PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
SKIRPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Emilia Ika Andriyani NIM: 122214070
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
SKIRPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Emilia Ika Andriyani NIM: 122214070
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perbuatanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (1 timotius 4:12)
Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan. (Herodotus)
Jika anda jatuh ribuan kali, berdirilah jutaan kali karena anda tidak tahu seberapa dekat anda dengan kesuksesan
(Penulis)
Skripsi ini dipersembahkan
kepada:
Tuhan Yesus Kristus, Bapak dan Ibu ku tercinta, adik-adik ku, Jhon dan Pungky, Teman Ceritaku, atas kasih sayang dan perhatiannya.UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Dan disajikan untuk di uji pada tanggal, 14 Juli 2016 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang- undangan yang berlaku (UU No 22 Tahun 2003 pasal 25 dan pasal 70)
Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,
Emilia Ika Andriyani NIM: 122214070
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Emilia Ika Andriyani
NIM : 122214070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Ka yawan” Studi Kasus pada Ka yawan Bagian Administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Dngan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin daei saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 Juli 2016 Yang menyatakan,
Emilia Ika Andriyani
r r
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapa menye esaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan: Studi Kasus pada Karyawan Bagian Administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta” Skripsi in ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwanto, S.E., M.S., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda M.Si., selaku dosen pembimbing I yang
telah dengan sabar mengarahkan, membimbing dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Drs. P. Rubiyatno M.M., selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar mengarahkan, membimbing dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Valentina Dwi Yuli Siswanti, M.Kes selaku Direktur Pelayanan Kesehatan dan Infrastruktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
6. Bapak Parjiyanto selaku Kepala Biro Personalia Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah bersedia mendampingi penulis selama penelitian. 7. Segenap Karyawan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bagian administrasi
(Non-Medis) yang telah bersedian memberikan informasi kepada penulis. 8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 9. Bapak dan Ibuku tercinta serta adik-adikku Bernadus Jhon Adi Guna dan
Ignatius Pungky Wibowo yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, kebahagiaan, serta nasehat yang begitu luar biasa kepada penulis sehingga menjadikanku orang yang lebih dewasa.
10. Saudari sepupuku Chui yang telah mendampingiku, menyemangatiku dari awal perkuliahan sampai saat ini.
11. Para sahabatku Cici Venny, Nyak Lita, Ayu, Ririn, dan Kresen yang telah bersedia menjadi sahabat terbaik dan memberikan dorongan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman angkatan Manajemen 2012 atas kebersamaannya selama
, t l
. i
semester awal hingga saat ini.
13. Teman ceritaku Teofilus Erick Ruswindra yang telah memberikan semangat, nasehat, saran, doa, dan trimakasih juga cintanya selama ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukkan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
Emilia Ika Andriyani NIM: 122214070
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
HALAMAN ABSTRAK... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori ... 8
B. Penelitian Sebelumnya ... 29
C. Desain Penelitian... 30
D. Rumusan Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 34
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 34
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Populasi dan Sampel ... 38
F. Teknik Pengambilan Sampel... 39
G. Sumber Data... 39
H. Teknik Pengumpulan Data ... 40
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 40
J. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 46
A. Sejarah Rumah Sakit ... 46
B. Lokasi Rumah Sakit ... 48
C. Visi dan Misi ... 48
D. Tujuan Pelayanan Kesehatan ... 49
E. Kebijakan Mutu... 49
F. Falsafah Pelayanan Kesehatan ... 50
G. Struktur Organisasi ... 51
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Karakteristik Responden ... 54
B. Uji Instrumen ... 56
C. Uji Asumsi Klasik ... 59
D. Deskripsi Data ... 60
E. Analisis Data ... 83
F. Pembahasan... 86
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
III.1 Operasional Variabel ... 36
III.2 Skala Likert ... 38
V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 54
V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55
V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 55
V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 56
V.5 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan... 57
V.6 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 58
V.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 58
V.8 Hasil Uji Normalitas... 59
V.9 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 1 ... 62
V.10 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 2 ... 63
V.11 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 3 ... 64
V.12 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 4 ... 65
V.13 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 5 ... 66
V.14 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 6 ... 67
V.15 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 7 ... 68
V.16 Tanggapan Responden Mengenai Variabel X Pernyataan 8 ... 69
V.17 Analisis Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan ... 71
V.18 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 1 ... 73
V.19 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 2 ... 74
V.20 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 3 ... 75
V.21 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 4 ... 76
V.22 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 5 ... 77
V.23 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 6 ... 78
V.24 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 7 ... 79
V.25 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Y Pernyataan 8 ... 80
V.26 Analisis Tamggapan Responden Mengenai Kinerja Karyawan ... 82
V.27 Hasil Analisis Linear Sederhana ... 83
V.28 Hasil Uji T ... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
I.1 Desain Kerangka Pemikiran ... 30 IV.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit ... 52 V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 94
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 97
Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ... 98
Lampiran 4 Karakteristik Responden ... 102
Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 103
Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 106
Lampiran 7 Tanggapan Responden ... 107
Lampiran 8 Analisis Data ... 112
Lampiran 9 Tabel R ... 113
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Emilia Ika Andriyani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan 2) untuk mengetahui pengaruh positif gaya kepemimpinan pada kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah 200 karyawan bagian administrasi (Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Jumlah sampel yang digunakan 60 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling insidental. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1) gaya kepemimpinan yang digunakan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta adalah gaya kepemimpinan demokratis dan 2) gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Kinerja Karyawan
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEADERSHIP STYLE TOWORD EMPLOYEES PERFORMANCE
Case study of employees division administration (non-medic) in hospital Panti Rapih Yogyakarta
Emilia Ika Andriyani Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2016
The purposes of this research are 1) to know the style of leadership applied at Panti Rapih hospital Yogyakarta and 2) to know the positive influence of the leadership style on employees performance. The population in this research is 200 administrative employees (non-medic) of Panti Rapih hospital Yogyakarta. The sample size is 60 respondents. The sampling technique used is incidental sampling technique. The data collection technique used is questionnaire. The data analysis technique applied is simple regression analysis. The research shows that 1) leadership style used at Panti Rapih hospital Yogyakarta is democratic leadership style and 2) leadership style influences positively the administrative employees performance at Panti Rapih hospital Yogyakarta.
Keywords : leadership style, employees performance
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam praktek sehari-hari, kita dapat menemukan beberapa istilah
yang mengandung pengertian yang sama atau hampir sama dengan manajemen
sumber daya manusia, dengan fokus dan penekanan yang berbeda-beda.
Dan dalam kehidupan sehari-hari juga, manusia tidak lepas dari kehidupan
organisasi, hal ini dikarenakan setiap orang cenderung untuk hidup
bermasyarakat. Hal ini biasanya terlihat dalam kehidupan keluarga, organisasi,
masyarakat maupun dalam dunia kerja yang mana setiap orang akan
melakukan interaksi dengan lingkungan kerjanya. Setiap organisasi tentu
saja harus mempunyai tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Pada perkembangan jaman saat ini sumber daya manusia sangat
diperhatikan dalam suatu perusahaan demi tercapainya tujuan organisasi.
Selain itu juga tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja
yang memiliki kualitas yang baik, maka perusahaan juga harus memperlakukan
mereka dengan baik dan memanfaatkan sumber daya dengan sebaik mungkin.
Kata kepemimpinan biasanya sangat berhubungan erat dengan manajer.
Seorang manajer biasanya disebut dengan pemimpin yang dapat
mengelola sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Namun dalam
menjalankan
menjalankannya tentu saja akan mengalami rintangan maupun hambatan. Salah
satu rintangan atau hambatan yang terjadi adalah kinerja sumber daya manusia
yang tidak baik. Hal ini biasanya di sebabkan oleh hubungan antara pimpinan
dengan karyawan yang menyebabkan ketidak senangan karyawan maupun
kesenangan karyawan terhadap pekerjaan pada perusahaan/organisasi.
Salah sasaran pengelolahan sumber daya manusia pada fungsi
manajemen organisasi berkaitan dengan masalah kepemimpinan. Seseorang
yang telah ditunjuk sebagai pemimpin untuk memimpin bawahannya, dialah
yang harus menjalankan fungsi organisasi itu sendiri yang menentukan
atas berhasil tidaknya suatu perusahaan. Kepemimpinan yang sukses
menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi atau perusahaan berhasil
dilaksanakan dengan sukses juga. Setiap kemampuan dalam kepemimpinan
harus melekat erat pada diri seorang pemimpin, apapun tanggung jawab yang
harus diterimanya. Karena tanpa adanya kemampuan memimpin terlebih dalam
hal mengelola sumber daya manusia, tidak memungkinkan seorang pemimpin
berhasil dengan baik dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Menurut Sjafri
dan Aida (2007 : 137) seorang manajer perlu memiliki kemampuan
mengelola karyawan secara efektif, keterampilan manajemen, dan
kemampuan memimpin. Selain itu, manajer harus memahami dan menyadari
bahwa tantangan terpenting yang dihadapi adalah bagaimana menerapkan
ketiga aspek tersebut secara tepat dalam situasi tertentu untuk mencapai hasil
optimum berupa mutu sumber daya manusia yang
produktivitas organisasi. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki prilaku
yang berbeda-beda dalam memimpin para bawahannya hal ini diartikan
oleh bawahannya sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan
suatu cara pimpinan untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam
bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin harus
memiliki suatu program dan berprilaku secara bersama-sama dengan para
karyawannya untuk menggunakan cara atau gaya kepemimpinan tertentu,
sehingga kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai
kekuatan dinamika yang mendorong, memotivasi, dan mengkoordinasikan
para karyawan dalam
mencapai tujuan.
Salah satu sasaran penting dalam rangka manajemen sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan adalah terciptanya kepuasan kerja setiap
anggota karyawan yang bersangkutan yang lebih lanjut akan
meningkatkan prestasi kerjanya. Sjafri dan Aida (2007 : 153) tiap
manajemen perlu mengelola dan mengetahui kinerja karyawannya, apakah
sudah sesuai dengan standar kinerja perusahaan atau tidak. Dengan
mengetahui kinerja perusahaan maka akan lebih mudah untuk mengetahui
seberapa efektif dan berhasilnya pengembangan karyawan. Dengan
demikian, dapat diketahui faktor-faktor apa yang
mempengaruhi kinerja baik ditinjau dari sisi intrinsik maupun ekstrinsik
seseorang. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya
para pelaku yang terdapat dalam organisasi untuk berkinerja dengan baik.
Seorang karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat
menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk dapat memiliki kinerja yang tinggi dan baik,
seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya harus memiliki
keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya.
Namun kadangkala pimpinan kerap kali memerintah para karyawannya
dengan sesuka hati tanpa memperhatikan kondisi karyawan tersebut. Sehingga
hal tersebut akan berdampak pada kinerja karyawan yang kurang baik. Ketidak
mampuan karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
mereka bukan disebabkan karena karyawan tersebut tidak mampu
mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Namun hal ini dapat
terjadi karena karyawan tersebut tidak bisa menyesuaikan gaya
kepemimpinan para pemimpinnya sendiri sehingga karyawan tersebut merasa
kurang dihargai oleh pimpinan yang ada diperusahaan atau organisasi. Apabila
kinerja karyawan kurang baik maka hal tersebut akan berdampak pada
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh karyawan yang sudah menjadi tanggung
jawab mereka. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mengubah gaya
kepemimpinan yang dapat memberikan kenyamanan bagi karyawan yang
bekerja di dalam suatu perusahaan.
baik lagi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Gaya
kepemimpinan dapat dikatakan baik jika gaya kepemimpinan tersebut
dapat diterapkan oleh seorang pemimpin dengan baik dan dapat diterima
oleh karyawan yang ada di perusahaan tersebut sehingga kinerja karyawan
tersebut dapat ditingkatkan. Apabila kinerja karyawan dapat dijalankan dengan
baik maka hal ini akan berdampak baik pada pencapaian tujuan perusahaan.
Oleh karena itu gaya kepemimpinan sangat berperan penting dan perlu
diperhatikan oleh seorang pemimpin. Dengan gaya kepemimpinan yang sesuai
maka seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat
bekerja sama dalam hal tugas dan tanggung jawab.
Dari uraian di atas, mengingat pentingnya pengaruh gaya kepemimpinan
dalam proses kerja suatu perusahaan maka penulis ingin meneliti tentang gaya
kepemimpinan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Apakah gaya
kepemimpinan yang diterapkan di perusahaan ini berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Oleh sebab itu penulis membuat judul penelitian dengan judul
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan seperti apakah yang diterapkan oleh Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta?
2. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas dan agar penelitian dapat
dilakukan dengan lebih mendalam, maka tidak semua penelitian akan
dijalankan. Masalah yang akan diteliti berkaitan dengan pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta saja. Gaya kepemimpinan yang dimaksud adalah
1. gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta yang dinilai menurut persepsi bawahan secara langsung.
2. Analisis kinerja karyawan hanya dilakukan pada bagian Administrasi
(Non-Medis) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan seperti apakah yang diterapkan
pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa manfaat yang diperoleh oleh
beberapa pihak diantaranya adalah :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi. Selain itu juga penelitian ini merupakan awal
saya untuk memasuki dunia kerja. Dan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan bahan masukan
kepada pihak yang melakukan penelitian.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis dan digunakan sebagai
bahan perbandingan.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan kepada
perusahaan khususnya pimpinan dalam meningkatkan gaya
kepemimpinannya serta dapat memberikan masukkan dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen Personalia
Menurut Marwansyah (2010 : 3) mendefinisikan manajemen personalia
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,
atas fungsi pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja agar tujuan-tujuan individu,
organisasi, dan masyarakat dapat dicapai.
Istilah dari personalia, personnel atau kepegawaian mengandung arti
keseluruhan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi.
Dengan demikian manajemen personalia merupakan
manajemen yang menitik beratkan
perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam suatu
organisasi. Sehingga pengertian manajemen personalia adalah seni dan ilmu
memperoleh, memajukan, dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa
sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berguna dan memiliki
hasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam suatu perusahaan sumber daya manusia tentu saja sangat penting
untuk menunjang kinerja karyawan. Yang mana Menajeman merupakan
seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan pengawasan sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih hal ini dikemukakan oleh M. Manullang
dan Marihot Manullang (2014:3). Manajemen adalah ilmu, yang dimaksudkan
bahwa seseorang yang belajar manajemen tidak pasti akan menjadi seorang
manajer yang baik. Manajer yang baik lahir dan didik. Dengan kata lain
untuk menjadi seorang manajer yang baik, haruslah mempunyai bakat
sebagai seorang pemimpin untuk belajar ilmu pengetahuan manajemen.
Menurut Herman Sofyadi (2008:6) manajemen SDM didefinisikan
sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, leading and
controlling, dalam setiap aktivitas/fungsional SDM
mulai proses penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan,
penempatan yang meliputi promosi, demosi dan transfer, penilaian
kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga
pemutusan hubungan kerja, yang ditunjukkan bagi peningkatan
kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan
organisasi secara lebih efektif dan efisien.
Menurut R.Wayne Mondy (2008:4) manajemen sumber daya manusia
adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Konsekuensinya, para manajer disetiap tingkat harus melibatkan
diri mereka dengan MSDM.
dari planning, organizing, leading, and controlling untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi yang sudah direncanakan.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Amirullah (2015:167) adalah orang yang
memiliki wewenang untuk memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain dengan melalui pola hubungan
yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Griffin
(2000) pengertian kepemimpinan dibagi menjadi 2 konsep yaitu sebagai
proses dan sebagai atribut. Sebagai proses, pemimpin difokuskan kepada apa
yang dilakukan oleh para pimpinannya yaitu proses dimana para pimpinan
menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas organisasi. Adapun dari sisi
atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki
oleh seorang manajer. Menurut Erni Tisnawati dan
Kurniawan Saefullah (2005:255) kepemimpinan adalah
seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang
lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang
dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin
mereka. Oleh karena itu kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu
proses mempengaruhi dan mengarahkan para karyawannya dalam
melakukan tugas atau pekerjaan yang telah diberikan kepada mereka dan
hal ini merupakan potensi untuk mampu membuat orang lain (yang
a. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri-ciri yang digunakan
pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran tercapai atau
gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan seorang pemimpin. Berikut ini ada beberapa
gaya kepemimpinan. Berdasarkan kepribadian gaya
kepemimpinan dibedakan menjadi:
1) Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya
kepemimpinan yang mampu menarik atensi banyak
orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang
pemimpin yang merupakananugerah dariTuhan.
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini
adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona
dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat.
Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika :
a) Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun
seringkali mereka akan gagal.
b) Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi
2) Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan
semua aspek kegiatan.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Otoriter yaitu:
a) Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
b) Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
c) Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
d) Komunikasi berlangsung dalam satu arah dari
pimpinan kepada bawahan;
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan
atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara
kredit;
f) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran pertimbangan atau pendapat;
g) Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut
syarat, dan cenderung adanya paksaan,
ancaman, dan hukuman;
h) Pimpinan menentukan semua keputusan yang
bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk
melaksanakannya;
i) Pemimpin menentukan semua standar bagaimana
bawahan melakukan tugas;
j) Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan
tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar
kinerja yang telah ditentukan.
3) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya
pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada
para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung
jawab para bawahannya.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
a) Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah
b) Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu
win-win solution, ada kalanya terjadi win-loss
solution. Pemimpin harus mengupayakan agar
dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi
pemenang.
ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis yaitu:
a) Wewenang pemimpin tidak mutlak;
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian
wewenang kepada bawahan;
c) Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara
pimpinan dan bawahan;
d) Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik
yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun
sesama bawahan;
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara wajar;
f) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun
bawahan;
g) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk
menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat;
h) Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan
bertindak, adanya saling percaya, saling
menghormati.
4) Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan
yang paling menghargai bawahannya. Kepribadian
dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang
pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan
kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada
dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap
permasalahan para bawahannya. Segala bentuk kebijakan ada
dalam diri pemimpin ini. Orang– orang datang karena
kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya.
Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia
sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
a) Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam
mengatasi kelabilan emosionalnya seringkali
b) Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan
melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara
anda.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Moralis yaitu:
a) Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel
dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan
hati-hati diberi batasan serta berbagai produser;
b) Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan
tugas-tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di
samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka
yang kurang berhasil, sebagai dorongan;
c) Hubungan antara atasan dan bawahan dalam
suasana yang baik secara umum manajer bertindak
cukup baik;
d) Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang
berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan
sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan
untuk memberikan pendapatannya
Menurut Sjafri dan Aida (2007 : 140) ketika manajer sudah
menentukan gaya kepemimpinan maka keberhasilan untuk menjadi
a) Keberhasilan karyawan dan kelompoknya dalam mencapai tujuan
organisasi/perusahaan,
b) Kepuasan maksimum di kalangan karyawan,
c) Drajat konflik horizontal dan vertikal yang relatif kecil
d) Perputaran karyawan diantara kelompok pada periode tertentu
yang relatif rendah,
e) Tingkat ketidakhadiran karyawan yang relatif rendah,
f) Produktivitas kerja karyawan yang meningkat.
b. Teori-teori Gaya Kepemimpinan
Menurut Wirawan (2013 : 352) Teori-teori kepemimpinan paling
banyak dibahas oleh para teoritis dan penelitian kepemimpinan
adalah teori mengenai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
sangat penting karena gaya kepemimpinan mencerminkan apa yang
dilakukan oleh pimpinan dalam mempengaruhi para
pengikutnya untuk merealisasi misinya. Teori gaya
kepemimpinan sering merupakan bagian dari teori
kepemimpinan lainnya. Teori-toeri gaya
kepemimpinan berdasarkan penelitian diantaranya adalah :
1) Teori Ohio State University
Teori ini berdasarkan pada dua dimensi:
a) Dimensi consideration (dimensi perhatian terhadap
menunjukkan perhatian terhadap bawahannya dan
memperhatikan kesejahteraan, indikator prilaku
kepemimpinan dalam dimensi ini adalah: Membantu
bawahan dalam menyelesaikan tugas; Menyediakan waktu
untuk mendengarkan dan mendiskusikan masalah dan
keluhan yang dihadapi bawahan; Menerima saran bawahan;
Memperlakukan bawahan dengan cara yang sama; dan
Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
b) Dimensi initiating structure (Perhatian terhadap tugas) adalah
tinggi rendahnya pimpinan mendefinisikan dan menstrukturasi
dan menentukan peran bawahannya dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Indikator perilaku pemimpin
dalam dimensi ini adalah: Mengkritik dan
marah terhadap bawahannya yang malas
dan berkinerja rendah; Memberikan tugas kepada
bawahannya secara rinci; Mengingatkan bawahan untuk
mengikuti prosedur standar kerja dan standar kinerja;
Menentukan target keluaran;
2) Teori University of Michigan
a) Perilaku berorientasi pada ketugasan.
Para manajer yang efektif melakukan pekerjaan yang
pekerjaan, mengoordinasi aktivitas bawahan, menyediakan
sumber-sumber dan bantuan teknis yang diperlukan bawahan.
b) Perilaku berorientasi hubungan
Para manajer dengan gaya ini memusatkan perhatiannya
pada hubungan antar manusia. Mereka sopandan
mendukung bawahannya dengan percaya diri
serta berupaya memahami problem yang dihadapi bawahannya.
c. Fungsi dan Sifat Kepemimpinan
Menurut Amirullah (2015:166) terdapat lima fungsi
kepemimpinan yang hakiki, yaitu:
a) Fungsi penentu arah
Keterbatasan sumber daya organisasi mengharuskan pemimpin
utnuk mengelola dengan efektif, dengan kata lain arah yang
hendak dicapi oleh organisasi menuju tujuannya yang harus
sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari
segala sasaran dan perasaan yang ada. Arah yang dimaksud
tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun oleh pimpinan
dalam organisasi.
b) Fungsi sebagai juru bicara
Fungsi ini mengarahkan seorang pemimpin untuk berperan
sebagai penghubung antara organisasi dengan pihak-pihak
luar
penyalur, lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang
terkait.
c) Fungsi sebagai komunikator
Fungsi pemimpin sebagai komunikator lebih ditekankan pada
kemampuannya untuk mengkomunikasikan sasaran-sasaran,
strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan.
d) Fungsi sebagai mediator
Konflik-konflik yang terjadi atau adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan dalam organisasi menuntuk
kehadiran seorang pemimpin dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada. Jadi, kemampuan
menjalankan fungsi kepemimpinan selaku
mediator yang rasional, obyektif, dan netral merupakan salah
satu indikator ektifitas kepemimpinan seseorang.
e) Fungsi sebagai integrator
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya dan tenaga, serta
diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan keterampilan dapat
menimbulkan sikap, prilaku, dan tindakan berkotak-kotak dan
oleh karenanya tidak boleh dibiarkan berlangsung terus
menerus. Dengan kata lain diperlukan integrator (pimpinan)
terutama pada hirarki puncak organisasi.
kepemimpinan yang mendukung fungsi kepemimpinnannya.
Sifat-sifat dan ciri-ciri dari kepemimpinan yang berhasil dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a) Watak dan kepribadian yang terpuji. Agar para bawahan
maupun orang yang berada di luar organisasi
mempercayainya, seorang pemimpin harus mempunyai
watak dan kepribadian yang terpuji.
b) Keinginan melayani bawahan. Seorang pemimpin harus
percaya pada bawahan. Ia mendengarkan pendapat
bawahan dan berkeinginan untuk membantu mereka
menimbulkan dan mengembangkan keterampilan mereka
agar karir mereka meningkat.
c) Memahami kondisi lingkungan. Seorang pemimpin tidak
hanya menyadari tentang apa yang sedang terjadi
disekitarnya, tetapi juga harus memiliki pengertian yang
memadai, sehingga dapat mengevaluasi perbedaan kondisi
organisasi dan para bawahan.
d) Intelegensi yang tinggi. Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan berfikir pada taraf yang tinggi. Ia dituntuk
menganalisis problem dengan efektif, belajar dengan cepat,
e) Berorientasi ke depan. Seorang pemimpin harus memiliki
instuisi, kemampuan memprediksi, dan visi sehingga dapat
mengetahui sejak awal tentang kemungkinan-kemungkinan
apa yang dapat mempengeruhi organisasi yang dikelolanya.
f) Sikap terbuka dan lugas. Pemimpin harus sanggup
mempertimbangkan fakta-fakta dan inovasi yang baru.
Lugas namun konsisten pada pendiriannya.
4. Kinerja
Menurut Anwar Prabu (2013 : 67) kinerja karyawan adalah prestasi kerja
atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Pengertian kinerja menurut
Amirullah (2015: 231) adalah seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi
pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil dari
proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari
karyawan serta organisasi bersangkutan.
a. Tahapan Manajemen Kinerja
Menurut Sjafri dan Aida (2007:154) tahapan-tahapan pelaksanaan
1) Tahapan Perencanaan kinerja
Perencanaan kinerja dilakukan pada tahap awal dari
keseluruhan proses manajemen kinerja. Pada tahapan awal
organisasi harus menetapkan tujuan dan sasaran kinerja, kriteria
kinerja, dan indikator kinerja sebagai bentuk komitmen kinerja.
2) Tahapan Pelaksanaan Kinerja
Tahapan pelaksanaan kinerja merupakan implementasi
tanggung jawab manajer untuk melakukan pengorganisasian,
pengoordinasian, pengendalian, pendelegasian, dan pengarahan
kerja kepada bawahannya.
3) Tahapan penilaian kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan perjanjian organisasi telah dicapai. Idealnya,
penilaian kinerja tidak hanya dilakukan oleh manajer, tetapi
bawahan hendaknya juga diberi peluang untuk terlibat agar
mereka dapat melakukan konfirmasi dengan penilaian kinerja
yang dilakukan oleh manajernya.
4) Tahapan Perbaikan Kinerja
Tahapan perbaikan kinerja merupakan tahapan pembaharuan
dan perjanjian ulang penetapan kembali akuntanbilitas kinerja
melakukan pembaharuan tujuan dan rencana kegiatan untuk
menjaga agar organisasi tidak kehilangan arah tujuan.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Sjafri dan Aida (2007 : 155) Kinerja merupakan suatu
konstruktur multidimensi yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
1) Faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan
komitmen yang dimiliki oleh setiap individu karyawan.
2) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team
leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan
dukungan kerja pada karyawan.
3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang
diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama
anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.
4) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja
dalam organisasi.
5) Faktor kontekstual, meliputi tekanan dan perunahan lingkungan
eksternal dan internal.
a) Faktor kepemimpinan
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan
potensi dan kemampuan reality. Artinya pemimpin dan karyawan
yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja
maksimal.
b) Faktor motivasi
Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan
terhadap situasi kerja dilingkungan organisasi. Mereka yang
bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan
motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap
negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi
kerja yang rendah.
Menurut A. Dale Timple (1992 : 31) faktor-faktor kinerja terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan
sifat-sifat seseorang. Misalnya kinerja seseorang baik karena
mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu bekerja keras,
tersebut mempunyai kemampuan yang rendah dan orang tersebut
tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.
b) Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang
berasal dari lingkungan. Seperti prilaku, sikap, dan
tindakan- tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas
kerja, dan iklim organisasi.
Menurut Amirullah (2015 : 232) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja:
1) Kinerja baik dipengaruhi 2 faktor:
a) Internal (pribadi) yang meliputi kemampuan tinggi dan
kerja keras.
b) Eksternal (lingkungan) yang meliputi pekerjaan
mudah, nasib baik, bantuan dari rekan-rekan dan
pimpinan yang baik.
2) Kinerja jelek dipengaruhi 2 faktor:
a) Internal (pribadi) terdiri dari kemampuan rendah, dan
upaya sedikit.
b) Eksternal (lingkungan) terdiri dari pekerjaan sulit,
nasib buruk, rekan-rekan kerja tidak broduktif, dan
Dengan demikian ada beberapa cara-cara untuk meningkatkan
kinerja karyawan diantaranya adalah
1) Diagnosis
Suatu diagnosa yang berguna dapat dilakukan secara informal
oleh setiap individu yang tertarik untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengevaluasi dan memperbaiki kinerja.
Teknik-teknik yang digunakan yaitu: refleksi, mengobservasi
kinerja, mendengarkan komentar-komentar orang lain tentang
apa yang sedang terjadi dalam suatu pekerjaan.
2) Pelatihan
pelatihan dapat membantu manajemen bahwa pengetahuan
yang diperoleh dapat digunakan dengan tepat.
3) Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil
sepenuhnya tanpa dorongan untuk menggunakannya.
5. Kriteria atau Indikator Ukuran-ukuran Kinerja
Menurut (Robis 2006 : 260 dalam internet) indikator atau kriteria untuk
mengukur kinerja karyawan secara individu ada lima indikator yaitu:
a. Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas
terhadap
b. Kuantitas
Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan
dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah sirkulasi aktivitas yang
diselesaikan.
c. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu merupakan tingkat aktiviras diselesaikan pada
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan
hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas lain.
d. Efektifitas
Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya
organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari
setiap unit dalam menggunakan sumber daya.
e. Kemandirian
Kemandirian merupakan tingkat seorang karyawan yang
nantinya akan dapat mnjalankan fungsi kerja pada komitmen
kerjanya. Hal ini merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan insting dan
B. Penelitian Sebelumnya
1. Dionysius Dendy Wibowo Jati : 2014
Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Pelatihan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan Studi khasus pada
PT Sarihusada Generasi Mahardhika Yogyakarta.
Hasil Penelitian : gaya kepemimpian, pelatihan kerja, secara
persial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Gaya kepemimpinan dan pelatihan kerja secara simultan
berpengaruh positi dan signifikan terhadap kinerja
karyawan PT Sarihusada Generasi Mahardhika
Yogyakarta.
2. Dewandaru Indrawan : 2015
Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi
Terhadap Prestasi Kinerja Karyawan. Studi kasus pada
karyawan Matahari Departemen Store Malioboro Mall Yogyakarta.
Hasil Penelitian : berdasarkan analisis uji t gaya kepemimpinan secara
persial berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan dan faktor gaya
kepemimpinan dan kominikasi organisasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja karyawan tetap Matahari Departement
Store Malioboro Mall Yogyakarta. Yang artinya apabila gaya
3. Noppy Riscky : 2015
Judul : Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan. Studi kasus pada karyawan PT. Sumatera
Makmur Lestari Cabang Sintang, Kalimantan Barat. Hasil dari
penelitian adalah 1) budaya organisasi berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan PT. Sumatera Makmur Lestari Cabang
Sintang, Kalimantan Barat. 2) gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Sumatera Makmur
Lestari Cabang Sintang, Kalimantan Barat. 3) budaya organisasi dan
gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. Sumatera Makmur Lestari Cabang Sintang, Kalimantan
Barat.
C. Desain Penelitian
Gambar : I.1
Desain Kerangka Pemikiran
Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan
(X) (Y)
: Dari gambar di atas menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan.
1. Variabel Independen (X) : Gaya Kepemimpinan
2. Variabel dependen (Y) : Kinerja Karyawan
Kinerja dependen atau variabel terikat merupakan variabel akibat
/variabel yang tergantung pada variabel lainnya.
D. Hipotesis
Menurut Sedarmayati dan Syarifudin Hidayat (2011 : 108) Hipotesis adalah
asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu hal atau permasalahan
yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data/fakta atau
informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan
menggunakan cara yang sudah ditentukan.
Dalam suatu perusahaan seorang atasan harus mampu menggunakan gaya
kepemimpinan yang dapat diterima karyawan sehingga karyawan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. Apabila tugas yang diberikan dapat
dikerjakan dengan baik maka kinerja karyawan dapat meningkat dan tujuan
perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan
hipotesisnya sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dan metode kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2014 : 81) metode survei adalah metode penelitian kuantitatif
yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau
atau pada saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku,
hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang sosiologis
dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik
pengumpulan data dengan pengamatan kuesioner yang tidak
mendalam dan hasil penelitian cenderung untuk
digeneralisasikan. Menurut Sugiyono (2014:36) metode kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Subyek dan Obyek penelitian
1. Subjek penelitian adalah orang, jabatan atau pihak-pihak yang akan dijadikan
objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan bagian
administrasi yang ada di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi data tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diamati dan kemudian di tarik kesimpulannya. Objek
penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016 di Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta. D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
seseorang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
a) Variabel independen (X) sering disebut sebagai variabel
stimulus, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
(terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan.
b) Variabel dependen (Y) sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas menurut
Sugiyono (2014:96). Variabel terikat dalam penelitian ini
nis Operasional variabel
Tabel III.1 Operasional Variabel
ariabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur
Gaya Gaya kepemimpinan Pengambilan a. Keputusan di ambil sendiri emipinan adalah sekumpulan ciri- keputusan oleh pemimpin
(X) ciri yang digunakan b. Keputusan di ambil secara
pemimpin untuk bersama-sama
mempengaruhi bawahan c. Keputusan di ambil oleh
agar sasaran tercapai. beberapa karyawan saja
Perilaku a. Memberikan pengaruh
pemimpin kepada karyawan
b. Perhatian yang sungguh- sungguh kepada karyawan c. Memberikan saran dan
kejelasan tujuan perusahaan d. Memberikan imbalan yang
sesuai dengan prestasi kerja karyawannya
Orientasi a. Berorientasi pada tugas kepemimpinan b. Berorientasi pada hubungan
c. Berorientasi pada tugas dan hubungan
inerja Prestasi kerja atau hasil Kuantitas a. Penyelesaian tugas tanpa
awan (Y) kerja baik kualitas maupun bantuan
kuantitas yang dicapai b. Kecepatan dalam
tugas-melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Ketepatan a. Kehadiran
waktu b. Penyelesaian tugas tepat waktu
Efektivitas a. Prestasi kerja b. Kepuasan kerja
Kualitas a. Keterampilan yang dimiliki dalam bekerja
b. Ketelitian kerja
kemandirian a. Tanggung jawab
3. Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan menggunakan skala Likert. Menurut sugiyono
(2014 : 168) Untuk keperluan analisis kuantitatif, skala Likert memiliki lima
kategori dan nilai atau skor yang dapat diberikan kepada responden
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono
2014:148). Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tetap dan karyawan
kontrak pada bagian administrasi yang ada rumah sakit kecuali pemimpin.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014 : 149) sampel adalah bagian dari jumlah dan
administrasi (Non-Medis) di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta sebagai
sampel.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pangambilan sampel yaitu Non
probability sampling yang termasuk dalam sampling insidental. Sampling
insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila di pandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.
G. Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan berdasarkan sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan (Sugiyono 2014 : 223):
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data pada
pengumpul data. Dalam penelitian ini hasilnya dapat diperoleh dengan
cara melakukan wawancara, observasi, koesioner yang telah di isi
langsung oleh responden.
2. Data skunder
Data skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah
kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2014 : 230).
I. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik yang digunakan dalam pengujian instrumental adalah (Tukuran dan
Hidayati 2011 : 134):
1. Uji validitas
Uji validitas adalah instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas
berkaitan dengan ketepatan dengan alat ukur dengan instrumen yang
valid akan mengkasilkan data yang valid juga. Atau dapat juga
dikatakan bahwa jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid
maka instrumen tersebut juga valid. Uji validitas yang digunakan
adalah uji korelasi product moment dengan angka kasar:
Keterangan :
X : Skor butir
X2 : Jumlah dari kuadrat X
Y2 : Jumlah dari kuadrat Y
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Besarnya r dapat di hitung dengan menggunakan taraf signifikansi
( ) sebesar 5%. Jika hasil pengukuran menunjukkan rh ung ≥ rtabel maka
item tersebut dinyatakan valid. Tetapi apabila rhitung < rtabel maka item
tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Uji reliabilitas
Uji reabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. instrumen yang baik tidak akan
bersiat tindensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Alpha yang
dimaksud adalah:
Keterangan:
R11 : Koefisien reliabilitas tes
it
: Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
: Varian total
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan variabel
bebas. Apabila distribusi data normal atau mendekati normal, berarti
model regresi adalah baik. Pengujian untuk menenutukan data
terdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan uji statistik
non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah
uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S). Apabila
hasilnya menunjukkan nilai probabiltas signifikan di atas 0,05 atau
5% maka variabel berdistribusi normal.
b. Uji Hetoroskedastisitas
Persamaan regresi perlu juga di uji mengenai sama atau tidak
varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi
homokesdastisitas. Hetoroskedastisitas terjadi jika scatterplot
titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar,
J. Teknik Analisis data
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah analisis linier dengan jumlah
variabel yang pengaruhnya hanya ada satu. Menurut Faried Ali dan Gau
Kadir (2014 : 124) analisis regresi sederhana atau lengkapnya regresi
linier sederhana untuk mengubah respon dan prediktor. Bentuk linier
sederhana ini biasanya dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Y : Kinerja karyawan
X : Gaya kepemimpinan
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
Untuk α dan β dihitung berdasarkan hasil pengamatan X dan Y melalui
penggunaan rumus:
Keterangan:
E adalah sigma
X dan Y adalah variabel
Jika koefisien β telah di hitung, maka koefisien α dapat juga di hitung
menggunakan cara:
2. Merumuskan Hipotesis
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh yang signifikan
variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan terhadap variabel-variabel terikat
yaitu kinerja karyawan.
a. Menentukan H0 Ha
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial ada pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Ha : b1 ≠ 0, artinya seca a parsia tidak ada pengaruh variabe
independen terhadap variabel dependen.
b. Menentukan level of signifikansi (α
Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya terbesar 0,05 (5%)
dengan derajat bebas (df) = m-2 dan m merupakan jumlah sampel
pada penelitian
c. Menentukan thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung
(sunyoto, 2009:152)
r l l
Dimana :
b1 koefisien regresi variabel dan sb2
=
standar eror dari variabel id. Melalui analisis ini maka pengambilan keputusan akan berdasar
pada:
H0 ditolak, Jika thitung > ttabel maka Ha diterima
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Sejarah Rumah Sakit
Awal mula berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih adalah dibentuknya
yayasan “Onde de Begon” a au dalam bahasa belanda Onder de
Bogen Stichting oleh pengurus gereja Yogyakarta pada tanggal 22 Februari
1927. Sebagai tanda pembangunan rumah sakit, maka pada tanggal 14
September dimulailah dengan peletakan batu pertama oleh Ny. C.T.M
Schmutzer van Rijckevorsel. Pada bulan januari 1929, 5 suster cinta
kasih St, Coalus Borremues dari belanda datang ke Yogyakarta untuk
tugas pelayanan orang- orang sakit. Mereka adalah Sr. Moeder Gaudentia
Brand, Sr. Yudith de Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simonia, dan Sr.
Ludolpha de Groot.
Pembangunan gedung rumah sakit dapat diselesaikan secara
keseluruhan pada pertengahan Agustus dan pada tanggal 24 Agustus 1929
Mgr. A.P.F. van Velsen, SJ berkenan memberkati bangunan baru tersebut.
Pada tanggal 14 September 1929 secara resmi rumah sakit ini dibuka oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono VII dengan nama Rumah Sakit “Onde de
Bogen” Dan beberapa ahun kemudian Sri Sultan Hamengku Buwono V II
berkenan menghadiahkan sebuah mobil ambulance kepada Rumah Sakit
Pada 1924, Jepang menjajah dan menguasai Indonesia banyak suster
dan dokter warga negara Belanda yang bekerja di rumah sakit ini ditangkap
dan ditawan di kamp tahanan Jepang. Dan saat yang paling pedih adalah
rumah sakit Onder de Bogen diambil alih menjadi rumah sakit pemerintah
Jepang. Dr. Sentral selaku Direktur Rumah Sakit, dipindahkan ke rumah sakit
Bethesda yang juga sudah diambil alih pemerintah Jepang. Pimpinan rumah
sakit diserahkan kepada Sr. Sponsaria, dan Sr. Yvone diangkat sebagai
pembesar Umum Suster CB di Indonesia. Pemerintah Jepang juga
menghendaki agar segala sesuatu termasuk bahasa yang berbau Belanda
tidak digunakan di seluruh muka bumi Indonesia. Tidak luput pula nama
rumah sakit ini harus diganti nama pribumi. Mgr. Alb. Soegijopranoto, SJ,
Bapa Uskup pada Keuskupan Semarang berkenan memberikan nama baru
“Rumah Sakit Panti Rapih” yang berarti Rumah Penyembuhan.
Sesudah masa pendudukan Jepang, berkibarlah dengan megah Sang
Dwi Warna, Merah Putih, dan para Suster CB dapat kembali lagi ke Rumah
Sakit Panti Rapih. Dengan semangat cinta kasih, mereka merawat para
pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, diantaranya Bapak Panglima Besar
Angkatan Perang Republik Indonesia, Jendral Soedirman. Ketika Sr.
Benvunito, seorang Suster CB yang merawat Jendral Soedirman,
memperingati genap dua puluh lima tahun hidup membiara, Bapak
Panglima Besar Jendral Soedirman
dengan judul RUMAH NAN BAHAGIA nama tersebut saat ini masih
tersimpan dengan baik.
B. Lokasi Rumah Sakit
Rumah sakit Panti Rapih berlokasi di jalan Cik Di Tiro Sleman
Yogyakarta, di depan pintu masuk utama Universitas Gadjah Mada (UGM).
C. Visi dan Misi 1. Visi
Rumah Sakit Panti Rapih sebagai rumah sakit rujukkan yang
memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan
memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh
kasih dalam suasana syukur kepada Tuhan.
2. Misi
a. Rumah Sakit Panti Rapih menyelenggarakan pelayanan
kesehatan menyeluruh secara ramah, adil, profesional, ikhlas, dan
hormat dalam semangat iman Katolik yang gigih membela hak
hidup insani dan berpihak kepada yang berkekurangan.
b. Rumah Sakit Panti Rapih memandang karyawan sebagai mitra karya
dengan memberdayakan mereka untuk mendukung kualitas kerja demi
kepuasan pasien dan keluarganya, dan dengan mewajibkan diri
menyelenggarakan kesejahteraan karyawan secara terbuka,