Insitusi tempat Pre DI

b. Kegiatan diskusi diatur sendiri oleh mahasiswa dengan Pembimbing dari Institusi (Clinical Intructor/Perceptor/Food Service Instructor)

c. Kegiatan diskusi dan konsultasi dengan Supervisor disesuaikan dengan ketentuan masing-masing rotasi

(60)

e. Mahasiswa yang berhalangan hadir harus membuat surat tertulis kepada pembimbing di Institusi tempat Pre DI sesuai dengan ketentuan yang berlaku

SANKSI

Mahasiswa yang tidak mengikuti tata tertib Pre DI akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan masing-masing rotasi. Sanksi diberlakukan bagi mahasiswa yang tidak mengikuti baik sengaja maupun tidak sengaja ketentuan yang ada.

E. Kehadiran Mahasiswa

1) Mahasiswa diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan pendidikan.

2) Alasan yang dapat dibenarkan untuk ketidak hadiran :

a) Sakit atau musibah

i) Lebih dari 3 (tiga) hari dan kurang dari 1 (satu) minggu harus disertai surat Keterangan Dokter atau orang tua/wali yang dilegalisasi oleh Pembantu Dekan I FK UB.

ii) Lebih dari 1 (satu) minggu harus disertai surat keterangan dokter yang dilegalisasi oleh Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Brawijaya dan Pembantu Dekan I FKUB.

b) Mendapat tugas dari Fakultas/Universitas (harus ada surat tugas)

(61)

i) Meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyerahkan surat keterangan dokter yang dilegalisasi oleh pimpinan fakultas.

ii) Surat keterangan dokter harus diserahkan ke Biro Administrasi Akademik (BAA) paling lambat 1 (satu) hari setelah ketidak hadiran. Kegiatan pendidikan yang tertinggal dapat disusulkan dengan kegiatan yang sama atau lainnya (berdasarkan pertimbangan digantikan dengan tugas dari staf pengajar atau departemen terkait).

iii) Meninggalkan kegiatan pendidikan karena alasan lain lebih dari 3 (tiga) hari harus sepengetahuan orangtua/wali dan disetujui oleh Pimpinan Fakultas sebelumnya.

iv) Surat ijin harus sudah disampaikan ke BAA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari terhitung mulai berakhirnya Surat Ijin.

3) Bila mahasiswa tidak melaksanakan kegiatan pendidikan, maka kehadirannya dianggap tidak memenuhi syarat sehingga tidak diijinkan mengikuti ujian, dan pengambilan mata ajar dibatalkan (nilai = E)

4) Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum kegiatan pendidikan dimulai. Setiap keterlambatan 15 menit akan diberi peringatan bertahap, sebagai berikut :

a) Peringatan I : berupa teguran dari staf pengajar yang bersangkutan.

(62)

F. Ujian

a. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua ujian pada waktu yang telah ditentukan.

b. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti Ujian-ujian diwajibkan membawa KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) atas nama mahasiswa yang bersangkutan (ada foto mahasiswa, tanda tangan dan stempel resmi dari instansi).

c. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian pada waktu yang telah ditentukan, harus melapor paling lambat 3 (tiga) hari sesudah ujian kepada Ketua Jurusan terkait dengan mengajukan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian susulan atau kebijakan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Ujian susulan, hanya dilakukan 1 (satu) kali yang diselenggarakan setelah pengumuman hasil nilai akhir pada masing-masing mata kuliah.

e. Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian susulan, diberi nilai 0 (nol) atau nilai E

f. Mahasiswa yang terlibat kecurangan dalam bentuk apapun (misalnya, mencatat /mengambil soal ujian, memberi atau menerima jawaban soal ujian, membawa segala macam bentuk catatan yang berkaitan dengan jawaban ke tempat ujian) akan diberi nilai 0 (nol).

(63)
(64)

G. Penghentian Sementara atau Cuti Akademik

a. Cuti akademik adalah penundaan registrasi administrasi, dalam jangka waktu tertentu dengan ijin Rektor UB.

b. Seorang mahasiswa yang mengajukan permohonan cuti akademik harus per semester dan dapat diperpanjang paling lama 2 (bulan) tahun kumulatif.

c. Jangka waktu cuti akademik tidak diperhitungkan sebagai masa studi kecuali bagi mahasiswa yang tidak daftar ulang tanpa seijin Rektor tetap diperhitungkan sebagai masa studi.

d. Permohonan cuti akademik diajukan kepada Rektor dengan disertai alasan-alasan yang kuat, diketahui oleh Dekan dan Orang Tua/Wali/Instansi mahasiswa yang bersangkutan. Pengajuan ini paling lambat 1 (satu) minggu sejak penutupan registrasi akademik.

H. Perpindahan Mahasiswa

a. Mahasiswa Universitas Brawijaya yang akan pindah ke Perguruan Tinggi lain, harus mengajukan permohonan kepada Rektor dengan tembusan kepada Dekan, disertai alasan kepindahannya.

b. Mahasiswa yang telah pindah ke Perguruan Tinggi lain tidak dapat diterima kembali sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya.

I. Putus Kuliah (Drop-Out)

(65)

terdaftar karena tidak melakukan registrasi sesuai ketentuan fakultas/program studi.

J. Pemberhentian sebagai Mahasiswa Universitas Brawijaya Mahasiswa dapat diberhentikan selama-lamanya atau sementara apabila melanggar Ketentuan SK Rektor Nomor: 044/SK/1985 tentang Tata Tertib Keluarga Besar Universitas Brawijaya, serta ketentuan lain yang berlaku di Universitas Brawijaya.

K. Sanksi

Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran ketentuan akademik:

a. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan kurang dari 80%, tidak diperbolehkan menempuh ujian akhir semester untuk mata kuliah yang bersangkutan b. Mahasiswa yang membatalkan suatu mata kuliah di

luar waktu yang telah ditentukan, maka mata kuliah tersebut tidak dapat dibatalkan dan tetap

diperhitungkan untuk menentukan IP

c. Mahasiswa yang curang dalam ujian, dikenakan sanksi yang dapat berupa pembatalan seluruh rencana studi semesternya atau berupa sanksi lainnya yang

ditetapkan oleh Dekan

d. Mahasiswa yang mengerjakan ujian mahasiswa lain dan atau mahasiswa yang ujiannya dikerjakan orang lain akan dikenai sanksi pembatalan ujian semua mata kuliah dalam semester yang bersangkutan.

(66)

f. Mahasiswa yang melakukan perubahan nilai secara tidak sah akan dikenai sanksi skorsing paling lama 2 (dua) semester dan tidak diperhitungkan sebagai terminal

g. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut apabila disertai ancaman kekerasan atau pemberian sesuatu, atau janji atau tipu muslihat akan dikeani sanksi dikeluarkan dari Fakultas

h. Mahasiswa yang diketahui melakukan kecurangan dalam pembuatan skripsi, maka skripsi dan nilai ujian Tugas Akhirnya dibatalkan.

i. Mahasiswa yang terbukti melakukan tindak pidana yang dikuatkan dengan putusan Pengadilan, dikenai sanksi akademik berupa:

- Skorsing bila dipidana kurang dari setahun - Diberhentikan sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya bila dipidana lebih dari

setahun

L. Batas Masa Studi

a. Batas masa studi mahasiwa Jurusan Gizi tidak boleh lebih dari 7 (tujuh tahun), terhitung mulai saat mahasiswa terdaftar sebagai mahasiwa

(67)

d. Bagi mahasiswa yang melampaui masa studi empat tahun akan diberlakukan ketentuan SPP Progresif sesuai ketentuan Fakultas/Jurusan.

Ketentuan Tambahan :

(68)

BAB VII

PENUNJANG KEBERHASILAN STUDI

A. Semester Pendek

1. Semester Pendek adalah semester khusus yang diadakan pada akhir satu tahun ajaran (2 semester) yaitu pada masa liburan semester genap untuk memberi kesempatan mahasiswa memperbaiki nilai yang telah diperolehnya dalam tahun akademik berjalan dan meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

2. Kurikulum dan peraturan akademik pada perkuliahan semester pendek mengacu pada kurikulum dan peraturan akademik yang berlaku saat itu dengan ketentuan tambahan yang disahkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unibraw melalui SK Dekan

3. Semester pendek diselenggarakan selama 1 (satu) bulan dengan 8 (delapan) kali tatap muka dan Ujian Akhir Semester Pendek dilaksanakan pada akhir kegiatan semester pendek.

4. Semester pendek hanya diberikan untuk tutorial atau tatap muka di kelas saja atau tugas terstruktur dan tidak ada kegiatan praktikum.

5. Nilai Akhir Ujian Semester Pendek mengikuti ketentuan dalam Pedoman Akademik Universitas Brawijaya, yaitu maksimal B+ .

6. Mahasiswa peserta semester pendek harus memenuhi ketentuan :

(69)

berjalan, atau mahasiswa diluar tahun akademik tersebut sepanjang dimungkinkan.

b. Mahasiswa terlebih dahulu mendaftarkan diri sebagai peserta semester pendek untuk mata kuliah tertentu dengan mengisi Kartu Rencana Studi Semester Pendek (KRS-SP).

c. Mahasiswa peserta semester pendek harus membayar SPP semester pendek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Penilaian semester pendek didasarkan atas nilai Diskusi Kelompok 2 (DK2) dan Ujian Akhir Semester Pendek. Nilai akhir blok dipilih yang terbaik antara nilai reguler dengan semester pendek dan peningkatan nilai maksimal 3 tingkat di atasnya serta tidak lebih dari B+.

B. Ujian Perbaikan dan Ujian Khusus

1. Ujian perbaikan dan ujian khusus ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir,sesuai matakuliah yang pernah ditempuh.

a. Perbaikan nilai ditempuh dengan mengikuti semua kegiatan akademik yang berkaitan dengan perkuliahan pada semester dimana matakuliah yang akan diperbaiki ditawarkan.

(70)

2. Ujian khusus berlaku untuk matakuliah dengan nilai maksimum C+.

3. Ujian Susulan

Mahasiswa boleh mengikuti Ujian Susulan dalam matakuliah yang bersangkutan pada semester yang sedang berjalan apabila:

a. Surat keterangan dokter seperti tercantum dalam ijin mahasiswa pada Bab IV Administrasi Akademik.

b. Mendapat tugas resmi dari Fakultas untuk mengikuti kegiatan

C. Penasehat Akademik

1. Penasehat Akademik (PA) adalah dosen yang memberikan bantuan berupa nasehat akademik kepada mahasiswa, sesuai dengan program studinya berdasar kemampuan yang ada, sehingga program studinya selesai dengan baik

2. Penasehat Akademik (PA) bertugas :

a. Sebagai pembimbing mahasiswa dalam menetapkan jumlah kredit yang boleh diambil dalam Kartu Rencana Studi (KRS) berdasarkan hasil studi sebelumnya (KHS)

(71)

c. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik sehingga tumbuh kemandirian belajar

d. Memberi peringatan terhadap mahasiswa yang IP-nya selama 2 (dua) semester berturut-turut kurang dari 2 (dua) dan sks yang dicapai kurang dari 24 sks

3. Penasehat akademik harus benar-benar menguasai peraturan akademik, sistem pendidikan,

sistim evaluasi hasil belajar agar mampu membantu mahasiswa secara maksimal dalam

menentukan beban dan prioritas mata kuliah yang perlu diambil untuk semester berikutnya

4. Penasehat akademik dapat meminta bantuan kepada unti-unit kerja lainnya (antara lain

Bimbingan dan Konseling) dalam rangka kepenasehatan.

5. Kegiatan kepenasehatan dalam bidang akademik dikoordinir oleh PD I, sedang dalam non

akademik dikoordinir oleh PD III

(72)

7. Administrasi kepenasehatan dikembangkan melalui berbagai daftar dan kartu. Jenis dan kegunaan daftar dan kartu tersebut harus dipahami oleh Penasehat Akademik.

a. Yang dimaksud dengan daftar adalah:

1).Daftar nama mahasiswa

2).Daftar hadir perkuliahan mahasiswa 3).Daftar nilai ujian

b. Yang dimaksud dengan kartu adalah:

1).Kartu Rencana Studi (KRS) yang mencatat semua matakuliah yang diprogramkan (diambil oleh mahasiswa yang bersangkutan) pada masing-masing semester.

2).Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS) yang mencatat semua perubahan pengambilan beban-beban studi setelah diadakan konsultasi.

3).Kartu Hasil Studi (KHS) yang mencatat nilai yang diperoleh mahasiswa bagi matakuliah yang diprogramkan dalam KRS.

4).Kartu pribadi/ perkembangan Akademik Mahasiswa (KPAM) yang digunakan untuk mencatat data pribadi mahasiswa.

8. Lain-lain

(73)

b. Pimpinan, fakultas, jurusan, diploma, politeknik, dan pascasarjana harus memperhatikan hak-hak dosen Penasehat Akademik.

D. Bimbingan Konseling

1. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan secara sistematis dan intensif kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi, sosial, studi, dan karirnya demi masa depannya

2. Bimbingan Konseling diberikan oleh Konselor yang

mempunyai keahlian dibidangnya dalam satu unit Bimbingan Konseling Fakultas

(74)

SURAT TUGAS

Nomor: 852/ST/J10.1.17/KP/2008

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menugaskan yang tersebut di bawah ini:

Nama :

1. Dr.dr. Endang Sriwahjuni, MS 2. dr. Bambang Prijadi, MS 3. Nia Novita Wirawan, MSc 4. Nurul Muslihah, SP, Mkes. 5. Sri Wahyuni, SAB

Unit Kerja : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Tugas : Sebagai Penyusun Buku Pedoman Akademik Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Waktu : TA 2008/2009

Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Lain-lain : Kegiatan dibiayai oleh Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universiats Brawijaya

Demikian Surat Tugas ini untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan menyampaikan laporan setelah selesai melaksanakan tugas.

Dikeluarkan di: Malang

Pada Tangga : 09 Oktober 2008 An. Dekan,

Pembantu Dekan II

(75)

LAMPIRAN

PEDOMAN AKADEMIK

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2008/2009

PROGRAM STUDI S1 GIZI KESEHATAN

(76)

FAKULTAS KEDOKTERAN

(77)

LAMPIRAN 1.

TABEL STRUKTUR KOMPETENSI MATAKULIAH

Mata Kuliah Kompetensi Utama

No. Nama Matakuliah SKS W/P

1 Nutrition Biomolecular 3 W 2 Drug and Nutrient Interaction 2 W

3 Basic Nutrition 2 W

4 Nutrition in the life cycle 3 W 5 Fundamental of Diet and Cullinary 1 7 W 6 Fundamental of Diet and Cullinary 2 W

7 Ilmu Bahan Makanan 1 4 W

8 Ilmu Bahan Makanan 2 W

9 Pengawasan Mutu Makanan 4 W

10 Nutrient Analysis 4 W

11 Pengolahan dan Pegawetan Makanan 3 W 12 Food Service Management 1 4 W 13 Food Service Management 2

14 Health Care System 1 W

15 Nutrition Epidemiology 2 W

16

Scientific Method: Nutrition

Biostatistic 2 W

17

Scientific method: Research

methodology 2 W

18

Scientic Method: NCP-Nutritional

Assessment 5 W

19

Scientific Method: NCP – Nutrition

Gambar

Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester
TABEL STRUKTUR KOMPETENSI MATAKULIAH

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui pengaruh economic performance terhadap pengungkapan CSR Perusahaan Sektor Aneka Industri Subsektor Otomotif dan Komponen di BEI

Atmanto, MP Fakultas Kehuatanan Pengembangan Tahura Wonosadi Desa Beji Kecamatan Ngawen Gunungkidul Untuk Peningkatan Potensi Ekonomi melalui Wanawisata Berbasis Budaya Lokal. 20

hasil uji normalitas terlihat bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan ditunjukkan bahwa hasil sampel berasal dari populasi yang memiliki

Informasi penyumbatan aliran akibat aliran separasi 3D akan dipaparkan oleh nilai koefisien axial total iso pressure losses yang semakin besar. Pada kontur tersebut menggunakan

2.2 kepala bagian umum berkoordinasi dengan K3RS, KPPI dan resistensi antimikroba serta Tim Keselamatan Pasien untuk membahas dampak risiko dan pengendalian

Bagian-bagian dari alat penyebar pupuk secara baris yang digunakan dengan penanaman sekaligus, terlihat pada gambar 46, bagaimana pupuk ditempatkan diatas benih..

3 Saya menyimpan rasa tidak suka di dalam hati jika ada petugas BPK yang menanyakan bukti pengadaan tender atas pembelian alat kantor.. SS S R

Simbol permanen pada tutup dengan sistem sablon.Pada bagian steker dan kotak penutup mudah dibongkar pasang untuk penggantian bila terjadi kerusakan.. 23 Hambatan Tetap 47 ohm 2