• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga - Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga - Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Keluarga

1.1 Pengertian Keluarga

Menurut depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal

di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Friedman 1998, keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004).

Sedangkan menurut Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga

adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan

perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan

serta mempertahankan suatu kebudayaan (Setiawati, 2008).

1.2 Struktur Keluarga

Elemen struktur keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008)

(2)

a. Struktur peran keluarga

Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam

keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.

b. Nilai atau norma keluarga

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam

keluarga.

c. Pola komunikasi keluarga

Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang

tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam

keluarga besar.

d. Struktur kekuatan keluarga

Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan

atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah

positif.

1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota

keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan

keluarga dapat tercapai yang ditandai dengan adanya hubungan yang

kuat antara anggota keluarga sebagai bentuk saling ketergantungan

(3)

b. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan

tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap

anggota tidak bias semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang

dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga

(Setiawati, 2008).

c. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan

masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda

dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama,

peran ibu yang merawat anak-anak (Setiawati, 2008).

1.4 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008) adalah:

a. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan

keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling

mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi

dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan

(4)

d. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarganya.

e. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan.

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga

Keluarga sebagai sistem sosial di dalamnya berlangsung interaksi secara

terus-menerus antara anggota keluarga dan lingkungan. Sebagai dampak

perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal, maka dengan

sendirinya keluarga akan melakukan kompensasi sebagai upaya untuk

menyesuaikan dengan perubahan tersebut sehingga fungsi kesehatannya dapat

terjaga. Kesehatan keluarga dipengaruhi oleh anggota keluarga dalam

menjalankan fungsinya dengan baik (Setiawati, 2008). Berikut ini merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga:

1) Faktor Fisik

Ross, Mirowsaky dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa

ada hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contohnya:

seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan

kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan

dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan

(5)

2) Faktor Psikis

Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang

besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan

penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tenteram dan terarah setelah

menikah, begitupun sebaliknya.

3) Faktor Sosial

Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi

kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan

semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf

kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada

pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang

dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang ditemukan

dalam keluarga.

4) Faktor Budaya

- Keyakinan dan praktek kesehatan

Setiap suku atau bahkan bangsa memiliki keyakinan dan penilaian

yang berbeda-beda terhadap fungsi kesehatan. Keyakinan keluarga

terhadap fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan

yang dibawa sebelumnya. Perbedaan generasi dalam sebuah keluarga

akan mempengaruhi keyakinan keluarga bahhkan seringkali

menimbulkan konflik tentang fungsi kesehatan yang akan digunakan

(6)

- Nilai-nilai keluarga

Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi kesehatan

keluarga yang bersangkutan. Misalnya sebuah keluarga yang kurang

memperhatikan kesehatan keluarganya terjaga, maka keluarga akan

kuat meyakininya, tetapi keluarga tersebut akan mengalami kesulitan

jika suatu waktu nilai yang diyakininya ternyata salah dan terbukti

bahwa kesehatan keluarganya terganggu.

- Peran dan pola komunikasi keluarga

Dampak budaya terhadap peran, kekuatan dan komunikasi keluarga

berbeda-beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan terhadap

budaya dengan semestinya terjadinya pergeseran peran, aturan-aturan,

kekuatan dan pola komunikasi.

- Koping keluarga

Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya, keluarga akan berusaha

beradaptasi dengan perubahan budaya. Koping diartikan sebagai

respon positif baik kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi

kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada

(7)

1.6 Tugas Kesehatan Keluarga

Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan

atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu

sebagai berikut :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan. Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang

tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang

dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian

keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga

perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa

besar perubahanya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi

dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam

mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada

(8)

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika

keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga

yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan

atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan

dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila

keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi

bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu

yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh

karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi

anggota keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan

kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi

atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah

yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari

(9)

1.7 Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarrak, dkk.

2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat

homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran

dalam situasi sosial tertentu (Mubarrak, dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah

laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran

keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang

berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu

dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok

dan masyarakat (Setiadi, 2008).

Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran

masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman

bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik

anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Menurut Mubarrak, dkk (2009) terdapat dua peran yang mempengaruhi

(10)

a. Peran Formal

Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah

perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara

merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran-perannya

menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran

dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain

sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat

maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal

dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan

peran sosial.

b. Peran Informal keluarga

Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga

keseimbangan dalam keluarga. Peran adaptif antara lain :

- Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong,

memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul

orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan

bernilai untuk di dengarkan.

- Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara

para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

- Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau

(11)

- Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat

diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.

- Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi

kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya.

- Perawatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota

keluarga jika ada yang sakit.

- Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan

memonitori kemunikasi dalam keluarga.

- Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah asing

mendapat pengalaman baru.

- Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan

merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban

dan memerangi kepedihan.

- Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi

(12)

2. Air

2.1 Pengertian Air

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per

empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan

hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air (Chandra, 2007). Dalam tubuh manusia

itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat

badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%

(Notoatmojdo, 2007). Air adalah unsur yang penting bagi kehidupan,

keberadaannya menutupi 70% permukaan bumi.

Air bersih menurut permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang

syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih adalah air yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan

dapat diminum apabila telah dimasak.

Menurut EG. Wagner dan J.N Lanix air yang sehat adalah air yang tidak

merugikan bagi kesehatan pemakainya. Sedangkan menurut Fair dan Geyer air

yang sehat harus bebas dari pengotoran sehingga tidak sempat menyebabkan

kerugian bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak

mengandung mineral dan bahan-bahan organik yang berbahaya.

2.2 Sumber Air

Menurut Chandra (2007) air yang berada di permukaan bumi ini dapat

berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi

(13)

1) Air hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada

saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung

mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang

berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,

mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida, nitrogen, dan

ammonia (Chandra, 2007). Pada dasarnya air hujan adalah air murni

namun akibat adanya pengotoran udara akibat industri, gas buangan

kendaraan bermotor, debu dan lain sebagainya telah menyebabkan air

hujan terkontaminasi sehingga membutuhkan pengolahan khusus untuk

dapat dipergunakan sebagai air minum (Faisal, 2010).

2) Air permukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi.

Karena mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air

permukaan akan mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur,

batang–batang kayu, daun–daun limbah industri kota dan lain

sebagainya. Pencemaran yang terjadi berbeda–beda tergantung pada

daerah pengaliran air permukaan tersebut.

3) Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal

(14)

dan tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah biasa disebut dengan

air sumur.

Air tanah memiliki beberapa kelebihan disbanding sumber air lain.

Pertama air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu

mengalami proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga

cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.

Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau

kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat

mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari

zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi

dapat menyebabkan kesadahan air (Chandra, 2007). Menurut Faisal

(2010) air tanah dapat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu:

a. Air tanah dalam / air artesis.

Air tanah dalam / air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di

dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua

lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut

banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air

akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut

mata air artesis. Air artesis dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur

pengeborannya disebut sumur artesis. Terdapat setelah lapis rapat air

yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air

(15)

pipa ke dalamnya hingga mencapai suatu kedalaman tertentu (biasanya

antara 100 - 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

Pada umumnya air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal,

karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.

Susunan unsur – unsur kimianya tergantung pada lapis – lapis tanah

yang dilalui.

b. Air tanah dangkal / air freatis

Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air

tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh

resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis

berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan

bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.

Pada umumnya pada sumur air freatis, lumpur akan tertahan,

demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih

tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)

karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia

tertentu untuk masing – masing lapisan tanah. Lapis tanah di sini

berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga

masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan

muka tanah.

Di Indonesia umumnya pada air tanah dangkal dan air tanah dalam

dapat dijumpai kandungan Fe, Mn dan Sulfur (Belerang) yang tinggi

(16)

Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air

yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral

bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Disamping itu juga, pada air tanah

terjadi penyaringan sebagian besar mikroorganisme sewaktu air meresap dalam

tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak terjadi penyaringan mikroorganisme

yang terdapat didalamnya (Mulia, 2005).

2.3 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling

berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian

pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi

kesehatan sendiri, tetapi harus dilihat dari segala segi yang ada pengaruhnya

terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang

mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat

(Suherman, 2001).

Menurut terori Blum (1974) ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan,

yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor

tersebut disamping berpengaruh langsung terhadap kesehatan juga saling

mempengaruhi satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal

bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang

optimal pula. Apabila salah satu faktor terganggu (tidak optimal), maka status

(17)

Faktor lingkungan adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap

kesehatan. Yang dimaksud dengan lingkungan yaitu lingkungan fisik, biologi,

sosial budayam ekonomi, dan lain-lain. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

pengendalian lingkungan adalah upaya kesehatan lingkungan, yaitu suatu usaha

untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar menjadi

media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang

hidup di dalamnya. Ruang lingkup kesehatan mencakup: perumahan,

pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,

dan lain sebagainya (Suherman, 2001).

Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya

penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari

berkisar antara 150-200 liter atau 35-45 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi

dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat

(Chandra, 2007).

Penyediaan air bersih merupakan salah satu aspek yang diperhatikan

dalam kesehatan lingkungan. Air adalah salah satu unsur lingkungan yang sangat

penting bagi kehidupan manusia. Disamping air merupakan kebutuhan pokok

manusia,air juga merupakan alat perpindahan sebagian besar jenis penyakit yang

berasal dari mikroba, seperti penyakit demam thypoid, kolera dan disentri. Virus

yang ditularkan melalui air seperti hepatitis A dan polio (Suherman, 2001).

Temperatur yang optimum sepamjang tahun di Indonesia ini menyebabkan

(18)

diantaranya bersifat patogen pada manusia (Suherman, 2001). Menurut Suherman

(2001) ada beberapa mikroorganisme patogen yang dapat dibawakan air yaitu:

a. Shalmonella typhosa yang dapat menyebabkan penyakit typus perut selain itu

dikenal juga dengan S. Paratyphi (A, B, C) yang masing-masing dapat

menimbulkan penyakit paratipus (A, B, C).

b. Shalmonella dysenteriae yang dapat menyebabkan penyakit disentri.

c. Entamoeba histolytica (termasuki protozoa) yang dapat menyebabkan

penyakit disentri.

d. Vibrio comma dapat menyebabkan penyakit kolera.

e. Clostridium tetani dapat menyebabkan penyakit tetanus.

Penyakit menular dipindahkan melalui air yang digunakan untuk minum,

mencuci, dan penyediaan makanan sudah terkontaminasi. Sarana atau sumber air

terkontaminasi karena menerima kotoran manusia dan hewan. Sumur dangkal

juga dapat terkontaminasi karena jarak tanah yang dilalui air tidak cukup untuk

menyaring bakteri (Suherman, 2001).

Menurut Suherman (2001) alam memindahkan penyakit-penyakit pada

manusia, air berperan dalam 4 cara:

a. Cara “water borne”

Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia

dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka

akan dapat terjadi penjangkitan penyakit pada yang bersangkutan.

(19)

disentri basiler. Bagi penyakit-penyakit ini perlu diketahui bahwa air

bukan satu-satunya jalur yang dipakai dalam penularan. Segala jalur lain

yang memungkinkan adanya kontak tinja dan mulut manusia merupakan

jalur penularan penyakit. Oleh karena itu pengawasan penularan penyakit

ini tidak cukup dengan penyediaan air bersih saja. Masih diperlukan

pengawasan jalur-jalur yang dapat menularkan.

b. Cara “water washed”

Cara penularan ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum

alat-alat terutama alat-alat dapur dan kebersihan perorangan. Dengan

terjaminnya kebersihan dengan tersedianya air yang cukup, maka

penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia.

Kelompok penyakit-penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.

Kelompok penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan

Penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat

faecal-oral. Karena itu penyakit diare dapat ditularkan melalui

beberapa jalur, diantaranya melalui jalur air (water borne) dan jalur

yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed).

Contoh penyyakit ini adalah sama dengan yyang terdapat pada jalur

“water borne” yaitu kolera, typhoid, hepatitis infeksiosa, disentri

basiler. Berjangkitnya penyakit-penyakit ini erat dengan kurangnya

tersedia air untuk makan, minum dan memasak serta untuk

(20)

2) Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir

Kelompok ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perorangan

yang buruk. Pada umumnya dapat diturunkan dengan angka penyakit

dengan jalan menyediakan air yang cukup untuk kebersihan

perorangan. Mutu mikrobiologis air tidak seketat mutu bagi air

minum, namun perlu diperhatian syarat mutu air bersih sehingga air

tidak mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkan penyakit

seperti : septis kulit bacterial, infeksi fungus pada kulit, penyakit

konjungtivitis. Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok ini sangat

erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk kebersihan

perorangan.

3) Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada

kulit dan selaput lendir

Kelompok ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk

kebersihan perorangan yang ditujukan untuk mencegah investigasi

insekta parasit pada tubuh dan pakaian. Insekta parasit akan mudah

berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan umum

tidak terjamin.

c. Cara “water based”

Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu (host) perantara.

Pejamu perantara ini hidup di air, contoh penyakit ini adalah

scistosomiasis. Larva scistomiasis hidup dalam keong-keong air. Setelah

(21)

menembus kaki (kulit) manusia yang berada dalam air tersebut. Air yang

mengandung cercaria ini sangat berbahaya bagi manusia. Air yang

terdapat di alam sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari

manusia seperti menangkap ikan, mencuci, mandi, dan sebagainya.

d. Cara “water related deseases”

Air merupakan tempat beberapa insekta yang merupakan vector

beberapa penyakit. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh insekta

ini adalah : malaria, yellow fever, dengue. Nyamuk Aedes aegypti yang

merupakan vector penyakit dengue, berkembang biak di lingkungan

seperti: gentong air, pot, barang-barang bekas, dan sebagainya.

Pengaruh air yang diuraikan di atas terhadap kesehatan dan kesejahteraan

manusia baru sebagian, yang sebenarnya jauh lebih luas lagi. Bila diperhatikan

peranan air dalam rantai makanan suatu ekosistem, maka nampak jelas pengaruh

air secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia (Suherman, 2001).

2.4 Perlindungan Sumur Gali Terhadap Pencemaran

Menurut Suherman (2001) salah satu penyebab dari kurang baiknya

kualitas air sumur gali adalah karena sumur gali tidak terlindung dari pencemaran.

Untuk melindungi ini maka sumur gali harus memenuhi persyaratan sebagai

(22)

a. Lokasi

- Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur gali dan

diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur gali maka jarak

minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11 meter.

- Jika jarak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur gali

maka jarak minimal sumur gali itu 9 meter.

- Yang termasuk sumber pencemar adalah jamban, air kotor/comberan,

tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan sumur/saluran

peresapan.

b. Lantai sumur gali harus kedap air, minimum lebarnya 1 meter dari pinggir

sumur, tidak tergenang air (kemiringan 1-5%).

c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) harus kedap air, tidak

menimbulkan genangan dan kemiringan minimal 2%.

d. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari

bahan yang kuat dan rapat air.

e. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat

dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak dan longsor).

f. Tutup sumur jika pengambilan air dengan pompa tangan/listrik, sumur

harus ditutup rapat.

g. Jika pengambilan air dengan timba, harus ada timba khusus. Untuk

mencegah pencemaran, timba harus selalu digantung dan tidak boleh di

(23)

2.5 Syarat Air Minum

Menurut Ginting (2000) rencana penyediaan air bersih sebagai air minum

harus diperhatikan syarat-syarat dari air tersebut, maka langkah yang perlu

diperhatikan adalah antara lain:

a. Syarat Kuantitas

Jumlah air minum untuk keperluan rumah tangga perorang per hari

tidak sama pada setiap negara. Pada umumnya negara-negara yang sudah

maju pemakaian air perorang per hari akan lebih besar daripada

negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena kegiatan lebih kompleks

dan lebih rumit disbanding negara yang sedang berkembang.

Di Indonesia diperlukan 40-60 liter perorang per hari pada daerah

pedesaan dan 100 liter perorang per hari pada daerah perkotaan.

Menurut Dirjen Pemberantasan Pencegahan Penyakit Menular

(P2M) Departemen Kesehatan RI kebutuhan air perorang per hari di

daerah pedesaan antara 40-60 liter dengan perincian sebagai berikut:

- Minum dan masak : 5 – 8 liter/orang/hari

- Mandi : 20 – 25 liter/orang/hari

- Mencuci : 10 – 15 liter/orang/hari

- Kebersihan : 1 – 3 liter/orang/hari

- WC : 4 – 9 liter/orang/hari

Jumlah : 40 – 60 liter/orang/hari +

(24)

Pada daerah perkotaan di Indonesia diperluka 100 liter/orang/hari

dengan rincian sebagai berikut:

- Minum : 5 liter/orang/hari

- Masak : 5 liter/orang/hari

- Membersihkan/Cuci : 15 liter/orang/hari

- Mandi : 30 liter/orang/hari

- WC : 45 liter/orang/hari

Jumlah : 100 liter/orang/hari

+

b. Syarat Kualitas

Menurut Ginting (2000) secara umum syarat-syarat kualitas air

meliputi:

1. Syarat fisika adalah air bebas dari pencemaran dalam arti kekeruhan,

warna, rasa, dan bau.

a. Kekeruhan

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti

berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh

adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin

banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh (Faisal,

(25)

b. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna

mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan

(Faisal, 2010).

c. Tidak Berasa

Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran

mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan

organik. Polusi dapat dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak

dikehendaki (Panjaitan, 2010). Air yang terasa asam, manis, pahit,

atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa

asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,

sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun

asam anorganik (Faisal, 2010).

d. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh

maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan

organik yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme

air (Faisal, 2010).

e. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur

udara (20 - 29 0C). Air yang secara mencolok mempunyai

(26)

mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap

energi dalam air (Faisal, 2010).

f. Tidak mengandung zat padatan

Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada

penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 0C (Faisal, 2010).

2. Syarat kimia adalah dalam air minum tidak boleh mengandung zat

kimia yang beracun sehingga dapat mengganggu kesehatan.

3. Syarat bakteriologi adalah air yang dipengaruhi sebagai air minum

bebas dari kuman penyakit, dimana termasuk bakteri, protozoa, virus,

cacing dan jamur.

4. Syarat radioaktif adalah air minum tang bebas dari sinar alfa dan beta

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan perihal diatas kami Ketua dari Sanggar Arzila mengharapkan Bantuan Bapak/Ibu untuk dapat memberikan izin kepada siswi-siswi yang akan mengikuti Kegiatan Rebana

Atas dasar itu, maka hakim dalam memeriksa, mengadili, dan memutus dituntut harus berdasarkan atas fakta hukum di persidangan, norma/kaidah-kaidah hukum, moral

Competency parameter, BEI (behavior event interview), data dan informasi applicant, notes serta hal hal yang perlu dilakukan pada saat awal bekerja yang terangkum dalam

Budaya masyarakat Aceh juga mempengaruhi pengembangan industri makanan khas khususnya kue tradisional yang dikenal dengan nama kue Bhoi, Kekarah dan Bada

Untuk pembuatan pola tingkat pembakaran digunakan metode FFT ( Fast Fourier Transform ) sehingga sinyal analog yang didapat dari sensor bisa terpolakan. Hasil akhir yang didapat dari

Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan, keyakinan dan semangat sehingga dengan pertolonganNya akhirnya peneliti

Pengolahan bahan hasil pertanian atau bahan pangan sebelum dikomsumsi sangatlah beragam. Diantara adalah proses pengecilan ukuan separasi mekanis. Bahan

Model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan tanggung jawab siswa karena dengan menggunakan model ini siswa terhindarkan dari kecurangan dalam