BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Keluarga
1.1 Pengertian Keluarga
Menurut depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal
di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Friedman 1998, keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004).
Sedangkan menurut Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan (Setiawati, 2008).
1.2 Struktur Keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008)
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga besar.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah
positif.
1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan
keluarga dapat tercapai yang ditandai dengan adanya hubungan yang
kuat antara anggota keluarga sebagai bentuk saling ketergantungan
b. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak bias semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang
dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
(Setiawati, 2008).
c. Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan
masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda
dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama,
peran ibu yang merawat anak-anak (Setiawati, 2008).
1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008) adalah:
a. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling
mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
d. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya.
e. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga
Keluarga sebagai sistem sosial di dalamnya berlangsung interaksi secara
terus-menerus antara anggota keluarga dan lingkungan. Sebagai dampak
perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal, maka dengan
sendirinya keluarga akan melakukan kompensasi sebagai upaya untuk
menyesuaikan dengan perubahan tersebut sehingga fungsi kesehatannya dapat
terjaga. Kesehatan keluarga dipengaruhi oleh anggota keluarga dalam
menjalankan fungsinya dengan baik (Setiawati, 2008). Berikut ini merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga:
1) Faktor Fisik
Ross, Mirowsaky dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa
ada hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contohnya:
seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan
kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan
dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan
2) Faktor Psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang
besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan
penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tenteram dan terarah setelah
menikah, begitupun sebaliknya.
3) Faktor Sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi
kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan
semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf
kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada
pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang
dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang ditemukan
dalam keluarga.
4) Faktor Budaya
- Keyakinan dan praktek kesehatan
Setiap suku atau bahkan bangsa memiliki keyakinan dan penilaian
yang berbeda-beda terhadap fungsi kesehatan. Keyakinan keluarga
terhadap fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan
yang dibawa sebelumnya. Perbedaan generasi dalam sebuah keluarga
akan mempengaruhi keyakinan keluarga bahhkan seringkali
menimbulkan konflik tentang fungsi kesehatan yang akan digunakan
- Nilai-nilai keluarga
Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi kesehatan
keluarga yang bersangkutan. Misalnya sebuah keluarga yang kurang
memperhatikan kesehatan keluarganya terjaga, maka keluarga akan
kuat meyakininya, tetapi keluarga tersebut akan mengalami kesulitan
jika suatu waktu nilai yang diyakininya ternyata salah dan terbukti
bahwa kesehatan keluarganya terganggu.
- Peran dan pola komunikasi keluarga
Dampak budaya terhadap peran, kekuatan dan komunikasi keluarga
berbeda-beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan terhadap
budaya dengan semestinya terjadinya pergeseran peran, aturan-aturan,
kekuatan dan pola komunikasi.
- Koping keluarga
Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya, keluarga akan berusaha
beradaptasi dengan perubahan budaya. Koping diartikan sebagai
respon positif baik kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi
kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada
1.6 Tugas Kesehatan Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan
atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu
sebagai berikut :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan. Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang
tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang
dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian
keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga
perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa
besar perubahanya.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi
dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam
mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika
keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi
bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu
yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh
karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi
anggota keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi
atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah
yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari
1.7 Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarrak, dkk.
2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat
homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran
dalam situasi sosial tertentu (Mubarrak, dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah
laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat (Setiadi, 2008).
Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
Menurut Mubarrak, dkk (2009) terdapat dua peran yang mempengaruhi
a. Peran Formal
Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara
merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran-perannya
menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran
dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain
sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat
maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal
dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan
peran sosial.
b. Peran Informal keluarga
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga. Peran adaptif antara lain :
- Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong,
memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul
orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan
bernilai untuk di dengarkan.
- Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara
para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
- Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau
- Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
- Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi
kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya.
- Perawatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota
keluarga jika ada yang sakit.
- Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan
memonitori kemunikasi dalam keluarga.
- Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah asing
mendapat pengalaman baru.
- Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban
dan memerangi kepedihan.
- Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi
2. Air
2.1 Pengertian Air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per
empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan
hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air (Chandra, 2007). Dalam tubuh manusia
itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat
badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%
(Notoatmojdo, 2007). Air adalah unsur yang penting bagi kehidupan,
keberadaannya menutupi 70% permukaan bumi.
Air bersih menurut permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila telah dimasak.
Menurut EG. Wagner dan J.N Lanix air yang sehat adalah air yang tidak
merugikan bagi kesehatan pemakainya. Sedangkan menurut Fair dan Geyer air
yang sehat harus bebas dari pengotoran sehingga tidak sempat menyebabkan
kerugian bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak
mengandung mineral dan bahan-bahan organik yang berbahaya.
2.2 Sumber Air
Menurut Chandra (2007) air yang berada di permukaan bumi ini dapat
berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi
1) Air hujan
Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada
saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang
berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida, nitrogen, dan
ammonia (Chandra, 2007). Pada dasarnya air hujan adalah air murni
namun akibat adanya pengotoran udara akibat industri, gas buangan
kendaraan bermotor, debu dan lain sebagainya telah menyebabkan air
hujan terkontaminasi sehingga membutuhkan pengolahan khusus untuk
dapat dipergunakan sebagai air minum (Faisal, 2010).
2) Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi.
Karena mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air
permukaan akan mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur,
batang–batang kayu, daun–daun limbah industri kota dan lain
sebagainya. Pencemaran yang terjadi berbeda–beda tergantung pada
daerah pengaliran air permukaan tersebut.
3) Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal
dan tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah biasa disebut dengan
air sumur.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan disbanding sumber air lain.
Pertama air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu
mengalami proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga
cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.
Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau
kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat
mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari
zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi
dapat menyebabkan kesadahan air (Chandra, 2007). Menurut Faisal
(2010) air tanah dapat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu:
a. Air tanah dalam / air artesis.
Air tanah dalam / air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di
dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua
lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut
banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air
akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut
mata air artesis. Air artesis dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur
pengeborannya disebut sumur artesis. Terdapat setelah lapis rapat air
yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air
pipa ke dalamnya hingga mencapai suatu kedalaman tertentu (biasanya
antara 100 - 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Pada umumnya air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal,
karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.
Susunan unsur – unsur kimianya tergantung pada lapis – lapis tanah
yang dilalui.
b. Air tanah dangkal / air freatis
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air
tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh
resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis
berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan
bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
Pada umumnya pada sumur air freatis, lumpur akan tertahan,
demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih
tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia
tertentu untuk masing – masing lapisan tanah. Lapis tanah di sini
berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga
masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan
muka tanah.
Di Indonesia umumnya pada air tanah dangkal dan air tanah dalam
dapat dijumpai kandungan Fe, Mn dan Sulfur (Belerang) yang tinggi
Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air
yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral
bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Disamping itu juga, pada air tanah
terjadi penyaringan sebagian besar mikroorganisme sewaktu air meresap dalam
tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak terjadi penyaringan mikroorganisme
yang terdapat didalamnya (Mulia, 2005).
2.3 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatan sendiri, tetapi harus dilihat dari segala segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat
(Suherman, 2001).
Menurut terori Blum (1974) ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan,
yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor
tersebut disamping berpengaruh langsung terhadap kesehatan juga saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal
bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula. Apabila salah satu faktor terganggu (tidak optimal), maka status
Faktor lingkungan adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Yang dimaksud dengan lingkungan yaitu lingkungan fisik, biologi,
sosial budayam ekonomi, dan lain-lain. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
pengendalian lingkungan adalah upaya kesehatan lingkungan, yaitu suatu usaha
untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar menjadi
media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang
hidup di dalamnya. Ruang lingkup kesehatan mencakup: perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
dan lain sebagainya (Suherman, 2001).
Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya
penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-45 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi
dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat
(Chandra, 2007).
Penyediaan air bersih merupakan salah satu aspek yang diperhatikan
dalam kesehatan lingkungan. Air adalah salah satu unsur lingkungan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Disamping air merupakan kebutuhan pokok
manusia,air juga merupakan alat perpindahan sebagian besar jenis penyakit yang
berasal dari mikroba, seperti penyakit demam thypoid, kolera dan disentri. Virus
yang ditularkan melalui air seperti hepatitis A dan polio (Suherman, 2001).
Temperatur yang optimum sepamjang tahun di Indonesia ini menyebabkan
diantaranya bersifat patogen pada manusia (Suherman, 2001). Menurut Suherman
(2001) ada beberapa mikroorganisme patogen yang dapat dibawakan air yaitu:
a. Shalmonella typhosa yang dapat menyebabkan penyakit typus perut selain itu
dikenal juga dengan S. Paratyphi (A, B, C) yang masing-masing dapat
menimbulkan penyakit paratipus (A, B, C).
b. Shalmonella dysenteriae yang dapat menyebabkan penyakit disentri.
c. Entamoeba histolytica (termasuki protozoa) yang dapat menyebabkan
penyakit disentri.
d. Vibrio comma dapat menyebabkan penyakit kolera.
e. Clostridium tetani dapat menyebabkan penyakit tetanus.
Penyakit menular dipindahkan melalui air yang digunakan untuk minum,
mencuci, dan penyediaan makanan sudah terkontaminasi. Sarana atau sumber air
terkontaminasi karena menerima kotoran manusia dan hewan. Sumur dangkal
juga dapat terkontaminasi karena jarak tanah yang dilalui air tidak cukup untuk
menyaring bakteri (Suherman, 2001).
Menurut Suherman (2001) alam memindahkan penyakit-penyakit pada
manusia, air berperan dalam 4 cara:
a. Cara “water borne”
Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia
dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka
akan dapat terjadi penjangkitan penyakit pada yang bersangkutan.
disentri basiler. Bagi penyakit-penyakit ini perlu diketahui bahwa air
bukan satu-satunya jalur yang dipakai dalam penularan. Segala jalur lain
yang memungkinkan adanya kontak tinja dan mulut manusia merupakan
jalur penularan penyakit. Oleh karena itu pengawasan penularan penyakit
ini tidak cukup dengan penyediaan air bersih saja. Masih diperlukan
pengawasan jalur-jalur yang dapat menularkan.
b. Cara “water washed”
Cara penularan ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum
alat-alat terutama alat-alat dapur dan kebersihan perorangan. Dengan
terjaminnya kebersihan dengan tersedianya air yang cukup, maka
penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia.
Kelompok penyakit-penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.
Kelompok penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
Penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat
faecal-oral. Karena itu penyakit diare dapat ditularkan melalui
beberapa jalur, diantaranya melalui jalur air (water borne) dan jalur
yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed).
Contoh penyyakit ini adalah sama dengan yyang terdapat pada jalur
“water borne” yaitu kolera, typhoid, hepatitis infeksiosa, disentri
basiler. Berjangkitnya penyakit-penyakit ini erat dengan kurangnya
tersedia air untuk makan, minum dan memasak serta untuk
2) Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir
Kelompok ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perorangan
yang buruk. Pada umumnya dapat diturunkan dengan angka penyakit
dengan jalan menyediakan air yang cukup untuk kebersihan
perorangan. Mutu mikrobiologis air tidak seketat mutu bagi air
minum, namun perlu diperhatian syarat mutu air bersih sehingga air
tidak mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkan penyakit
seperti : septis kulit bacterial, infeksi fungus pada kulit, penyakit
konjungtivitis. Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok ini sangat
erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk kebersihan
perorangan.
3) Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada
kulit dan selaput lendir
Kelompok ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk
kebersihan perorangan yang ditujukan untuk mencegah investigasi
insekta parasit pada tubuh dan pakaian. Insekta parasit akan mudah
berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan umum
tidak terjamin.
c. Cara “water based”
Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu (host) perantara.
Pejamu perantara ini hidup di air, contoh penyakit ini adalah
scistosomiasis. Larva scistomiasis hidup dalam keong-keong air. Setelah
menembus kaki (kulit) manusia yang berada dalam air tersebut. Air yang
mengandung cercaria ini sangat berbahaya bagi manusia. Air yang
terdapat di alam sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari
manusia seperti menangkap ikan, mencuci, mandi, dan sebagainya.
d. Cara “water related deseases”
Air merupakan tempat beberapa insekta yang merupakan vector
beberapa penyakit. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh insekta
ini adalah : malaria, yellow fever, dengue. Nyamuk Aedes aegypti yang
merupakan vector penyakit dengue, berkembang biak di lingkungan
seperti: gentong air, pot, barang-barang bekas, dan sebagainya.
Pengaruh air yang diuraikan di atas terhadap kesehatan dan kesejahteraan
manusia baru sebagian, yang sebenarnya jauh lebih luas lagi. Bila diperhatikan
peranan air dalam rantai makanan suatu ekosistem, maka nampak jelas pengaruh
air secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia (Suherman, 2001).
2.4 Perlindungan Sumur Gali Terhadap Pencemaran
Menurut Suherman (2001) salah satu penyebab dari kurang baiknya
kualitas air sumur gali adalah karena sumur gali tidak terlindung dari pencemaran.
Untuk melindungi ini maka sumur gali harus memenuhi persyaratan sebagai
a. Lokasi
- Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur gali dan
diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur gali maka jarak
minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11 meter.
- Jika jarak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur gali
maka jarak minimal sumur gali itu 9 meter.
- Yang termasuk sumber pencemar adalah jamban, air kotor/comberan,
tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan sumur/saluran
peresapan.
b. Lantai sumur gali harus kedap air, minimum lebarnya 1 meter dari pinggir
sumur, tidak tergenang air (kemiringan 1-5%).
c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) harus kedap air, tidak
menimbulkan genangan dan kemiringan minimal 2%.
d. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari
bahan yang kuat dan rapat air.
e. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat
dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak dan longsor).
f. Tutup sumur jika pengambilan air dengan pompa tangan/listrik, sumur
harus ditutup rapat.
g. Jika pengambilan air dengan timba, harus ada timba khusus. Untuk
mencegah pencemaran, timba harus selalu digantung dan tidak boleh di
2.5 Syarat Air Minum
Menurut Ginting (2000) rencana penyediaan air bersih sebagai air minum
harus diperhatikan syarat-syarat dari air tersebut, maka langkah yang perlu
diperhatikan adalah antara lain:
a. Syarat Kuantitas
Jumlah air minum untuk keperluan rumah tangga perorang per hari
tidak sama pada setiap negara. Pada umumnya negara-negara yang sudah
maju pemakaian air perorang per hari akan lebih besar daripada
negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena kegiatan lebih kompleks
dan lebih rumit disbanding negara yang sedang berkembang.
Di Indonesia diperlukan 40-60 liter perorang per hari pada daerah
pedesaan dan 100 liter perorang per hari pada daerah perkotaan.
Menurut Dirjen Pemberantasan Pencegahan Penyakit Menular
(P2M) Departemen Kesehatan RI kebutuhan air perorang per hari di
daerah pedesaan antara 40-60 liter dengan perincian sebagai berikut:
- Minum dan masak : 5 – 8 liter/orang/hari
- Mandi : 20 – 25 liter/orang/hari
- Mencuci : 10 – 15 liter/orang/hari
- Kebersihan : 1 – 3 liter/orang/hari
- WC : 4 – 9 liter/orang/hari
Jumlah : 40 – 60 liter/orang/hari +
Pada daerah perkotaan di Indonesia diperluka 100 liter/orang/hari
dengan rincian sebagai berikut:
- Minum : 5 liter/orang/hari
- Masak : 5 liter/orang/hari
- Membersihkan/Cuci : 15 liter/orang/hari
- Mandi : 30 liter/orang/hari
- WC : 45 liter/orang/hari
Jumlah : 100 liter/orang/hari
+
b. Syarat Kualitas
Menurut Ginting (2000) secara umum syarat-syarat kualitas air
meliputi:
1. Syarat fisika adalah air bebas dari pencemaran dalam arti kekeruhan,
warna, rasa, dan bau.
a. Kekeruhan
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti
berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh
adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin
banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh (Faisal,
b. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan
(Faisal, 2010).
c. Tidak Berasa
Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran
mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan
organik. Polusi dapat dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak
dikehendaki (Panjaitan, 2010). Air yang terasa asam, manis, pahit,
atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa
asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun
asam anorganik (Faisal, 2010).
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh
maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan
organik yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme
air (Faisal, 2010).
e. Temperaturnya normal
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur
udara (20 - 29 0C). Air yang secara mencolok mempunyai
mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap
energi dalam air (Faisal, 2010).
f. Tidak mengandung zat padatan
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 0C (Faisal, 2010).
2. Syarat kimia adalah dalam air minum tidak boleh mengandung zat
kimia yang beracun sehingga dapat mengganggu kesehatan.
3. Syarat bakteriologi adalah air yang dipengaruhi sebagai air minum
bebas dari kuman penyakit, dimana termasuk bakteri, protozoa, virus,
cacing dan jamur.
4. Syarat radioaktif adalah air minum tang bebas dari sinar alfa dan beta