• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN KADAR PEMANIS SINTETIS SIKLAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENETAPAN KADAR PEMANIS SINTETIS SIKLAMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DI JUAL DI PASAR TRADISIONAL 16 ILIR PALEMBANG TAHUN 2013

Nico Syahputra Sebayang1), Nurdewi Harahap2), Husainah Yusuf3)

1) Dosen DPK pada Fakultas Pertanian Universitas Gunung Leuser email:sebayangns@gmail.com

2) Akademi Analis Kesehatan Widya Dharma email:yui_ryunindha@ymail.com

3) Dosen DPK pada Fakultas Pertanian Universitas Gunung Leuser email:husainah74@yahoo.co.id

Abstraks

Tujuan penelitian ini untuk menetapkan kadar pemanis sintetis (siklamat) pada Es Puter yang dijual di Pasar Tradisional 16 Ilir Palembang tahun 2013. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional. Sampel penelitian adalah Es Puter yang dijual di Pasar Tradisional 16 Ilir Palembang tahun 2013, yang di ambil secara purposive berdasarkan harga dan rasa yang berjumlah 10 sampel. Untuk mengetahui adanya pemanis sintetis (siklamat) kadarnya di uji dengan metode Gravimetri. Analisa sampel dilakukan di Laboratorium Analisa air, makanan dan minuman Politeknik kesehatan jurusan Analis Kesehatan Palembang. Hasil Penelitian ini didapatkan bahwa dari 10 sampel Es Puter semuanya menggunakan pemanis sintetis (siklamat) ada yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat yang diperbolehkan. Sebanyak 4 sampel yang diperiksa berdasarkan harga Rp ≤ 2000 didapat hasil kadar siklamat pada kode sampel 2, 5, 9, 10 (minimal 0,69683 gr/ kg – maksimal 2,13173 gr/ kg), sedangkan 6 sampel Es Puter yang harganya Rp > 2000, didapatkan hasil kadar siklamat pada kode sampel 1, 3, 4, 6, 7, 8 (minimal 0,25179 gr/ kg – maksimal 2,4112 gr/ kg) semuanya memenuhi syarat hanya saja pada kode sampel 4 dan 5 kadar siklamatnya tidak memenuhi syarat, dan didapatkan dari 4 sampel Es Puter yang rasanya manis hambar, didapat hasil kadar siklamat pada kode sampel 1, 2, 3, 7 (minimal 0,25179 gr/ kg – maksimal 0,78982 gr/ kg), sedangakan 3 sampel yang rasanya manis sedang, didapat hasil kadar siklamat pada kode sampel 6, 8, 10 (minimal 1,17895 gr/ kg - 1,55781 gr/ kg) dan 3 sampel yang rasanya manis pahit, di dapat hasil kadar siklamat pada kode sampel 4, 5, 9 (minimal 1,87292 gr/ kg - 2,4112 gr/ kg).

Kata Kunci: Siklamat, Es Puter, Gravimetri

1.PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan adalah penyedian makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan.

(2)

57 dikonsumsi oleh manusia harus terpenuhi zat

gizinya, higienis, dan aman (Depkes RI, 1990). Salah satu jenis makanan yang beredar dimasyarakat adalah es Krim. Es Krim merupakan kudapan beku yang sangat digemari diseluruh dunia baik anak-anak maupun dewasa. Es krim yang dijual di tempat umum adalah Es Krim jenis standar atau disebut juga ekonomi. Salah satu cara yang digunakan oleh penjual dalam memenuhi akan rasa manis adalah dengan memilih pemanis buatan (Purnamasari, 2009).

Es krim merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan cara membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama . Bahan yang digunakan adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu atau tanpa bahan perasa dan warna , dan stabilizer, bahan campuran es krim disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).

Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku yang digunakan, untuk membuat es krim yang memiliki kualitas tinggi bahan bakunya perlu diketahui dengan pasti, dengan menggunakan susu sebagai bahan utama pembuatan es krim maka es krim memiliki sumbangan terbesar nilai gizinya. Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta gizi yang tidak terduga, keunggulan es krim yang didukung oleh bahan utamanya yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu

maka es krim hampir sempurna dengan kandungan gizi yang lengkap (Fitrahdini, 2010).

Banyak tersedia bahan es krim yang mudah dalam pembuatannya, yaitu es krim instan, dengan adanya es krim yang mudah dan praktis konsumsi es krim di Indonesia mulai meningkat secara sering dengan adanya es krim instan yang pemuatannya tidak memerlukan ahli khusus dan dapat dibuat di rumah (Efendy, 2006)

Pembuatan es krim menggunakan bahan tambahan yaitu bahan pengembang dan bahan penstabil. Untuk bahan pengembang dapat digunakan baking powder (natrium bikarbonat) yang merupakan bahan pengembang dan dipakai untuk meningkatkan volume dan memperingan tekstur bahan makanan antara lain es krim. Fungsi lain bahan pengembang jika ditambahan dengan adonan es krim karena natrium bikarbonat bereaksi dengan asam juga digunakan sebagai obat untuk menetralkan asam lambung berlebihan (Berger, 1997).

(3)

Pembuatan es krim mempunyai prinsip yaitu dapat membentuk rongga udara pada ice cream mix (ICM), sehingga diperoleh pengembangan volume es krim agar menjadikan es krim lebih ringan dan tidak padat serta mempunyai tekstur yang lembut, oleh karena itu es krim merupakan produk olahan susu yang disukai masyarakat.

Es puter adalah salah satu es khas

Indonesia yang dikenal sejak tahun

1970-1980 an ketika es krim masih mahal (Sandra

Djohan, 2012).

Es krim tradisional ini diciptakan oleh

masyarakat Indonesia dengan cara pembuatan

yang sederhana, tanpa menggunakan mesin

atau pun alat yang khusus (Heru Supanji,

2011).

Es puter di

buat dengan cara

mengaduk bahan es, santan, gula dan rasa

buah-buahan kedalam sebuah tabung. Tabung

yang telah diisi bahan-bahan tersebut lantas

direndam dalam es yang sudah dicampur

garam. Proses campuran es dan garam inilah

yang akan menghasilkan suhu dingin alami

yang akan membekukan bahan dasar es puter

tersebut. Sambil terus diputar, adonan di

dalam tabung pun membeku menjadi es puter

(Stephen Seachlann, 2012).

Pemanis buatan merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis dan tidak mengandung kalori. Salah satu pemanis buatan yang banyak digunakan adalah siklamat sebagai pengganti gula (Mortensen, 2006) karena harganya relatif murah di bandingkan dengan gula. Selain itu, jumlah siklamat yang dibutuhkan untuk pemanis buatan

dalam makanan dan minuman ringan relatif sedikit sekali, karena kemanisan siklamat 30 kali lebih manis dari sukrosa (gula) (Cahyadi, 2008).

Semua pemanis yang di izinkan untuk penggunaan makanan di Uni Eropa telah melalui pemeriksaan secara komperehensif terhadap efek toksikologi sesuai dengan prinsip-prinsip pengujian toksikologi bahan tambahan makanan, sebelum digunakan ke pasaran. Keselamatan makanan telah di evaluasi oleh Komite Pangan Uni Eropa, Badan Pangan Dunia ( FAO), Badan Kesehatan Dunia ( WHO) (European Parliament, 1994).

Bahan Tambahan Makanan adalah bahan penambah yang sengaja ditambahkan dengan maksud untuk memperoleh tingkat mutu, meliputi pengawet, pemberian warna, penyedap rasa dan aroma, pemantap emulsi, anti oksidan, dan pemanis.

Bahan tambahan makanan alami diperoleh dari ektraksi bahan – bahan alam. Seperti klorofil daun sebagai pewarna, tebu sebagai rasa, serta daun pandan sebagai aroma. Bahan alami lebih aman dan mudah didapat, namun disisi lain zat tersebut memiliki kelemahan, yaitu kepekatan relatif kurang stabil, sebab mudah dipengaruhi panas dan kondisi pH, dan diperlukan bahan yang banyak untuk membuatnya (Depkes RI, 1989).

(4)

59 Siklamat adalah salah satu jenis pemanis

buatan yang cukup populer di Indonesia. Siklamat pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Michael Sveda dan Ludwig Audrieth dari University of Illinois pada tahun 1937. Pemanis buatan jenis siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat mempunyai sifat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali dari gula. Rumus molekul siklamat adalah C6H11NHSO3Na. Rasa manis siklamat masih dapat dirasakan pada tingkat pengenceran 1 : 10 (dalam liter). Nama lain siklamat dalam perdagangan dikenal dengan sebutan antara lain : Assugrin,SucarildanSucrosa. (Indriasari, 2008).

Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air (Usmiati dan Yuliani, 2004).

Rumus Bangun Natrium Siklamat

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori rendah dan untuk penderita diabetes mellitus adalah 3g/kg bahan pangan dan minuman. Dan menurut WHO, batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan.

Penelitian yang lebih baru menunjukkan siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian ini dilakukan oleh para ahli Academy of Sciencepada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun keturunannya juga diduga sebagai tumor promoter (Cahyadi, 2008).

Pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Efek negatif tidak langsung seketika terjadi pada manusia

tetapi membutuhkan waktu lama karena terus berakumulasi di dalam tubuh manusia. Efek negatif tersebut antara lain: dapat merangsang pertumbuhan kanker kandung kemih, alergi, bingung, diare, hipertensi, impotensi, iritasi, insomnia, kehilangan daya ingat, migrain dan sakit kepala. Selain itu efek negatif pemanis buatan bagi anak-anak adalah merangsang keterbelakangan mental, hal ini terjadi karena otak masih dalam tahap perkembangan dan proses terakumulasi pemanis buatan pada jaringan syaraf (Indoforum, 2008).

2.METODE PENELITIAN

(5)

Tradisional 16 Ilir Palembang Tahun 2013. Yang diambil secara purposive berdasarkan kriteria harga dan rasa.

Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilann sampel berdasarkan kriteria yaitu Harga dan Rasa.

Metode pemeriksaan pada penelitian ini menggunakan metode gravimetri (SNI.01-12891-1992).

Prinsip Analisa sebagai berikut : Siklamat dalam suasana asam khlorida di dekstruksi dengan NaNO2dan kemudian di endapkan sebagai barium Sulfat (BaSO4) lalu di timbang.

2.1 Alat dan bahan untuk adonan es puter

• Kompor

• Panci

• Gelas ukur

• Centong Kayu

• Baskom 2 buah

• Saringan

• Mangkok

• Sendok

• Santan (4 butir kelapa)

• Tepung (Maizena 200 gram)

• Garam (secukupnya)

• Gula Pasir (4 kg)

• Daun Pandan (1 lembar)

• Vanili (Secukupnya)

• ¾ es balok

• 3 kg garam

2.2. Cara Pembuatan Es Puter

1. Didihkan santan, garam, gula, daun pandan 1 lembar dan vanili masak hingga matang. Aduk terus supaya tidak pecah. 2. Angkat, tambahkan tepung meizena aduk

hingga semua tercampur dan dinginkan. 3. Tuangkan adonan yang sudah disaring

kedalam, tabung, adonan haruslah sudah dalam keadaan dingin, minimal disuhu kamar 250C.

4. Letakkan tabung didalam wadah yang cukup besar.

5. Diantara tabung dan wadah letakkan es batu yang sudah dipecah kecil-kecil. 6. Setelah es batu tertata rapi taburkan

garam.

(6)

61 8. Tabung diputar perlahan searah jarum

jam, setiap 15 menit aduklah adonan, sehingga adonan yang sudah mengeras dibawah dan tepian tabung dapat bertukar posisi dengan adonan yang masih cair ditengah. Jika sudah banyak yang membeku dapat dilakukan setiap 10 menit.

9. Jika es batu sudah banyak yang mencair, keluarkan airnya sedikit demi sedikit, tambahkan es batu dan garamnya (Billy Bruzz, 2011).

Alur penelitian ini adalah :

Interprestasi Hasil 1. Kualitatif :

(+) Terbentuknya endapan putih (-) Tidak terbentuknya endapan putih 2. Kuantitatif :

Memenuhi syarat ≤ 2 gram/ kg Tidak memenuhi syarat > 2 gram/ kg Analisa Data

Data yang diperoleh, di kumpulkan di lihat

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

(Notoatmodjo, 2002).

3.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil

Setelah dilakukan penelitian terhadap

pemanis sintetis (siklamat) pada Es Puter

yang dijual di pasar tradisional 16 Ilir

Palembang Tahun 2013, dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Pemanis

Sintetis (Siklamat) pada Es Puter yang

dijual di pasar Tradisional 16 Ilir

Palembang Tahun 2013.

Sampel (Es Puter)

Pengelolahan Sampel

Uji Laboratorium

Uji Kualitatif

(-) Negatif (+) Positif

Uji Kuantitatif

Memenuhi Syarat

≤ 2 gr/ kg

Tidak memenuhi Syarat

(7)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

dari 10 sampel Es Puter yang diperiksa,

sebanyak 10 sampel (100%) semuanya positif

(+)

menggunakan

Pemanis

Sintetis

(Siklamat).

Tabel 2

Hasil Uji Kuantitatif Kadar

Siklamat Pada Es

Puter Berdasarkan

Harga yang dijual di pasar Tradisional 16

Ilir Palembang Tahun 2013

Kode

M S

: Memenuhi Syarat

T M S : Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui

bahwa dari 4 sampel Es Puter yang harganya

Rp.

≤ 2000, didapat hasil kadar siklamat pada

kode sampel 2, 5, 9, 10 (minimal 0,69683 gr/

kg

maksimal 2,13173 gr/ kg), sedangkan 6

sampel Es Puter yang harganya Rp.> 2000,

didapatkan hasil kadar siklamat pada kode

(8)

63

kg

maksimal 2,4112 gr/ kg). Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.

722/Menkes/Per/IX/1988 hasil uji sampel Es

Puter berdasarkan Harga Kadar Siklamat

semuanya memenuhi syarat hanya saja pada

kode sampel 4 dan 5 kadar siklamatnya tidak

memenuhi syarat.

Tabel 3. Hasil Uji Kuantitatif Kadar

Siklamat Pada Es Puter Berdasarkan

(Organoleptik) Rasa yang dijual di pasar

Tradisional 16 Ilir Palembang Tahun 2013

Kode

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 4 sampel Es Puter yang rasanya manis hambar, didapat hasil kadar siklamat pada kode sampel 1, 2, 3, 7 (minimal 0,25179 gr/ kg – maksimal 0,78982 gr/ kg), sedangakan 3 sampel yang rasanya manis sedang, didapat hasil kadar

siklamat pada kode sampel 6, 8, 10 (minimal

Siklamat semuanya memenuhi syarat hanya

saja pada kode sampel 4 dan 5 kadar

siklamatnya tidak memenuhi syarat.

3.2. PEMBAHASAN

3.2.1 Analisa Siklamat

Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan motode Gravimetri didapatkan hasil dari 10 sampel Es Puter semuanya positif (+) mengandung pemanis sintetis (siklamat), yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih yaitu pada saat penambahan NaNO2. Ini berarti Es Puter yang dijual di pasar Tradisional 16 Ilir Palembang mengandung pemanis sintetis (siklamat), namun kadarnya ada yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, dan No. 208/Menkes/Per/IX/1985 tentang Pemanis Buatan.

3.2.2 Analisa Siklamat Berdasarkan Harga

(9)

(siklamat). Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, namun terjadi perbedaan harga, yang sebelumnya hanya Rp≥3000 semua sampelnya positif menggunakan siklamat dengan kadar yang tidak memenuhi syarat. Ini berarti bahwa harga tidak menjadi patokan baik atau buruknya suatu produk.

3.2.3 Analisa Siklamat Berdasarkan Rasa

Setelah dilakukan pemeriksaan dengan metode Gravimetri didapatkan bahwa sampel Es Puter yang rasanya manis hambar terdapat pada kode sampel 1, 2, 3, 7 sebanyak 4 sampel (40%), rasanya manis sedang terdapat pada kode

sampel 6, 8, 10 sebanyak 3 sampel (30%) dan rasanya manis pahit terdapat pada kode sampel 4, 5, 9 sebanyak 3 sampel (30%).

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel Es puter yang diambil secara purposive berdasarkan Harga dan Rasa yang dijual di pasar Tradisional 16 Ilir Palembang Tahun 2013, dapat disimpulkan yaitu :

1. Dari sampel Es Puter yang diteliti didapatkan bahwa 10 sampel (100%) positif mengandung pemanis sintetis (siklamat).

2. Dari 10 sampel Es Puter yang diteliti didapatkan bahwa Es Puter yang harganya Rp. ≤ 2000 sebanyak 4 sampel (40%), didapatkan kadar pada kode sampel 2 (0,69683 gr/ kg), kode sampel 5 (2,13173 gr/ kg), kode sampel 9 (1,87292 gr/ kg), kode sampel 10 (1,55781 gr/ kg), sedangkan Es Puter yang harganya Rp. > 2000 sebanyak 6 sampel (60%),

didapatkan kadar kode sampel 1 (0,25179 gr/ kg), kode sampel 3 (0,7890 gr/ kg), kode sampel 4 (2,4112 gr/ kg), kode sampel 6 (1,41098 gr/ kg), kode sampel 7 (0,59315 gr/ kg), kode sampel 8 (1,17895 gr/ kg).

3. Dari 10 sampel Es Puter yang diteliti didapatkan bahwa Es Puter yang rasanya manis hambar sebanyak 4 sampel (40%) mengandung pemanis sintetis (siklamat) dan memenuhi syarat, didapat kadar pada kode sampel 1 (0,25179 gr/ kg), kode sampel 2 (0,69683 gr/ kg), kode sampel 3 (0,78982 gr/ kg), kode sampel 7 (0,59315 gr/ kg), yang rasanya manis sedang sebanyak 3 sampel (30%) mengandung pemanis sintetis (siklamat) dan memenuhi syarat, didapat kadar pada kode sampel 6 (1,41098 gr/ kg), kode sampel 8 (1,17895 gr/ kg), kode sampel 10 (1,55781 gr/ kg), sedangkan manis pahit sebanyak 3 sampel (30%) mengandung pemanis sintetis (siklamat) dan tidak memenuhi syarat, didapat kadar pada kode sampel 4 (2,4112 gr/ kg), kode sampel 5 (2,13173 gr/ kg), kode sampel 8 (1,17895 gr/ kg).

(10)

65 5. REFERENSI

Anneahira, 2012.

Makanan Sehat.

http://www.Anneahira.com/pengertian-Makanan-sehat.html

Bruzz Billy, 2011 .

Pembuatan Es puter.

www.ceriwis.com/lounge/208360

proses-pembuatan-es-puter

tradisional-yang-sibuat-modern.

Berger, K. G. 1997. Ice cream. Pages 413

490 in Food Emulsions. 3rd ed. S. E.

Friberg and K. Larsson, ed. Marcel

Dekker, Inc., New York

Cahyadi, 2008 . Bahan Tambahan Makanan,

Universitas Sumatera Utara.

Departemen Kesehatan RI dan Yayasan

Pelayanan

Lingkungan

Nasional

(Pesan) 2001. Modul Penggusaha jasa

Boga. Jakarta. Yayasan Pesan

Djohan, S, 2012.

Sejarah Es dung-dung yang

makin

langka.

http://www.duniaq

duniamu.com/2012/02/sejarah-es-dung-dung-yang- makin-langka.html

Douglas, G. 2000. Structure of Ice Cream.

http://www.foodsci.uoguelph.ca/

dairyedu/icstructure

.

Efendy, F. 2006. Menciptakan Resep Es

Krim

.http://ncc.some/2006/11/25/menci

ptakanresep -eskrim/trackback/

.

European Parliament and Council Directive

94/35/EC of June 1994 on sweeteners

for use in foodstuffs, as amended by

Directives 96/83/EC and

2003/115/EC.

Fatimah, S. 2012 . Karya Tulis Ilmiah.

Penetapan Kadar Pemanis sintetis

(siklamat) Pada Es Tebu yang dijual di

pasar 16 Ilir, di pasar 26 Ilir, dan di

pasar cinde Palembang. Indriasari,

2008.

Siklamat.

http://askep45kesehatan.bogspot.com/

2012/02/siklamat.html

.

Fitrahdini. 2010. Analisis Persepsi Konsumen

Terhadap Ekuitas Merk Produk Es

Krim.

http://journal.ipb.ac.id/index.ph

p/jikk/article/viewFile/3088/2050

Indoforum,

2008.

Siklamat.

http://askep45kesehatan.bogspot.com/

2012/02/siklamat.html

Mortensen, A. 2006. Sweeteners permitted in

the European Union: safety aspects.

Scandinavian Journal of Food and

Nutrition

2006; 50 (3): 104 _116.

Notoadmadjo,S. 2002. Metodelogi penelitian

Rineka Cipta : Jakarta

Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988

Tentang bahan tambahan makanan.

Purnamasari, I . 2009. Hygiene sanitasi dan

pemeriksaan

kandungan

bakteri

Escherichia coli pada es krim yang

dijajakan di Kecamatan Medan Petisah

Kota Medan

Sally, T. 1998. Penetapan Kadar Pemanis

Sintetis (Siklamat) pada Es Tebu yang

dijual di Pasar 16, Pasar 26 dan Pasar

Cinde

Palembang

tahun

2012.

Majalah Ilmiah Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti.

Vol 17. No.2

Seachlann, S. 2012.

Mengenal Es Puter

Indonesia.

http://www.nutrisijiwa.com/mengenal-Es-Puter-Indonesia/

SNI 01-12891-1992. Cara uji pemanis buatan.

Supanji, H. 2011 .

legenda Es Dung-Dung.

(11)

Supradono, feby, 2013.

Mengenal Pemanis

Buatan

.

http://kesehatan.kompasiana.co

m/makanan/2011/08/10/mengenal-pemanis- buatan-386938.html

Susilorini, T.E. dan M.E. Sawitri. 2007.

Produk Olahan Susu

.

Penebar Swadaya.

Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2Hasil Uji Kuantitatif Kadar

Referensi

Dokumen terkait

[r]

beberapa kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya: 1) masalah yang sering dijumpai adalah siswa sering lupa pada masing-masing fungsi

Bimbingan Belajar Gesha Pati adalah lembaga Pendidikan Non Formal yang menyediakan bimbingan belajar yang menyediakan pengajaran atau les mulai dari SD, SMP dan

Di dalam Bab kedua, akan membahas rumusan masalah pertama yaitu Kualifikasi Alat Sebagai Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Narkotika, dalam Bab dua ini akan menjabarkan terkait

Membumikan Pendidikan Nilai Melalui Sastra Anak (Cerita dan Kisah) 153 dalam Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar di

Bell (1978) banyak pedagang dan pembeli yang lebih memilih di tempat yang lebih nyaman dan bersih, yaitu di pasar modern, karena berhasil beradaptasi dengan lingkungan, dan di

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak daun lima spesies Cucurbitaceae dengan menggunakan dua metode pengujian antioksidan yaitu metode

Selama dalam pelayaran dari Den Helder ke Surabaya, semua instrumen yang telah terpasang di kapal, yang akan digunakan dalam ekspedisi, diuji-cobakan.. Tanggal 27 Juli 1929