• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ilmu sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang membahas kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau yang berhubungan dengan aktivitas manusia sebagai pelaku dalam sejarah itu sendiri. Sejarah mengikuti perkembangan zaman serta melihat permasalahan yang terjadi dalam lingkungan alam. Pada prinsipnya sejarah itu tidak hanya berpatokan kepada penulisan masa lampau dan masa kini, namun juga membahas keadaan sosial, ekonomi, politik dan yang terjadi di masyarakat. Sejarah akan terus berkembang dan mengakibatkan perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya.1

Dinamika zaman menumbuhkembangkan sikap kreatif manusia dalam tingkah laku sehari-hari seperti menata keindahan untuk dinikmati orang. Sebuah daerah dengan keindahan alamnya dapat menggugah orang untuk berkreatifitas menata rapi agar pengunjung lebih tertarik untuk datang. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam dengan santai dan penuh makna jika lokasi tersebut telah dikelola secara teratur dan aman.

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Sumatera Utara. Prioritas utama Pemerintah Kabupaten Deli Serdang adalah menjadikan sektor pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan pada objek dan daya tarik wisata serta panggilan objek wisata. Perkembangan dunia pariwisata telah

(2)

mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan serta dorongan untuk melakukan perjalanan, cara berpikir maupun sifat perkembangan itu sendiri.2

Perkembangan kepariwisataan di Indonesia mendapat dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kepariwisataannya sejak tahun 1978 yang dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan kebudayaan. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan yang terarah berdasarkan kebijakan yang terpadu antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan.

Pariwisata adalah industri gaya baru yang mampu membuka perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam bidang sosial yaitu adanya interaksi antara wisatawan dengan mayarakat yang dijumpai. Interaksi yang terjadi dapat membuka wawasan ataupun perkembangan zaman terhadap masyarakat daerah lainnya. Sosialisasi yang terjadi membawa pada dampak positif yaitu terbentuk integrasi antara masyarakat yang berbeda etnis.

Hal inilah yang terjadi di masa lalu terhadap Pantai Cermin di Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi pantai yang luas, berpasir halus, ditambah dengan keindahan lautnya dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Mereka bekerja keras memperindah

(3)

pantai untuk menarik perhatian masyarakat, baik dari dalam dan luar daerah untuk berkunjung dan menjadikan lokasi pantai ini dikenal luas di Sumatera Utara. Para wisatawan dapat menikmati Pantai ini, sehingga pantai ini tidak pernah sepi.

Perkembangan awal Pantai Cermin diketahui telah terjadi sejak 1960,3 dimana pada saat itu atas inisiatif penduduk sekitar dengan kerja-kerja kreatifitasnya, wilayah ini mulai dipromosikan sebagai tujuan wisata. Dalam perputaran waktu, wisata Pantai Cermin semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh adanya perhatian dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, yakni sejak masa pemerintahan Bupati Abdullah Eteng (1958-1963), Abdul Kadir Kendal Keliat (1963-1970) dan H. Baharoeddin Siregar (1970-1978). Di samping itu, terdapat juga kesediaan masyarakat setempat dalam upaya melakukan promosi dan menjaga lingkungan objek wisata Pantai Cermin.

Objek wisata Pantai Cermin memiliki delapan lokasi yaitu :

 Desa Kota Pari terdapat Pantai Pondok Permai, Pantai Lestari, Pantai Mutiara 88, Pantai Gudang Garam.

 Desa Pantai Cermin Kanan terdapat Pantai Indah atau yang sering disebut juga dengan Pantai Cermin dan Theme Park.

 Desa Kuala Lama terdapat Pantai Srimersing, dan Pantai Kuala Putri.

 Desa Lubuk Saban terdapat Pantai Pematang Matik.4

Itulah bebarapa Objek Wisata Pantai yang terdapat di Kawasan Wisata Pantai Cermin. Namun, pantai yang saya teliti disini adalah Pantai Indah atau yang sering

3 Wawancara dengan Ibu Wayuni (penduduk asli Pantai Cermin), pada tanggal 11 Juni 2013. 4 Arsip atau Dokumentasi Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Serdang

(4)

disebut juga dengan Pantai Cermin karena pantai tersebut adalah pantai yang paling lama ada di Kawasan Pantai Cermin, dan pantai tersebut adalah pantai yang pertama dijadikan sebagai Objek Wisata di Kawasan Panti Cermin. Namun adanya pantai-pantai lain seperti Pantai Pondok Permai, Pantai Kuala Putri dan pantai-pantai-pantai-pantai lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu pantai tersebut dikelola sejak tahun 2003-2004 yaitu setelah terjadinya pemekaran daerah pada tahun 2003 dari Kabupaten Deli Serdang menjadi Kabupaten Serdang Bedagai. Begitu juga denga wahana permainan air di Themp Park yang dikelolah oleh investor asing dari negara Malaysia, tepatnya berada di sebelah objek wisata Pantai Cermin atau yang disebut juga dengan Pantai Indah, desa Pantai Cermin Kanan kecamatan Pantai Cermin kabupaten Serdang Bedagai.

Sehingga dengan adanya pantai-pantai tersebut maka banyak pengunjung yang datang ke Pantai Cermin bisa memilih tempat berekreasi sesuai dengan minat dan kemampuan ekonomi pengunjung. Begitupula tidak terlepas dari inisiatif masyarakat dan dukungan dari pemerinatah untuk mempromosikan tempat tersebut sebagai tempat Objek Wisata.

(5)

sebelum 2003 kawasan wisata ini terletak di Kabupaten Deli Serdang.5 Dengan jarak 50 km dari Medan, Pantai Cermin dapat ditempuh melalui jalur lintas Medan ke Perbaungan, lalu membelok ke arah timur sejauh 10 kilometer. Dengan dukungan infrastruktur yang baik, kawasan wisata ini bisa ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi.

Pantai Cermin adalah merupakan salah satu Objek Wisata yang berperan dalam mengembangkan ekonomi lokal masyarakat setempat. Aktivitas perekonomian daerah meningkat dengan adanya masyarakat yang berdagang, sehingga menciptakan pendapatan bagi penduduk setempat. Hal ini merupakan suatu perkembangan di mana sebelumnya masyarakat sekitar masih memperoleh penghasilannya sebagai nelayan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulisan ini membahas pengaruh objek wisata terhadap kehidupan masyarakat Pantai Cermin. Jangkauan waktu penulisan dimulai sejak 1960 sebagai awal perkembangan publikasi Pantai Cermin dan diakhiri pada 2005 yaitu pada saat adanya wahana Themp Park yang menjadi tempat yang paling banyak di minati oleh para wisatawan, dimana pada msasa itu telah terjadi pemekaran daerah pada tahun 2003 dari wilayah kabupaten Deli Serdang menjadi wilayah kabupeten serdang Bedagai.

Di samping adanya waktu yang memisahkan saat peristiwa terjadi dengan penulis, juga masih kurangnya fakta yang tertulis ataupun tidak tertulis. Untuk mendapatkan penulisan yang lebih mudah dan jelas maka penulis menentukan jangka waktu tertentu tentang perubahan masyarakat dalam tulisannya. Juga membatasi

5 Sumber www.id.wikipedia.org/wiki/kabupaten Deli Serdang diunggah pada tanggal 9 Juli

(6)

tempat kejadian, sehingga tidak terlalu luas dan kompleks permasalahannya. Oleh karena itu, pembahasan topik sangat diperlukan agar apa yang akan ditulis tidak menyimpang dari permasalahan sebenarnya yang ingin diungkapkan si penulis.

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini berkaitan dengan perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin pada periode 1960-2005, yakni pada masa masih berada di bawah naungan Kabupaten Deli Serdang.

Adapun permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apa latar belakang munculnya Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin?

b. Bagaimana perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin 1960-2005? c. Bagaimana dampak Kepariwisataan Pantai Cermin terhadap kehidupan

masyarakat Pantai Cermin?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Di dalam sebuah penelitian tentunya memiliki suatu tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan tersebut. Sehingga sedikit banyaknya dapat menjawab mengapa penelitian tersebut dilakukan. Dalam prosesnya penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

(7)

Adapaun tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah :

a. Untuk menjelaskan latar belakang munculnya Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin tahun 1960-2005.

b. Untuk mengetahui perkembangan di Kawasan Wisata Pantai Cermin pada 1960-2005.

c. Untuk mengetahui dampak kepariwisataan Pantai Cermin terhadap kehidupan masyarakat di sekitar Kawasan Pantai Cermin.

Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi kepada peneliti yang akan melakukan penelitian yang sejenis.

b. Memberikan pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian sejarah lokal di Sumatera Utara.

c. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian tentang sejarah lokal di Sumatera Utara.

d. Menambah literatur kepustakaan bagi Ilmu Sejarah.

1.4Tinjauan Pustaka

(8)

dengan judul skripsi ini. Ada beberapa buku yang digunakan sebagai tinjauan pustaka dalam skripsi ini sebagai acuan yang berkaitan dengan Ojek Wisata Kawasan Pantai Cermin.

R. Hamdani Harahap dan Subhilhar dalam bukunya Nelayan dan Kemiskinan: Studi Antropologi di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli

Serdang (1992) menjelaskan bagaimana proses nilai budaya seseorang nelayan khususnya suku bangsa Melayu yang bekerja dari kelompok nelayan kecil kemudian akibat struktural dan klien, yaitu antara pemborong dan nelayan maka nelayan yang menjadi klien jadi miskin.

Masyarakat nelayan yang berada di Desa Paluh Sibaji beralih profesi dari nelayan menjadi penjual jasa untuk fasilitas objek wisata Pantai Cermin karena berprofesi sebagai nelayan belum mencukupi kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu buku ini sangat berpengaruh dalam penulisan skripsi ini.

R. G. Soekadijo dalam bukunya Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata Sebagai “Systemmatic Linkage” (1997) menjelaskan tentang bagaimana mengelola suatu lahan untuk dijadikan suatu objek kawasan wisata serta bagaimana melestarikan kawasan wisata tersebut. Dalam buku ini dijelaskan bahwa pariwisata juga sebagai devisa bagi negara. Selain itu, buku ini juga berbicara mengenai bagaimana objek wisata kawasan Pantai Cermin dapat berkembang dan terus meningkat serta perkembangan-perkembangan fasilitasnya dan dampaknya bagi masyarakat sekitar Pantai Cermin.

(9)

bagian dari strategi pencapaian pertumbuhan ekonomi dan kawasan berdasarkan penggunaan sumber daya alam secara berkesinambungan. Di buku ini dibahas tentang bagaimana sumbangan wisata tehadap pertumbuhan ekonomi, seperti apa yang dimaksud dengan ekoturisme, bagaimana ekoturisme dijalankan dan bagaimana pengaruh sumber daya alam terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut.

Tengku Luckman Sinar dalam bukunya Sari Sedjarah Serdang berbicara tentang keadaan Serdang pada masa kerajaan serta bagaimana keadaan Serdang sebelum menjadi Kabupaten Deli Serdang. Sehingga kita dapat mengetahui perkembangan Pantai Cermin sebagai objek wisata yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten ini dikenal sebagai kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat di Pantai Cermin tersebut.

Skripsi Zetro Sinaga yang berjudul Pengaruh Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat Parapat (1970-1980) dan skripsi Lorense Harold Wilson

yang berjudul Dampak Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat Sembahe (1980-1999), sebagai acuan untuk mendukung penelitian tentang Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin tahun 1960-2005 dengan cara membandingkan.

1.5Metode Penelitian

(10)

diteliti.6 Untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam penulisan sejarah, maka dilakukan langkah-langkah atau metode yang lebih dikenal dengan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.7

Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik yaitu tahapan mencari data-data atau fakta-fakta-fakta melalui berbagai sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik sumber data dapat diperoleh melalui dua cara, yakni studi lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research). Data dari hasil studi lapangan dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan, yaitu nelayan, Kepala Desa dan para wisatawan yang datang ke Pantai Cermin yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan studi kepustakaan dapat diperoleh dari berbagai buku, seperti di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian dokumen-dokumen yang berada di Kabupaten Deli Serdang, arsip-arsip tentang pariwisata Pantai Cermin yang berada di Kecamatan Desa Kuala Lama dan sebagainya.

Langkah kedua yang dilakukan adalah kritik sumber. Kritik sumber merupakan upaya untuk mendapatkan otentisifitas dan kredibilitas sumber. Dalam tahapan ini, yang dimaksud dengan krtik sumber adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu penelitian. Dengan demikian sumber sejarah dapat digunakan dengan aman. Dalam hal ini yang selalu diingat yaitu bahwa sumber itu harus dapat dipercaya (credible), penguatan saksi mata (eyewitness), benar (truth), tidak dipalsukan (unfabricated) dan handal

6 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 63. 7 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (terj.) Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI-Press, 1985,

(11)

(reliable). Di mana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik ekstern maupun kritik intern. Kritik ekstern adalah usaha untuk mendapatkan keaslian sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber seperti jenis kertas yang digunakan dan tinta tulisan. Sedangkan kritik intern adalah kritik yang mengacu pada kebenaran sumber, artinya apakah isi atau fakta dokumen itu dapat terpecaya, tidak dimanipulasi dan lain-lain.

Tahapan selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahap di mana peneliti berusaha untuk menuangkan berbagai ide pemikirannya yang diperoleh melalui data-data primer ataupun sekunder, sehingga diharapkan data tersebut menjadi data yang objektif. Interpretasi adalah merupakan tahap di mana peneliti berusaha menghubungkan data-data yang didapat di lapangan dengan fakta yang ada. Interpretasi di dalam penelitian ini adalah mengenai objek wisata Pantai Cermin.

Tahapan terakhir adalah historiografi, yakni penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis. Yaitu dengan menganalisis setiap data dan fakta untuk mendapatkan penulisan sejarah yang kritis dan ilmiah. Di tahapan terakhir dalam metode sejarah ini, peneliti menuliskan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis, mulai dari pengumpulan data, kritik sumber sehingga didapatkan penjelasan mengenai perkembangan objek wisata Pantai Cermin.

Referensi

Dokumen terkait

Memperoleh hasil simulasi parameter data yang ingin didapatkan dari desain geometri pada struktur dan material kolimator yang telah dibuat berdasarkan kriteria IAEA.. Mengetahui

Dalam penelitian ini ada 8 variabel yang diduga berhubungan dengan obesitas pada remaja yaitu variabel usia, jenis kelamin, frekuensi pola makan, kebiasaan sarapan

Pada suatu malam di tahun 1860, Warsodikromo(kepala desa pamenang) bermimpi dalam tidurnya, bahwa dalam sebuah areal gundukan tanah yang telah menjadi rawa

Hasil uji BNJ 5% menunjukkan bahwa pengamatan berat buah cabai rawit pada panen pertama hingga panen ke empat pada umur 15-18 MST pemberian pupuk kandang

[r]

Karya Budisentosa Mulia harus dapat mempertahankan kualitas yang dimulai dari pengendalian bahan baku, pengendalian proses, sampai pengujian akhir pada produk cover muffler

Data yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai batas kontrol atas sebesar 16.5% dan batas kontrol bawah sebesar 0%dengan batas tengah sebesar 3,8% dengan

Hasil analisis diketahui, atribut yang perlu mendapatkan perbaikan terdiri dari gedung TIKI yang luas, gedung TIKI yang nyaman, tersedianya buku alamat kode pos, adil dalam