• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makanan tradisional Khas dari Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makanan tradisional Khas dari Aceh"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Berbeda dengan makhluk lain di bumi, manusia mempunyai kemampuan lain untuk mencari, memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan bahan pangan sehingga pangan yang dimakan oleh manusia jauh lebih baik bagi kesehatan. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Jawabannya adalah karena manusia memiliki budaya. Dengan kata lain, bahan pangan yang diperoleh manusia telah melalui proses kebudayaan sebelum dimakan atau kebudayaan telah mengatur manusia dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Kebudayaan mengatur masyarakat dalam bertindak dan berperilaku. Dengan kata lain, perilaku manusia juga diatur seperangkat budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Jadi, setiap orang, bagaimanapun bentuk kehidupannya dapat dipastikan ia senantiasa menciptakan kebiasaan (habit), minimal untuk kepentingan diri pribadinya, baik disadari maupun tidak. Karenanya, dalam suatu masyarakat wajar pula jika kebiasaan orang yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Kebiasan yang baik atau positif biasanya diakui serta dilakukan oleh sesama anggota warga masyarakat lainnya. Lebih jauh lagi, pada tahap selanjutnya, maka terciptalah apa yang dikenal sebagai norma-norma atau kaidah-kaidah (Soekanto, 1969). Salah satu norma yang mengatur perilaku manusia adalah norma dalam hal makan dan minum. Menurut Levi-Strauss makanan merupakan kebutuhan alamiah pokok manusia (Koentjaraningrat, 1987: 212).

▸ Baca selengkapnya: makanan khas pegunungan memiliki karakteristik yang terbuat dari....

(2)

makan dan pola makan antar suku bangsa berdasarkan kebudayaan yang mereka miliki. Tradisi makan-minum masyarakat kota akan berbeda dengan masyarakat pedesaan, dan berbeda pula antara masyarakat petani dengan nelayan, dan sebagainya. Misalnya, di daerah Irian Jaya makanan pokok masyarakat di sana adalah sagu, sedang makanan pokok masyarakat Maluku adalah ubi. Demikian pula dengan masyarakat lain di belahan bumi nusantara ini. Kebiasaan makan yang berbeda antara satu dengan lainnya dapat dilihat dari jenis makanan, pengolahan, penyajian, rasa dan aromanya, serta cara menghidangkannya. Hal ini sama seperti yang diutarakan oleh Kalangi (1985: 16) sebagai berikut,

"Makanan adalah suatu konsep kebudayaan yang merupakan bahan yang telah diterima dan diolah secara budaya untuk dimakan sesudah melalui proses penyiapan dan penyuguhan yang juga secara budaya supaya dapat hidup dan berada dalam kondisi kesehatan yang baik".

(3)

Dengan demikian, biarpun makanan jelas penting untuk kehidupan biologis, namun ia juga penting untuk hubungan sosial. Menurut Foster dan Anderson (1975: 268-271) secara simbolis makanan sedikitnya dapat berupa empat ungkapan, yaitu ikatan sosial, solidaritas kelompok, makanan dan ketegangan jiwa, serta simbolisme makanan dalam bahasa.

Tradisi Makanan dan Minum Masyarakat Aceh

Makanan pokok masyarakat Aceh adalah nasi. Perbedaan yang cukup menyolok di dalam tradisi makan dan minum masyarakat Aceh dengan masyarakat lain di Indonesia adalah pada lauk-pauknya. Lauk-pauk yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sangat spesifik dan bercitra rasa seperti masakan India. Lauk-pauk utama masyarakat Aceh dapat berupa ikan, daging (kambing/sapi). Di antara makanan khas Aceh adalah gulai kambing (Kari Kambing), sie reboih, keumamah, eungkot paya (ikan Paya), mie Aceh, dan Martabak. Selain itu, juga ada nasi gurih yang biasa dimakan pada pagi hari. Sedangkan dalam tradisi minum pada masyarakat Aceh adalah kopi.

(4)

Potensi Makanan Khas

Ragam Pangan Tradisional

Provisni Aceh memiliki beragam pangan khas tradisional. Makanan khas satu Kabupaten/kota berbeda dengan kabupaten/kota lainnya, sesuai dengan ramuan, pengalaman dan budaya dari masing-masing daerah. Dapat dibayangkan betapa banyaknya ragam makanan dan minuman khas dari 23 kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Hal ini merupakan kekayaan khasanah pangan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Aceh. .

Ada makanan khas tertentu yang terdapat di beberapa kab/kota, namun memiliki cita rasa yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh bumbu dan bahan yang digunakan sedikit berlainan. Salah satu contoh adalah kuah plik ue, di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie misalnya terdapat perbedaan antara lain bahan yang digunakan dan tampilannya terdapat perbedaan.

Cita rasa panganan khas Aceh untuk bumbu masakan didominasi oleh rasa pedas, asam dan asin. Sementara untuk panganan kue tradisional didominasi oleh rasa manis. Aceh mempunyai aneka jenis makanan khas yang dikenal, antara lain

1. Masakan

(5)

d. Sie Manok Asam Keueng e. Engkot asam keueng f. Karie Kambeng g. Ayam Tangkap h. Engkot paya i. Keumamah j. Gule Plik Ue k. Pepes Tiram l. Dendeng Sapi m. Dendeng Ikan n. Emping Belinjo 2. Kue

a. Timphan b. Bhoi

c. Bada Retek

d. KekarahWajik Puteh e. Halua Meusekat f. Dodol

3. Minuman a. Kopi

Potensi Makanan Khas Aceh

(6)

makanan khas yang dikenal dari Provinsi ini. di Industri pengolahan hasil laut di daerah Aceh, sampai saat ini masih terdata sebagai industri kecil dan menengah.Kebanyakan dalam pengolahan hasil laut masih di lakukan perorangan sehingga sangat sulit untuk mendata secara pasti jumlah pengusaha pengolahan hasil laut.

Seperti contoh, produksi kerupuk, baik yang berbahan baku ikan maupun udang banyak dilakukan oleh perorangan atau home industri. Kebanyakan pengolahannya masih menggunakan metode tradisional. Beberapa panganan yang diolah secara tradisional dari bahan ikan laut dan udang adalah sebagai berikut:

1. Ikan keumamah (ikan kayu) diolah dari ikan tongkol

2. Ikan asin diolah dari berbagai jenis ikan, baik ikan yang berasal dari laut maupun ikan air tawar 3. Kerupuk, merupakan makanan ringan yang diolah dari bahan ikan maupun udang

4. Terasi atau belacan merupakan bumbu masakan yang diolah dari udang ebi (salah satu jenis udang laut)

5. Ikan teri yang dikeringkan 6. Bakso ikan dan lainnya.

(7)

dimanfaarakan untuk kebutuhan lokal, diperlukan peran pemerintah untuk membangun masyarakat dalam mengolah hasil laut tersebut.

(8)

N

FAUZIAH - DESA LAMPULO BANDA

ACEH

3 - NURAINI BAK KARIENG

NO 3

MAGHFIRAH DESA LAMBUNG BANDA

ACEH 6 BHOI PUTRI PUTRI

ZULVITA GEUCEU MENARA

7 - RASYIDAH DESA ALUE DEAH TENGOH

(9)

9 - ASNAWI ULEEE KARENG BANDA

HAKIM TWK IMUM LHONG BATA

BANDA

INDUSTRIES JAHIAR LAMTUI, COT GLE

ACEH

O KELOMPOKNAMA KONTAKPERSON

A L A M A T

NAMA PRODUK

JALAN PRODUK KAB./KOT

(10)

1

INDUSTRIES ERLY RAWA SAKTI BLANGPIDIE ABDYA

KERIPIK UBI

INDUSTRIES EPI MARLINA ACEH JAYA KUE MARHABAN

HOME

INDUSTRIES SANTI ACEH JAYA KUE MARHABAN

(11)

Dari data beberapa makanan khas Aceh yang ada, potensi makanan khas aceh dapat dikembangkan adalah kue Bhoi, Bada Retek dan Kekarah. Ketiga makanan (kue tradisional) Aceh ini bisa menjadi simbol dari makanan khas/kue tradisional Aceh dikarenakan ketiga macam makanan ini memiliki ciri tersendiri dan hanya ada di Provinsi paling barat dari negara Republik Indonesia.

1. Kue Bhoi

Kue Bhoi merupakan panganan yang terbuat dari tepung beras, namun sekarang telah dimodifikasi dengan menggunakan tepung gandum/terigu. Kue bhoi dicetak benbentuk ikan, bunga dan bentuk topi. Pada acara perkawinan adat Aceh, Kue Bhoi digunakan sebagai hantaran dari pihak perempuan.

Seiring dengan perkembangan, tradisi hantaran berupa kue bhoi tetap lestari. Hal ini memberikan peluang yang besar bagi perkembangan kue bhoi. Masyarakat Aceh yang berada di perantauan sering membawa makan ini ke tempat mereka yang baru, sehinggga makanan khas ini sudah dikenal hampir diseluruh Indonesia. Tidak heran bila makanan ini merupakan salah satu oleh-oleh dari Aceh yang diberikan kepada kerabat, teman dan saudara.

(12)

Karena bahan-bahan yang digunakan dengan takaran yang sama maka masyarakat Aceh sering menggunakan gelas sebagai alat ukurnya.

Cara Pembuatan kue Bhoi

Bahan : - 1 Gelas Tepung terigu (penuh)

- 1 Gelas gula pasir

- 1 Gelas telur ayam

- Vanili

- Mentega secukupnya (untuk mengoles cetakan)

Cara Membuat :

- Kocok telur dan gula sampai mengembang

- Campurkan tepunpg sedikit demi sedikit sampai habis

- Masukan adonan kedalam cetakan yang telah di oleskan dengan mentega

- Panggang di atas api sedang

(13)

Hal lain adalah standar mutu yang harus dipenuhi oleh produk makanan, antara lain syarat kesehatan berupa tampilan nilai gizi yang terkandung pada makanan. Selain itu serifikasi halal dari MUI dan serifikasi dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan.

Syarat-syarat tersebut membutuhnya dana yang tidak sedikit. Permasalahan yang ada adalah bahwa kue bhoi ini diproduksi oleh industri rumah tangga yang merupakan industri mikro. Dapat dibayangkan, untuk modal pembuatan kue ini saja mereka sudah kewalahan, apalagi harus mengeluarkan dana untuk hal-hal penunjang penjualan. Oleh karena itu, perajin hanya menggunakan wadah plastik sebagai pembungkus kue.

2.Bada Retek

Sama halnya dengan kue Bhoi, Bada retek juga merupakan kue tradisional yang bahan utamanya terbuat dari tepung beras dan kacang hijau. Namun ada beberapa daerah bahan utamanya berbeda, ada yang menggunakan tepung terigu dan kelapa.

(14)

Bahan dan cara membuat kue bada retek juga banyak terdapat di pasar-pasar tradisional. Cara pembuatan bada retek adalah sebagai berikut:

Bada Retek

Bahan : - 1 kg kacang hijau, digongseng lalu ditumbuk halus

- 1 kg manisan tebu

- 1 Butir telur ayam

- 1 Kg tepung beras

- Garam secukupnya

- Minyak untuk menggoreng

- Air secukupnya

Cara Membuat :

- Aduk tepung beras, telur, garam dan air hingga adonan mengental - Panaskan manisan tebu lalu

masukkan kacang hijau tumbuk, aduk sampai rata

- Giling tipis adonan kacang hijau ½ cm atau 1 cm dan potong berbentuk irisan wajik

- Masukan kacang hijau ke dalam adonan tepung lalu digoreng hingga berwarna kekuningan.

(15)

Kue kekarah merupakan kue tradisional yang tampilannya sangat unik. Berbentuk seperti jalinan benang yang disusun sedemikian rupa dibentuk menyerupai sarang burung. Karena bentuk inilah kue tradisional ini ada yang menyebutnya sebagai kue sarang burung.

Bahan kue kekarah ini juga terbuat dari tepung beras. Adonan kue dibentuk dengan cetakan khusus yang kemudian digoreng. Bahan dan cara pembuatan kue ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

KEKARAH

Bahan : - Tepng beras

- 1 kg manisan tebu

- 1 Butir telur ayam

- 1 Kg tepung beras

- Garam secukupnya

- Minyak untuk menggoreng

- Air secukupnya

Cara Membuat :

- Aduk tepung beras, telur, garam dan air hingga adonan mengental - Panaskan manisan tebu lalu

(16)

- Giling tipis adonan kacang hijau ½ cm atau 1 cm dan potong berbentuk irisan wajik

- Masukan kacang hijau ke dalam adonan tepung lalu digoreng hingga berwarna kekuningan.

Kue kekarah yang memiliki rasa gurih sangat pas bila dikonsumsi dengan secangkir kopi atau teh. Kue ini juga sering diberikan sebagai hantaran pada pesta perkawinan adat masyarakat Aceh.

Strategi Pemerintah Daerah/Instansi dalam Pengembangan Sektor Industri Makanan Khas Aceh

Pengembangan makanan/kue trasional Aceh yang memiliki cita rasa yang nikmat merupakan tugas bersama antara pemerintah Aceh, Perajin, Stakeholder dan masyarakat Aceh. Isu yang lagi trend saat ini berupa pencaplokan suatu produk intelektual Bangsa Indonesia oleh negara tetangga merupakan salah satu hal yang harus diwaspadai. Perlu langkah-langkah strategis yang dilakukan secara cepat dan tepat.

(17)

Pembinaan terhadap para perajin dan usaha secara berkelanjutan merupakan langkah yang dilakukan pemerintah daerah untuk menunjang peningkaqtan dan pengembangan industri makanan khas Aceh. Dengan dilakukan pembinaan yang berkelanjutan diharapkan para perajin mendapatkan pengayaan wawasan tentang cara-cara memajukan usahanya. Kreatifitas perajin diharapkan akan meningkat sehingga kue Bhoi, Kekarah dan Bada Retek mengalami metamorfosis dalam hal bentuk yang lebih menarik dan rasa yang lebih fantatis.

Desain kemasan juga merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang peningkatan nilai jual produk. Dengan kemasan yang menarik akan menggoda konsumen untuk memiliki. Kemasan merupakan alat promosi pertama bila produk masuk dalam mekanisme pasar.

Bantuan modal kepada industri kecil yang bergerak di bidang pengolahan makanan khas Aceh merupakan salah satu strategi Pemerintah Daerah untuk menunjang kelangsungan operasional usaha IKM. Bantuan modal berupa dana segar disalurkan melalui koperasi, sementara bantuan modal berupa peralatan disalurkan kepada kelompok-kelompok usaha.

Permasalahan

(18)

dikenalnya beberapa makanan khas Aceh diluar daerah. Hal ini disebabkan karena makanan khas Aceh masih didominasi oleh industri rumah tangga. Produksi makanan hasil dari industri rumah tangga umumnya hanya untuk memenuhi pesanan lokal.

Sentra-sentra makanan khas Aceh masih belum terfokus, sehingga pemasaran makanan khas Aceh ini sulit didapat. Masalah kendala pemasaran makanan khas Aceh lainnya adalah:

1. Belum ada toko atau tempat penjualan kue tradisional khas Aceh yang terletak di sepanjang jalan menuju bandara internasional Sultan Iskandar Muda.

2. Sulitnya mencari tempat penjualan kue tradisional disepanjang jalan menuju kawasan wisata.

3. Belum banyaknya sentra makanan/kue khas Aceh di Provinsi Aceh sehingga masyarakat yang ingin membeli oleh-oleh berupa kue tradisional merasa enggan untuk membeli kue disentra yang ada karena lokasinya jauh dari pusat kota.

4. Kurangnya Promosi terhadap kue Bhoi, Kekarah dan bada retek, sehingga kurang terkenalnya kue-kue ini sebagai makanan khas yang bisa dijadikan buah tangan dari Provinsi Aceh

(19)

menyebabkan kurang majunya industri makanan ini. Umumnya perajin merasa puas dengan keuntungan yang telah diperoleh selama ini. Merasa mahal untuk mengurus hal-hal yang perlu seperti regestrasi dari POM dan Depkes sebagai unsur pendukung dalam penjualan produknya.

Bila usaha dagang mengalami kendala sehingga keuntungan menurun, jarang ada yang mencari solusi agar industri mereka tetap bertahan dan berkembang, hal yang sering dilakukan adalah hijrah ke bidang industri lain mengikuti trend yang sedang diminati.

Penutup

Bahasan yang dipaparkan pada bagian terdahulu memperlihatkan bahwa Aceh memiliki potensi yang cukup baik terkait dengan makanan khas. Apabila dikembangkan dengan baik potensi tersebut bukan tidak mungkin akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daerah. Untuk itu, dibutuhkan politicall will dari semua pihak dalam rangka pengembangan makanan khas Aceh.

Daftar Pustaka

(20)

Kalangi, Nico S. 1985 "Makanan sebagai Suatu Sistem", dalam Ilmu-ilmu Sosial dalam Pembangunan Kesehatan. Jakarta: Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah akan lebih difokuskan pada mengenalkan galendo produksi Mang Ade sebagai makanan tradisional khas Ciamis Jawa Barat melalui kemasan galendo tidak hanya sekedar

Untuk memperkuat kekhasan dan identitas makanan dari suatu daerah, Logo dipilih sebagai penguat identitas dari makanan tradisional khas Garut.Diharapkan dengan adanya logo

Diharapkan dengan adanya usaha makanan tradisional alternatif ini, dapat menambah varian makanan tradisional sebagai ciri khas yang sudah ada di Kota

MAKANAN KHAS INDONESIA 1. ACEH Mie Aceh adalah masakan mie pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan

penulis akan mengkaji simbol makanan tradisional etnik Batak Simalungun dari segi semiotika, karena penulis merasa tertarik untuk mengetahui tentang apa saja makanan khas

bagian dinding rumah tradisional Aceh terdapat tempelan tempelan ornamen yang.. mempengaruhi unsur tradisional Aceh

Tingginya permintaan pasar akan kebutuhan kue gipang sebagai salah makanan ringan olahan khas Banten membuat pemilik usaha (owner) dan beberapa karyawan yang

Namun, meskipun masakan ini begitu dikenal sebagai masakan khas pulau Lombok, akan tetapi sebenarnya, Ayam Taliwang ini adalah makanan khas yang berasal dari Taliwang, kemudian nama