• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI NILAI PANCASILA DALAM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI NILAI PANCASILA DALAM (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

Tugas Individu

Oleh:

Nama : Faisal Ardianto Aji Saputra NIM : 141150337

Kelas : EM-I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIO

NAL “VETERAN”

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Widya

Mwat Yasa dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membentuk

Sikap Kejuangan Masyarakat Indonesia” dimaksudkan untuk memenuhi tugas

akhir semester mata kuliah Widya Mwat Yasa (Wimaya). Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini

tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat dari berbagai pihak.

Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada para pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung

dalam membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan

lebih lanjut.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Yogyakarta, 12 Desember 2015

(3)

iii

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori ... 5 B. Pembahasan ... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ... 18 B. Saran ... 19

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis

khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara

Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan

terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, nama alternatif yang biasa

dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa lebih,

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara

yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku

bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia

terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Mongoloid Selatan/Austronesia dan

Melanesia di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih

banyak mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, suku bangsa

Jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari

seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka

tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu"), berarti keberagaman yang

membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,

Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman

(5)

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini

terdiri dari dua kata dari Sanskerta:pañcaberarti lima danśīlaberarti prinsip

atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa

dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha

Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)

Undang-undang Dasar 1945.

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh

rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia

serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang lebih baik,

di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya Pancasila

yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan

pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan

kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu

memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian

Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan

(6)

3

warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga

kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

Pancasila adalah rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan

bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang telah dirumuskan oleh para

pendiri negeri. Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah

jelas, bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara

Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup

bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya

diakui, dan menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan

sehari-hari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh

rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia

serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin

baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, nilai kejuangan

dimaksudkan untuk menggambarkan daya pendorong, pelawan, dan

pendobrak yang mampu membawa bangsa ini untuk membebaskan dirinya

dan penjajahan dan bebas merdeka. Nilai kejuangan diletakkan pada upaya

selama bergenerasi-generasi untuk mencapai kemerdekaan. Nilai kejuangan

seperti ini dimiliki oleh generasi pra 45 dan generasi 45. Nilai kejuangan ini

mewaris terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya

Semangat juang 45, adalah semangat untuk berjuang bersama tanpa

pamrih mengusir penjajah. Setelah merdeka semangat kejuangan itu tetap

(7)

memberantas kemiskinan, kebodohan, menegakkan kehidupan bersama yang

jujur, melawan korupsi dan ketidakadilan merupakan sebuah “maha karya”

dalam upaya membangun karakter bangsa (nation and character building).

Nilai-nilai kejuangan Angkatan 45 di tengah-tengah kehidupan yang semakin

kompleks dewasa ini memang dirasakan kian kehilangan makna. Peringatan

untuk mengenang perjuangan mereka yang telah menyerahkan jiwa-raga

demi kejayaan bangsa, nyaris tidak lagi menarik minat generasi muda.

Generasi penerus bangsa sekarang ini sebagai pelaksana cita-cita

pahlawan agar bentuk NKRI tetap utuh dibawah panji Pancasila dan UUD

1945 harus mewarisi semangat juang para leluhur yang dengan segala daya

upaya rela berkorban demi masa depan bangsa. Sebagai generasi penerus

bangsa harus memiliki tekad dan semangat nilai-nilai juang 45 agar tidak

gampang terbawa arus yang sudah mulai memasuki sendi-sendi kehidupan

generasi muda

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam

(8)

5 BAB II

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang diambil dari dari

kitab Negarakertagama yaitu “Pantjasyila”, Pantja yang berarti lima dan

syila yang berarti sendi/alas/dasar. Dalam pengertian lain, syila berarti

juga peraturan tingkah laku yang penting/baik. Dengan demikian,

Pantjasyila (Pancasila) pada waktu itu berarti lima dasar atau lima

peraturan tingkah laku yang penting/baik.

Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang

memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata

Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam

ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan

melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang

berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

Di negara kita, istilah Pancasila pertama kali ditemukan dalam

buku Sutasoma karangan Mpu Tantular yang ditulis pada jaman Kerajaaan

Majapahit (abad 14). Hal ini membuktikan bahwa Pancasila yang kita

jadikan dasar negara sudah ada pada masa itu. Fungsi Pancasila sendiri

memiliki urutan waktu diantaranya Pancasila Agama, Pancasila Soial

(9)

2. Pengertian Implementasi

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix.

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau

penerapan. Menurut Majone dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman,

(2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Menurut Browne

dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman, (2004), mengemukakan bahwa

”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.

Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga

dikemukakan oleh Mclaughin dalam Nurdin dan Usman, (2004). Adapun

Schubert dalam Nurdin dan Usman, (2002), mengemukakan bahwa

”implementasi adalah sistem rekayasa.” Sedangkan implementasi dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapan.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau

mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa

implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana

dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu

untuk mencapai tujuan kegiatan dengan proses untuk melaksanakan ide,

program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat

(10)

7

Dalam konteks implementasi pendapat-pendapat yang telah

dikemukakan memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi

adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer

ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk

desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.

Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.

3. Implementasi Pancasila

Pancasila adalah dijiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi

kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam

mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat

Indonesia yang adil dan makmur.

Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai

dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah

diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu

kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari

kehidupan bangsa Indonesia.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian

Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus

penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di

dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara

serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di

(11)

4. Nilai Kejuangan

Menurut Conny (2002) dalam Agus Surata, (2015), bahwa

kejuangan merupakan ketahanmalangan dalam menghadapi realita hidup.

Semakin tinggi ketahanmalangan seseorang, maka ia akan semakin

berpeluang untuk sukses dalam hidupnya. Penderitaan bukan sebagai

alasan untuk sebuah kegagalan. Untuk bisa mengatasi/menghadapi

penderitaan, maka ketahanmalangan/kejuangannya harus tinggi.

Jiwa semangat dan nilai-nilai 45 sebagai nilai kejuangan bangsa

merupakan roh bangsa yang harus tetap hidup dan dihidupkan dalam diri

anak bangsa. Dalam menapak kehidupan berbangsa dan bernegara,

sekalipun nilai orientasi nilai perjuangan berbeda sesuai dengan dinamika

dan kreatifitas kehidupan. Serta perkembangan dan tantangan yang

dihadapi bangsa, namun nilai-nilai dasar kejuangan seperti yang tersirat

dalam pancasila, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan UUD

1945 tetap menjadi landasan motivasi dan daya dorong yang kuat.

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dan negara adalah suatu

proses yang dinamis, nuansa perjuangan pada era revolusi kemerdekaan

Indonesia tahun 1945 berbeda dengan nuansa perjuangan masa kini pada

era globalisasi ekonomi, teknologi komunikasi, dan informasi. Begitu juga

ancaman, tantangan dan hambatan serta gangguan yang dihadapi bangsa,

yang bisa bertahan adalah jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa

untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa. Ancaman, tantangan,

(12)

9

kehidupan nasional yaitu aspek alamiah, berupa situasi geografi negara

dengan kekayaan alamnya, kemampuan penduduknya dan beberapa aspek

kemasyarakatannya berupa, ideologi bangsa, politik, ekonomi kerakyatan

sosial budaya masyarakat, dan pertahanan keamanan. Upaya mencapai

tujuan dan cita-cita nasional bukanlah hal yang mudah jika Bangsa

Indonesia tidak mempunyai cara pandang yang sama tentang diri dan

lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yaitu Pancasila dan UUD

1945. Berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang

dihadapi kehidupan nasional memerlukan penyikapan yang sama, satu

pandangan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan

keamanan nasional. Kesamaan cara pandang yang sama dapat membangun

kekuatan dan ketagguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan

kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara utamanya kekuatan dalam

menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan,

gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia

(Nasional Out Look), berdasarkan pancasila dan UUD 1945 tentang diri

dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba Nusantara dan

pemekarannya dalam mengekspresikan diri sebagai Bangsa Indonesia

dalam upaya mencapai tujuan Nasionalnya. Wawasan Nusantara

merupakan pandangan geopolitik sekaligus landasan geostrategi bangsa

Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan

(13)

politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya dan satu

kesatuan pertahanan keamanan. Dengan demikian, wawasan Nusantara

menjadi sumber utama dan landasan yang kokoh dalam penyelenggaraan

kehidupan Nasional. Untuk mencapai cita-cita, kepentingan dan tujuan

Nasional diperlukan kekuatan, kemampuan, daya tahan dan keuletan yang

disebut Ketahanan Nasional Indonesia yang berpedoman kepada wawasan

Nasionalnya.

B. Pembahasan

Kejuangan mengandung makna kesadaran tentang adanya makna dan

tujuan hidup yang lebih tinggi daripada kepentingan pribadi atau kelompok

dalam arti sempit, disusul dengan kesediaan untuk berkorban guna

mewujudkan makna dan tujuan hidup itu. Karena itu nilai kejuangan dengan

sendirinya terkait dengan masalah makna dan tujuan hidup tersebut yang

bersifat tidak terbatas hanya kepada kehidupan terestrial (duniawi), tetapi

selestial atau transendental (ukhrawi). Dengan kata lain, nilai kejuangan

terkait erat dengan "persoalan pungkasan" (the problem of ultimacy), yaitu

persoalan yang menjadi jawaban atas pertanyaan: hidup ini apa? Darimana?

Untuk apa? Dan mau kemana? Atau persoalan "alfa-omega"-nya hidup, dan

persoalan sangkan-paran.

Dampak nyata nilai kejuangan selalu bersifat sosial, dalam arti

menyangkut orang banyak. Tetapi titik tolak yang amat mendalam bagi

(14)

11

manusia yang paling mendalam, tanpa kemungkinan bagi orang lain untuk

mengintervensinya. Hal-hal yang amat personal ini, berupa sistem keyakinan

atau keimanan yang memberi seseorang makna dan tujuan hidupnya,

merupakan pangkal motivasi dan gerak jiwa dan ruhaninya untuk menempuh

hidup kejuangan. Jadi kejuangan memang menyangkut jati diri manusia yang

paling mendalam, dan berhubungan dengan rasa bahagia yang paling

mendalam pula.

Dengan adanya kesadaran akan makna dan tujuan hidup yang ultimate

itu maka orang akan mempunyai kesanggupan untuk menderita sementara,

dengan keyakinan bahwa di belakang hari akan diketemukan kebahagiaan

abadi yang sejati. Kesediaan menderita sementara ini menjadi dasar dari

sifat-sifat paling asasi bagi semangat kejuangan, seperti kesediaan berkorban,

mendahulukan kepentingan orang banyak, kepahlawanan, dan sikap-sikap

hidup altruistik lainnya yang dilandasi keyakinan bahwa mendahulukan orang

banyak baik dalam lembaga kenegaraan dan komunitas adalah terpuji secara

intrinsik dan dapat menjadi tujuan dalam dirinya sendiri (the end in itself).

Maka pangkal sikap hidup kejuangan ialah kesanggupan melakukan

pengingkaran kepada diri sendiri (self denial), yaitu kesediaan menunda

kesenangan sementara yang sempit dan egoistis. Semua sikap hidup yang

membawa sukses dan kebahagiaan sejati dan besar memerlukan kesanggupan

(15)

Nilai kejuangan ini tidak hanya diperlukan pada saat-saat kritis bagi

bangsa atau masyarakat, melainkan merupakan keharusan sepanjang masa.

Sebab korelasi nilai kejuangan ialah sikap hidup penuh tanggung jawab dan

bermoral. Dalam masa pembangunan bangsa yang lebih lanjut (advanced),

moral dan etika umum atau sosial adalah fondasi yang tidak-bisa-tidak.

Bangsa-bangsa yang maju memiliki ciri moral atau etika sosial yang tegar

(tough), sedangkan negara-negara terkebelakang, sebagaimana diamati oleh

Gunnar Myrdal (seorang pemenang hadiah Nobel dalam ilmu

sosial-ekonomi), kebanyakan mempunyai ciri moral yang lunak (soft).

Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang, dimulai

pada jaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, majapahit sampai pada datengnya

penjajah. Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa

yang merdeka dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan

hidup serta filsafat hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter

bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the

founding father) dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang

meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila.

Secara Historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila

sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara

obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal

nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,

(16)

13

Secara Filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah

sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan

kenyataan obyektif bahwa manusia adalah mahluk Tuhan YME. Setiap aspek

penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk

sistem peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalam

realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan

suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan

kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum,

sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.

Pancasila sebagai dasar negara melalui proses yang panjang dalam

perumusannya. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh telah

memberikan pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh

nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan. Dalam proses

perumusan Pancasila sebagai dasar negara terdapat nilai-nilai juang dan

sebagai warga negara yang baik kita harus mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari yaitu antara lain: Para pejuang tersebut memiliki jiwa

dan semangat kejuangan yang tinggi untuk merdeka. Pada pita yang

dicengkeram burung garuda tertulis “Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya,

meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada

bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup

rukun. Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling

mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Jiwa dan semangat

(17)

1. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat

terhadap perjuangan kemerdekaan.

2. Pro patria dan primus patrialis, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan

mendahulukan kepentingan tanah air.

3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar umat beragama, suku, golongan,

dan bangsa.

4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.

5. Jiwa ksatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia, hal ini sesuai dengan

pembukaan UUD 1945 sekaligus sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Pancasila tidak hanya sebagai jiwa bangsa Indonesia, juga sebagai

kepribadian bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia,

dewasa ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia

dari ancaman disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun

sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam

format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila.

Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus

bukan dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks

implementasinya. Tantangan terhadap Pancasila sebagai kristalisasi

pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor

(18)

15

Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian Pancasila sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai

luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu,

kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh

dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia,

neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki

cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa

meminggirkan Pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme

baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.

Implementasi Pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada

hakikatmya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.

Adapun pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang

antara lain:

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus

mendasarkan pada dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada

kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh

karena itu kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi

harkat dan martabat manusia.

Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi

dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam

sila-sila pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang

(19)

2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi

Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang

menang, sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada

persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal

ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi

kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistik yang mendasarkan pada

tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).

Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja

melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat.

Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh

bangsa.

3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya

Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya

hendaknya didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai

budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka

bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini.

Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan

adanya stagnasi nilai social budaya dalam masyarakat sehingga tidak

mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi

berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa

yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan

(20)

17

Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa

reformasi dewasa ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki

bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri.

Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya

nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat

dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat

hukum. Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan

perundang-undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban

warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah

negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia

agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah

dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah

berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan

muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan

(21)

18 A. Kesimpulan

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Lima sendi

utama penyusun pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan

yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila adalah di jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi

kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam

mengejar kehidupan lahir batin yang lebih baik. Generasi penerus bangsa

sekarang ini sebagai pelaksana cita-cita pahlawan agar bentuk NKRI tetap

utuh dibawah panji Pancasila dan UUD 1945 harus mewarisi semangat juang

para leluhur yang dengan segala upaya rela berkorban demi masa depan

bangsa.

Pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada

hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa

dalam berbagai macam bidang diantarannya di bidang politik, bidang

(22)

19

B. Saran

Pancasila merupakan falsafah negara kita republik Indonesia berperan

dalam membentuk sikap kejuangan pada masyarakat Indonesia dalam

berbangsa dan bernegara, maka kita harus menjungjung tinggi dan

mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh

rasa tanggung jawab guna menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

(23)

20

Angreiny, Ima. (2012). “Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli”. [Online]. Tersedia: http://el-kawaqi.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-implementasi -menurut-para.html?m=0 [12 Desember 2015].

Athoillah, Adib. (2013). “Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa”. [Online]. Tersedia: http://adibathoillah.blogspot.co.id/2013/01/ implementasi-pancasila-dalam-kehidupan.html?m=0 [12 Desember 2015].

Djafar, Syamsul. (2015). “Nilai Kejuangan Bangsa, Sebagai Perekat Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional”. [Online]. Tersedia: http://dokumen.tips/documents/nilai-kejuangan-bangsa.html [12 Desember 2015].

Fasha, Ahmad Tafrizi. (2011). “Implementasi Terhadap Ke-5 Sila dalam

Pancasila”. [Online]. Tersedia: http://ahmad-tafrizi.blog.ugm.ac.id/2013 /01/06/makalah-pancasila/ [12 Desember 2015].

Kartianto, Mardevin. (2014). “Makalah Implementasi PancasilaSebagai Dasar Negara”. [Online]. Tersedia: http://warnet178meulaboh.blogspot.co.id /2013/06/makalah-implementasi-pancasila-sebagai.html?m=0 [12 Desember 2015].

Madjid, Nurcholish. (2001). “Pembinaan Nilai-nilai Kejuangan sesuai dengan Jati Diri Bangsa guna Menyukseskan PJP-II”. [Online]. Tersedia: http://www.oocities.org/fauzy70/para/p032.html [12 Desember 2015].

Surata, Agus. (2015).Bela Negara & Widya Mwat Yasa.Yogyakarta: UPN “Veteran”Yogyakarta Press.

Thok, Tugino. (2015).“Nilai Juang Perumusan Dasar Negara”. [Online].

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipotesis menunjukkan taraf nyata α = 0,05 diperoleh P-value = 0,002 atau tolak Ho, artinya hasil belajar matematika Peserta Didik yang

Anggaran-belandja negara merupakan garis politik Pemerintah untuk tahun jang bersangkutan dan instruksi bagi pentjelenggara tugas Pemerintah sampai berapa

Hasil analisis data angket motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen sesudah menggunakan model pembelajaran kontrol diri diperoieh nilai rata-rata sebesar 130,69,

Untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD digunakan sistem proporsional dengan stelsel daftar terbuka sehingga pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung

pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dalam upaya bina diri.. perawatan anak di

Penelitian studi kasus bertujuan menjelaskan dan memahami objek yang diteliti secara khusus sebagai suatu kasus.Peneliti menggali pandangan dan pengalaman kepala

Istilah ini berarti melihat atau mengamati Hilal dengan mata ataupun dengan teleskop pada saat Matahari terbenam menjelang bulan baru Kamariah. 122 Apabila Hilal berhasil

untuk melakukan keputusan pembelian di FABRIK Eatery & Bar Bandung. Beberapa strategi yang digunakan dan yang sedang digalakan untuk. meningkatkan keputusan pembelian